Makalah Bhs & Sastra
Makalah Bhs & Sastra
Makalah Bhs & Sastra
Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi
Nama Kelompok 4:
1. Neta Karlina
2. Denda Sapti Aryantika
3. Pardiono
4. Dendi
5. Lalu Putra Indra Nur
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "strategi pembelajaran menyimak sebagai fokus di
SD" dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa dan
Sastra di Kelas Tinggi. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Jusratul Aini, M.Pd selaku dosen mata kuliah
Bahasa dan Sastra di Kelas Tinggi. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................3
A. Kesimpulan.................................................................................................................
B. Saran...........................................................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa tujuan dari pembelajaran menyimak?
2. Bagaimana peran guru dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam bahasa lisan?
3. Apa yang dimaksud dengan;
a) Materi
b) Metode
c) Media
d) Penilaian dan,
e) Contoh kegiatan dalam pembelajaran menyimak?
C. Tujuan
1. Memahami tujuan dari pembelajaran menyimak!
2. Paham dengan peran seorang guru dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam bahasa
lisan!
3. Memahami maksud dari:
a) Materi
b) Metode
c) Media
d) Penilaian dan,
e) Contoh kegiatan dalam pembelajaran menyimak!
BAB II
PEMBAHASAN
Ketika anak mulai bersekolah di sekolah dasar, mereka harus menggunakan bahasa
Indonesia untuk berkomunikasi. Bahkan belajar membaca dan menulis dilakukan dengan
menggunakan bahasa Indonesia. Sementara kosa kata yang mereka kuasai adalah bahasa
daerah. Oleh karena itu, sejak anak-anak masuk dekolah dasar, guru membiasakan siswa
mendengarkan dan bercakap-cakap dalam bahasa Indonesia, sehingga pengayaan kosa kata dan
pengenalan aturan berbahasa Indonesia cepat dapat dilakukan.
Menyimak sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa memiliki tujuan untuk
memperoleh informasi, menangkap isi serta memahami makna komunikasi yang hendak
disampaikan oleh pembicara melalui ujaran. Dengan kata lain menyimak dikatakan bersifat
reseptif. Untuk dikelas awal SD tujuan pembelajaran menyimak sebagai kemampuan berbahasa
lisan bertujuan untuk memperkaya kosa kata anak sehingga membantu siswa ketika belajar
membaca dan menulis.
Pengajaran menyimak oleh kebanyakan pengajar dianggap tidak perlu diajarkan karena
sudah implisit kedalam ketiga komponen yang lain. Adapula yang beranggapan bahwa
“mendengar” atau “menyimak” adalah suatu yang bersifat repleksif seperti halnya dengan
sendirinya berjalan, bergerak, tidak perlu diajarkan.
Pengajaran menyimak perlu diajarkan karena tanpa kemampuan menyimak tidak akan
mungkin diperolehkan keterampilan yang lain. Menyimak pada dasarnya adalah keterampilan
dasar yang mendasari keterampilan yang lain {membaca, menulis, berbicara}.
Agar anak mudah memperoleh kemampuan berbicara dan mendengarkan dalam bahasa
Indonesia, sebaiknya kegiatan pembelajaran diurutkan sesuai dengan kemampuan anak, yaitu
dari yang sangat sederhana sampai dengan yang agak sulit. Berikut ini urutan kemampuan
berbicara dan mendengarkan beserta dengan contoh pembelajaranang dapat dilatihkan guru
dikelas melalui kegiatan informal dan melalui permainan.
1 Kelas 1.10 menggali informasi dari teks laporan hasil pengamatan tentang gaya,
IV gerak, energy panas, bunyi, dan cahaya denganbantuan guru dan teman dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku.
1.12 menggali informasi dari teks cerita petualangan tentang lingkungan dan
sumber daya alam dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia
lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku
1.13 menggali informasi dari teks ulasan buku tentang nilai peninggalan
sejarah dan perkembangan Hindu-Budha di Indonesia dengan bantuan guru
dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan
memilah kosakata baku
2 Kelas 1.14 menggali informasi dari teks laporan buku tentang makanan atau rantai
V makanan, kesehatan manusia, keseimbangan ekosistem, serta alam dan
pengaruh kegiatan manusia dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosa kata baku.
