05.4 Bab 4

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

ANALISIS

4.1 Analisis Debit Banjir Rancangan dengan Kala Ulang TTahun


Dalam penetapan debit banjir rancangan hendaknya ditetapkan tidak
terlalu kecil, agar jangan senng terjadi bahaya banjir yang dapat merasak
bangunan atau daerah sekitar oleh debit banjir yang lebih besar dan rencana. Akan
tetapi juga tidak boleh terlalu besar sehingga bangunan menjadi mahal. Untuk itu
besar debit banjir rancangan ditetapkan dengan kala ulang tertentu. Pada
penelitian ini akan dihitung banjir rencana kala ulang 10 tahun, 20 tahun, 50
tahun, 100 taliun, 200 tahun, 500 tahun dan 1000 tahun. Sebelum menghitung
banjir rencana terlebih dulu dican sebaran yang sesuai untuk mendapatkan faktor
frekwensi (KT). Adapun langkali-langkah untuk menentukan debit rancangan kala
ulang Ttahun dapat dilihat pada Gambar 4.1.

28
28

Data Aliran Sungai


rata-rata (Q)

Parameter Statistik
Q, a, Cv, Cs, Ck

T
Pemilihan Sebaran

I
Penentuan Kala U'ang

^ r

Perhitungan Faktor
Frekvvensi (K|)

^ r

Perhitungan Debit
Rancangan Kala Ulang T
Tahun (Qi•)

1r

^cicsai

Gambar 4.1 Bagan Alir (Plow ('hart) Perhitungan Debit Banjir Rancangan
29

4.1.1 Debit Banjir Rancangan dengan cara Analisis Frekuensi

4.1.1.1 Data Aliran Sungai

Data debit yang tersedia dari Pos Duga Air Kuripan Kidul yaitu tahun

1992 sampai 2001. Dari pembacaan data, maka debit tahunan maksimum dan

tanggal kejadiannya dapat dilihat pada tabel 4.1. Debit tertinggi adalah 234 nrVdt
terjadi pada taliun 1993, sedangkan terendali adalah 40,4 nrVdt terjadi pada tahun

1992. Karena panjang data yang didapatkan pendek yaitu 10 data padahal

dibutuhkan untuk menghitung debit maksimum adalali minimal 20 data maka

digunakan dengan cara POT (Peaks Over Threshold) yaitu menetapkan debit di

atas ambang yang tiap taliun bisa diambil dua atau lebih data. Dengan menetapkan

nilai 103 nrVdt sebagai nilai ambang batas maka bisa mendapatkan 27 data dari

empat taliun seperti terlihat di tabel 4.2

Tabel 4.1 Debit Maksimum Tahunan (Qmaks) Sungai Pekalongan terukur di

Kuripan Kidul

No. Tahun Qmaks(m3/dt) Tanggal


1. 1992 40,4 26-11-1992
2. 1993 234 30-01-1993
3. 1994 125 26-03-1994
4. 1995 194 19-01-1995
5. 1996 145 29-02-1996
6. 1997 91 30-01-1997
7. 1998 62,3 26-01-1998
8. 1999 84,7 14-12-1999
9. 2000 71,5 30-11-2000
10. 2001 93,5 20-02-2001
30

Tabel 4.2 Debit di atas POT pada Batas Debit 103 nrVdetik

No. 1 Taliun Qmaks (nrVdt) Tanggal


1. ! 1993 106 31-01-1993
2. i 114 29-01-1993
3. | 234 30-01-1993
4. 106 01-02-1993
5. 108 02-02-1993
6. 109 05-02-1993
7. 1994 103 24-01-1994
8. 103 25-01-1994
9. 103 25-03-1994
10. 125 26-03-1994
11. 125 04-04-1994
12. ! 1995 119 15-01-1995
13. 138 16-01-1995
14. 127 17-01-1995
15. 116 18-01-1995
16. 194 19-01-1995
17. 143 20-01-1995
18. 126 01-02-1995
19. 106 05-02-1995
20. 183 11-02-1995
21. 142 12-02-1995
22. 108 13-02-1995
23. 1996 105 24-01-1996
24. 110 26-02-1996
25. 140 27-02-1996
26. ! 110 28-02-1996
27. 145 29-02-1996

4.1.1.2 Perhitungan Parameter Statistik

Data yang digunakan dalam menentukan besarnya parameter statistik

adalah data aliran tahunan, yang terbesar pada bulan dan tahun yang

bersangkutan. Perhitungan besarnya harga parameter statistik seperti berikut ini:

1. QRerata = Q

Q = (Wn)IQi
31

2. Standar Deviasi

o = /~(I(Qi-Q)2/(n-l))
3. Koefisien Variasi

Cv = o/Q .

