Bab Ii
Bab Ii
Bab Ii
KAJIAN PUSTAKA
terdahulu atau penelitian sebelumnya dengan tema yang sama dengan peneliti.
di Kota Batu).
Skripsi tersebut berisi tentang rehabilitasi sosial yang dilakukan oleh Pusat
dan yang terakhir adalah melakukan terminasi atau rujukan. Dari hasil rehabilitasi
yang dilakukan hasilnya adalah secara garis besar mengalami perubahan kearah
yang lebih baik, dan hal itu terbukti karena kondisi mental klien menjadi lebih
Konseling Islam). Metode yang digunakan pada skripsi ini adalah Program –
program yang dilakukan oleh PPT seruni adalah mulai dari menerima pengaduan
anggota tim yang lain . Prosesnya yang dilakukan adalah mulai dari
diterapkan adalah konseling yang menggunakan assas – asas islam seperti asas
keselarasan dan keadilan , asas kasih sayang, asas saling menghargai dan
meghormati dan asas musyawarah. Pelayanan dari PPT Seruni yang diberikan
kepada korban memberikan hasil yang cukup baik karena adanya perubahan
psikis yang lebih baik serta percaya diri yang lebih baik pada korban. Selain itu
menurut pengakuan korban , korban pun merasaa lega dari pada sebelumnya
Penelitihan terdahlu yang ketiiga oleh. Idan Ramdani (2019) dengan judul
10
tahapan – tahapan rehabilitasi tersebut menghasilkan kondisi yang semakin
sehari – hari.
penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan diteliti oeh peneliti adalah
subyek yang sama yaitu korban kekerasan seksual. Perbedaan terletak pada lokasi
dan tempat penelitian masing – masing. Penelitian ini juga dapat dibedakan
berdasarkan fokusan yang diteliti, dalam penelitian ini akan berfokus bagaimana
sedangkan penelitian terdahulu yang sudah dijelaskan diatas ada yang berfokus
pada anak korban kekerasan seksual, ada yang berfokus pada penanganannya
menggunakan perspektif bimbingan konseling islam, ada yang berfokus pada anak
referensi bagi peneliti untuk melalukan penelitian, namun tetap saja penelitian ini
11
2.2. Konsep Rehabilitasi Sosial.
Rehabilitasi yang berasal dari kata Re yag mana artnya kembali dan
perbedaan. yang tidak biaasanya terjadi paada fisik, mental hingga jiwa seseorang
yang perlu untu dipulihkan seperti sedia kala. Sedangkan, kata sosial berarti
yang mana kondisi yang kurang baik perlu dilakukan penanganan yang baik agar
kembali pada kondisi semula (Jurnal Sosio Konsepsia Vol. 8 No. 02 (2019: 4–5)
permasalahan fisik, mental, jiwa, tetapi juga kepada orang yang mengalami
(Mahendra, 2019: 5). Secara garis besar rehabilitasi adalah suatu proses
pemulihan yang melalui berbagai macam tahap yang dibutuhkan bagi yang
12
membutuhkan mulai dari rehabilitasi untuk para pengguna narkoba, untuk
perempuan korban kekerasan seksual. Optimal atau tidak hasil rehabilitasi adalah
bermacam – macam dan variasi itu sangat dibutuhkan untuk menunjang proses
kurang baik atau bahkan tidak berfungsi sebgaimana ffungsinya. Selain itu
menurut Helen Haris Perlman Rehabilitasi sosial adalah suatu usaha untuk
memiiliki rasa harga diri, kecintaan terhadap kerja, kesadaran akan tanggung
sehari hari, mulai dari kontak verbal dengan keluarga, masyarakat, lingkungan
13
2.3. Bentuk - Bentuk Rehabilitasi. Sosial
- bentuuk, yaitu :
psikologis korban menjadi sediakala atau bahkan lebih baik, sedangkan pada
Perawatan dan pengasuhan ini merupakan perawatan fisik maupun non fisik,
kekerasan seksual yng diilakukan oleh pelaku kepada korban dapat melukai
tangan atau hingga melukai kelamin maka perlu adanya perawatan kepada korban.
Juga perlu untuk mendapatkan pengasuhan kepada korban agar dapat menjalankan
14
d. Bimbingan mental spiritual.
asupan pengetahuan tentang agama untuk memperbaiki dan merubah sikap dan
perbuatan yang kurang atau bahkan tidak baik dalam kehidupannya sehari - hari.
e. Bimbingan fisik.
dihadapi.
g. Pelayanan aksesibilitas.
misalnya.
