Makalah Manajemen Investasi Syariah
Makalah Manajemen Investasi Syariah
Makalah Manajemen Investasi Syariah
Dosen Pengampu :
Roisiyatin, SEI., M.Si.
Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kepada ALLAH SWT tuhan semesta
alam atas rahmat, nikmat, dan hidayah-Nya kepada kita semua, Salawat berangkaikan
salam mari sama-sama kita hadiahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad
SAW, semoga kita termasuk kedalam orang-orang yang memperoleh syafaatnya
diakhir kelak, Amin ya rabbal ‘alamin.
Kami sangat bersyukur kepada Allah SWT, karena diberi kesehatan dan
sedikit kemampuan untuk menyelesaikan tugas makalah “Penilaian Rencana
Investasi Syariah” yang disampaikan kepada Ibu Roisiyatin, SEI., M.Si. Makalah ini
disusun sebagai tugas kelompok pada Mata Kuliah Manajemen Investasi Syariah.
Kami menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tentu
masih banyak kekurangan disana-sini dalam penyusunan makalah ini baik yang di
sengaja ataupun tidak, Untuk itu Kami ucapkan mohon maaf kepada semua pembaca.
Kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca akan Kami terima agar
kedepannya nanti menjadi lebih baik.
Semoga makalah ini dapat berguna dan menjadi suatu motivasi dan edukasi
bagi setiap pembacanya untuk dimasa yang akan datang. Amin ya rabbal ‘Alamin.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
yang membidik investor-investor dari masyarakat kalangan muda untuk
dijadikan sumber modal perusahaannya melalui pasar modal.Pasar modal
dengan instrumen investasi syariah adalah kegiatan di pasar modal yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal dan merupakan bagian
dari industri pasar modal Indonesia. prinsip syariah di pasar modal
berdasarkan ketetapan al-Qur’an dan Hadits yang mengatur ibadah dan
aktivitas manusia dalam urusan muamalah yang kemudian diatur dalam fiqh.
B. Rumusan masalah
Masalah atau topik pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Perencanaan pada manajemen investasi syariah?
2. Apa saja langkah - angkah dalam manajemen investasi syariah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
sedangkan pengambilan beberapa faktor berdasarkan analisis berorientasi
bunga tertanam dan juga menghasilkan pelaksanaan berbasis bunga dalam
ekonomi? Sebenarnya pertanyaan begitu jelas bahwa hal itu dibesarkan oleh
seorang ekonom Turki yang, sementara menganjurkan pelarangan bunga
dalam seluruh perekonomian, mengakui bahwa tidak adanya usulan lain,
berbagai teknik modern tentang analisis investasi harus diterima.
4
halnya kita harusberinvestasi Rp 89 hari ini untuk mendapatkan Rp 100
setelah 2 tahun pada 6% tingkat suku bunga. Pertanyaan yang paling
mendasar pada DCFR adalah apakah tingkatbunga akan menyamakan
hasil dari investasi untuk pengeluaran modal? Sebagai contoh, jika
sebuah proyek biayanya Rp 12.000/ hari ini dan diperkirakan bahwa
lebih 5 tahun akan menghasilkan nilai tunai Rp 16.000/ didiskontokan
untuk memberikan jawaban sama dengan Rp 12.000/-? Hal ini
ditemukan dengan cara coba-coba.
Hasil setiap tahun didiskontokan pada tingkat kemungkinan dan
sejumlah yang terdapat pada kehidupan seluruh proyek.Kemudian
jumlah tersebut dibandingkan dengan pengeluaran modal. Jika
pengeluaran modal melebihi uang tunai yang berjalan, tingkat
diskonto diturunkan dan perhitungan baru dibuat. Metode ini juga tidak
sesuai karena 2 alasan.
Pertama, Perhitunganmenghabiskan waktu yang rumit dan ekse
kutif bisnis menghindari saat-saat sulit tersebut. Kedua, telah disusun
dalam perekonomian dimana modal memerlukan biaya tetap seperti
tingkat suku bunga. Tanpa masuk ke dalam
diskusi tentang alasan dari pelarangan bunga dalam ekonomi muslim,
hal ini diakui bahwa metode tersebut tidak diterima
dari sudut pandang Islam. Pada kenyataannya, satu alasan bab ini
adalah sedang berusaha untuk menemukansebuah alternatif untuk
mengevaluasi proposal investasi yang mengambil nilai waktu
uang menjadi pertimbangan dan tetap dalam bingkai bebas riba.
5
Faktor utama yang mendukung perkembangan ekonomi syariah di
Indonesia di masa mendatang adalah jumlah penduduk Indonesia yang
mayoritas muslim. Selain itu adanya peningkatan kesadaran umat Islam dalam
berinvestasi sesuai syariah. Mengingat begitu pentingnya investasi sebagai
salah satu perilaku ekonomi, maka menjadi penting pula pemahaman
mengenai teori dan praktik investasi tersebut. Berikut uraian dari teori dan
praktik investasi syariah.
