Makalah Ekonomi Internasional

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KEBIJAKAN EKONOMI DAN PERDAGANGAN


INTERNASIONAL

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Teori Ekonomi

DOSEN PEMBIMBING :

Drs. Joko Sutrisno, M.M.

Disusun Oleh :

Ade Ita Pratiwi

21020020

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MANAGEMENT


BISNIS INDONESIA (STIE MBI )

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas berkat Tuhan Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan kasih karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul Kebijakan Ekonomo dan Perdagangan Internasional
ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bapak Dosen Dian Drs. Joko Sutrisno, M.M. pada bidang studi Teori
Ekonomi. Makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Kebijakan Ekonomi dan Perdagangan Internasional bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Joko Sutrisno, M.M.,
selaku dosen bidang studi Teori Ekonomi yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi
dan jurusan yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan jurnal
pendukung yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah yang saya tulis ini belum sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari Bapak dosen dan pembaca saya terima
untuk kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 1

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................... 3

2.1 Pengertian Kebijakan Ekonomi Internasional ....................... 3

2.2 Tujuan – Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional ............... 4

2.3 Kebijakan Ekspor dan Impor ................................................ 5

A. Kebijakan Ekspor dalam Perdagangan Internasional .. 5

B. Kebijakan Impor dalam perdagangan internasional ..... 6

2.4 Kebijakan Tarif dan Non Tarif ............................................... 7

A. Macam-macam penentuan tarif atau bea masuk ......... 8

B. Jenis – Jenis Tarif ....................................................... 8

C. Sistem Tarfif ................................................................ 9

D. Efek Tarif .................................................................... 9

2.5 Manfaat Perdagangan Internasional ..................................... 13

2.6 Faktor Pendorong Terjadinya Perdagangan Internasional .... 14

2.7 Faktor-faktor penghambat perdagangan internasional ......... 14

2.8 Neraca Pembayaran Perdagangan Internasional ................. 14

ii
1. Pengertian Neraca Pembayaran .................................. 14

2. Komponen Neraca Pembayaran .................................. 16

BAB III PENUTUPAN ........................................................................... 17

3.1 Kesimpulan .......................................................................... 18

3.2 Saran ................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setiap aktivitas Ekonomi, baik secara nasional maupun
global, pasti tidak lepas dari suatu kebijakan. Kebijakan atau policy
merupakan rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar
dan dasa rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan untuk
tercapainya suatu tujuan. Dalam perdagangan Internasional, yang
ruang lingkupnya luas, tentu dibutuhkan suatu kebijakan untuk
mengatur kegiatan perekonomian tersebut. Tanpa sebuah
kebijakan, roda perekonomian akan berjalan dengan tidak teratur
atau justru akan sewenang-wenang. Penyusunan ini dilatar
belakangi oleh pentingnya suatu kebijakan itu sendiri.
Perekonomian dunia juga telah menjadi semakin saling
tergantung pada dua dasawarsa terakhir. Perdagangan internasional
merupakan bagian utama dari perekonomian dunia saat ini negara-
negara saling berdagang dengan negara lain untuk mendapatkan
barang dan jasa yang tidak dapat mereka produksi atau karena
negara lain dapat memproduksi barang dan jasa tersebut dengan
biaya yang lebih rendah dari mereka mampu.
Oleh karena itu, dalam penyusunan makalah ini akan
dijelaskan mengenai kebijakan ekonomi Internasional secara lebih
luas juga apa itu perdagangan internasional?.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari kebijakan ekonomi Internasional?
2. Apa saja tujuan-tujuan kebijakan ekonomi Internasional?
3. Apa saja kebijakan ekspor dan impor?
4. Apa itu kebijakan tariff dan non-tariff?
5. Apa saja Manfaat Perdagangan Internasional?

1
6. Faktor Pendorong Terjadinya Perdagangan Internasional
7. Faktor Penghambat Terjadinya Perdagangan Internasional
8. Bagaimana Sistem dan Neraca Pembayaran Internasional?

