112-Article Text-219-2-10-20200423
112-Article Text-219-2-10-20200423
112-Article Text-219-2-10-20200423
ABSTRAK
Pendahuluan: Rupture perineum (robekan jalan lahir) biasa dapat berubah menjadi kasus rupture
perineum dengan tingkat lebih berat dan penyebab terjadinya kejadian kematian pada ibu bersalin
apabila penatalaksanaan tidak dilakukan dengan baik dan tanggap. Rupture perineum dapat terjadi
secara spontan maupun buatan pada persalinan normal (pervaginam) pada ibu bersalin
primigravida saat pengeluaran kepala bayi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan
penerapan asuhan sayang ibu pada persalinan kala II dengan kejadian robekan jalan lahir di RSIA
Kirana Sepanjang Sidoarjo. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian jenis observasional
analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Variabel independen asuhan sayang ibu,
variabel dependen kejadian robekan jalan lahir, populasi sebanyak 35 ibu bersalin, sampel 31 ibu
bersalin, instrument penelitian lembar observasi, analisis data exact fisher’s, α = 0,05. Hasil: 28
(32.3 %) ibu bersalin yang mendapatkan asuhan sayang ibu yang terdiri dari 7 (22.6 %) ibu bersalin
mengalami robekan jalan lahir dan 21 (9.7%) ibu bersalin tidak mengalami robekan jalan lahir,
sedangkan 3 (67,7%) ibu bersalin yang tidak mendapatkan asuhan sayang ibu semua mengalami
robekan jalan lahir. Dengan nilai probabilitas (p) = 0.027 dan ≤ α maka H0 ditolak, Hi diterima.
Diskusi: Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan penerapan asuhan
sayang ibu pada persalinan kala II dengan kejadian robekan jalan lahir, untuk itu perlu adanya
komunikasi yang baik dan ramah bagi bidan dan pasien.
ABSTRACT
Introduction: Ordinary perineal rupture (tear of the birth canal) can turn into a more severe case of
perineal rupture and the cause of death in the mother if the management is not well done and
responsive. Perineal rupture can occur spontaneously or artificially in normal (vaginal) labor in
primigravida maternity at the time of excretion of the baby's head. The purpose of this study was to
analyze the relationship between the application of care to the mother of second childbirth with the
incidence of road tears born at RSIA Kirana Sepanjang Sidoarjo. Method: This study was an
observational analytic study using a cross sectional approach. The independent variable of care for
mother's love, the dependent variable of the incidence of birth canal tears, a population of 35
mothers of birth, a sample of 31 mothers giving birth, research instruments observation sheet, exact
fisher's data analysis, α = 0.05. Results: 28 (32.3%) mothers who received maternal care consisting
of 7 (22.6%) maternal births had a birth canal tear and 21 (9.7%) women had no birth canal tears,
while 3 (67.7%) mothers who do not get care unfortunately mothers all experience a tear in the
birth canal. With probability values (p) = 0.027 and ≤ α then H0 is rejected, Hi is accepted.
Discussion: From the results of the study, it can be concluded that there is a relationship between
the application of care for the mother of the second childbirth and the occurrence of the tear of the
birth canal, for that there is a need for good and friendly communication for midwives and patients.
1
PENDAHULUAN Rupture perineum (robekan jalan lahir)
Masalah yang sedang dihadapi oleh biasa dapat berubah menjadi kasus rupture
Negara Indonesia pada sistem kesehatan saat perineum dengan tingkat lebih berat dan
ini adalah adanya peningkatan jumlah penyebab terjadinya kejadian kematian pada
mortalitas dan morbiditas yang masih sulit ibu bersalin apabila penatalaksanaan tidak
untuk dicapai penurunannya. Pada umumnya dilakukan dengan baik dan tanggap. Rupture
peningkatan jumlah komplikasi serta penyulit perineum dapat terjadi secara spontan
pada ibu dan bayi menjadi penyebab tidak maupun buatan pada persalinan normal
dapat terhindarnya kematian ibu dan bayi, (pervaginam) pada ibu bersalin primigravida
padahal kematian ibu dan bayi dapat saat pengeluaran kepala bayi. Selain itu,
dihindari apabila prosedur yang dilakukan berapapun tingkat terjadinya rupture juga
dikelola dengan tepat dan cepat. Dalam menyebabkan terjadinya kehilangan banyak
memberikan asuhan pada ibu bersalin, peran darah pada ibu nifas apabila robekan yang
bidan dituntut untuk dapat melakukan dan didapat saat proses persalinan tidak dijahit
menerapkan pedoman Asuhan Sayang Ibu (diabaikan), hal ini dikarenakan darah yang
selama berlangsungnya proses persalinan keluar tidak secara langsung melainkan
guna meningkatkan serta mengembangkan perlahan-lahan dan berlangsung selama
mutu asuhan. berjam-jam tanpa diketahui dan dirasakan
Tahun 2015 SDKI mencatat bahwa AKI karena keluar bersamaan dengan lokhea
di Indonesia masih berkutat di angka (Carey, 2005).
