Ra Jennifer Vandea
Ra Jennifer Vandea
Ra Jennifer Vandea
DISUSUN OLEH :
BKPSDMAD KABUPATEN
SAMBAS BEKERJA SAMA
DENGAN
BPSDM PROVINSI KALIMANTAN BARAT
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN
RANCANGAN AKTUALISASI
NIP : 199701242022032016
Telah disetujui untuk diseminarkan pada hari Kamis tanggal 20 Oktober 2022
di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Aparatur Daerah
Kabupaten Sambas
COACH, MENTOR,
ii
PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS
BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYA MANUSIA APARATUR DAERAH
Jalan Sukaramai Kode Pos 79460
Telp. (0562) 392056 Email : [email protected]
BERITA ACARA
EVALUASI (SEMINAR) RANCANGAN AKTUALISASI PELATIHAN DASAR CALON
PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN II DAN III
ANGKATAN CLXVII PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2022
Pada hari ini Kamis tanggal Dua Puluh bulan Oktober tahun Dua Ribu Dua
Puluh Dua bertempat di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Aparatur Daerah Kabupaten Sambas telah dilaksanakan Evaluasi (Seminar)
Rancangan Aktualisasi bagi Peserta Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan II dan III Angkatan CLXVII Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2022, sebagai
berikut :
Nama : Jennifer Vandea, A.Md.Keb
Gol. Ruang : II/c
NIP : 199701242022032016
Jabatan : Pelaksana/Terampil Bidan
Unit kerja/Instansi : Puskesmas Sentebang Kec. Jawai Dinas Kesehatan
Mentor : Sudarmi, A.Md.Gizi
Coach : Agri Arisa, S.STP, M.Si
Penguji : Ir.Daryanto,MT
Judul : UPAYA PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU HAMIL
MELAKUKAN KUNJUNGAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN
MELALUI SOSIALISASI 10 T DI POSYANDU WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SENTEBANG KECAMATAN JAWAI
Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sebenarnya dan ditandatangani oleh :
MENTOR, PENYAJI,
iii
Mengetahui :
KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
MANUSIA APARATUR DAERAH KABUPATEN SAMBAS
Ir. DARYANTO, MT
Pembina Utama Muda
NIP. 196309031990031004
iv
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI
NIP : 199701242022032016
Telah diperbaiki berdasarkan koreksi dan/atau saran Penguji Pada Evaluasi (Seminar)
Rancangan Aktualisasi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II
dan III Angkatan CLXVII Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2022
pada hari Kamis tanggal 20 Oktober 2022 di Badan Kepegawaian dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Aparatur Daerah Kabupaten Sambas
COACH, MENTOR,
PENGUJI,
Ir. DARYANTO, MT
NIP. 196309031990031004
v
KATA PENGANTAR
1. Bapak H. Satono, S.Sos.I, M.H selaku Bupati Sambas dan Bapak Fahrur
Rofi, S.I.P, M.H.Sc selaku Wakil Bupati Sambas.
2. Bapak Ir. Daryanto, MT selaku Kepala BKPSDM Kab. Sambas sekaligus
penguji.
3. Bapak Hendy Wijaya, S.K.M., M.PH Selaku Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Sambas.
4. Bapak Agri Arisa, S. STP, M.Si selaku Coach yang senantiasa dengan
sabar dan teliti dalam proses pembimbingan penyusunan Rancangan
Aktualisasi ini.
5. Ibu Sudarmi, A.Md.Gizi selaku Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Puskesmas Sentebang dan sekaligus mentor yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam penyusunan Rancangan Aktualisasi ini.
6. Panitia Latsar CPNS yang telah memfasilitasi kegiatan Latsar CPNS ini
sehingga kegiatan Latsar CPNS berlangsung dengan baik. Bapak dan
Ibu Widyaiswara yang telah memberikan materi pembelajaran tentang
nilai-nilai profesi PNS dalam pelatihan dasar CPNS.
7. Segenap staf BKPSDM Pemerintah Kabupaten Sambas yang telah
vi
membantu dan mendukung peserta selama masa Pelatihan Dasar CPNS
di Gedung Diklat Kabupaten Sambas.
8. Orang tua tercinta, Suami, keluarga besar, serta saudara-saudaraku yang
senantiasa memberikan dukungan moril dan materil dalam
menyelesaikan rangkaian kegiatan dan kewajiban pada masa Rancangan
Aktualisasi.
9. Rekan-rekan seperjuangan peserta Latsar Golongan II dan III Angkatan
CLXVII 2022 tanpa terkecuali yang selama ini telah banyak berbagi
bersama selama proses Rancangan Aktualisasi ini.
10. Seluruh Staf Puskesmas Sentebang yang selalu memberi semangat,
dukungan serta motivasi dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini.
11. Seluruh pihak terkait yang telah membantu dalam penyusunan rancangan
aktualisasi ini, yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Akhir kata, penulis berharap Rancangan Aktualisasi ini dapat
bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca dan pihak yang
berkepentingan, meskipun penulis mengakui masih banyak kekurangan
dan kelemahan dalam penyusunan Rancangan Aktualisasi ini. Penulis
juga berharap semoga rancangan ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak dan dapat bermanfaat untuk terus diterapkan dalam
penyelesaian pekerjaan di tempat kerja dengan memberikan contoh
tentang implementasi nilai-nilai BerAKHLAK dalam kehidupan sehari-hari
di lingkungan kerja dan masyarakat.
Sambas, 2022
Penulis
vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN.....................................................................................ii
BERITA ACARA.....................................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................iv
KATA PENGANTAR..............................................................................................v
DAFTAR ISI............................................................................................................vii
DAFTAR TABEL....................................................................................................ix
DAFTAR BAGAN...................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
viii
7. Kolaboratif............................................................................................20
B. Kedudukan dan Peran PNS Menuju Smart ASN....................................22
1. Manajemen ASN..................................................................................22
2. Smart ASN...........................................................................................24
A. Identifikasi Isu.........................................................................................27
B. Penetapan Isu dan Penyebab Isu..........................................................30
C. Keterkaitan Agenda Kedudukan dan Peran Pegawai Negeri Sipil untuk
mendukung terwujudnya Smart Governance dengan Isu yang
Ditetapkan...............................................................................................35
D. Gagasan Pemecahan Isu.......................................................................35
E. Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar PNS........................................36
F. Jadwal Implementasi……………………………………………………......49
G. Proses Bimbingan Rancangan Aktualisasi dengan Coach dan Mentor.53
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................55
LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................................57
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR BAGAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
Aparatur Sipil Negara (ASN) mempunyai peran yang amat penting dalam
rangka menciptakan masyarakat madani yang taat hukum, berperadapan
modern, demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi dalam menyelenggarakan
pelayanan kepada masyarakat secara adil dan merata, menjaga persatuan dan
kesatuan bangsa dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Tahun 1945.
Dalam melaksanakan tugas, seorang ASN harus memiliki 3 (tiga)
kompetensi sebagaimana yang disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor
11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Kompetensi tersebut
adalah Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosio
Kultural. Langkah awal untuk mempunyai ketiga kompetensi tersebut adalah
melalui pendidikan d an pelatihan terintegrasi yang saat ini diatur dalam Undang-
undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang
mengamanatkan bahwa Instansi Pemerintah diwajibkan untuk memberikan
Pendidikan dan Pelatihan (diklat) terintegrasi bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) selama 1 (satu) tahun untuk masa percobaan. Tujuan dari diklat
terintegrasi ini adalah untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat
dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul
dan bertanggung jawab, memperkuat profesionalisme dan kompetensi bidang.