1.3 Tujuan Penulisan


Untuk mempermudah tercapainya arah serta sasaran yang
diharapkan bagi pembaca, maka penyusun merumuskan beberapa
tujuan yang hendak dicapai. Adapun rumusan tujuan-tujuan tersebut
adalah untuk mengetahui :
1. Mengetahui pengertian dari kebijakan ekonomi
Internasional.
2. Mengetahui instrument dan tujuan-tujuan kebijakan
ekonomi Internasional.
3. Mengetahui kebijakan ekspor dan impor.
4. Memahami kebijakan tariff dan non-tariff.
5. Mengetahui Manfaat Perdagangan Internasional
6. Mengetahui Faktor Pendorong Terjadinya Perdagangan
Internasional
7. Mengetahui Faktor Penghambat Terjadinya Perdagangan
Internasional
8. Mengetahui Sistem dan Neraca Pembayaran
Internasional.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebijakan Ekonomi Internasional


Kebijakan ekonomi internasional dalam arti luas meliputi
semua kegiatan ekonomi pemerintah suatu negara yang secara
langsung maupun tidak langsung mempengaruhi komposisi, arah
dan kegiatan ekspor impor barang dan jasa yang dilaksanakan oleh
pemerintah tersebut. Karena itu, sekalipun suatu kebijakan ditujukan
untuk mengatasi permasalahan dalam negeri, tapi bila secara
langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap ekspor dan
impor maka dapat dimasukkan dalam kebijakan ekonomi
internasional.
Kebijakan ekonomi internasional dalam arti sempit yaitu
hanya meliputi kebijakan yang langsung mempengaruhi ekspor dan
impor. Kebijakan internasional dalam arti sempit ini berkaitan dengan
ekspor barang dan jasa, oleh karena itu cakupannya sangat luas
mengingat banyaknya barang atau jasa yang diekspor maupun
diimpor, mulai dari barang konsumsi, produksi sampai pada tenaga
kerja.
Jadi, kebijakan ekonomi internasional adalah keseluruhan
tindakan pemerintah suatu negara yang bertujuan untuk
meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
pendapatan negaranya dengan melalui kegiatan yang mendorong
ekspor dan mengatur/mengendalikan impor. Keseluruhan tindakan
tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung akan
memperoleh komposisi, arah serta bentuk dari perdagangan dan
pembayaran internasional.
Menurut Oxlay Summary, pengertian ekonomi international
dilihat dari dua segi, yaitu dari segi ilmiah dan dari segi praktisnya.

3
a. Dari segi ilmiah, pengertian ekonomi international adalah
bagian atau cabang dari ilmu ekonomi yang diterapkan pada
kegiatankegiatan ekonomi antar negara atau antar bangsa.
b. Dari segi praktisnya, ekonomi international adalah meliputi
seluruh kegiatan perekonomian yang dilakukan antar bangsa,
negara, maupun antara orang-orang perorangan dari negara
yang satu dengan negara yang lain.

Ekonomi internasional juga mempelajari bagaimana hubungan


ekonomi antara satu Negara dengan Negara lain dapat
mempengaruhi alokasi sumberdaya baik antara dua Negara tersebut
maupun antar beberapa Negara. Hubungan ekonomi internasional
dapat berupa perdagangan, investasi, pinjaman, bantuan serta
kerjasama internasional. Oleh sebab itu ekonomi internasional lebih
luas pengertiannya apabila dibandingkan dengan perdagangan
internasional yang hanya menyangkut pertukaran barang dan jasa.
Pelaku yang mengadakan hubungan internasional yaitu swasta,
pemerintah maupun organisasi internasional.