6
sebesar 65:35 dan pendapatan bank syariah yang dibagihasilkan untuk
deposito sebesar Rp 10 juta maka bagi hasil yang didapatkan oleh Bapa
Huda adalah: (Rp 10 juta : Rp 500 juta X Rp 10 juta X 65% = Rp
130.000,00.
3. Investasi Khusus (Mudharabah Muqayyadah)
Investasi khusus adalah suatu bentuk investasi nasabah yang
disalurkan langsung kepada pembiayaan tertentu sesuai dengan
keinginan nasabah. Perbandingan atau nisbah bagi hasil yang
ditetapkan berdasarkan kesepatan antara bank, nasabah serta penasihat
keuangan jika diperlukan (dapat dinegosiasikan). Dana akan
diinvestasikan kepada sektor riil yang menguntungkan sesuai keinginan
nasabah.
Contoh perhitungan bagi hasil; Bapa Huda menginvestasikan
dana sebesar Rp 5 juta dengan pilihan untuk pembiayaan kepada
pedagang bahan bangunan. Bila pada bulan berikutnya keuntungan
investasi yang diterima bank dari pedagang bahan bangunan sebesar
Rp 2 juta sementara kesepakatan nisbah antara nasabah dan bank
sebesar 65:35, maka bagi hasil yang didapatkan Bapa Huda adalah
sebesar: Rp 2 juta X 65% = Rp 1.300.000
Pendapatan bagi hasil yang diterima oleh deposan investasi
khusus dalam hal ini akan sangat bervariasi tergantung dari kinerja dari
pedagang yang diberikan pinjaman, dimana ada kemungkinan suatu
saat apabila pedagang tersebut mengalami kerugian maka bisa saja kita
tidak mendapat bagi hasil alias 0.
a) Investasi Saham Sesuai Syariah di Pasar Modal, Salah satu
bentuk investasi yang sesuai dengan syariah adalah membeli
saham perusahaan, baik perusahaan non publik (private equity)
maupun perusahaan publik/terbuka. Cara paling mudah dalam
melakukan investasi saham sesuai syariah di BEJ adalah
memilih dan membeli jenis saham-saham yang dimasukkan
dalam Jakarta Islamic Index (JII).
b) Reksadana Syariah, Dalam reksadana konvensional, pengaturan
atau penempatan portfolio investasi hanya menggunakan
pertimbangan tingkat keuntungan. Sedangkan reksadana
syariah selain mempertimbangkan tingkat keuntungan juga
harus mempertimbangkan kehalalan suatu produk keuangan.
Sebagai contoh bila reksadana syariah ingin menempatkan
salah satu jenis investasinya dalam saham, maka saham yang
dibeli tersebut harus termasuk perusahaan yang sudah
dibolehkan secara syariah. Lebih mudahnya sudah termasuk
dalam jenis saham yang ada dalam daftar JII (Jakarta Islamic
Index). Demkian juga jenis investasi lainnya seperti obligasi,
harus yang menganut sistem syariah.
7
Manajer investasi reksadana syariah harus memahami investasi
dan mampu melakukan kegiatan pengelolan yang sesuai dengan
syariah. Untuk itu diperlukan adanya panduan mengenai norma-norma
yang harus dipenuhi Manajer Investasi agar investasi dan hasilnya
tidak melanggar ketentuan syariah, termasuk ketentuan yang berkaitan
dengan praktek riba, gharar dan maysir. Dalam praktek syariah maka
Manajer Investasi bertindak sesuai dengan perjanjian atau aqad
wakalah.
Manajer investasi akan menjadi wakil dari investor untuk
kepentingan dan atas nama investor. Sebagai bukti penyertaan dalam
reksadana syariah maka investor akan mendapat unit penyertaan dari
reksadana syariah.
8
memberikan keuntungan yang besar dan bertambah terus pokok investasi,
Dalam aspek halal, kehalalan investasi mencakup hal-hal berikut :
a. Nait atau motivasi, disini mempunnyai niat dan motivasi dalam saling
memberikan manfaat bagi pihak-pihak yeng terlibat dalam transaksi.
b. Transaksi, dimana transaksi memiliki kesadaran, bentuk transaksi jelas,
adanya kerelaan dalam transaksi tersebut.
c. Prosedur pelaksnaan transaksi, disini setelah akad terjadi maka
pelaksnaan tidak BOLEH menyimpang dari ketentuan awal.
d. Penggungaan barang atau jasa yang ditransaksikan, melainkan juga
termasuk penggunaannya.
