Menerapkan - Sistem - Panca - Indra - Pada - Ternak - JUNIARTOO (1) 2
Menerapkan - Sistem - Panca - Indra - Pada - Ternak - JUNIARTOO (1) 2
Menerapkan - Sistem - Panca - Indra - Pada - Ternak - JUNIARTOO (1) 2
DISUSUN OLEH :
DEPARTEMEN AGROINDUSTRI
2023/202
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat
kebaikan-Nya kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Tidak lupa, tim penyusun atau kelompok empat ingin mengucapkan terima kasih
kepada Ibu RAFIKA KOMALA S.PT.MP selaku dosen mata kuliah hukum dan etika bisnis
yang sudah membantu kami dalam proses penggarapannya. Makalah yangberjudul
“MENERAPKAN SISTEM PANCA INDRA PADA TERNAK” disusun oleh kami selaku
kelompok tujuh untuk memenuhi tugas mata pelajaran anatomi dan fsiologi ternak. Lewat
proses panjang, kami pun yang beranggotakan 2 orang sedikitnya bisa mengetahui proses
konkret dalam mengetahui etika bisnis. Semoga hal-hal yang sudah kami dapatkan bisa
diwujudkan dan berdampak banyak bagi semuanya.
Kami pun mengetahui jika makalah yang sudah digarap masih jauh dari kata
sempurna. Masih banyak kekurangan sehingga kami sangat berharap saran dan kritiknya
kepada kami agar di kemudian hari kami bisa membuat satu makalah yang lebih
berkualitas.
Terakhir, semoga makalah berikut bisa mempunyai dampak dan manfaat bagi alam
dan lingkungan di sekitar kita.
Kelompok 7
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Di dalam tubuh manusia terdapat sisitem koordinasi yang akan mengatur agar
semua organ dapat bekerja secara serasi. System koordinasi itu bekerja untuk menerima
rangsangan, mengolahnya, dan kemudian meneruskannya untuk menanggapi rangsangan
tadi. Rangsangan merupakan informasi yang dapat di terima hewan. Informasi tersebut
dapat berupa informasi yang internal maupun yang eksternal. Rangsang eksternal (berasal
dari lingungan di luar tubuh hewan) dapat berupa sasuatu hewan. linitas (kadar garam),
suhu udara, kelembapan, dan cahaya.
Sedangkan rangsangn yang berasal dari dalam tubuh hewan (internal) dapat berupa
suhu tubuh, keasaman (pH) darah/cairan tubuh, kadar gula darah, dan kadar kalsium dalam
darah. Untuk dapat menerima rangsangan dan menghasilkan tanggapan dengan baik, hewan
harus memiliki alat untuk menerima rangsang dan untuk menghasilkan tanggapan terhadap
rangsang yang datang.. alat yang di gunakan untuk menerima rangsang yang disebut
sebagai reseptor yang sangat bertalian erat dengan system koordinasi yang di miliki oleh
semua makhluk hidup khususnya hewan.
Reseptor atau penerima merupakan suatu struktur yang mampu mendeteksi
rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Organ indra kita adalah
reseptor (penerima rangsang). Pada indra terdapat ujung-ujung saraf sensori yang peka
terhadap rangsang tertentu. Rangsangan yang di terima di teruskan melalui serabut sraf
sebagai impuls saraf. Sedangkan efektor merupakan struktur yang melaksanakan aksi
sebagai jawaban terhadap impuls yang datang padanya. Efektor yang penting pada hewan
adalh otot dan kelenjar.
4
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat kita memberikan rumusan masalah sebagai berikut.
1.3. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas dapat kita berbagai tujuan antara lain.
5
BAB II PEMBAHASAN
6
2.2 CONTOH INDRA PADA HEWAN TERNAK
Alat pendengaran sapi bisa mendengar suara dari jarak jauh menggunakan sel yang
diambil dari sapi.