2.2 Tujuan – Tujuan Kebijakan Ekonomi Internasional


1. Autarki, tujuan ini sebenarnya bertentangan dengan prinsip
perdagangan internasional. Tujuan autarki bermaksud untuk
menghindarkan dari pengaruh-pengaruh negara lain baik
pengaruh ekonomi, politik atau militer.
2. Kesejahteraan (welfare), tujuan ini bertentangan dengan
autarki di atas. Dengan mengadakan perdagangan
internasional suatu negara akan memperoleh keuntungan
dari adanya spesialisasi dan kesejahteraan meningkat. Maka
untuk mendorong perdagangan internasional,
hambatan/restriksi dalam perdagangan internasional seperti

4
tarif, kuota, dsb akan dihilangkan atau paling tidak dikurangi.
Hal ini berarti mengarah ke perdagangan bebas.
3. Proteksi, tujuannya untuk melindungi industri dalam negeri
dari persaingan barang impor. Kebijakan dapat berupa tarif
atau kuota impor.
4. Keseimbangan neraca pembayaran, terutama bagi negara
yang mengalami defisit dalam neraca pembayarannya, posisi
cadangan valuta asingnya lemah. Maka diperlukan kebijakan
ekonomi internasional guna menyeimbangkan neraca
pembayaran internasionalnya. Kebijakan ini umumnya
berbentuk pengawasan devisa (exchange control).
Pengawasan devisa tidak hanya mengatur/mengawasi lalu
lintas tapi juga modal.
5. Pembangunan ekonomi untuk menunjang pembangunan
ekonomi suatu negara pemerintah dapat mengarahkan
perdagangan internasionalnya dengan kebijakan seperti:
 Perlindungan terhadap industri dalam negeri yang baru
tumbuh (infant-industries).
 Mengurangi impor barang yang nonesensial dan
mendorong impor barang-barang yang lebih esensial.

2.3 Kebijakan Ekspor dan Impor

A. Kebijakan Ekspor dalam perdagangan Internasional


1. Diskriminasi harga, adalah suatu tindakan dalam
penetapan harga barang yang berbeda untuk suatu
negara dengan negara lainnya. Untuk barang yang sama,
harga untuk negara yang satu lebih mahal atau lebih
murah daripada negara lainnya. Hal ini dilakukan atas
dasar perjanjian atau dalam rangka perang aktif.

5
2. Pemberian premi (subsidi). Kebijakan pemerintah untuk
memajukan ekspor adalah dengan memberi premi kepada
badan usaha yang melakukan ekspor. Pemberian premi
(subsidi) itu antara lain berupa bantuan biaya produksi
serta pembebasan pajak dan fasilitas lain, dengan tujuan
agar barang ekspor memiliki daya saing di luar negeri.
3. Dumping adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah
dengan menetapkan barang ekspor (harga barang diluar
negeri) lebih murah daripada harga di dalam negeri. Cara
ini hanya dapat dilakukan bila pasar dalam negeri
dikendalikan atau dikontrol oleh pemerintah.
4. Politik dagang bebas merupakan suatu kebijakan
dimana masing-masing pemerintah memberi kebebasan
dalam ekspor dan impor.
5. Larangan ekspor merupakan kebijakan atas suatu
negara untuk melarang ekspor barang-barang tertentu ke
luar negeri. Penyebabnya bisa karena alasan ekonomi,
politik, sosial dan budaya.

B. Kebijakan Impor dalam perdagangan Internasional


1. Pengenaan bea masuk/tarif, merupakan kebijakan
pembebanan pajak atas barang-barang impor atau barang
yang masuk ke Indonesia. Kebijakan ini ditetapkan untuk
meningkatkan sumber penerimaan negara dalam bentuk
devisa.
2. Kuota impor, kebijakan kuota impor dilakukan untuk
membatasi masuknya barang impor dalam negeri.
Pemerintah dapat menentukan jumlah atau jenis barang
impor yang akan masuk ke dalam negeri, hal ini akan
membantu produsen dalam negeri untuk memproduksi

