Kerangka Jurnal Adam Kevin

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

1

HUBUNGAN KADAR pH, MAGNESIUM, FLUOR DAN FERRUM AIR


SUNGAI KONSUMSI TERHADAP INDEKS KARIES
(Literature Review)

Adam Kevin1, Rosihan Adhani2, Riky Hamdani2


1
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin
2
Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Lambung
Mangkurat, Banjarmasin

ABSTRACT
Background: In the areas along rivers, many communities still rely on river water for their daily needs,
such as brushing their teeth, bathing, and drinking water. The river water used has an average acidity
level of 3.65 (low) and contains high levels of iron and sulfate. Iron and magnesium are minerals that
can cause discoloration of teeth, making them appear darker. Additionally, fluoride mineral plays a
crucial role in dental and oral health by converting hydroxyapatite in enamel into fluorapatite, which
makes the enamel resistant to acid dissolution and inhibits the process of demineralization. Fluoride
deficiency can lead to damage, brittle teeth, susceptibility to dental caries, discoloration of children's
teeth, and bone thinning. Objective: This literature review aims to analyze the influence of acidity level
(pH), iron, magnesium, and fluoride in consumed river water on the dental caries index based on
relevant literature published between 2015 and 2020. Method: The study utilizes a literature review
method with a narrative review procedure. All analyzed articles were obtained through searches on
Pubmed, Science Direct, and Google Scholar databases. Results: This study indicates that the dental
caries index falls into the high category, with a DMF-T index of 4.6. The pH level, magnesium, iron, and
fluoride content in river water ranged from 3.5-4.5 (acidic pH), 0.013-9.90 mg/dL, 0.71-0.8023 (above
normal levels), and 0.18-0.7 (below normal levels of fluoride in drinking water), respectively. There is a
relationship between the acidity level (pH), iron, magnesium, and fluoride in consumed river water and
the dental caries index. Conclusion: There is a relationship between the acidity level (pH), iron,
magnesium, and fluoride in consumed river water and the dental caries index.

Keywords: Iron, fluoride, magnesium, pH, DMF-T index.

ABSTRAK
Latar Belakang: Di daerah sepanjang sungai, masih banyak masyarakat yang mengandalkan air sungai
untuk kebutuhan sehari-hari, seperti menyikat gigi, mandi dan minum air. Air sungai yang digunakan
memiliki tingkat keasaman rata-rata sebesar 3,65 (rendah),adanya kandungan tinggi zat besi dan sulfat.
Zat besi dan magnesium adalah mineral yang dapat menyebabkan perubahan warna pada gigi menjadi
lebih gelap. Selain itu, mineral fluor juga berperan penting dalam kesehatan gigi dan mulut gigi dengan
cara merubah hidroksiapatit pada enamel menjadi fluoroapatit fluoroapatit membuat kondisi enamel tahan
terhadap pelarutan asam sehingga menghambat proses demineralisasi. Kekurangan fluor dapat
menyebabkan kerusakan, gigi yang rapuh, rentan terhadap karies gigi, perubahan warna pada gigi anak-
anak, dan penipisan tulang. Tujuan: literature review ini untuk menganalisis pengaruh antara tingkat
keasaman (pH), zat besi, magnesium, dan fluor dalam air sungai yang dikonsumsi terhadap indeks karies
gigi berdasarkan literature yang relevan yang diterbitkan tahun 2015-2020. Metode: Penelitian
menggunakan metode literature review dengan prosedur narrative review. Semua artikel yang dianalisis
diperoleh dari pencarian sumber data Pubmed, Science Direct, dan Google Scholar. Hasil: penelitian ini
menunjukkan bahwa indeks karies gigi termasuk dalam kategori tinggi, dengan indeks DMF-T sebesar
4,6. Kadar pH, magnesium, zat besi, dan fluor dalam air sungai berkisar antara 3,5-4,5 (pH asam), 0,013-
9,90 mg/dl, 0,71-0,8023 (di atas kadar normal), dan 0,18-0,7 (di bawah kadar normal fluor dalam air
minum). Adanya hubungan antara tingkat keasaman (pH), zat besi, magnesium, dan fluor dalam air
sungai yang dikonsumsi dengan indeks karies gigi. Kesimpulan: terdapat hubungan antara tingkat
keasaman (pH), zat besi, magnesium, dan fluor dalam air sungai yang dikonsumsi dengan indeks karies
gigi. Kata kunci: Zat besi, fluor, magnesium, pH, indeks DMF-T.
2