4. Koefisien A Simetri Skwenes

n x I ( Qi - Q f
Cs
(n-l)(n-2)aJ

5. Koefisien Kurtotis

n2 x (I ( Qi - Q )4
Ck
( n - 1 )( n - 2 ) ( n - 3 )x a4

Tabel 4.3 Perhitungan Statistik Data

No. Qi Q (Qi-Q) (Qi-Q)2 (Qi-Q)J (Qi-Q)4


1. ! 40.4 114.14 -73.74 5437.588 -400968 29567359
2. 234 114.14 119.86 14366.42^ 1721959 2.06E+08
3. 125 114.14 10.86 117.9396'1280.824T 3909.75
4. ! 194 114.14 79.86 6377.62 509316.740674032
5. 145 114.14 30.86 952.3396 29389.2 1906950.7
6. 91 114.14 -23.14 535.4596l-12390.5j 286717
7. 62.3 114.14 -51.84 2687.386 -13931417222041
8. 84.7 114.14 -29.44 866.7136 -25516 1751192.5
9. 71.5 114.14 -42.64 1818.17 -77526.8 3305741
10. 93.5 114.14 -20.64 426.0096-8792.84 181484.2
1141.4 33585.64 1597438 2.89E+08

Perhitungan :

1. Debit Rerata

Q = (1/10). S 1141,4

= 114,14
32

2. Standar Deviasi

a = (S 33585,64/(10-1 )rO,5

== 61,087

3. Koefisien Variasi

Cv = 61,087/114,14

= 0,535

4. Koefisien Kemencengan

10 x(L 1597438)
Cs
(9 x 8) x (61,087')

- 0,9733

5. Koefisien Kurtotis

102x(I2,89E+08)
Ck
(9x8x7) (61,0874)

4,117

4.1.2 Pemilihan Sebaran

Tabel 4.4 Pemililian Sebaran

Sebaran Syarat ~"~HasiT Keterangan

Normal Cs = 0 Cs= 0,9733 Tidak dicoba

Gumbel Tipe 1 Cs= 1,1396 Cs = 0,9733 Dicoba

LN2P Cs/Cv = 3 Cs/Cv = 1,82 Tidak dicoba

Log Person III Cs > 3 atau Cs<0 Cs = 0,9733 Tidak dicoba

Sumber : Sri Harto, 1980


33

Perhitungan Sebaran dengan Extreme Value Type I (Gumbel's)

k = -(V6/7r)[0,5772 + ln{ln(T/(T-l))}]
T = Kala Ulang Tahun (Return Periods).

Contoh :

T = 10 taliun

k = -(V6/7i)[0,5772 + ln {In (10 / (10-1))}]

= 1,304

Tabel 4.5 Pemilihan Sebaran dengan Extreme Value Type I (Gumbel's)

T K

10 1,304
20 1,866
50 2,592
100 3,132
200 3,679
500 4,395
1000 4,935

4.1.1.4 Penentuan Kala Ulang

Untuk mengetahui debit banjir rencana kala ulang dengan perhitungan

sebaran gumbel's.

