Lapkas LL Fira-Deprisi Berat Dengan Gejala Psikotik
Lapkas LL Fira-Deprisi Berat Dengan Gejala Psikotik
Lapkas LL Fira-Deprisi Berat Dengan Gejala Psikotik
Pembimbing :
Disusun oleh:
LAPORAN KASUS
EPISODE DEPRESI BERAT TANPA GEJALA PSIKOTIK (F32.3)
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. NI
Tanggal lahir : 01-03-2001
Umur : 23Tahun
No RM : 784885
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat :
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Pendidikan Terakhir : SMA
LAPORAN PSIKIATRI
Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis dan alloanamnesis pada tanggal 19
September 2016 dari:
Nama : Ibu R
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Alamat : Soreang Kab. Bandung
Hubungan dengan pasien : Kakak Ipar
A. RIWAYAT PSIKIATRI:
A. Keluhan Utama
Menangis tanpa sebab
B. Riwayat Penyakit Sekarang
1. Keluhan dan gejala
Pasien dibawa oleh keluarga ke Poli Jiwa RSUD Soreang karena sering
menangis tanpa sebab. Keluhan dialami sejak kurang lebih 4 bulan yang
lalu.
Melalui Alloanamnesis dengan kakak ipar, pasien sering menangis
tanpa sebab, terlihat sedih, menyendiri, tertutup, kurang bergaul, serta malas
dalam melakukan aktifitas. Pasien juga kurang nafsu makan dan hanya
makan beberapa suap saja.
Melalui Autoanamnesis, pasien merasa sedih, disertai sulit tidur,
malas, sulit mengontrol emosi, sulit konsentrasi, pelupa, serta adanya
pusing kepala. Pasien juga mengatakan beberapakali merasakan adanya
bisikan yang sering meyuruh-nyuruh dririnya kearah hal yang bersifat buruk
dan membahayakan. Menurut pasien keluhan dipicu setelah pasien memiliki
masalah dengan ibunya. Pasien sering berantem hebat dengan ibunya,
hingga ibunya sering mengeluarkan kata-kata yang kasar terhadap dirinya.
Saat ini pasien sudah menikah selama 2 tahun dan memiliki satu orang
anak usia 1,5 tahun. Pasien mengaku hubungan dengan suami dan anaknya
baik. Pasien seorang ibu rumah tangga sehari-hari hanya mengasuh anak,
dan mengurus rumah.
2. Faktor stress psikososial
Merasa sedih dan kecewa terhadap perlakuan ibunya.
3. Hubungan gangguan sekarang dengan riwayat fisik dan psikis sebelumnya
Infeksi tidak ada, Trauma tidak ada, kejang tidak ada, NAPZA tidak ada.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya.
1. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan dialami sejak 4 bulan yang lalu.
2. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
Pasien tidak pernah minum alcohol, merokok dan minum obat-obat
terlarang.
3. Riwayat Pengobatan Sebelumnya
Pasien belum pernah melakukan pengobatan sebelumnya.
Pasien anak pertama dari dua bersaudara (♀,♂), Hubungan dengan ibu
buruk dan dengan keluarga lainnya baik, riwayat keluarga yang
memiliki keluhan yang sama tidak ada.
7. Situasi Sekarang
Pasien tinggal bersama anak dan suaminya.
8. Persepsi Pasien tentang diri dan kehidupannya
Pasien merasa bahwa dirinya sakit dan memerlukan pengobatan (tilikan
6).
A. Deskripsi Umum:
1. Penampilan
Tampak seorang wanita wajah sesuai umur, memakai blouse berwarna
coklat, celana panjang jeans, dan kerudung hitam. Penampilan biasa,
perawatan kurang baik.
2. Kesadaran
Baik
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor
pasien tampak gelisah dan menangis pada saat pemeriksaan.
4. Pembicaraan
Spontan, lancar, intonasi pelan.
5. Sikap terhadap pemeriksa
Kooperatif
B. Keadaan Afektif (Mood), Perasaan, Empati, dan Perhatian
1. Mood : Sedih
2. Afek : Appropriate → Depresi
3. Empati : Dapat dirabarasakan
1. Taraf pendidikan:
Pengetahuan umum dan kecerdasan pasien sesuai dengan taraf pendidikan.
2. Daya konsentrasi : Baik
3. Orientasi
Tempat : baik
Waktu : Baik
Orang : Baik
4. Daya Ingatan
Jangka panjang : Baik
Jangka pendek :Baik
Jangka segera : Baik
5. Pikiran Abstrak : Baik
6. Bakat Kreatif : Tidak ada
7. Kemampuan menolong diri sendiri : Baik
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi :
Halusinasi auditorik (+)
Halusinasi visual (-)
E. Proses Berpikir
1. Arus pikiran
Produktivitas : Cukup
Kontinuitas : Relevan dan koheren
Hendaya berhasa : Tidak ada
2. Isi Pikiran
Preokupasi : Tidak ada
Gangguan isi pikiran : Tidak ada
G. Daya Nilai
1. Normo Sosial : Tidak terganggu
2. Uji Daya Nilai : Tidak terganggu
3. Penilaian Realitas : Tidak terganggu
H. Tilikan (Insight)
Derajat 6 (Pasien merasa bahawa dirinya sakit dan membutuhkan
pertolongan).
III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
1. Status Internus
a. Keadaan umum : Sakit Ringan
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda vital
- Tekanan Darah : 110/70 mmHg
- Nadi : 83 x/menit
- Suhu : 36,8oC
- Pernapasan : 20 x/menit
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterus, jantung, paru dan abdomen
dalam batas normal, ekstremitas atas dan bawah tidak ditemukan kelainan.