Bantuan dan asistensi sosial merupakan suatu tindakan berupa bantuan sosial dan
i. Bimbingan resosialisasi.
15
Bimbingan resosialiisasi mrupakan sebuah bimbingan mnyayatukan Serta
k. Rujukan.
Merupakan sebuah tindakan rujukkan kepada tempat lain lebih lanjut yang
Ada Rehabilitation Strategies yang di kutip dari Jurnal Sosio Konsepsia Vol.8,
No.02 (2019: 8-10) yang dapat dijadikan sebagai acuan rehabilitasi, strategi
4. Seek assistance from agencies such as NGOs, churches, and law enforcement
menjadi hal yang penting, lingkungan sosial yang ramah kepada klien tanpa
dalam kesembuhan klien serta kerja lintas sektoral sangat menunjang kesembuhan
klien.
16
2.5. Konsep Perempuan
kualitasnya guna meraih kebahagiaan hidup masa kini dan masa mendatang yang
dekat serta yang jauh. laki dan peerempuan keeduanya brkewajiban menciiptakan
situasii harmoniis dallam masyarkat. Tentu sajja,, situasi isni hsarus sessuai dgan
kodrat daan kemampouan masiing – masing. Ini berartii bahwa kiita diituntut tuk
2009: 5) perempuan itu berasal dari kata empu yaitu orang yang tinggi,yang
berkuasa, yang mahir, yang mampu berdiri sendiri. Perempuan mampu mandiri
didominasi oleh laki laki. Jenis kelamin (sex) terdiri dari dua jenis yaitu laki laki
dan prempuan. Kodrrat adalah pemberian dari Tuhan yang tidak dapat berubah
perempuan memiliki alat reproduksi yaitu rahim, payudara, vagina. Kodrat ini
fitrah dari Tuhan yang tidak dapat dirubah.Yang perlu dipahami adalah bahwa
laki laki dan perempuan keduanya adalah manusia yang sama karena keduanya
17
sama. Keduanya berhak memperoleh penghormatan sebagai manusia. Akan tetapi,
secara mendalam agar lebih mudah untuk mengethui secara konseptual dan fokus
mempunyai arti daya atau kekuatan dan. “latus” yng brasal dari kata “ferre” yang
Mana arteinya membawa.. Jadi vioelence yang berasal dari bahasa inggris
adalah suatu perbuatan yang membawa daya untuk melakukan sesuatu tindakan
atau perbuatan yang bersifat menekan dan atau menggunakan dorongan paksaan
dengan fisik ataupun nonfisik hingga membuat cedera kepada korban. (Gultom,
2014: 14). Kekerasan merupakan suatu perbuatan yang dapat menciderai orang
lain, dengan menyudutkan korban yang berujung pada tindakan kekerasan yang
dapat mengakibatkan luka hati yang berdapak pada psikologis hingga luka fisik
bahkan kematian tidak dapat terhindarkan apabila kekerasan terjadi dengan kadar
dengan berdasarkan jenis kelamin yang berbeda disebut dengan istilah gender
based violence atau bisa disebut dengan kekerasan berbasis gender (Sugihastuti &
kelamin. Prempuan yang sering dianggap makluk nomor dua atau makhluk
yang lemah sering kali diijadikan sasaran kekerasan seksual karena lakilaki
merasa lebih berkuasa dan dominan untuk menguasai seekor publik. Kekerasan
yang merasa lebih berhak atas segalanya, merasa menjadi seoerang pemimpin
dan memandang bahwasanya perempuan makhluk yang lemah dan kaum lak
Dengan rasa mendominasi tersebut mengakibatkan kaum laki laki merasa berhak
Saptiawan, 2010: 178) Kekerasan seksual selain dapat menciderai fisik juga dapat
menciderai psikis yang dapat memunculkan rasa trauma yang berdurasi cukup
19
dialami korban. Kekerasan yang terjadi kepada perempuan dapat terjadi pada
ranah domestik dan ranah publik. Dikatakan kekerasan pada ranah publik adalah
ketika yang melakukan perbuatan adalah keluarga sendiri seperti ayah, paman,
kekerasan dalam ranah publik adalah pelaku yang tidak mengenal korban atau
menjadi dua (2) yaitu pelecehan seksual dan penyerangan seksual. Pelecehan
seksual itu bersifat ringan karena seperti mengedipkan mata, mencubit, bersiul
yang bersifat menggoda, dan masih banyak lagi , sedangkan penyerangan seksual
anak perempuan dikarena posisi seorang anak dan perempuan rawan . Yang
secara umum, selain itu karena ada beberapa kondisi yang mempengaruhi
kebawah atau miskin, anak dan perempuan yang tinggal jauh dari perkotaan, yang
20
mengalami permasalahan didalam internal keluarganya. Dampak yang
dan psikologis korban yang dapat mempengaruhi masa depan anak dan
karena kurang berdaya secara ekonomi, sedangkan laki - laki menguasai dalam
rumah tangga, hal ini menjadikan perempuan dalam rumah tangga yang merasa
pasrah akan kondisinya dan lebih sering menurut kepada suaminya terlepass benar
ataupun salah karena memang dalam rumah tangga dikuasai oleh lakilaki akibat
terhadap perempuan tidak hanya dilakukan oleh orang - orang yang tidak kenal
dengan korban, melainkan juga dari orang -orang terdekat korban seperti keluarga
sendiri , mulai dari keluarga inti, paman, kakek, atau orang - orang yang masih
kekerasan seksual adalah orang yang kenal dengan korban atau yang menjadi
a. Kekerasan fisik.
