Modul Sosiologi KD 3.1
Modul Sosiologi KD 3.1
Modul Sosiologi KD 3.1
A. Tujuan Pembelajaran
B. Uraian Materi
a. Awal Perkembangan
Awal perkembangannya, Sosiologi lahir akibat adanya gejolak sosial efek
revolusi industri. Akibat revolusi tersebut banyak terjadi eksploitasi tenaga kerja
dan urbanisasi yang sangat besar. Hal ini tentunya menjadikan dunia menjadi
bergejolak dan banyak konflik-konflik baru muncul. Dari sinilah, peran ilmu
pengetahuan dibutuhkan untuk memberikan pengamatan serta pengalaman kepada
masyarakat yang kemudian dikemas dalam rancangan ilmu Sosiologi.
Sumber: https://sejarah.com
Gambar: Contoh Revolusi Industri
1
b. Pada abad ke 19
Pada abad ke-19 muncul banyak sekali konflik di dunia yang mengakibatkan
perubahan sosial terjadi secara besar-besaran. Terlebih pada tahun 1798 terjadi
revolusi industri di Prancis yang menimbulkan banyak kekhawatiran di tengah-
tengah masyarakat. Atas dasar tersebut, Auguste Comte merancang instrument
penelitian yang digunakan untuk mempelajari pola perilaku masyarakat.
Penelitian sosial yang dilakukan secara ilmiah tersebut kemudian pada awal
abad ke-19 dikenal sebagai Sosiologi.
Sumber: https://sejarah.com
Gambar: Salah satu peristiwa dalam revolusi perancis
Istilah sosiologi secara etimologis berasal dari kata Latin socius yang berarti
teman, kawan', dan logos yang berarti 'ilmu'. Jadi apakah yang dimaksud sosiologi?
Merujuk pada arti dua kata tersebut, maka sosiologi berarti ilmu tentang teman.
Dalam arti yang lebih luas, sosiologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
interaksi manusia di dalam masyarakat. Sosiologi bermaksud untuk mengkaji
kejadian-kejadian dalam masyarakat, yaitu persekutuan manusia yang selanjutnya
berusaha untuk mendatangkan perbaikan dalam kehidupan bersama. Sosiologi
sebagai ilmu mulai dikenal sejak abad ke-19 dengan melepaskan diri dari filsafat.
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, dan
menyelidiki ikatan-ikatan antarmanusia dalam kehidupan. Sosiologi mencoba
mengerti sifat dan maksud hidup bersama, cara terbentuk, tumbuh, dan
berubahnya kumpulan-kumpulan manusia yang hidup bersama itu, serta
kepercayaan, keyakinan yang memberi sifat tersendiri kepada cara hidup bersama
itu dalam tiap persekutuan hidup manusia. Singkatnya, sosiologi merupakan ilmu
masyarakat atau ilmu kemasyarakatan yang mempelajari manusia sebagai anggota
golongan atau masyarakat (tidak sebagai individu yang terlepas dari golongan atau
masyarakat), serta ikatan-ikatan adat, kebiasaan, kepercayaan atau agama, tingkah
laku, dan kesenian atau kebudayaan masyarakat tersebut.
2
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta sosial. Fakta sosial merupakan cara
bertindak, berpikir, dan berperasaan yang berada di luar individu, serta
mempunyai kekuatan memaksa dan mengendalikan.
c. Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tindakan sosial. Tindakan sosial adalah
tindakan yang dilakukan dengan mempertimbangkan dan berorientasi pada
perilaku orang lain.
d. Pitirim A. Sorokin
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai:
1) Hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam gejala sosial,
misalnya antara gejala ekonomi dan agama, keluarga dan moral, hukum dan
ekonomi, gerak masyarakat dan politik, dan sebagainya.
2) Hubungan dan saling pengaruh antara gejala-gejala sosial dan gejala-gejala
nonsosial, misalnya gejala geografis, biologis, dan sebagainya.
3) Ciri-ciri umum semua jenis gejala sosial.
e. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi
Sosiologi atau ilmu masyarakat adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan
proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial.
Seperti yang sudah disinggung di atas, orang pertama yang menggunakan istilah
sosiologi adalah Auguste Comte, oleh sebab itu dia dikenal dengan bapak sosiologi dunia.
