Proposal Ricky Zulhernanda PMM Revisiiii
Proposal Ricky Zulhernanda PMM Revisiiii
Proposal Ricky Zulhernanda PMM Revisiiii
PENDAHULUAN
1
matematika. Matematika punya Ratu ilmu-ilmu lain dan pelayan ilmu-ilmu lain.
(Kamarullah, 2017)
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah dan dianggap
memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas siswa. Matematika tidak
hanya melatih kemampuan berhitung, tetapi juga berpikir kritis, menganalisis
masalah, mengevaluasi, hingga akhirnya siswa dapat menyelesaikan masalah
mulai dari pemahaman konsep yang benar. Selain pemahaman dan penguasaan
konsep matematika, siswa akan mengembangkan kemampuan bekerja mandiri
maupun kelompok, kekritisan, kreativitas, konsistensi, logika, berpikir sistematis,
menghargai pendapat, kejujuran, percaya diri dan tanggung jawab.
Berkaitan dengan hal tersebut, guru menggunakan berbagai metode untuk
memfasilitasi interaksi kreativitas dalam kegiatan belajar siswa dengan kreativitas
siswa dalam menemukan atau membangun sendiri pengetahuannya dan dalam
mendukung keberhasilan tujuan belajar siswa. (Ali Daulay, A.,B.,A. Jaya, I. Karo-
Karo, I.,R, 2021)
Ketika belajar matematika, siswa dan guru harus selalu berkomunikasi
secara langsung atau tidak langsung. Matematika biasanya disepakati sesuatu
yang abstrak, jadi tidak semua pihak bisa menerjemahkan apa yang sebenarnya
disampaikan dalam kursus. Tentu saja, diperlukan teknik penyampaian pesan
yang tepat untuk ditingkatkan komunikasi matematika. ( Anisa.W. N, 2014)
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib untuk sekolah
jenjang dasar dan menengah. Menurut “Silabus Pengajaran Matematika”
(GBPP), tujuan keseluruhan pengajaran matematika pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah mencakup dua aspek, yaitu:
1. Menyiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan dalam
kehidupan yang selalu berkembang, melalui latihan bertindak atas dasar
pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien,
2. Menyiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir
matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai
ilmu pengetahuan .
Dari tujuan umum tersebut dapat disimpulkan bahwa sekolah sangat
berperan penting.Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir
tingkat tinggi yang menjadi salah satu tujuan penyusunan kurikulum secara
internasional. Kemampuan berpikir matematis sangat diperlukan siswa untuk
memecahkan masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Namun
pentingnya kemampuan berpikir kritis siswa belum sejalan dengan pembiasaan
terhadap kemampuan berpikir kritis.
Menurut (sihotang, kasdin; , 2019) ada beberapa kendala dalam berpikir
kritis. Egosentrisme merupakan hambatan untuk berpikir kritis karena dalam
keadaan pikiran ini setiap orang hanya membela kepentingannya sendiri..
Menurut Gregory Bassham, egosentrisme muncul dalam dua kecenderungan
berpikir kritis :
1. Pikiran egois Suatu cara berpikir yang diyakini oleh seseorang yang
menerima dan mempertahankan suatu keyakinan akan kepentingan diri
sendiri yang berpusat hanya pada diri sendiri.
2. Swalayan Orang yang memikirkan kepentingannya sendiri sebelum orang
lain, artinya orang yang berpikir seperti ini hanya melayani dirinya sendiri.
Seperti halnya pembelajaran matematika di sekolah belum berorientasi
pada hal tersebut, tetapi masih berorientasi pada penyajian konsep dan latihan.
Faktor penyebabnya adalah sistem pembelajaran saat ini yang membiasakan siswa
hanya menerima informasi saja, sehingga siswa hanya mampu menyelesaikan
masalah yang procedural.
Berdasarkan hasil pengamatan awal peneliti di sekolah SMK
Muhammadiyah 8 Medan , peneliti menemukan bahwa masih banyak siswa yang
tidak mampu mengembangkan potensi berfikir kritisnya. Hal ini peneliti
simpulkan saat mengikuti proses pembelajaran di kelas, dimana siswa terlihat
diam saat guru mencoba untuk berintekgrasi dengannya.
