Nama: David Beckham Tarihoran NIM: 712021100 Mata Kuliah: Liturgika & Musik Gerejawi-B Model Liturgi Di Sinode HKBP
Nama: David Beckham Tarihoran NIM: 712021100 Mata Kuliah: Liturgika & Musik Gerejawi-B Model Liturgi Di Sinode HKBP
Nama: David Beckham Tarihoran NIM: 712021100 Mata Kuliah: Liturgika & Musik Gerejawi-B Model Liturgi Di Sinode HKBP
NIM : 712021100
Liturgi HKBP berasal dari Kerajaan Prosía, Jerman. Pada waktu itu (abad ke-18)
terdapat bermacam-macam denominasi Gereja di Jerman, tetapi secara umum hanya ada dua
aliran Gereja yang ada, yakni Lutheran dan Calvinis. Keyakinan Kaisar yang memerintah
Jerman waktu itu adalah apabila agama bersatu (dan hanya satu), maka negara akan menjadi
kuat, dan apabila negara kuat, berarti kekuasaan Kaisar juga kuat. Karena itu negara
berkepentingan untuk menyatukan berbagai denominasi yang ada di Jerman pada waktu itu,
dan salah satu caranya adalah menyatukan tata ibadah yang ada agar menjadi sama di seluruh
Jerman. Proses penyatuan ini juga memakan waktu bertahun-tahun dan akhirnya diputuskan
untuk menggunakan tata ibadah yang adalah gabungan dari tradisi Lutheran dan Calvinis.
Tata ibadah HKBP sendiri telah beberapa kali mengalami perubahan Agenda pertama
yang dipakai dicetak pada tahun 1894. Agenda yang dipakai pendeta non-Batak berbeda
dengan yang dipakai oleh Guru Huria. Tata ibadah yang dipakai oleh Guru Huria tidak
memiliki Votum karena dianggap kurang pantas untuk mengucapkan kata-kata tersebut.
Tahun 1907, Agenda dicetak ulang tetapi tidak memiliki perubahan yang signifikan. Pada
tahun 1918 Agenda disamakan, dan cetakan tahun 1937-lah yang kita pakai pada saat ini.
Versi tata ibadah yang kita pakai sekarang adalah penggabungan kedua tradisi tersebut
(dikenal juga sebagai Tata Ibadah Union), yang lahir sebagai sebuah liturgi kompromi di
dalam pertentangan.
Liturgi yang ada di Agenda HKBP sekarang, tentunya telah didahului beberapa bentuk
liturgi. Sejak tahun 1866 Nomensen telah menulis buku liturgy yang telah dipakai gereja
Batak. Tulisannya berisikan:" Ibadah dimulai pukul 9 pagi, setelah lonceng dibunyikan
sampai tiga kali. Pada mulanya diadakan nyanyian disusul oleh liturgy, yaitu perintah-
perintah, Pengakuan Iman dan Doa. Kemudian nyayian lagi, Khotbah dan Doa, selanjutnya
kembali nyanyian, pemberkatan, lalu 9 kali haleluya dan 6 kali 6 Amin yang dinyanyiankan".
Agenda HKBP yang sekarang telah dibukukan sejak tahun 1951, tanpa pernah revisi.
1. Sebelum memasuki acara yang pertama, jemaat telah memasuki ruang kebaktian dan
bersiap menunggu lonceng dibunyikan (di kota besar penggunaan lonceng mungkin
telah ditiadakan). Setelah lonceng dibunyikan, jemaat akan bersaat teduh untuk
menyerahkan diri kepada Tuhan, menyiapkan hatinya untuk mengikuti ibadah.
2. Nyanyian Bersama
Nyanyian pembukaan ini sebenarnya merupakan nyanyian panggilan beribadah.
Tetapi hati kita sudah harus siap untuk mengikuti ibadah sejak lonceng dibunyikan.
Karena itu, nyanyian ini adalah kesiapan hati kita untuk mengikuti panggilan ibadah
tersebut.
