Laporan Pendahuluan Kebutuhan Oksigenasi
Laporan Pendahuluan Kebutuhan Oksigenasi
Laporan Pendahuluan Kebutuhan Oksigenasi
KEPERAWATAN DASAR
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Oksigen merupakan salah satu unsur penting yang dibutuhkan oleh tubuh
bersama dengan unsur lain seperti hidrogen, karbon, dan nitrogen. Oksigen
merupakan unsur yang diperlukan oleh tubuh dalam setiap menit ke semua proses
penting tubuh seperti pernapasan, peredaran, fungsi otak, membuang zat yang tidak
dibutuhkan oleh tubuh, pertumbuhan sel dan jaringan, serta pembiakan hanya berlaku
apabila terdapat banyak oksigen. Oksigen juga merupakan sumber tenaga yang
dibutuhkan untuk metabolisme tubuh
2. Etiologi
Menurut Eka Putri, (2022) dalam Eki (2017), terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi kebutuhan oksigen, seperti faktor fisiologis, status kesehatan, faktor
perkembangan, faktor perilaku, dan lingkungan.
1) Faktor fisiologis Gangguan pada fungsi fisiologis akan berpengaruh pada
kebutuhan oksigen seseorang. Kondisi ini dapat mempengaruhi fungsi
pernapasannya diantaranya adalah :
a) Penurunan kapasitas angkut oksigen seperti pada pasien anemia atau pada
saat terpapar zat beracun
b) Penurunan konsentrasi oksigen yang diinspirasi
c) Hipovolemia
d) Peningkatan laju metabolik
e) Kondisi lain yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti kehamilan,
obesitas dan penyakit kronis
2) Status kesehatan Pada individu yang sehat, sistem pernapasan dapat menyediakan
kadar oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi, pada
individu yang sedang mengalami sakit tertentu, proses oksigenasi dapat terhambat
sehingga mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh seperti gangguan
pada sistem pernapasan, kardiovaskuler dan penyakit kronis.
3) Faktor perkembangan Tingkat perkembangan juga termasuk salah satu faktor
penting yang mempengaruhi sistem pernapasan individu. Berikut faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi individu berdasarkan tingkat perkembangan :
a) Bayi prematur: yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan
b) Bayi dan toddler: adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut
c) Anak usia sekolah dan remaja: risiko infeksi saluran pernapasan dan merokok
d) Dewasa muda dan paruh baya: diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, dan
stres yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru
e) Dewasa tua: adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arteriosklerosis, elastisitas menurun, dan ekspansi paru menurun
4) Faktor perilaku Perilaku keseharian individu tentunya juga dapat mempengaruhi
fungsi pernapasan. Status nutrisi, gaya hidup, kebiasaan olahraga, kondisi
emosional dan penggunaan zatzat tertentu secara sedikit banyaknya akan
berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh.
5) Lingkungan Kondisi lingkungan juga dapat mempengaruhi kebutuhan oksigen.
Kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi pemenuhan oksigenasi yaitu :
a) Suhu lingkungan
b) Ketinggian
c) Tempat kerja (polusi)
3. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan trasportasi. Proses
ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke
paru-paru), apabila pada proses ini terdapat obstruksi maka oksigen tidak dapat
tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda
asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari
alveoli ke jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran
gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi
seperti perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan kontraktilitas miokard
juga dapat mempengaruhi pertukaran gas.
4. Manifestasi klinis
Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda gangguan
oksigenasi. Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot nafas tambahan untuk
bernafas, pernafasan nafas flaring (nafas cuping hidung), dispnea, ortopnea,
penyimpangan dada, nafas pendek, posisi tubuh menunjukan posisi 3 poin, nafas
dengan bibir, ekspirasi memanjang, peningkatan diameter anterior- posterior,
frekuensi nafas kurang, penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya
pola nafas yang tidak efektif sehingga menjadi gangguan oksigenasi .
Beberapa tanda dan gejala kerusakan pertukaran gas yaitu takikardi,
hiperkapnea, kelelahan, somnolen, iritabilitas, hipoksia, kebingungan, AGS abnormal,
sianosis, warna kulit abnormal (pucat, kehitam-hitaman), hipoksemia, hiperkarbia,
sakit kepala ketika bangun, abnormal frekuensi, irama dan kedalaman nafas .
5. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui adanya gangguan
oksigenasi yaitu:
1) Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara
efisien.
2) Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler
alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
3) Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
4) Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses abnormal.
5) Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda asing
yang menghambat jalan nafas.
6) Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
7) Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung dan kontraksi
paru.
8) CT-SCAN
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.
6. Penatalaksanaan
a) Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif
Pembersihan jalan nafas
Latihan batuk efektif
Suctioning
Jalan nafas buatan
b) Pola Nafas Tidak Efektif
Atur posisi pasien ( semi fowler )
Pemberian oksigen
Teknik bernafas dan relaksasi
c) Gangguan Pertukaran Gas
Atur posisi pasien ( posisi fowler )
Pemberian oksigen
Suctioning
B. Proses Keperawatan
1. Pengkajian data dasar
a. Pengumpulan data Pengumpulan data yang akurat dan sistematis akan membantu
dalam menentukan status kesehatan dan pola pertahanan penderita ,
mengidentifikasikan, kekuatan dan kebutuhan penderita yang dapat diperoleh
melalui anamnese, pemeriksaan fisik, pemerikasaan laboratorium serta
pemeriksaan penunjang lainnya.
b. Anamnese
1) Identitas pasien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat, status perkawinan, suku bangsa, nomor register, tanggal
masuk rumah sakit dan diagnosa medis.
