Laporan Penyehatan Udara Talang Gulo
Laporan Penyehatan Udara Talang Gulo
Laporan Penyehatan Udara Talang Gulo
PENYEHATAN UDARA B
TAHUN 2023
Laporan Praktek Belajar Lapangan ini telah diperiksa dan disetujui oleh
Pembimbing untuk diberikan kepada Prodi Sanitasi Lingkungan agar dikelola dalam
bentuk pangkalan data (data base).
PEMBIMBING
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena Atas rahmat dan hidayah-
Nya pula kami sebagai penulis dapat menyelesaikan laporan dengan judul “Laporan
Penyehatan Udara B Kunjungan Lapangan TPA Talang Gulo” dengan tepat waktu.
Laporan Penyehatan Udara B ini disusun guna untuk memenuhi tugas Ibu Fakhrida
Khairat, SKM., M.Kes pada Mata Kuliah Penyehatan Udara B di jurusan Kesehatan
Lingkungan prodi Sanitasi Lingkungan.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Kami sangat
berharap adanya kritik dan saran sangat agar bisa memperbaiki laporan di masa yang akan
datang.
Kelompok 3
ii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PERSETUJUAN...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................................1
1.2 Tujuan Praktek Lapangan..............................................................................................................2
1.3 Deskripsi Kegiatan.........................................................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................................................................................3
2.1 Proses Sanitary Landfill TPA Talang Gulo...................................................................................3
2.2 Pengolahan sampah yang ada di TPA Talang Gulo......................................................................5
BAB III
PENUTUP...............................................................................................................................................6
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................................6
3.2 Saran..............................................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................7
LAMPIRAN.............................................................................................................................................8
DOKUMENTASI....................................................................................................................................8
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Sampah adalah sesuatu yang tidak asing lagi di telinga maupun mata yang
memandang di situ ada sampah. Sampah merupakan kotoran bisa sesuatu yang tak
terpakai dan dibuang semua barang yang dibuang karena dianggap tak berguna lagi.
Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup sampai saat ini adalah
faktor pembuangan limbah sampah plastik.
Sampah plastik telah menjadi limbah yang berbahaya dan sulit dikelola. Sampah
yang paling mendominasi dan dinilai sebagai masalah yang paling dekat dengan
kehidupan manusia adalah sampah rumah tangga, karena hampir setiap aktivitas yang
dilakukan oleh anggota keluarga lainnya dalam sebuah rumah tangga yang setiap harinya
berpeluang menghasilkan sampah-sampah baru. Berbicara mengenai timbunan sampah
perkotaan, pastinya tidak terlepas dari tiga faktor utama yang mempengaruhi yaitu
tingkat konsumsi, tingkat kepadatan dan kepadatan penduduk di daerah perkotaan
(World Bank). Seharusnya sampah tersebut dimanfaatkan, diolah dan dikelola sesuai
dengan prosedur pengelolaan sampah yang baik.
Dalam kenyataannya, pengelolaan sampah dalam kehidupan sehari-hari tidak
seperti yang kita bayangkan. Sampah. banyak dijumpai dimana-mana tanpa adanya
pengelolaan yang baik. Pengelolaan sampah yang buruk mengakibatkan pencemaran air,
udara maupun tanah, serta munculnya berbagai macam penyakit yang mengancam
kesehatan masyarakat. Sampah sering menjadi barang tidak berarti bagi manusia,
sehingga menyebabkan sikap acuh tak acuh terhadap keberadaan sampah. Orang sering
membuang sampah sembarangan, seolah-olah mereka tidak memilik salah apapun.
Padahal membuang sampah merupakan perbuatan yang menunjukkan peduli atau
tidaknya terhadap lingkungan.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengembangkan
Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sampah Talang Gulo di Kota Jambi, Provinsi Jambi
dari semula menggunakan sistem penimbunan sampah terbuka (open dumping) menjadi
sistem sanitary landfill. Pengoperasian TPA sampah dengan sistem sanitary landfill akan
meminimalisir dampak pencemaran, baik air, tanah, maupun udara sehingga lebih ramah
lingkungan.
1
Pengembangan TPA Sampah Talang Gulo merupakan kerja sama antara
Pemerintah Indonesia melalui Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR dengan
Pemerintah Jerman dalam Program Emission Reduction in Cities–Solid Waste
Management (ERIC-SWM). Selain Kota Jambi, terdapat kota/kabupaten lain yang
menjadi percontohan dalam program tersebut, seperti Kota Malang, Kabupaten Sidoarjo,
dan Kabupaten Jombang.