9
dicairkan ke dalam kas secara individual atau beberapa kelompok
sekuritas. Salah satu tujuan penilaian tersebut adalah untuk
mengidentifikasi sekuritas yang salah harga.
d. Pembentukan portofolio.
Pada tahapan ini adalah membentuk portofolio yang melibatkan
identifikasi aset khusus mana akan diinvestasikan dan juga menentukan
seberapa besar investasi pada setiap aset tersebut. Disini masalah
selektivitas, penentuan waktu dan siversifikasi perlu menjadi perhatian
investor.
e. Melakukan revisi portofolio.
Pada tahapan ini, berkenan dengan pengulangan secara periodik
dari tiga langkah sebelumnya. Sejalan dengan waktu, investor mungkin
mengubah tujuan investasinya yaitu membentuk portofolio baru
dengan yang lebih optimal. Motifasi lainnya sei sesuaikan dengan
preferensi investor tentang risiko dan retrun itu sendiri.
f. Evaluasi kinerja portofolio.
Pada tahap ini investor melakukan penilaian terhadap kinerja
portofolio secara periodik dalam arti tidak hanya retrun yang di
perhatikan tetapi juga resiko yang di hadapi. Jadi, di perlukan ukuran
yang tepat tentang return dan risiko juga standar yang relevan. Pada
hasil-hasil investasi yang di hasilkan dalam beberapa periode terakhir
volatilitas instrumen-instumen investasi yang serupa intrumen investasi
syari’ah dan non-syari’ah menunjukkan bahwa intrumen investasi
syari’ah relatif lebih stabil. Intrumen investasi syari’ah tersebut
merupakan saham yang memenuhi kriteria saham syari’ah, reksa dana
syari’ah dan sukuk.
10
Sementara itu, perusahaan-perusahaan yang aktivitasnya mengandung
hal-hal yang diperbolehkan, diberikan kriteria sebagai berikut :
a. Total utang / total aset = atau> 33% (total hutang = utang jangka
pendek ditambah bagian lancar utang jangka panjang ditambah
utang jangka panjang)
b. piutang / total aset = atau> 45% (piutang = piutang saat ini
ditambah piutang jangka panjang)
c. Pendapatan bunga operasi non / pendapatan = atau> 5% (jika
perusahaan memiliki pendapatan bunga non operasional tetapi
laba bersih negatif, itu dikenakan pemotongan. Namun, sebuah
perusahaan dengan laba bersih negatif sementara tidak ada
pendapatan bunga non operasi mungkin masih disertakan).
11
dagang melebihi 50% adalah dilarang menurut fatwa hukum
islam.
3. Jangka Waktu Investasi
12
Kegiatan investasi merupakan kegiatan membeli atau menjual kembali
investasi pada surat berharga jangka panjang dan aktiva tetap. Jika perusahaan
membeli investasi/aktiva tetap akan mengakibatkan arus keluar dan jika
menjual investas/aktiva tetap akan mengakibatkan adanya arus kas masuk ke
perusahaan.
Kegiatan keuangan atau ada yang menyebutnya kegiatan pendanaan,
adalah kegiatan menarik uang dari kreditor jangka panjang dan dari pemilik
serta pengembalian uang kepada mereka.
a. Metode Langsung
13
b. Metode Tidak Langsung
PT ABC
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2007
(dalam Rupiah)
(82.000)
Aliran kas keluar bersih untuk kegiatan investasi
26.000
14
Jika kita amati contoh di atas, terlihat bahwa perbedaan
antara metode langsung dengan metode tidak langsung terletak
pada penyajian arus kas berasal dari kegiatan operasi, sementara
itu baik aliran kas dari kegiatan investasi dan keuangan adalah
sama penyajiannya.
16
e. Kegiatan operasional negatif sedangkan kegiatan investasi dan
keuangan positif. Ini berarti perusahaan menggunakan sebagian
investasi dan penarikan pinjaman modal untuk membiayai
operasional. Kegiatan ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut.
f. Kegiatan investasi negatif sementara kegiatan operasional dan
keuangan positif. Perusahaan menggunakan cash dari
operasional dan pinjaman/penarikan modal untuk melakukan
investasi.
g. Kegiatan opersional dan investasi negatif sedangkan kegiatan
keuangan positif. Perusahaan melakukan kegiatan operasional
dan investasi yang sebagian dibiayai dengan dana pinjaman
atau penarikan modal. Sebagian dana juga digunakan untuk
operasional. Kondisi ini mungkin terjadi pada perusahaan yang
sedang tumbuh.
h. Kegiatan investasi positif tetapi kegiatan operasional dan
keuangan negatif. Perusahaan mungkin menjual investasi/aktiva
tetap untuk memenuhi kebutuhan operasional dan pembayaran
hutang/pembayaran ke pemilik.
17
BAB III
PENTUP
Kesimpulan
18
DAFTAR PUSTAKA
19