Perilaku Konsumen
Perilaku Konsumen
Perilaku Konsumen
Secara ringkas, konsumen merupakan orang atau sekelompok orang yang menggunakan
barang dan/ atau jasa untuk keperluan diri sendiri, keluarga, masyarakat, atau makhluk lain
dan bukan untuk diperjualbelikan lagi. Artinya, konsumen adalah orang yang mengambil
nilai manfaat dari barang dan/ atau jasa tersebut.
Sebelum mengkonsumsi barang dan/ atau jasa tersebut, konsumen melewati beberapa
tahapan. Di antara tahapan tersebut, kita perlu untuk mengenal definisi perilaku konsumen.
Sebagaimana definisi istilah-istilah lain, perilaku konsumen mendapatkan banyak perhatian
dari ahli-ahli di bidangnya. Untuk memahami secara obyektif, berikut ini pendapat beberapa
ahli mengenai definisi perilaku konsumen:
1. Kebudayaan
Faktor kebudayaan dikatakan memiliki pengaruh yang paling luas dibanding faktor-faktor
lain. Sebagaimana yang kita terima pada pendidikan karakter di sekolah, kedisiplinan dapat
membentuk kebiasaan. Kebiasaan dapat membentuk sifat. Sifat dapat membentuk karakter.
Dan karakter yang dibudayakan dapat membentuk nasib seseorang.Dari sini dapat kita
pahami bahwa, peran budaya sangat mempengaruh perilaku, keinginan, naluri, cara berfikir,
persepsi, nilai, dan preferensi seseorang. Contoh budaya Timur yang mengajarkan untuk
berpakaian tertutup menjadikan konsumen banyak yang suka membeli pakaian tertutup,
masyarakat Jawa yang terbiasa makan dengan menggunakan tangan tanpa sendok membuat
makanan sambal ala penyetan laris.
2. Sosial
Kelompok sosial terdiri dari keluarga, lingkungan tempat tinggal, teman pergaulan, dan
masyarakat. Faktor ini memiliki pengaruh yang cukup besar dalam membentuk perilaku
konsumen karena seseorang dibesarkan di dalam lingkungan yang bagaimana. Hal tersebut
berpengaruh terhadap caranya mengkonsumsi sebuah produk. Misalkan saja seseorang yang
dibesarkan dalam keluarga yang teliti dalam hal keuangan akan cenderung mendahulukan
prioritas sehingga dapat menekan pengeluaran yang dirasa kurang perlu. Sementara itu
seseorang yang dibesarkan dalam lingkungan yang suka kuliner, cenderung menikmati
berbagai macam kuliner untuk menuntaskan rasa penasarannya.
3. Pribadi
Perilaku konsumen dapat ditentukan dari pribadi orang tersebut. Misalkan saja faktor usia,
psikologi, kesehatan, kepribadian, gaya hidup, kondisi ekonomi, jabatan, dan konsep diri dari
konsumen tersebut.Tahapan psikologi seseorang dalam mengkonsumsi produk bisa saja
dipengaruhi oleh kematangan berfikir dan kedewasaan seseorang, jabatan menandakan
tingkat kesejahteraan dan gaya hidup seseorang, kesehatan mempengaruhi apa saja yang
boleh dan tidak boleh dimakan atau diminum.
4. Psikologi
Faktor ini dipengaruhi oleh keinginan seseorang untuk diakui, dianggap ada, dan diterima
lingkungan. Beberapa hal psikologis yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah seperti
motivasi, kepercayaan diri, self esteem, proses belajar, dan lain-lain.
1. Plavovian Model
Model Plavovian yang digagas oleh Ivan Plavov ini terdiri dari tiga indikator, yakni drive,
drives, dan reinforcement. Drivemerupakan sebuah stimultan yang diharapkan dapat
memancing sebuah akibat. Drives merupakan kebutuhan psikologi seperti rasa sakit, nikmat,
bahagia, sedih. Sementara reinforcement merupakan sebuah dorongan yang timbul akibat
adanya kebutuhan psikologi yang sebelumnya telah dibangkitkan oleh stimultan.
3. Model Sosiologi
Model ini agak berbeda dibanding dua model sebelumnya. Model ini mencoba untuk
enghubungkan antara perilaku dan lingkungan konsumen. Lingkungan terbagi
menjadi primary dan secondarysociety.