Pengembangan sistem Sanitary Landfill TPA Sampah Talang Gulo mulai
dikerjakan sejak 2018 hingga 2020 dengan biaya senilai 14 juta euro. Pemilihan TPA
Sampah Talang Gulo untuk pilot project program ERIC-SWM karena TPA eksisting
Talang Gulo di Kelurahan Kenali Asam Bawah, Kecamatan Kota Baru, Jambi yang
dibangun pada tahun 1997 sudah overload dan dikhawatirkan tidak akan bisa lagi
menampung sampah yang ditimbulkan setiap harinya. Untuk itu, dibangun TPA sampah
yang baru dengan sistem Sanitary landfill yang lokasinya sama dengan TPA lama dengan
luas lahan 21,3 hektare.
Pengembangan infrastruktur TPA Sampah Talang Gulo meliputi pembangunan
area landfill seluas 5,2 hektare atau 620.000 m3, sarana pengolahan air lindi (leachete
treatment plant) berkapasitas 250 m3/hari, sarana pemilahan sampah berkapasitas 35
ton/hari, sarana pengolahan kompos berkapasitas 15 ton/hari, dan bangunan fasilitas
penunjang lainnya, seperti kantor pengelola, jembatan timbang, dan whorkshop. Dengan
sistem sanitary landfill, TPA Talang Gulo memberikan manfaat untuk meningkatkan
akses layanan persampahan bagi 600 ribu jiwa masyarakat Kota Jambi serta
menghasilkan produk kompos hingga 15 ton/hari. Sistem ini juga dinilai lebih ramah
lingkungan dengan memilah sampah organik hingga 35 ton/hari dan mengolah air lindi
sekitar 250 m3/hari.
Air lindi ditampung dan disalurkan ke kolam penampungan IPL (Instalasi
Pengolahan Lindi) dengan sistem pemurnian bertahap dan dilengkapi bak kontrol,
sehingga dapat meminimalisir pencemaran tanah, udara, dan air di sekitarnya.
Berdasarkan Latar Belakang kami melakukan kunjungan ke TPA Talang gulo, Jambi.
1.2 Tujuan Praktek Lapangan
Untuk mengetahui proses Sanitary Landfill di TPA Talang Gulo.
Untuk mengetahui cara pengolahan sampah yang ada di TPA Talang Gulo.
1.3 Deskripsi Kegiatan
Hari/Tanggal: Selasa, 17 Oktober 2023
2
Lokasi: Sanitary Landfill TPA Talang Gulo
BAB II
PEMBAHASAN
3
kompos yang dihasilkan TPA tersebut belum memenuhi kandungan zatnya seperti,
kandungan zat Kadmium maka perlu bantuan dari pihak ketiga untuk menambahkan
kandungan zat yang ada di dalam kompos tersebut, setelah dari itu kompos yang
baru bisa di gunakan. Kompos ini hanya diperuntukkan dari kota untuk kota.
(IPL) ini adalah tempat penampungan air lindih yang dihasilkan oleh rembesan air
hujan yang mengenai sampah dari sanitary landfill, di bak penampungan air lindih
ini terdapat beberapa sekat untuk menjaga volume yang ada di dalamnya. IPL ini
terdiri dari 24 bak penampung dengan ukuran bak 40x40x6 m.
(Sanitary landfill) adalah tempat pembuangan akhir sampah yang sudah tidak bisa di
gunakan atau di daur ulang lagi metode ini baru dilakukan dengan cara menimbun
sampah dengan tanah secara berulang. Metode ini menghasilkan air lindih yang
berasal dari rembesan air hujan dan tercampur dengan sampah, yang menghasilkan
air berwarna hitam pekat dan sangat berbau.
Pekerjaan pembangunan TPA Talang Gulo meliputi Pembangunan Landfill area
seluas 5,2 Ha, Pembangunan Pengolahan Air Lindi, Pembangunan Pemilahan Sampah,
Pembangunan Pengelolaan Kompos. Sistem sanitary landfill dibangun dengan melakukan
pelapisan lahan pembuangan (sel aktif) TPA menggunakan 3 lapis perlindungan lingkungan:
Pertama, di atas tanah asli yang telah dipadatkan dipasang lapisan kedap paling
bawah berupa Geosynthetic Clay Liner (GCL) setebal 1 cm yang akan menahan
kebocoran air lindi agar tidak mencemari tanah.
Lapisan kedua HDPE Geomembrane 2 mm.
Lapisan ketiga adalah Protective Geotectile 10 mm.
Lapisan keempat setebal 2 mm berupa lapisan impermeabel dan geotextile setebal
1,2 cm berupa karpet sintetis berserat kasar yang khusus didatangkan dari Jerman.
Selanjutnya, karpet sintetis ini dilapisi batu koral dengan diameter 2 cm tertumpuk
rata setinggi 50 cm sebagai bahan penyaring air lindi. Kemudian sampah ditumpuk,
diratakan, dan ditimbun tanah pada setiap ketinggian tanah 1-2meter agar tidak
dihinggapi lalat dan juga mencegah terjadinya kebakaran dari gas Metan yang
dihasilkan sampah. Terakhir, air lindi ditampung ke dalam 24 bak dengan
kedalaman 40 x 40 x 6 M.