Latar belakang penulisan Rancangan Aktualisasi ini agar peserta Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil dapat memahami nila- nilai dasar dari
BerAKHLAK berupa nilai Berorientasi Layanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif yang telah dipelajari dengan dibekali pemahaman
tentang kedudukan dan peran ASN yaitu manajemen ASN dan Smart ASN.
Setelah mendapatkan materi BerAKHLAK dan dapat mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar tersebut sesuai dengan indikatornya, serta dapat menerapkan nilai-
nilai dasar dari BerAKHLAK di tempat tugas masing-masing.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan fasilitas
1
pelayanan kesehatan tingkat pertama memiliki peranan penting dalam pelayanan
publik. Berdasarkan PERMENKES RI Nomor 43 Tahun 2019, Puskesmas adalah
fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan mengutamakan upaya
promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas sebagai ujung tombak
pelayanan dan pembangunan kesehatan di Indonesia maka perlu mendapatkan
perhatian terutama berkaitan dengan mutu pelayanan kesehatan.
Dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 tentang Kebidanan adalah
segala sesuatu yang berhubungan dengan bidan dalam memberikan pelayanan
kebidanan kepada perempuan selama masa sebelum hamil, masa kehamilan,
persalinan, pasca persalinan, masa nifas, bayi baru lahir, bayi, balita, anak pra
sekolah termasuk kesehatan reproduksi keluarga berencana sesuai dengan
tugas dan wewenangnya dan praktik kebidanan adalah kegiatan pemberian
pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam bentuk asuhan kebidanan. Bidan
adalah tenaga kesehatan Puskesmas yang harus bekerja sesuai standar profesi,
standar pelayanan, standar prosedur operasional, etika profesi, menghormati hak
pasien, serta mengutamakan kepentingan dan keselamatan pasien.
Permasalahan sekarang yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas
Sentebang Kecamatan Jawai kurangnya kesadaran ibu hamil untuk melakukan
kunjungan pemeriksaan kesehatan kehamilan (Antenatal Care), seperti yang
diketahui pemeriksaan Antenatal Care merupakan pemeriksaan kehamilan yang
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada ibu hamil secara
optimal, hingga mampu menghadapi masa persalinan, nifas, menghadapi
persiapan pemberian ASI secara ekslusif, serta kembalinya kesehatan alat
reproduksi dengan wajar.
Berdasarkan data Standar Pelayanan Minimal (SPM) lingkup Kesehatan
Ibu dan Anak (KIA) terdapat beberapa permasalahan yang ada di ruang lingkup
wilayah kerja Puskesmas Sentebang, salah satu permasalahannya adalah
terdapat 1 kematian ibu dan 1 kematian bayi di wilayah kerja Puskesmas
Sentebang serta rendahnya capaian SPM pelayanan kesehatan ibu hamil
periode Januari-Agustus 2022. Sehingga dari permasalahan tersebut penulis
ingin mengangkat judul rancangan Aktualisasi yakni “Upaya Peningkatan
Pengetahuan Ibu Hamil Melakukan Kunjungan Pemeriksaan Kehamilan di
2
Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Sentebang Kecamatan Jawai”.
Apabila fenomena ini tetap berlanjut dan kesadaran ibu hamil beserta
keluarga dekat yang mempunyai peranan penting dalam kesehatan si ibu selama
kehamilan tidak meningkat maka akan berdampak buruk bagi kualitas generasi
penerus bangsa yang akan dilahirkan, karena pemeriksaan kehamilan (Antenatal
care) sangat berguna untuk memantau kemajuan proses kehamilan untuk
memastikan kesehatan ibu beserta janin yang dikandungnya, mengetahui adanya
komplikasi kehamilan yang mungkin saja terjadi, riwayat penyakit serta bentuk
komplikasi lainnya. Jadi apabila ibu hamil rutin memeriksakan kehamilannya di
Puskesmas maka komplikasi pada saat persalinan dapat dicegah sejak dini
sehingga ibu dan janin dapat terselamatkan.
B. Tujuan Aktualisasi
C. Manfaat Aktualisasi
3
menambah kompetensi diri dan keahlian yang berdaya guna di lingkungan
kerja.
2. Manfaat Untuk Organisasi
Meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan kebidanan serta
meningkatkan kepuasan pasien yang berdampak pada nama baik Puskesmas
Sentebang.
3. Manfaat Untuk Masyarakat
Meningkatkan pengetahuan serta memotivasi ibu hamil untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan sedini mungkin agar terhindar dari komplikasi selama
kehamilan.
4
BAB II
Visi dan misi dari bupati sambas dan wakil bupati sambas periode 2021- 2026
adalah sebagai berikut (Bappeda Sambas, 2022)
Visi “Terwujudnya Sambas yang Beriman, Kemandirian, Maju dan
Berkelanjutan”
Makna dari visi tersebut antara lain :
1. Beriman adalah kondisi kehidupan masyarakatnya yang agamis, beriman
dan takwa pada Allah (Tuhan YME), taat dan tertib hukum serta
penyelenggaraan pemerintahan yang good and clean Government.
2. Kemandirian adalah kondisi masyarakat yang memiliki kemampuan
memenuhi kebutuhan pokoknya dari kemampuan produksi daerah, yang
5
ditandai dengan tercapai swasembada pangan, kegiatan ekonominya
berkembang baik, kreatif dan inovatif serta meningkatnya kegiatan investasi.
3. Maju adalah suatu kondisi dimana kualitas sosial, moral, intelektual dan
perekonomian masyarakatnya makmur dan maju. ditandai dengan
berjalannya perekonomian melalui prinsip ekonomi kerakyatan,
meningkatnya pendapatan daerah, peningkatan kapasitas ekonomi
masyarakat yang ditunjang dengan infrastruktur dasar yang memadai.
4. Berkelanjutan adalah suatu kondisi dimana pelaksanaan pembangunan
yang sudah baik tetap dilanjutkan, pemanfaatan dan pengelolaan sumber
daya alam untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia dan pelaksanaan
pembangunan yang berwawasan lingkungan.
Misi:
1. Meningkatkan kualitas kehidupan yang agamis pada semua lini kehidupan
dalam bingkai persatuan antar elemen masyarakat.
2. Mengembangkan kemandirian perekonomian daerah melalui
pengembangan potensi unggulan lokal dan investasi berbasis pertanian,
perikanan, perkebunan, industri, pendidikan dan bidang lainnya.
3. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia yang intelektual, kreatif,
inovatif dan berdaya saing.
4. Meningkatkan pendapatan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja
dan perluasan kesempatan kerja.
5. Meningkatkan dan memanfaatkan Sumber Daya Alam dengan prinsip
pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
6
C. Nilai-nilai Organisasi
7
D. Struktur Organisasi
KEPALA
PUSKESMAS
KEPALA
TATA
USAHA
PENANGGUNG
PENANGGUNG PENANGGUNG
JAWAB
JAWAB UKM JAWAB UKP
JARINGAN
POSKESDES POSKESDES D.