3. Votum - Introitus - Doa Pembukaan Votum adalah meterai pertanda bahwa Allah hadir
di dalam ibadah tersebut dengan ucapan: "Di dalam Nama Allah Bapa, dan Nama Anak-
Nya Tuhan Yesus Kristus, dan Nama Roh Kudus." Inilah yang membedakan ibadah
dengan pertemuan biasa, ibadah adalah persekutuan umat percaya yang menyambut
kedatangan dan kehadiran Allah.
4. Introitus adalah pernyataan atau ajakan yang dikutip dari nas Alkitab.
Bacaan ini diambil berdasarkan Minggu Gerejawi tertentu. Nas Alkitab ini juga
menandakan bahwa jemaat sedang berada dalam suasana perayaan Minggu Gerejawi
tertentu. Nas Alkitab ini disambut jemaat dengan menyanyikan "Haleluya" yang
artinya "Pujilah Tuhan!" Sambutan Jemaat disusul dengan doa pembukaan yang
menekankan unsur kebersamaan. Doa ini disampaikan bersama, memohon agar Tuhan
Allah mengatur dan memimpin ibadah tersebut. Nyanyian Bersama Nyanyian ini
harus sesuai dengan Hari Raya Gerejawi dan merupakan respons Jemaat
terhadap doa pembukaan.
5. Pembacaan Hukum Tuhan
Bagian ini adalah lanjutan dari nyanyian pembukaan dalam ibadah. Maksudnya,
dengan memperdengarkan serta memahami Hukum Taurat dari Allah, anggota Jemaat
yang beribadah sadar akan kesalahan-kesalahan dan pelanggaran yang dia lakukan
(Roma 3:20b). Hukum Taurat yang dibacakan bisa juga berfungsi sebagai cermin diri
dan peringatan akan dosa kita. Jemaat menyambut dengan memohon kekuatan untuk
melakukan Taurat- Nya.
6. Nyanyian Bersama
Nyanyian ini berisi respons Jemaat atas harapan Allah untuk menjalankan hukum
Tuhan. Isi nyanyian ini harus berkaitan dengan Hukum Taurat.
7. Pengakuan Dosa
Setelah Jemaat sadar akan dosa-dosanya, maka tibalah saat untuk mengaku dosa-dosa
tersebut ke hadapan Tuhan. Melalui 'doa pengampunan dosa', Jemaat memohon dalam
kerendahan hati dan mengiba kepada Tuhan agar dosanya diampuni (bnd. Luk 15:21).
Untuk masuk ke dalam persekutuan dengan Allah, maka segala dosa harus terlebih
dahulu dibersihkan. Setelah berdoa, janji Allah akan pengampunan dosa kita akan
dibacakan. Allah mengampuni dosa dari orang yang telah mengakui dan menyesali
dosa-dosanya (Yeh. 33:11). Setelah mendengar pengampunan dosa, kita bersukacita
dan memuji Tuhan dengan mengucapkan "Kemuliaan bagi Allah di tempat yang Maha
Tinggi. Amin."
8. Nyanyian Bersama- Nyanyian ini adalah respon Jemaat atas pengampunan dosanya.
9. Pembacaan Firman (Epistel)
Setelah umat mengakui dosanya, maka Allah datang menyapa umatNya melalui
Firman yang dibacakan sebagai petunjuk hidup baru. Ini adalah kata-kata Allah
menyapa umatNya melalui surat kiriman (Epistel), yang isinya untuk mendorong
umat berbuat baik dan bersaksi. Setelah pembacaan Alkitab, Liturgis membacakan
"Berbahagialah mereka yang mendengarkan dan memelihara Firman Allah. Amen."
Perkataan ini bermaksud agar umat mengingat bahwa Firman Allah adalah untuk
diindahkan, bukan untuk didiamkan saja.
10. Nyanyian Bersama
Nyanyian ini adalah respon umat atas pembacaan Alkitab. Karenanya, nyanyiannya
pun harus sesuai dengan pembacaan Epistel.