1.15 menggali informasi dari teks pantun dan syair tentang bencana alam serta
kehidupan berbangsa dan bernegara dengan bantuan guru dan teman dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosa kata baku.
3 Kelas 1.16 menggali informasi dari teks laporan investigasi tentang ciri khusus
VI makhluk hidup dan lingkungan, serta campuran dan larutan dengan bantuan
guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan
memilah kosakata baku
Pemberian kesempatan kepada murid untuk saling menyampaikan pendapatnya secara lisan
dalam bentuk diskusi sangat besar artinya. Kesempatan ini juga dapat merupakan latihan untuk
murid mengemukakan kritik yang konstruktif. Kritik yang konstruktif, yang mengandung suatu
pemecah masalah, harus disampaikan secara sopan. Yang menerima kritik harus bersikap terbuka
agar dapat memanfaatkan kritik yang konstruktif tersebut. Suasana demikian ini diharapkan dapat
menimbulkan sikap tenggang rasa dan salingmenghormati.Keberhasilan suatu pembelajaran
menyimak tergantung pada adanya dua kondisi,yaitu pertama Guru harus memberikan teladan
sebagai penyimak yang kritis dan pembicara yang efektif pula, kedua setiap murid yang
berpartisipasi dalam diskusi harus memiliki informasi tertentu yang akan disampaikan kepada
teman-temannya. Saling memberikan dan menerima informasi, pendapat, atau gagasan merupakan
faktor utama untuk mencapai keberhasilan dalam diskusi.
C. Proses Menyimak
Mendengar tidaklah sama dengan menyimak. Mendengar mengacu pada
mengindera pesan yang diucapkan dari sumbernya, sedangkan menyimak merupakan proses
komunikasi yang sangat kompleks. Proses menyimak akan disebut berhasil jika pesan yang
dimaksud oleh pembicara sampai pada penyimak. Jika proses menyimak yang dilakukan kurang
baik maka dapat menyebabkan putusnya komunikasi dan terjadi salah paham sehingga dapat
menimbulkan masalah. Oleh karena itu, jika hal tersebut tidak ingin terjadi maka dapat di pahami
tahap-tahap yang terjadi dalam proses kegiatan menyimak.Tahap-tahap menyimak yaitu :
1. Tahap Mendengar
Tahap mendengar yaitu tahap dimana kita baru mendengar segala sesuatu yangdikemukakan
oleh pembicara atas apa yang pembicara bicarakan. Ini merupakantahap paling awal dari
proses menyimak. Pada tahap ini disebut hearing.
2. Tahap Memahami
Tahap memahami yaitu tahap bagi kita untuk mengerti atau memahami dengan baik isi
pembicaraan yang disampaikan oleh pembicara. Pada tahap ini kita memasuki tahap
understanding.
3. Tahap Menginterpretasi
Tahap menginterpretasi yaitu tahap ketika kita ingin menafsirkan atau menginterpretasikan isi,
butir-butir pendapat yang terdapat dan tersirat dalam ujaran itu. Dalam hal ini berarti kita sudah
memasuki tahap interpreting.
4. Tahap Mengevaluasi
5. Tahap Menanggapi
Tahap menanggapi yaitu tahap yang terakhir dalam proses menyimak. Penyimak menyambut,
mencamkan, dan menyerap serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh
pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya. Pada tahap
ini berarti kita sudah melalui tahap terakhir yang disebut tahap menanggapi/responding.