Bagi para akademisi, Comte lebih dikenal sebagai filsuf dibanding sosiolog. Awalnya ia
mengembangkan suatu disiplin ilmu yang disebut fisika sosial (Ritzer, 2012), yang
kemudian dikenal dengan nama sosiologi. Sosiologi disebut fisika sosial karena mencoba
mengadopsi ilmu alam ke dalam ranah sosial. Pemikiran Comte yang terkenal adalah
mengenai hukum tiga tahap pemikiran manusia, yaitu tahap teologis menekankan
kepercayaan terhadap kekuatan supranatural , kemudian tahap metafisik menekankan
pada kekuatan-kekuatan abstrak, misalnya alam, dan tahap positivistic kepercayaan
kepada ilmu pengetahuan.
Bapak sosiologi Auguste Comte
Sumber: http://sosiologis.com/tokoh-sosiologi-klasik
Salah satu pemikir besar sosiologi yang terkenal adalah Karl Marx. Marx
merupakan seorang berkewaranegaraan Jerman. Marx bukan hanya sekedar sosiolog
belaka, melainkan ia juga dikenal sebagai filsuf dan ekonom. Kajian sosiologi yang
terkenal dari Marx adalah konflik sosial antara majikan dengan buruh. Golongan
majikan atau pemilik modal dikenal dengan istilah borjuis, sedangkan buruh dikenal
dengan istilah proletar. Konflik ini terjadi karena adanya perbedaan kepentingan dan
kesenjangan, serta adanya eksploitasi yang dilakukan borjuis terhadap proletar. Marx
juga dikenal dengan pemikirannya yang kontroversial tentang keadaan masyarakat
komunis, yaitu konsep masyarakat tanpa kelas.
3
Karl Marx
Sumber: http://sosiologis.com/tokoh-sosiologi-klasik
Pemikir besar lainnya adalah Emile Durkheim. Emile Durkheim merupaka orang
yang lahir di Perancis. Pemikiran yang paling dikenal dari Durkheim adalah fakta sosial.
Fakta sosial adalah suatu struktur yang berada di luar individu (eksternal), dan bersifat
memaksa. Selain fakta sosial, konsep Durkheim yang terkenal adalah pembagian kerja
(division of labor) yang merupakan bagian dari perubahan sosial masyarakat mekanik
ke masyarakat organik. Masyarakat mekanik ditandai dengan kehidupan yang masih
tradisional, kebersamaan masih kuat, dan pembagian kerja masih rendah, misalnya
berburu dan bertani. Masyarakat organik ditandai dengan kehidupan yang lebih
modern, individualitas lebih tinggi, dan pembagian kerja lebih kompleks (pekerjaan
lebih beragam). Pemikiran Durkheim ini cukup dipengaruhi oleh Comte, sehingga ia
dikenal juga sebagai ilmuan positifisik, yang mengadopsi ilmu alam misalnya statistic
dalam membangun suatu teori.
Emile Durkheim
sumber: http://sosiologis.com/tokoh-sosiologi-klasik
Tokoh berikutnya adalah Max Weber. Sama seperti Karl Marx, Weber adalah
seorang berkewarganegaraan Jerman. Kajian sosiologis yang terkenal dari Weber adalah
tindakan sosial. Weber menjelaskan bahwa terdapat empat tipe tindakan sosial yaitu:
1) Tindakan tradisional, yaitu tindakan yang dilakukan karena kebiasaan
2) Tindakan afektif, yaitu tindakan yang dilandasi oleh perasaan atau emosional
3) Tindakan berorientasi pada nilai, yaitu tindakan yang dilakukan berdasarkan
pada suatu keyakinan
4) Tindakan rasional instrumental, yaitu menggunakan alat atau cara
tertentu dalam mencapai suatu tujuan.
4
Max Weber
Sumber: http://sosiologis.com/tokoh-sosiologi-klasik
Hakikat Sosiologi
a. Sosiologi merupakan Ilmu Sosial, Bukan Ilmu Pengetahuan Alam, juga bukan
Ilmu Kerohanian. Perbedaan Sosiologi dengan ilmu diatas adalah pada isinya,
Sosiologi berisi tentang kemasyarakatan, berbeda dengan biologi tentang
tumbuhan, astronomi tentang ruang angkasa, dan tentu berbeda dengan ilmu
lainnya.
b. Sosiologi Termasuk ilmu Pengetahuan yang Kategoris, bukan normatif.
