Is I 4527841676641

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 54

Bab IV Hasil dan Analisis

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS

4.1 Data Perencanaan

Dalam perencanaan diperlukan asumsi asumsi yang didapat dari

referensi data maupun nilai empiris. Nilai-nilai ini yang nantinya akan

sangat menentukan hasil dari perencanaan, dalam tugas akhir ini nilai-nilai

yang digunakan dalam perencanaan akan dijabarkan di bawah i ni :

4.2 Tinjauan Karakteristik Kapal

Tinjauan karakteristik kapal untuk Pelabuhan Perik anan Pantai

Tumumpa Kecamatan Tuminting Kota manado, direkomenda sikan dengan

menggunakan kapal motor dengan bobot maksimum 150 G T. Pelabuhan

Perikanan Pantai Tumumpa direncanakan akan melayani kapal dengan

bobot 150 GT, dimana dimensi dan kapasitas kapal sebagai ber ikut:

 Panjang (LOA: Length Overall) = 30 m


 Lebar (Molded Breadth) = 6,45 m
 Sarat (Full Load Draft) = 2,5 m


4.3 Tinjauan Oceanografi

4.3.1. Analisis Data pasang surut

Dari hasil pengamatan pasang surut selama 15 hari di dapatkan

komponen harmonic pasang surut adalah sebagai berikut:

IV - 1
Bab IV Hasil dan Analisis

Tabel 4.1. Komponen Harmonik Pasang Surut di Tumumpa.

Komponen Pasang Surut (cm)


Lokasi
So M2 S2 N2 K1 O1 M4 Ms4 K2 P1

A 119.32 52.66 38.11 6.91 21.17 11.68 0.71 0.88 10.28 6.99
Tumumpa
g° 280 213 237 271 270 288 294 213 271

Dimana:

S0 = Mean Sea Level (MSL)

O1 = Amplitude komponen pasang surut tunggal utama yang dise babkan oleh

gaya tarik bulan.

K1 = Amplitudo komponen pasang surut tunggal utama yang dise babkan oleh

gaya tarik matahari.

M2 = Amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang diseb abkan oleh

gaya tarik bulan.

S2 = Amplitudo komponen pasang surut ganda utama yang diseb abkan oleh

gaya tarik matahari.


Di dal am pengamatan selama 15 hari, rangkaian data dapat dibu atkan grafik

pasang surut yang terjadi. Dari gambar di bawah ini dapat dilihat perbandingan

elevasi pasang surut di Desa Tumumpa.

IV - 2
Bab IV Hasil dan Analisis

Tabel 4.2. Perhitungan elevasi pasang surut di Tumumpa

Elevasi Symbol Calculation

Higher High Water Level HHWL Z0+(M2+S2+K2+K1+O1+P1) 260.21

Mean High Water Level MHWL Z0+(M2+K1+O1) 204.83

Mean Sea Level MSL Z0 119.32

Mean Low Water Level MLWL Z0-(M2+K1+O1) 33.81

Chart Datum Level CDL Z0-(M2+S2+K1+O1) -4.3

Lo wer Low Water Level LLWL Z0-(M2+S2+K2+K1+O 1+P1) -21.57

Lowest Astronomical
Tide LAT Z0-(all constituents) -30.07

Gambar 4.1. Elevasi HHWL, MHWL, MSL, MLWL,CDL, LLWL dan LWL

IV - 3
Bab IV Hasil dan Analisis

Keterangan:

1. Muka air tertinggi (high water level), muka air tertinggi yang dicapai pada

saat air pasang dalam satu siklus pasang surut.

2. Muka air rendah (low water level), kedudukan air terendah yang dicapai

pada saat air surut dalam satu siklus pasang surut.

3. Muka air tertinggi rerata (mean high water level, MHWL), adalah rerata

dari muka air tinggi selama periode 19 tahun.

4. Muka air rendah rerata (mean low water level, MLWL), adalah rerata dari

muka air rendah selama periode 19 tahun.

5. Muka air laut rerata (mean sea level, MSL), adalah muka air rerata antara

muka air tinggi rerata dan muka air rendah rerata. Elevasi ini digunakan

sebagai refrensi untuk elevasi di daratan.

6. Muka air tinggi tertinggi (highest high water level, HHWL), adalah air

tertinggi pada saat pasang surut purnama atau bulan mati.

7. Air rendah terendah (lowest low water level, LLWL), adalah air terendah

pada saat pasang surut purnama atau bulan mati.

8. Higher high water level, adalah air tertinggi dari dua air tingg i dalam satu

hari, seperti dalam pasang surut tipe campuran.

9. Lower low water level, adalah air terendah dari dua air rendah dalam

satu hari.

IV - 4
Bab IV Hasil dan Analisis

Gambar 4.2. Variasi Elevasi Pasang Surut di Tumumpa

IV - 5
Bab IV Hasil dan Analisis

Perhitungan untuk menentukan Konstanta Harmonis Pasang Surut dengan metode Admiralty
( Pengamatan 15 hari )

TEMPAT : Lokasi Pengamatan Kelurahan Tumumpa - Kota Manado


Northing : 704870
Easting : 168333
PERHITUNGAN

KOLOM I TGL. PERTENGAHAN : 24 March 2014

Tanggal Waktu ( jam )


0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

17-Mar-14 36 36 57 94 1 39 180 204 205 183 143 98 58 33 30 50 87 134 179 208 214 195 156 108 64
18-Mar-14 34 26 42 77 1 25 172 207 219 205 168 120 73 39 25 35 67 112 160 197 213 203 170 123 76
19-Mar-14 39 22 30 60 1 06 157 200 224 220 191 146 96 54 30 29 51 90 138 180 205 206 181 139 91
20-Mar-14 50 25 24 45 86 137 185 218 227 209 170 122 76 44 32 43 73 115 158 190 200 186 152 108
21-Mar-14 65 35 25 37 69 115 164 203 222 217 189 147 102 65 45 44 63 97 135 168 186 183 159 123
22-Mar-14 83 51 34 36 58 95 139 180 207 214 199 168 128 92 66 56 63 85 115 145 166 171 159 133
23-Mar-14 100 70 50 45 56 82 117 154 183 199 197 179 150 119 93 77 74 83 102 124 143 152 149 134
24-Mar-14 112 89 70 61 63 78 101 129 155 174 182 177 162 142 121 104 94 92 98 108 120 129 132 127
25-Mar-14 117 104 91 83 80 84 95 110 127 143 156 162 162 156 146 134 122 113 106 102 101 102 105 109
26-Mar-14 112 113 112 109 1 05 102 100 102 105 112 121 132 144 154 160 160 154 143 128 111 97 86 82 84
27-Mar-14 93 105 119 129 1 34 132 123 111 99 92 91 99 114 135 155 171 178 172 155 130 103 80 66 63
28-Mar-14 72 91 115 139 1 55 160 151 131 107 85 72 71 83 107 138 168 189 194 182 155 119 85 58 46
29-Mar-14 50 71 102 138 1 67 183 180 159 127 92 64 51 55 76 111 151 185 205 203 180 142 99 61 37
30-Mar-14 33 49 83 126 1 67 196 204 189 155 112 71 43 35 48 80 124 169 203 215 201 167 120 73 38
31-Mar-14 23 31 61 106 1 56 198 219 214 185 139 90 50 27 28 53 95 144 188 213 213 187 142 92 48

IV - 6
Bab IV Hasil dan Analisis

Langkah–langkah pengolahan data dengan menggunakan Metode Admiralty :

a. Skema-I

Sebelum dilakukan pengolahan data pasut dilakukan terlebih dahulu

smoothing pada data lapangan yang diperoleh dari pengukuran alat, hal ini

dilakukan untuk menghilangkan noise, kemudian data tersebut dimasukkan

kedalam kolom–kolom di skema-I, ke kanan menunjukkan waktu

pengamatan dari pukul 00.00 sampai 23.00 dan ke bawah adalah tanggal

selama 15 piantan, yaitu mulai tanggal 17 Maret s/d 31 Maret 2 014.

b. Skema-II

Isi tiap kolom–kolom pada skema II ini dengan bantuan T abel 2 yaitu

dengan mengalikan nilai pengamatan dengan harga pengali pada Tabel 2

untuk setiap hari pengamatan. Karena pengali dalam daftar hanya berisi

bilangan 1 dan -1 kecuali untuk X4 ada bilangan 0 (nol) yang tidak

dimasukkan dalam perkalian, maka lakukan perhitungan dengan

menjumlahkan bilangan yang harus dikalikan dengan 1 dan diisikan pada

kolom yang bertanda (+) dibawah kolom X1, Y1, X2, Y1, X4, dan Y4.

Lakukan hal yang sama untuk pengali -1 dan isikan kedala m kolom di

bawah tanda (-).

IV - 7
Bab IV Hasil dan Analisis

DATA
PENGAMATAN

Data pengamatan
disusun menurut - 2 Tabel 4.4

3
-Skema II-

-Skema III-

5
Tabel 4.7

6
-Skema IV-

7
Tabel 4.10

8
-Skema V & VI- 10

9
Tabel nilai f, u,

1
-Skema VII &

Keterangan:
: hasil pekerjaan
: tabel
: garis kerja
: garis konfirmasi dengan tabel
: tahap pekerjaan ke-9 9

Gambar 4.3. Diagram Alir Pengolahan Data Pasut dengan Metode Admiralty
IV - 8
Bab IV Hasil dan Analisis

