LP Pranikah
LP Pranikah
LP Pranikah
DISUSUN OLEH :
NIM : 1590122022
Oleh :
NAMA : MAE MAEMUNAH
NIM : 1590122022
Kaprodi
1. Etiologi
Masa pranikah dikaitkan dengan masa prakonsepsi karena setelah menikah wanita
kehamilan. Wanita usia subur (WUS) sebagai calon ibu merupakan kelompok rawan
yang harus diperhatikan status kesehatannya, terutama status gizinya. Kualitas seorang
generasi penerus ditentukan oleh kondisi ibunya dari sebelum hamil dan selama
kehamilan. Wanita usia 20 – 35 merupakan usia yang paling tepat dalam mencegah
terjadinya masalah gizi terutama kekurangan energi kronik. Status gizi prakonsepsi
akan mempengaruhi kondisi kehamilan dan kesejahteraan bayi yang akan lebih baik
jika dilakukan sebelum hamil. Syarat gizi sempurna pada masa prakonsepsi merupakan
Masa prakonsepsi merupakan masa sebelum hamil atau masa sebelum terjadi
pertemuan sel ovum (sel telur) dengan sperma. Wanita prakonsepsi diasumsikan
sebagai wanita dewasa atau wanita usia subur yang siap menjadi seorang ibu.
Kebutuhan gizi pada masa ini berbeda dengan masa anak-anak, remaja, ataupun lanjut
reproduksi dan dapat menurunkan resiko pengeluaran biaya yang mungkin muncul
komponen utama pelayanan kesehatan pada wanita usia subur (Dieny, dkk., 2019).
Masa pranikah dapat dikaitkan dengan masa prakonsepsi, karena setelah menikah
wanita akan segera menjalani proses konsepsi. Masa prakonsepsi merupakan masa
sebelum kehamilan. Periode prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga
satu tahun sebelum konsepsi dan idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan
sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi. Status gizi wanita usia subur
selama tiga sampai enam bulan pada masa prakonsepsi merupakan kunci kelahiran bayi
3. Patofisiologi
Penyakit yang perlu dideteksi pra pernikahan adalah penyakit kronis seperti
Herpes virus I dan Herpes virus II. Kelompok penyakit ini sering kali
menyebabkan masalah pada ibu hamil (sering keguguran), bahkan infertilitas
(ketidaksuburan), atau cacat bawaan pada anak. Jika penyakit infeksi itu
4. Pengkajian
secara langung ke masyarakat baik berupa (data subjektif) dan data yang tidak langsung
ke yaitu (data objektif). Data Subjektif diperoleh dari informasi langsung berupa
klien melalui anamesa, data yang diperoleh hasil dari bertanya dari pasien, suami, atau
Pengkajian merupakan tahap awal atau pertama dari proses keperawatan serta
proses pengumpulan data yang secara sistematis dari berbagi sumber untuk
Perumusan diagnosa atau masalah yang potensial terjadi pada pasangan Calon
pengantin adalah Pasangan usia subur yang tidak sehat akan menghambat proses
6. Perencanaan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-
masalah yang telah diidentifikasikan atau diadaptasi. Setiap rencana asuhan harus
disertai oleh klien dan bidan agar dapat melaksanakan dengan efektif. Rencana
berat badan, vaksinasi, status zat besi dan asam folat, pengkajian kosumsi alkohol,
riwayat diet, aktivitas fisik, pola hidup, riwayat kesehatan individu dan keluarga,
7. Implementasi
Pada langkah keenam ini dilakukan rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah V dan dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini
bisa dilakukan oleh bidan secara mandiri maupun berkolaborasi dengan tim
kesehatan lainya.
2015)
sintetik.
b. Persiapan pranikah
8. Evaluasi
metode SOAP. Dalam metode SOAP, S adalah data subjektif, O adalah data
objektif, A adalah analis/assessment dan P adalah planning. SOAP merupakan
Adhi, Sapto Irawan. 2020. 5 Persiapan Kesehatan Pranikah yang Perlu Dipahami Calon
Pengantin
https://health.kompas.com/read/2020/09/01/210200768/5-persiapan-kesehatan-
pranikah-yang-perlu-dipahami-calon-pengantin?page=all.
Bartini, I. (2012). ANC: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Normal. Yogyakarta: Nuha
Medika. Bidanku
Johnson, J.Y. (2016). Keperawatan Maternitas Buku Wajib Bagi Praktisi dan Mahasiswa
Keperawatan. Penerjemah : Diana Kurnia S. Yogyakarta: Rapha Publishing
Kurniasih, dkk. (2010). Sehat dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Penerbit Buku Gramedia,
Jakarta
Kemenkes RI. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. Pusat Data dan Informasi Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia
Kementrian Kesehatan RI. 2015. Kesehatan Reproduksi dan Seksual bagi Calon Pengantin.
Jakarta: Kemenkes RI]
Kemenkes RI. 2020. Panduan Pelayanan Kesehatan reproduksi Calon Pengantin dalam Masa
Pandemi Covid -19 dan Adaptasi Kebiasaan Baru. Jakarta: Kemenkes RI.
https://kesga.kemkes.go.id/assets/file/pedoman/Panduan%20Pelayanan%20Kespro
%20Catin%20Dalam%20Masa%20Pandemi%20Covid-19%20dan%20Adaptasi
%20Kebiasaan%20Baru.pdf
Kemenkes. 2017. Buku Saku Bagi Penyuluh Pernikahan Kesehatan Reproduksi Calon
Pengantin: Menuju Keluarga Sehat. Jakarta: Kementrian Kesehatan dan Kementerian
Agama.
Muda, Andri. 2021. Efektifitas Penggunaan Buku Saku Konseling Pranikah Bagi Mahasiswa
(Dalam Upaya Meningkatkan Pemahaman Tentang Pernikahan). EL-AHLI : Jurnal
Hukum Keluarga Islam 2 (1) 2021
Nurul, C. 2013. Panduan Super Lengkap Kehamilan Kelahiran dan Tumbuh Kembang Anak.
Surakarta: Ahad Books
Paratmanitya, Y., Hadi, H., & Susetyowati. (2012). Citra Tubuh, Asupan Makan dan Status
Gizi Wanita Usia Subur Pranikah. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 8 (3)
Proverawati A, Citra Andhini. Buku Imunisasi dan Vaksinasi. Edisi 2. Jakarta. Nuha
Medika 2010
Suriah, dkk. 2018. EDUKASI BAGI CALON PENGANTIN TENTANG ANEMIA GIZI
DAN KURANG ENERGI KRONIK DI KOTA PAREPARE. Media Publikasi
Promosi Kesehatan Indonesia.
https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/MPPKI/article/view/133/103
Winardi, B. 2016. Konsep Asuhan Kebidanan pada Masa Prakonsepsi. Bahan Ajar
Perkuliahan Pendidikan Bidan FK UNAIR.
Yulizawati, D. (2016). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Metode Peer Education Mengenai Skrining
Prakonsepsi Terhadap Pengetahuan dan Sikap Wanita Usia Subur di Wilayah Kabupaten
Agam Tahun 2016. 11–20.