Communication in Nursing
Communication in Nursing
Communication in Nursing
COMMUNICATION IN NURSING
Disusun Untuk Memenuhi Tugas : Computer In Nursing
KELOMPOK 4
Nama Anggota :
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “COMMUNICATION
IN NURSING ” makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah computer
in nursing.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari ibu serta rekan-rekan sekalian sehingga saya dapat
memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam makalah ini dan menyempurnakannya menjadi
sumber ilmu yang bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang sudah berperan dalam
penyusunan makalah ini mulai dari awal penyusunan hingga penyelesaian makalah.
Semoga makalah ini dapat memenuhi tugas yang diberikan dan dapat menjadi acuan
untuk menghasilkan makalah yang lebih baik lagi.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I ........................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4
A. Latar Belakang ................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................................ 4
BAB II .......................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 5
A. Definisi Komunikasi ....................................................................................... 5
B. Sikap Perawat ................................................................................................. 5
C. Teknik Terapeutik Pada Pasien ....................................................................... 6
D. Hambatan Dalam Berkomunikasi .................................................................... 8
E. Komunikasi Verbal ......................................................................................... 9
F. Komunikasi Non-Verbal ............................................................................... 11
BAB III....................................................................................................................... 13
PENUTUP .................................................................................................................. 13
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi adalah proses yang sangat khusus dan bermakna di dalam hubungan
manusia. Dalam profesi keperawatan, komunikasi menjadi lagi bermakna karena
merupakan metode utama pelaksanaan proses keperawatan. Pengalaman pengetahuan
untuk membantu orang lain membutuhkan keterampilan khusus dan kepedulian sosial
yang besar (Candra Swari, 2017)
Untuk itu perawat memerlukan kemampuan khusus dan kepedulian sosial yang
mencakup ketrampilan intelektual, tehnical dan interpersonal yang tercermin dalam
perilaku “caring” atau kasih sayang dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Perawat yang memiliki ketrampilan berkomunikasi secara terapeutik tidak saja akan
mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, mencegah terjadinya masalah legal,
memberikan kepuasan profesional dalam pelayanan keperawatan dan meningkatkan citra
profesi keperawatan serta citra rumah sakit tetapi yang paling penting adalah
mengamalkan ilmunya untuk memberikan pertolongan terhadap sesama manusia. Dalam
tulisan ini akan dibahas tentang pengertian komunikasi termasuk “therapeutic use of self”
dan “helping relationship” untuk praktek keperawatan, sikap dan tehnik serta dimensi
hubungan dari komunikasi terapeutik.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Definisi Komunikasi
B. Sikap Perawat
Sikap perawat dalam komunikasi harus hadir secara fisik dan psikologis saat
berkomunikasi dengan pasien, sikap dan penampian adalah point yang sangat penting
dalam komunikasi.
Berikut 5 cara menghadirkan diri dan psikologis saat berkomunikasi dengan pasien
1. Berhadapan.
Kontak mata pada level yang sama berarti mengharhai pasien dan ingin tetap
berkomunikasi
Tidak melipat kaki atau tangan, menunjukan keterbukaan untuk tetap komunikasi
5. Tetap relaks.
1. Listening
2. Broad opening
Contoh :
3. Restating (mengulang)
Contoh : kamu mengatakan bahwa ibumu meninggalkan kamu pada usia 8 tahun?
4. Silence
Contoh : Duduk dengan pasien dan perhatikan komunikasi nom verbal dan
keterlibatan
5. Sharing perception
Menanyakan kepada pasien untuk menguji pengertian perawat tentang apa yang
ia pikirkan/rasakan
Contoh : Kamu tersenyum, tapi saya mengerti kamu sangat marah kepada saya
6. Focusing
Contoh : “Tadi kita sudah sepakat yang kita bicarakam saat ini adalah tentang
saudara kembarmu”
7. Humor
8. Theme identification
Contoh : "Dari apa yang anda ceritakan, sepertinya anda sering ngamuk di
rumah?"
9. Clarification
Contoh : "saya tidak begitu yakin apa yang kamu maksud. Dapat kamu ceritakan
kembali"
10. Suggesting
Contoh : " Apa anda pernah mencoba dengan cara yang seperti ini?"
Nilai terapi : Meningkatkan kemampuan klien dalam melakukan alternatif
penyelesaian masalah
11. Informing
Contoh : Mungkin kamu butuh informasi banyak tentang obat “fungsi obat ini
adalah .........”
Mengembalikan kepada pasien segala ide pasien, perasaan, agar klien menyadari
dan dapat mengambil keputusan
- Reflektion of content :
- Reflection of Feeling :
E. Komunikasi Verbal
Komunikasi yang efektif harus sederhana, pendek dan langsung. Makin sedikit
kata-kata yang digunakan makin kecil kemungkinan terjadinya kerancuan. Kejelasan
dapat dicapai dengan berbicara secara lambat dan mengucapkannya dengan jelas.
Penggunaan contoh bisa membuat penjelasan lebih mudah untuk dipahami. Ulang bagian
yang penting dari pesan yang disampaikan. Penerimaan pesan perlu mengetahui apa,
mengapa, bagaimana, kapan, siapa dan dimana. Ringkas, dengan menggunakan kata-kata
yang mengekspresikan ide secara sederhana. Contoh: “Katakan pada saya dimana rasa
nyeri anda” lebih baik daripada “saya ingin anda menguraikan kepada saya bagian yang
anda rasakan tidak enak.”
