Makalah Kelompok 1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN FISIOLOGIS MASA NIFAS

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1

1. Yusilia Rohar 230108303


2.. Indah Fatmawati, 230108149
3. Agista Syafira 230108058
4. Ita Olviary 230108153
5. Nani Firawati 230108189
6. Kurnia Nur Yuniati 230108313
7. Aesti Rena Yulita 230108057
8. Wulan Yulianingsih 230108291
9. Sulastri 230108266

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN


UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Fisiologis Masa Nifas” ini dengan lancar.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah
yang jauh lebih baik.
Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat
bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai Peran dan
Tanggung Jawab Bidan khususnya bagi penulis.

Pringsewu, Agustus 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan....................................................................................... 3
1.3 Manfaat Penulisan.................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Masa Nifas................................................................................................ 4
2.2 Tahapan masa Nifas ................................................................................ 5
2.3 Perubahan Fisiolagi Masa Nifas .............................................................. 6
2.4 Perubahan tanda-tanda vital..................................................................... 7
2.5 Konsep Dasar Senam Nifas...................................................................... 9
2.6 Langkah-langkah senam nifas.................................................................. 12
2.7 Evidencechees.......................................................................................... 15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................... 20
3.2 Saran......................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilan,
persalinan, bayi baru lahir, dan kala nifas serta kembalinya alat reproduksi ke
keadaan normal. Tujuan ilmu kebidanan adalah untuk mengantarkan kehamilan,
persalianan, dan kala nifas sertapemerian ASI dengan selamat dengan kerusakan
akibat persalinan sekecil-kecilnya dan kembalinya alat reproduksi dalam keadaan
normal.
Setelah persalinan wanita akan mengalami masa puerperium, untuk dapat
mengembalikan alat genitalia interna kedalam keadaan normal, dengan tenggang
waktu sekitar 42 hari atau enam minggu atau satu bulan tujuh hari.
Masa nifas atau puerperium dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
nifas berlangsung kira-kira selama 6 minggu. Pada masa ini terjadi perubahan-
perubahan fisiologis,yaitu: Perubahan fisik, Involusi uterus dan pengeluaran
lochia. Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan
berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan seblum hamil. Perubahan-
perubahan alat-alat genital ini dalam keseluruhannya disebit involusi.
Senam nifas adalah latihan jasmani yang dilakukan oleh ibu-ibu setelah
melahirkan setelah keadaan tubuhnya pulih dimana fungsinya adalah untuk
mengembalikan kondisi kesehatan, untuk mempercepat penyembuhan, mencegah
timbulnya komplikasi, memulihkan dan memperbaiki regangan pada otot-otot
setelah kehamilan, terutama pada otot-otot bagian punggung, dasar panggul dan
perut (Anggriyana, 2010).
Kita harus mengajarkan pada pasien untuk melakukan senam nifas, agar tidak
terjadi komplikasi pada masa nifas dan untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu
– ibu di Indonesia. Namun masih sedikit ibu – ibu yang mau melakukan senam
nifas. kita harus pandai – pandai memberikan penyuluhan secara perlahan di
masyarakat.
Setelah persalinan wanita akan mengalami masa puerperium, untuk dapat
mengembalikan alat genitalia interna kedalam keadaan normal, dengan tenggang
waktu sekitar 42 hari atau enam minggu atau satu bulan tujuh hari.
Masa nifas atau puerperium dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa
nifas berlangsung kira-kira selama 6 minggu. Pada masa ini terjadi perubahan-
perubahan fisiologis,yaitu: Perubahan fisik, Involusi uterus dan pengeluaran
lochia. Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan
berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan seblum hamil. Perubahan-
perubahan alat-alat genital ini dalam keseluruhannya disebit involusi.
Senam nifas adalah latihan jasmani yang dilakukan oleh ibu-ibu setelah
melahirkan setelah keadaan tubuhnya pulih dimana fungsinya adalah untuk
mengembalikan kondisi kesehatan, untuk mempercepat penyembuhan, mencegah
timbulnya komplikasi, memulihkan dan memperbaiki regangan pada otot-otot
setelah kehamilan, terutama pada otot-otot bagian punggung, dasar panggul dan
perut (Anggriyana, 2010).
Kita harus mengajarkan pada pasien untuk melakukan senam nifas, agar tidak
terjadi komplikasi pada masa nifas dan untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu
– ibu di Indonesia. Namun masih sedikit ibu – ibu yang mau melakukan senam
nifas. kita harus pandai – pandai memberikan penyuluhan secara perlahan di
masyarakat.
Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan
kesanggupan suatu Negara untuk memberikan pelayanan kesehatan. Indonesia,
merupakan Negara yang angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti
kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan segera untuk memberikan
pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan
lebih bermutu.
EBM didirikan Oleh RCM dalam rangka untuk membantu
mengembangkan kuat professional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuh

2
bidan berorietasi akademis. EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal
mandiri untuk penelitian murni bukti pada konferensi tahunan di RCM Harrogate,
Inggris pada tahun 2003. Itu dirancang untuk membantu bidan dalam mendorong
maju yang terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan utama meningkatkan
perawatan untuk ibu dan bayi.

1.2 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui lebih jelas tentang konsep nifas.
2. Untuk mengetahui Informasi Evidenbased pada masa nifas.

1.3 Manfaat Penulisan


1. Mahasiswa mampu memahami konsep pada ibu nifas dan
mengaplikasikannya.
2. Mahasiswa mampu meningkatkan pengetahuan tentang Evidenbased pada
masa nifas

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 MASA NIFAS

2.1.1 Pengertian Masa Nifas


Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali sepeti keaadaan semula( sebelum hamil).
Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak
perubahan, baik secara fisik maupun psikologis sebenarnya sebagian besar
bersifat fisiologis, namun jika tidak dilakukan pendampingan melalui asuhan
kebidanan maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi keadaan patologis.
Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah persalinan selesai
sampai 6 minggu atau 42 hari. Selama masa nifas, organ reproduksi secara
perlahan akan mengalami perubahan seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan
organ reproduksi ini disebut involusi.
Asuhan selama periode nifas pserlu mendapat perhatian karena sekitar
60% angka kematian ibu terjadi pada periode ini. Angka kematian ibu adalah
banyaknya wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan
gangguan kehamilan atau penangannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus
indisentil) selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah
melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamialn per 100.000 kelahiran hidup
(Maritalia, 2017).
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat –
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (Vivian, 2011). Menurut
Ambarwati (2011) masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa ini
biasanya 6-8 minggu diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan
normal. Masa nifas adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk
memulihkan kembali organ reproduksi, biasanya sekitar enam minggu (Mansur,
2012).

4
2.1.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas
Asuhan yang diberikan kepada ibu nifas bertujuan untuk:
 Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu.
 Pencegahan diagnosa
 Merujuk ibu keasuhan tenaga ahli bilamana perlu
 Medukung dan memperkuat keyakinan ibu, serta memungkinkan ibu untuk
mampu melaksanakan perannya dalam situasi keluarga dan budaya khusus.
 Imunisasi ibu terhadap tetanus
 Mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian makan anak,
serta peningkatan pengembangan hubungan yang baik antara ibu dan anak.

2.1.3 Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas


Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas ini, antara lain sebagai:
 Teman terdekat, sekaligus pendamping ibu nifas dalam menghadapi saat-saat
kritis masa nifas.
 Pendidik dalam usaha pemberian pendidikan kesehatan terhadap ibu dan
keluarga.
 Pelaksana asuhan kepada pasien dalam hal tindakan perawatan, pemantauan,
penanganan masalah, rujukan, dan deteksi dini komplikasi masa nifas.

2.2 Tahapan masa Nifas


2.2.1 Peurpenium dini
Merupakan masa pemulihan awal dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri
dan berjalan-jalan. Ibu yang melahirkan per vagina tanpa komplikasi
dalam 6 jam pertama setelah kala IV dianjurkan untuk mobilisasi segera.

2.2.2 Peurpenium intermedial


Suatu masa pemulihan dimana organ-organ reproduksi secara berangsur-
angsur akan kembali ke keadaan sebelum hamil. Masa ini berlangsung
selama kurang lebih enam minggu atau 42 hari.

5
2.2.3 Remote peurpenium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila
selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Rentang
waktu remote puererium berbeda untuk setiap ibu, tergantung dari berat
ringannya komplikasi yang dialami selama hamil atau persalinan
(Maritalia, 2017).

2.3 Perubahan Fisiolagi Masa Nifas


2.3.1 Involusi uterus
Involusi uterus adalah suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi
sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera
setelah plasenta lahir akibat kontraksi ototoatot polos uterus.