Sapi merupakan hewan dengan indra pengecapan terbaik kedua di dunia, jauh
mengalahkan kelinci. Sapi memiliki 25.000 hingga 35.000 reseptor yang akan membantu
mereka dalam merespons rasa dari apa yang mereka makan. Herbivor lainnya seperti
kambing juga sebetulnya memiliki indra pengecap yang kuat, namun jumlah reseptor pada
kambing masih jauh di bawah sapi. Reseptor perasa pada herbivor memang dibutuhkan
untuk membedakan mana tanaman beracun dan mana yang aman dikonsumsi.Oh ya, sapi
juga tetap akan merasakan rasa dari makanan yang ia makan--bahkan beberapa jam
setelahnya. Itu sebabnya setelah makan, biasanya mereka akan bersantai sambil menikmati
cita rasa makanan yang masih menempel di dalam mulut mereka.
7
gangguan pada indera linder yang menempel pada pedet yang baru dilahirkan
dengan lidah kerja indra Makanan/Larutan zat berasa→ Papila lidah → Saraf gustatori →
Medula oblongata → Talamus → Pusat rasa pada korteks serebrum.
8
3. Pengecap Pengecap pada ayam sangat peka terhadap rasa pahit, toleran terhadap
rasa asin sampai dengan konsentrasi 0,9% larutan garam, dapat membedakan sumber
karbohidrat.
5. Peraba Indera peraba pada ayam berfungsi baik, kontak dengan telur saat
mengerami, menghangati anak di bawah sayap, berkerumun saat kedinginan.
Setiap indra menerima stimulus khusus untuk penginderaan yang sesuai. Stimulus
(rangsangan) dapat berupa berbagai macam energi antara lain: panas, cahaya, mekanik,
kimiawi dan sebagainya. Impuls sensoris yang berakhir pada pusat-pusat indera di otak,
akan menimbulkan penginderaan yang disadari. Jika impuls dari organ indera dihantarkan
ke medula spinalis maka akan terjadi juga aktivitas motoris tetapi penginderaan yang
dihasilkan bersifat tidak disadari.
9
2.3 NYERI
Nyeri pada hewan ternak biasanya dinilai berdasarkan perubahan fungsi tubuh
secara umum, seperti berkurangnya asupan makanan, penurunan produksi, dan
ketimpangan; respon fisiologis (misalnya peningkatan denyut jantung); dan termasuk:
Nyeri dapat disebabkan oleh cedera fisik dan juga penyakit; dalam hal
ini hock tertutup karena desain dan pemeliharaan bilik yang buruk.
10
1. Eksteroseptor di dekat permukaan tubuh yang sensitive terhadap stimulus dari luar
tubuh dan meneruskan sensasi pendengaran, bau, rasa, penglihatan, persepsi bau
dan nyeri.
2. Viseroseptor (enteroseptor) di organ visera dan pembuluh darah yang melayani
informasi dari lingkungan dalam tubuh. Ini berhubungan dengan sensasi nyeri,
tekanan, letih, lapar, haus dan mual.
3. Proprioseptor di otot, tendo, sendi dan telinga dalam yang memberi informasi
tentang posisi dan gerak tubuh. Ini berhubungan dengan ketegangan otot, posisi
dan ketegangan sendi serta keseimbangan.
• Apabila dibagi kedalam kelompok alat indra, maka dapat kita bagi ke dalam tiga grup
kelompok, yakni:
1. Kemoreseptor, yaitu alat indra yang merespon terhadap rangsangan zat kimia yaitu
indra pembau (hidung) dan indra pengecap (lidah).
2. Mekanoreseptor, yaitu alat indera yang merespon terhadap rangsangan gaya berat,
tegangan suara dan tekanan yakni indra peraba (kulit) dan indra pendengara
(telinga).
11
3. Photoreseptor/ Fotoreseptor, yaitu alat indra yang merespon terhadap rangsangan
cahaya seperti indera penglihatan atau mata. Penglihatan adalah kemampuan untuk
mengenali cahaya dan menafsirkannya, salah satu dari indra. Alat tubuh yang
digunakan untuk melihat adalah mata. Banyak binatang yang indra penglihatannya
tidak terlalu tajam dan menggunakan indra lain untuk mengenali lingkungannya,
misalnya pendengaran untuk kelelawar.
• Berdasarkan fungsinya, sel-sel reseptor ini dibagi menjadi dua, yaitu interoreseptor dan
eksoreseptor.
