TUGAS MP 3 (Dina Kamila - 2105101050061)
TUGAS MP 3 (Dina Kamila - 2105101050061)
TUGAS MP 3 (Dina Kamila - 2105101050061)
NPM : 2105101050061
Jurusan : Agroteknologi
MK : Mekanisasi Pertanian
Kelas : 01
TUGAS KE - 3
Pengolahan tanah merupakan manipulsi mekanik terhadap tanah yang diperlukan untuk
menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan pengolahan
tanah adalah untuk menyiapkan tempat persemaian, tempat bertanam, menciptakan daerah
perakaran yang baik membenamkan sisa-sisa tanaman dan memberantas gulma. Kegiatan
pengolahan tanah meliputi Perbaikan saluran dan pematang. Dalam pengolahan tanah
sempurna perlu diperhatikan saluran irigasi, baik saluran pemasukan dan saluran
pembuangan. Saluran-saluran pengairan perlu diperbaiki dan dibersihkan dari rumput-
rumput. Pembersihan ini akan mencegah kehilangan air dan mengurangi terbawanya biji
gulma ke dalam petakan sawah. Pematang harus diperbaiki, dibuat cukup tinggi agar dapat
menahan air dengan baik. Selama penggarapan tanah air tidak boleh mengalir ke luar.
Pembajakan. Petakan sawah diairi seminggu atau tiga hari sebelum pembajakan. Tujuannya
untuk melunakkan tanah dan menghindari melekatnya tanah pada mata bajak. Di tepi dan
ditengah sawah dibuat jalur air agar cepat membasahi seluruh petakan. Dalam pembajakan
sawah lapisan tanah atas akan terbalik dan hancur. Tanah diolah dengan kedalaman 15 –
25 cm Penggaruan dan perataan. Sebelum tanah mulai digaru, terlebih dahulu air dalam
petakan dibuang, dintinggalkan sedikit untuk membasahi bongkahan-bongkahan tanah.
Selama penggaruan, saluran pemasukan dan pembuangan air harus ditutup untuk menjaga
supaya sisa air jangan sampai habis keluar dari petakan.
Pengolahan lahan dalam usaha pertanian bertujuan untuk :
Menciptakan kondisi fisik, kimia dan biologis tanah menjadi lebih baik
Membunuh gulma dan tanaman yang tidak diinginkan
Menempatkan sisa-sisa tanaman (seresah) pada tempat yang sesuai agar
dekomposisi berjalan dengan baik
Menurunkan laju erosi
Meratakan tanah untuk memudahkan pekerjaan di lapangan
Menyatukan pupuk dengan tanah
Mempersiapkan tanah untuk mempermudah pengaturan irigasi
Tujuan utama dari pengolahan tanah adalah biar tanaman yang ditanam di tanah
tersebut tumbuh dengan baik dan bisa berproduksi dengan maksimal sehingga perjuangan
pertanian menjadi menguntungkan. Tanah menjadi salah satu media tanam yang harus
diolah terlebih dahulu agar tanah tersebut subur dan mampu menjadi media tanam yang
baik untuk tanaman.
Secara umum, pengolahan dilakukan dua kali, yaitu:
1. Pengolahan pertama atau primer (primary tillage)
Pengolahan primer (primary tillage) biasanya dilakukan dengan menggunakan mesin
bajak, sehingga sering disebut dengan pembajakan.Tujuan dari pengolahan primer yaitu
untuk membalik atau membongkar tanah menjadi gumpalan-gumpalan tanah. Kegiatan
pembajakan dilakukan sedalam 30 sampai 50 cm.
2. Pengolahan kedua atau sekunder (secondary tillage)
Pengolahan sekunder dilakukan setelah pembajakan (pengolahan primer) yang dapat
diartikan sebagai pengadukan tanah sampai jeluk yang relatif tidak terlalu dalam
(kedalaman tertentu yaitu 10 sampai 15 cm). Tujuan pengolahan sekunder adalah sebagai
berikut: Untuk memperbaiki pertanian dengan menggemburkan tanah yang lebih baik
Untuk mengawetkan lengas tanah Untuk menghancurkan sisa-sisa tanaman yang tertinggal
dan mencampurnya dengan tanah lapisan atas Untuk memecah bongkahan tanah dan sedikit
memantapkan lapisan tanah atas, sehingga menempatkan tanah dalam kondisi lebih baik
untuk penyebaran perkecambahan benih Mempersiapkan kondisi tanah yang siap tanam
(guludan, bedengan dll) Membunuh gulma dan mengurangi penguapan terutama tanah
bero.