6
barang yang dirasa mampu bersaing dengan barang
impor yang dijual di pasar dalam negeri.
3. Pengendalian devisa, dalam pengendalian devisa,
jumlah devisa yang disediakan untuk membayar barang
impor dijatah dan dibatasi sehingga importir mau tidak
mau juga membatasi jumlah barang impor yang akan
dibeli.
4. Kebijakan substitusi impor, kebijakan mengadakan
substitusi impor ditujukan untuk mengurangi
ketergantungan terhadap luar negeri dengan mendorong
produsen luar negeri agar dapat membuat sendiri barang-
barang yang diimpor dalam negeri.
5. Devaluasi, kebijakan berupa devaluasi merupakan
kebijakan pemerintah untuk menurunkan mata uang
dalam negeri terhadap mata uang asing dengan sengaja.
Dengan devaluasi menyebabkan harga barang impor
menjadi lebih mahal, sehingga akan mengurangi
pembelian barang impor.

2.4 Kebijakan Tarif dan Non Tarif


Tarif yang merupakan kebijakan perdagangan yang paling
umum, adalah sejenis pajak yang dikenakan atas barang-barang
yang diimpor. Tarif spesifik (specific tariffs) dikenakan sebagai beban
tetap unit barang yang diimpor. Sedangkan tarif ad valorem (ad
valorem tariff) adalah pajak yang dikenakan berdasarkan persentase
tertentu dari nilai barang-barang yang diimpor. Tarif merupakan
bentuk kebijakan perdagangan yang paling tua dan secara
tradisional telah digunakan sebagai sumber penerimaan pemerintah
sejak lama. Namun, maksud utama pengenaan tarif biasanya tidak
semata-mata memperoleh pendapatan pengisi kas pemerintah,

7
melainkan juga sebagai suatu alat untuk melindungi sektor-sektor
tertentu di dalam negeri dari tekanan persaingan produk impor.
Kebijakan hambatan tarif (tariff barrier) adalah suatu
kebijakan proteksionis terhadap barang–barang produksi dalam
negeri dari ancaman membanjirnya barang-barang sejenis yang
diimpor dari luar negeri, dengan cara menarik/mengenakan
pungutan bea masuk kepada setiap barang impor yang masuk untuk
dipakai/dikonsumsi habis di dalam negeri.

A. Macam-macam penentuan tarif atau bea masuk


1. Bea ekspor (export duties) adalah pajak atau bea yang
dikenakan terhadap barang yang diangkut menuju
negara lain (diluar custom area).
2. Bea transito (transit duties) adalah pajak atau bea yang
dikenakan barang-barang yang melalui batas wilayah
suatu negara dengan tujuan akhir barang tersebut
negara lain.
3. Bea impor (import duties) adalah pajak atau bea yang
dikenakan terhadap barang-barang yang masuk dalam
suatu negara (didalam custom area).

B. Jenis – Jenis Tarif


1. Ad valorem duties, yakni bea pabean yang tingginya
dinyatakan dalam persentase dari nilai barang yang
dikenakan bea tersebut.
2. Specific duties, yakni bea pabean yang tingginya
dinyatakan untuk tiap ukuran fisik daripada barang.
3. Specific ad valorem atau compound duties, yakni
bea yang merupakan kombinasi antara specific dan ad
valorem. Misalnya suatu barang tertentu dikenakan

8
10% tarif ad valorem ditambah Rp 20.000 untuk setiap
unit.

C. Sistem Tarif
1. Single-column tariffs: sistem dimana untuk masing-
masing barang hanya mempunyai satu macam tarif.
Biasanya sifatnya autonomous tariffs (tarif yang
tingginya ditentukan sendiri oleh suatu negara tanpa
persetujuan dengan negara lain). Kalau tingginya tarif
ditentukan dengan perjanjian dengan negara lain
disebut conventional tariffs.
2. Double-column tariffs: sistem di mana untuk setiap
barang mempunyai 2 (dua) tarif. Apabila kedua tarif
tersebut ditentukan sendiri dengan undang-undang,
maka namanya : “bentuk maksimum dan minimum”.
3. Triple-column tariffs: biasanya sistem ini digunakan
oleh negara penjajah. Sebenarnya sistem ini hanya
perluasan daripada double column tariffs, yakni
dengan menambah satu macam tariff preference untuk
negara-negara bekas jajahan atau afiliasi politiknya.
Sistem ini sering disebut dengan nama “preferential
system”.