Tabel 2.1 Perubahan uterus pada masa nifas


Involusi uterus Tinggi fundus uteri Berat uterus
Plasenta lahir Dua jari di bawah pusat 750 garam
7 hari Pertengahan antara pusat dan 5000 gram
(minggu ke-1) simpisis
14 hari Tidak teraba 350 gram
(minggu ke-2)
42 hari Sama seperti hamil 2 minggu 50 gram
(minggu ke-6)
56 hari Normal 30 ram
(Minggu ke-8)

2.3.2 Lochea
Lochea adalah cairan atau secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
pada saat nifas. Lochea mempunyai reaksi basa/ kanalis yang dapat
membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang
ada pada vagina normal. Macam-macam lochea (fiologis) :
1. Lochea rubra

6
Muncul pada hari 1-4 masa PP. Cairan yang keluar berwarna merah
karena berisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim,
lemak bayi, lanugo (rambut bayi), dan mekonium.
2. Lochea sanguinolenta
Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan serta berlendir.
Berlangsung dari hari ke 4-7 post partum.
3. Lochea serosa
Cairan yang keluar berwarna kuning kecoklatan karena mengandung
serum, leukosit dan robekan / laserasi plasenta.Berlangsung dari hari
ke 7-14 post partum.
4. Lochea alba
Mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput lendie serviks dan
selaput jaringan yang mati. Berlangsung pada 2-6 minggu post partum.

2.4 Perubahan tanda-tanda vital


2.4.1 Suhu badan
Pada 24 jam pp suhu badan akan naik (37,5˚ -38˚) sebagai akibat kerja
keras waktu melahirkan, kelelahan dan kehilangan cairan, bila keadaan
sudah normal, maka suhu badan akan menurun kembali. Pada hari ke tiga
suhu badan akan kembali meningkat, dikarenakan ada pembentukan ASI.
2.4.2 Nadi
Denyut nadi normal adalah 60-80 x/ menit. Setelah menahirkan denyut
nadi akanlebih cepat, yaitu lebih dari 100 x/ menit.
2.4.3 Tekanan darah
Biasanya tidak berubah, tetapi tekanan darah bisa menjadi rendah
dikarenakan adanya perdarahan selama persalinan (tekanan sistole
menurun 20mmHg). Hal ini merupakan refleksi dari Orthostatik
Hipotensi yaitu keadaan temporer dalam kompensasi kardiovaskuler
untuk menurkan retensi kardiovaskuler dalam pelviks.

7
2.4.4 Pernafasan
Tidak ada perubahan pernafasan pada ibu selama masa nifas pada kondisi
yang normal. Pada ibu yang menggunakan anastesi spinal pada saat
persalinan maka pernafasanya akan mengalami hoventilasi atau
hiperventilasi (Ambarwati, 2011).

2.4.5 Perubahan Psikologi


Kelahiran bayi adalah suatu perubahan yang mendadak dalam
keseimbangan yang sudah tertata pada hidup seseorang ibu, baik secara
fisik maupun emosional. Kebutuhan dasar ibu pasca melahirkan adalah
kebutuhan makanan, tidur, kenyamanan fisik dan kesejahteraan
emosional. Kemandirian dan keterdugaan relatif tiba-tiba tersingkirkan
oleh kebutuhan bayi (Mansur, 2012).
2.4.6 Adaptasi Psikologi Pada Ibu Postpartum
Menurut teori Rubin dalam buku Mansur (2013) adaptasi psikologi
pascapartum pada seorang ibu postpartum terbagi dalam tiga periode :
1. Taking in
1) Berlangsung 1 sampai 2 hari.
2) Ibu pasif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, perlu menjaga
komunikasi dengan baik. Ibu sangat tergantung dan
mengharapkan segala sesuatu kebutuhan dapat dipenuhi orang
lain
2. Taking hold
a. Berlangsung 3 sampai 10 hari setelah melahirkan
b. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dalam
merawat bayi. Olah karena itu ibu perlu sekali dukungan orang –
orang terdekat.
3. LettingGo
a. Berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Secara umum fase ini
setelah ibu kembali kerumah.

8
b. Ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan mulai
menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya.
(Mansur, 2012).