12
yang indra penglihatannya tidak terlalu tajam dan menggunakan indra lain untuk mengenali
lingkungannya, misalnya pendengaran untuk kelelawar.
Ular mempunyai reseptor infra merah yang sangat sensitif dalam mendeteksi panas
tubuh mangsa yang berada di lingkungan yang lebih dingin (Campbell dkk, 2004). Hampir
semua hewan dapat mendeteksi cahaya. Bahkan hewan yang tidak memiliki struktur
fotoreseptor khusus, contohnya amoeba, ternyata juga dapat mendeteksi cahaya. Struktur
fotoreseptor bervariasi, dari yang paling sederhana berupa eye-spot daerah sitoplasma yang
peka terhadap cahaya, seperti yang terdapat pada euglena) hingga struktur yang rumit dan
terorganisasi dengan baik seperti yang dimiliki vertebrata. Semua reseptor bekerja menurut
prinsip yang sama. Perbedaan cara kerja di antara reseptor hanya terletak pada jenis
rangsang yang diterima (Isnaeni, 2006).
Reseptor cahaya dan kemampuan visual invertebrata sangat beragam, yang berkisar
dari sebuah mangkuk mata yang sensitif terhadap cahaya pada planaria sampai ke mata
majemuk pembentuk citra pada serangga dan krustasea dan mata berlensa tunggal pada
ubur-ubur, laba-laba, dan kebanyakan moluska (Campbell dkk, 2004). Pada cacing pipih,
fotoreseptor pada sepasang mata yang membentuk mangkuk. Apabila diberi rangsangan
cahaya, cacing pipih akan bergerak menghindarinya dan berusaha untuk mencari daerah
yang gelap guna memperkecil resiko tertangkap oleh pemangsa (Isnaeni, 2006).
Sel fotoreseptor pada vertebrata mempunyai banyak lipatan dan mengandung
pigmen yang umumnya berupa rodopsin. Rodopsin akan berubah jika ada cahaya yang
mengenai sel tersebut. Perubahan awal tersebut akan segera diikuti dengan serangkaian
perubahan berikutnya, yang akan membawa sel ke keadaan terdepolarisasi (Isnaeni, 2006).
Vertebrata mempunyai mata berlensa tunggal. Bagian utama pada mata vertebrata adalah
lapisan luar, yaitu sklera, yang meliputi kornea transparan; konjungtiva, membran mukosa,
yang mengelilingi seluruh bagian sklera kecuali kornea; koroid, lapisan tengah yang
berpigmen, yang meliputi iris, yang mengelilingi pupil; retina, lapisan bagian dalam pada
bagian belakang bola mata yang mengandung sel fotoreseptor; dan lensa, yang tersuspens
13
di antara dua ruangan dalam mata, yang memfokuskan cahaya pada retina (Campbell dkk,
2004).
2) Saraf optik, yaitu saluran saraf yang menghubungkan mata dengan otak (the visual
pathway).
3) Pusat penglihatan dalam otak (visural korteks). Disamping itu terdapat organ-organ
aseseori yang penting untuk melindungi dan mempertahankan fungsi mata, yaitu kelopak
mata, bulu mata, alis dan kelenjar air mata.
Mata merupakan bagian indera yang fungsinya hanya terbatas pada menerima dan
menyiapkan rangsang agar dapat diteruskan ke pusat-pusat penglihatan yang terletak di
dalam otak. Mata merupakan organ penglihat (apparatus visual) yang bersifat peka cahaya
14
(foto sensitif). Secara anatomi, bola mata dapat dibedakan menjadi tiga lapisan dari luar ke
dalam, yaitu:
a. Sklera (selaput putih) Sklera merupakan selaput jaringan ikat yang kuat, berfungsi
untuk bagian-bagian dalam bola mata dan untuk mempertahankan kekakuan bola
mata.
b. Kornea Kornea merupakan selaput bening yang melapisi bagian anterior bola mata.