Perhitungan untuk 10 taliun :

Q, = Q + k.a

= 114,14+ (1,304x61,087)

= 193,79nr7dt
34

Tabel 4.6 Debit Rencana Kala Ulang dengan Gumbel's

T K QT
10 1,304 193,79
20 1,866 228,13
50 2,592 272,47
100 3,132 305,70
200 3,679 338,87
500 4,395 382,62
1000 4,935 415,60

4.1.4 Perhitungan Banjir T Tahunan Rata-rata dengan cara MAF

Dari data sebanyak 27 debit dapat dilihat pada tabel 4.7 dengan

threshold (Qo)103 nrVdetik, Panjang taliun data (n) 4, jumlah banjir di atas batas

banjir (m) 27, dari lampiran No. 14 di didapat GFT (Faktor pembesaran regional)

1,55; 1,87; 2,34; 2,77; 3,26; 3,99; 4,66 dengan cara interpolasi karena luas DAS

199 km2 dengan kala ulang 10, 20, 50, 100, 200, 500 dan 1000 taliun. Selanjutnya

akan dianalisis berdasarkan cara MAF (Mean Annual Floods) dengan persamaan

2.15 dan 2.16 sebagai berikut:

Tabel 4.7 Debit di atas POT pada Batas Debit 103 m3/detik

No. Tahun Qmaks (m3/dt) (Qi-Qo) i


1. 1993 106 3
2. 106 3
3. 108 5
4. 109 6
5. 114 11
6. 234 131
7. 1994 103 0
8. 103 0
9. 103 0
10. 125 22
11. 125 22
12. 1995 106
13. 108 5
14. 116 13
35

15. ! 119 16
16. 126 23
17. i 127 24
18. 138 35
19. i 142 39
20. 143 40

21. ! 183 80
22. 194 91
23. 1996 105 2
24. 110 7
25. 110 7
26. 140 37
27. 145 42
Z = 667

Persamaan 2.15 dan persamaan 2.16 sebagai berikut:

MAF = Qo+P (0,5772 + In (m/n))

(3 = (l/m).E(Qi-Q0)

= (1/27). 667

= 24,70

MAF = 103+24,70 (0,5772 +In (27/4))

= 164,42 m3/dt

Perhitungan:

Debit Banjir dengan kala ulang 10 tahun :

Qr = GFT . MAF

= 1,55.164,42

= 254,85 m3/dt
36

Tabel 4.8 Debit Rencana Kala Ulang dengan MAF

T GFT QTMAF (m3/dt)


10 1,55 254,85
20 1,87 307,46
50 2,34 384,74
100 2,77 455,44
200 3,26 536,01
500 3,99 656,04
1000 4,66 766.19

Tabel 4.9 Debit Banjir Rancangan (QT) atas dasar QPOT dan Qma
maks

T Qi AF (nrVdt) Ot MAF (m7dt)


10 193,79 254,85
20 228,13 307,46
50 272,47 384,74
100 305,70 455,44
200 338,87 536,01
500 382,62 656,04
1000 415,60 766,19

4.1 Perhitungan Kapasitas Tampang Sungai

4.2.1 Data kemiringan sungai

Data kemiringan sungai ini dapat dicari dengan mengetahui terlebih


dahulu panjang sungai, elevasi terendah dan elevasi tertinggi yang ada digambar
penampang sungai tersebut.

Rumus :

I = (H2-H,)/L (41)

Keterangan :

I = Kemiringan Sungai

H2 = Elevasi tertinggi

H, = Elevasi PKL 12A


37

L = Panjang Sungai (m)

Sebagai perhitungan untuk PKL 12 A memiliki panjang sungai


(L) 125,44 m, elevasi tertinggi (H2) -0,216 dan elevasi terendah (Hf)-0,502 maka

kemiringan sungai adalah :

I = (-0,216+0,502)/160,88

= 0,002

4.2.2 Data Tampang Sungai

Perhitungan profil aliran dengan suatu metode tahapan standar dilakukan

dari pos satu ke pos lainnya tetapi dalam penelitian ini hanya ditinjau satu pos saja
dan merupakan titik-titik penampang yang ada pada sungai. Hasil akhir yang

diperoleh adalali merupakan profil aliran yang memanjang searali as sungai. Pada
daerah penelitian yang ditinjau mempunyai ukuran penampang yang berbeda pada
sepanjang sungai, dasar sungai terendah terletak pada ketinggian -0,502 meter,

tebing kiri pada +7,051 meter, dan tebing kanan pada +7,655 meter terhadap titik
nol setempat. Dengan ketinggian tersebut, maka tinggi tebing kiri adalali 7,553
meter dan tebing kanan adalah 8,157 meter terhadap dasar sungai terendali.