Tabel 4.3. Skema I Penyusunan Data Pasang Surut

JAM PENGAMATAN
TGL
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
17-Mar-14 36 36 57 94 139 180 204 205 183 143 98 58 33 30 50 87 134 179 208 214 195 156 108 64
18-Mar-14 34 26 42 77 125 172 207 219 205 168 120 73 39 25 35 67 112 160 197 213 203 170 123 76
19-Mar-14 39 22 30 60 106 1 57 200 224 220 191 146 96 54 30 29 51 90 138 180 205 206 181 139 91
20-Mar-14 50 25 24 45 86 1 37 185 218 227 209 170 122 76 44 32 43 73 115 158 190 200 186 152 108
21-Mar-14 65 35 25 37 69 1 15 164 203 222 217 189 147 102 65 45 44 63 97 135 168 186 183 159 123
22-Mar-14 83 51 34 36 58 95 139 180 207 214 199 168 128 92 66 56 63 85 115 145 166 171 159 133
23-Mar-14 100 70 50 45 56 82 117 154 183 199 197 179 150 119 93 77 74 83 102 124 143 152 149 134
24-Mar-14 112 89 70 61 63 78 101 129 155 174 182 177 162 142 121 104 94 92 98 108 120 129 132 127
25-Mar-14 117 104 91 83 80 84 95 110 127 143 156 162 162 156 146 134 122 113 106 102 101 102 105 109
26-Mar-14 112 113 112 109 105 1 02 100 102 105 112 121 132 144 154 160 160 154 143 128 111 97 86 82 84
27-Mar-14 93 105 119 129 134 1 32 123 111 99 92 91 99 114 135 155 171 178 172 155 130 103 80 66 63
28-Mar-14 72 91 115 139 155 1 60 151 131 107 85 72 71 83 107 138 168 189 194 182 155 119 85 58 46
29-Mar-14 50 71 102 138 167 1 83 180 159 127 92 64 51 55 76 111 151 185 205 203 180 142 99 61 37
30-Mar-14 33 49 83 126 167 1 96 204 189 155 112 71 43 35 48 80 124 169 203 215 201 167 120 73 38
31-Mar-14 23 31 61 106 156 1 98 219 214 185 139 90 50 27 28 53 95 144 188 213 213 187 142 92 48

Tabel 4.4. Konstanta Pengali untuk menyu sun Skema II

JAM PENGAMATAN
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
X1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
Y1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
X2 1 1 1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 1 1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 1 1 1
Y2 1 1 1 1 1 1 -1 -1 -1 -1 -1 -1 1 1 1 1 1 1 -1 -1 -1 -1 -1 -1
X4 1 0 -1 -1 0 1 1 0 -1 -1 0 1 1 0 -1 -1 0 1 1 0 -1 -1 0 1
Y4 1 1 1 -1 -1 -1 1 1 1 -1 -1 -1 1 1 1 -1 -1 -1 1 1 1 -1 -1 -1

Sumber : (Universitas Sriwijaya, Modul Pengolahan Data Pasang Surut Metode Admiralty tahun 2012).

IV - 9
Skema-II

Skema-II merupakan perkalian data pengamatan dengan pengali konstanta.

Contoh: 17 Maret 2014 untuk X1 (+) dan X1 (-)

Perkalian data pengamatan dengan pengali konstanta:

0 = 36 * -1 = -36 12 = 33 * 1 = 33

1 = 36 * -1 = -36 13 = 30 * 1 = 30

2 = 57 * -1 = -57 14 = 50 * 1 = 50

3 = 94 * -1 = -94 15 = 87 * 1 = 87

4 = 139 * -1 = -139 16 = 134 * 1 = 134

5 = 180 * -1 = -180 17 = 179 * 1 = 179

6 = 204 * 1 = 204 18 = 208 * -1 = -208

7 = 205 * 1 = 205 19 = 214 * -1 = -214

8 = 183 * 1 = 183 20 = 195 * -1 = -195

9 = 143 * 1 = 143 21 = 156 * -1 = -156

10 = 98 * 1 = 98 22 = 108 * -1 = -108

11 = 58 * 1 = 58 23 = 64 * -1 = -64

X1 (+) = 204 + 205 + 183 + 143 + 98 + 58 + 33 + 30 + 50 + 87 +

134 + 179 = 1404

X1 (-) = 36 + 36 + 57 + 94 + 139 + 180 + 208 + 214 + 195 + 156 +

108 + 64 = 1487

IV - 10
Bab IV Hasil dan Analisis

Tabel 4.5. Penyusunan Hasil Perhitungan dari Skema II

SKEMA II
TGL X1 Y1 X2 Y2 X4 Y4
+ - + - + - + - + - + -
17-Mar-14 1404 1487 1458 1433 869 2022 1055 1836 962 965 1451 1440
18-Mar-14 1430 1458 1420 1468 931 1957 914 1974 958 967 1445 1443
19-Mar-14 1469 1416 1394 1491 1048 1837 806 2079 955 968 1439 1446
20-Mar-14 1514 1361 1377 1498 1198 1677 750 2125 951 966 1429 1446
21-Mar-14 1558 1300 1370 1488 1355 1503 762 2096 948 959 1415 1443
22-Mar-14 1597 1246 1379 1464 1498 1345 847 1996 946 950 1406 1437
23-Mar-14 1625 1207 1400 1432 1592 1240 999 1833 947 942 1405 1427
24-Mar-14 1633 1187 1429 1391 1617 1203 1188 1632 947 934 1407 1413
25-Mar-14 1626 1184 1458 1352 1553 1257 1392 1418 948 927 1417 1393
26-Mar-14 1587 1241 1503 1325 1412 1416 1568 1260 945 941 1438 1390
27-Mar-14 1540 1309 1522 1327 1212 1637 1637 1212 951 948 1442 1407
28-Mar-14 1496 1377 1524 1349 1023 1850 1611 1262 959 956 1451 1422
29-Mar-14 1456 1433 1505 1384 869 2020 1494 1395 964 962 1456 1433
30-Mar-14 1433 1468 1473 1428 785 2116 1313 1588 967 967 1459 1442
31-Mar-14 1432 1470 1430 1472 784 2118 1110 1792 966 968 1454 1448

Skema-III

Untuk mengisi kolom–kolom pada skema-III, setiap kolom pada kolom–kolom

skema-III merupakan penjumlahan dari perhitungan pada kolom –kolom pada

skema-II.

Untuk1.Xo (+) pada skema-III merupakan penjumlahan dari data skema-II

antara X1 (+) dengan X1 (-) tanpa melihat tanda (+) dan (-) mulai tanggal

17 s/d 31 Maret 2014.

Contoh: X0 17 Maret 2014 = 1404 + 1487 = 2891

X0 18 Maret 2014 = 1430 + 1458 = 2888

Untuk2.X1, Y1, X2, Y1, X4, dan Y4 merupakan penju mlahan tanda

(+) dan (-), untuk mengatasi hasilnya tidak ada yang negatif maka

ditambahkan dengan 2000. Hal ini dilakukan juga untuk kolom X1, Y1,

X2, Y1, X4, dan Y4.

Contoh: X1+ = 1404 – 1487 + 2000 = 1917

Y1+ = 1458 – 1433 + 2000 = 2025

IV - 11
Bab IV Hasil dan Analisis

Tabel 4.6. Penyusunan Hasil Perhitungan dari Skema III

SKEMA III
TGL X0 X1+ Y1+ X2+ Y2+ X4+ Y4+
+ 2000 2000 2000 2000 2000 2000
17-Mar-14 2891 1917 2025 847 1219 1997 2011
18-Mar-14 2888 1972 1952 974 940 1991 2002
19-Mar-14 2885 2053 1903 1211 727 1987 1993
20-Mar-14 2875 2153 1879 1521 625 1985 1983
21-Mar-14 2858 2258 1882 1852 666 1989 1972
22-Mar-14 2843 2351 1915 2153 851 1996 1969
23-Mar-14 2832 2418 1968 2352 1166 2005 1978
24-Mar-14 2820 2446 2038 2414 1556 2013 1994
25-Mar-14 2810 2442 2106 2296 1974 2021 2024
26-Mar-14 2828 2346 2178 1996 2308 2004 2048
27-Mar-14 2849 2231 2195 1575 2425 2003 2035
28-Mar-14 2873 2119 2175 1173 2349 2003 2029
29-Mar-14 2889 2023 2121 849 2099 2002 2023
30-Mar-14 2901 1965 2045 669 1725 2000 2017
31-Mar-14 2902 1962 1958 666 1318 1998 2006

Skema-IV

Mengisi seluruh kolom–kolom pada skema-IV, diisi dengan data setelah

penyelesaian skema-III dibantu dengan daftar 2 (Tabel 4.7) pengali k onstanta.

Arti indeks pada skema-IV :

Indeks 00 untuk X berarti Xoo, Xo pada skema-III dan indeks 0 pada daftar 2

Indeks 00 untuk Y berarti Yoo, Yo pada skema-III dan indeks 0 pada daftar 2

Contoh :

X0 = 2891*1 = 2891 X1c = 1917*-1 = -1917 Y23 = 1219*0 = 0

X10 = 1917*1 = 1917 Y1c = 2025*-1 = -2025 X2c = 847*-1 = -847

Y10 = 2025*1 = 2025 X20 = 847*1 = 847 Y2c = 1219*-1 = -1219

X12 = 1917*-1 = -1917 Y20 = 1219*1 = 1219 X42 = 1997*-1 = -1997

Y12 = 2025*-1 = -2025 X22 = 847*-1 = -847 Y42 = 2011*-1 = -2011

X1b = 1917*0 = 0 Y22 = 1219*-1 = -1219 X44 = 1997*1 = 1997

Y1b = 2025*0 = 0 X2b = 847*0 = 0 Y44 = 2011*1 = 2011

X13 = 1917*-1 = -1917 Y2b = 1219*0 = 0 X4d = 1997*0 = 0

Y13 = 2025*-1 = -2025 X23 = 847*-1 = -847 Y4d = 2011*0 = 0

IV - 12
Bab IV Hasil dan Analisis

Harga Xoo yang diisikan untuk kolom x (tambahan) adalah penjumlahan harga

Xo dari skema-III yang telah dikalikan dengan faktor pengali dari daftar 2 kolom

0, perkalian dilakukan baris per baris. Untuk baris ke 2 ke kolom 0 dari daftar 2,

faktor 15 menunjukkan beberapa kali harus dikurangi dengan faktor bilangan

tambahan dalam hal ini 2000 begitu seterusnya pegisian di skema-IV.

Tabel 4.7. Daftar 2 Konstanta Pengali Skema IV

DAFTAR 2 KONSTANTA PENGALI SKEMA IV


0 2 b 3 c 4 d
-15 1 0 5 0 1 0
1 -1 0 -1 -1 1 0
1 -1 1 -1 -1 1 -1
1 -1 1 -1 -1 -1 -1
1 -1 1 -1 1 -1 -1
1 1 1 -1 1 -1 1
1 1 1 1 1 -1 1
1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 0 1 0
1 1 -1 1 -1 1 -1
1 1 -1 1 -1 -1 -1
1 1 -1 -1 -1 -1 -1
1 -1 -1 -1 -1 -1 1
1 -1 -1 -1 1 -1 1
1 -1 -1 -1 1 1 1
1 -1 0 -1 1 1 0

Sumber : (Universitas Sriwijaya, Modul Pengolahan Data Pasang Surut Metode


Admiralty tahun 2012).

