Makalah Kelompok 1
Makalah Kelompok 1
Makalah Kelompok 1
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Fisiologis Masa Nifas” ini dengan lancar.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah
yang jauh lebih baik.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat
bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Peran dan
Tanggung Jawab Bidan khususnya bagi penulis.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan....................................................................................... 3
1.3 Manfaat Penulisan.................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Masa Nifas................................................................................................ 4
2.2 Tahapan masa Nifas ................................................................................ 5
2.3 Perubahan Fisiolagi Masa Nifas .............................................................. 6
2.4 Perubahan tanda-tanda vital..................................................................... 7
2.5 Konsep Dasar Senam Nifas...................................................................... 9
2.6 Langkah-langkah senam nifas.................................................................. 12
2.7 Evidencechees.......................................................................................... 15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................... 20
3.2 Saran......................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
2
bidan berorietasi akademis. EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal
mandiri untuk penelitian murni bukti pada konferensi tahunan di RCM Harrogate,
Inggris pada tahun 2003. Itu dirancang untuk membantu bidan dalam mendorong
maju yang terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan utama meningkatkan
perawatan untuk ibu dan bayi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
2.1.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas
Asuhan yang diberikan kepada ibu nifas bertujuan untuk:
Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu.
Pencegahan diagnosa
Merujuk ibu keasuhan tenaga ahli bilamana perlu
Medukung dan memperkuat keyakinan ibu, serta memungkinkan ibu untuk
mampu melaksanakan perannya dalam situasi keluarga dan budaya khusus.
Imunisasi ibu terhadap tetanus
Mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian makan anak,
serta peningkatan pengembangan hubungan yang baik antara ibu dan anak.
5
2.2.3 Remote peurpenium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila
selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Rentang
waktu remote puererium berbeda untuk setiap ibu, tergantung dari berat
ringannya komplikasi yang dialami selama hamil atau persalinan
(Maritalia, 2017).
2.3.2 Lochea
Lochea adalah cairan atau secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
pada saat nifas. Lochea mempunyai reaksi basa/ kanalis yang dapat
membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang
ada pada vagina normal. Macam-macam lochea (fiologis) :
1. Lochea rubra
6
Muncul pada hari 1-4 masa PP. Cairan yang keluar berwarna merah
karena berisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim,
lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan mekonium.
2. Lochea sanguinolenta
Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan serta berlendir.
Berlangsung dari hari ke 4-7 post partum.
3. Lochea serosa
Cairan yang keluar berwarna kuning kecoklatan karena mengandung
serum, leukosit dan robekan / laserasi plasenta.Berlangsung dari hari
ke 7-14 post partum.
4. Lochea alba
Mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendie serviks dan
selaput jaringan yang mati. Berlangsung pada 2-6 minggu post partum.
7
2.4.4 Pernafasan
Tidak ada perubahan pernafasan pada ibu selama masa nifas pada kondisi
yang normal. Pada ibu yang menggunakan anastesi spinal pada saat
persalinan maka pernafasanya akan mengalami hoventilasi atau
hiperventilasi (Ambarwati, 2011).
8
b. Ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan mulai
menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya.
(Mansur, 2012).
Senam nifas adalah senam yang di lakukan pada saat seorang ibu menjalani
masa nifas atau masa setelah melahirkan. (Idamaryanti,2009).
Senam nifas adalah latihan gerak yang dilakukan secepat mungkin setelah
melahirkan, supaya otot-otot yang mengalami peregangan selama kehamilan dan
persalinan dapat kembali kepada kondisi normal seperti semula.
(Ervinasby,2008).
Senam nifas dapat di mulai 6 jam setelah melahirkan dan dalam pelaksanaanya
harus dilakukan secara bertahap, sistematis dan kontinyu. (Alijahbana,2008)
Senam nifas dapat dilakukan oleh ibu-ibu pasca persalinan, dimana senam
nifas mempunyai tujuan untuk :
a. Memperlancar terjadinya proses involusi uteri (kembalinya rahim ke bentuk
semula).
b. Mempercepat pemulihan kondisi tubuh ibu setelah melahirkan pada kondisi
semula.
c. Mencegah komplikasi yang mungkin timbul selama menjalani masa nifas.
d. Memelihara dan memperkuat kekuatan otot perut, otot dasar panggul, serta
otot pergerakan.
e. Memperbaiki sirkulasi darah, sikap tubuh setelah hamil dan melahirkan, tonus
otot pelvis, regangan otot tungkai bawah.
f. Menghindari pembengkakan pada pergelangan kaki dan mencegah timbulnya
varises.