305/100.000 kelahiran hidup dan jumlah ini Kejadian rupture perineum pada ibu
masih jauh dari target yang ditetapkan oleh bersalin perlu mendapatkan perhatian dari
MDGs’ yakni 102/100.000 kelahiran hidup. petugas kesehatan, terutama bidan,
Jawa Timur pada tahun 2015 mempunyai dikarenakan hal tersebut dapat
nilai AKI 89,6/100.000 kelahiran hidup, dan mengakibatkan terjadinya beberapa hal
di Kabupaten Sidoarjo mempunyia nilai AKI diantaranya sebagai jalan masuk keluarnya
76/100.00 kelahiran hidup (Profil Dinkes infeksi, terjadinya disfungsi pada organ
Jatim, 2016). Secara langsung, penyebab reproduksi wanita, penyebab perdarahan
kematian maternal di Indonesia yang terjadi yang dimana dapat berlanjut pada kejadian
pada ibu dalam masa hamil dan bersalin sepsis bahka kematian (Manuaba, 2008).
adalah eklampsia yang menduduki tingkat Definisi perineum yang dikemukakan
pertama penyebab kematian maternal dengan Herdiana, 2007, didalam bukunya
nilai 30%, diikuti dengan perdarahan menjelaskan bahwa perineum merupakan
sejumlah 25%, penyakit jantung sebanyak bagian kulit yang terdapat diantara area
12%, infeksi 6%, dan penyebab lain-lain vagina dengan anus yang dapat terobek
sebanyak 26% (Depkes, 2015). secara spontan maupun buatan (episiotomi)
Asuhan yang sangat berpengaruh dalam saat proses persalinan agar bayi dapat keluar.
proses persalinan Asuhan Sayang Ibu. Rupture perineum yang terjadi akibat
Asuhan ini merupakan asuhan yang robekan buatan (episiotomi) dilakukan
menerapkan rasa simpati dan empati kepada berdasarkan atas indikasi yang didapatkan
pasien yang meliputi rasa menghargai pada saat persalinan, antara lain: persalinan
kepercayaan, kebudayaan, serta keinginan dengan alat, ditemukannya kekakuan pada
dari ibu bersalin. Dalam memberikan asuhan perineum, persalinan dengan letak lintang
kepada ibu bersalin hendaknya kita atau sungsang, bayi besar. Jika terdapat salah
menanyakan kepada diri kita pribadi satu indikasi diatas maka harus dilakukan
mengenai jenis dan macam asuhan yang kita robekan perineum buatan (episiotomi) agar
inginkan untuk diri kita sendiri disaat jika diri peningkatan terjadinya kerusakan pada
kita nanti yang berada dan mendapatkan daerah perineum dapat diminimalisir dengan
asuhan tersebut dengan menanyakan kepada cepat, karena apabila tidak segera
diri kita sendiri. Asuhan saya ibu ini lebih dilaksanakan maka kerusakan yang terjadi
ditekankan kepada ibu sebagai objek, bukan akan mengarah pada kerusakan perineum
bidan, serta selalu melihat terlebih dahulu berat pada ibu bersalin dan hasil akhir dari
bagaimana cara pengobatan yang dilakukan kejadian tersebut adalah adanya gangguan
secara sederhana sebelum dilakukan secara rasa nyaman pada ibu nifas akibat nyeri
modern menggunakan tekhnologi. robekan pada perineum.