D. Jenis-Jenis Menyimak
Menurut Dawson dalam Tarigan, jenis menyimak dapat diklasifikasikan menjadi
dua bagian, yaitu:
1) Menyimak ekstensif
Menyimak ekstensif merupakan kegiatan menyimak yang berhubungan dengan hal-hal
yang umum dan bebas terhadap suatu bahasa. Dalam prosesnya di sekolah tidak perlu langsung
di bawah bimbingan guru. Pelaksanaannya tidak terlalu dituntut untuk memahami isi bahan
simakan. Bahan simakan perlu dipahami secara sepintas, umum, garis besarnya saja atau butir-
butir yang penting saja. Jenis menyimak ekstensif dapat dibagi empat:
a. Menyimak sekunder
Menyimak sekunder adalah sejenis mendengar secara kebetulan, maksudnya menyimak
dilakukan sambil mengerjakan sesuatu.
b. Menyimak estetik
Dalam menyimak estetik penyimak duduk terpaku menikmati suatu pertunjukkan misalnya,
lakon drama, cerita, puisi, baik secara langsung maupun melalui radio. Secara imajinatif
penyimak ikut mengalami, merasakan karakter dari setiap pelaku.
c. Menyimak pasif
Menyimak pasif merupakan penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang biasanya
menandai upaya penyimak pada saat belajar dengan teliti.
d. Menyimak social
Menyimak ini berlangsung dalam situasi sosial, misalnya orang
mengobrol, bercengkrama mengenai hal-hal menarik perhatian semua orang dan saling
menyimak satu dengan yang lainnya, untuk merespon yang pantas, mengikuti bagian-
bagian yang menarik dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa yang
dikemukakan atau dikatakan orang.
2) Menyimak intensif
Menyimak untuk jenis ini bahan-bahan yang disimak harus dipahami serta dirinci, diteliti
dan lebih mendalam. Oleh karena itu perlu adanya pengawasan, bimbingan dari guru. Adapun
yang tergolong menyimak intensif ada lima yaitu:
a. Menyimak kritik
Menyimak dengan cara ini bertujuan untuk memperoleh fakta yang diperlukan. Penyimak
menilai gagasan, ide, informasi dari pembicara.
b. Menyimak konsentratif
Menyimak konsentratif merupakan kegiatan untuk menelaah pembicaraan/hal yang
disimaknya. Hal ini diperlukan konsentrasi penuh dari penyimak agar ide dari pembicara
dapat diterima dengan baik.
c. Menyimak kreatif
Menyimak kreatif mempunyai hubungan erat dengan imajinasi seseorang. Penyimak dapat
menangkap makna yang terkandung dalam puisi dengan baik karena ia berimajinasi dan
berapresiasi terhadap puisi itu.
d. Menyimak interogatif
Menyimak interogatif merupakan kegiatan menyimak yang menuntut konsentrasi dan
selektivitas, pemusatan perhatian karena penyimak akan mengajukan pertanyaan setelah
selesai menyimak.
e. Menyimak eksploratori
Menyimak eksploratori atau menyimak penyelidikan adalah sejenis menyimak dengan
tujuan menemukan; hal-hal baru yang menarik, informasi tambahan mengenai suatu topik,
isu, pergunjingan atau buah bibir yang menarik.
Berikut ini urutan kemampuan berbicara dan mendengarkan beserta dengan contoh
pembelajaran yang dapat dilatihkan guru di kelas melalui kegiatan informal dan melalui
permainan. Urutkan kemampuan tersebut adalah sebagai berikiut.
Sebagai salah satu pengajaran menyimak di sekolah dasar diarahkan pada materi dan
bentuk pengajaran sebagai berikut:
Langkah-langkah :
Guru sebagai model pembelajaran membacakan atau memutar rekaman bunyi bahasa tersebut,
seperti fonem, kata mutiara, puisi pendek dengan perlahan-lahan serta intonasi yang jelas dan
tepat.
Siswa meniru ucapan guru. Peniruan ini dapat dilakukan secara individu, kelompok atau klasikal.
Keterampilan menulis, biasanya diberi soal. Diterapkan pada test listening. Simak, kerjakan soal.
Masuk dalam bahasa dan sastra, kaitannya dengan apresiasi. Misalnya pada pemutaran pada
pembacaan cerpen, setelah menyimak maka akan diberi apresiasi berupa menjawab unsur-unsur
instrinsik.
Deskripsi tersebut dikomunikasikan kepada siswa dan siswa mendengarkan serta menerka benda
apa yang dimaksud oleh guru.