KIA/KB GIZI RUANG KIA/KB FARMASI
SENTEBANG LAUT
PENGAWASAN
RUANG
MAKANAN RUANG
KESEHATAN KESEHATAN POSKESDES POSKESDES
DAN MINUMAN PEMERIKSAAN
LANSIA GIGI dan SEI NYIRIH BAKAU
DAN UMUM
MULUT
SURVEILENS
PROGRAM RUANG
RUANG
PENGELOLA KESEHATAN PENDAFTARAN POSKESDES POSKESDES
ADMINISTRASI
PENYAKIT REMAJA dan REKAM PARIT SETIA PELIMPAAN
KANTOR
KLINIS MEDIK
RUANG
KESEHATAN PROMOSI RUANG POSKESDES POSKESDES
GAWAT
LINGKUNGAN KESEHATAN PROMKES SB. USRAT SB. KOLAM
DARURAT
KESEHATAN
JIWA,
POSKESDES POSKESDES
KESEHATAN
SB. NILAM MUTUS. S
KERJA, dan
BATTRA
8
PUSTU
POSKESDES
SB.
SB. DANAU
DANAU
9
Tabel 2.1 Struktur Organisasi Puskesmas Sentebang
10
No. Struktur Organisasi Nama
23. Ruang Promosi Kesehatan Sudarmi,A.Md,Gz.
11
Fungsi Puskesmas : penyelenggaraan UKM (Upaya Kesehatan
Masyarakat) tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan penyelenggaraan UKP
(Upaya Kesehatan Perseorangan) tingkat pertama di wilayah kerjanya.
12
16. Melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari ke 4-28 pasca persalinan
(KF 2)
17. Melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari ke 29-42 pasca persalinan
(KF 3)
18. Melakukan asuhan kebidanan pada gangguan psikologis ringan dengan
pendampingan
19. Melakukan fasilitasi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada persalinan normal
20. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal
21. Melakukan penanganan awal kegawatdaruratan pada Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR)
22. Memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan
anak pada individu/keluarga sesuai kebutuhan;
23. Melakukan pelayanan Keluarga Berencana (KB) oral dan kondom
24. Memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan
reproduksi perempuan dan Keluarga Berencana (KB) pada individu/keluarga
sesuai kebutuhan
25. Melakukan promosi dan edukasi tentang perilaku pola hidup sehat untuk
remaja termasuk personal hygiene dan nutrisi
26. Melakukan pendataan sasaran pada individu (WUS/PUS/Keluarga
Berencana/Ibu hamil/ ibu nifas/ibu menyusui/ bayi dan balita) di wilayah kerja
Puskesmas melalui kunjungan rumah
27. Melakukan tabulasi sasaran pada individu (WUS/PUS/Keluarga
Berencana/Ibu hamil/ ibu nifas/ibu menyusui/ bayi dan balita)
28. Mengikuti pelaksanaan kegiatan Survei Mawas Diri (SMD) atau Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD)
29. Melaksanakan pelayanan kebidanan di Posyandu/Posbindu/kampung
Keluarga Berencana (KB) atau tempat lain sesuai penugasan
30. Melakukan pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah pada anak
sekolah.
13
BAB III
KONSEP DASAR APARATUR SIPIL NEGARA
Sebagai Aparatur Sipil Negara, PNS memiliki tugas dan fungsi yang diatur
oleh Undang-undang No. 5 Tahun 2014 bahwa PNS memiliki fungsi untuk
melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina
kepegawaian sesuai peraturan perundang-undangan, memberikan pelayanan
publik yang profesional dan berkualitas, serta mempererat persatuan dan
kesatuan NKRI.
Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri PANRB Nomor 20 tahun 2021
tanggal 26 Agustus 2021 tentang implementasi Core values dan Employer
Branding Aparatur Sipil Negara (ASN), disebutkan bahwa dalam rangka
penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi pengelolaan
ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (World Class Government),
Pemerintah telah meluncurkan Core Values (Nilai- nilai dasar) ASN
BerAKHLAK yang merupakan akronim dari Berorientasi pelayanan, Akuntabel,
Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Adapun Employer Branding
yaitu Bangga Melayani Bangsa.
1. Berorientasi Pelayanan
Definisi dari pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU
Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik. Berorientasi Pelayanan merupakan salah satu nilai yang
terdapat dalam Core Values ASN BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap
ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan
masyarakat. Perilaku Berorientasi Pelayanan yang semestinya dipahami dan
dimplementasikan oleh setiap ASN di instansi tempatnya bertugas, yang
terdiri dari:
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
Nilai Dasar ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan perilaku
14
Berorientasi Pelayanan yang pertama ini diantaranya:
15
perbaikan yang dapat dilakukan dari posisinya masing-masing. Di lain
pihak, pimpinan melakukan pemberdayaan aparatnya secara optimal,
dan memberikan arah menuju terciptanya layanan prima yang dapat
memuaskan stakeholders dengan memberikan superior customer value.
Adapun kata kunci dalam nilai dasar berorientasi pelayanan adalah :
1) Responsivitas
2) Kualitas
3) Kepuasan
Panduan perilaku nilai dasar berorientasi pelayanan menurut
Menpan RB Nomor 20 Tahun 2021 adalah :
a) Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
b) Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan
c) Melakukan perbaikan tiada henti.
2. Akuntabel
Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkansegala tindak dan tanduknya sebagai pelayan
publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan
kepadanya.
Akuntabilitas dan Integritas Personal seorang ASN akan memberikan
dampak sistemik bila bisa dipegang teguh oleh semua unsur. Melalui
Kepemimpinan, Transparansi, Integritas, Tanggung Jawab, Keadilan,
Kepercayaan, Keseimbangan, Kejelasan, dan Konsistensi, dapat
membangun lingkungan kerja ASN yang akuntabel. Kata kunci pada nilai
dasar Akuntabel adalah :
a. Integritas
b. Konsisten
c. Dapat dipercaya
d. Transparan
Panduan perilaku nilai dasar akuntabel adalah sebagai berikut :
1) Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,
disiplin dan berintegritas tinggi
2) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
16
bertanggung jawab, efektif, dan efisien
3) Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan
3. Kompeten
Sesuai prinsip Undang-Undang ASN Nomor 5 Tahun 2014 ditegaskan
bahwa ASN merupakan jabatan profesional, yang harus berbasis pada
kesesuaian kualifikasi,kompetensi, dan berkinerja serta patuh pada kode
etik profesinya. Sebagaimana diuraikan dalam penjelasan Peraturan
Pemerintah Nomor 30 tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja PNS, bahwa
salah satu pertimbangan pembentukan Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat Undang-
Undang ASN adalah untuk mewujudkan ASN profesional, kompeten dan
kompetitif, sebagai bagian dari reformasi birokrasi. Amanah seorang ASN
menurut SE Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku
yang sesuai dengan Core Values ASN BerAKHLAK. Dalam konteks
Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
a. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab,
cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
b. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien
Kemampuan menggunakan kewenangan jabatannya dengan
berintegritas tinggi Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep yang
diakui oleh banyak pihak menjadi landasan dasar dari sebuah Administrasi
sebuah negara (Matsiliza dan Zonke, 2017 dalam Ahmad Jalis, 2021). ASN
sebagai profesi memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan dirinya
dan wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya dan menerapkan prinsip
merit dalam pelaksanaan manajemen ASN. Kata Kunci untuk nilai dasar
Kompeten adalah :
1) Kinerja terbaik
2) Sukses
3) Keberhasilan
4) Learning agility
17
5) Ahli dibidangnya
Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan
dalam Surat Edaran Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 dalam
poin 4, antara lain, disebutkan bahwa panduan perilaku (kode etik)
kompeten yaitu:
4. Harmonis
Harmoni (dalam bahasa Yunani: harmonia) berarti terikat secara
serasi/sesuai). Dalam bidang filsafat, harmoni adalah kerja sama antara
berbagai faktor dengan sedemikian rupa hingga faktor- faktor tersebut dapat
menghasilkan suatu kesatuan yang luhur. Sebagai contoh, seharusnya
terdapat harmoni antara jiwa jasad seseorang manusia, kalau tidak, maka
belum tentu orang itu dapat disebut sebagai satu pribadi .Penerapan sikap
etika berperilaku yang menunjukkan ciri-ciri sikap harmonis. Tidak hanya
saja berlaku untuk sesama ASN (lingkup kerja) namun juga berlaku bagi
stake holders eksternal.