Corresponding:Adam Kevin ; Program Studi Kedokteran Gigi, Universitas Lambung Mangkurat, Jalan
Veteran No. 128B, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, email: @gmail.com
PENDAHULUAN cukup tinggi, dan rasa asam dengan pH berkisar
Karies gigi merupakan kerusakan pada antara 2-5. Penggunaan air yang bersifat asam
lapisan email gigi yang ditandai dengan penetrasi secara terus-menerus untuk menggosok gigi dapat
ke dalam ruang pulpa, dan memiliki etiologi yang menyebabkan penurunan kekerasan permukaan
melibatkan beberapa faktor pemicu, seperti enamel gigi.6
interaksi antara mikroorganisme, substrat, host, Mineral seperti besi dapat menyebabkan
dan waktu. Selain itu, terdapat juga faktor-faktor perubahan warna gigi menjadi hitam. Mineral ini
sekunder yang mempengaruhi karies gigi, seperti biasanya ditemukan dalam air liur dan masuk ke
usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, ras, dalam tubuh melalui konsumsi makanan dan
lingkungan, sikap, dan tingkat sosio-ekonomi.2 minuman yang mengandung besi. Selain besi,
Menurut World Health Organization mineral magnesium juga dapat menyebabkan
(WHO), terdapat peningkatan jumlah kasus karies
perubahan warna gigi, seperti munculnya bercak
gigi dalam kelompok usia tertentu dari tahun 2013
gelap. Mineral ini juga ditemukan dalam air liur
hingga tahun 2018, dengan peningkatan yang
paling signifikan terjadi pada usia 12 tahun dan masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi
(13,7%) dan 65 tahun (14,3%). Secara nasional, makanan dan minuman yang mengandung
menurut Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun magnesium.
7

2018, sekitar 57,6% penduduk Indonesia


Standar air bersih yang harus dipakai oleh
mengalami masalah gigi dan mulut dalam 12 bulan
terakhir, namun hanya 10,2% yang mendapatkan penduduk haruslah mencukupi standar fisik, kimia,
perawatan dari tenaga medis gigi. Berdasarkan bakteriologis, dan radioaktif. Kandungan zat kimia
kelompok usia, masalah gigi dan mulut paling seperti fluor dapat membantu dalam proses
banyak terjadi pada kelompok usia 5-9 tahun metabolisme. Namun, jika kandungan fluor
(67,3%), dengan hanya 14,6% yang telah melebihi 2,5 mg/l, dapat menyebabkan penyakit
mendapatkan perawatan dari tenaga medis gigi. perut, keropos tulang, dan perubahan warna gigi
Sedangkan, masalah gigi dan mulut paling sedikit yang cenderung berwarna coklat. Sebaliknya, jika
terjadi pada usia 3-4 tahun (41,1%), dengan hanya kandungan fluor terlalu rendah, menyebabkan
4,3% yang telah mendapatkan perawatan dari kerapuhan gigi, kerusakan gigi, rentan terhadap
tenaga medis gigi.4 karies gigi, perubahan warna yang signifikan
Ada empat aspek yang mempengaruhi terhadap gigi anak-anak, dan penipisan tulang.
kesehatan gigi dan mulut di Kalimantan Selatan,
Kandungan fluor yang tinggi dalam air juga
yaitu aspek generasi, aspek lingkungan, aspek
berbahaya bagi kesehatan gigi jika tidak ada sistem
sikap, dan aspek status pelayanan kesehatan gigi
dan mulut. Sikap individu terhadap menggosok pengelolaan air yang memadai (defluoridasi).
gigi menjadi faktor penentu dan berdampak pada Sebaliknya, jika air minum berasal dari sumber
tingkat keparahan masalah kesehatan gigi dan lain seperti air hujan, biasanya kandungan fluor-
mulut di Kalimantan Selatan.5 nya rendah sesuai dengan standar yang ditentukan.
Lingkungan juga mempengaruhi Rendahnya kandungan fluor juga dapat
kesehatan gigi dan mulut, seperti air sungai. Di meningkatkan risiko terkena karies gigi dengan
daerah yang berada di sekitar aliran sungai, masih lebih mudah. Berdasarkan latar belakang tersebut,
banyak penduduk yang menggunakan air sungai peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk menggosok mengenai hubungan antara kadar keasaman,
gigi. Air sungai yang digunakan memiliki pH rata- magnesium, besi, dan fluor dalam air sungai yang
rata rendah, yaitu sekitar 3,65. Paparan air dengan dikonsumsi dengan indeks karies gigi.
pH rendah tersebut dapat mengubah tingkat
keasaman di dalam rongga mulut menjadi METODE PENELITIAN
mencapai tingkat keasaman enamel yang kritis, Dalam penelitian ini, digunakan metode
yaitu pH 5,5, dan menyebabkan larutnya kristal- literature review dengan prosedur narrative review.
kristal enamel.5 Informasi diambil melalui penggunaan informasi
Kandungan gambut pada lahan basah sekunder. Kriteria pencarian yang digunakan
menghasilkan senyawa dengan pH rendah, seperti
adalah informasi sekunder yang berkaitan dengan
senyawa fenolat dan senyawa karboksilat. Gambut
memiliki warna yang cenderung kuning atau hubungan antara kandungan magnesium, besi,
merah kecoklatan, kandungan zat organik yang fluor, dan pH terhadap indeks karies, yang terkait
dengan kata kunci tersebut. Pencarian literatur
3