Air lindi merupakan air yang dihasilkan dari air rembesan sampah yang ada pada
Sanitary Landfill. Pada pemrosesan air lindi melalui tiga tahapan yaitu tahapan
pertama secara anaerobic dimana pada kolam tersebut diberikan bakteri honeycomb
4
dan pada proses pertama dilakukan sedimentasi berupa bak bolong yang posisinya
naik turun untuk menjaga level pada tiap bak dikarenakan kadar TSS yang tinggi.
Kemudian disalurkan ke kolam penampungan IPL (Instalasi Pengolahan Lindi)
dengan sistem pemurnian bertahap dan dilengkapi 3 bak kontrol. Output dari
pembangunan TPA ini adalah mengedepankan konsep ramah lingkungan dengan
mengurangi aroma tidak sedap.
2.2 Pengolahan sampah yang ada di TPA Talang Gulo
1. Gevia Scale/Penimbangan
Armada truk yang baru datang ke TPA pertama akan masuk melalui timbangan dan
akan di timbang oleh petugas yang menjaga, setelah sudah diketahui berat sampah
tersebut yang terlihat melalui cctv, kemudian truk akan di arahkan sesuai dengan
pengolahannya, berat rata-rata setiap hari sampah yang di hasilkan oleh TPA Talang
Gulo yaitu; 400 ton/pehari. Dengan total armada 190/perhari.
2. Pengepulan
Setelah melalui proses penimbangan sampah, truk akan di arahkan ke tempat
pengepulan dan di tumpahkan ke tempat Sanitary Landfill dan akan di angkut oleh
alat berat /escavator.
3. Pemilahan
Pemilahan dilakukan oleh pihak TPA secara manual oleh beberapa pekerja
dikarenakan mesin pemilah yang ada di TPA Talang Gulo sedang mengalami
kerusakan dan belum ada perbaikan. Ditempat pemilahan sampah akan dipisah antara
sampah botol, plastic, setelah itu prees, dan dimasukkan ke dalam karung bekas
terlebih dahulu sebelum dijual ke masyarakat sekitar.
4. Sanitary landfill
Truk armada yang sudah ditimbang akan di pantau dari cctv yang mana kriteria
sampah yang sudah tidak bisa di gunakan lagi akan di arahkan ke Sannitary Landfill
dan di angkat oleh alat berat dan di dorong ke tengah timbunan landfill.
5. IPL
Tempat pengumpulan air lindi yang berasal dari rembesan air hujan yang tercampur
dengan sampah akan di proses kembali sehingga tidak akan mencemari lingkungan.
6. Wetland
Adalah tempat untuk budidaya tumbuhan dari tanah sebagai tempat pengumpulan sisa
cairan air lindi yang sudah di proses sebelumnya.
5
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil kunjungan TPA Tallang Gulo dapat disimpulkan:
Proses Sanitary Landfill di TPA Talang Gulo di mulai dari tahapan pertama yaitu
penimbangan sampah, setelah itu armada akan arahkan menuju tempat Sanitary
Landfill, yang mana Sanitary Landfill adalah tempat mengumpulkan sampah-
sampah yang tidak digunakan lagi dengan cara menimbun sampah dengan tanah
secara berulang menggunakan alat escavator.
Cara pengolahan sampah yang ada di TPA Talang Gulo menggunakan teknik:
Shorting plant (pemilahan), Composting plant (pengomposan), (Sanitary landfill).
3.2 Saran
Dari hasil kunjungan yang kami lakukan di TPA Talang Gulo Muaro Jambi, kami
menyarankan khususnya bagi Masyarakat bisa mandiri memilah sampah antara sampah
organic dan sampah anorganik agar para pekerja yang ada di TPA Talang Gulo tidak lagi
kewalahan untuk memisahkan sampah tersebut dikarenakan jumlah pekerjanya yang tidak
mencukupi. Bagi pihak TPA Talang Gulo kami menyarankan khususnya armada pengangkut
sampah agar menutup di bagian bak sampah agar sampah yang ditampung tidak terbang dan
tidak menimbulkan bau pada saat menuju ke TPA.
7
DAFTAR PUSTAKA
Astasya Nita, (2016). ‘Laporan Kunjungan di Tempat Pembuangan Akhit (TPA)
Sukawinatan’. https://id.scribd.com/document/413958253/Laporan-Kunjungan-Di-
Tempat-Pembuangan-Akhir. Diakses pada tanggal 17 Oktober 2023 pada pukul 15:33
WIB.
https://pu.go.id/berita/program-sanitasi-di-kota-jambi-kementerian-pupr-kembangkan-tpa-
sampah-talang-gulo-dengan-sistem-sanitary-landfill. Diakses pada tanggal 17 Oktober
2023 pada pukul 15:35 WIB
8
LAMPIRAN
DOKUMENTASI