Makalah Ekonomi Internasional
Makalah Ekonomi Internasional
Makalah Ekonomi Internasional
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Teori Ekonomi
DOSEN PEMBIMBING :
Disusun Oleh :
21020020
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas berkat Tuhan Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan kasih karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul Kebijakan Ekonomo dan Perdagangan Internasional
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bapak Dosen Dian Drs. Joko Sutrisno, M.M. pada bidang studi Teori
Ekonomi. Makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Kebijakan Ekonomi dan Perdagangan Internasional bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Joko Sutrisno, M.M.,
selaku dosen bidang studi Teori Ekonomi yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi
dan jurusan yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan jurnal
pendukung yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah yang saya tulis ini belum sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari Bapak dosen dan pembaca saya terima
untuk kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
ii
1. Pengertian Neraca Pembayaran .................................. 14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
6. Faktor Pendorong Terjadinya Perdagangan Internasional
7. Faktor Penghambat Terjadinya Perdagangan Internasional
8. Bagaimana Sistem dan Neraca Pembayaran Internasional?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
a. Dari segi ilmiah, pengertian ekonomi international adalah
bagian atau cabang dari ilmu ekonomi yang diterapkan pada
kegiatankegiatan ekonomi antar negara atau antar bangsa.
b. Dari segi praktisnya, ekonomi international adalah meliputi
seluruh kegiatan perekonomian yang dilakukan antar bangsa,
negara, maupun antara orang-orang perorangan dari negara
yang satu dengan negara yang lain.
4
tarif, kuota, dsb akan dihilangkan atau paling tidak dikurangi.
Hal ini berarti mengarah ke perdagangan bebas.
3. Proteksi, tujuannya untuk melindungi industri dalam negeri
dari persaingan barang impor. Kebijakan dapat berupa tarif
atau kuota impor.
4. Keseimbangan neraca pembayaran, terutama bagi negara
yang mengalami defisit dalam neraca pembayarannya, posisi
cadangan valuta asingnya lemah. Maka diperlukan kebijakan
ekonomi internasional guna menyeimbangkan neraca
pembayaran internasionalnya. Kebijakan ini umumnya
berbentuk pengawasan devisa (exchange control).
Pengawasan devisa tidak hanya mengatur/mengawasi lalu
lintas tapi juga modal.
5. Pembangunan ekonomi untuk menunjang pembangunan
ekonomi suatu negara pemerintah dapat mengarahkan
perdagangan internasionalnya dengan kebijakan seperti:
Perlindungan terhadap industri dalam negeri yang baru
tumbuh (infant-industries).
Mengurangi impor barang yang nonesensial dan
mendorong impor barang-barang yang lebih esensial.
5
2. Pemberian premi (subsidi). Kebijakan pemerintah untuk
memajukan ekspor adalah dengan memberi premi kepada
badan usaha yang melakukan ekspor. Pemberian premi
(subsidi) itu antara lain berupa bantuan biaya produksi
serta pembebasan pajak dan fasilitas lain, dengan tujuan
agar barang ekspor memiliki daya saing di luar negeri.
3. Dumping adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah
dengan menetapkan barang ekspor (harga barang diluar
negeri) lebih murah daripada harga di dalam negeri. Cara
ini hanya dapat dilakukan bila pasar dalam negeri
dikendalikan atau dikontrol oleh pemerintah.
4. Politik dagang bebas merupakan suatu kebijakan
dimana masing-masing pemerintah memberi kebebasan
dalam ekspor dan impor.
5. Larangan ekspor merupakan kebijakan atas suatu
negara untuk melarang ekspor barang-barang tertentu ke
luar negeri. Penyebabnya bisa karena alasan ekonomi,
politik, sosial dan budaya.
6
barang yang dirasa mampu bersaing dengan barang
impor yang dijual di pasar dalam negeri.
3. Pengendalian devisa, dalam pengendalian devisa,
jumlah devisa yang disediakan untuk membayar barang
impor dijatah dan dibatasi sehingga importir mau tidak
mau juga membatasi jumlah barang impor yang akan
dibeli.