Orang-orang seperti teman dan keluarga merupakan orang-orang yang berada dalam primary
society. Sementara orang-orang dekat yang memiliki kesamaan dalam kepribadian
merupakan secondary society. Model ini lebih menekankan pada gaya hidup yang dijalankan
oleh konsumen.
Konsumen memiliki karakter yang beragam dan hal itu menjadikan mereka memiliki nilai
dan karakter yang berbeda. Pemahaman karakter konsumen secara dapat dilakukan dengan
konsep yang rapi. Beberapa hal yang dapat diaplikasikan dari teori perilaku konsumen dalam
kegiatan bisnis adalah sebagai berikut:
Dari data-data tersebut, perusahaan akan dapat melihat peta perilaku konsumen yang cocok
untuk produk mereka sehingga pemasaran tidak salah sasaran. Misalkan saja produk
minuman manis kekinian, tentu tidak tepat jika ditawarkan kepada penderita diabetes atau
orang-orang yang sudah lanjut usia. Atau pakaian bayi, tentu tidak tepat jika ditawarkan
kepada anak-anak remaja aau dewasa muda.
Kapan masyarakat mulai mudik, kapan masyarakat mulai melakukan arus balik, berapa
kebutuhan armada transportasi untuk rute tertentu, bahkan bagaimana mekanisme
mendapatkan jasa layanan tersebut, sangat diperlukan oleh banyak orang. Oleh karena itu,
memahami teori perilaku konsumen mutlak diperlukan.
1. Pengenalan masalah.
Pada dasarnya, konsumen hanya akan membeli produk yang memberikan manfaat dalam
hidup mereka. Manfaat tersebut dapat diketahui dengan mengenali masalah yang mereka
hadapi. Tanpa menyadari bahwa diri mereka “bermasalah”, konsumen tidak akan melakukan
pembelian.
2. Pencarian informasi.
Setelah menyadari bahwa ada “masalah yang harus diselesaikan” dalam hidup mereka,
konsumen termotivasi untuk mencari solusi. Konsumen dengan giat mencari informasi yang
dapat membantu mereka untuk keluar dari masalah tersebut. Informasi tersebut bisa
didapatkan dari memori (internal) maupun pengalaman orang lain (eksternal).
3. Mengevaluasi alternatif.
Selama melakukan pencarian informasi, konsumen bisa saja mendapatkan beragam
informasi. Bahkan tidak jarang informasi yang didapatkan saling bertolak belakang. Oleh
karena itu, konsumen perlu melakukan evaluasi dari berbagai alternatif yang ada. Dengan
demikian, konsumen dapat memilih alternative terbaik sesuai dengan kebutuhannya.
1. Pendekatan Interpretif
Pendekatan ini dilakukan dengan cara menggali secara mendalam perilaku konsumsi yang
ditunjukkan oleh konsumen dan apa saja yang mendasarinya. Pada umumnya, pendekatan ini
dilakukan dengan diskusi yang mendalam melalui wawancara yang panjang bahkan kalau
perlu dengan diadakan focus grup discussion.
Semua itu dilakukan untuk memahami apa makna bagi produk yang telah digunakan oleh
konsumen. Tidak hanya itu, pendekatan ini dapat mengindikasikan apa yang konsumen
rasakan ketika memanfaatkan produk tersebut.
2. Pendekatan Tradisional
Pendekatan ini dilakukan dengan menggunakan dasar ilmu psikologi kognitif, sosial,
dan behaviorial dan ilmu sosiologi. Pendekatan ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengembangkan teori serta metode untuk menjelaskan perilaku konsumen beserta dasar
pembuatan keputusan. Pendekatan tradisional dilakukan dengan melakukan eksperimen dan
survei.
3. Pendekatan Sains Pemasaran.
Grameds tahu teori hierarki kebutuhan yang dicetuskan oleh Abraham Maslow? Ya, sebuah
teori yang menjelaskan bahwa beberapa kebutuhan harus didulukan dibading kebutuhan yang
lain. Pendekatan ini dilakukan dengan menguji coba teori Maslow untuk mendapatkan
prediksi pengaruh strategi marketing.
Grameds, tuntas sudah pembahasan kita mengenai teori perilaku konsumen. Gramedia tidak
pernah lelah dalam menjadi #Sahabattanpabatas dengan menyajikan buku-buku pilihan kami