Laporan Mandiri Nekropsi
Laporan Mandiri Nekropsi
Laporan Mandiri Nekropsi
OLEH :
LABORATORIUM PATOLOGI
BANDA ACEH
2022
LEMBARAN PENGESAHAN
19 juli 2022
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Nekropsi Penulis Laporan Akhir
yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan
Rasa hormat dan terima kasih penulis ucapkan kepada drh. Nazaruddin,
M.Si sebagai dosen pembimbing ,serta dosen dan staff Laborarium Diagnostik
Patologi Dr.drh. Etriwati, M.Si., Dr. drh. M. Nur Salim, M.Si., Prof. Dr. drh.
Ummu Balqis, M.Si., drh. Dwinna Aliza, M.Si., Dr. Siti Aisyah, M.Si., drh.
Awaluddin, dan drh. Denny Irmawati Hasan, M.Si yang telah memberi ide,
banyak kepada semua yang telibat dalam laporan ini. Penulis menyadari pada
laporan ini tentulah masih ada kekurangan, sehingga laporan ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk perbaikan laporan ini sangat
Halaman
LEMBARAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Manfaat
METODE PEMERIKSAAN
Riwayat Kasus
Patologi Anatomi
Histopatologi
Edukasi Profesional
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
Latar Belakang
gallinarum adalah penyebab kolera unggas. Bakteri ini bersifat aerob atau
yang umum dijumpai pada hewan domestifikasi dan sering terjadi dalam bentuk
septicemia perakut hingga akut atau bentuk kronis yang terlokalisasi (Polland, G.
Beberapa penyakit pada ayam mempunyai gejala klinis yang hampir sama.
bedah bangkai yang ditunjang dengan informasi mengenai sejarah penyakit, sifat-
diagnosis dapat lebih diarahkan ke suatu penyakit yang lebih spesifik. Lesi yang
menciri pada organ akibat penyakit tertentu membantu diagnosis yang tepat
1
Tujuan
Untuk mengetahui prosedur nekropsi pada unggas sebagai salah satu cara
dan gambaran histopatologi organ yang dikoleksi (diambil dari kadaver hewan
yang di nekropsi.
Manfaat
nekropsi pada unggas sebagai salah satu cara dalam menegakkan dianosa penyakit
kolera unggas pada ayam berdasarkan perubahan patologi anatomi dan gambaran
histologi organ.
METODE PEMERIKSAAN
Sinyalmen adalah identifikasi dari pasien atau hewan seperti jenis hewan,
ras/bangsa, umur, berat badan dan mana pemilik seta nama hewan. Sinyalmen
sangat penting untuk dikenali dan dicatat pada awal pemeriksaan fisik. Sedangkan
Anamnesa atau history atau sejarah kejadian terhadap hewan sampai terjadinya
kelainan tersebut pada hewan. Pengumpulan data dengan cara melakukan tanya
jawab kepada pasien maupun dengan keluarga pasien.jika pada hewan tanya
atau keadaam umum luar ayam mulai dari status gizi, keadaan bulu, kulit,
ektoparasit, kepala (mata, konjungtiva, pial, paruh, dan lubang hidung), kloaka
dan kaki untuk melihat apakah terjadi anemis, hiperemi, hemoragi, ataupun
air mulai dari bagian leher ke bawah untuk menghindari bulu mengganggu bidang
nekropsi, kulit dan fascia antara kaki dan abdomen dipotong kemudian kaki
penyayatan kulit pada ujung os sternum diteruskan hingga kulit pangkal paha,
kemudian dilakukan preparir kulit pada ujung os sternum hingga daerah leher,
kemudian diamati perubahan pada regio dada. Regio leher diamati (trachea,
thoracoabdominal cavity dibuka dengan memotong atau menyayat tepi otot dada
dada kemudian dikuakkan (ditarik keatas) atau dipotong sehingga viscera terlihat.
Air sac diamati (kejernihan, warna, ada tidaknya eksudat). Perhatikan situs
viscerum dan letak organ-organ viscera apakah masih dalam keadaaan normal
atau tidak. Potong paruh bagian atas untuk melihat sinus dan rongga hidung.
Setelah itu, paruh dibagian samping dipotong lalu perlahan keluarkan esophagus,
tembolok, dan trakea setelah itu dibuka dan diamati (lumen dan isi).
Hati, limpa dan jantung dikeluarkan dan diamati (warna, tekstur, ukuran).
usus kemudian diuraikan. Amati pancreas di loop duodenum (normal, atropi atau
lalu diamati isi dan lumen dari setiap bagian. Saluran pernafasan dikeluarkan
bersama paru-paru lalu diamati lumen (eksudat atau parasit). Paru-paru diamati
(warna dan konsistensi) serta dilakukan uji apung. Amati ginjal (warna, tekstur,
dan ukuran), ureter dan saluran reproduksi. Amati bursa fabricius di dorsal kloaka
yaitu warna dan ukuran lalu sayat untuk melihat bagian lumen. Periksa plexus
bagian middle of hock joint lalu sayat untuk melihat bagian dalam. Buka bagian
kepala untuk melihat perubahan yang terjadi di bagian otak. Semua perubahan
Pemeriksaan Histopatologi
larutan alkohol 70%, alkohol 80%, alkohol 96%, alkohol absolut I, alkohol
absolut II, Xylol. Lakukan infiltrasi dengan parafin cair selama 3 jam dalam oven.