2. Perbendaharaan Kata
Arti denotatif memberikan pengertian yang sama terhadap kata yang digunakan,
sedangkan arti konotatif merupakan pikiran, perasaan atau ide yang terdapat dalam suatu
kata. Kata serius dipahami klien sebagai suatu kondisi mendekati kematian, tetapi
perawat akan menggunakan kata kritis untuk menjelaskan keadaan yang mendekati
kematian. Ketika berkomunikasi dengan klien, perawat harus hati-hati memilih kata-kata
sehingga tidak mudah untuk disalah tafsirkan, terutama sangat penting ketika
menjelaskan tujuan terapi, terapi dan kondisi klien.
Waktu yang tepat sangat penting untuk menangkap pesan. Bila klien sedang
menangis kesakitan, tidak waktunya untuk menjelaskan resiko operasi. Kendatipun pesan
diucapkan secara jelas dan singkat, tetapi waktu tidak tepat dapatmenghalangi
penerimaan pesan secara akurat. Oleh karena itu, perawat harus peka terhadap ketepatan
waktu untuk berkomunikasi. Begitu pula komunikasi verbal akan lebih bermakna jika
pesan yang disampaikan berkaitan dengan minat dan kebutuhan klien.
6. Humor
(Candra Swari, 2017) mengatakan bahwa tertawa membantu pengurangi ketegangan dan
rasa sakit yang disebabkan oleh stres, dan meningkatkan keberhasilan perawat dalam
memberikan dukungan emosional terhadap klien. Humor merangsang produksi
catecholamines dan hormon yang menimbulkan perasaan sehat, meningkatkan toleransi
terhadap rasa sakit, mengurangi ansietas, memfasilitasi relaksasi pernapasan dan
menggunakan humor untuk menutupi rasa takut dan tidak enak atau menutupi ketidak
mampuannya untuk berkomunikasi dengan klien.
F. Komunikasi Non-Verbal
1. Metakomunikasi
Komunikasi tidak hanya tergantung pada pesan tetapi juga pada hubungan antara
pembicara dengan lawan bicaranya. Metakomunikasi adalah suatu komentar
terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan antara yang berbicara, yaitu pesan di
dalam pesan yang menyampaikan sikap dan perasaan pengirim terhadap
pendengar. Contoh: tersenyum ketika sedang marah.
2. Intonasi (Nada Suara)
Nada suara pembicara mempunyai dampak yang besar terhadap arti pesan yang
dikirimkan, karena emosi seseorang dapat secara langsung mempengaruhi nada
suaranya. Perawat harus menyadari emosinya ketika sedang berinteraksi dengan
klien, karena maksud untuk menyamakan rsa tertarik yang tulus terhadap klien
dapat terhalangi oleh nada suara perawat.
3. Ekspresi wajah
Hasil suatu penelitian menunjukkan enam keadaan emosi utama yang tampak
melalui ekspresi wajah: terkejut, takut, marah, jijik, bahagia dan sedih. Ekspresi
wajah sering digunakan sebagai dasar penting dalam menentukan pendapat
interpesonal. Kontak mata sangat penting dalam komunikasi interpersonal. Orang
yang mempertahankan kontak mata selama pembicaraan diekspresikan sebagai
orang yang dapat dipercaya, dan memungkinkan untuk menjadi pengamat yang
baik. Perawat sebaiknya tidak memandang ke bawah ketika sedang berbicara
dengan klien, oleh karena itu ketika berbicara sebaiknya duduk sehingga perawat
tidak tampak dominan jika kontak mata dengan klien dilakukan dalam keadaan
sejajar.
4. Sikap tubuh dan langkah
Sikap tubuh dan langkah menggambarkan sikap; emos, konsep diri dan keadaan
fisik. Perawat dapat mengumpilkan informasi yang bermanfaat dengan
mengamati sikap tubuh dan langkah klien. Langkah dapat dipengaruhi oleh faktor
fisik seperti rasa sakit, obat, atau fraktur.
5. Sentuhan
Kasih sayang, dukungan emosional, dan perhatian disampaikan melalui sentuhan.
Sentuhan merupakan bagian yang penting dalam hubungan perawat-klien, namun
harus mnemperhatikan norma sosial. Ketika membrikan asuhan keperawatan,
perawat menyentuh klien, seperti ketika memandikan, melakukan pemeriksaan
fisik, atau membantu memakaikan pakaian. Perlu disadari bahwa keadaan sakit
membuat klien tergantung kepada perawat untuk melakukan kontak interpersonal
sehingga sulit untuk menghindarkan sentuhan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Candra Swari, R. (2017). 6 Jenis Makanan yang Baik untuk Dikonsumsi Setelah
Operasi. HelloSehat, 1–9. https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/makanan-
setelah-operasi/
David. (2019, mei 23). Diambil kembali dari
https://www.scribd.com/presentation/411181055/Communication-in-Nursing
Hipaa journal. (t.thn.). communication in nursing. Diambil kembali dari
https://www.hipaajournal.com/communication-in-nursing/