Pengolahan tanah dikelompokkan menjadi dua macam yaitu pengolahan secara
konvensional dan konversi.
Pengolahan tanah secara konvensional meliputi beberapa hal berikut:
Land clearing adalah pembersihan lahan yang akan dijadikan area pertanaman. Land
clearing secara manual dilakukan menggunakan alat sederhana seperti cangkul, parang,
dll. Sedangkan land clearing yang dilakukan secara mekanis dilakukan dengan
menggunakan mesin pertanian seperti traktor.
Pembajakan tanah dilakukan pada kondisi setelah turun hujan atau sebelum turun hujan.
Ini karena pada kondisi tersebut tanah memiliki struktur yang tidak teralu keras dan juga
tidak terlalu lembek, dengan begitu tanah akan mudah dibajak. Pembajakan tanah dapat
dilakukan sebanyak 2 kali dan dengan kedalaman bajak 12-20 cm dari permukaan tanah.
Penggaruan tanah dapat dilakukan menggunakan garu, cangkul atau traktor untuk
menghancurkan gumpalan-gumpalan tanah yang keras, sehingga struktur dan tekstur
tanah memungkinkan untuk ditanami.
Setelah penggaruan sebaiknya dilakukan pemupukan terlebih dahulu sebelum proses ini
dilakukan. Pemberian pupuk organik atau anorganik saat penggemburan menjadikan
pupuk dapat teraduk secara rata pada lapisan olah.
Pemupukan dasar bertujuan untuk menambah unsur hara dalam tanah agar tanah menjadi
lebih subur dan tercukupi kebutuhan unsur haranya. Pemupukan dasar yang diberikan
lebih awal dapat merangsang perkembangan akar lebih dalam. Jika tanah diketahui
bereaksi asam, maka petani disarankan untuk menaburkan kapur dolomit di lahan
pertanian untuk menaikkan pH tanah.
Dalam pengolahan tanah secara konversi ada beberapa teknik yang dilakukan:
Dalam mengolah tanah secara konvensional sebaiknya dilakukan satu minggu
sebelum masa tanam dilakukan, hal tersebut dilakukan agar dalam kurun setelah
pengolahan tanah, hama dan gulma sudah mati dan mikro organisme tanah dan hara yang
dibutuhkan tanaman sudah tersedia dalam tanah.
Sementara itu, pengolahan tanah secara konversi biasanya terdiri dari pengolahan
tanah minimum (minimum tillage) dan TOT (tanpa olah tanah). Pada olah tanah ini
sedikit menarik sebagian para petani karena dalam pelaksanaannya hanya dilakukan 1
tahun sekali untuk tanah yang memiliki tingkat kepadatan yang tinggi dan 2 tahun sekali
apabila tanah memiliki tingkat kepadatan sedang.
Olah Tanah Minimum (OTM) adalah teknik pengolahan tanah yang dilakukan dengan
mengurangi frekuensi pengolahan. Yang artinya pengolahan dilakukan hanya 1 tahun
sekali atau 2 tahun sekali tergantung dari tingkat kepadatan tanah.
Olah Tanah Strip (Strip Tillage), pengolahan ini hanya dilakukan pada strip-strip yang
akan dilakukan penanaman saja. Dan biasanya strip-strip tersebut dibuat mengikuti kontur
tanam. Yang artinya ketika ingin menanam tanaman maka yang akan diolah hanya
barisan yang akan disebar benih, bagian yang tidak disebar benih tidak diolah.
Tanpa Olah Tanah (TOT), pengolahan tanah teknik TOT tidak memerlukan pengolahan
tanah seperti pada pengolahan konvensional, melainkan hanya dilakukan pembukaan
lahan dengan melubangi tanah dan langsung ditanam bibit-bibit yang akan dibudidayakan
Kedua teknik pengolahan lahan ini apabila dibandingkan, maka pengolahan tanah
secara konvensional akan menghasilkan hasil panen yang lebih berkualitas jika
dibanding dengan menggunakan teknik konversi.