Langkah-langkah : Metode simak tulis dikenal dengan dikte/imlak. Guru mempersiapkan bahan-
bahan yang akan didiktekan kepada siswanya. Siswa menulis apa yang diucapkan oleh guru.
Langkah-langkah :
Guru mengucapkan kalimat sederhana. Siswa menirukan ucapan guru. Guru mengucapkan kata
atau kelompok kata. Siswa menirukan ucapan guru. Selanjutnya siswa disuruh menghubungkan
ucapan yang pertama dan kedua sekaligus, sehingga menjadi kalimat yang panjang. Misalnya :
Langkah-langkah :
Guru membisikkan kaliamat kepada seseorang siswa. Siswa tersebut membisikkan kalimat tersebut
kepada siswa kedua, dan seterusnya sampai anak terakhir. Guru memeriksa apakah kalimat pesan
tersebut sampai kepada siswa terakhir dengan benar.
Langkah-langkah :
Siswa-siswa yang merasa malu untuk membicarakan atau bercerita dapat dibimbing dengan
pertanyaan guru, sehingga siswa bersangkutan menjawab pertanyaan guru. Pertanyaan yang
ajukan dapat berupa berbagai jenis pertananyaan sesuai dengan tema yang diajarkan. Misalnya,
untuk memperkenalkan diri siswa, guru dapat mengajukan sejumlah pertanyaan kepada siswa
mengenai nama orang tua, jumlah, umur, jumlah keluarga dan sebagainya.
Langkah-langkah ;
Metode identifikasi tema, kalimat topik, dan kata kunci ini pada prinsipnya sama. Perbedaannya
terletak pada materi yang harus diidentifikasi. Identifikasi tema untuk sebuah wacana/cerita. Siswa
disuruh menerka tema/topik/ judulnya. Kalimat topik untuk semua paragraf. Sedangkan kata kunci
untuk sebuah kalimat. Apabila hal ini belum dapat dilaksanakan, guru dapat melatih siswa dengan
cara memberikan pertannyaan yang memancing ke arah pengidentifikasian yang tepat. Hal ini juga
baik untuk mengembangkan diskusi kelas/kelompok, yang berarti pula memupuk kerjasama antar
siswa.
Langkah-langkah :
Guru bercerita siswa menyimak cerita tersebut dengan seksama. Guru berhenti bercerita, ceritanya
baru sebagian. Cerita dilanjutkan oleh anak secara bergilir sampai cerita itu selesai sebagai suatu
keutuhan. Cerita seperti ini seolah memaksa siswa untuk menyimak dengan teliti jalan ceritanya
sambil menghayati cerita tersebut. Mengapa ? Karna siswa harus menyelesaikan cerita secara
bergilir.
Paraprase berarti alih bentuk, dalam pembelajaran bahasa, paraprase biasanya diwujudkan dalam
bentuk pengalihan bentuk puisi ke prosa atau memprosakan sebuh puisi. Guru mempersiapkan
puisi sederhana yang sekiranya sesuai dengan karakteristik kelas yang dibelajarkan. Puisi tersebut
dibacakan kepada siswa dan siswa menyikam dengan seksama. Pembacaan puisi tersebut
hendaknya dengan jeda yang jelas dan intonasi yang tepat. Setelah selesai siswa disuruh bercerita
isi puisi dengan bahasanya sendiri dalam bentuk prosa.
Teknik pembelajaran adalah cara kongkret yang dipakai saat proses pembelajaran berlangsung.
Teknik pembelajaran juga dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam
mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
1. Simak – Ucap
Teknik ucapan-ucapan yang akan diperdengarkan dipersiapkan secara cermat. Isi model ucapan
dapat berupa fonem, kata, kata berimbuhan, semboyan, dan puisi pendek. Model tersebut dapat
dibacakan oleh guru atau berupa rekaman suara guru atau suara orang lain. Model ini disimak dan
ditiru siswa.
2. Simak - Kerjakan
Model ucapan guru berisi kalimat perintah. Siswa mereaksi atas perintah guru. Reaksi siswa itu
berbentuk perbuatan.