Tampang sungai secara detail dapat dilihat pada gambar 4.2. pengamatan terhadap
tampang memanjang di sekitar penggal tersebut, sebanyak tujuh titik sejauh
125,44 meter dapat dilihat pada gambar 4.3, didapat kemiringan memanjang yang

tidak menerus. Dari persamaan 4.1 diatas maka I (kemiringan sungai) didapat

0,0022.
38

Lebar Sungai (m)


Gambar 4.2 Tampang Sungai pada Titik Terpilih

4.2.3 Perhitungan Tinggi Muka Air

Untuk menghitung tinggi muka air akibat debit banjir yang terjadi, maka
hams diketahui terlebih daliulu Luas Penampang (A), Keliling Basali (P), Radius

Hidraulik (R), Kecepatan Aliran (V) dan debit (Q) sungai dengan cara per pias
satu meter. Dalam perhiUingan ini data-data yang diperlukan yaitu data debit
banjir kala ulang 10 taliun, 20 taliun, 50 tahun, 100 tahun, 200 tahun, 500 tahun,
1000 tahun dan data kapasitas sungai Pekalongan serta Koefisien Kekasaran

Manning's (n).

4.2.3 Koefisien Kekasaran Manning's

Nilai n pada suatu saluran tidak akan sama pada setiap keadaan. Nilai
sangat bervariasi meskipun dalam penampang yang sama, variasi tersebut
dipengamhi oleh beberapa keadaan disekitar sungai. Berdasarkan material dinding
sungai, bempa tanah berbatu atau tanah yang sama sekali tidak rata maka nilai
kekasaran dinding, n,diambil sebesar 0,0040 dapat dilihat pada tabel 2.1.
39

Hasil hitungan debit setiap ketinggian pada tampang tersebut dapat

dilihat pada tabel 4.10, sedangkan grafik hubungan tinggi muka air dengan debit
dapat dilihat pada gambar 4.3

Tabel 4.10 Hubungan Tinggi (H) dengan Luas Tampang (A), Keliling Basali
(P), Radius Hidraulik (R), Kecepatan Aliran (V), dan Debit (Q).

No. H(m) Elevasi (m) A (mA2) P(m) R(m) V(m/dt) Q(mA3/dt)


0,000 -0,502 0,000 0,000 0,0000 0,0000 0,0000
1,000 0,498 7,570 13,460 0,5624 0,7989 6,0480
3 2,000 1,498 23,195 18,630 1,2450 1,3570 31,4774
4 3,000 2,498 42,570 22,030 1,9323 1,8191 77,4428
4,000 3,498 64,770 25,930 2,4978 2,1587 139,821
5,000 4,498 91,180 31,400 2,9038 2,3867 217,6194
6,000 5,498 121,930 35,440 3,4404 2,6723 325,8416
7,000 6,498 162,230 46,430 3,4940 2,7000 438,0326
7,553 7,051 193,830 51,840 3,7390 2,8248 547,5393

Perhitungan :

R = A/P

= 7,57/13,46

= 0,5624

V = l/n.R2/3.Il/2

(l/0,040).0,56242/3.0,0022 1/2
0,7989 m/dt

Q = A. V

= 7,57 . 0,7989

= 6,0480 nrVdt
40

100 200 300 400 500 600 700 800 900

Debit(mA3/dt)

Gambar 4.3 Hubungan antara Tinggi Muka Air


dengan Debit

Berdasarkan kapasitas di atas tinggi muka air untuk setiap nilai banjir

rancangan dapat dilihat padatabel 4.11 di bawah ini.

Tabel 4.11 Hubungan antara Debit Rancangan dengan Tinggi Muka Air Air

Tinggi Muka
No Kala Ulang, T Qr (m3/dt) Catatan
Air (m) dari
(taliun)
gambar 4.3
1. 10 254.85 5,50 Aman

2. 20 307,46 5,75 Aman

3. 50 384,74 6,75 Aman

4. 100 455,44 7,25 Aman

5. 200 536,01 7,40 Aman

6. 500 656,04 i 8,00 Banjir


7. 1000 766,19 8,50 Banjir

Anda mungkin juga menyukai