IV - 13
Bab IV Hasil dan Analisis

Tabel 4.8. Perhitungan Skema IV

SKEMA IV

x x y x y x y x y x y x y x y x y x y x y x y x y x y x y
No
0 10 12 1b 13 1c 20 22 2b 23 2c 42 4b 44 4d
1 2891 1917 2025 -1917 -2025 0 0 -1917 - 2025 -1917 -2025 847 1219 -847 -1219 0 0 -847 -1219 -847 -1219 -1997 -2011 0 0 1997 2011 0 0
2 2888 1972 1952 -1972 -1952 1972 1952 -1972 - 1952 -1972 -1952 974 940 -974 -940 974 940 -974 -940 -974 -940 -1991 -2002 1991 2002 1991 2002 -1991 -2002
3 2885 2053 1903 -2053 -1903 2053 1903 -2053 - 1903 -2053 -1903 1211 727 -1211 -727 1211 727 -1211 -727 -1211 -727 -1987 -1993 1987 1993 -1987 -1993 -1987 -1993
4 2875 2153 1879 -2153 -1879 2153 1879 -2153 - 1879 2153 1879 1521 625 -1521 -625 1521 625 -1521 -625 1521 625 -1985 -1983 1985 1983 -1985 -1983 -1985 -1983
5 2858 2258 1882 2258 1882 2258 1882 -2258 - 1882 2258 1882 1852 666 1852 666 1852 666 -1852 -666 1852 666 1989 1972 1989 1972 -1989 -1972 1989 1972
6 2843 2351 1915 2351 1915 2351 1915 2351 1915 2351 1915 2153 851 2153 851 2153 851 2153 851 2153 851 1996 1969 1996 1969 -1996 -1969 1996 1969
7 2832 2418 1968 2418 1968 2418 1968 2418 1968 2418 1968 2352 1166 2352 1166 2352 1166 2352 1166 2352 1166 2005 1978 2005 1978 2005 1978 2005 1978
8 2820 2446 2038 2446 2038 0 0 2446 2038 0 0 2414 1556 2414 1556 0 0 2414 1556 0 0 2013 1994 0 0 2013 1994 0 0
9 2810 2442 2106 2442 2106 -2442 -2106 2442 2106 -2442 -2106 2296 1974 2296 1974 -2296 -1974 2296 1974 -2296 -1974 2021 2024 -2021 -2024 2021 2024 -2021 -2024
10 2828 2346 2178 2346 2178 -2346 -2178 2346 2178 -2346 -2178 1996 2308 1996 2308 -1996 -2308 1996 2308 -1996 -2308 2004 2048 -2004 -2048 -2004 -2048 -2004 -2048
11 2849 2231 2195 2231 2195 -2231 -2195 -2231 - 2195 -2231 -2195 1575 2425 1575 2425 -1575 -2425 -1575 -2425 -1575 -2425 2003 2035 -2003 -2035 -2003 -2035 -2003 -2035
12 2873 2119 2175 -2119 -2175 -2119 -2175 -2119 - 2175 -2119 -2175 1173 2349 -1173 -2349 -1173 -2349 -1173 -2349 -1173 -2349 -2003 -2029 -2003 -2029 -2003 -2029 2003 2029
13 2889 2023 2121 -2023 -2121 -2023 -2121 -2023 - 2121 2023 2121 849 2099 -849 -2099 -849 -2099 -849 -2099 849 2099 -2002 -2023 -2002 -2023 -2002 -2023 2002 2023
14 2901 1965 2045 -1965 -2045 -1965 -2045 -1965 - 2045 1965 2045 669 1725 -669 -1725 -669 -1725 -669 -1725 669 1725 -2000 -2017 -2000 -2017 2000 2017 2000 2017
15 2902 1962 1958 -1962 -1958 0 0 -1962 - 1958 1962 1958 666 1318 -666 -1318 0 0 -666 -1318 666 1318 -1998 -2006 0 0 1998 2006 0 0
JUMLAH

x x y x y x y x y x y x y x y x y x y x 1c y x y x y x y x y

0 10 12 1b 13 20 22 2b 23 2c 42 4b 44 4d

(+) 42944 32656 30340 16492 14282 13205 11499 12003 1 0205 15130 13768 22548 21948 14638 10946 10063 4975 11211 7855 10062 8450 14031 14020 11953 11897 14025 14032 11995 11988
(-) 16164 16058 13126 12820 20653 2 0135 15080 14534 7910 11002 -8558 12880 11337 14093 10072 11942 15963 16064 12033 12176 15969 16052 11991 12085

IV - 14
Tabel 4.9. Hasil Penyusunan untuk Skema IV
X Y Ẍ Ÿ
INDEX TANDA
TAMBAHAN JUMLAH
0 + 42944 42944
+ 32656 30340
10 2656 340
- 30000 30000
+ 16492 14282
12
- 16164 16058 2328 224
-15 (-)(+) 2000 2000
+ 13205 11499
1b 79 -1321
- 13126 12820
+ 12003 10205
13
- 20653 20135 1350 70
-15 (-)(+) 10000 10000
+ 15130 13768
1c 50 -766
- 15080 14534
+ 22548 21948
20 -7452 -8052
- 30000 30000
+ 14638 10946
22
- 7910 11002 8728 1944
-15 (-)(+) 2000 2000
2b + 10063 4975
1505 -7905
- 8558 12880
+ 11211 7855
23
- 11337 14093 9874 3762
-15 (-)(+) 10000 10000

2c + 10062 8450
-10 -3492
- 10072 11942
+ 14031 14020
42
- 15963 16064 68 -44
-15 (-)(+) 2000 2000

4b + 11953 11897
-80 -279
- 12033 12176
+ 14025 14032
44
- 15969 16052 56 -20
-15 (-)(+) 2000 2000

4d + 11995 11988
4 -97
- 11991 12085

Skema-V dan Skema-VI :

Mengisi kolom–kolom pada skema-V dan kolom–kolom pada skem a-VI dengan

bantuan daftar 3a skema-V (Tabel 4.10) mempunyai 10 kolom, kolom kedua

disisi p ertama kali sesuai dengan perintah pada kolom satu dan ang ka–angkanya

dilihat pada skema-V. Untuk kolom 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 10 dengan melihat

angka–angka pada kolom 2 dikalikan dengan faktor pengali sesuai dengan kolom

yang ada pada daftar 3a.

IV - 15
Bab IV Hasil dan Analisis

Tabel 4.10. Daftar 3a Faktor Analisa Untuk Pengamatan 15 hari (15 Piantan)

So M2 S2 N2 K1 O1 M4 MS4
Untuk Skema V X00 1 … … … … … … …
PR Cos r X10 0.01 - 0.01 0.01 0.03 1 - 0.07 0.01 …
X12 - Y1b - 0.02 0.09 - 0.01 - 0.09 - 0.09 1 - 0.02 0.02
X13 - Y1c 0.04 - 0.07 0.01 0.13 0.2 - 0.59 0.03 …
X20 - 0.01 - 0.15 1 0.29 0.01 … - 0.02 …
X22 - Y2b 0.01 1 - 0.14 - 0.61 - 0.02 - 0.03 0.03 - 0.03
X23 - Y2c - 0.02 - 0.65 0.25 1 0.03 … - 0.05 - 0.01
X42 - Y4b … 0.01 … 0.01 … … 0.1 1
X44 - Y4d … - 0.01 0.01 0.02 … … 1.01 - 0.05

Untuk Skema VI Y10 … … - 0.01 - 0.02 1.01 - 0.08 0.01 0.01


PR Sin r Y12 + X1b … 0.05 0.01 - 0.05 - 0.12 1.05 - 0.03 0.01
Y13 + X1c … - 0.02 - 0.02 0.09 0.24 - 0.65 0.04 0.02
Y20 … - 0.16 1 0.3 - 0.01 0.02 - 0.03 - 0.01
Y22 + X2b … 1.04 - 0.15 - 0.64 0.02 - 0.1 0.04 - 0.02
Y23 + X2c … - 0.7 0.26 1.03 - 0.03 0.09 - 0.07 - 0.03
Y42 + X4b … 0.02 … … … … 0.11 1
Y44 + X4d … - 0.03 0.01 0.05 … … 1 - 0.06

Untuk ske ma VII Deler P 360 175 214 166 217 177 273 280

Untuk ske ma VII Konstanta p … 333 345 327 173 160 307 318

Tabel 4.11. Hasil Penyusunan Skema V dan VI

KONSTANTA S0 M2 S2 N2 K1 O1 M4 MS4

X00 = 42944 42944


X10 = 2656 26.56 -26.56 26.56 79.68 2656 -185.92 26.56
X12-Y1b = 3649 -72.98 328.41 -36.49 -328.41 -328.41 3649 -72.98 72.98
X13-Y1c = 2116 84.64 -148.12 21.16 275.08 423.2 -1248.44 63.48
V X20 = -7452 74.52 1117.8 -7452 -2161.08 -74.52 149.04
X22-Y2b = 16633 166.33 16633 -2328.62 -10146.13 -332.66 -498.99 498.99 -498.99
X23-Y2c = 13366 -267.32 -8687.9 3341.5 13366 400.98 -668.3 -133.66
X42-Y4b = 347 3.47 3.47 34.7 347
X44-Y4d = 153 -1.53 1.53 3.06 154.53 -7.65

JUMLAH 42955.75 9218.57 -6426.36 1091.67 2744.59 1715.65 186.02 -220.32

Y10 = 340 -3.4 -6.8 343.4 -27.2 3.4 3.4


Y12+X1b = 303 15.15 3.03 -15.15 -36.36 318.15 -9.09 3.03
Y13+X1c = 120 -2.40 -2.40 10.80 28.80 -78.00 4.80 2.40
Y20 = -8052 1288.32 -8052.00 -2415.60 80.52 -161.04 241.56 80.52
Y22+X2b = 3449 3586.96 -517.35 -2207.36 68.98 -344.90 137.96 -68.98
VI
Y23+X2c = 3752 -2626.40 975.52 3864.56 -112.56 337.68 -262.64 -112.56
Y42+X4b = -124 -2.48 -13.64 -124.00
Y44+X4d = -16 0.48 -0.16 -0.80 -16.00 0.96
Y10 = 340 -3.4 -6.8 343.4 -27.2 3.4 3.4
Y12+X1b = 303 15.15 3.03 -15.15 -36.36 318.15 -9.09 3.03
JUMLAH 2259.63 -7596.76 -770.35 372.78 44.69 86.35 -215.23

IV - 16
Bab IV Hasil dan Analisis

Tabel 4.12. Skema-VII

S0 M2 S2 N2 K1 O1 M4 MS4
V : PR cos r 42955.75 9218.57 -6426.36 1091.67 2744.59 1715.65 186.02 -220.32
VI : PR sin r 2259.63 -7596.76 -770.35 372.78 44.69 86.35 -215.23
PR 42955.75 9491.5 9950.3 1336.1 2769.8 1716.2 205.1 308.0
Daftar 3a : P 360 175 214 166 217 177 273 280
Daftar 5 : f 1.03 1.00 1.03 0.90 0.83 1.06 1.03
VII : 1 + W 1.00 1.22 0.95 0.67 1.00 1.00 1.22
V 292.11 0.00 23.29 86.46 205.64 224.22 292.11
Daftar 9 : u 1.075 0.00 1.075 5.115 -6.784 2.15 1.075
VII
VIII : w -1.51 10.4 -1.23 0.0 0.0 -1.51
Daftar 3a : p 333 345 327 173 160 307 318
Daftar 4 : r 13.77 229.77 234.79 367.73 271.49 114.90 404.33
Jumlah = g 639.96 573.26 596.56 631.08 630.35 648.27 1014.01
n x 360° 360 360 360 360 360 360 720
PR:((P* f
0.71 0.88
119.32 52.66 38.11 6.91 21.17 11.68
*(1+W)) = A

g° 280 213 237 271 270 288 294

Baris 1 untuk V : PR cos r, merupakan penjumlahan semua bi langan pada

kolom–kolom Skema V (Tabel 4.11) untuk masing-masing kolom.