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini di harapkan secara khusus dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai kemampuan berfikir siswa dalam menyelesaikan soal
HOTS dan secara umum dapat menambah wawasan dan metode
pembelajaran dalam pendidikan matematika.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Siswa
Siswa Siswa akan terbiasa mengerjakan soal-soal HOTS, serta dapat
mempelajari lebih mendalam soal-soal HOTS yang telah tersedia di internet.
b) Bagi Guru
Guru dapat menambah bahan yang diajarkan berbentuk soal HOTS,
kemudian dapat mengapresiasi dalam perbaikan evaluasi pembelajaran.
c) Bagi Sekolah
Sekolah bisa menerapkan untuk meningkatkan kemampuan matematika siswa
bukan hanya sebatas pada saat penelitian saja, serta dapat membuka jalan
bagi sekolah untuk membuat siswa berprestasi dalam bidang matematika.
d) Bagi Peneliti
Sebagai bahan referensi yang mendorong peneliti lainnya untuk
melaksanakan penelitian sejenisnya serta dengan mengetahui kemampuan
berfikir kritis siswa dan mengembangkan pengetahuan tentang pembelajaran
matematika yang berbasis HOTS.
BAB II
TELAAH KEPUSTAKAAN
A. Kajian Teori
1. Pembelajaraan matematika
Dalam arti luas, logika adalah metode dan prinsip yang mampu
membedakan dengan tegas antara penalaran yang benar dan yang salah .
Kata "matematika" berasal dari kata Yunani "máthem" yang diartikan
sebagai "sains, pengetahuan atau pembelajaran". Kata “mathematics” juga
berasal dari kata “mathematikós” yang berarti “suka belajar”. Pada zaman
prasejarah, banyak orang mengenal matematika. Matematika tumbuh dan
berkembang karena adanya proses berpikir. Oleh karena itu, logika
menjadi dasar matematika. Logika adalah "masa bayi" matematika, dan
matematika adalah logika "dewasa".
Sebagai ilmu, matematika adalah alat berpikir, alat komunikasi,
dan alat untuk memecahkan berbagai masalah praktis berdasarkan logika
dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalitas dan individualitas,
memiliki cabang seperti aritmatika, aljabar, geometri dan analisis (Hamzah
B.Uno, 2009: 129).
Beberapa pandangan tentang beberapa definisi atau pengertian
matematika adalah sebagai berikut :
a. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan yang eksak dan terorganisasi
secara sistematik.
b. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasinya.
c. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logis yang berhubungan
dengan bilangan.
d. Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah
tentang ruang dan bentuk.
e. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur – struktur yang logis.
f. Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat.
َل ۥ ِّق َٰب ِّمۢن ِن ِه ِم ْلِفِهۦ َف ُظو ۥ ِم َأ ِر ٱلَّلِهۗ ِإَّن ٱلَّل اَل ِّي ا ِبَق ٍم
َه ُيَغ ُر َم ْو ُه ُمَع ٌت َبْي َيَد ْي َو ْن َخ َيْح َنُه ْن ْم
َح َّتٰى ُيَغِّيُر و۟ا َما ِبَأنُفِس ِه ْم ۗ َو ِإَذٓا َأَر اَد ٱلَّلُه ِبَق ْو ٍم ُس ٓو ًءا َفاَل َمَر َّد َلُهۥۚ َو َما َلُه م ِّمن ُدوِنِهۦ
ِم ن اٍل
َو
Artinya: “Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya
bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah.
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki
keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak
ada pelindung bagi mereka selain Dia”.( Q.S Ar – Rad [13] : 11 )
Ayat di atas berdasarkan tafsir (Kemenag RI) menjelaskan bahwa
Allah memiliki malaikat – malaikat yang senantiasa mengikuti manusia
secara bergiliran dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya dengan
perintah allah dan mereka mencatat apa yang muncul darinya berupa
kebaikan atau keburukan. Sesungguhnya allah tidak merubah kenikmatan
yang telah diberikan – Nya kepada suatu kaum keculai jika mereka
merubah apa yang diperintahkan – Nya. Apabila allah menghendaki
petaka kepada suatu kelompok manusia, maka tidak ada tempat berlari
darinya. Mereka tidak akan mendapatkan selain dari allah seorng
pelindung pun yang mengurusi urusan mereka, lalu suatu yang disenangi
didatangkan kepada mereka dan suatu yang tidak disenangi dihindarkan
dari mereka.
a. Kemapuan
Kemampuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berasal
dari kata “mampu” yang berarti kuasa melakukan sesuatu, sanggup, dapat.