Tahap pertama tanah dipotong kemudian dibalik agar sisa-sisa tanaman ikut
terpendam di dalam tanah dan membusuk mejadi pupuk alami. Kedalaman
pemotongan tanah dann pembalikan tanah umumnya antara 15 cm sampai 20 cm,
sedangkan lebarnya tergantung pada besar kecilnya bajak yang digunakan.
Tahap kedua dalam pengolahan tanah adalah menghancurkan bongkahan-bongkahan
tanah yang besar dan sisa-sisa tanaman yang terpotong hasli pengolahan taap pertama.
Dengan kata lain, tahap kedua ini adalah menghaluskan/menggemburkan tanah yang
telah terpotong pada tahap pertama.
Cara-cara pengolahan tanah terdapat dua macam, yaitu pengolahan tanah kering
dan pengolahan tanah basah. Pengolahan tanah kering merupakan pengolahan tanah
dimana pada saat pengolahannya kondisi tanah dalam keadaan kering, baik pada waktu
proses pengelohan tahap pertama maupun tahap kedua. Sedangkan pengolahan tanah
basah merupakan pengolahan pada saat tanah dalam kondisi yang basah. Jenis-jenis dan
macam mesin pengolahan tanah berdasarkan proses atau tahap pengolahannya dibagi
menjadi dua tahap seperti yang diatas, yaitu mesin pengolahan tanah pada tahap pertama,
dan mesin pengolahan tanah pada tahap kedua.
Beberapa alat pengolah tanah pada tahap pertama ini antara lain ada cangkul,
garpu, baak singkal (moldboard plow), bajak piring (disc plow) dan bajak rotary (rotary
plow).
a. Bajak Singkal (Moldboard Plow)
Bajak ini menggunakan tenaga hewan seperti sapi dan kerbau. Fungsi dari bajak ini
adalah untuk memotong, membalikkan, pemecahan tanah, serta pembenanaman sisa-sisa
tanaman ke dalam tanah dan digunakan pada saat tahap pertama.
Berdasarkan arah lemparan lempengan tanah, bajak singkal dibedakan menjadi dua tipe,
yakni :
b. Bajak Piring
Sesuai dengan namanya, bajak ini berbentuk piringan, bulat dan cekung seperti alat
penggorengan dengan diameter antara 60 cm – 80 cm.
Bajak jenis ini hanya bisa ditarik oleh traktor besar empat roda saja jumlahnya antara 3
sampai 8 bajak piring tergantung pada tenaga traktornya.
Setelah selesai pada proses pertama, maka untuk mengolah tanah lanjut pada tahap kedua.
Dalam tahap kedua ini alat-alat pengolah tanah yang biasa digunakan antara lain bajak
rotary, garu sisir, dan garu piring.
Tenaga pemutar pisau roraty dari mesin tersendiri terpisah dari tenaga traktor
Tenaga pemutar pisau roraty disalurkan langsung dari tenaga putaran poros mesin
traktor.
b. Garu Sisir
Guru sisir dapat digunakan pada dua jenis tanah, baik tanah sawah (basah) dan tanah
kering. Kegunaan dari garu ini antara lain untuk menghancurkan, meratakan dan
memendam sisa-sisa tanaman yang sudah dibaak pada proses tahap pertama.
c. Garu Piring
Garu piring dapat berbentuk seperti bajak piring (rata tepinya) atau tepinya dapat juga
berbentuk gelombang.
Sumber :
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/87834/Pentingnya-Pengolahan-
Lahan/#:~:text=Pengolahan%20Tanah%20Adalah%20suatu%20cara,aerasi%20dan%20d
rainase%20tanah%20menjadi
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/70365/Pengolahan-Tanah-/
https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/3-jenis-pengolahan-tanah-dan-
lahan-pertanian-25
https://www.kitapunya.net/jenis-jenis-dan-macam-alat-pada-mesin-pengolahan-tana/