Baris 2 untuk VI : PR sin r, merupakan penjumlahan semua bi langan pada

kolom-kolom Skema VI (Tabel 4.11) untuk masing-masing kolom.

Baris 3untuk PR dicari dengan rumus :

PR = (PR sin r)2 + (PR cos r)2

Baris 4 untuk P didapat dari daftar 3a untuk masing-masing So, M2, S2, N2, K1,

01, M4, dan MS4.

Baris 5 untuk f didapatkan dari daftar ( table node factor f ) atau dengan

menggunakan

perhitungan berikut ini.

Dapatkan nilai s, h, p dan N dari persamaan berikut :

s = 277,025 + 129,38481 (Y- 1900) + 13,17640 ( D+l )

= 277,025 + 129,38481 (2014 - 1900) + 13,17640 (76+29) = 16410,41534

IV - 17
Bab IV Hasil dan Analisis

h = 280,190 – 0,23872 (Y- 1900) + 0,98565 ( D+l )

= 280,190 – 0,23872 (2014 - 1900) + 0,98565 (76+29 ) = 356,46917

p = 334,385 + 40,66249 (Y- 1900) + 0,11140 ( D+l )

= 334,385 + 40,66249 (2014 - 1900) + 0,11140 (76+29 ) = 4981,60586

N = 259,157 – 19,32818 (Y- 1900) – 0,05295 ( D+l )

= 259,157 – 19,32818 (2014 - 1900) – 0,05295 (76+29 ) = -1949,81527

Dimana:

Y = tahun dari tanggal tengah pengamatan

= 2014

D = jumlah hari yang berlalu dari jam 00.00 pada tanggal 1 januari tahun

tersebut sampai jam 00.00 tanggal pertengahan pengamatan.

= (Januari = 31) + (Febuari = 28) + (Maret yaitu tanggal tengah pada bulan

pengamatan = 17) = 76

l = bagian integral tahun = ¼ (Y-1901)

=
1/4 ∗ (Y − 1901) = 1/4 ∗ (2012 − 1901) = 29

Untuk mencari nilai f pada M2, K2, O1, K1, S2, P1, N2, M4, MS4 m enggunakan

persamaan yang telah ditentukan :

Nilai f :

fM2 = 1,0004 – 0,0373 cos N + 0,0002 cos 2N

= 1,0004 – 0,0373*cos (-1949,81527) + 0,0002*cos (2*-1949,81527)

= 1,03

IV - 18
Bab IV Hasil dan Analisis

fK2 = 1,0241 + 0,2863 cos N + 0,0083 cos 2N – 0,0015 cos 3N

= 1,0241 + 0,2863*cos (-1949,81527) + 0,0083*cos (2*-1949,81527) –

0,0015*cos (3*-1949,81527)

= 0,78

fO1 = 1,0089 + 0,1871 cos N + - 0,0147 cos 2N + 0,0014 cos 3N

= 1,0089 + 0,1871*cos (-1949,81527) + - 0,0147*cos (2*-1949,81527) +

0,0014*cos (3*-1949,81527)

= 0,83

fK1 = 1,0060 + 0,1150 cos N – 0,0088 cos 2N + 0,0006 cos 3N

= 1,0060 + 0,1150*cos (-1949,81527) – 0,0088*cos (2*-1949, 81527) +

0,0006*cos (3*-1949,81527)

= 0,90

fS2 = 1,0 (Tetap)

fP1 = 1,0 (Tetap)

fN2 = fM2

fM4 = (fM2)2

fMS4 = fM2

Baris 6 untuk (1+W) ditunggu dulu karena pengisiannya merupakan hasil dari

kolom–kolom pada skema-VIII.

Baris 7 untuk V diperoleh dari persamaan berikut :

V M2 = -2s + 2h

= ((-2*16410,41534)+(2*356,46917))

= -32107,89

IV - 19
Bab IV Hasil dan Analisis

Karena nilainya negatif maka diusahakan agar nilainya positif dengan cara

menggunakan nilai kelipatan 360. Nilai kelipatan yang digunakan adalah :

90*360 = 32400. Jadi nilai awal ditambah dengan nilai pembantu maka

menghasilkan perhitungan :

= -32107,89 + 32400 = 292,11

V N2 = -3s + 2h + p

= ((-3*16410,41534) + (2*356,46917) + 4981,60586)

= -43536,70182

Karena nilainya negatif maka diusahakan agar nilainya positif dengan cara

menggu nakan nilai kelipatan 360. Nilai kelipatan yang diguna kan adalah :

121*360 = 43560. Jadi nilai awal ditambah dengan nilai pe mbantu maka

menghasilkan perhitungan :

= -43536,70182 + 43560 = 23,29

V K1 = h + 90

= 356,46917 + 90 = 446,46

Karena nilainya terlalu besar maka diusahakan nilainya menjadi kec il dengan cara

menggunakan nilai pembantu kelipatan 360. Nilai Pembantunya yaitu :

1*360 = 360. Jadi nilai hasil awal dikurangi dengan nilai pembantu kelipatan 360,

maka menghasilkan perhitungan :

= 446.46 – 360 = 86,46

IV - 20
Bab IV Hasil dan Analisis

V O1 = -2s + h + 270

= (-2*16410,41534) + (356,46917) + (270) = -32194,36

Karena nilainya bernilai negatif maka diusahakan nilainya menjadi positif dengan

cara menggunakan nilai pembantu kelipatan 360. Nilai pembantunya yaitu :

90*360 = 32400. Jadi nilai hasil awal ditambahi dengan nilai pembantu kelipatan

360, maka menghasilkan perhitungan :

= -32194,36 + 32400 = 205,64

V K2 = 2h

= 2*356,46917 = 712,93

Karena nilainya terlalu besar maka diusahakan nilainya menjadi dengan cara

menggunakan nilai pembantu kelipatan 360. Nilai pembantunya yaitu :

1*360 = 360. Jadi nilai hasil awal ditambahi dengan nilai pembantu k elipatan 360,

maka menghasilkan perhitungan :

= 712,93 – 360 = 352,93

V S2 = 0 (Tetap)

V P1 = -h + 270

= (-356,46917+270)

= -86,46

Karena nilainya bernilai negatif maka diusahakan nilainya menjadi positif dengan

cara menggunakan nilai pembantu kelipatan 360. Nilai pembantunya yaitu :

1*360 = 360. Jadi nilai hasil awal ditambahi dengan nilai pembantu kelipatan 360,

maka menghasilkan perhitungan :

= -86,46 + 360 = 273,54


IV - 21
Bab IV Hasil dan Analisis

V M4 = 2(V M2)

= 2*(-2s +2h)

= 2* ((-2*16410,41534)+(2*356,46917)) = -64215,78

Karena nilainya bernilai negatif maka diusahakan nilainya menjadi positif dengan

cara menggunakan nilai pembantu kelipatan 360. Nilai pembantunya yaitu :

179*360 = 64440. Jadi nilai hasil awal ditambahi dengan nilai pembantu kelipatan

360, maka menghasilkan perhitungan :

= -64215,78 + 64440 = 224,22

V MS4 = VM2 = -2s +2h

= (-2*16410,41534)+(2*356,46917) = -32107,89

Karena nilainya negatif maka diusahakan agar nilainya positif dengan cara

menggunakan nilai pembantu kelipatan 360. Nilai pembantunya yaitu

90*360 = 32400. Jadi nilai hasil awal ditambahi dengan nilai pemba ntu kelipatan

360 maka menghasilkan perhitungan :

= -32107,89 + 32400 = 292,11

Baris 8 untuk nilai u diperoleh dari daftar atau berdasarkan persa maan berikut

Pertama dapatkan nilai s, h, p dan N dari persamaan yang tela h dijelaskan

sebelumnya pada langkah ke-5. Setelah nilai s, h, p dan N diperoleh maka nilai u

pada masing-masing komponen dapat dihitung dengan persamaan berikut:

Nilai u :

u M2 = -2,14 sin N

= (-2,14*sin(-1949,81527))

= 1,075

IV - 22
Bab IV Hasil dan Analisis

u K2 = -17,74 sin N + 0,68 sin N – 0,04 sin 3N

= (-17,74*sin-1949,81527)) + (0,68*sin(-1949,81527)) –

(0,04*sin(3*-1949,81527))

= 8.617

u K1 = -8,86 sin N + 0,68 sin 2N – 0,07 sin 3N

= (-8,86*sin(-1949,81527)) + (0,68*sin(2*-1949,81527)) –

(0,07*sin(3*-1949,81527))

= 5,115

u O1 = 10,80 sin N – 1,34 sin 2N + 0,19 sin 3N

= (10,8*sin(-1949,81527)) – (1,34*sin(2*-1949,81527)) +

(0,19*sin(3*-1949,81527))

= -6,784

uS = 0 (Tetap)

u P1 = 0 (Tetap)

u M4 = 2 (uM2)

= 2 (-2,14 sin N)

= 2 (-2,14*sin(-1949,81527))

= 2 (1,075)

= 2,15

IV - 23
Bab IV Hasil dan Analisis

u MS4 = u M2

= -2,14 sin N

= (-2,14*sin(-1949,81527))

= 1,075

u N2 = u M2

= -2,14 sin N

= (-2,14*sin(-1949,81527))

= 1,075

Baris 9 untuk w diperoleh dari skema-VIII.