dilakukan melalui PubMed, Google Scholar, dan Dalam tabel 1, terlihat bahwa nilai pH
Science Direct. Sumber yang direview adalah berkisar antara 3,5 hingga 4,5, kandungan fluor
sumber berbahasa Indonesia dan Inggris yang berkisar antara 0,18 hingga 0,7, kandungan
diterbitkan antara tahun 2015-2020 dan dapat magnesium berkisar antara 0,013 hingga 9,90, dan
ditemukan dalam bentuk teks lengkap dalam kandungan ferrum berkisar antara 0,71 hingga
format PDF. Kriteria inklusi dalam penelitian ini 0,8023.
adalah: (a) Sesuai dengan kriteria pencarian, (b)
Jurnal yang diterbitkan antara tahun 2015-2020, Tabel 2. Pengaruh pH, Magensium, Ferrum dan
Fluor Terhadap Indeks Karies
(c) Jurnal berbahasa Indonesia dan Inggris, (d)
No Kandungan Berpengaruh Tidak
Jurnal yang tersedia dalam bentuk teks lengkap.
Kimia Berpengaruh
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah: (a)
1 pH 3 -
Jurnal yang membahas faktor lingkungan, 2 Magnesium 1 -
keturunan, perilaku, dan status kesehatan gigi 3 Ferrum 1 -
mulut, (b) Jurnal yang mengandalkan aspek 4 Fluor 6 -
mekanik dan kimia, (c) Jurnal yang membahas Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa
aspek usia, (d) Jurnal yang berada di luar lingkup terdapat 3 jurnal yang mengungkapkan pengaruh
indeks karies. mineral pH terhadap indeks karies. Selain itu,
HASIL terdapat 1 jurnal yang membahas pengaruh mineral
Setelah melakukan pencarian melalui magnesium terhadap indeks karies, 1 jurnal yang
Google Scholar, ditemukan 7 jurnal yang relevan, membahas pengaruh mineral ferrum terhadap
melalui Science Direct terdapat 2 jurnal, dan indeks karies, dan 6 jurnal yang membahas
melalui Pub Med ditemukan 2 jurnal. Dari 11 pengaruh mineral fluor terhadap indeks karies.
jurnal yang telah direview, hanya terdapat 1 jurnal Tabel 3. Indeks DMF-T
yang diterbitkan pada tahun 2015, 1 jurnal pada
No. Penulis Indeks DMF-T
tahun 2017, 6 jurnal pada tahun 2018, 1 jurnal 1 Isnur et al 2,31
pada tahun 2019, dan 3 jurnal pada tahun 2020. 2 Lidia et al 2,5 dan 6,2
Dalam penelitian ini, terdapat 1 jurnal yang 3 Naning et al 8,20
menggunakan metode studi eksperimen, 7 jurnal 4 Siti et al 5,58
menggunakan metode cross sectional, 1 jurnal 5 Said & Salamah 8,87
menggunakan kombinasi metode cross sectional
dan retrospective cohort, 1 jurnal menggunakan Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa Indeks DMF-
metode intervensi, dan 1 jurnal menggunakan T pada jurnal yang dilakukan review berkisar
metode analitik. antara 2,31-8,87.
Tabel 1. Kandungan pH, Fluor, Magnesium dan Fe PEMBAHASAN
No. Penulis Kandungan Kimia Salah satu komponen kimia yang terdapat
pH Fluor Mg Fe dalam air sungai adalah tingkat keasaman atau pH.
1 Ajeng et - 0,058 & - - Suhu dapat memengaruhi konsentrasi zat asam
al 0,072 atau basa dalam air, yang pada akhirnya
2 Nasser et - 0,5-07 - - mempengaruhi nilai pH air tersebut. Dalam
al perbandingan dengan air minum kemasan, air
3 Said & - - - 0,8023 sungai cenderung memiliki pH yang lebih rendah,
Salamah mg/ltr menunjukkan sifat yang lebih asam.8 Kandungan
4 Siti et al 5,58 0,5 ppm - - zat organik yang tinggi dan tingkat keasaman (pH)
5 Nadia et 6,06 - - - yang rendah dapat berkontribusi terhadap
al terjadinya indeks karies. pH yang rendah dalam air
6 Sejdini et - - 9,90 - sungai (dalam rentang keasaman antara 3,5 hingga
al 4,5) dapat mengurangi kekerasan enamel gigi jika
7 Bainah et 6,4 0,18 0,013 0,71 digunakan untuk menyikat gigi secara rutin atau
al dikonsumsi secara teratur. Semakin rendah pH
8 Bayu et al 4,7 0,08 & - - (lebih asam), semakin besar kemungkinan terjadi
&7 0,10 pelepasan kalsium dari enamel gigi. Proses
9 Hatta et al - 0,420 - - demineralisasi yang terjadi secara berulang dapat
menyebabkan terbentuknya lubang pada gigi
(karies gigi).6,9
4