2) Keluhan Utama Batuk, sesak nafas, dahak tidak bisa keluar dan demam tidak
terlalu tinggi tiga hari yang lalu.
3) Riwayat kesehatan sekarang Berisi tentang kapan terjadinya sesak nafas,
penyebab terjadinya sesak nafas, serta upaya yang telah dilakukan oleh pasien
untuk mengatasinya.
4) Riwayat kesehatan dahulu Adanya riwayat sesak nafas atau penyakit –
penyakit lain yang ada kaitannya dengan pernafasan pada kasus terdahulu
serta tindakan medis yang pernah di dapat maupun obatobatan yang biasa
digunakan oleh penderita.
5) Riwayat kesehatan keluarga Adanya riwayat sakit yang sama pada keluarga
atau penyakit lain yang berpotensi menurun atau menular pada anggota
keluarga lain
6) Riwayat psikososial Meliputi informasi mengenai perilaku, perasaan dan
emosi yang dialami penderita sehubungan dengan penyakitnya serta tanggapan
keluarga terhadap penyakit penderita.
c. Pemeriksaan fisik
1) Status kesehatan umum Meliputi keadaan pasien, kesadaran, suara bicara,
tinggi badan, berat badan dan tanda – tanda vital.
2) Kepala dan leher Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran
pada leher, telinga kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran,
lidah sering terasa tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi
mudah bengkak dan berdarah, apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia,
lensa mata keruh.
3) Sistem integument Kaji seluruh permukaan kulit, adakah turgor kulit menurun,
luka atau warna kehitaman bekas luka, kelembaban dan suhu kulit, tekstur
rambut dan kuku.
4) Sistem pernafasan Biasanya terdapat sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada
dan terdapat retraksi dinding dada, serta suara tambahan nafas.
5) Sistem kardiovaskuler Pengkajian untuk mengetahui adakah perfusi jaringan
menurun, nadi perifer lemah atau berkurang, takikardi/bradikardi,
hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis.
6) Sistem gastrointestinal Pengkajian untuk mengetahui adakah polifagi,
polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase, perubahan berat badan,
peningkatan lingkar abdomen, obesitas.
7) Sistem urinary Pengkajian untuk mengetahui adakah poliuri, retensio urine,
inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemih.
8) Sistem musculoskeletal Kaji penyebaran lemak, penyebaran masa otot,
perubahn tinggi badan, apakah cepat lelah, lemah dan nyeri, apakah adanya
gangren di ekstrimitas.
9) Sistem neurologis Pengkajian untuk mengetahui apakah terjadi penurunan
sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk, reflek lambat, kacau
mental, dan disorientasi.
d. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah:
1) Pada pemeriksaan darah yang rutin diharapkan eosinofil meninggi, sedangkan
leukosit dapat meninggi atau normal, walaupun terdapat komplikasi asma
2) Analisa gas darah: - Terdapat hasil aliran darah yang variabel, akan tetapi bila
terdapat peninggian PaCO2 maupun penurunan pH menunjukkan prognosis
yang buruk. - Kadang – kadang pada darah terdapat SGOT dan LDH yang
meninggi. - Hiponatremi 15.000/mm3 menandakan terdapat infeksi. - Pada
pemeriksaan faktor alergi terdapat IgE yang meninggi pada waktu seranggan,
dan menurun pada waktu penderita bebas dari serangan. - Pemeriksaan tes
kulit untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergennya dapat
menimbulkan reaksi yang positif pada tipe asma atopik.
3) Pemeriksaan sputum: - Kristal –kristal charcotleyden yang merupakan
degranulasi dari kristal eosinofil. - Terdapatnya Spiral Curschman, yakni
spiral yang merupakan silinder sel-sel cabang-cabang bronkus. - Terdapatnya
Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus. - Terdapatnya
neutrofileosinofil.
e. Pemeriksaan Radiologi Foto Thoraks:
1) Jika disertai dengan bronkhitis, bercakanhilus akan bertambah.
2) Jika terdapat komplikasi emfisema (COPD) menimbulkan gambaran yang
bertambah.
3) Jika terdapat komplikasi pneumonia maka terdapat gambaran infiltrat pada
paru.
f. Tes fungsi paru: Untuk mengetahui fungsi paru, menetapkan luas beratnya
penyakit, mendiagnosis keadaan.
g. Spirometristatik: Mengkaji jumlah udara yang diinspirasi.
2. Diagnose keperawatan
Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi d.d pola napas
abnormal
Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan d.d batuk yang tidak
efektif
Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas d.d dispnea
DAFTAR PUSTAKA
Gudiño León., A. R., Acuña López., R. J., & Terán Torres., V. G. (2021). LAPORAN
PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN DASAR PADA Tn. D DENGAN
KEBUTUHAN OKSIGENASI DEPARTEMEN. 6.