Baris 10 untuk p diisi dengan harga p yang ada di daftar 3a s esuai dengan

masing-masing kolom.
PR ୱiୱ ୱ
1 untuk r ditentukan dari : r arctan , sedangkan unt
Baris 1 uk harga nya
PR ୱୱୱ ୱ
dilihat dari tanda pada masing–masing kuadran.

Baris 12 untuk g ditentukan dari : g = V + u + w + p + r

Baris 13 untuk nx3600 ditentukan dari kelipatan 3600 , maksudnya u ntuk mencari

harga kelipatan 3600 terhadap g, besaran tersebut diisikan pada baris ke 13.

Misalnya : 1181 maka n x 360 = 3 x 360 = 1080, dan harga ini masih dibawah

dari harga 1181, yang diisikan adalah 1080.


PR
Baris 14 untuk A ditentukan dengan rumus : A =

ୱf ୱୱ+wୱ
o o
Baris 15 untuk g ditentukan dari g = g – (n x 360)

IV - 24
Bab IV Hasil dan Analisis

Tabel 4.13. Skema VIII:

Tabel 4.13 Skema VIII dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu :

1) Untuk menghitung (1+W) dan w untuk S2 dan MS4.

2) Untuk menghitung (1+W) dan w untuk K1.

3) Untuk menghitung (1+W) dan w untuk N2.

w dan (1+W), S2, MS4


VII : K1 : V = 86.46
VII : K1 : u = 5.115
Jumlah : V + u = 91.575
Daftar 10 : S2 : w/f = -1.94
Daftar 10 : S2 : W/f = 0.28
daftar 5 : K2 : f = 0.78
w = -1.51
W = 0.22
1+W = 1.22
w dan (1+W) untuk K1
VII : K1 : 2V = 172.92
VII : K1 : u = 5.115
VIII
Jumlah : 2V + u = 178.035
Daftar 10 : K1 : wf = -0.96
Daftar 10 : K1 : Wf = -0.33
Daftar 5 : K1 : f = 0.90
w = -1.23
W = -0.33
1+W = 0.67
w dan (1+W) untuk N2
VII : M2 : 3V = 876.33
VII : N2 : 2V = 46.58
Selisih (M2-N2) = 109,75
Daftar 10 : N2 : w = 10.4
Daftar 10 : N2 : 1+W = 0.95

Untuk menghitung (1+W) dan w untuk S2 dan MS4 :

Baris 1 adalah harga V untuk K1 ; Misal : V = 86,46

Baris 2 adalah harga u untuk K1 ; Misal : u = 5,115

Baris 3 adalah penjumlahan V dan u atau (V + u ) merupakan sudut.

Misal : (V + u ) = 86,46 + 5,115 = 91,575

IV - 25
Bab IV Hasil dan Analisis

Baris 4 adalah w/f diperoleh dengan cara interpolasi menggunakan daftar 10.

Cara hitungan :

(V + u) = 91,575 nilai ini berada diantara sudut 90° dan 100° (bedanya 10),

beda antara 91,575 - 90° = 1,575

Jadi cara interpolasi untuk menghitung w/f adalah :


ୱୱ,ୱୱୱ−ୱୱ
ୱୱ
w/f = w/f K2 sudut 90 + (
ୱ,ୱୱୱ − ‫( ݔ‬f K2 sudut 100 − f K2 sudut 90))
-2,6 + ( ‫ ( ݔ‬1,6 – (-2,6)))
=
ୱୱ

= -2,6 + ( 0,1575 ‫ ( ݔ‬4,2 ))

= -2,6 + ( 0,6615 )
=
-1,9385 ≈ -1,94
Baris 5 adalah W/f diperoleh dengan cara interpolasi menggunakan Tabel nilai w,

W dan 1+W.

Cara hitungan :

(V + u) = 91,575 nilai ini berada diantara sudut 90° dan 100° (beda nya 10), beda

antara 91,575 - 90° = 1,575

Jadi cara interpolasi untuk menghitung W/f adalah :


ୱୱ,ୱୱୱ−ୱୱ
ୱୱ
W = W/f K2 sudut 90 - (
− ‫( ݔ‬W/f K2 90 − W/f K2 100))
ୱ,ୱୱୱ
= 0,284 - ( ‫( ݔ‬0,284 – 0,256 ))

ୱୱ

= 0,284 - ( 0,1575 ‫ ݔ‬0,028 )

= 0,284 - ( 0,00441 )

= 0,27959 ≈ 0,28

IV - 26
Bab IV Hasil dan Analisis

Baris ke 6 adalah f diperoleh dengan sama dengan seperti skema-VII (Tabel 4.12)

Baris 7 adalah w diperoleh dengan cara : w = w/f (baris 5) x f (baris 6).

Jadi nilai

W = -1,94 * 0,78

= -1,5132 ≈ -1,51

Baris 8 adalah W diperoleh dengan cara : W = W/f (baris 5) x f (baris 6).

Jadi nilai W = 0,28 * 0,78 = 0,2184 ≈ 0,22

Baris 9 adalah (1+W) diperoleh dengan cara : 1+W (baris 8).

Jadi nilai

(1+W) = 1 + (0,22)

= 1,22

Untuk menghitung (1+W) dan w untuk K1 :

Baris 1 adalah harga 2v untuk K1 (baris ke 7 skema-VII)

Misal : 2 * 86,46 = 172,92

Baris 2 adalah harga u untuk K1 (baris ke 8 skema-VII)

Misal : 5,115

Baris ke 3 adalah penjumlahan 2V dan U atau (2V + u ) merupakan s udut

Misal (2V + u ) = 172,92 + 5,115 = 178,035

Baris 4 adalah wf diperoleh dengan cara interpolasi menggunakan daftar 10.

Cara hitungan :

(2V + u ) = 178,035

nilai ini berada diantara sudut 170° dan 180° (bedanya 10). Beda antara

178,035-170 = 8,035

IV - 27
Bab IV Hasil dan Analisis

Jadi cara interpolasi untuk menghitung wf adalah :


ୱୱୱ,ୱୱୱ−ୱୱୱ ୱୱ
Wf = wf K1 sudut 170 - (
− ‫( ݔ‬wf K1 sudut 180 − wf K1 sudut 170))
଼,ୱୱୱ
= -4,9 - ( ‫( ݔ‬0 – (-4,9)))

ୱୱ

= -4,9 + ( 0,8035 ‫ ݔ‬4,9 )

= -4,9 + ( 3,93715 )

= -0,96285 ≈ -0,96
Baris 5 adalah Wf diperoleh dengan cara interpolasi menggunaka n daftar 10.

Cara hitungan :

(2V + u ) = 178,035 nilai ini berada diantara sudut 170° dan 180° (bedanya 10).

Beda antara 178,035-170 = 8,035

Jadi cara interpolasi nya untuk menghitung Wf adalah :


ୱୱୱ,ୱୱୱ−ୱୱୱ
Wf K1 sudut 170 + ( − ‫( ݔ‬Wf K1 sudut 180 − Wf K
W/f = 1 sudut 170))
ୱୱ
଼,ୱୱୱ
0,323 + ( ‫( ( ݔ‬-0,331) – (-0,323 )))
=-
ୱୱ

= -0,323 + ( 0,8035 ‫ ݔ‬-0,008)

= -0,323 + ( -0,006428 ) = -0,32943 ≈ -0,33


Baris 6 adalah f diperoleh dengan cara interpolasi, cara interpolasiny a sama
dengan skema-VII.
wf ୱୱୱୱiୱ ୱୱ
Baris 7 adalah w diperoleh dengan cara : ‫= ݓ‬

f ୱୱୱୱiୱ ୱୱ
Baris 8 adalah W diperoleh dengan cara :
wf ୱୱୱୱiୱ ୱୱ
‫=ݓ‬
f ୱୱୱୱiୱ ୱୱ

−ୱ,ୱୱ
‫=ݓ‬
ୱ,ୱୱ

‫ = ݓ‬-1,23
IV - 28
Bab IV Hasil dan Analisis

Baris 9 adalah (1+W) diperoleh dengan cara : 1+W (baris 8)

Jadi 1 + W = 1 + (-0,33) = 0,67

Untuk menghitung (1+W) dan w untuk N2 :

Baris 1 adalah harga 3V untuk M2 (Baris ke 7 skema-VII).

Jadi 3V M2= 3 x 292,11 = 876,33

Baris 2 adalah harga 2V untuk N2 (Baris ke 7 skema-VII).

Jadi 2V untuk N2 = 2 x 23,29 = 46,58

Baris 3 adalah selisih 3V dan 2V atau ( 3V – 2V) merupakan sudut.

Jadi ( 3V – 2V) = 876,33 – 46,58 = 829,75

Karena nilainya terlalu besar maka diusahakan nilainya menjadi kec il dengan cara

menggunakan nilai pembantu kelipatan 360. Nilai Pembantu nya yaitu :

2*360 = 720. Jadi nilai hasil awal dikurangi dengan nilai pembantu k elipatan 360,

maka menghasilkan perhitungan : 829,75 – 720 = 109,75

Baris 4 adalah w diperoleh dengan cara interpolasi menggunakan daft ar 10.

Cara hitungan : (M2 - N2) = 109,75

nilai ini berada diantara sudut 100° dan 110° (beda nya 10).

Beda antara 109,75– 100° = 9,75

Jadi cara interpolasi untuk menghitung w adalah :


ୱ,ୱୱୱ
w = w sudut 100 + ( − ‫( ݔ‬w sudut 110 – w sudut 100))

ୱୱ

= 10,6+ ( 0,975 ‫ ( ݔ‬10,4 – 10,6 ))


= 10,6 + ( -0,195 )

= 10,405 ≈ 10,4

Baris 5 adalah 1+ W diperoleh dengan cara interpolasi menggunakan daftar 10.

Cara hitungan :

IV - 29
Bab IV Hasil dan Analisis

(3V -2V) = 109,75 nilai ini berada diantara sudut 100° dan 110° (beda nya 10).