Sikap perilaku ini bisa ditunjukkan dengan Toleransi, Empati dan
Keterbukaan terhadap perbedaan. Sebagian besar pejabat publik, baik di
pusat maupun di daerah, masih mewarisi kultur kolonial yang memandang
birokrasi hanya sebagai sarana untuk melanggengkan kekuasaan dengan
cara memuaskan pimpinan. Berbagai cara dilakukan hanya sekedar untuk
melayani dan menyenangkan pimpinan.
Dalam menjalankan tugas pelayanan kepada masyarakat ASN dituntut
dapat mengatasi permasalahan keberagaman, bahkan menjadi unsur
perekat bangsa dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Itulah sebabnya mengapa peran dan upaya selalu mewujudkan
situasi dan kondisi yang harmonis dalam lingkungan bekerja ASN dan
kehidupan bermasyarakat sangat diperlukan.
Harmoni adalah kerja sama antara berbagai faktor dengan sedemikian
rupa hingga faktor-faktor tersebut dapat menghasilkan suatu kesatuan yang
luhur. Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal dari
18
suasana tempat kerja. Energi positif yang ada di tempat kerja bisa
memberikan dampak positif bagi karyawan yang akhirnya memberikan efek
domino bagi produktivitas, hubungan internal, dan kinerja secara
keseluruhan.
19
1) Komitmen yang bermakna perjanjian (keterikatan) untuk melakukan
sesuatu atau hubungan keterikatan dan rasa tanggung jawab akan
sesuatu.
2) Dedikasi yang bermakna pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu
demi keberhasilan suatu usaha yang mempunyai tujuan yang mulia,
dedikasi ini bisa juga berarti pengabdian untuk melaksanakan cita-
cita yang luhur dan diperlukan adanya sebuah keyakinan yang
teguh.
3) Kontribusi yang bermakna keterlibatan, keikutsertaan, sumbangsih
yang diberikan dalam berbagai bentuk, baik berupa pemikiran,
kepemimpinan, kinerja, profesionalisme, finansial atau, tenaga yang
diberikan kepada pihak lain untuk mencapai sesuatu yang lebih baik
dan efisien.
4) Nasionalisme yang bermakna suatu keadaan atau pikiran yang
mengembangkan keyakinan bahwa kesetiaan terbesar mesti
diberikan untuk negara atau suatu sikap cinta tanah air atau bangsa
dan negara sebagai wujud dari cita-cita dan tujuan yang diikat sikap-
sikap politik, ekonomi, sosial, dan budaya sebagai wujud persatuan
atau kemerdekaan nasional dengan prinsip kebebasan dan
kesamarataan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
5) Pengabdian yang bermakna perbuatan baik yang berupa pikiran,
pendapat, ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta,
kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan
dengan ikhlas.
Kata kunci dari nilai dasar Loyal adalah :
a) Komitmen
b) Dedikasi
c) Konstribusi
d) Nasionalisme
e) Pengabdian
Adapun panduan perilaku dari nilai Loyal antara lain :
(1) Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945, setia pada
NKRI serta Pemerintahan yang sah
(2) Menjaga nama baik sesame ASN, Pimpinan, Instansi, dan
20
Negara
(3) Menjaga rahasia jabatan dan negara
6. Adaptif
Adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan
keadaan lingkungan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan
keadaan (keinginan diri). Sejatinya tanpa beradaptasi akan menyebabkan
makhluk hidup tidak dapat mempertahankan diri dan musnah pada akhirnya
oleh perubahan lingkungan. Sehingga kemampuan adaptif merupakan syarat
penting bagi terjaminnya keberlangsungan kehidupan.
Kebutuhan kemampuan beradaptasi ini juga berlaku juga bagi individu
dan organisasi dalam menjalankan fungsinya. Dalam hal ini organisasi
maupun individu menghadapi permasalahan yang sama, yaitu perubahan
lingkungan yang konstan, sehingga karakteristik adaptif dibutuhkan, baik
sebagai bentuk mentalitas kolektif maupun individual. Kata Kunci dari nilai
dasar adaptif adalah :
a. Inovasi
b. Antusias terhadap perubahan
c. Proaktif
Panduan perilaku dari nilai Adaptif antara lain :
1) Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan
2) Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
3) Bertindak proaktif
7. Kolaboratif
Kolaborasi adalah suatu proses dimana pihak-pihak dengan keahlian
yang berbeda, yang melihat aspek yang berbeda dari suatu masalah, dapat
secara konstruktif mengeksplorasi perbedaan dan menemukan solusi baru
untuk masalah yang akan lebih sulit untuk dipecahkan tanpa perspektif pihak
lain. Kolaborasi juga sering dikatakan meliputi segala aspek pengambilan
keputusan, implementasi sampai evaluasi. Berbeda dengan bentuk
kolaborasi lainnya atau interaksi stake holders bahwa organisasi lain
dan individu berperan sebagai bagian strategi kebijakan, collaborative
governance menekankan semua aspek yang memiliki kepentingan dalam
kebijakan membuat persetujuan. Bentuk pendekatannya bisa dilakukan
dalam pelembagaan formal atau pendekatan informal.
21
a. Panduan Perilaku Kolaboratif
Menurut Perez Lopez et al (2004 dalam Nugroho, 2018 dalam Tri
Atmojo, 2021), organisasi yang memiliki collaborative culture
indikatornya sebagai berikut:
1) Menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu
terjadi
2) Organisasi menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan
membutuhkan upaya yang diperlukan untuk terus menghormati
pekerjaan mereka
3) Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau
mencoba dan mengambil risiko yang wajar dalam menyelesaikan
tugas mereka (bahkan ketika terjadi kesalahan)
4) Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi
(universitas) Setiap kontribusi dan pendapat sangat dihargai
5) Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari
konflik
6) Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong dan
7) Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap
kualitas layanan yang diberikan
b. Kolaboratif dalam Konteks Organisasi Pemerintah
Penelitian yang dilakukan oleh Custumato, 2021 dalam Tri Atmojo,
2021) menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan
dalam kolaborasi antar lembaga pemerintah adalah kepercayaan,
pembagian kekuasaan, gaya kepemimpinan, strategi manajemen dan
formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien dan efektif antara
entitas publik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Astari dkk (2019)
menunjukkan bahwa ada beberapa faktor yang dapat menghambat
kolaborasi antar organisasi pemerintah. Penelitian tersebut merupakan
studi kasus kolaborasi antar organisasi pemerintah dalam penertiban
moda transportasi di Kota Makassar. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kolaborasi mengalami beberapa hambatan yaitu: ketidakjelasan
batasan masalah karena perbedaan pemahaman dalam kesepakatan
kolaborasi. Selain itu, dasar hukum kolaborasi juga tidak jelas
Kata Kunci dari nilai Kolaboratif adalah :
22
1) Ketersediaan bekerja sama
2) Sinergi untuk hasil yang lebih baik
Panduan perilaku dari nilai dasar kolaboratif adalah :
a) Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
b) Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
c) Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk
tujuan bersama
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya Aparatur Sipil Negara
yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam system birokrasi selama ini
dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang professional.
Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang
dibangun dalam Undang-Undang ASN tersebut harus jelas. Berikut
beberapa konsep yang ada dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara.