Setelah itu lakukan embeding - blocking dengan parafin dan dilakukan cutting
masing-masing selama 5 menit, alkohol absolut I, alkohol absolut II, alkohol 96%
I, alkohol 96% II, alkohol 90% I, alkohol 90% II masing-masing selama 3 menit.
(Hematoxylin 5 menit, bilas dengan air, eosin 1 menit, bilas dengan air). Celupkan
secara bergantian dengan larutan alkohol 96% I, alkohol 96% II, alkohol absolut I,
alkohol absolut II, xylol I, xylol II. Teteskan entelan dan tutup dengan cover glass,
Riwayat Kasus
macam kasus yang terjadi pada unggas dan mamalia sebanyak 36 kasus. Selama
nekropsi kasus pada ayam berjumlah 32 ayam, kasus yang ditemukan yaitu :
Newcastle disease yaitu 13 ekor ayam didiagnosa terinfeksi, Fowl Cholera yaitu 3
ekor ayam didiagnosa terinfeksi, Infectious Bronchitis (IB) yaitu 1 ekor ayam
didiagnosa terinfeksi, Pulorrum ) yaitu 1 ekor ayam didiagnosa terinfeksi,
Infectious Bursal Disease (IBD). ) yaitu 1 ekor ayam didiagnosa terinfeksi, Marek
disease ) yaitu 1 ekor ayam didiagnosa terinfeksi dan Leucositozoon (malaria like)
) yaitu 1 ekor ayam didiagnosa terinfeksi. Selama nekropsi kasus pada mamalia
terinfeksi, Feline cholangio hepatitis yaitu 1 ekor ayam didiagnosa terinfeksi dan
Lambaro, diperiksa pada tanggal 19 Junli 2022, umur ±3 minggu berwarna putih.
Hasil anamnesa diketahui bahwa ayam ditemukan mati pada pagi hari di dalam
kandang penampungan.
Patologi Anatomi
anatomi yaitu:
dengan diagnosanya (pa) selulitis, bulu/rambut bulu tampak kusam, mukosa mata
mengalami hiperemi.
Organ bagian dalam
4
2
5 6 8
Gambar 1. organ dalam. 1Jantung, 2hati, 3trakea dan paru-paru, 4proventikulus dan ventrikulus,
7
5
busrsa fabrisius, 6limpa, 7otak, 8uji apung paru-paru
eksudat serous, laring hemoragi dan terdapat eksudat, faring hemoragi dan
nekrosis.
hemoragi.
proventrikulus, ventrikulus dan usus halus serta seka tonsil, Limpa dan hati
membesar dan kongesti, paru-paru meradang, kantung udara menebal dan suram
Penyakit kolera unggas dapat bersifat preakut yang dapat membunuh unggas
ditandai oleh adanya kelemahan, tidak ada nafsu makan, mencret, keluar cairan
dari mata dan hidung, berlangsung beberapa hari dan kematian mencapai sekitar
susah bernapas, keluar eksudat dari rongga hidung, sedangkan bentuk khronis
biasanya bersifat lokal dengan adanya pembengkakan pada persendian kaki atau
balung. Biasanya ayam berumur di bawah 4 bulan tahan terhadap Penyakit kolera,
Histopatologi
1 2 a
a
b
c
b
3a 3b a
a
b
b
c
Gambar 2. Histopatologi organ unggas., 1. Paru paru; a). kongesti, b). jaringan
ikat dan c). hemoragi., 2. Jejenum; a). inflamasi, dan b). hemoragi., 3a., Hati; a).
inflamasi, b). hiperemi dan c). dilatasi pembuluh darah., 3b. Hati; a). hemoragi
dan b). konesti/hiperemi
Vili usus atropi dan terdapat kongesti pada pembuluh darah di usus. Deplesi
limfosit yang parah dari folikel limfoid di limpa karena nekrosis limfosit.
Perubahan yang terlihat pada paru-paru dan limpa ditemukan banyak sel
Zainuddin (2014) bahwa hati dan paru-paru ditemukan infiltasi sel radang sel
hemoragi.
Diferensial Diagnosa
c. Angka mortalitas dan morbiditas tinggi dapat dikelirukan dengan fowl plaque
d. Tanda gangguan respirasi, synovitis juga dijumpai pada penyakit unggas lain
Edukasi Profesional
Vaksinansi pertama dilakuakan pada 6-8 minggu dan diulangi 8-10 minggu
inaktif yang telah teregistrasi. Selain biosekuri, sanitasi juga penting yang mana
sodium sulfametasin 0,5-1 % dalam makanan atau 0,1 dalam air minum dan
Sulfamerasin 0,5% dalam makanan atau 0,2% dalam air minum pemberian per