Beda antara 109,75 – 100 = 9,75

Jadi cara interpolasi untuk menghitung w adalah :


ୱ,ୱୱ
1+W = + W sudut 100 + ( − ‫( ( ݔ‬1+ W sudut 110) − (1+ W sudut 100)))

ୱୱ

= 0,984 + ( 0,975 ‫ ( ݔ‬0,953 – 0,984 ))


= 0,984 + ( -0,030225 )

= 0,95377 ≈ 0,95
o
Setelah selesai pindahkan harga amplitude (A) dan kelambatan fa se (g ) untuk

setiap k omponen dari skema-VII ke hasil terakhir dengan nilai pembu latan.

HASIL AKHIR

S0 M2 S2 N2 K1 O1 M4 MS4 K2 P1

A cm 119.32 52.66 38.11 6.91 21.17 11.68 0.71 0.88 10.28 6.99

g° 280 213 237 271 270 288 294 213 271

IV - 30
Bab IV Hasil dan Analisis

Penentuan Air Rendah dan Air Tinggi Menengah

Dengan analisa pasang surut metoda Admiralty ini dapat ditentukan besarnya

tinggi muka air rata-rata dengan cara sederhana, yaitu dengan menggunakan

rumus :

Ho = 119,32 cm

dimana :

Ho = kedudukan muka air rata-rata terhadap skala nol palem

Gerakan pasang surut laut dipengaruhi 5 komponen harmonik pasang surut yang

paling dominan, yaitu :

M2 = komponen pasut harian ganda yang dipengaruhi bulan dengan periode

12.4 jam

N2 = komponen pasut harian ganda pengaruh eliptis bulan dengan periode

12.6 jam

S2 = komponen pasut harian ganda yang dipengaruhi matahari peri ode 12 jam

O1 = komponen pasut harian tunggal yang dipengaruhi deklinasi bulan dengan

periode 25.82 jam

K1 = komponen pasut harian tunggal yang dipengaruhi deklin asi matahari

dengan periode 23.93 jam

Pengaruh dari kelima komponen di atas akan mengakibatkan terjadinya air rendah

menengah dan air tinggi menengah.

Didefinisikan bahwa :

H = A(M2) + A(N2) + A(S2) + A(01) + A(K1)

= 130,53 cm

IV - 31
Bab IV Hasil dan Analisis

Kedudukan air tinggi menengah (ATM):

ATM = Ho + H

= 249,85 cm

Kedudukan air rendah menengah (ARM):

ARM = Ho - H

= -11,21 cm

Dengan menggunakan rumus diatas didapat kedudukan Air Rendah Menengah

sebesar -11,21 cm terhadap skala nol palem. Dan sebagai faktor keamanan

ditambah sebesar +1.21 cm sehingga didapat ARM definitif sebesar -10 cm.

Kedudukan Air Tinggi Menengah dari hitungan didapat sebesa r +249,85cm

terhadap skala nol palem, dan ditambah faktor keamanan sebesar -4,8 5 cm didapat

ATM definitif sebesar +245 cm. Kedudukan Air Tinggi Menengah ( HWL) adalah

+255 cm terhadap kedudukan Air Rendah Menengah ( LWL ± 0.00 ). Sedangkan

untuk indeks Formzhal (F) dapat dilihat hasilnya sebagai berikut:

AK AO1
F  1
AM 2 AS 2

Dimana :

O1 = Ampitudo komponen pasut tunggal utama yang disebabk an oleh gaya

tarik bulan

K1 = Ampitudo komponen pasut tunggal utama yang disebabkan oleh gaya

tarik bulan dan surya

M2 = Ampitudo komponen pasut ganda utama yang disebabkan oleh gaya

tarik bulan

IV - 32
Bab IV Hasil dan Analisis

S2 = Ampitudo komponen pasut ganda utama yang disebabkan oleh gaya

tarik surya

Dimana nilai Formzahl :

F = 0.00 – 0.25 ; pasut bertipe ganda (semi diurnal)

F = 0.26 – 1.50 ; pasut bertipe campuran dengan tipe ganda yang menonjol

(mixed, mainly semi diurnal)

F = 1.51 – 3.00 ; pasut bertipe campuran dengan tipe tunggal yang menonjol

(mixed, mainly diurnal)

F > 3.00 ; pasut bertipe ( diurnal)

Loka si Indeks Formzhal Tipe Pasang surut


Bersifat campuran dengan tipe ganda
Tum umpa 0.37
yang menonjol
Tabel 4.14. Indeks Formzhal

S ifat dari pasang surut di ketiga lokasi ini sama dikarenakan m asih di dalam

satu wilayah perairan laut dan pantai. Pasang dan surut yang teradi di kedua lokasi

ini me nunjukkan di dalam satu hari (24 jam) terjadi 2 (dua) kali pasang dan surut

akan t etapi diselingi juga pada saat umur bulan kuartir (perbani) hanya terjadi

sekali pasang dan surut. Sehingga dari indeks Formzhal di dapatka n bahwa tipe

pasang surutnya adalah bersifat campuran.

Data-data di atas menunjukan bahwa Pasang surut di Tumumpa sebagai berikut:

 HWS (muka air tertinggi) = 2 (M2+S2+K1+O1)


= + 2,4724 m = 2,5 m
 MSL (muka air rata-rata) = S0
= + 1,1932 m = 1,193 m
 LWS (muka air terendah) = 0m

IV - 33
Bab IV Hasil dan Analisis

4.3.2 Analisis data Angin


Data angin yang diperlukan adalah data arah dan kecepatan

angin. Data tersebut didapatkan dari BMKG Jakarta Pusat Tahun

2007-2013.

Adapun langkah-langkah untuk mencari kecepatan dan arah

angin dominan adalah sebagai berikut :

1. Penggolongan berdasarkan jumlah kecepatan dan arah

angin tiap tahun. Dalam perhitungan disini dihitu ng

komulatif 3 tahun seperti dilihat dalam tabel 5.2

2. Dari tabel 5.2 dapat dicari prosentase masing-m asing arah

dan kecepatan angin seperti dilihat dalam tabel 5.3

Gambar Wind Rose (mawar angin) untuk masing-masing arah d an kecepatan

sesuai dengan prosentase yang telah dicari, dapat dilihat pada gamba r 5.1.

IV - 34
Bab IV Hasil dan Analisis

Tabel 4.15. Kecepatan Angin Rata-Rata/Maksimum Bulanan (knot).

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013


BULAN Arah Arah Arah Arah Arah Arah Arah
Kec. Rata- Kec. Rata- Kec. Rata- Kec. Rata- Kec. Rata- Kec. Rata- Kec. Rata-
Angin Angin Angin Angin Angin Angin Angin
Max. rata. Max. rata. Max. rata. Max. rata. Max. rata. Max. rata. Max. rata.
Max Max Max Max Max Max Max
Knot Knot Knot Knot Knot Knot Knot Knot Knot Kno t Knot Knot Knot Knot
(...˚) (...˚) (...˚) (...˚) (...˚) (...˚) (...˚)

Januari 10,34 5,95 49,63 13,81 6,77 59,25 11,91 5,51 266,48 10,04 4,77 275,75 9,97 3,9 9 275,62 10,07 4,53 312,65 15,45 5,90 276,74

Februari 9,59 5,35 52,90 10,44 5,06 32,58 12,65 5,12 271,50 10,34 6,08 41,04 14,39 5,1 4 240,95 10,66 4,61 9,35 12,69 5,86 268,34

Maret 10,48 4,88 50,06 10,92 5,35 249,16 9,04 4,05 263,28 9,61 5,08 359,75 14,40 4,0 3 258,51 10,22 5,03 288,89 10,30 4,51 2,25

April 8,62 3,89 34,07 8,22 3,96 242,67 8,86 4,45 281,09 10,05 3,84 55,73 11,78 4,4 0 270,37 7,04 2,50 43,68 8,36 3,40 227,06

Mei 7,23 4,08 206,31 10,17 5,28 181,94 10,42 3,83 229,85 9,55 4,20 87,99 10,68 4,2 8 224,52 8,32 3,41 232,68 10,50 3,67 285,71

Juni 13,17 4,54 238,55 12,44 5,40 176,70 10,51 5,52 172,14 7,62 3,98 166,17 14,99 5,8 5 163,22 13,54 5,08 257,96 7,82 3,12 257,41

Juli 11,49 6,97 156,25 12,55 5,95 153,58 12,48 6,03 178,50 7,31 3,35 193,85 13,20 7,6 9 154,91 13,17 4,54 233,30 11,42 4,26 280,00

Agustus 11,71 7,15 174,24 12,53 6,53 155,68 13,36 6,82 176,54 9,37 3,91 157,10 16,85 8,3 2 160,51 11,70 6,30 169,17 10,39 5,77 250,17

September 10,82 6,00 177,39 9,35 4,57 166,88 10,95 5,48 176,26 7,49 3,82 108,52 13,99 5,1 6 175,61 9,63 4,04 175,07 8,76 4,71 167,20

Oktober 8,79 4,07 171,29 8,89 4,18 183,70 9,32 3,90 228,83 8,52 3,02 120,12 9,11 3,8 4 112,49 9,09 4,06 168,63 9,14 3,63 195,81

November 10,94 4,65 244,25 11,70 4,15 76,83 10,86 5,13 284,53 7,19 3,06 76,64 6,92 2,9 2 48,21 8,37 3,63 245,60 8,37 3,45 241,21

Desember 12,04 4,23 65,44 11,40 4,40 266,42 9,11 3,84 328,38 12,67 4,50 281,06 10,21 4,54 311,26 8,11 3,91 47,90 9,56 4,18 258,78

IV - 35
Bab IV Hasil dan Analisis

Interval waktu catatan yang diperoleh dari BMKG Jakarta Pusat

adalah dari tahun 2007-2013. Arah angin dinyatakan dalam

bentuk delapan penjuru angin (Utara, Timur Laut, Timur,

Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat dan Barat Laut).

Kecepatan dinyatakan dalam satuan knot, di mana 1 knot sama

dengan 1,852 km/jam. Tabel 4.5. (Arah Angin Maksimum)

menyajikan statistik data angin bulanan maksimum untuk kurun

waktu total 7 tahunan. Statistik angin bulanan untu k mengetahui

perilaku angin (dan gelombang yang ditimbulkan nantinya)

menurut bulan kejadiannya. Pengolahan data angin yang

dilakukan adalah sebagai berikut:

 Kecepatan angin dinyatakan dalam knot, dikelompokkan

dalam 5 interval, yaitu kecepatan < 13 knot, 14-15 knot,

16-20 knot, 21-26 knot dan kecepatan > 27 kn ot.

 Diadakan pemilahan data berdasarkan a rah (delapan

penjuru angin) dan kecepatan angin (lim a kelompok

kecepatan tersebut di atas). Dengan demiki an terbentuk

matriks yang barisnya berupa delapan penjuru angin,

sedangkan kolomnya berupa interval kecepatan angin.