2
Berdasarkan dari data yang diperoleh Jumlah 31 100
dari catatan medis di RSIA Kirana Sepanjang Tabel 2 dapat dilihat bahwa mayoritas
Sidoarjo pada bulan Januari-Desember 2016 pendidikan ibu bersalin adalah menengah
di RSIA Kirana Sepanjang Sidoarjo sebanyak 23 orang (74%).
ditemukan dari 289 ibu bersalin, 34 ibu
bersalin mengalami robekan jalan lahir. 15 Pekerjaan Ibu Bersalin
ibu mengalami robekan jalan lahir tingkat 1, Tabel 3 Frekuensi Pekerjaan Ibu Bersalin di
19 ibu mengalami robekan jalan lahir tingkat RSIA Kirana, Sidoarjo
2 termasuk episiotomi. Asumsi peneliti ada Pekerjaan f %
beberapa hal yang berhubungan dengan Bekerja 13 42
terjadinya robekan jalan lahir. Dari uraian Tidak Bekerja 18 58
diatas maka penulis bermaksud untuk Jumlah 31 100
melakukan penelitian tentang hubungan
Tabel 3 dapat dilihat bahwa mayoritas
penerapan asuhan sayang ibu pada persalinan
pekerjaan ibu bersalin adalah tidak bekerja
kala II dengan kejadian robekan jalan lahir di
sebanyak 18 orang (58%).
RSIA Kirana Sepanjang Sidoarjo.
Paritas Ibu Bersalin
BAHAN DAN METODE
Tabel 4 Frekuensi Paritas Ibu Bersalin di
Jenis penelitian observasional analitik
RSIA Kirana, Sidoarjo
yang menggunakan pendekatan cross
sectional untuk pengambilan sampling Paritas f %
penelitian ini dilaksanakan pada bulan Primipara 11 35,4
November 2017 – Januari 2018, dengan Multipara 20 64,6
populasi sejumlah 34 ibu bersalin dan sampel Jumlah 31 100
31 ibu bersalin di RSIA Kirana, Sidoarjo. Tabel 4 dapat dilihat bahwa mayoritas
Teknik sampling menggunakan simple paritas ibu bersalin adalah multipara
random sampling. sebanyak 20 orang (64,6%).
Variabel penelitian adalah asuhan
sayang ibu dan kejadian robekan jalan lahir. Asuhan Sayang Ibu Persalinan Kala II
Data dikumpulkan dari observasi pada saat Tabel 5 Frekuensi Asuhan Sayang Ibu pada
dilakukan penelitian dan rekam medik RSIA Persalinan Kala II di RSIA Kirana,
Kirana, Sidoarjo. Selanjutnya data dianalisis Sidoarjo
dengan uji Exact Fisher’s (α=0,05). Asuhan Sayang Ibu f %
Dilakukan 28 90,3
HASIL Tidak Dilakukan 3 9,7
Usia Ibu Bersalin Jumlah 31 100
Tabel 1 Frekuensi Usia Ibu Bersalin di Tabel 5 dapat dilihat bahwa mayoritas
RSIA Kirana, Sidoarjo ibu bersalin Kala II mendapatkan asuhan
Usia f % sayang ibu sebanyak 28 orang (90,3%).
<20 tahun 2 6,4
20-35 tahun 25 80,6 Robekan Jalan Lahir
>35 tahun 4 13 Tabel 6 Frekuensi Kejadian Robekan Jalan
Jumlah 31 100 Lahir di RSIA Kirana, Sidoarjo
Tabel 1 dapat dilihat bahwa mayoritas Robekan Jalan
f %
usia ibu bersalin adalah 20-35 tahun Lahir
sebanyak 25 orang (80,6%). Terjadi 10 32,3
Tidak Terjadi 21 67,7
Pendidikan Ibu Bersalin Jumlah 31 100
Tabel 2 Frekuensi Pendidikan Ibu Bersalin Tabel 6 dapat dilihat bahwa mayoritas
di RSIA Kirana, Sidoarjo ibu bersalin Kala II mendapatkan tidak
Pendidikan f % mengalami robekan jalan lahir sebanyak 21
Dasar 5 16 orang (67,7%).