2.5 Konsep Dasar Senam Nifas


2.5.1 Pengertian

Senam nifas adalah senam yang di lakukan pada saat seorang ibu menjalani
masa nifas atau masa setelah melahirkan. (Idamaryanti,2009).
Senam nifas adalah latihan gerak yang dilakukan secepat mungkin setelah
melahirkan, supaya otot-otot yang mengalami peregangan selama kehamilan dan
persalinan dapat kembali kepada kondisi normal seperti semula.
(Ervinasby,2008).
Senam nifas dapat di mulai 6 jam setelah melahirkan dan dalam pelaksanaanya
harus dilakukan secara bertahap, sistematis dan kontinyu. (Alijahbana,2008)

2.5.2 Tujuan senam nifas

Senam nifas dapat dilakukan oleh ibu-ibu pasca persalinan, dimana senam
nifas mempunyai tujuan untuk :
a. Memperlancar terjadinya proses involusi uteri (kembalinya rahim ke bentuk
semula).
b. Mempercepat pemulihan kondisi tubuh ibu setelah melahirkan pada kondisi
semula.
c. Mencegah komplikasi yang mungkin timbul selama menjalani masa nifas.
d. Memelihara dan memperkuat kekuatan otot perut, otot dasar panggul, serta
otot pergerakan.
e. Memperbaiki sirkulasi darah, sikap tubuh setelah hamil dan melahirkan, tonus
otot pelvis, regangan otot tungkai bawah.
f. Menghindari pembengkakan pada pergelangan kaki dan mencegah timbulnya
varises.

9
g. Membantu mencegah pembentukan bekuan (thrombosis) pada pembuluh
tungkai dan membantu kemajuan ibu dari ketergantungan peran sakit menjadi
sehat dan tidak bergantung.

2.5.3 Manfaat senam nifas

a. Membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang mengalami


trauma serta mempercepat kembalinya bagian-bagian tersebut kebentuk
normal.
b. Membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar diakibatkan
kehamilan.
c. Menghasilkan manfaat psikologis menambah kemampuan menghadapi stress
dan bersantai sehingga mengurangi depresi pasca persalinan.

2.5.4 Syarat senam nifas

Senam nifas dapat di lakukan setelah persalinan, tetapi dengan ketentuan


sebagai berikut:
a. Untuk ibu melahirkan yang sehat dan tidak ada kelainan.
b. Senam ini dilakukan setelah 6 jam persalinan dan dilakukan di rumah sakit
atau rumah bersalin, dan diulang terus di rumah.

2.5.5 Sebelum melakukan senam nifas, ada hal-hal yang perlu dipersiapkan
yaitu :

1. Sebaiknya mengenakan baju yang nyaman untuk berolahraga.


2. Persiapkan minum, sebaiknya air putih.
3. Bisa dilakukan di matras atau tempat tidur.
4. Ibu yang melakukan senam nifas di rumah sebaiknya mengecek denyut nadinya
dengan memegang pergelangan tangan dan merasakan adanya denyut nadi,
kemudian hitung selama 1 (satu) menit penuh. Frekuensi nadi yang normal
adalah 60-90 kali per menit.
5. Boleh diiringi dengan musik yang menyenangkan jika menginginkan.

10
6. Petunjuk untuk bidan / tenaga kesehatan yang mendampingi ibu untuk
melakukan senam nifas : perhatikan keadaan umum ibu dan keluhan-keluhan
yang dirasakan, pastikan tidak ada kontraindikasi dan periksa tanda vital secara
lengkap untuk memastikan pulihnnya kondisi ibu yaitu tekanan darah, suhu,
pernafasan, dan nadi. Hal tersebut dilakukan sebelum dan sesudah senam nifas.
Perhatikan pula kondisi ibu selama senam. Tidak perlu memaksakan ibu jika
tampak berat dan kelelahan. Anjurkan untuk minum air putih jika diperlukan.

2.5.6 Kerugian Bila Tidak Melakukan senam nifas


a. Infeksi karena involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah tidak
dapat dikeluarkan.
b. Perdarahan yang abnormal, kontraksi uterus baik sehingga resiko
perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan.
c. Trombosis vena (sumbatan vena oleh bekuan darah).
d. Timbul varises.

2.5.7 Kontra Indikasi senam nifas


1) Ibu dengan penyakit jantung
2) Ibu dengan kehamilan pre eklamsi
3) Ibu dengan perdarahan

Latihan pasca persalinan (masa nifas) gerakkan diarahkan lebih pada perbaikan
otot disekeliling perut perbaikan postur dan perbaikan otot-otot pinggul.