4. Kebijakan substitusi impor, kebijakan mengadakan
substitusi impor ditujukan untuk mengurangi
ketergantungan terhadap luar negeri dengan mendorong
produsen luar negeri agar dapat membuat sendiri barang-
barang yang diimpor dalam negeri.
5. Devaluasi, kebijakan berupa devaluasi merupakan
kebijakan pemerintah untuk menurunkan mata uang
dalam negeri terhadap mata uang asing dengan sengaja.
Dengan devaluasi menyebabkan harga barang impor
menjadi lebih mahal, sehingga akan mengurangi
pembelian barang impor.
7
melainkan juga sebagai suatu alat untuk melindungi sektor-sektor
tertentu di dalam negeri dari tekanan persaingan produk impor.
Kebijakan hambatan tarif (tariff barrier) adalah suatu
kebijakan proteksionis terhadap barang–barang produksi dalam
negeri dari ancaman membanjirnya barang-barang sejenis yang
diimpor dari luar negeri, dengan cara menarik/mengenakan
pungutan bea masuk kepada setiap barang impor yang masuk untuk
dipakai/dikonsumsi habis di dalam negeri.
8
10% tarif ad valorem ditambah Rp 20.000 untuk setiap
unit.
C. Sistem Tarif
1. Single-column tariffs: sistem dimana untuk masing-
masing barang hanya mempunyai satu macam tarif.
Biasanya sifatnya autonomous tariffs (tarif yang
tingginya ditentukan sendiri oleh suatu negara tanpa
persetujuan dengan negara lain). Kalau tingginya tarif
ditentukan dengan perjanjian dengan negara lain
disebut conventional tariffs.
2. Double-column tariffs: sistem di mana untuk setiap
barang mempunyai 2 (dua) tarif. Apabila kedua tarif
tersebut ditentukan sendiri dengan undang-undang,
maka namanya : “bentuk maksimum dan minimum”.
3. Triple-column tariffs: biasanya sistem ini digunakan
oleh negara penjajah. Sebenarnya sistem ini hanya
perluasan daripada double column tariffs, yakni
dengan menambah satu macam tariff preference untuk
negara-negara bekas jajahan atau afiliasi politiknya.
Sistem ini sering disebut dengan nama “preferential
system”.
D. Efek Tarif
Pembebanan tarif terhadap suatu barang dapat
mempunyai efek terhadap perekonomian suatu negara,
khususnya terhadap pasar barang tersebut. Beberapa efek
tarif tersebut adalah:
1. Efek terhadap harga (price effect).
2. Efek terhadap konsumsi (consumption effect).
9
3. Efek terhadap produk (protective/import substitution
effect)
4. Efek terhadap redistribusi pendapatan (redistribution
effect).
Kebijakan hambatan non-tarif (non-tariff barrier) adalah
berbagai kebijakan perdagangan selain bea masuk yang
dapat menimbulkan distorsi, sehingga mengurangi potensi
manfaat perdagangan internasional.
A.M. Rugman dan R.M. Hodgetts mengelompokkan
hambatan non-tarif (non-tariff barrier) sebagai berikut:
1. Pembatasan spesifik (specific limitation)
Larangan impor secara mutlak.
Pembatasan impor (kuota sistem).
Peraturan atau ketentuan teknis untuk impor
produk tertentu.
Peraturan kesehatan atau karantina.
Peraturan pertahanan dan keamanan
negara.
Peraturan kebudayaan.
Perijinan impor.
Embargo.
Hambatan pemasaran atau marketing
2. Peraturan bea cukai (customs administration
rules)
Tata laksana impor tertentu (procedure).
Penetapan harga pabean.
Penetapan kurs valas (forex rate) dan
pengawasan devisa (forex control).
Consulate formalities.
Packaging/labeling regulations.
10
Documentation needed.
Quality and testing standard.
Pungutan administrasi (fees).
Tariff classification.