Kornea juga merupakan jalan masuk cahaya pada mata dengan menempatkannya
pada retina. Lapisan luar kornea ditutup oleh lapisan epitel yang berkesinambungan
dengan epidermis yang disebut konjungtiva
a. Koroid
b. Iris
Iris merupakan diafragma yang terletak diantara kornea dan mata. Pada iris
terdapat dua perangkat otot polos yang tersusun sirkuler dan radial. Iris berfungsi
untuk mengatur jumlah cahaya yang memasuki mata, dengan jalan membesarkan
atau mengecilkan pupil, yaitu lubang yang terletak di tengah-tengah iris.
c. Lensa
Lensa mata berfungsi untuk membiaskan cahaya yang masuk dan
memfokuskan cahaya pada retina. Lensa berada tepat di belakang iris dan
tergantung pada ligamen suspensori. Bentuk lensa dapat berubah-ubah, diatur oleh
otot siliaris. Ruang yang terletak diantara lensa mata dan retina disebut ruang
viterus, berisi cairan yang lebih kental (humor viterus), yang bersama dengan humor
akueus berperan dalam memelihara bentuk bola mata.
15
d. Retina
Retina adalah bagian mata vertebrata yang peka terhadap cahaya, merupakan
lapisan terdalam dari bola mata. Bagian ini berfungsi untuk menerima cahaya,
mengubahnya menjadi impuls saraf dan menghantarkan impuls ke saraf optik (II).
Retina tersusun atas lapisan jaringan saraf (sebelah dalam merupakan bagian visual)
dan lapisan berpigmen (sebelah luar merupakan bagian non visual).
Lapisan jaringan saraf pada retina mengandung tiga daerah neuron yaitu:
a. Neuron Fotoreseptor
b. Neuron Bipolar
c. Neuron Ganglion
a. Telinga Luar
Telingan luar terdiri dari atas aurikula (tulang rawan bagian luar) dan
saluran telinga luar. Aurikula mengumpulkan gelombang suara dan
memproyeksikannya ke dalam saluran luar. Saluran telinga luar adalah liang tempat
lewatnya gelombang suara ke telinga tengah. Organ yang memisahkan antara
telingan luar dan telingan tengah adalah membrana timpani (gendang telinga).
b. Telinga Tengah
Telinga tengah dimulai dari membran timpani, apabila ada suara masuk,
16
membran timpani akan terdorong ke dalam atau melengkung ke arah telingah
tengah sehingga bergetar. Frekuensi getaran tergantung frekuensi gelombang suara.
Telinga tengah memiliki tiga tonjolan (prosesus), yaitu maleus, inkus dan stapes.
Getaran suara pada membran timpani akan ditingkatkan frekuensinya oleh tulang-
tulang tadi selanjutnya menuju jendela oval. Telinga tengah dihubungkan ke hidung
dan tenggorokan melalui tuba eustachius.
c. Telinga Dalam
Telinga dalam adalah organ yang komplek terdiri dari ; labirin tulang dan
labirin membranosa, antara labirin tersebut dipisahkan oleh cairan
perilimfe,sedangkan pada labirin membranosa di sisi oleh cairan kental dinamakan
endolimfe. Di dalam labirin terdapat organ; koklea, vestibulum dan saluran
semisirkular. Koklea mengubah getaran dalam bentuk gelombang menjadi potensial
aksi. Vestibulum dan saluran semisirkular menjaga keseimbangan.
Benda yang bergetar akan menimbulkan suara, yang juga merupakan suatu gelombang
yang dapat merambat. Selanjutnya gelombang suara ini dikumpulkan (ditampung) oleh
aurikel. Dari aurikel gelomba yang dilanjutkan ke meatus akustikus eksternus menuju
membrane timpani. Membrana timpani bergetar sehingga gelombang dilipatgandakan.
Getaran membrane timpani diperbesar oleh gaya ungkit os malleus, os inkus dan os stapes.
17
Selanjutnya os stapes menggetarkan foramen ovale. Foramen ovale membrane selanjutnya
menggetarkan cairan perilimfe di skala vestibuli. Dari sini gelombang ada yang diteruskan
sehingga menggetarkan cairan perilimfe di skala timpani. Sebagian lagi gelombang
berbelok sehingga menggetarkan (mendorong) cairan endolimfe dan membrane basal yang
akhirnya juga menggetarkan cairan perilimfe di skala timpani. Getaran cairan perilimfe dari
segala bagian akan membuat cairan endolimfe bergetar dengan optimal karena cairan
endolimfe berada di tengah-tengah cairan perilimfe (lihat gambar). Gelombang diteruskan
ke organ korti sebagai reseptor indera pendengaran yang akan diteruskan ke otak oleh N.