Peran ASN Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai
ASN berfungsi sebagai berikut:
a. Pelaksana kebijakan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus
mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
23
b. Pelayan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan
publik yang profesional da berkualitas. Pelayanan publik merupakan
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk
atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang
diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik dengan tujuan
kepuasan pelanggan.
c. Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat persatuan
dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat sepenuhnya kepada
Pancasila, UUD 1945, negara dan pemerintah. ASN senantiasa
menjunung tinggi martabat ASN serta senantiasa mengutamakan
kepentingan negara daripada kepentingan diri sendiri, seseorang dan
golongan.Dalam UU ASN disebutkan bahwa dalam penyelengaraan dan
kebijakan manajemen ASN, salah satu diantaranya asas persatuan dan
kesatuan
Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar
Pegawai ASN :
1) melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan
berintegritas tinggi;
2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
5) Melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan dan etika pemerintahan;
6) Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara
bertanggungjawab, efektif, dan efisien;
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
24
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan
kedinasan;
10)Tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
11)Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN; dan
12)Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin Pegawai ASN.
Penerapan sistem merit dalam pengelolaan ASN mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruang bagi
tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa langkah
nyata dapat dilakukan untuk menerapkan sistem ini baik dari sisi
perencanaan kebutuhan yang berupa transparansi dan jangkauan
penginformasian kepasa masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya dalam
pelaksanaan seleksi. Sehingga instansi pemerintah mendapatkan pegawai
yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan misinya pasca
recruitment, dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan pegawai harus
mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua prosesnya
didasarkan pada prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai.
Jaminan sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan
menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja.
Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan atas kinerjanya yang tinggi,
disisi lain bad performers mengetahui dimana kelemahan dan juga diberikan
bantuan dari organisasi untuk meningkatkan kinerja.
2. Smart ASN
Salah satu prioritas reformasi birokrasi Pemerintah Indonesia hingga
2024 yaitu mewujudkan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) berkelas
dunia. Amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil
Negara menggariskan penyelenggaraan kebijakan dan Manajemen Aparatur
Sipil Negara (ASN) dijalankan berdasarkan asas profesionalisme,
proporsional, akuntabel, serta efektif dan efisien agar peningkatan kinerja
birokrasi dapat tercapai. Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah melalui
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
25
(KemenpanRB), telah mencanangkan pembangunan “smart ASN” 2024. Hal
ini menjadi pondasi untuk peningkatan kualitas pelayanan publik khususnya
di Era Digital dan Revolusi Industri 4.0. Penerapan smart ASN akan
membawa perubahan yang cepat dan dinamis bagi pelayanan publik yang
berkualitas smart ASN adalah sebuah kondisi dimana Aparatur Sipil Negara
berada dalam kondisi puncak performa dan berdaya saing kelas dunia
dalam melakukan pekerjaannya.
Untuk menciptakan smart ASN menuju birokrasi 4.0, sekurang-
kurangnya terdapat 8 (delapan) karakteristik yang dianggap relevan bagi
ASN dalam menghadapi tuntutan pekerjaan saat ini dan kedepan.
Kedelapan karakteristik tersebut meliputi :
a. Integritas
Integritas berarti bertindak konsisten sesuai dengan nilai-nilai dan
kode etik. Integritas sangat erat hubungannya dengan perilaku kerja
pegawai. Nilai integritas sangat penting untuk diterapkan dalam sebuai
instansi pemerintah. Integritas adalah saling percaya dan pada akhirnya
sifat saling percaya ini berguna untuk mencapai tujuan organisasi. Jika
nilai-nilai integritas tidak dijalankan, kerja sama tim yang dilakukan akan
menjadi lebih sulit akibat tidak terbangunnya kepercayaan yang
komprehensif di antara mereka.
b. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting bagi seluruh warga negara Indonesia
apalagi bagi Aparatur Sipil Negara (ASN). ASN dituntut untuk memiliki
nasionalisme pancasila yaitu pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan
pada nilai-nilai Pancasila.
c. Profesionalisme
Profesionalisme adalah mutu, kualitas dan tindak tanduk yang
merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional.
Profesionalisme kerja merupakan pandangan atau sikap mental dalam
bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa
mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya dalam
26
menjalankan profesi sesuai dengan kode etik profesi.
d. Berwawasan Global
Era digital menuntut kemampuan dalam memanfaatkan peluang
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk membuat terobosan-
terobosan baru dalam menghadapi tantangan disrupsi di era revolusi
industri 4.0. Untuk itu, ASN, khususnya ASN milenial yang akrab
dengan teknologi harus selalu haus akan ilmu-ilmu yang positif untuk
meningkatkan wawasan dan keterampilan dimanapun, kapanpun, dan
situasi apapun.
e. Menguasai IT dan Bahasa Asing
ASN dituntut tidak gagap teknologi dan informasi yakni sanggup
mengoperasikan dan memanfaatkan aplikasi-aplikasi produk IT
(Information Technology) termasuk sanggup dengan bijak memanfaatkan
internet yang digunakan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi
untuk meningkatkan kinerja dalam rangka meningkatkan kualitas peran
dan fungsinya dalam pelayanan dan pengabdian kepada masyarakat.
f. Hospitality (keramahan)
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi (PANRB) mendorong Aparatur Sipil Negara (ASN)
bertransformasi dengan menonjolkan keramahan. Pemerintah
menegaskan ASN bukanlah penguasa. ASN yang melayani tercermin
pada sikap ramah, sabar, selalu tersenyum, menghormati, membantu,
tulus, dan peka. Tidak boleh ada ASN menjadi seorang penguasa, harus
memiliki jiwa hospitality.
g. Networking
Networking adalah membangun atau menjalin hubungan dengan
orang lain atau organisasi yang berpengaruh positif pada kesuksesan
profesional maupun personal.
h. Entrepreneurship
Entrepreneurship (kewirausahaan) adalah suatu proses penerapan
inovasi dan kreativitas dalam menciptakan sesuatu yang berbeda dan
memiliki nilai serta kemampuan menghadapi tantangan hidup dengan
cara melihat peluang dari berbagai resiko dan ketidakpastian demi
mencapai keuntungan dan pertumbuhan.
27
28
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi Isu
Isu merupakan suatu peristiwa atau kejadian berupa fakta, nilai, atau
kebijakan yang dapat diperdebatkan atau menjadi masalah dalam suatu
organisasi, lembaga, kelompok yang membutuhkan penanganan guna
tercapainya visi dan misi suatu organisasi. Munculnya suatu isu berawal
dari belum tercapainya visi dan misi suatu organisasi atau instansi. Isu-isu
yang muncul diharapkan untuk dapat diselesaikan guna tercapainya visi
dan misi organisasi tersebut. Isu yang dibiarkan berlangsung begitu saja
dapat mempengaruhi seluruh elemen organisasi yang menyebabkan visi
dan misi semakin tidak tercapai.
Dalam Undang-Undang Nomor 4 tahun 2019 tentang Kebidanan
pasal 1 dan 4 tercantum Kebidanan adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan
kepada perempuan selama masa sebelum hamil, masa kehamilan,
persalinan, pasca persalinan, masa nifas, bayi baru lahir, bayi, balita, anak
pra sekolah termasuk kesehatan reproduksi keluarga berencana sesuai
dengan tugas dan wewenangnya dan praktik kebidanan adalah kegiatan
pemberian pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam bentuk asuhan
kebidanan.