3. Partisipasi pemerintah (government
participation)
Kebijakan pengadaan pemerintah.
Subsidi dan insentif ekspor, subsidi adalah
kebijakan pemerintah untuk memberikan
perlindungan atau bantuan kepada industri
dalam negeri dalam bentuk keringanan
pajak, pengembalian pajak, fasilitas kredit,
subsidi harga, dan lain-lain.
Countervailing duties.
Domestic assistance programs.
Trade-diverting.
Import charges.
Import deposits.
Supplementary duties.
Variable levies.
Kebijakan Perdagangan Lainnya
11
(infant industry) dan persaingan-persaingan barang-
barang impor. Tujuan kebijakan proteksi adalah :
a. Memaksimalkan produksi dalam negeri.
b. Memperluas lapangan kerja.
c. Memelihara tradisi nasional.
d. Menghindari risiko yang mungkin timbul jika
hanya menggantungkan diri pada satu komoditi
andalan.
e. Menjaga stabilitas nasional, yang dikhawatirkan
akan terganggu jika bergantung pada negara
lain.
2. Politik Dagang Bebas Politik dagang bebas adalah
kebijakan pemerintah untuk mengadakan
perdagangan bebas antarnegara. Pihak-pihak yang
mendukung kebijakan perdagangan bebas
mengajukan alasan bahwa perdagangan bebas akan
memungkinkan bila setiap negara berspesialisasi
dalam memproduksi barang dimana suatu negara
memiliki keunggulan komparatif.
3. Politik Autarki Politik autarki adalah kebijakan
perdagangan dengan tujuan untuk menghindarkan diri
dari pengaruh-pengaruh negara lain, baik pengaruh
politik, ekonomi, maupun militer, sehingga kebijakan ini
bertentangan dengan prinsip perdagangan
internasional yang menganjurkan adanya
perdagangan bebas. itu seorang importir dalam
melaksanakan pembayarannya harus membeli uang
dolar terlebih dahulu pada suatu bank devisa dengan
kurs yang berlaku, kemudian ditransfer kepada
eksportir di Amerika.
12
Masih banyak cara lainnya yang dapat digunakan oleh
pemerintah untuk mempengaruhi intensitas perdagangan
Internasional. Beberapa diantaranya dapat kita kemukakan secara
singkat sebagai berikut:
13
2.6 Faktor Pendorong Terjadinya Perdagangan Internasional
Menurut Sadono Sukirno faktor pendorong suatu negara
melakukan perdagangan internasional yaitu: Untuk memenuhi
kebutuhan barang dan jasa dalam negeri, Keinginan memperoleh
keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara, Adanya
perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi, Adanya kelebihan
produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual
produk tersebut, Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya
alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang
menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya
keterbatasan produksi, Adanya kesamaan selera terhadap suatu
barang, Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan
dukungan dari negara lain, dan Terjadinya era globalisasi sehingga
tidak satu pun negara di dunia dapat hidup sendiri.
14
mempengaruhi penawaran dan permintaan mata uang di
pasar internasional.
Tujuan utama dari neraca pembayaran adalah untuk
memberitahu pemerintah mengenai posisi internasional
negara dan membantunya merumuskan kebijakan moneter,
fiskal, dan perdagangan. Pemerintah juga secara berkala
mengamati neraca pembayaran untuk membuat keputusan
kebijakan. Informasi yang tertera pada neraca pembayaran
negara juga sangat diperlukan oleh bank, perusahaan, dan
seseorang yang secara langsung atau tidak langsung terlibat
didalam keuangan dan perdagangan internasional.
