05.4 Bab 4
05.4 Bab 4
05.4 Bab 4
ANALISIS
28
28
Parameter Statistik
Q, a, Cv, Cs, Ck
T
Pemilihan Sebaran
I
Penentuan Kala U'ang
^ r
Perhitungan Faktor
Frekvvensi (K|)
^ r
Perhitungan Debit
Rancangan Kala Ulang T
Tahun (Qi•)
1r
^cicsai
Gambar 4.1 Bagan Alir (Plow ('hart) Perhitungan Debit Banjir Rancangan
29
Data debit yang tersedia dari Pos Duga Air Kuripan Kidul yaitu tahun
1992 sampai 2001. Dari pembacaan data, maka debit tahunan maksimum dan
tanggal kejadiannya dapat dilihat pada tabel 4.1. Debit tertinggi adalah 234 nrVdt
terjadi pada taliun 1993, sedangkan terendali adalah 40,4 nrVdt terjadi pada tahun
1992. Karena panjang data yang didapatkan pendek yaitu 10 data padahal
digunakan dengan cara POT (Peaks Over Threshold) yaitu menetapkan debit di
atas ambang yang tiap taliun bisa diambil dua atau lebih data. Dengan menetapkan
nilai 103 nrVdt sebagai nilai ambang batas maka bisa mendapatkan 27 data dari
Kuripan Kidul
Tabel 4.2 Debit di atas POT pada Batas Debit 103 nrVdetik
adalah data aliran tahunan, yang terbesar pada bulan dan tahun yang
1. QRerata = Q
Q = (Wn)IQi
31
2. Standar Deviasi
o = /~(I(Qi-Q)2/(n-l))
3. Koefisien Variasi
Cv = o/Q .
n x I ( Qi - Q f
Cs
(n-l)(n-2)aJ
5. Koefisien Kurtotis
n2 x (I ( Qi - Q )4
Ck
( n - 1 )( n - 2 ) ( n - 3 )x a4
Perhitungan :
1. Debit Rerata
Q = (1/10). S 1141,4
= 114,14
32
2. Standar Deviasi
a = (S 33585,64/(10-1 )rO,5
== 61,087
3. Koefisien Variasi
Cv = 61,087/114,14
= 0,535
4. Koefisien Kemencengan
10 x(L 1597438)
Cs
(9 x 8) x (61,087')
- 0,9733
5. Koefisien Kurtotis
102x(I2,89E+08)
Ck
(9x8x7) (61,0874)
4,117
k = -(V6/7r)[0,5772 + ln{ln(T/(T-l))}]
T = Kala Ulang Tahun (Return Periods).
Contoh :
T = 10 taliun
= 1,304
T K
10 1,304
20 1,866
50 2,592
100 3,132
200 3,679
500 4,395
1000 4,935
sebaran gumbel's.