Sedangkan arti “kemampuan” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
berarti kesanggupan atau kecakapan dalam melaksanakan sesuatu atau sanggup
dalam melaksanakan sesuatu. Kemampuan (ability) berarti kapasitas seorang
individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan (Robbins &
Judge, 2009).
Kemampuan keseluruhan individu pada dasarnya terdiri atas dua
kelompok faktor, yaitu :
1. Kemampuan intelektual (intellectual ability), merupakan kemampuan yang
dibutuhkan untuk melakukan berbagai aktifitas mental.
2. Kemampuan fisik (physical bility), merupakan kemampuan melakukan
tugas-tugas yang menuntut stamina, keterampilan, kekuatan dan karakteristik
serupa.
Dari pengertian tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa kemampuan
adalah kesanggupan atau kecakapan seorang individu dalam menguasai suatu
keahlian dan digunakan untuk mengerjakan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.
Pengertian berpikir dalam arti luas adalah bergaul dengan abstraksi –
abstraksi .Dalam arti sempit, pengertian berpikir adalah meletakkan atau mencari
hubungan pertalian antara abstraksi - abstraksi (Purwanto, 2000). Berpikir adalah
Suatu kondisi yang letak hubungannya diantara bagian pengetahuan yang ada
dalam diri seseorang dan dikontrol oleh akal. Akal sebagai kekuatan yang
mengendalikan pikiran.
Kesimpulan dari beberapa pengertian di atas bahwa berpikir merupakan
aktivitas menstransfer informasi terhadap masalah atau persoalan dengan tetap
berupaya untuk memecahkannya masalahnya. Dengan cara menghubungkan satu
persoalan dengan lainnya sehingga menemukan jalan keluarnya.
Sedangkan pengertian kemampuan berpikir merupakan kesanggupan
sesorang individu dalam mengerjakan beragam tugas dengan akivitas
menstransfer informasi terhadap suatu masalah dengan tujuan untuk menemukan
jalan keluar suatu masalah.
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk berpikir kritis adalah
sebagai berikut (Sani, 2019).
Diskusi Panel, Simposium, dan Debat Panel, Melibatkan sekelompok siswa
untuk mencari informasi tentang topik khusus, kemudian siswa
menyampaikan informasi tersebut secara interaktif dalam diskusi.
Seminar Socrates Kegiatan belajar dengan mengajukan pertanyaan baik
dalam mengajukan permasalahan maupun dalam menjawab pertanyaan
diperkenalkan oleh Socrates, sehingga dinamakan metode dialog Socrates.
Socrates sendiri menamakan metode ini: “maieutic” yang berarti “seni
menyampaikan”. Metode tersebut juga dikembangkan menjadi seminar
Socrates (Socratic seminar) yang mengutamakan tanya jawab di kelas.
Pembelajaran Kooperatif dan Kolaboratif Dikembangkan berdasarkan teori
psikologis social untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam berinteraksi
dengan orang lain.
Pembelajaran Tutor Sejawat (peer tutoring) Mengajar dengan bantuan
seorang siswa yang kompeten untuk mengajar siswa lainnya.
Studi Kasus Metode studi kasus juga efektif untuk mengembangkan
keterampilan profesional siswa yang dibutuhkan dalam dunia nyata
Metode Diskusi Akan menstimulasi berpikir, menantang sikap dan
keyakinan, dan mengembangkan keterampilan interpersonal.