D. Efek Tarif
Pembebanan tarif terhadap suatu barang dapat
mempunyai efek terhadap perekonomian suatu negara,
khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa efek
tarif tersebut adalah:
1. Efek terhadap harga (price effect).
2. Efek terhadap konsumsi (consumption effect).

9
3. Efek terhadap produk (protective/import substitution
effect)
4. Efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution
effect).
Kebijakan hambatan non-tarif (non-tariff barrier) adalah
berbagai kebijakan perdagangan selain bea masuk yang
dapat menimbulkan distorsi, sehingga mengurangi potensi
manfaat perdagangan internasional.
A.M. Rugman dan R.M. Hodgetts mengelompokkan
hambatan non-tarif (non-tariff barrier) sebagai berikut:
1. Pembatasan spesifik (specific limitation)
 Larangan impor secara mutlak.
 Pembatasan impor (kuota sistem).
 Peraturan atau ketentuan teknis untuk impor
produk tertentu.
 Peraturan kesehatan atau karantina.
 Peraturan pertahanan dan keamanan
negara.
 Peraturan kebudayaan.
 Perijinan impor.
 Embargo.
 Hambatan pemasaran atau marketing
2. Peraturan bea cukai (customs administration
rules)
 Tata laksana impor tertentu (procedure).
 Penetapan harga pabean.
 Penetapan kurs valas (forex rate) dan
pengawasan devisa (forex control).
 Consulate formalities.
 Packaging/labeling regulations.

10
 Documentation needed.
 Quality and testing standard.
 Pungutan administrasi (fees).
 Tariff classification.
3. Partisipasi pemerintah (government
participation)
 Kebijakan pengadaan pemerintah.
 Subsidi dan insentif ekspor, subsidi adalah
kebijakan pemerintah untuk memberikan
perlindungan atau bantuan kepada industri
dalam negeri dalam bentuk keringanan
pajak, pengembalian pajak, fasilitas kredit,
subsidi harga, dan lain-lain.
 Countervailing duties.
 Domestic assistance programs.
 Trade-diverting.
 Import charges.
 Import deposits.
 Supplementary duties.
 Variable levies.
 Kebijakan Perdagangan Lainnya

Sesungguhnya, tarif itu adalah bentuk atau jenis kebijakan


kebijakan perdagangan yang paling sederhana. Dalam praktek
perdagangan dunia di era modern ini, kebanyakan pemerintah
melakukan campur tangan dalam kegiatan perdagangan
Internasional dengan menggunakan instrumen-instrumen kebijakan
lainnya yang lebih kompleks. Ada tiga kebijakan
ekonomi/perdagangan internasional lainnya, antara lain:

1. Politik Proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk


melindungi industri dalam negeri yang sedang tumbuh

11
(infant industry) dan persaingan-persaingan barang-
barang impor. Tujuan kebijakan proteksi adalah :
a. Memaksimalkan produksi dalam negeri.
b. Memperluas lapangan kerja.
c. Memelihara tradisi nasional.
d. Menghindari risiko yang mungkin timbul jika
hanya menggantungkan diri pada satu komoditi
andalan.
e. Menjaga stabilitas nasional, yang dikhawatirkan
akan terganggu jika bergantung pada negara
lain.
2. Politik Dagang Bebas Politik dagang bebas adalah
kebijakan pemerintah untuk mengadakan
perdagangan bebas antarnegara. Pihak-pihak yang
mendukung kebijakan perdagangan bebas
mengajukan alasan bahwa perdagangan bebas akan
memungkinkan bila setiap negara berspesialisasi
dalam memproduksi barang dimana suatu negara
memiliki keunggulan komparatif.
3. Politik Autarki Politik autarki adalah kebijakan
perdagangan dengan tujuan untuk menghindarkan diri
dari pengaruh-pengaruh negara lain, baik pengaruh
politik, ekonomi, maupun militer, sehingga kebijakan ini
bertentangan dengan prinsip perdagangan
internasional yang menganjurkan adanya
perdagangan bebas. itu seorang importir dalam
melaksanakan pembayarannya harus membeli uang
dolar terlebih dahulu pada suatu bank devisa dengan
kurs yang berlaku, kemudian ditransfer kepada
eksportir di Amerika.