Karies gigi dapat berhubungan dengan liter) umumnya memiliki prevalensi karies gigi
konsentrasi fluoride yang terdapat dalam yang rendah.Bagian Atas Formulir.6,11
kandungan air minum. Fluoride sangat penting
bagi tubuh dalam proses metaboliknya. Jika Kegunaan Magnesium (Mg) dalam
kandungan fluoride dalam air minum terlalu tinggi, struktur gigi adalah untuk melindungi gigi dari
dapat menyebabkan gangguan pada saluran kerusakan serta membantu dalam penyimpanan
pencernaan, osteoporosis, dan perubahan warna kalsium (Ca). Melalui pertukaran ion, Mg
pada lapisan gigi yang cenderung berwarna memiliki kemampuan untuk menggantikan Ca, dan
kecoklatan, terutama jika tidak dilakukan proses hilangnya densitas kristal pada enamel gigi dapat
pengurangan kadar fluoride dalam air minum terjadi pada lingkungan dengan kandungan Mg
(defluoridasi). Kekurangan fluoride dapat yang lebih tinggi dibandingkan Ca. Mg juga
mengakibatkan kerusakan gigi, gigi menjadi
berperan dalam mencegah penyakit periodontal
mudah rapuh, meningkatkan risiko terjadinya gigi
dan karies gigi karena mampu mencegah
berlubang (karies gigi), perubahan warna yang
signifikan terhadap gigi anak-anak, dan penipisan peradangan yang disebabkan oleh bakteri.12 Jika
tulang.10 air minum mengandung unsur seperti Kalsium,
Fluoride berperan sebagai katalisator Magnesium, Molybdenum, atau Vanadium, maka
dalam proses remineralisasi gigi. Fluoride bekerja frekuensi terjadinya karies gigi akan rendah.
dengan menghambat metabolisme bakteri plak Namun, sebaliknya, jika air minum mengandung
yang menghasilkan asam dari fermentasi banyak tembaga, besi, dan mangan, maka
karbohidrat, serta melambatkan hilangnya frekuensi terjadinya karies gigi akan tinggi.13
hidroksiapatit pada lapisan enamel gigi melalui
Unsur ferrum merupakan salah satu
substitusi dengan fluorapatit. Adanya fluorapatit
komponen yang terdapat dalam air. Terdapat
membuat enamel gigi menjadi lebih tahan terhadap
beberapa faktor yang memengaruhi konsentrasi
asam, sehingga mampu mencegah proses
ferrum dalam air minum, salah satunya adalah
demineralisasi dan meningkatkan proses
tingkat keasaman (pH) air. Keberadaan unsur
remineralisasi yang berkontribusi pada perbaikan
ferrum dalam air sangat penting untuk memenuhi
gigi dan mencegah terbentuknya karies. Namun,
kebutuhan tubuh akan unsur tersebut. Sesuai