Metode Belajar Mandiri Guru dapat menugaskan siswa untuk membaca
secara kritis atau menulis secara kritis.
a. C4-Menganalisis
C. Kerangka Berpikir
PROSES
OUT PUT
1. DESKRIPSRI PROSES BERPIKIR
REFLEKTIF SISWA
2. PENARIK KESIMPULAN
A. Rancangan Penelitian
22
dengan menggunakan alat kunci peneliti sendiri untuk mengumpulkan data dari
latar alami dengan sumber langsung.
Penelitian ini mengadopsi jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif
hanya menjelaskan tentang sampel atau populasi. Temuan dalam bentuk
deskriptif ini tidak dapat digunakan untuk menggeneralisasi populasi (secara
umum) atau untuk mengontrol populasi. Peneliti melakukan penelitian
deskriptif untuk mengumpulkan data dan informasi tentang fenomena yang
diteliti, seperti keadaan sesuatu atau suatu peristiwa atau faktor-faktor yang
menyebabkan sesuatu itu terjadi.
SMK Muhammadiyah 08 Medan
Kegiatan penelitian tentunya membutuhkan tempat penelitian
sebagai wadah untuk memperoleh data yang dibutuhkan guna
mendukung tercapainya tujuan penelitian. Penelitian ini dilakukan di
SMK Muhammadiyah 08 Medan, Jl. Abdul Hakim No.2, Tanjung Sari
Medan Selayang kode pos 20123. Banyak alasan dilakukannya
penelitian ini, antara lain:
a. Dahulu belum ada penelitian tentang analisis kemampuan berpikir
kritis siswa dalam menyelesaikan soal HOTS pada buku teks
logika matematika.
b. Sesuai dan layak untuk dipelajari (relevan).
c. Tersedia fasilitas dan data yang diperlukan.
d. SMK Muhammadiyah 08 Medan telah menerapkan kurikulum
terbaru, yaitu kurikulum yang berdiri sendiri, khususnya
Matematika, dalam kegiatan pengajarannya. Kurikulum Merdeka
adalah mata kuliah yang mencakup berbagai pembelajaran di
kelas, dan kontennya akan lebih dioptimalkan untuk memberikan
waktu yang cukup bagi siswa untuk memperdalam konsep dan
meningkatkan kemampuannya.
B. Lokasi Penelitian
C. Partisipan Penelitian
Peserta adalah semua orang yang menghadiri atau mengikuti suatu acara.
Seorang partisipan adalah: “Melibatkan atau melibatkan orang atau komunitas
dengan memberikan dukungan (energi, pemikiran atau materi) dan mengambil
tanggung jawab atas setiap keputusan yang diambil untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan bersama”.
Dapat disimpulkan bahwa partisipan adalah pelaku yang terlibat dalam
aktivitas mental dan emosional, merespon sebagai partisipan terhadap aktivitas
yang dilakukan dalam proses belajar mengajar, mendukung tercapainya tujuan,
dan bertanggung jawab atas partisipasinya. Dalam penelitian ini, peneliti
melibatkan beberapa partisipan yaitu :
1) Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 08 Medan
Kepala sekolah adalah seorang guru yang diberi tugas tambahan
untuk memimpin sekolah, melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah,
atau berinteraksi antara guru yang menyampaikan pelajaran dengan siswa
yang hadir di kelas.
Bapak Luliadi M.Pd. adalah kepala sekolah SMK Muhammadiyah
08 Medan. Untuk penelitian ini, ia membantu proses perijinan penelitian.
Dalam pertimbangannya, kepala sekolah dapat memberikan informasi
tentang profil umum sekolah, studi siswa, program studi, fasilitas dan
kegiatan ekstra kurikuler (ekstra kurikuler) siswa.
2) Guru Matematika SMK Muuhammadiyah 08 Medan
Kegiatan penelitian ini membutuhkan pemahaman tentang
bagaimana guru dan siswa berinteraksi selama proses belajar mengajar,
terutama dalam penelitian ini berfokus pada guru matematika. Untuk dapat
memahami bagaimana cara siswa menyelesaikan soal tipe HOTS pada
materi logika matematika.
3) Siswa SMK Muhammadiyah 08 Medan
Fokus penelitian ini adalah siswa kelas X. Subyek penelitian ini seputar
jurusan DKV, karena kelas ini relatif unggul, dan merupakan kelas yang
direkomendasikan oleh kepala sekolah.