Langkah pertama yang penulis lakukan untuk mewujudkan
rancangan aktualisasi tersebut adalah merangkum isu-isu kontemporer
yang menjadi problematika di unit organisasi penulis yaitu di Puskesmas
Sentebang Kecamatan Jawai.
Adapun beberapa isu yang berkembang di Puskesmas Sentebang
antara lain:
1. Rendahnya pengetahuan ibu hamil melakukan kunjungan pemeriksaan
kehamilan di posyandu wilayah kerja Puskesmas Sentebang
Kecamatan Jawai
Pemilihan isu ini dilakukan dengan analisis dampak jika hal tersebut
29
tidak ditangani maka akan berdampak pada kematian ibu atau
kematian janin. Kita ketahui bahwa AKI (Angka Kematian Ibu) dan AKB
(Angka Kematian Bayi) merupakan salah prioritas masalah di Indonesia
yang harus ditangani. Jika ibu hamil tidak rutin periksa ke fasilitas
kesehatan saat hamil maka akan mengakibatkan keterlambatan
penanganan awal dari tenaga kesehatan, terutama di puskesmas.
31
Tabel 4.2 Data Standar Pelayanan Minimal Bayi Balita
32
3. Khalayak, artinya bahwa isu yang diangkat menyangkut hajat banyak
orang.
4. Layak, artinya bahwa isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan
dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya.
Skala pengukurannya menggunakan skala Likert, penilaian 1 sampai 5,
yaitu:
Keterangan:
5: Sangat Tinggi
4: Tinggi
3: Sedang
2: Rendah
1: Sangat Rendah
Berikut ini adalah tabel hasil analisis yang telah dilakukan sebagai berikut :
Kriteria
No Isu Aktual Jumlah Rank
A P K L
.
1 Rendahnya pengetahuan ibu
hamil melakukan kunjungan
pemeriksaan kehamilan di 5 5 4 5 19 I
posyandu wilayah kerja
Puskesmas Sentebang
Kecamatan Jawai
33
Berdasarkan dari hasil analisis isu dengan menggunakan metode APKL
yang menjadi isu prioritas saat ini adalah “Rendahnya pengetahuan ibu
hamil melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan di posyandu wilayah
kerja Puskesmas Sentebang Kecamatan Jawai”. Isu tersebut kemudian
dianalisis penyebabnya melalui “Fishbone Diagram”.
METODE
MANUSIA
Kurangnya
penyuluhan kepada
ibu hamil
Adanya kehamilan
diluar nikah
Rendahnya
pengetahuan ibu hamil
melakukan kunjungan
pemeriksaan
kehamilan di posyandu
wilayah kerja
Puskesmas Sentebang
Kecamatan Jawai
Kurangnya media
sosialisasi
Kondisi adat istiadat setempat
yang beranggapan pemeriksaan
awal dilakukan saat janin sudah
bergerak/hidup
SARANA
LINGKUNGAN
34
Dari hasil analisa Fishbone diagram di atas dipilih 4 penyebab masalah
utama yang akan dianalisa lebih lanjut yaitu:
a) Adanya kehamilan diluar nikah
b) Kurangnya sosialisasi kepada ibu hamil
c) Kurangnya media sosialisasi
d) Kondisi adat istiadat setempat yang beranggapan pemeriksaan awal
dilakukan saat janin sudah bergerak/hidup
Selanjutnya penyebab-penyebab masalah tersebut ditentukan
prioritasnya dengan menggunakan kriteria Urgency (urgensi),
Seriousness (keseriusan) dan Growthness (perkembangan) atau biasa
disingkat USG dengan skala (rentang nilai 1 sampai dengan 5). USG
sendiri memiliki pengertian sebagai berikut:
Beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya isu diatas, maka
akan ditentukan prioritasnya dengan menggunakan kriteria USG
(Urgency, Seriousness, Growth). Analisis USG merupakan alat yang
digunakan untuk menyusun urutan prioritas yang penting, serius, dan
berkembang untuk diselesaikan. Isu yang memiliki total skor tertinggi
merupakan isu prioritas. USG dengan skala (rentang nilai 1 sampai
dengan 5). USG sendiri memiliki pengertian sebagai berikut:
a. Urgency: seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan
dengan waktu yang tersedia
b. Seriousness: seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan
dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah
c. Growthness: seberapa kemungkinannya isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan dengan kemungkinan akan makin memburuk
jika tidak diatasi
Berdasarkan pengertian USG tersebut, maka dapat dianalisa
berdasarkan isu yang ada di unit kerja penulis yang disajikan berupa
tabel berikut ini:
35
Tabel 4.4 Penentuan Masalah Prioritas Dengan USG
Kriteria
No. Penyebab Isu Jumlah Rank
U S G
1. Kurangnya sosialisasi 5 5 5 15 I
Keterangan:
5: Sangat Tinggi
4: Tinggi
3: Sedang
2: Rendah
1: Sangat Terendah
Berdasarkan tabel di atas maka dari analisis menggunakan Teknik
USG, maka didapatkanlah prioritas penyebab masalah, yaitu
“Kurangnya sosialisasi”. Selanjutnya dengan pertimbangan dari
penetapan isu prioritas dan penyebab utama isu, maka alternatif
gagasannya adalah “upaya peningkatan pengetahuan ibu hamil untuk
melakukan kunjungan pemeriksaan kehamilan melalui sosialisasi 10 T di
posyandu wilayah kerja Puskesmas Sentebang Kecamatan Jawai”
36
C. Keterkaitan Agenda Kedudukan dan Peran Pegawai Negeri Sipil untuk
mendukung terwujudnya Smart Governance dengan Isu yang
Ditetapkan
1. Manajemen ASN
Dalam isu prioritas yang telah ditetapkan oleh penulis yaitu
“Rendahnya Pengetahuan Ibu Hamil Melakukan Kunjungan
Pemeriksaan Kehamilan Di Posyandu Di Wilayah Kerja Puskesmas
Sentebang Kecamatan Jawai” maka seorang ASN harus memberikan
pelayanan publik secara profesional dan berkualitas, sehingga tidak
terjadi lagi masalah kesehatan baik pada ibu maupun bayi.
2. Smart ASN
Sebagai seorang ASN yang professional harusnya mampu
memberikan pelayanan yang maksimal sesuai tugas jabatan agar
memiliki kesan baik dengan pelayanan yang diberikan dan mampu
membuat orang banyak tertarik untuk selalu memeriksakan
kesehatannya.