jika lingkungan di sekitar gigi terpapar secara
dengan peraturan yang ditetapkan dalam Peraturan
berkelanjutan dengan asam, proses demineralisasi
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
menjadi lebih dominan dan menyebabkan mineral
492/MENKES/PER/IV/2010 mengenai
enamel terlarut melalui pelarutan kristal apatit.
pengawasan kualitas air bersih, air yang aman
Jika proses demineralisasi berlangsung terus-
untuk dikonsumsi sebagai air minum seharusnya
menerus, dapat menyebabkan terbentuknya lubang
memiliki kandungan ferrum kurang dari 0,3
pada gigi.6
mg/liter. Tubuh manusia membutuhkan asupan
Fluoride secara signifikan terdistribusi di harian sekitar 7-35 mg unsur ferrum, yang tidak
berbagai wilayah di dunia. Setiap lokasi memiliki hanya dapat diperoleh dari air tetapi juga dari
kadar fluoride yang berbeda, dipengaruhi oleh sumber makanan lainnya.8,13
faktor geologi, kimia, serta karakteristik akuifer.
Terdapat banyak faktor yang
Salah satu sumber utama konsumsi fluoride adalah
mempengaruhi terjadinya karies gigi, dan faktor
air. Kandungan fluoride dalam air dapat
lingkungan memiliki peran yang signifikan dalam
diklasifikasikan ke dalam empat kategori: (1)
proses tersebut. Faktor lingkungan yang
sangat rendah (0,0-0,3 miligram per liter), (2)
mempengaruhi status karies gigi meliputi kondisi
rendah (0,3-0,7 miligram per liter), (3) sedang
lingkungan di dalam mulut seperti saliva dan
(0,7-1,5 miligram per liter), dan (4) tinggi (1,5
kondisi di luar mulut. Beberapa faktor yang dapat
miligram per liter) (Nadia et al., 2018). Jika
mempengaruhi termasuk kandungan besi dalam air
kandungan fluoride dalam air konsumsi berkisar
dan perilaku sikat gigi individu, termasuk
antara 0,7 miligram per liter, maka ini dapat
frekuensi menyikat gigi, waktu menyikat gigi, dan
memberikan kekuatan tambahan pada enamel gigi.
teknik menyikat gigi yang digunakan. Selain itu,
Namun, jika kandungan fluoride mencapai 1,5
pola konsumsi makanan yang dapat menyebabkan
miligram per liter, hal ini dapat menyebabkan
karies gigi juga memiliki dampak yang signifikan,
fluorosis gigi. Daerah yang memiliki kandungan
seperti frekuensi konsumsi makanan manis, buah,
fluoride yang cukup dalam air (0,7-1 miligram per
dan kebiasaan menyikat gigi setelah mengonsumsi
makanan yang berpotensi menyebabkan karies
5