Neraca pembayaran sangat penting dibuat oleh suatu
negara. Fungsi neraca pembayaran internasional Sebagai
alat pembukuan agar pemerintah dapat mengambil
keputusan yang tepat mengenai jumlah barang dan jasa yang
sebaiknya keluar atau masuk dalam batas wilayah suatu
negara serta untuk mendapatkan keterangan-keterangan
mengenai anggaran alat-alat pembayaran luar negerinya,
Sebagai alat untuk mengukur kondisi ekonomi yang terkait
dengan perdagangan internasional dari suatu negara,
Sebagai alat untuk melihat gambaran pengaruh transaksi luar
negeri terhadap pendapatan nasional Negara yang
bersangkutan, Sebagai alat untuk memperoleh informasi rinci
terkait dengan perdagangan luar negeri, Sebagai alat untuk
membandingkan pos-pos dalam neraca pembayaran negara
tersebut dengan Negara tertentu, dan Sebagai alat kebijakan
moneter yang akan dilaksanakan oleh suatu negara.
15
2. Komponen Neraca Pembayaran
Berdasarkan neraca pembayaran kita dapat
mengetahui bahwa neraca dibagi ke dalam beberapa
transaksi ekonomi internasional. Secara garis besar transaksi
ekonomi internasional (luar negeri) atau pos-pos dasar suatu
negara dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Transaksi Dagang (Trade Account)
Transaksi daganga adalah semua transaksi ekspor
dan impor barang - barang (merchandise) dan jasa-
jasa.
b. Transaksi Pendapatan Modal (Income on
Investment)
Transaksi pendapatan modal adalah semua transaksi
penerimaan atau pendapatan yang berasal dari
penanaman modal di luar negeri serta penerimaan
pendapatan modalasing di negeri kita.
c. Transaksi Unilateral (Unilateral Transaction)
Transaksi unilateral adalah transaksi sepihak atau
transaksi satu arah, artinya transaksi tersebut tidak
menimbulkan kewajiban untuk membayar atas barang
atau bantuan yang diberikan.
d. Transaksi Penanaman Modal Langsung (Direct
Investment)
Transaksi penanaman modal langsungadalah
semuatransaksi yang berhubungan dengan jual beli
saham dan jual beli perusahaan yang dilakukan oleh
penduduk suatu Negara dengan penduduk negara lain.
e. Transaksi Utang Piutang Jangka Panjang (Long
Term Loan)
Transaksi utang piutang jangka panjang adalah
16
semua transaksi kredit jangka panjang yang
pembayarannya lebih dari satu tahun.
f. Transaksi Utang-piutang jangka pendek (Short
Term Capita1)
Transaksi utang piutang jangka pendek adalah semua
transaksi utang piutang yang jatuh temponya tidak
lebih dari satu tahun.
g. Transaksi Lalu Lintas Moneter (Monetary
Acomodating)
Transaksi lalu lintas moneter adalah pembayaran
terhadap transaksi- transaksi pada current account
(transaksi perdagangan, pendapatan modal, dan
transaksi unilateral) dan investment account (transaksi
penanaman modal langsung, utang piutang jangka
pendek, dan utang piutang jangka panjang).
17
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Suatu kebijakan sangat berperan dalam sebuah kegiatan ekonomi,
baik secara nasional maupun Internasional. Kebijakan berarti mengatur.
Dalam skala global, perdagangan Internasional tidak lepas dari kebijakan
yang meliputi ekspansi pasar, baik secara ekspor maupun bagaimana
kebijakan ekonomi ketika memutuskan untuk impor. Dalam makalah ini
telah dijelaskan pengertian instrumen kebijakan dan tujuan kebijakan
ekonomi Internasional. Diantara tujuan kebijakan ekonomi Internasional itu
adalah autarki, proteksi, kesejahteraan dan keseimbangan neraca
pembayaran. Dalam makalah ini juga telah dijelaskan bagaimana kebijakan
ekspor-impor dan mengapa kebijakan tersebut perlu diterapkan.
Menjelaskan kebijakan tariff dan non-tariff dan kebijakan ekonomi lainnya.
18
pembayaran berada pada jalurnya dan tidak adanya selisih. Neraca
pembayaran internasional juga biasanya digunakan sebagai untuk
membandingkan pos-pos dalam neraca pembayaran negara tersebut
dengan Negara tertentu, dan Sebagai alat kebijakan moneter yang akan
dilaksanakan oleh suatu negara.
3.2 Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
20