Perangkat kebijakan perdagangan lainnya:

12
Masih banyak cara lainnya yang dapat digunakan oleh
pemerintah untuk mempengaruhi intensitas perdagangan
Internasional. Beberapa diantaranya dapat kita kemukakan secara
singkat sebagai berikut:

1. Proyek pengadaan pemerintah (National procurement)


Pembelian-pembelian oleh pihak pemerintah maupun
perusahaan-perusahaan yang diatur secara ketat dapat
diarahkan pada barang-barang yang diproduksi di dalam
negeri, meskipun barangkali barang-barang tersebut
sebenarnya lebih mahal daripada barang yang sejenis
yang diimpor.
2. Hambatan-hambatan birokrasi (red-tape-barrier)
Terkadang pemerintah ingin membatasi impor tanpa
melakukannya secara formal.

2.5 Manfaat Perdagangan Internasional


1. Dapat memperluas hasil produksi dalam negeri ke luar negeri
2. Suatu negara menjalin kerjasama dengan negara lain
3. Adanya arus pertukaran barang dan jasa antar negara
4. Suatu negara mudah mendapatkan barang yang tidak bisa
dihasilkan di dalam negeri
5. Negara mendapatkan devisa
6. Terjadi peralihan teknologi dari negara maju ke negara
berkembang
7. Pendapatan suatu negara bertambah karena bea yang
dibayar dari ekspor dan impor
8. Menjaga stabilitas dan mempercepat pertumbuhan ekonomi
9. Menjalin kerjasama dan persahabatan antarnegara.

13
2.6 Faktor Pendorong Terjadinya Perdagangan Internasional
Menurut Sadono Sukirno faktor pendorong suatu negara
melakukan perdagangan internasional yaitu: Untuk memenuhi
kebutuhan barang dan jasa dalam negeri, Keinginan memperoleh
keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara, Adanya
perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi, Adanya kelebihan
produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual
produk tersebut, Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya
alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang
menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya
keterbatasan produksi, Adanya kesamaan selera terhadap suatu
barang, Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan
dukungan dari negara lain, dan Terjadinya era globalisasi sehingga
tidak satu pun negara di dunia dapat hidup sendiri.

2.7 Faktor-faktor penghambat perdagangan internasional


Faktor-faktor penghambat perdagangan internasional
yaitu:Tidak amannya suatu negara, Kebijakan ekonomi internasional
yang dilakukan oleh pemerintah, Tidak stabilnya kurs mata uang
asing, Pembayaran antarnegara sulit dan risikonya besar, Kualitas
sumber daya yang rendah, dan Perbedaan mata uang antarnegara.