Menengah 23 74
Tinggi 3 10
3
Kejadian Robekan Jalan Lahir dengan bersalin datang, kemudian petugas kesehatan
Asuhan Sayang Ibu menjawab segala pertanyaan yang diajukan
Tabel 7 Tabulasi Silang Kejadian Robekan oleh pasien bersalin, kemudian mengijinkan
Jalan Lahir dengan Asuhan Sayang suami atau keluarga untuk menjadi
Ibu di RSIA Kirana, Sidoarjo pendamping pada saat persalinan, petugas
Kejadian Robekan Jalan kesehatan juga melakukan pengawasan
Asuhan Lahir apabila ada tanda/gejala terjadinya penyulit
Jumlah persalinan, memberikan informasi dan
Sayang Tidak
Terjadi konseling kepada pasien dan keluarga untuk
Ibu Terjadi
∑ % ∑ % ∑ % tindakan rujukan sebagai langkah antisipasi
awal apabila ada keadaan komplikasi,
Dilakuka 90,
7 22,6 21 67,7 28 petugas kesehatan juga memberikan support
n 3
emosional kepada pasien dan keluarga,
Tidak kemudian petugas kesehatan mengatur posisi
Dilakuka 3 9,7 0 0 3 9,7 tegak seperti berjalan, berdiri, atau jongkok,
n memberian cairan dan nutrisi, menjaga
Jumlah 10 32,3 21 67,7 31 100 kandung kemih agar tetap kosong dengan
Exact Fisher’s (p) = 0,027 melakukan palpasi, pencegahan infeksi.
Tabel 7 dapat disimpulkan bahwa ibu Pada penelitian ini didapatkan ibu
bersalin kala II yang dilakukan asuhan bersalin yang tidak mendapat asuhan sayang
sayang ibu mayoritas tidak terjadi robekan ibu sebanyak 3 ibu bersalin 9.7%. Dari hasil
jalan lahir 21 orang (79,57%) dibandingkan observasi di lapangan dapat dilihat bahwa
dengan ibu yang dilakukan asuhan sayang ada sebagian bidan yang kurang memberi
ibu yang mengalami robekan jalan lahir 7 dukungan emosional kepada ibu seperti
orang (25%). memberikan pujian kepada ibu dan
memberikan suasana yang ramah dan aman.
Pada analisis hubungan kejadian Hal ini juga karena faktor terlalu banyak
robekan jalan lahir pada ibu bersalin Kala II orang di ruangan VK (ruang bersalin). Dari
dengan asuhan sayang ibu dan tidak asuhan keluarga ibu bersalin sampai bidan dan
sayang ibu didapatkan bahwa nilai ditambah anak-anak praktik yang membuat
probabilitas (p) = 0,027 dan nilai α = 0,05 suasana ruangan VK (ruang bersalin) menjadi
maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan ramai.
bahwa ada hubungan kejadian robekan jalan Oleh karena itu mengingat asuhan
lahir pada ibu bersalin dengan asuhan sayang sayang ibu sangat penting dan harus sesuai
ibu dan tidak asuhan sayang ibu di RSIA SOP (Standart Operasional Prosedur) maka
Kirana Sepanjang, Sidoarjo bidan harus lebih memberikan asuhan sayang
ibu dengan hati dan sesuai landasan asuhan
PEMBAHASAN sayang ibu.
Penerapan Asuhan Sayang Ibu pada
Persalinan kala II di RSIA Kirana Kejadian Robekan Jalan Lahir di RSIA
Sepanjang Sidoarjo Kirana Sepanjang Sidoarjo
Tabel 5 menunjukkan dari ibu bersalin Tabel 6 menunjukkan bahwa yang
yang mendapat asuhan sayang ibu pada terjadi robekan jalan lahir sebanyak 10 (32,3
persalinan kala II sebanyak 28 (90.3%) ibu %) ibu bersalin dan tidak terjadi robekan
bersalin dan yang tidak dilakukan asuhan jalan lahir sebanyak 21 (67.7 %) ibu bersalin.