Artinya sosiologi membatasi pembahasan pada apa yang sedang
terjadi, bukan pada apa yang akan terjadi, juga bukan pada sesuatu yang
seharusnya terjadi. Sosiologi merupakan ilmu bebas nilai, karena tidak
mempertimbangkan baik buruknya suatu fakta.
c. Sosiologi Adalah Ilmu Pengetahuan Murni (Pure Science), Bukan Ilmu
pengetahuan terapan (applied Science). Artinya Sosiologi merupakan suatu
ilmu yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan
mutunya tanpa dipergunakan dalam masyarakat. Dalam Penerapannya, Ilmu
Pengetahuan terbagi menjadi dua, yaitu Murni dan Terapan. Ilmu Pengetahuan
murni adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mengembangkan dan
membentuk ilmu pengetahuan secara abstrak dengan mempertinggi mutunya
tanpa digunakan secara langsung dalam kehidupan. Sedangkan Ilmu Pengetahuan
Terapan adalah Ilmu yang bertujuan untuk diterapkan dan dipergunakan dalam
kehidupan.
1) Sosiologi merupakan Ilmu Pengetahuan yang Abstrak. Artinya Sosiologi
melakukan pengamatan terhadap bentuk dan pola yang terjadi dalam
masyarakat, bukan merupakan wujud konkret.
2) Sosiologi adalah ilmu yang rasional, dan terkait dengan metode yang
digunakannya. Artinya Sosiologi tidak berlawanan dengan akal sehat dan
kenyataan yang ada, serta dalam penelitiannya menggunakan metode-metode
sosiologi.
3) Sosiologi Termasuk Ilmu Pengetahuan Umum, Bukan Ilmu Pengetahuan
Khusus. Artinya Sosiologi mempelajari gejala umum yang terjadi pada objek
studinya yaitu masyarakat. Gejala umum yang dipelajari lebih ditekankan pada
interaksi yang terjadi.
5
dengan ilmu lain yang mempelajari manusia juga adalah sosiologi mempelajari
aspek sosial dari manusia, atau lebih sering disebut dengan masyarakat.
Ciri-ciri Sosiologi
Sosiologi sebagai suatu disiplin ilmu tentulah memiliki ciri-ciri atau karakteristik
yang ilmiah. Berikut adalah empat ciri-ciri sosiologi sebagai ilmu:
a. Sosiologi bersifat empiris, artinya sosiologi sebagai ilmu dilandasi pada
observasi kenyataan dan tidak bersifat spekulatif atau mengira-ngira suatu
kebenaran. Jadi kebenaran yang diuji haruslah berdasar penelitian ilmiah.
b. Sosiologi bersifat teortitis, artinya ilmu pengetahuan dibangun menjadi sebuah
teori (abstraksi) yang disusun secara logis untuk tujuan mencari sebab akibat
dari suatu fenomena sosial.
c. Sosiologi bersifat kumulatif, artinya disusun berdasarkan teori-teori yang sudah
ada sebelumnya. Sebagai ilmu pengetahuan yang dinamis, sosiologi berkembang
dari teori yang sudah ada, yang kemudian dikritisi, diperbaiki, agar teori-teori
tersebut dapat lebih relevan mengikuti perkembangan jaman.
d. Sosiologi bersifat nonetis, artinya sosiologi mempersoalkan fakta yang terjadi di
masyarakat, bukan tentang baik dan buruknya fakta.
C. Rangkuman
Pada abad ke 19
Pada abad ke-19 muncul banyak sekali konflik di dunia yang mengakibatkan
perubahan sosial terjadi secara besar-besaran. Terlebih pada tahun 1798 terjadi
revolusi industri di Prancis yang menimbulkan banyak kekhawatiran di tengah-
tengah masyarakat. Atas dasar tersebut, August Comte merancang instrument
penelitian yang digunakan untuk mempelajari pola perilaku masyarakat.
Penelitian sosial yang dilakukan secara ilmiah tersebut kemudian pada awal
abad ke-19 dikenal sebagai Sosiologi.
6
3. Hakikat Sosiologi
Sosiologi merupakan Ilmu Sosial, Bukan Ilmu Pengetahuan Alam, juga bukan Ilmu
Kerohanian.
Sosiologi Termasuk ilmu Pengetahuan yang Kategoris, bukan normatif. Artinya
sosiologi membatasi pembahasan pada apa yang sedang terjadi, bukan pada apa yang
akan terjadi, juga bukan pada sesuatu yang seharusnya terjadi.