2.8 Neraca Pembayaran Perdagangan Internasional


1. Pengertian Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran adalah suatu catatan aliran
keuangan yang menunjukkan nilai transaksi perdagangan
dan aliran dana yang dilakukan di antara suatu Negara
dengan Negara lain dalam satu tahun tertentu (Sukirno:2010).
Neraca pembayaran mencatat semua transaksi yang

14
mempengaruhi penawaran dan permintaan mata uang di
pasar internasional.
Tujuan utama dari neraca pembayaran adalah untuk
memberitahu pemerintah mengenai posisi internasional
negara dan membantunya merumuskan kebijakan moneter,
fiskal, dan perdagangan. Pemerintah juga secara berkala
mengamati neraca pembayaran untuk membuat keputusan
kebijakan. Informasi yang tertera pada neraca pembayaran
negara juga sangat diperlukan oleh bank, perusahaan, dan
seseorang yang secara langsung atau tidak langsung terlibat
didalam keuangan dan perdagangan internasional.
Neraca pembayaran sangat penting dibuat oleh suatu
negara. Fungsi neraca pembayaran internasional Sebagai
alat pembukuan agar pemerintah dapat mengambil
keputusan yang tepat mengenai jumlah barang dan jasa yang
sebaiknya keluar atau masuk dalam batas wilayah suatu
negara serta untuk mendapatkan keterangan-keterangan
mengenai anggaran alat-alat pembayaran luar negerinya,
Sebagai alat untuk mengukur kondisi ekonomi yang terkait
dengan perdagangan internasional dari suatu negara,
Sebagai alat untuk melihat gambaran pengaruh transaksi luar
negeri terhadap pendapatan nasional Negara yang
bersangkutan, Sebagai alat untuk memperoleh informasi rinci
terkait dengan perdagangan luar negeri, Sebagai alat untuk
membandingkan pos-pos dalam neraca pembayaran negara
tersebut dengan Negara tertentu, dan Sebagai alat kebijakan
moneter yang akan dilaksanakan oleh suatu negara.

15
2. Komponen Neraca Pembayaran
Berdasarkan neraca pembayaran kita dapat
mengetahui bahwa neraca dibagi ke dalam beberapa
transaksi ekonomi internasional. Secara garis besar transaksi
ekonomi internasional (luar negeri) atau pos-pos dasar suatu
negara dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Transaksi Dagang (Trade Account)
Transaksi daganga adalah semua transaksi ekspor
dan impor barang - barang (merchandise) dan jasa-
jasa.
b. Transaksi Pendapatan Modal (Income on
Investment)
Transaksi pendapatan modal adalah semua transaksi
penerimaan atau pendapatan yang berasal dari
penanaman modal di luar negeri serta penerimaan
pendapatan modalasing di negeri kita.
c. Transaksi Unilateral (Unilateral Transaction)
Transaksi unilateral adalah transaksi sepihak atau
transaksi satu arah, artinya transaksi tersebut tidak
menimbulkan kewajiban untuk membayar atas barang
atau bantuan yang diberikan.
d. Transaksi Penanaman Modal Langsung (Direct
Investment)
Transaksi penanaman modal langsungadalah
semuatransaksi yang berhubungan dengan jual beli
saham dan jual beli perusahaan yang dilakukan oleh
penduduk suatu Negara dengan penduduk negara lain.
e. Transaksi Utang Piutang Jangka Panjang (Long
Term Loan)
Transaksi utang piutang jangka panjang adalah

16
semua transaksi kredit jangka panjang yang
pembayarannya lebih dari satu tahun.
f. Transaksi Utang-piutang jangka pendek (Short
Term Capita1)
Transaksi utang piutang jangka pendek adalah semua
transaksi utang piutang yang jatuh temponya tidak
lebih dari satu tahun.
g. Transaksi Lalu Lintas Moneter (Monetary
Acomodating)
Transaksi lalu lintas moneter adalah pembayaran
terhadap transaksi- transaksi pada current account
(transaksi perdagangan, pendapatan modal, dan
transaksi unilateral) dan investment account (transaksi
penanaman modal langsung, utang piutang jangka
pendek, dan utang piutang jangka panjang).