11
2.5.8 Persiapan senam nifas
 Sebelum melakukan senam, baik pre atau post natal care sebaiknya diberikan
penjelasan secara teori supaya dalam melaksanakan senam tidak salah.
 Untuk tempat dipilih yang tenang dan cukup ventilasi.
Ø Alat :
1. Matras
2. sprei, bantal dan guling
3. sarung bantal dan guling
4. baju senam yang panjang dan longgar
5. gambar anatomi
6. tape recorder
7. handuk kecil

2.6 Langkah-langkah senam nifas


1. Berbaring dengan lutut di tekuk. Tempatkan tangan diatas perut di bawah
area iga-iga. Napas dalam dan lambat melalui hidung dan kemudian
keluarkan melalui mulut, kencangkan dinding abdomen untuk membantu
mengosongkan paru-paru

2. Berbaring telentang, lengan dikeataskan diatas kepala, telapak terbuka


keatas. Kendurkan lengan kiri sedikit dan regangkan lengan kanan. Pada
waktu yang bersamaaan rilekskan kaki kiri dan regangkan kaki kanan
sehingga ada regangan penuh pada seluruh bagian kanan tubuh.

12
3. Kontraksi vagina. Berbaring telentang. Kedua kaki sedikit diregangkan.
Tarik dasar panggul, tahan selama tiga detik dan kemudian rileks.

4. Memiringkan panggul. Berbaring, lutut ditekuk. Kontraksikan/


kencangkan otot-otot perut sampai tulang punggung mendatar dan
kencangkan otot-otot bokong tahan 3 detik kemudian rileks.

5. Berbaring telentang, lutut ditekuk, lengan dijulurkan ke lutut. Angkat


kepala dan bahu kira-kira 45 derajat, tahan 3 detik dan rilekskan dengan
perlahan.

6. Posisi yang sama seperti diatas. Tempatkan lengan lurus di bagian luar
lutut kiri.

7. Tidur telentang, kedua lengan di bawah kepala dan kedua kaki diluruskan.
angkat kedua kaki sehingga pinggul dan lutut mendekati badan
semaksimal mungkin. Lalu luruskan dan angkat kaki kiri dan kanan
vertical dan perlahan-lahan turunkan kembali ke lantai.

13
8. Tidur telentang dengan kaki terangkat ke atas, dengan jalan meletakkan
kursi di ujung kasur, badan agak melengkung dengan letak pada dan kaki
bawah lebih atas. Lakukan gerakan pada jari-jari kaki seperti mencakar
dan meregangkan. Lakukan ini selama setengah menit.

9. Gerakan ujung kaki secara teratur seperti lingkaran dari luar ke dalam
dan dari dalam keluar. Lakukan gerakan ini selama setengah menit.

10. Lakukan gerakan telapak kaki kiri dan kanan ke atas dan ke bawah seperti
gerakan menggergaji. Lakukan selama setengah menit.

11. Tidur telentang kedua tangan bebas bergerak. Lakukan gerakan dimana
lutut mendekati badan, bergantian kaki kiri dan kaki kanan, sedangkan
tangan memegang ujung kaki, dan urutlah mulai dari ujung kaki sampai
batas betis, lutut dan paha. Lakukan gerakan ini 8 sampai 10 setiap hari.

14
12. Berbaring telentang, kaki terangkan ke atas, kedua tangan di bawah
kepala. Jepitlah bantal diantara kedua kakidan tekanlah sekuat-kkuatnya.
Pada waktu bersamaan angkatlah pantat dari kasur dengan
melengkungkan badan. Lakukan sebanyak 4 sampai 6 kali selama
setengah menit.

13. Tidur telentang, kaki terangkat ke atas, kedua lengan di samping badan.
kaki kanan disilangkan di atas kaki kiri dan tekan yang kuat. Pada saat
yang sama tegangkan kaki dan kendorkan lagi perlahan-lahan dalam
gerakan selama 4 detik. Lakukanlah ini 4 sampai 6 kali selama setengah
menit.