Elemen matriks ini menyatakan jumlah kejadian angin

bulanan maksimum yang bertiup dari arah tertentu dengan

kecepatan tertentu.

 Jumlah kejadian dalam matriks tersebut di atas dengan

mudah dapat dikonversikan ke prosentase. Apabila elemen


IV - 36
Bab IV Hasil dan Analisis

matriks dinyatakan dalam prosentase, matriksnya disebut

tabel "mawar angin". Mawar angin-nya sendiri merupakan

visualisasi dari tabel windrose.

Sebagai ringkasan atas statistik data angin, disajikan ikhtisar berikut ini dengan

pengertian bahwa ikhtisar ini diperoleh dari data selama 7 tahun.

Tabel 4.16. Data persentase arah kecepatan angin periode 7 tahunan

360˚ 45˚ 90˚ 135˚ 180˚ 225˚ 270˚ 315˚


Kec. an gin Total
Utara Timur Timur Tenggara Selatan Barat Barat Barat
Knot %
Laut Daya Laut

1-4 - - - - - - - - 0

5-7 1.19 3.57 2.38 - 4.76 1.19 2.38 1.19 16.67

8-11 8.33 5.95 1.19 - 13.09 15.48 5.95 10.71 60.71

12-1 7 - 1.19 - - 11.90 5.95 3.57 - 22.62

18-2 1 - - - - - - - - -

≥ 22 - - - - - - - - -

Total % 9.52 10.71 3.57 0 29.76 22.62 11.90 11.90 100

Gambar 4.4. Wind Rose


IV - 37
Bab IV Hasil dan Analisis

Berdasarkan data diatas didapatkan kecepatan angin maksimum di lokasi rencana

adalah pada arah 180˚ (Selatan) dengan presentase 29.67% dengan kecepatan

maksimum 16,85 knot = 8,661 m/s (1 knot = 0,5144 m/s) terjadi pada bulam

Agustus tahun 2011.

Gambar 4.5. Data BMKG Kecepatan Angin pada Bulan Agustus 20 11

Dari data di atas Kecepatan Angin (BMKG)


 Angin dominan = dari arah Selatan Tenggara
 Angin maksimum = 16,85 knot = 8.661 m/s dari arah Selatan Tenggara

4.3.3 Perhitungan Gelombang dengan Berdasarkan Panjang Fetch


Di dalam tinjauan pembangkitan gelombang di laut, fetch dibatasi oleh

bentuk daratan yang mengelilingi laut. Di daerah pembentukan

gelombang, gelombang tidak hanya dibangkitkan dalam arah yang

sama dengan gelombang angin tetapi juga dalam berbagai sudut terhadap

arah angin.
IV - 38
Bab IV Hasil dan Analisis

Besarnya fetch dapat dicari dengan menggunakan persamaan :


Σ Σ𝑋𝑖𝐶𝑜‫ݏ‬
𝐶𝑜‫��ݏ‬
𝑎

𝐹ୱୱୱ =
Keterangan :

Feff = Fetch rerata efektif

Xi = Panjang segmen fetch yang diukur dari titik pengamatan

gelombang ke ujung akhir fetch

α = deviasi pada kedua sisi dari arah angin, dengan

menggunakan pertambahan 6º sampai sudut sebesa r 42º

pada kedua sisi dari arah angin.

Pada perhitungan disini menggunakan program Google Earth untuk

n.
menentukan sudut dan panjang segmen fetch yang ditentuka

Sesuai dengan arah dominan angin dan gelombang, maka untuk

perhitungan fetch menggunakan arah selatan. Penggambaran panjang

Fetch untuk arah selatan dapat dilihat di lampiran. Berikut Kami

sajikan contoh penggambaran panjang Fetch untuk arah selatan :

Gambar 4.6. Panjang Fetch Arah Selatan

IV - 39
Bab IV Hasil dan Analisis

Tabel 4.17. Perhitungan Panjang Fetch Arah Selatan

PERHITUNGAN FETCH RERATA EFEKTIF


Arah Utama Sudut Cos ɑ Xi (km) Xi . Cos ɑ Feff (km)
-42 0.743 0.470 0.349
-36 0.809 0.580 0.469
-30 0.866 0.690 0.598
-24 0.914 0.820 0.749
-18 0.951 1.000 0.951
-12 0.978 1.160 1.134
-6 0.995 1.620 1.612
Selatan 0 1.000 2.230 2.230 3.402
6 0.995 2.480 2.468
12 0.978 3.930 3.844
18 0.951 4.230 4.023
24 0.914 7.700 7.038
30 0.866 7.960 6.893
36 0.809 8.460 6.844
42 0.743 9.100 6.761
JUMLAH 13.512 45.963

Σ 𝑋𝑖 𝐶𝑜𝑠 𝑎 ୱୱ.ୱୱୱ

𝐹ୱୱୱ = Σ 𝐶𝑜𝑠 𝑎
= ୱୱ.ୱୱୱ
= 3.402 km

Adapun perhitungan Tinggi (H) dan Periode gelombang (T)

berdasarkan fetch, dapat dicari dengan langkah-lan gkah sebagai

berikut :

1. Berdasarkan kecepatan maksimum yang terjadi tiap bulan

dalam 1 tahunnya (dalam perhitungan kali ini, digunakan

data angin tahun 2011) dicari nilai RL dengan

menggunakan Grafik Hubungan antara Kecepatan Angin

Laut dan di Darat (lihat lampiran). Misal pada bulan

Agustus 2011 untuk arah Selatan, kecepatan angin = 16.85

knot, maka UL = 16.85 knot x 0,514 = 8,661 m/det.


IV - 40
Bab IV Hasil dan Analisis

Berdasarkan grafik Hubungan antara Kecepatan Angin Laut

(UW) dan di Darat (UL) sebagai berikut :

Gambar 4.7. Grafik Hubungan antara Kece patan Angin

Laut (UW) dan di Darat (UL)

didapat nilai RL = 1,2

1. Hitung UW dengan rumus

UW = UL x RL

= 8,661 x 1,208 = 10,462 m/dt

2. Hitung UA dengan rumus


1,23
UA = 0,71 x UW
1,23
= 0,71 x 10,462 = 12,747 m/dt

Dari nilai UA dan fetch, tinggi periode gelombang dapat dicari

dengan menggunakan grafik peramalan gelombang.

IV - 41
Bab IV Hasil dan Analisis

Gambar 4.8. Grafik peramalan gelombong

IV - 42
UA = 12,746 m/dt

Fetch = 3,402 km

Maka dari grafik peramalan gelombang diperoleh tinggi dan periode

gelombang sebagai berikut:

Tinggi gelombang (H) = 0,375 m

Periode gelombang (T) = 2,15 dt

Perhitungan tinggi dan periode gelombang selengkapnya dapat dilihat pada

tabel perhitungan tinggi dan periode gelombang.

Dari langkah-langkah perhitungan di atas digunakan untuk perhitungan

tinggi dan periode gelombang signifikan dan perhitungan time series

gelombang.

1. Perhitungan tinggi dan periode gelombang signifikan

Data yang dibutuhkan untuk menentukantinggi dan periode

gelombang signifikan yaitu data kecepatan angin sela ma 7 tahun

(2007-2013). Kecepatan angin yang digunakan merupakan ke cepatan angin

maksimum tiap bulan yang berasal dari arah angin paling d ominan yaitu

dari Selatan. Tinggi dan periode gelombang signifikan digu nakan untuk

perencanaan elevasi dermaga. Gelombang signifikan (H ) yait u H atau 1/3


S 33

nilai tertinggi dari hasil perhitungan gelombang yang telah diurutkan, begitu

pula dengan periodenya.

IV - 43
Tabel 4.18. Tinggi dan periode gelombang yang telah diurutkan.

No H T No H T No H T
1 0,375 2,150 31 0,253 1.893 61 0,213 1.790
2 0,340 2,090 32 0,251 1.889 62 0,212 1.789
3 0,325 2,041 33 0,249 1.885 63 0,211 1.788
4 0,320 2,022 34 0,247 1.881 64 0,210 1.787
5 0,309 2,012 35 0,246 1.879 65 0,208 1.785
6 0,305 2,005 36 0,244 1.867 66 0,207 1.784
7 0,302 2,002 37 0,243 1.865 67 0,206 1.782
8 0,300 2,000 38 0,242 1.853 68 0,205 1.781
9 0,295 1,995 39 0,24 1.847 69 0,202 1.779
10 0,291 1,991 40 0,239 1.845 70 0,2 1.765
11 0,291 1,991 41 0,237 1.841 71 0,197 1.756
12 0,290 1,990 42 0,236 1.839 72 0,196 1.760
13 0,285 1,972 43 0,236 1.837 73 0,194 1.753
14 0,284 1,971 44 0,236 1.836 74 0,194 1.753
15 0,280 1,968 45 0,234 1.832 75 0,193 1.748
16 0,276 1,964 46 0,233 1.830 76 0,191 1.731
17 0,275 1,963 47 0,232 1.829 77 0,186 1.708
18 0,272 1,960 48 0,230 1.824 78 0,180 1.695
19 0,270 1,958 49 0,229 1.822 79 0,177 1.688
20 0,267 1,934 50 0,229 1.821 80 0,175 1.661
21 0,265 1,922 51 0,228 1.817 81 0,174 1.653
22 0,264 1,920 52 0,227 1.814 82 0,172 1.644
23 0,264 1,920 53 0,226 1.813 83 0,170 1.629
24 0,263 1,918 54 0,225 1.812 84 0,165 1.618
25 0,263 1,918 55 0,224 1.810
26 0,262 1,909 56 0,223 1.807
27 0,261 1,907 57 0,220 1.800
28 0,260 1,901 58 0,219 1.799
29 0,255 1.898 59 0.218 1.796
30 0,254 1.896 60 0,214 1.791

IV - 44
N= 1/3X 84= 28 data
Tabel 4.19. Tinggi dan periode Gelombang Signifikan

H T 0.280 1.968
0.375 2.150 0.276 1.964
0.340 2.090 0.275 1.963
0.325 2.041 0.272 1.960
0.320 2.022 0.270 1.958
0.309 2.012 0.267 1.934
0.305 2.005 0.265 1.922
0.302 2.002 0.264 1.920
0.300 2.000 0.264 1.920
0.295 1.995 0.263 1.918
0.291 1.991 0.263 1.918
0.291 1.991 0.262 1.909
0.290 1.990 0.261 1.907
0.285 1.972 0.260 1.901
0.284 1.971 ∑ = 8.054 ∑ = 55.294

଼.ୱୱୱ
33 = = Ͳ.ʹ ͺͺ 𝑚
H ୱୱ
ୱୱ.ୱୱୱ
33 �
= = ͳ.ͻ଼ͷ ‫�𝑖ݐݏݏ‬
T ୱୱ

injauan Dimensi Dermaga

4.4 T

Dimensi suatu pelabuhan ditentukan berdasarkan panjang dan lebar

dermaga, kedalaman kolam pelabuhan dan luas daerah pendukung

operasinya. Semua ukuran ini menentukan kemampuan pelabuhan dalam

penanganan kapal dan barang. Berikut ini adalah pembahasan mengenai

tipe, ukuran, bentuk, lokasi dan fasilitas laut Pelabuhan Perikanan Pantai

Tumumpa.