17
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Suatu kebijakan sangat berperan dalam sebuah kegiatan ekonomi,
baik secara nasional maupun Internasional. Kebijakan berarti mengatur.
Dalam skala global, perdagangan Internasional tidak lepas dari kebijakan
yang meliputi ekspansi pasar, baik secara ekspor maupun bagaimana
kebijakan ekonomi ketika memutuskan untuk impor. Dalam makalah ini
telah dijelaskan pengertian instrumen kebijakan dan tujuan kebijakan
ekonomi Internasional. Diantara tujuan kebijakan ekonomi Internasional itu
adalah autarki, proteksi, kesejahteraan dan keseimbangan neraca
pembayaran. Dalam makalah ini juga telah dijelaskan bagaimana kebijakan
ekspor-impor dan mengapa kebijakan tersebut perlu diterapkan.
Menjelaskan kebijakan tariff dan non-tariff dan kebijakan ekonomi lainnya.

Tujuan ekonomi internasional yaitu untuk mencapai tingkat


kemakmuran bagi masyarakat pada suatu negara. Tujuan itu dapat dicapai
dengan mengadakan kegiatan-kegiatan dalam bidang perdagangan,
investasi, perkreditan, pengangkutan, perasuransian, diplosiasi dan lain-
lain.

Perdagangan Internasional bermanfaat untuk Memperoleh barang


yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri, Memperoleh keuntungan dari
spesialisasi, Memperluas pasar dan menambah keuntungan, dan Transfer
teknonologi modern.

Neraca pembayaran internasional (balance of payment) adalah


suatu catatan sistematis tentang seluruh transaksi ekonomi antara
penduduk suatu negara dengan negara lainnya pada periode waktu
tertentu, biasanya satu tahun. Neraca pembayaran internasional ini sangat
penting bagi suatu negara untuk memastikan seluruh transaksi

18
pembayaran berada pada jalurnya dan tidak adanya selisih. Neraca
pembayaran internasional juga biasanya digunakan sebagai untuk
membandingkan pos-pos dalam neraca pembayaran negara tersebut
dengan Negara tertentu, dan Sebagai alat kebijakan moneter yang akan
dilaksanakan oleh suatu negara.

3.2 Saran

Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi


pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan
atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Saya
banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada saya demi sempurnanya makalah ini dan di
kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

19
DAFTAR PUSTAKA

 Ekspor, K., Strategi, I. :, Pertumbuhan, M., Di Indonesia, E.,


Ngatikoh, S., & Faqih, A. (2020). Kebijakan Ekspor Impor : Strategi
Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. LABATILA:
Jurnal Ilmu Ekonomi Islam, 4(1), 93. http://ejournal.iainu-
kebumen.ac.id/index.php/lab/article/view/269
 Lilimantik, E. (2015). Buku Ajar Ekonomi Internasional.
 Minarsih, M. (2011). Kebijakan Ekonomi Indonesia dan
Internasional Serta Tantangannya di Era Globalisasi. Dinamika
Sains, 1–16.
http://jurnal.unpand.ac.id/index.php/dinsain/article/view/20
 Suharto, T. (2002). Kebijakan Ekonomi Global Di Negara Sedang
Berkembang. In Jurnal Ekonomi Pembangunan (Vol. 3, Issue 1, pp.
91–110).
 Suharto, T. (2007). KEBIJAKAN EKONOMI GLOBAL DINEGARA
SEDANG BERKEMBANG: Tinjauan Teori, Problematika dan
Interaksi Kebijakan Perdagangan dan Industrialisasi. In Jurnal
Ekonomi Pembangunan: Kajian Masalah Ekonomi dan
Pembangunan (Vol. 3, Issue 1, p. 91).
https://doi.org/10.23917/jep.v3i1.3924
 Fajri , Dwi Latifatul. 2022. “Manfaat dan Dampak Positif
Perdagangan Internasional”,
https://katadata.co.id/agung/berita/6225b3bfdd844/manfaat-dan-
dampak-positif-perdagangan-internasional, diakses pada 24 Maret
2022
 Modul Belajar Mandiri. https://cdn-
gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/Ekonomi/Ekonomi%20-%20PB3.pdf,
diakses pada 24 Maret 2022

20

Anda mungkin juga menyukai