sayang ibu 3 (9.7%) ibu bersalin. Pada penelitian ini didapatkan cukup
Sebagian besar ibu bersalin banyak ibu bersalin yang mengalami robekan
berpendidikan menengah (SMA) sebanyak jalan lahir karena yang mengalami robekan
23 (74%) ibu bersalin dan sebagian besar ibu jalan lahir sebagian besar adalah ibu
bersalin tidak bekerja sebanyak 18 (58%). primipara. Ini disebabkan karena persalinan
Menurut APN, 2007, dalam penerapan dengan tindakan yaitu episiotomi. Robekan
tindakan Asuhan Sayang Ibu (ASI) pada pada jalan lahir yang disebut pula dengan
tindakan persalinan, petugas kesehatan rupture perineum dimana dialami pada ibu
memberikan pelayanan yang ramah dan bersalin sesuai dengan dengan definisi teori
sopan kepada pasien pada saat pasien yang diungkapkan oleh Wiknjosastro, 2008,
4
yakni kejadian robekan (rupture perineum) Mochtar, 2005, pada salah satu teorinya
dapat terjadi ketika bayi lahir baik secara menyatakan bahwa tanda-tanda adanya
normal (spontan belakang kepala), tindakan robekan perineum pada saat proses persalinan
(SC) ataupun dengan alat. Kejadian robekan dapat diketahui apabila ditemukannya
perineum ini pada umumnya dialami oleh ibu perdarahan, kontraksi uterus yang tidak
bersalin yang masih primipara. Apabila adekuat, pengeluaran darah segar yang
kepala bayi saat dilahirkan keluar terlalu mengalir bersamaan dengan lahirnya bayi,
cepat hal tersebut dapat menyebabkan ibu bersalin mengalami keadaan demam
terjadinya robekan perineum yang biasanya /menggigil, lemah dan pucat, serta adanya
terjadi bagian tengah perineum secara ketidaknormalan pada plasenta.
vertikal tak berarah dan bahkan dapat meluas. Prinsip tindakan episiotomi adalah
Adapun juga robekan jalan lahir dapat pencegahan kerusakan yang lebih hebat pada
terjadi karena faktor ibu yang tidak mematuhi jaringan lunak akibat daya regang yang
arahan dari bidan. Seperti bidan belum melebihi kapasitas adaptasi atau elastisitas
mengijinkan untuk meneran tapi ibu sudah jaringan. Oleh sebab itu pertimbangan untuk
meneran. melakukan episiotomi harus mengacu pada
Oleh karena itu pemberian pengobatan pertimbangan klinik yang tepat dan teknik
yang tepat bila ibu bersalin mengalami yang paling sesuai dengan kondisi yang
robekan jalan lahir yaitu dengan memberikan sedang dihadapi. Luka episiotomi
uterotonika setelah lahirnya plasenta, obat ini merupakan daerah yang sulit dijaga agar
tidak boleh diberikan sebelum bayi lahir. tetap bersih dan kering.
Uterotonika merupakan jenis obat yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa
bermanfaat dalam mengatasi kejadian hampir seluruhnya ibu bersalin sudah
perdarahan pada ibu bersalin dengan Kala III mendapat asuhan sayang ibu namun masih
(Pengeluaran Plasenta) serta dapat terjadi robekan jalan lahir. Ini dikarenakan
mempercepat proses lahirnya plasenta. Rasa ibu yang primipara yang harus dilakukan
ketidaknyamanan ibu paca bersalin / masa persalinan tindakan yaitu episiotomi untuk
nifas dapat diatasi dan dikurangi dengan membantu memudahkan jalan lahir agar bayi
melakukan perawatan pada luka perineum. bisa keluar. Kejadian robekan jalan lahir
Selain itu, perawatan luka perineum tersebut terjadi karena beberapa hal. Asuhan sayang
juga bermanfaat untuk mencegah terjadinya ibu yang dilakukan bidan untuk ibu bersalin
infeksi dan menjaga personal hygiene yang mengalami robekan adalah melakukan
terutama pada bagian vulva, serta penjahitan pada perenium.