Sosiologi Adalah Ilmu Pengetahuan Murni (Pure Science), Bukan Ilmu
pengetahuan terapan (applied Science). Artinya Sosiologi merupakan suatu ilmu
yang bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan
mutunya tanpa dipergunakan dalam masyarakat.
Sosiologi merupakan Ilmu Pengetahuan yang Abstrak. Artinya Sosiologi
melakukan pengamatan terhadap bentuk dan pola yang terjadi dalam masyarakat,
bukan merupakan wujud konkret.
Sosiologi adalah ilmu yang rasional, dan terkait dengan metode yang
digunakannya. Artinya Sosiologi tidak berlawanan dengan akal sehat dan kenyataan
yang ada, serta dalam penelitiannya menggunakan metode-metode sosiologi.
sosiologi Termasuk Ilmu Pengetahuan Umum, Bukan Ilmu Pengetahuan Khusus.
Artinya Sosiologi mempelajari gejala umum yang terjadi pada objek studinya yaitu
masyarakat. Gejala umum yang dipelajari lebih ditekankan pada interaksi yang terjadi.
4. Objek Kajian
Objek kajian sosiologi adalah manusia. Ilmu pengetahuan yang objek kajiannya adalah
manusia bukan hanya sosiologi semata, namun letak perbedaan sosiologi dengan ilmu
lain yang mempelajari manusia juga adalah sosiologi mempelajari aspek sosial dari
manusia, atau lebih sering disebut dengan masyarakat.
5. Ciri-ciri Sosiologi
a. Sosiologi bersifat empiris, artinya sosiologi sebagai ilmu dilandasi pada observasi
kenyataan dan tidak bersifat spekulatif atau mengira-ngira suatu kebenaran.
b. Sosiologi bersifat teortitis, artinya ilmu pengetahuan dibangun menjadi sebuah
teori (abstraksi) yang disusun secara logis untuk tujuan mencari sebab akibat dari
suatu fenomena sosial.
c. Sosiologi bersifat kumulatif, artinya disusun berdasarkan teori-teori yang sudah
ada sebelumnya.
d. Sosiologi bersifat nonetis, artinya sosiologi mempersoalkan fakta yang terjadi di
masyarakat, bukan tentang baik dan buruknya fakta.
7
c. Hubungan Sosiologi dengan Ilmu Politik
Ilmu politik mempelajari satu sisi kehidupan masyarakat yang menyangkut soal
kekuasaan meliputi upaya memperoleh kekuasaan, mempertahankan kekuasaan,
dan bagaimana menghambat penggunaan kekuasaan.
8
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2
TUJUAN DAN KEGUNAAN SOSIOLOGI
A. Tujuan Pembelajaran
B. Uraian Materi
9
2) Untuk memahami pola tingkah laku manusia di masyarakat
3) Untuk bersikap hati-hati dan selalu berpikir rasional
4) Untuk dapat melihat perubahan tingkah laku anggota masyarakat
5) Untuk dapat memahami simbol, kode, dan berbagai istilah yang menjadi
obyek penelitian.
e. Peran Sosiologi
1) Sosiolog sebagai ahli riset. Para sosiolog melakukan riset ilmiah. Tujuannya
adalah mencari data kehidupan sosial masyarakat.
2) Sosiolog sebagai konsultan kebijakan. Prediksi sosiologi dapat membantu
memperkirakan pengaruh kebijakan sosial yang mungkin terjadi.
3) Sosiolog sebagai praktisi. Beberapa sosiolog terlibat dalam perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan masyarakat.
4) Sosiolog sebagai guru atau pendidik.
1
C. Rangkuman
Fungsi Sosiologi
Fungsi Sosiologi dalam Perencanaan Sosial:
a. Perencanaan sosial merupakan alat untuk mengetahui perubahan yang terjadi
di masyarakat
b. Perencanaan disusun atas dasar kenyataan yang faktual
c. Perencanaan sosial digunakan untuk mengantisipasi berbagai masalah yang
timbul di masyarakat
d. Perencanaan sosial sebagai alat untuk mengetahui perkembangan
masyarakat, sehingga dapat meng- himpun kekuatan sosial di masyarakat
e. Sosiologi memahami perkembangan masyarakat , baik desa maupun kota,
sehingga proses penyusunan perencanaan sosial dapat dilakukan.