2. Status Neurologi
a. GCS : E4M6V5
b. Rangsang meningeal : Tidak dilakukan
c. Tanda ekstrapiramidal
- Tremor tangan : tidak ada
- Cara berjalan : baik
- Keseimbangan : baik
d. Sistem saraf motorik dan sensorik tidak terganggu
e. Pupil bulat isokor diameter ODS 2,5mm / 2,5 mm
f. Refleks cahaya +/+
g. Kesan : Normal
IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
V. EVALUASI MULTIAKSIAL
1. Aksis I
Berdasarkan autoanamnesis dan pemeriksaan status mental, didapatkan gejala
klinis yang bermakna, mood yang depresif, Anhedonia, Anenergi, Tidur
terganggu Nafsu makan berkurang, sulit konsentrasi, perhatian berkurang,
putus asa, minder, serta terdapat bisikan-bisikan yang bersifat buruk terhadap
dirinya (membahayakan baik dirinya ataupun orang lain), sehingga pasien
dapat disimpulkan mengalami gangguan jiwa. Pada pemeriksaan status
mental ditemukan hendaya berat dalam menilai realita, sehingga didiagnosis
gangguan jiwa psikotik.
Dari autoanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan tiga gejala
utama depresi yang dialami sejak 4 bulan berupa kehilangan minat dan
kegembiraan, mudah lelah, dan afek hipotimia, disertai gejala tambahan
berupa sulit berkonsentrasi, kepercayaan diri berkurang, pesimis, gagasan
tentang rasa tidak berguna, tidur terganggu, gagasan membahayakan diri
sendiri, serta nafsu makan berkurang sehingga berdasarkan PPDGJ III dapat
didiagnosis sebagai Episode depresif berat tanpa gejala psikotik (F32-3).
2. Aksis II
Tidak didapatkan data yang cukup
3. Aksis III
Tidak ada diagnosa
4. Aksis IV : Masalah dengan primary support
5. Aksis V : GAF Scale (Global Assesment Functioning) Scale 60-51. Pasien
mendapatkan terapi yaitu psikoterapi dan farmakoterapi berupa Amitriptilin
25mg 0-0-1/2, risperidone 2mg 2x1/2, lorazepam 1mg 0-0-1/2, dan konseling
keluarga
VII. PENGOBATAN
1. Farmakoterapi:
Amitriptilin 25mg 0-0-1/2
Risperidone 2mg 2x1/2
Lorazepam 1mg 0-0-1/2
Konseling keluarga
IX. FOLLOW UP
Pasien diminta untuk rutin datang kontrol dan pastikan pasien meminum obatnya.
Selain itu, memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakit serta
efektivitas terapi dan efek samping dari obat yang diberikan.
BAB II
DISKUSI
1. Definisi Depresi
Depresi adalah perasaan sedih, ketidakberdayaan dan pesimis yang berhubungan
dengan suatu penderitaan.Dapat berupa serangan yang ditujukan kepada diri
sendiri atau perasaan marah yang dalam (Nugroho, 2012). Depresi merupakan
kondisi emosional yang biasanya ditandai dengan kesedihan yang amat sangat
mendalam, perasaan tidak berarti dan bersalah, menarik diri dari orang lain dan
tidak dapat tidur, kehilangan selera makan, hasrat seksual dan minat serta
kesenangan dalam aktivitas yang biasa dilakukan (Davison dkk, 2006).
Depresi merupakan gangguan suasana hati atau mood yang dalam edisi DMS
(Dignostic and Statistical Manual of Mental Disorders) yang dikenal sebagai
gangguan afektif (Kaplan & Sadock, 2010). Depresif adalah salah satu bentuk
gangguan kejiwaan pada alam perasaan (affective/mood disorder), yang diatandai
dengan kemurungan, kelesuan, ketidak gairahan hidup, perasaan tidak berguna,
dan putus asa (Hawari,2010).
2. Tingkat Depresi
Gangguan depresi mayor meliputi gangguan depresi ringan, sedang dan berat
tanpa ciri psikotik yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Ringan, jika ada beberapa gejala yang melebihi dari yang diperlukan untuk
membuat diagnosis dan gejala hanya menyebabkan gangguan ringan dalam
fungsi pekerjaan atau dalam aktivitas yang biasa dilakukan.
3. Berat, tanpa ciri psikotik, beberapa gejala melabihi dari yang diperlukan untuk
membuat diagnosis dan gejala dengan jelas mengganggu fungsi pekerjaan atau
aktivitas sosial yang biasa dilakukan.
Gejala tersebut terdiri atas gejala utama dan gejala lainnya yaitu :
1. Ringan, sekurang-kurangnya harus ada dua dari tiga gejala depresi ditambah
dua dari gejala di atas ditambah dua dari gejala lainnya namun tidak boleh ada
gejala berat diantaranya. Lama periode depresi sekurang-kurangnya selama dua
minggu. Hanya sedikit kesulitan kegiatan sosial yang umum dilakukan.
2. Sedang, sekurang-kurangnya harus ada dua dari tiga gejala utama depresi
seperti pada episode depresi ringan ditambah tiga atau empat dari gejala lainnya.
Lama episode depresi minimum dua minggu serta menghadaapi kesulitan nyata
untuk meneruskan kegiatan sosial.
3. Berat, tanpa gejala psikotik yaitu semua tiga gejala utama harus ada ditambah
sekurang-kurangnya empat dari gejala lainnya. Lama episode sekurang-
kurangnya dua minggu akan tetapi apabila gejala sangat berat dan onset sangat
cepat maka dibenarkan untuk menegakkan diagnosa dalam kurun waktu dalam
dua minggu. Orang sangat tidak mungkin akan mampu meneruska kegiatan
sosialnya.
3. Diagnosis