Q, = Q + k.a
= 114,14+ (1,304x61,087)
= 193,79nr7dt
34
T K QT
10 1,304 193,79
20 1,866 228,13
50 2,592 272,47
100 3,132 305,70
200 3,679 338,87
500 4,395 382,62
1000 4,935 415,60
Dari data sebanyak 27 debit dapat dilihat pada tabel 4.7 dengan
threshold (Qo)103 nrVdetik, Panjang taliun data (n) 4, jumlah banjir di atas batas
banjir (m) 27, dari lampiran No. 14 di didapat GFT (Faktor pembesaran regional)
1,55; 1,87; 2,34; 2,77; 3,26; 3,99; 4,66 dengan cara interpolasi karena luas DAS
199 km2 dengan kala ulang 10, 20, 50, 100, 200, 500 dan 1000 taliun. Selanjutnya
akan dianalisis berdasarkan cara MAF (Mean Annual Floods) dengan persamaan
Tabel 4.7 Debit di atas POT pada Batas Debit 103 m3/detik
15. ! 119 16
16. 126 23
17. i 127 24
18. 138 35
19. i 142 39
20. 143 40
21. ! 183 80
22. 194 91
23. 1996 105 2
24. 110 7
25. 110 7
26. 140 37
27. 145 42
Z = 667
(3 = (l/m).E(Qi-Q0)
= (1/27). 667
= 24,70
= 164,42 m3/dt
Perhitungan:
Qr = GFT . MAF
= 1,55.164,42
= 254,85 m3/dt
36
Tabel 4.9 Debit Banjir Rancangan (QT) atas dasar QPOT dan Qma
maks
Rumus :
I = (H2-H,)/L (41)
Keterangan :
I = Kemiringan Sungai
H2 = Elevasi tertinggi
I = (-0,216+0,502)/160,88
= 0,002
dari pos satu ke pos lainnya tetapi dalam penelitian ini hanya ditinjau satu pos saja
dan merupakan titik-titik penampang yang ada pada sungai. Hasil akhir yang
diperoleh adalali merupakan profil aliran yang memanjang searali as sungai. Pada
daerah penelitian yang ditinjau mempunyai ukuran penampang yang berbeda pada
sepanjang sungai, dasar sungai terendah terletak pada ketinggian -0,502 meter,
tebing kiri pada +7,051 meter, dan tebing kanan pada +7,655 meter terhadap titik
nol setempat. Dengan ketinggian tersebut, maka tinggi tebing kiri adalali 7,553
meter dan tebing kanan adalah 8,157 meter terhadap dasar sungai terendali.
Tampang sungai secara detail dapat dilihat pada gambar 4.2. pengamatan terhadap
tampang memanjang di sekitar penggal tersebut, sebanyak tujuh titik sejauh
125,44 meter dapat dilihat pada gambar 4.3, didapat kemiringan memanjang yang
tidak menerus. Dari persamaan 4.1 diatas maka I (kemiringan sungai) didapat
0,0022.
38
Untuk menghitung tinggi muka air akibat debit banjir yang terjadi, maka
hams diketahui terlebih daliulu Luas Penampang (A), Keliling Basali (P), Radius
Hidraulik (R), Kecepatan Aliran (V) dan debit (Q) sungai dengan cara per pias
satu meter. Dalam perhiUingan ini data-data yang diperlukan yaitu data debit
banjir kala ulang 10 taliun, 20 taliun, 50 tahun, 100 tahun, 200 tahun, 500 tahun,
1000 tahun dan data kapasitas sungai Pekalongan serta Koefisien Kekasaran
Manning's (n).
Nilai n pada suatu saluran tidak akan sama pada setiap keadaan. Nilai
sangat bervariasi meskipun dalam penampang yang sama, variasi tersebut
dipengamhi oleh beberapa keadaan disekitar sungai. Berdasarkan material dinding
sungai, bempa tanah berbatu atau tanah yang sama sekali tidak rata maka nilai
kekasaran dinding, n,diambil sebesar 0,0040 dapat dilihat pada tabel 2.1.
39
dilihat pada tabel 4.10, sedangkan grafik hubungan tinggi muka air dengan debit
dapat dilihat pada gambar 4.3
Tabel 4.10 Hubungan Tinggi (H) dengan Luas Tampang (A), Keliling Basali
(P), Radius Hidraulik (R), Kecepatan Aliran (V), dan Debit (Q).
Perhitungan :
R = A/P
= 7,57/13,46
= 0,5624
V = l/n.R2/3.Il/2
(l/0,040).0,56242/3.0,0022 1/2
0,7989 m/dt
Q = A. V
= 7,57 . 0,7989
= 6,0480 nrVdt
40
Debit(mA3/dt)
Berdasarkan kapasitas di atas tinggi muka air untuk setiap nilai banjir
Tabel 4.11 Hubungan antara Debit Rancangan dengan Tinggi Muka Air Air
Tinggi Muka
No Kala Ulang, T Qr (m3/dt) Catatan
Air (m) dari
(taliun)
gambar 4.3
1. 10 254.85 5,50 Aman