VIII. Setelah sampai di otak maka impuls pendengaran ditafsirkan.
Klasifikasi reseptor antara lain: Berdasarkan tipe energi khusus atau kepekaan
terhadap modalitas tertentu
Berdasarkan morfologi
18
1. Badan terakhir yang bebas/ terbuka (tanpa kapsul) yang tak berhubungan dengan tipe sel
lainnya.
2. Badan akhir yang berkapsul (korpuskular) yang mengandung unsur bukan saraf di
samping saraf badan akhir saraf.
19
Gambar3.1 Reseptor pembau
Setiap kuncup pengecap terdiri dari dua macam sel, yaitu sel pengecap dan sel
penunjang, pada sel pengecap terdapat silia (rambut gustatori) yang memanjang ke lubang
pengecap. Zat-zat kimia dari makanan yang kita makan, mencapai kuncup pengecap
20
melalui lubang-lubang pengecap (taste pores). Kuncup-kuncup pengecap pada semua
vertebrata mendapat persarafan dari cabang-cabang saraf kranial nomor VII, IX, dan X.
Kuncup-kuncup pengecap dapat merespon empat rasa dasar, yaitu manis, masam,
asin dan pahit. Pada lidah reseptorreseptor yang sensitif terhadap rasa manis terdapat pada
ujung lidah, sedangkan untuk rasa masam terdapat pada bagian kanan dan kiri lidah.
Pangkal lidah sensitif untuk rasa pahit dan bagian samping depan sensitif terhadap rasa
asin.
21
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Sistem Indera adalah kumpulan reseptor yang khas untuk menyadari suatu bentuk
perubahan lingkungan. Alat indera dapat kita bagi ke dalam tiga grup kelompok, yakni
Kemoreseptor (alat indera yang merespon terhadap rangsangan zat kimia yaitu indera
pembau (hidung) dan indera pengecap (lidah); mekanoreseptor (alat indera yang merespon
terhadap rangsangan gaya berat, tegangan suara dantekanan yakni indera peraba (kulit) dan
indera pendengaran (telinga); fotoreseptor (alat indera yang merespon terhadap rangsangan
cahaya seperti indera penglihatan atau mata).
Sistem Indra pada Hewan yang terletak di pembahasan termasuk kedalam jenis
Vertebrata diantaranya pada pisces (berkembang dengan baik adalah indera penglihat,
pencium, dan pendengar); amfibi (misalnya seperti sapi, ayam, kambing, indera yang
berkembang dengan cukup baik ialah indra penglihat dan pendengar); reptilia (yang
berkembang dengan baik adalah indera pencium); aves (Indra penglihat dan indra
keseimbangan burung berkembang dengan baik); mammalia (memiliki lima macam alat
indera yang berkembang dan berfungsi dengan baik).
3.2 SARAN
Penulis berharap makalah ini dapat membantu para pembaca dalam mengetahui
serta menambah wawasan mengenai system pancca indra pada ternak Pada sistem indera
ditemukan berbagai macam gangguan dan kelainan, baik karena bawaan maupun karena
faktor luar, seperti virus atau kesalahan mengkonsumsi makanan. Untuk itu tugas kita
menjaga kesehatan sistem indera baik pada diri kita maupun hewan di sekitar kita, karena
itu semua berdampak baik bagi diri kita sendiri maupun lingkungan sekitarnya.
22
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, R., & Mitchell. (2004). Biologi Edisi Kelima/Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Rina Delfita. 2019. Fisiologi Hewan Komparatif. Jakarta: Prenadamedia Group. Diakses
pada 05 Maret 2022
https://repo.iainbatusangkar.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/13481/1599468
153466_Fisiologi%20Hewan%20Komparati%20watermarkf_watermark-min.pdf?
sequence=-1&isAllowed=y
Tenzer, Amy. 2003. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan II. Malang.Jurusan Biologi UM.
23