37
E. RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS
Penerapan nilai-nilai dasar PNS dan fungsi PNS dalam ruang lingkup NKRI terkait dengan kegiatan yang dilakukan
di unit kerja, tertera pada tabel di bawah ini :
39
menghargai keputusan
mentor sesuai dengan nilai
dasar harmonis
(menghargai)
6. Saya membangun
kerjasama dalam pembuatan
rencana kerja kegiatan
bersama mentor maka
sesuai dengan nilai dasar
kolaboratif (kerjasama)
Menyiapkan Pada tahapan Akan tersedianya: Keterkaitan Substansi Mata Dengan Menyiapkan
media sosialisasi kegiatan ini saya 1. Adanya konsep leaflet Pelatihan BerAKHLAK media sosialisasi
10 T akan: dan video tentang 10 sebagai media
1. Menyusun konsep T Pada kegiatan membuat media penunjang di posyandu,
leaflet dan video 2. Adanya referensi sosialisasi 10 T dengan leaflet saya berkontribusi
tentang 10 T terkait leaflet dan dan vidio ini, yaitu: terhadap Misi
2. Mengumpulkan video tentang 10 T 1. Saya menyusun konsep Pemerintah Kabupaten
Referensi terkait 3. Dokumentasi leaflet leaflet dan video dengan Sambas yaitu Kreatif,
pembuatan leaflet dan pembuatan video bahasa yang sederhana Inovatif
dan video tentang 4. Tersampaikannya agar mudah dimengerti,
10 T hasil penyusunan maka sesuai dengan nilai
3. Melakukan leaflet dan vidio dasar berorientasi pelayanan
penyusunan kepada pihak terkait (mudah dimengerti orang
leaflet dan 5. Tercetaknya leaflet banyak)
pembuatan video dan hasil video 2. Saya bertanggungjawab
tentang 10 tentang 10 T menyelesaikan penyusunan
4. Menyerahkan dan konsep pembuatan leaflet
konsultasi hasil dan vidio serta cermat
penyusunan dalam mengumpulkan
leaflet dan vidio referensi agar sehingga tidak
kepada pihak ada kesalahan maka sesuai
terkait dengan nilai dasar akuntabel
5. Mencetak leaflet (tanggungjawab dan cermat)
40
dan hasil video 3. Saya membuat leaflet dan
tentang 10 T vidio dengan semenarik dan
sebaik mungkin, baik dari
segi tampilan leaflet dan
kualitas vidio maka sesuai
dengan nilai dasar kompeten
(melaksanakan tugas
dengan kualitas terbaik)
4. Saya menghargai dan
mencatat point penting yang
disampaikan pihak terkait
yaitu Atasan dan
Penanggung Jawab KIA dan
mendengarkan secara
seksama apa yang dikatakan
oleh pihak terkait agar
tercipta suasana harmonis
maka sesuai dengan nilai
dasar harmonis
(membangun lingkungan
kerja yang kondusif)
5. Saya membuat leaflet dan
vidio sesuai hasil arahan dan
masukan dari atasan maka
sesuai dengan nilai dasar
loyal (patuh)
6. Saya membuat leaflet dan
video sesuai kondisi yang
ada di lapangan atau tempat
kerja maka sesuai dengan
nilai dasar adaptif (mampu
menyesuaikan diri)
7. Saya telah berkonsultasi dan
41
berkoordinasi dengan pihak
terkait yaitu atasan, bidkor
dan rekan kerja bidan terkait
penyusunan leaflet,
pembuatan video dan
pencetakan leaflet saya
bekerjasama dengan rekan
kerja promosi kesehatan
maka sesuai dengan nilai
dasar telah menerapkan nilai
kolaboratif (terbuka untuk
bekerjasama)
Membuat soal Pada tahapan Output : Kuesioner pre Keterkaitan Substansi Mata Melalui pembuatan
pre test dan post kegiatan ini saya test dan post test Pelatihan BerAKHLAK kuesioner sosialisasi 10
test telah: T maka saya
Pada kegiatan membuat soal berkontribusi terhadap
1. Menyusun konsep 1. Tersedianya konsep pre test dan post testini, yaitu: Misi Pemerintah
soal pre test dan pre test dan post test 1. Saya menyusun konsep Kabupaten Sambas yaitu
post test soal pre test dan post test Kreatif, Inovatif
2. Mengumpulkan 2. Terkumpulnya dengan bahasa yang
Referensi terkait referensi terkait sederhana agar mudah
pembuatan pembuatan kuesioner dimengerti maka sesuai
kuesioner pre test dengan nilai dasar
dan post test berorientasi pelayanan
tentang sosialisasi (mudah dimengerti orang
10 T banyak)
3. Menyerahkan, 3. Dokumentas 2. Saya cermat dalam
berdiskusi dan tersampaikannya mengumpulkan referensi
konsultasi hasil hasil penyusunan agar sehingga tidak ada
penyusunan kuesioner kepada kesalahan maka sesuai
kuesioner pre test pihak terkait dengan nilai dasar akuntabel
dan post test (melaksanakan tugas
42
tentang sosialisasi dengan cermat)
10 T kepada 3. Saya membuat kuesioner
pihak terkait pre test dan post test
4. Membuat Daftar 4. Daftar hadir kegiatan dengan referensi maka
hadir kegiatan sesuai dengan nilai dasar
Kompeten (Melaksanakan
tugas dengan kualitas
terbaik )
4. Saya menjaga etika saat
berdiskusi agar tercipta
suasana yang harmonis
maka sesuai dengan nilai
dasar Harmonis
(Membangun lingkungan
kerja yang kondusif)
5. Saya membuat kuesioner
pre test dan post testsesuai
hasil arahan dan masukan
dari atasan maka sesuai
dengan nilai dasar loyal
(patuh)
6. Saya menerima masukan
dan saran dari atasan terkait
pembuatan soal di kuesioner
pre test dan post testmaka
sesuai dengan nilai dasar
Adaptif (Mampu
menyesuaikan diri
menghadapi perubahan)
7. Saya Berdiskusi dan
berkonsultasi dengan pihak
terkait yaitu mentor,bidkor
dan rekan kerja bidan terkait
43
pembuatan kuesioner dan
daftar hadir maka sesuai
dengan nilai Kolaboratif
(Memberi kesempatan
berbagai pihak untuk
berkonstribusi)
44
(melaksanakan tugas
dengan tanggungjawab)
4. Saya mempersiapkan
tempat yang diperlukan
untuk pelaksanaan
sosialisasi maka sesuai
dengan nilai dasar kompeten
(membantu orang lain
belajar) akuntabel
(melaksanakan tugas
dengan tanggung jawab)
Melakukan Pada tahapan Akan tersedianya: Keterkaitan Substansi Mata Melakukan sosialisasi 10
sosialisasi 10 T kegiatan ini saya Pelatihan BerAKHLAK T maka saya
telah: berkontribusi terhadap
Padakegiatan melakukan Visi Pemerintah
1. Mendatangi 1. Hadir tepat waktu sosialisasi 10 T ini, yaitu: Kabupaten Sambas yaitu
posyandu sesuai sesuai waktu yang 1. Saya menyapa, Berkelanjutan dan Misi
dengan jadwal sudah disepakati memperkenalkan diri dan Kabupaten Sambas yaitu
yang sudah 2. Daftar hadir terisi menyampaikan tujuan Meningkatkan kualitas
disepakati 3. Adanya materi, bahan kedatangan serta meminta SDM yang Intelektual
2. Sebelum memulai dan perlengkapan izin kepada petugas, kader
sosialisasi sosialisasi 10 T posyandu serta pengunjung
menyapa, 4. Dokumentasi posyandu untuk
perkenalan diri pelaksanaan pelaksanaan penyuluhan,
dan sosialisasi maka sesuai dengan nilai
menyampaikan 5. Foto pengisian pre dasar berorientasi pelayanan
tujuan test (ramah)
kedatangan serta 6. Noutulen tanya jawab 2. Saya mempersiapkan
meminta izin materi, bahan dan
kepada petugas, perlengkapan sosialisasi
kader posyandu dengan cermat dan
serta pengunjung melakukan kegiatan
posyandu untuk sosialisasi pada jadwal yang
45
pelaksanaan telah ditentukan dan dating
sosialisasi tepat waktu maka sesuai
3. Menyiapkan dengan nilai dasar Akuntabel
materi, bahan dan (Cermat, Disiplin)
perlengkapan 3. Saya melakukan sosialisasi
sosialisasi 10 T 10 T dengan media yang
4. Melakukan telah dibuat dan
sosialisasi berkomunikasi dengan
5. Melakukan pre sebaik mungkin sesuai
test pada kemampuan maka sesuai
6. Melakukan diskusi dengan nilai dasar
tanya jawab Kompeten (Melaksanakan
7. Melakukan post tugas) dengan kualitas
test pada ibu terbaik
hamil 4. Saya menjaga etika saat
melakukan kegiatan
sosialisasi. Menjelaskan
maksud tujuan sosialisasi,
membagikan kuesioner pre
test dan post testdengan adil
maka sesuai dengan nilai
dasar Harmonis
(Membangun lingkungan
kerja yang kondusif)
5. Saya memberikan informasi
yang benar tentang 10 T
sesuai Permenkes maka
sesuai dengan Loyal
(Memberikan informasi
secara benar dan tidak
menyesatkan pihak yang
memerlukan informasi)
6. Saya menerima masukan
46
dan saran dari atasan terkait
hasil diskusi tanya jawab
dengan ibu hamil.