IV - 45
4.5 Tipe Dermaga

Berdasarkan kondisi batimetri di lokasi rencana pelabuhan, kedalaman

yang diperlukan agar kapal 150 GT dapat beroperasi dengan baik berjarak

sekitar ±30 m dari tepi pantai. Kondisi batimetri di lokasi rencana dermaga

memiliki kemiringan dasar laut yang landai dan dangkal, dengan kondisi

demikian tipe dermaga yang direncanakan Jetty membentuk sudut terhadap

garis pantai.

4.6 Penentuan Tinggi Elevasi Dermaga

Untuk kebutuhan tinggi elevasi dermaga disesuaikan de ngan kondisi

muka air rencana pasang surut daerah setempat ditambah dengan suatu

angka kebebasan agar tidak terjadi limpasan (Overtopping) pada keadaan

gelombang saat pasang tertinggi. Untuk menghitung elev asi dermaga,

digunakan rumus sebagai berikut:

Elevasi Dermaga = HWS + 1/2HS + Freeboard

(Petunjuk Perencanaan Fasilitas Laut Pelabuhan Perikanan, unt uk dermaga

yang relatif tidak terkena pengaruh gelombang)

Keterangan:

Elevasi dermaga = Tinggi dek dermaga (m) dari LWS

HWS = Muka air tertinggi (m) dari LWS

Hs = Tinggi gelombang recana (m)

Freeboard = Tinggi jagaan = 0,10 – 0,50 m

IV - 46
Sehingga diperoleh tinggi elevasi Pelabuhan Perikanan Pantai Tumumpa

sesuai kebutuhan dengan mengasumsikan ketinggian gelombang pada

daerah kolam pelabuhan setengah dari tinggi gelombang maksimum yang

terjadi pada perairan laut sekitar Tumumpa adalah:

Elevasi Dermaga = 2,50 + ½(0,288) + 0,5 = 3.144 ≈ 4 m

4.7 Panjang Dermaga

Kebutuhan panjang dermaga disesuaikan dengan kebutuhan

pelabuhan. Perhitungan kebutuhan panjang dermaga berdasark an Peraturan

Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Kepelabuhanan Perika nan adalah:


𝑵. 𝒉. 𝒏

𝑳𝒅 = ୱ𝑳𝒌 + 𝒔ୱ
Keterangan: 𝒅

Ld = Panjang dermaga (m)

Lk = Panjang kapal (m)

s = Jarak antar kapal (m)

N = jumlah fishing trip/tahun

h = lama kapal di dermaga (jam)

n = jumlah kapal

d = lama fishing trip/tahun (hari)

IV - 47
Bab IV Hasil dan Analisis

Pengembangan Pelabuhan Perikanan Pantai Tumumpa dengan asumsi

bahwa jumlah kapal yang akan sandar maksimum 1 buah 150 GRT dengan

data sebagai berikut:

Lk = 30,00 m

s = 1,5 m

N = 2100 trip untuk 75 kapal (1 kapal = 28 trip)

h = 24 jam

n = 75 kapal setahun (diambil untuk 1 kapal)

d = 7 hari (168 jam)

(Data: Laporan Tahunan Balai PPP Sulawesi Utara, Pelabuh an Perikanan

T umumpa tahun 2014). sehingga panjang dermaga yang dibutu hkan adalah:
ୱୱ.ୱୱ.ୱ

𝐿଼ = ୱ͵ Ͳ + ͳ,ͷୱ ୱୱୱ
= ͳʹ ଼ 𝑚
4.8 Lebar Dermaga

Penentuan lebar dermaga disesuaikan dengan kebutuhan untuk

sirkulasi dan aktifitas tetapi tidak kurang dari 4 m untuk dermaga jenis jetty

dan pier serta tidak kurang dari 2 m untuk dermaga jenis w harf. Desain

dermaga Perikanan Tumumpa adalah tipe jetty dengan rencana lebar

dermaga 8 m.

IV - 48
Bab IV Hasil dan Analisis

Gambar 4.9. Kontruksi Bangunan Jetty

4.9 Kolam Putar

Turning Basin atau kolam putar diperlukan agar kapal dapat mudah

berbalik arah. Luas area untuk perputaran kapal sangat dipe ngaruhi oleh

ukuran kapal, sistem operasi dan jenis kapal. Radius kolam putar

berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang

Kepelabuhanan Perikanan menetapkan rumus sebagai berikut:

D = 1,5 x LOA

Keterangan:

ATB = luas kolam putar (m2)

D = diameter kolam putar (m)

LOA = panjang kapal (m)

N = jumlah kolam putar


IV - 49
Bab IV Hasil dan Analisis

Pelabuhan Perikanan Pantai Tumumpa dengan jumlah kolam putar yang

direncanakan adalah satu, maka luas area kolam putar pelabuhan adalah:

D = 1,5 x 30 m= 45 m
ͳ
N π[‫ۃ‬1,5LOA‫] ۄ‬ 2
ATB =
Ͷ
ATB = ¼ x 1 x π x 452 = 1.590,431 m2 = 0.159 ha

4.10 Areal Tambatan/sandaran Kapal

Kebutuhan luas area tambat yang diperlukan berdasark an Peraturan

Mentri Kelautan dan Perikanan tentang Kepelabuhanan Perikanan

menetapkan rumus sebagai berikut:

A = 1,8 L x 1,5 L

Keterangan:

A = Luas area tambat (m2)

L = Panjang kapal (m)

J umlah kapal yang direncanakan untuk bertambat adalah s ebanyak satu

buah kapal, maka area tambat pelabuhan penyeberangan adalah :

A = 1,8 x 30 x1,5 x 30 = 2.430 m2 = 0,243 ha

4.11 Luas Kolam

Perencanaan kolam harus menunjang kemudahan pergerakan manuver

kapal dan dapat menampung kegiatan yang dilakukan oleh kapal mulai dari

kedatangan sampai keberangkatan. Formula perhitungan kebutuhan luas

kolam pelabuhan adalah sebagai berikut:

A = Ap + 2Ak + Al

IV - 50
Bab IV Hasil dan Analisis

Dimana : A = Luas Kolam Pelabuhan (m2)

Ap = Luas Area Putar (m2)

Ak = Luas Total Kapal yang berlabuh setiap hari (m2)

Al = Luas area yang diperlukan untuk lalu lintas (m2)

(umumnya diambil = Ak)

Berdasarkan luas kolam putar dan area tambat, maka luas kolam

pelabuhan adalah:

A = 1.590,431 + 2x2.430 + 2.430 = 6.452.861 m2 = 0,645 ha

4.12 Kedalaman Kolam

Kedalaman kanal dan pelabuhan ditentukan oleh faktor-faktor

draft kapal dengan muatan penuh, tinggi gelombang maksi mum, tinggi

ayunan kapal (squat), jarak aman antara luas dasar perairan dan beberapa

faktor yang dapat dihitung sebagai berikut:

H = d+G+C+P+S+K

Keterangan:

H = Kedalaman kolam (m)

d = Draft kapal (m)

G = Gerak vertikal kapal karena gelombang dan squat (m)

dapat diambil 1/5 x d

C = Ruang kebebasan bersih (m)

Dasar perairan pasir, C = 0,5 m

Dasar perairan batu, C = 0,75 m

Dasar perairan karang, C = 1,00 m

IV - 51
Bab IV Hasil dan Analisis

P = Ketelitian Pengukuran (m)

S = Endapan sedimen Antara dua periode pengerukan (m)

K = Toleransi Pengukuran (m)

H = 2,5 + (1/5x2,5) + 1,00 + 0,5 + 0,5 + 0,4

H = 5,4 m

Gambar 4.10. Kedalaman Kolam

4.13 Panjang Alur Pelayaran

Panjang alur pelayaran tergantung dari topografi dasar perairan dan

kedalaman alur yang diinginkan. Sedangkan untuk arah alur pelayaran

tergantung dari arah angin dominan, topografi dasar perairan dan

material dasar perairan.

IV - 52
Bab IV Hasil dan Analisis

4.14 Lebar Alur Pelayaran

Pada perhitungan lebar alur pelayaran Pelabuhan Perikanan

berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang

penyelenggaraan pelabuhan perikanan dapat dilakukan dengan

rnenggunakan rumus:

 Untuk alur pelayaran satu kapal

(1,0-2,0)B + (1,6-2,0)B + (1,0-2,0)B

1,5 B 1,8 B 1,5 B

LLWS

Gambar 4.11. Lebar Alur Untuk Satu Kapal

 Untuk alur pelayaran dua kapal



 (1,0-2,0)B + (1,6-2,0)B + B + (1,6-2,0)B + (1,0-2,0)B


 dimana :


 B = Lebar karakteristik kapal (m)

W = Lebar Alur (m)

1,5 B 1,8 B B 1,8 B 1,5 B

LLWS

Gambar 4.12. Lebar Alur Untuk Dua Kapal

IV - 53
Bab IV Hasil dan Analisis

Berdasarkan ketentuan lebar alur pelayaran untuk satu kapal, maka luas

lebar alur pelayaran minimum adalah:

W = 1,5B + 1,8B + 1,5B

= (1,5x6,45) + (1,8x6,45) + (1,5x6,45)

W = 30,96 m

Sedangkan ketentuan lebar alur pelayaran untuk dua kapal, maka luas lebar

alur pelayaran minimum adalah:

W = 1,5B + 1,8B + B + 1,8B + 1,5B

= (1,5x6,45) + (1,8x6,45) + (6,45) + (1,8x6,45) + (1,5x6,45)

W = 49,02 m

IV - 54

Anda mungkin juga menyukai