21
. Kekerasan fisik ini merupakan suatu perbuatan yang menggunakan fisik seperti
& Saptiawan, 2010: 178). Selain itu kekerasan fisik ini selain menggunakan
tangan dan kaki untuk dapat membuat cedera pada fisik seperti memar bengkak,
b. Kekerasan Sosial
Kekerasan sosial ini. akibat dari pengabaian secara ekonomi, kurang mendapatkan
perawatan yang layak oleh keluarganya, meskipun orang tua atau kluarga sudah
memberikan yang terbaik namun, pengabaian ini terjadi karena kondisi ekonomi
juga yang akhirnya menyebabkan anak dan perempuan terabaikan secara fisik.
c. Kekerasan Emosional.
korban atau perempuan itu sendiri. Hal diakibatkan tindakan pelaku kepada
menyebabkan luka yang membekas luka fisik maupun luka batin, sehingga
panjang karena akibat psikologis yang terguncang akibat dari derita yang dialami
korban. Sehingga korban akan kehilangan rasa percaya diri, rasa takut.
d. Kekerasann Seksual.
22
Menurut Kalyanaitra dan rasetyo (Dzuhayatin dan Yuarsi, 2002:7) ada dua (jenis
kekerasan seksual) yaitu yang pertama adalah kekerasan seksual ringan seperti
siulan, kedipan yang menggoda, melihat dengan penuh nafsu mulai dari ujung
kepala hingga ujung kaki. Jenis kekerasan seksual yang kedua adalah kekerasan
diri, rendah diri, merasakan takut, rasa sedih yang berkepanjangan hingga
kepada perempuan akan terekam jelas pada pikirannya dan akan membawa rasa
trauma yang bersifat sementara atau jangka panjang. Kekerasan seksual yang
dilakukan semakin parah bisa jadi berujung kematian. Luka yang berbekas kepada
akan cenderung semakin tidak percaya diri kemudian mengisolasir dirinya dari
terdalam dalam buku Working with Rape Survivor (1990) akibat dari kekerasan
seksual yang terjadi pada perempuan adalah yang pertama. Tindakan dari
23
ketakutan yang muncul diakibatkan pernah mengalami kekerasan fisik hingga
korban, sehingga korban menjadi merasa bersalah, malu. Pada aspek fisik akan
muncul berbagai macam kondisi seperti tidak nafsu makan, kesulitan tidur,
merasakan sakit pada bagian perut hingga vagina, atau luka – luka fisik yang lain.
fobia. Jika korban kekerasan seksual perempuan masih usia anak –anak tidak
usia dewasa. Seperti trauma yang mengalami kenikmatan luar biasa, sehingga
ingin melakukan lagi pada kemudian hari, selain itu dampak lanjutan yang lain
pelaku tindak kejahatan kekerasan seksual. Selain itu, perempuan yang sudah
merasa hina, kotor, berdosa akan menjerumuskan diri di tempat melakukan seks
bebas. Dampak yang lainnya yang akan terjadi adalah apabila pelaku adalah
keluarga atau yang masih memiliki ikatan darah akan tidak mudah untuk
itu adalah aib maka dari itu tidak perlu diselidiki. Perbuatan kekerasan seksual
korban
25