3. Simak - Terka
Guru mempersiapkan deskripsi sesuatu benda tanpa menyebut nama bendanya. Deskripsi itu
disampaikan secara lisan kepada siswa. Kemudian siswa diminta menerka nama benda itu.
4. Simak - Berantai
Guru membisikkan suatu pesan kepada seorang siswa. Siswa tersebut membisikkan pesan itu
kepada siswa kedua. Siswa kedua membisikkan pesan itu kepada siswa ketiga. Begir\tu seterusnya.
Siswa trerakhir menyebuitkan pesan itu dengan suara jelas di depan kelas. Guru memeriksa apakah
pesan itu benar-benar sampai pada siswa terakhir atau tidak.
Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah
berarti “Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan
penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm
(1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs (1977) berpendapat bahwa
media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti :
buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan, National Education Associaton (1969)
mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak
maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas
disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan,
dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong
terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Brown (1973) mengungkapkan bahwa media
pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap
efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi sebagai alat bantu
guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual. Sekitar pertengahan abad Ke –20
usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat
bantu audio-visual. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),
khususnya dalam bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran
menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
Untuk memahami konsep multimedia pembelajaran, ada baiknya kita pahami terlebih
dahulu pengertian multimedia dan pembelajaran. Multimedia adalah media yang menggabungkan
dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis, gambar, foto, audio, video dan animasi
secara terintegrasi. Multimedia terbagi menjadi dua kategori, yaitu: multimedia linier dan
multimedia interaktif. Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat
pengontrol apapun yang dapat dioperasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial
(berurutan), contohnya: TV dan film. Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang
dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna
dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. Contoh multimedia interaktif
adalah: multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi game, dll. Sedangkan pembelajaran diartikan
sebagai proses penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar. Jadi dalam
pembelajaran yang utama adalah bagaimana siswa belajar. Belajar dalam pengertian aktifitas
mental siswa dalam berinteraksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan perilaku yang
bersifat relatif konstan. Dengan demikian aspek yang menjadi penting dalam aktifitas belajar
adalah lingkungan. Bagaimana lingkungan ini diciptakan dengan menata unsurunsurnya sehingga
dapat mengubah perilaku siswa. Dari uraian di atas, apabila kedua konsep tersebut kita gabungkan
maka multimedia pembelajaran dapat diartikan sebagai aplikasi multimedia yang digunakan dalam
proses pembelajran, dengan kata lain untuk menyalurkan pesan (pengetahuan, keterampilan dan
sikap) serta dapat merangsang piliran, perasaan, perhatian dan kemauan yang belajar sehingga
secara sengaja proses belajar terjadi, bertujuan dan terkendali.
(1) kemampuan memahami isi wacana yang didengar berdasarkan aspek kebahasaan yang
diperdengarkan (kemampuan literal),
(3) penyiaran atau penataan kembali ide pokok dan ide penjelas (reorganisasi),
(4) kemampuan untuk menilai keakuratan, kemanfaatan, kejelasan isi wacana yang didengar
(kemampuan evaluatif),
(5) kemampuan menghargai isi pembicaraan (isi apresiasi).
Tes performansi menyimak mencakup tes response reseptif dan tes response produktif.
Hasil belajar response reseptif adalah respon siswa yang berkaitan dengan prilaku koknektif yang
berhubungan dengan kegiatan mengklasifikasikan dan menganalisis wacana yang diperdengarkan.