2.7 Evidencechees
2.7.1 Pengertian Evidencechees

Pengertian evidencechees jika ditinjau dari pemenggalan kata ( inggris ) maka


evidencechees dapat diartikan sebagai berikut evidence adalah bukti atau fakta
dan chees adalah Sesuatu yang baik. Jadi evidencechees adalah bukti dari sesuatu
yang baik.
Evidencechees midwifery (pranctice) didirikan oleh RCM dalam rangka untuk
membantu mengembangkan kuat profesional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan
tubuh bidan berorientasi akademis. EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah
jurnal mandiri untuk penelitian murni bukti pada konferensi tahunan di RSCM
Harrogate, inggris 2003 (hemmings et al, 2003). Itu dirancang untuk membantu

15
bidan dalam mendorong maju yang terikat pengetahuan kebidanan dengan tujuan
utama meningkatkan perawatan untuk ibu dan bayi.
Jadi pengertian evidencechees midwifery dapat disimpulkan sebagai asuhan
kebidanan berdasarkan bukti penelitian yang telah teruji menurut metodologi
ilmiah yang sistematis.

2.7.2 Manfaat Evidencechees

 Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti


ilmiah.
 Meningkatkan kompetensi (kognitif)
 Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagai profesional dalam memberikan
asuhan yang bermutu.
 Memenuhi kepuasan pasien yang mana dalam asuhan kebidanan klien
mengharapkan asuhan yang benar, sesuai dengan bukti dan teori serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.7.3 Perkembangan Evidencechees dalam Kebidanan Postnatal Care

Pada proses asuhan masa nifas ada beberapa hal yang dahulunya bahkan sampai
sekarang kita lakukan dan ternyata setelah dilakukan penelitian ternyata tidak
bermanfaat dan bahkan merugikan pasien.
NO Tindakan yang Sebelum EBM Setelah EBM
dilakukan
1. Pemakaian Tampon Tampon menyerap Tampon dapat menyebabkan
Vagina pendarahan tapi tidak infeksi.
mengehentikan
pendarahan.
2. Perawatan Terpisah Bayi benar-benar siaga Untuk mempererat bounding
(ibu dan bayi) selama 2 jam pertama. attachment.
3. Pemakaian Gurita Gurita untuk Gurita mempersulit
atau sejenisnya memperbaiki bentuk pemantauan involusio rahim
tubuh ibu dan dapat menyebabkan infeksi.
4. Perawatan Tali Pusat Perawatan tali pusat Perawatan tali pusat sekarang
dikasih alkohol dan hanya menggunakan kasa steril.
betadine.

16
Dari tindakan diatas telah dilakukan penelitian sehingga dapat
dikategorikan aman untuk asuhan pada ibu nifas dan bayi baru lahir hasil
penelitiannya:

A. Penggunaan Tampon Vagina


Tampon vagina menyerap darah tetapi tidak menhentikan pendarahan, bahkan
pendarahan tetap terjadi dan dapat menyebabkan infeksi.

B. Bounding Attacment
Bounding Attacment adalah sentuhan awal atau kontak kulit antara ibu dan bayi
pada menit-menit pertama sampai beberapa jam setelah kelahiran bayi. Dalam hal
ini kontak ibu dan ayah akan menentukan tumbuh kembang anak menjadi optimal.
Pada proses ini penggabungan berdasarkan cinta dan penerimaan yang tulus dari
orangtua terhadap anaknya dan memberikan dukungan asuhan dalam
perawatannya. Kebutuhan untuk menyentuh dan disentuh adalah kunci dari
insting primata. Bayi memepelajari lingkungan dengan membedakan sentuhan dan
pengalaman dan benda yang lembut dan keras, sama halnya dengan membedakan
suhu panas dan dingin.
Menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat
diperoleh dari kontak dini:
a. Kadar oksitosin meningkat
b. Refleks menghisap dilakukan dini
c. Pembentukkan kekekbalan aktif dimulai.
d. Mempercepat proses ikatan antara orangtua dan anak

Prinsip-prinsip dan upaya meningkatkan Bouding Attachment


a. Dilakukan segera
b. Sentuhan orangtua pertama kali
c. Kesehatan emosional orangtua
d. Terlibat pemberian dukungan pada proses persalinan
e. Adaptasi

17
f. Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak
g. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan
pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu dan memberi trasa nyaman.
h. Penekanan pada hal-hal positif.
i. Libatkan anggota keluarga
j. Ionmformasi bertahap tentang bounding attachment