7. Saya membuat ice breaking
di sela-sela bersosialisasi
agar ibu hamil tidak bosan
maka sesuai dengan nilai
dasar Adaptif (Mampu
menyesuaikan diri dan
berinovasi)
8. Saya berdiskusi dengan ibu
hamil terkait sosialisasi dan
bekerjasama dengan rekan
bidan dalam bersosialisasi
maka sesuai dengan nilai
dasar Kolaboratif (Memberi
kesempatan berbagai pihak
untuk berkonstribusi)
Menganalisa Pada tahapan Hasil Analisa pre test dan Keterkaitan Substansi Mata Melalui analisa hasil pre
hasil evaluasi kegiatan ini saya post test Pelatihan BerAKHLAK dan post test sosialisasi
(pre test dan telah: 10 T maka saya telah
post test) setelah Pada kegiatan menganalisa hasil berkontribusi terhadap
sosialisasi 10 T 1. Mengumpulkan 1. kuesioner hasil pre evaluasi pre test dan post test Visi Pemerintah
kuesioner hasil test dan post test ini, yaitu: Kabupaten Sambas yaitu
pre test dan post terisi data hasil 1. Saya langsung melakukan Berkelanjutan
test tabulasi pre test dan kegiatan analisa data sesuai
2. Mentabulasi data post test jadwal yang dibuat dan
hasil pre test dan 2. hasil Analisa pre test segera berkoordinasi dengan
post testdengan dan post tes atasan jika ada kendala
Ms. Exel 3. Hasil Kesimpulan dari maka sesuai dengan nilai
3. Menganalisa hasil pre test dan post dasar Berorientasi
pre test dan post test Pelayanan (Cekatan)
test 4. laporan hasil pre test 2. Saya cermat dalam
47
dan post test mengumpulkan, mentabulasi
4. Menyimpulkan 5. Terlaksanakannya dan menganalisa data agar
hasil pre test dan penyampaian dan tidak ada kesalahan dan
post test konsultasi hasil tepat guna maka sesuai
5. Membuat laporan evaluasi pre test dan dengan nilai dasar akuntabel
hasil pre test dan post test (cermat)
post test 3. Saya mentabulasi dan
6. Melakukan menganalisa data dengan
konsultasi dan Ms. Excel maka sesuai
koordinasi hasil dengan nilai dasar
evaluasi pre test Kompeten (Melaksanakan
dan post test tugas dengan kualitas
kegiatan sosialisai terbaik)
10 T ke atasan 4. Saya berkonsultasi dengan
atasan, mengahargai arahan
dan masukannya serta
mencatat hasilnya maka
sesuai dengan nilai dasar
Harmonis (Menghargai
setiap orang)
5. Saya menjaga rahasia hasil
pre test dan post test agar
tidak disalahgunakan maka
sesuai dengan nilai dasar
Loyal (Menjaga kerahasiaan,
menjaga nama baik ASN)
6. Saya menerima masukan
dan saran dari atasan terkait
hasil pre test dan post test
maka sesuai dengan nilai
dasar Adaptif (Mampu
menyesuaikan diri
menghadapi perubahan)
48
7. Saya telah berkonsultasi dan
koordinasi dengan atasan
terkait hasil sosialisasi maka
sesuai dengan nilai dasar
Kolaboratif (Memberi
kesempatan berbagai pihak
untuk berkonstribusi)
Sumber: Data Olahan,202
49
F. JADWAL IMPLEMENTASI
50
No Kegiatan yang Tanggal Output / hasil kegiatan
akan
Dilakukan
3. Membuat soal pre 05 - 11 Nopember Akan tersedianya:
test dan post test 2022 1. konsep pre test dan
post test
2. terkumpulnya
referensi terkait
pembuatan kuesioner
3. Dokumentasi
tersampaikannya hasil
penyusunan
kuesioner kepada
pihak terkait
4. Daftar hadir kegiatan
53
G. PROSES BIMBINGAN RANCANGAN AKTUALISASI DENGAN COACH DAN
MENTOR
Tabel 4.7
Lembar Konsultasi / Pengendalian oleh Coach
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan III
Angkatan CLXVII Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2022
Rancangan Aktualisasi
Tabel 4.8
Lembar Konsultasi / Pengendalian oleh Mentor
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan III
Angkatan CLXVII Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2022
Rancangan Aktualisasi
Ahmad Jalis. 2021. Modul Kompeten Pelatihan Dasar CPNS. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Andi Adiyat. 2021. Modul Berorientasi Pelayanan Pelatihan Dasar CPNS. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Astary dkk, 2019, dalam Tri Atmojo. 2021. Modul Kolaboratif Pelayanan Pelatihan
Dasar CPNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Custumato, 2021, dalam Tri Atmojo. 2021. Modul Kolaboratif Pelayanan Pelatihan
Dasar CPNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Dwi Rahmanenda. 2021. Modul Loyal Pelayanan Pelatihan Dasar CPNS. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Elly Fatimah, dkk. 2017. Modul Manajemen ASN Pelatihan Dasar CPNS. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Jarot Sembodo. 2021. Modul Harmonis Pelatihan Dasar CPNS. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Matsiliza dan Zonke, 2017, dalam Ahmad Jalis. 2021. Modul Kompeten Pelatihan
Dasar CPNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
56
Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas.
Perez Lopez et al, 2004, dalam Nugroho, 2018 dalam Tri Atmojo. 2021. Modul
Kolaboratif Pelayanan Pelatihan Dasar CPNS. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.
Ramah Handoko. 2021. Modul Akuntabel Pelayanan Pelatihan Dasar CPNS. Jakarta:
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Rezky Amelia. 2021 Modul Smart ASN Pelatihan Dasar CPNS. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Surat Edaran (SE) Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 tanggal 26 Agustus
2021 tentang Implementasi Core Values dan Employer Branding Aparatur Sipil
Negara
Tri Widodo, dkk. 2017. Modul Habituasi Pelatihan Dasar CPNS. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Yogi Sarwono 2021. Modul Adaptif Pelatihan Dasar CPNS. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
57
Lampiran 1 Dokumentasi Kegiatan Bimbingan dengan Coach
Tanggal
No. Dokumentasi Kegiatan Bimbingan Pembimbing
Konsultasi
1. Rabu, 12 Coach
Oktober 2022
2. Sabtu, 15 Coach
Oktober 2022
3. Selasa. 18 Coach
Oktober
2022
58
Lampiran 2 Dokumentasi Kegiatan Bimbingan dengan Mentor
Tanggal
No. Dokumentasi Kegiatan Bimbingan Pembimbing
Konsultasi
1. Jumat, 07 Mentor
Oktober 2022
2. Rabu, 12 Mentor
Oktober 2022
3. Rabu, 18 Mentor
Oktober 2022
59
BIODATA