Misalnya setelah mempperdengarkan/menyimak jadwal siswa dimintak untuk menjawab
pertanyaan tentang isi jadwal, membedakan pernyataan yang sesuai/tidak sesuai dengan isi jadwal
yang didengar selain isinya, pertanyaan juga difokuskan pada penggunaan kata, stuktur kalimat
atau bentuk kata yang ada pada wacana lisan yang telah didengar. Tes response reseptif dala
menyimak juga dapat berupa:
Tes perfomansi respon produktif dalam menyimak dapat berupa pembahasan secara tertulis
dari wacana yang didengar dalam bentuk lisan, penceritaan kembali dari apa yang didengar secara
lisan, mengubah drama yang didengar dalam bentuk narasi, membuat grafik sesuai perkembangan
plot yang didengar, atau membuat diagram perbandingan sesuai dengan issi dua cerita yang
didengar. Pada dasarnya, materi tes menyimak terdiri dari materi simakan, lembar soal, dan lembar
jawaban. Materi simakan adalah materinyang diperdengarkan, gunanya sebagai pedoman dalam
menjawab soal. Oleh sebab itu, materi simakan ini harus memuat petunjuk yang jelas (identitas tes,
petunjuk dan contohpengerjaan soal, materi soal, dan lain-lain). Jika (karena sesuatu dan lain hal)
pendengar tidak mampu memahami materi simakan ini, maka dapat dipastikan penyimak tidak
mampu menjawab soal-soal menyimak. Lembar soal adalah seperangkat pertanyaanyang harus
dijawab penyimak. Materi soal ini adalah materi simakan yang diperdengarkan. Itulah sebabnya
gagal menyimak berarti gagal menjawab soal. Lembar jawaban adalah seperangkat alternative
jawaban dari soal yang dihadapi penyimak. `Pelaksanaan menyimak melibatkan tiga aspek
berbahasa yaitu:
(2) pada saat yang sama, penyimak membaca atau memahami soal, berdasarkan materi simakan,
(3) pada saat yang sama penyimak menulis (mengisi dengan cara menyilang atau menghitamkan)
lembar jawaban.
Keeberhasilan penyimak sangat ditentukan oleh ketepatan jawaban dengan materi yang
diperdengarkan. Pada umumnya, tes menyimak melalui tahapan berikut, (1) penyelenggaraan ujian
mengkondisikan suasana agar diperoleh iklim ujian menyimak yang kondusif. (2) penyelenggara
ujian membagikan soal dan lembar jawaban kepada peserta ujian, (3) memperdengarkan informasi
tentang identitas tes, dan contoh mengerjakan tes agar bisa mengikuti ujian dengan baik. (4)
memperdengarkan infomasi tentang materi tes, agar dapat memahaminya sebagai bekal untuk
menjawab tes, (5) membaca materi soal dan mengisi lembar jawaban bersamaan dengan
mendengarkan informasi tentang materi tes (6) mendengarkan informasi bahwa tes telah berakhir
dan berhenti bekerja, (7) penyelenggra ujian mengumpulkan lembar soal dan lembar jawaban , (8)
penyelengara ujian mempersilahkan menigalkan ruang ujian , dan (9) tester memberikan jawaban
tes. Rangkaian tahap ini harus dilaksanakan dengan baik, agar skor yang diperoleh memang benar-
benar menggambarkan kemampuan menyimaknya.
Dalam memperdengarkan identitas tes, petunjuk dan contoh mengerjakan soal, materi soal,
dan informasi penutup hal-hal berikut harus diperhatikan, yaitu: tekanan (keras lembutnya suara),
jangka (panjang pendeknya suara), nada (tinggi rendahnya suara), intonasi (naik turunya suara),
ritme (pemberian tekanan nada dalam kalimat) , jeda (penghentian suara), kejelasan pelafalan
huruf kata, dan pengaruh bahasa ibu atau bahasa asing. Bila hal ini tidak diperhatikan, penyimak
akan mengalami kesulitan memahami apa yang didengarnya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikian yang dapat dipaparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam
makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul
makalah ini.
Penyusun banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penyusun demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalh di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penyusun
pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
1). https://www.asikbelajar.com/definisi-strategi-pembelajaran-menurut-ahli/
2).https://www.google.com/search?q=pengertian+belajar+menurut+para+ahli.
3). Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menyimak: Pengertian Para Ahli
dan Tujuannya", Klik untuk
baca:
https://www.kompas.com/skola/read/2022/11/16/160000469/menyimak--pengertian
para-ahli-dan-tujuannya.
Penulis : Serafica Gischa
Editor : Serafica Gischa
Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6
Download aplikasi: https://kmp.im/app6
http://citraindonesiaku.blogspot.com/2012/02/pendekatan-metode-model-dan-teknik.html