2. Observasi
Merupakan kegiatan memperhatikan secara cermat, memperhatikan
fenomena yang tampak, dan mempertimbangkan hubungan antara berbagai
aspek dari fenomena tersebut. Observasi dapat dipahami sebagai pengamatan
dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala-gejala subjek penelitian.
Observasi dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data yang lebih
detail dan lengkap melalui observasi yang cermat. Observasi ini dilakukan
bersama guru, siswa dan lingkungan sekolah.
Menurut beberapa bentuk pengamatan yang dilakukan oleh Rardjo yang
dikutip Bungin, yaitu :
1) Berpartisipasi dalam observasi,
2) pengamatan tidak terstruktur, dan
3) Pengamatan dalam kelompok.
Dan instrumen yang digunakan adalah observasi tidak terstruktur yaitu
observasi yang dilakukan tanpa menggunakan pedoman observasi, sehingga
peneliti mengembangkan observasinya berdasarkan perkembangan yang terjadi
di lapangan.
3. Wawancara
Merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Teknik yang digunakan adalah
wawancara tidak terstruktur, dimana peneliti tidak menggunakan pedoman
terstruktur selama wawancara berlangsung, pedoman wawancara yang
digunakan hanyalah garis besar pertanyaan yang akan diajukan.
Wawancara tidak terstruktur bersifat luwes dan terbuka, serta pertanyaan
yang diajukan luwes, namun tidak menyimpang dari tujuan wawancara yang
telah ditetapkan, ritme wawancara tidak dapat diprediksi, dan pedoman
wawancara sangat longgar, baik itu urutan pertanyaan, penggunaan kata-kata.
dan aliran bahasa. Teknik wawancara dilakukan setelah peneliti memperoleh 6
siswa, 2 siswa dengan kecerdasan logis-matematis tinggi, 2 siswa dengan
kecerdasan logis-matematis sedang, dan 2 siswa dengan kecerdasan logis-
matematis rendah serta melengkapi instrumen tes dari masing-masing siswa.
bentuk pemecahan masalah.
Tujuan dilakukannya wawancara ini adalah untuk memperoleh data
eksplisit tentang pemecahan masalah (matematical problem-solving) siswa. Alat
yang digunakan dalam proses wawancara adalah alat wawancara terstruktur atau
standar.
Beberapa keterbatasan wawancara jenis ini membuat data yang diperoleh
tidak kaya. Jadwal wawancara berisi beberapa pertanyaan yang telah
direncanakan sebelumnya. Setiap peserta ditanya pertanyaan yang sama dalam
urutan yang sama. Jenis wawancara ini mirip dengan kuesioner tertulis.
E. Analisis data
G. Tahap Penelitian
Tahap persiapan
1. Meminta surat permohonan izin penelitian
2. Menyerahkan surat permohonan izin kepada kepala sekolah
3. Konsultasi dengan dosen pembimbing mengenai instrumen penelitian
4. Peneliti mengajukan validasi instrumen kepada dua dosen terkait dengan
instrumen penelitian
5. Setelah mendapatkan izin, peneliti melakukan observasi ke sekolah
6. Mengajukan validasi kepada guru matematika terkait dengan instrumen
penelitian.
Tahap pelaksanaan .
1. Pengamatan kegiatan pembelajaran
2. Memberikan soal tes kecerdasan logis matematis dan angket kecemasan
matematika untuk mengetahui tingkat kecerdasan logis matematis
3. Mengoreksi hasil tes kecerdasan logis matematis untuk mengetahui subjek
penelitian yang akan mengerjakan soal tes pemecahan masalah dan akan
diwawancarai berdasarkan jawaban siswa
4. Terlebih dahulu memberikan angket kecemasan matematika untuk
mengetahui tingkat kecemasan matematika siswa
5. Mengoreksi hasil pengisian angket siswa
6. Memberikan soal tes pemecahan masalah
7. Melakukan wawancara
8. Mengumpulkan data
Tahap akhir
1. Meminta surat bukti penelitian kepada Kepala Sekolah
2. Reduksi data
3. Analisis data
4. Menentukan Kesimpulan
31