C. Pemakaian Gurita dan Sejenisnya


Wanita yang setelah melahirkan pasti ingin tubuhnya kembali seperti
semula/ langsing. Maka darti itu kebanyakan orang inigin memakai
gurita/stagen.
Pada dasarnya, dunia kesehatan tidak menganjurkan setiap pasien bersalin
untuk memakai stagen atau gurita. Stagen atau gurita tidak memberikan efek
positif dalam mengecilkan atau mengencangkan perut karena sifatnya yang
pasif. Pada saat memakai stagen atau gurita perut memang terasa kencang,
namun setelah dilepas perut akan kendur seperti semula.
Ibu yang melahirkan melalui proses operasi, dan jahitan berada di tengah
perut paling tidak memakai gurita setelah satu minggu setelah persalinan. Ini
untuk memberi waktu agar jahitan bekas operasi kering. Karna jika memakai
gurita pada jahitan masih basahakan membuat jahitan akan parah, jahitan bisa
terbuka kembali, atau bahkan bernana dan akan berakibat infeksi.
Saat hamil otot-otot menjadi kendur, khususnya otot dinding perut dan dasar
panggul. Untuk mengatasinya, jalan paling baik dan sehat adalah dengan
senam atau berolahraga yang dapat kembali mengencangkan otot dinding
perut.
Pengencangan otot panggul bisa juga melakukan senam kegel. Senam kegel
berfungsi untuk menguatkan otot-otot dasar panggul dan saluran kemih yang
mampu mencegah mengompol ketika persalinan berlangsung. Dan juga bisa
melakukan dengan senam nifas yang dilakukan seusai melahirkan. Senam ini
lebih bermanfaat untuk mengembalikan kekencangan perut usai melahitkan,
dengan cara yang tidak menyiksa dan jauh lebih sehat

18
D. Perawatan Tali Pusat
Banyak pendapat tentang cara terbaik untuk merawat tali pusat. Telah
dilaksanakan beberapa uji klinis untuk membandingkan cara penanganan tidak
ada peningkatan kejadian infeksi pada laka tali pusat dibiarkan dan tidak
melakukan apapun selain membersihkan tali pusat dengan air bersih. Untuk di
waspadai bagi negara-negara yang beriklim tropis, penggunaain alkohol yang
populer dan terbukti ekfektif di daerah panas alkohol mudah menguap dan
menjadi openurunan aktifitasnya,
Bedak antiseptik tuja dapat kehilangan efektifitasnya terutama dalam suasana
kelembapan tinggi (apabila tidak dijaga). Sehingga penggunaan bahan tersebut
dapat meningkatkan infeksi, kecuali bila obat tersebut dapat dijaga agar tetap
kering dan dingin. Kerena tidak ada bukti kuat dari penggunaan alkohol tersebut
mahal serta sulit untuk mendapat bahan yang berkualitas, untuk sementara agar
ibu nifas membiarkanluka tali pusat mengagering sendiri. Hasil penelkitian
tersebut diatas menunjukan bahwa dewngan membiarkan talipudsat mengering
sendiri dan hanya membersikan tiap hari dengan air bersih , merupakan cara
paling cost effektive untuk perawatan tali pusat.
Bidan hendaknya menasehati ibu agar tidak membubukan apapun di sekitar tali
pusat karena dapaty menyebabkan infeksi. Hal ini disebabkan karena
meningkatnya kelembaban (akibat penyerapan dari bahan tersebut ) badan bayi
sehingga menciptakan kondisi yang ideal untuk tumbuhnya bakteri. Penting untuk
dinasehatkan kepada ibu agar tidak membubuhkan apapun dan hendaknya tali
pusat dibiarkan membuka agar tetap keringatau dibalut dengan kasa kering.

19
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan tingginya AKI dan perinatal yang dialami sebagian besar negara
berkembang . maka WHO menetapkan salah satu usaha yang dapat mencapai
peningkatan pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan bermutu yaitu
dilaksanakannya praktek berdasarpada evidenc based.

3.2 Saran
Diharapkan akan adanya peningkatan jumlah bidan terlibat dalam penelitian,
akan pengetahuan berdasar bukti mengenai asuhan kebidanan khususnya dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada ibu dan anak dalam upaya penurunan AKI
dan AKB.

20
DAFTAR PUSTAKA

Masiroh, S. (2013). Keperawatan Obstetri dan Ginekologi. Yogyakarta :


Imperium
Walyani, E dan Purwoastuti, E. (2015). Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan
Menyusui. Yogyakarta : Pustakabarupress
https://asuhankeperawatankesehatan.blogspot.co.id/2016/09/makalah-fisiologi-
nifas.html
http://qonitafatma18.blogspot.co.id/2015/04/fisiologi-nifas-mata-kuliah-
biologi.html

21

Anda mungkin juga menyukai