mempercepat penyembuhan luka. Hal-hal Hasil uji Exact Fisher’s nilai p adalah
yang perlu diperhatikan antara lain mencegah 0,027 yang berarti ada hubungan penerapan
kontaminasi dengan rectum, menangani asuhan sayang ibu pada persalinan kala II
dengan lembut jaringan luka, membersihkan dengan kejadian robekan jalam lahir
darah yang menjadi sumber infeksi dan bau. Oleh karena itu hal yang terpenting
dalam memberikan asuhan sayang ibu pada
Hubungan Penerapan Asuhan Sayang Ibu ibu yang mengalami robekan jalan lahir
pada Persalinan Kala II dengan Kejadian adalah penanganannya yang masih harus
Robekan Jalan Lahir di RSIA Kirana dengan asuhan sayang ibu, karena robekan
Sepanjang- Sidoarjo jalan lahir apabila tidak ditangani dengan
Berdasarkan Tabel 7 menunjukkan baik akan terjadi komplikasi yang dapat
frekuensi kejadian robekan jalan lahir pada membahayakan ibu, salah satunya adalah
ibu bersalin yang dilakukan asuhan sayang perdarahan. Bidan harus dapat mengetahui
ibu pada persalinan Kala II yang mengalami penyebab utama perdarahan dengan
robekan jalan lahir sebanyak 7 (25%) ibu mengekplorasi jalan lahir dan bila sudah
bersalin sedangkan yang tidak terjadi robekan menemukan penyebab utama dari perdarahan
jalan lahir sebanyak 21 (75%) ibu bersalin maka selanjutnya dilakukan penjahitan.
dan ibu bersalin yang tidak dilakukan asuhan
sayang ibu pada persalinan kala II yang SIMPULAN DAN SARAN
mengalami kejadian robekan jalan lahir Simpulan
sebanyak 3 (9,7%) ibu bersalin. Ada hubungan ibu bersalin dengan
asuhan sayang ibu dan tidak dengan asuhan
5
sayang ibu di RSIA Kirana Sepanjang- JNPK-KR. 2007. Asuhan Persalinan Normal.
Sidoarjo. Jakarta: JNPK-KR/POGI, dan JHPIEGO
Corporation.
Saran Moechtar, Rustam. 2010. Sinopsis Obstetri
Diharapkan bidan dapat memberikan asuhan Jilid 2. Jakarta: EGC.
sayang ibu pada ibu bersalin dengan sepenuh Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu
hati dan meningkatkan pelayanan terutama Kebidanan. PTYBP.
asuhan sayang ibu pada ibu bersalin dan Pusdiknakes – WHO – JHPIEGO, 2007.
penanganan pada ibu dengan robekan jalan Asuhan Kebidanan pada Ibu Intrapartum.
lahir, serta pasien diharapkan lebih mentaati Jakarta: MNH
anjuran dan arahan dari bidan saat proses Sudi, Lawarni. 2013. Hubungan Tingkat
persalinan. Pengetahuan dan Sikap Ibu Primigravida
Tentang Cara Meneran Terhadap
DAFTAR PUSTAKA Kejadian Laserasi pada Persalinan
Depkes RI.2007. Pelatihan Asuhan Normal Di BPS L Padang Luar
Persalinan Normal.Jakarta EGC. Kabupaten Agam Tahun 2013. Repository
_____________. 2008. Depkes RI. Profil Jurnal Program Studi D-III Kebidanan
Kesehatan Indonesia. Jakarta : Depkes RI. STIKes Prima Nusantara Vol 1, No 1.
_____________. 2009. Buku Kesehatan Ibu Sambeka, Jolie. 2013. Hubungan
dan Anak. Jakarta : Departemen Pengetahuan Tentang Perawatan dengan
Kesehatan dan JICA. Penyembuhan Luka Episiotomi Pada Ibu
_____________. 2010. Peraturan Menteri Post Partum Di RSUP PROF Dr.R.D
Kesehatan Republik Indonesia Nomor Kandau Malalayang. Jurnal Keperawatan
1464/MENKES/PER/X/2010. Vol 1 No 1.
Dinkes Jatim 2014. Profil Kesehatan Jawa Suparman, Eddy. 2013. Hubungan Berat
Timur Tahun 2014. Surabaya. Badan Lahir dengan Ruptur Perenium
Hanifa. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT pada Primipara Di RSUP PROF. DR. R.
Bina Pustaka. D. Kandau Manado. PAAI E-biomedik
Kemenkes RI., 2010. Profil Kesehatan Vol 1, No 1.
Indonesia Tahun 2009. Jakarta. Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan
Maimunah, Siti, 2005, Kamus Istilah Kebidanan Edisi 4 Volume 2. Jakarta,
Kebidanan. Jakarta: ECG. ECG.
Manuaba, I, Gede, Bagus, 2010. Ilmu Winkjosastro, Hanifa. 2008. Ilmu Kebidanan.
Kebidanan Penyakit Kandungan dan Jakarta: PT Bina Pustaka.
Keluarga Berencana Untuk Pendidikan
Bidan. Jakarta: ECG.