gigi. Jika air minum mengandung tinggi besi, 9. Ihsanti F, Widodo, Hatta I. Perbedaan Indeks
maka risiko terjadinya karies gigi dapat Karies DMF-T Di Kabupaten Balangan
meningkat.13 Dengan Air Sungai Di Banjarmasin. Dentin
Jurnal Kedokteran Gigi. 2018; 2(1): 45-50.
Tingkat keparahan karies gigi dipengaruhi 10. Suratri MAL, Sari I, Jovina AT. Hubungan
oleh faktor-faktor seperti perilaku, lingkungan, Kejadian Karies Gigi dengan Konsumsi Air
pelayanan kesehatan, dan faktor keturunan. Minum pada Masyarakat di Indonesia. Media
Tingkat pendidikan seseorang juga dipengaruhi Litbangkes. 2018; 28(3): 211-218.
oleh perilaku dan kesadaran individu terhadap 11. Bayu Indra Sukmana, Muhammad Hirzi
kesehatan gigi. Lingkungan juga berperan dalam Nugraha, R Harry Setyawardhana, Agung Dwi
menentukan tingkat keparahan karies gigi, Wahyu Widodo, Aminuddin Prahatama Putra,
Huldani. Comparison Of Caries Status OF
termasuk kandungan zat kimia dalam air sungai
Children WHO Brush Teeth With River Water
yang digunakan untuk menyikat gigi dan
And Clean Water For Prevent High Dental
dikonsumsi sebagai air minum. Berdasarkan Caries Index In Wetlands Communities,
penelitian yang telah direview, diketahui bahwa Central Kalimantan (Overview Of Grade 1
Indeks DMF-T (Decay-Missing-Filled Teeth) Students At Tahai Jaya Elementary School,
dalam penelitian tersebut berkisar antara 2,31 Maliku District, Pulang Pisau Regency).
hingga 8,87 (Tinggi). Dari referensi yang ada, 12. Sejdini M, Meqa K, Berisha N, Çitaku E, Aliu
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan N, Krasniqi S, et al. The Effect of Ca and Mg
antara pH, besi, magnesium, dan fluor dalam air Concentrations and Quantity and Their
sungai dengan tingkat keparahan karies gigi. Correlation with Caries Intensity in School-
Age Children. Hindawi International Journal
DAFTAR PUSTAKA of Dentistry. 2018; 1-8.
1. Fadillah RPN, Nawawi AP, WIdyasari R. 13. Said F, Salamah S. Hubungan Konsumsi Air
Perbedaan karies gigi pada anak usia 5-6 tahun Sungai (Fe) Dengan Rata-Rata Angka Dmf-T
di rural dan urban kota Cimahi. Jurnal Ilmiah Pada Masyarakat Desa Mekar Sari Kecamatan
Kopertis Wilayah IV. 2017; 2: 217-223 Tatah Makmur Kabupaten Banjar Provinsi
2. Jotleye FB, Wowor VNS, Gunawan PN. Kalimantan Selatan. Jurnal Skala
Gambaran status karies berdasarkan indeks Kesehatan .2018; 8(1).
DMF-T dna indekks PUFA pada orang Papua
di asrama Cendrawasih kota Manado. Jurnal e-
Gigi 2017: 5(2): 172-176
3. Hermawan,Pramudho.Hubungan Perilaku Ibu
Dengan Timbulnya Karies Gigi Pada
Siswa.Jurnal Dunia Kesmas.2019;8(1):33-36
4. Kemenkes Ri. Riset Kesehatan Dasar;
RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes
RI. 2018.
5. Adhani R, Rahmadi P, Nurdiyana T, Widodo.
Karies Gigi Di Masyarakat Lahan Basah.
Pustaka Buana; 2018: 13-21.
6. Nadia, Widodo, Hatta I. Perbandingan Indeks
Karies Berdasarkan Parameter Kimiawi Air
Sungai Dan Air PDAM Pada Lahan Basah
Banjarmasin. Dentin Jurnal Kedokteran Gigi.
2018; 2(1): 13-18.
7. Nuraeni et al.Ferum and Magnesium Levels in
the Plaque and Saliva of Children with Dental
Black Stain Who Consume UHT Milk.Journal
Of International Dental And Medical
Research.2018; 11(3):994-996
8. Utami KN, Pahruddin M, Bainah. Perbedaan
Rata-Rata DMF-T Pada Masyarakat Yang
Mengkonsumsi Air Minum Kemasan Isi Ulang
Dan Air Sungai Yang Diendapkan. Jurnal
Kesehatan Lingkungan. 2020; 17(1): 43-48.

Anda mungkin juga menyukai