9
g. Membantu mencegah pembentukan bekuan (thrombosis) pada pembuluh
tungkai dan membantu kemajuan ibu dari ketergantungan peran sakit menjadi
sehat dan tidak bergantung.
2.5.5 Sebelum melakukan senam nifas, ada hal-hal yang perlu dipersiapkan
yaitu :
10
6. Petunjuk untuk bidan / tenaga kesehatan yang mendampingi ibu untuk
melakukan senam nifas : perhatikan keadaan umum ibu dan keluhan-keluhan
yang dirasakan, pastikan tidak ada kontraindikasi dan periksa tanda vital secara
lengkap untuk memastikan pulihnnya kondisi ibu yaitu tekanan darah, suhu,
pernafasan, dan nadi. Hal tersebut dilakukan sebelum dan sesudah senam nifas.
Perhatikan pula kondisi ibu selama senam. Tidak perlu memaksakan ibu jika
tampak berat dan kelelahan. Anjurkan untuk minum air putih jika diperlukan.
Latihan pasca persalinan (masa nifas) gerakkan diarahkan lebih pada perbaikan
otot disekeliling perut perbaikan postur dan perbaikan otot-otot pinggul.
11
2.5.8 Persiapan senam nifas
Sebelum melakukan senam, baik pre atau post natal care sebaiknya diberikan
penjelasan secara teori supaya dalam melaksanakan senam tidak salah.
Untuk tempat dipilih yang tenang dan cukup ventilasi.
Ø Alat :
1. Matras
2. sprei, bantal dan guling
3. sarung bantal dan guling
4. baju senam yang panjang dan longgar
5. gambar anatomi
6. tape recorder
7. handuk kecil
12
3. Kontraksi vagina. Berbaring telentang. Kedua kaki sedikit diregangkan.
Tarik dasar panggul, tahan selama tiga detik dan kemudian rileks.
6. Posisi yang sama seperti diatas. Tempatkan lengan lurus di bagian luar
lutut kiri.
7. Tidur telentang, kedua lengan di bawah kepala dan kedua kaki diluruskan.
angkat kedua kaki sehingga pinggul dan lutut mendekati badan
semaksimal mungkin. Lalu luruskan dan angkat kaki kiri dan kanan
vertical dan perlahan-lahan turunkan kembali ke lantai.
13
8. Tidur telentang dengan kaki terangkat ke atas, dengan jalan meletakkan
kursi di ujung kasur, badan agak melengkung dengan letak pada dan kaki
bawah lebih atas. Lakukan gerakan pada jari-jari kaki seperti mencakar
dan meregangkan. Lakukan ini selama setengah menit.
9. Gerakan ujung kaki secara teratur seperti lingkaran dari luar ke dalam
dan dari dalam keluar. Lakukan gerakan ini selama setengah menit.
10. Lakukan gerakan telapak kaki kiri dan kanan ke atas dan ke bawah seperti
gerakan menggergaji. Lakukan selama setengah menit.
11. Tidur telentang kedua tangan bebas bergerak. Lakukan gerakan dimana
lutut mendekati badan, bergantian kaki kiri dan kaki kanan, sedangkan
tangan memegang ujung kaki, dan urutlah mulai dari ujung kaki sampai
batas betis, lutut dan paha. Lakukan gerakan ini 8 sampai 10 setiap hari.
14
12. Berbaring telentang, kaki terangkan ke atas, kedua tangan di bawah
kepala. Jepitlah bantal diantara kedua kakidan tekanlah sekuat-kkuatnya.
Pada waktu bersamaan angkatlah pantat dari kasur dengan
melengkungkan badan. Lakukan sebanyak 4 sampai 6 kali selama
setengah menit.
13. Tidur telentang, kaki terangkat ke atas, kedua lengan di samping badan.
kaki kanan disilangkan di atas kaki kiri dan tekan yang kuat. Pada saat
yang sama tegangkan kaki dan kendorkan lagi perlahan-lahan dalam
gerakan selama 4 detik. Lakukanlah ini 4 sampai 6 kali selama setengah
menit.
2.7 Evidencechees
2.7.1 Pengertian Evidencechees
15
bidan dalam mendorong maju yang terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan
utama meningkatkan perawatan untuk ibu dan bayi.
Jadi pengertian evidencechees midwifery dapat disimpulkan sebagai asuhan
kebidanan berdasarkan bukti penelitian yang telah teruji menurut metodologi
ilmiah yang sistematis.
Pada proses asuhan masa nifas ada beberapa hal yang dahulunya bahkan sampai
sekarang kita lakukan dan ternyata setelah dilakukan penelitian ternyata tidak
bermanfaat dan bahkan merugikan pasien.