11. Pengakuan Iman Rasuli
Bagian ini adalah bagian yang harus ada dalam setiap ibadah Umat Kristen karena
melalui bagian ini kita mengucapkan pengakuan iman kita akan Trinitas: Allah Bapa,
Tuhan Yesus Kristus, dan Roh Kudus. Kita mengakui ini karena dosa yang telah
dihapuskan dan Firman Allah (Epistel) yang telah dibacakan mendorong kita untuk
mengakui iman kepercayaan kita.
12. Warta Jemaat
Bagian ini seringkali dirasa tidak perlu terdapat di dalam ibadah. Namun, HKBP
memasukkan Warta Jemaat sebagai bagian dari ibadah karena semua kegiatan Jemaat
adalah karya Allah dalam hidup kita. Karena itu, Warta Jemaat sebenarnya hanya
berisi hal-hal yang ada kaitannya langsung dengan kehidupan Jemaat. Setelah Warta,
Jemaat mendoakan hal- hal tersebut.
13. Nyanyian Bersama
Nyanyian ini merupakan respons Jemaat akan pengakuan imannya, sekaligus
pengantar untuk khotbah yang akan didengarkan. Persembahan juga dikumpulkan
pada pada waktu ini. Hal ini berarti bahwa mereka yang bersaksi melalui Pengakuan
Iman, bersaksi juga melalui pengakuan akan berkat Tuhan yang diterimanya dan
kesediaan hatinya untuk memberikan "persembahan syukur" sesuai dengan Taurat.
14. Khotbah
Khotbah adalah puncak dari acara kebaktian Minggu. Semua bagian dari ibadah
minggu tidak boleh lepas dari nas khotbah yang akan disampaikan. Khotbah bukanlah
pidato atau ceramah, melainkan Allah yang berbicara melalui pengkhotbah, sebagai
bekal hidup, pegangan dan penuntun hidup Jemaat.
15. Nyanyian Bersama
Nyanyian bersama ini adalah untuk merespons Firman Tuhan yang baru saja didengar,
dan sekaligus sebagai penekanan kembali khotbah tersebut. Karena khotbah adalah
klimaks, maka sebaiknya tidak ada lagi acara yang dilakukan setelah khotbah. Dan
sekaligus mengumpulkan persembahan yang kedua.
16. Doa Persembahan dan Nyanyian Persembahan
Sebelum pulang ke tempat masing-masing jemaat masih diajak untuk mendoakan
persembahan yang telah diberikan karena segala sesuatu perlu dibawa di dalam Dia
(Kol. 1:3). Jemaat menyambut doa tersebut dengan nyanyian bersama, yang
menyatakan bahwa segala hal harus diserahkan kepada Tuhan (BE 204:2).
17. Doa Penutup/Doa Bapa Kami
Jika ibadah dibuka dengan doa, maka diakhir juga dengan doa. Doa penutup juga harus
disesuaikan dengan hari raya gerejawi. Setelah itu doa tersebut disambung dengan Doa
Bapa Kami. Ini merupakan doa yang mencakup segala kepentingan Allah dan kebutuhan
manusia. Itulah sebabnya ini menjadi bagian akhir pada doa penutup.
18. Doksologi
Doksologi adalah bagian dari Doa Bapa Kami yang dinyanyikan Jemaat sebagai respons
atas seluruh karya anugerah Allah. Allah dipuji dan dimuliakan karena Dia adalah
pemilik segala sesuatu dan pemberi segala sesuatu (Lihat Mat 6:13).
19. Berkat
Berkat yang ditulis di Bil 6:24-26 adalah berkat yang juga diberikan kepada Umat
Israel. Melalui berkat ini kita memahami bahwa Allah juga telah memberkati Jemaat
dengan berkat yang sama. Sebegai sambutan iman, maka Jemaat menyanyikan "Amin,
Amin, Amin!", yang berarti "ya benar! Terjadilah."