NO Tindakan yang Sebelum EBM Setelah EBM
dilakukan
1. Pemakaian Tampon Tampon menyerap Tampon dapat menyebabkan
Vagina pendarahan tapi tidak infeksi.
mengehentikan
pendarahan.
2. Perawatan Terpisah Bayi benar-benar siaga Untuk mempererat bounding
(ibu dan bayi) selama 2 jam pertama. attachment.
3. Pemakaian Gurita Gurita untuk Gurita mempersulit
atau sejenisnya memperbaiki bentuk pemantauan involusio rahim
tubuh ibu dan dapat menyebabkan infeksi.
4. Perawatan Tali Pusat Perawatan tali pusat Perawatan tali pusat sekarang
dikasih alkohol dan hanya menggunakan kasa steril.
betadine.
16
Dari tindakan diatas telah dilakukan penelitian sehingga dapat
dikategorikan aman untuk asuhan pada ibu nifas dan bayi baru lahir hasil
penelitiannya:
B. Bounding Attacment
Bounding Attacment adalah sentuhan awal atau kontak kulit antara ibu dan bayi
pada menit-menit pertama sampai beberapa jam setelah kelahiran bayi. Dalam hal
ini kontak ibu dan ayah akan menentukan tumbuh kembang anak menjadi optimal.
Pada proses ini penggabungan berdasarkan cinta dan penerimaan yang tulus dari
orangtua terhadap anaknya dan memberikan dukungan asuhan dalam
perawatannya. Kebutuhan untuk menyentuh dan disentuh adalah kunci dari
insting primata. Bayi memepelajari lingkungan dengan membedakan sentuhan dan
pengalaman dan benda yang lembut dan keras, sama halnya dengan membedakan
suhu panas dan dingin.
Menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat
diperoleh dari kontak dini:
a. Kadar oksitosin meningkat
b. Refleks menghisap dilakukan dini
c. Pembentukkan kekekbalan aktif dimulai.
d. Mempercepat proses ikatan antara orangtua dan anak
17
f. Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak
g. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan
pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu dan memberi trasa nyaman.
h. Penekanan pada hal-hal positif.
i. Libatkan anggota keluarga
j. Ionmformasi bertahap tentang bounding attachment
18
D. Perawatan Tali Pusat
Banyak pendapat tentang cara terbaik untuk merawat tali pusat. Telah
dilaksanakan beberapa uji klinis untuk membandingkan cara penanganan tidak
ada peningkatan kejadian infeksi pada laka tali pusat dibiarkan dan tidak
melakukan apapun selain membersihkan tali pusat dengan air bersih. Untuk di
waspadai bagi negara-negara yang beriklim tropis, penggunaain alkohol yang
populer dan terbukti ekfektif di daerah panas alkohol mudah menguap dan
menjadi openurunan aktifitasnya,
Bedak antiseptik tuja dapat kehilangan efektifitasnya terutama dalam suasana
kelembapan tinggi (apabila tidak dijaga). Sehingga penggunaan bahan tersebut
dapat meningkatkan infeksi, kecuali bila obat tersebut dapat dijaga agar tetap
kering dan dingin. Kerena tidak ada bukti kuat dari penggunaan alkohol tersebut
mahal serta sulit untuk mendapat bahan yang berkualitas, untuk sementara agar
ibu nifas membiarkanluka tali pusat mengagering sendiri. Hasil penelkitian
tersebut diatas menunjukan bahwa dewngan membiarkan talipudsat mengering
sendiri dan hanya membersikan tiap hari dengan air bersih , merupakan cara
paling cost effektive untuk perawatan tali pusat.
Bidan hendaknya menasehati ibu agar tidak membubukan apapun di sekitar tali
pusat karena dapaty menyebabkan infeksi. Hal ini disebabkan karena
meningkatnya kelembaban (akibat penyerapan dari bahan tersebut ) badan bayi
sehingga menciptakan kondisi yang ideal untuk tumbuhnya bakteri. Penting untuk
dinasehatkan kepada ibu agar tidak membubuhkan apapun dan hendaknya tali
pusat dibiarkan membuka agar tetap keringatau dibalut dengan kasa kering.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan tingginya AKI dan perinatal yang dialami sebagian besar negara
berkembang . maka WHO menetapkan salah satu usaha yang dapat mencapai
peningkatan pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan bermutu yaitu
dilaksanakannya praktek berdasarpada evidenc based.
3.2 Saran
Diharapkan akan adanya peningkatan jumlah bidan terlibat dalam penelitian,
akan pengetahuan berdasar bukti mengenai asuhan kebidanan khususnya dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan anak dalam upaya penurunan AKI
dan AKB.
20
DAFTAR PUSTAKA
21