Rencana Investasi Syariah Kel 4
Rencana Investasi Syariah Kel 4
Rencana Investasi Syariah Kel 4
Delvy Ermadani
(1209.18.08570)
AULIAURRASYIDINTEMBILAHAN
T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkah dan
Karunianya-lah Penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah tepat pada waktu
yang telah di tentukan.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Investasi dan Pasar
Modal Syariah (IPM) dengan judul “Rencana Investasi Syariah (Evaluasi
Investasi Dalam Kerangka Syariah, Pola Arus Kas, Investible Surplus Method
(Ism))”.
Terima kasih penulis sampaikan kepada dosen pembimbing Bapak Hendro
Lisa, S.E., M.M. dan semua pihak yang telah membantu dalam menyusun
makalah ini.
Penulis telah berusaha sesuai dengan kemampuan penulis. Semoga makalah
ini bisa bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................ 2
BAB II PEMBAHAHASAN........................................................................ 3
A. Evaluasi Investasi dalam Kerangka Syariah...................................... 3
B. Pola Arus Kas..................................................................................... 4
C. Investible Surplus Method (ISM)....................................................... 12
D. Keuntungan Investible Surplus Method............................................. 14
BAB III PENUTUP...................................................................................... 16
A. Kesimpulan......................................................................................... 16
B. Saran................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat
ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang. Umumnya
investasi dibedakan menjadi dua, yaitu; investasi pada asset-aset riil dan investasi
pada asset-aset finansial.Investasi pada aset-aset riil dapat berbentuk pembelian
asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan
perkebunan dan lainnya.
Dengan berinvestasi maka dana yang terdapat dalam kas perusahaan tidak
menganggur. Investasi dapat dimaksudkan sebagai akumulasi dari suatu bentuk
aktiva untuk memperoleh manfaat dimasa yang akan datang.
Dengan adanya investasi maka perusahaan mengharapkan beberapa
keuntungan yakni terjaminnya manajemen kas, terciptanya hubungan yang erat
dan memperkuat posisi keuangan suatu perusahaan. Investasi merupakan unsur
yang sangat penting dalam perusahaan. Aktivitas investasi yang dilakukan oleh
perusahaan akan dijadikan sebagai dasar penilaian manajemen kas perusahaan.
Penilaian kinerja perusahaan ini sebagian atau seluruhnya dapat dinilai dari
penggunaan kas untuk investasi. Bagi perusahaan investasi adalah cara untuk
menempatkan kelebihan dana sedangkan untuk perusahaan lainnya investasi
merupakan sarana untuk mempererat hubungan bisnis atau memperoleh suatu
keuntungan perdagangan. Apapun motivasi perusahaan dalam melakukan
investasi, investasi tetap merupakan sarana dalam menentukan posisi keuangan
perusahaan.
Didalam pembahasan kali ini, penulis akan menjelaskan mengenai evaluasi
investasi dalam kerangka syariah, pola arus kas, Investible Surplus Method dan
keuntungannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yaitu sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah evaluasi investasi dalam kerangka syariah ?
1
2. Bagaimanakah pola arus kas ?
3. Bagaimanakah Investible surplus method ?
4. Bagaimanakah keuntungan dari investible surplus method ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan makalah
ini yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui evaluasi investasi dalam kerangka syariah.
2. Untuk mengetahui pola arus kas.
3. Untuk mengetahui investible surplus method.
4. Untuk mengetahui keuntungan dari ISM.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Evaluasi Investasi dalam Kerangka Syariah
Ketika gagasan dasar bahwa waktu mempunyai nilai dan mempertimbang
kan waktu dalam arus kas adalah sesuatu yang diterima, analisis teknik
pengeluaran modal sudah menggunakan konsep modal yang tidak Islami. Jadi ada
kepentingan untuk membuat rumusan alternatif, di samping keinginan untuk
membuat sebuah karakter yang sederhana dan rasional dengan melibatkan uang
sebagai fungsi waktu. Terkait dengan hal ini, maka perlu adanya metode yang
dapat digunakan untuk memulai atau mengevaluasi proyek investasi sesuai
dengan kerangka syariah. Metode yang diusulkan dalam kerangka keuangan
syariah adalah “Investible Surplus Methode/metode kelebihan barang yang
diinvestasikan” atau ISM.1
Investible Surplus Method adalah seberapa besar surplus investasi usaha
yang dilaksanakan selama waktu berjalan, dengan menghitung sejumlah tahun
untuk surplus investasi (setelah balik modal) yang terus dicapai perusahaan
dengan peningkatan (surplus) keuangan.2
Metode Investible Surplus (IS) merencanakan dengan segala kerendahan
hati untuk dicoba dan dimodifikasi oleh perusahaan untuk digunakan secara bebas
riba. Walaupun bukan yang terbaik serta bukan satu-satunya metode untuk
mengevaluasi perencanaan investasi. Kesuksesannya, seperti metode lain, yakni
meletakkan kehati-hatian dan perhatiaannya saat digunakan perusahaan. Area
terluas membuat kesalahannya adalah dalam peramalan laba kas. Manajemen
harus objektif dan terang-terangan ketika memetakan arus kas. Manajemen selalu
mengerti bahwa ISM diterapkan dengan teknik lain membutuhkan analisis lebih,
yakni Project Evaluation and Review Technique (PERT), Critical Path Method
(CPM), dan lain-lain.
1
http://nurhidayati97.blogspot.com/2018/04/penilaian-rencana-investasi-syariah.html
(Diakses pada hari Jum’at 16 Oktober 2020, Pukul 20:22 WIB)
2
http://repository.uir.ac.id/1583/1/4.pdf (Diakses pada hari Jum’at 16 Oktober 2020, Pukul
20:22 WIB)
3
ISM hanya mengambil dalam laporan keuangan periode waktu untuk
peningkatan investasi yang dibutuhkan. ISM bagaimanapun mengabaikan
kemungkinan, peluang, dan harapan pengembalian (merugi) dari biaya. Dalam
praktek nyata beberapa pertanyaan menjadi demikian penting dan tidak akan
diabaikan sebelum membuat keputusan akhir.3
B. Pola Arus Kas
Arus kas adalah dimana biaya awal diikuti oleh serangkaian biaya tunai
berjalan dengan nilai sisa proyek sama dengan biaya awal diikuti oleh serangkaian
biaya tunai berjalan dengan nilai sisa proyek sama dengan nol dan tidak ada
pemeliharaan antara dan pengganti. Dalam investasi awal diikuti serangkaian
biaya tunai berjalan dengan biaya pembongkaran pada akhir periode. Sebelum
membuat keputusan investasi, pola arus kas divisualisasikan secara detail dan
analisis lebih lanjut tergantung pada ketelitian atau hal-hal lain dari pola ini.4
Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang berisi informasi aliran
kas masuk dan aliran kas keluar dari suatu perusahaan selama periode tertentu.
Informasi ini penyajiannya diklasifikasikan menurut jenis kegiatan yang
menyebabkan terjadinya arus kas masuk dan kas keluar tersebut. Kegiatan
perusahaan umumnya terdiri dari tiga jenis yaitu, kegiatan operasional, kegiatan
investasi serta kegiatan keuangan.5
Kegiatan operasional untuk perusahaan dagang terdiri dari membeli barang
dagangan, menjual barang dagangan tersebut serta kegiatan lain yang terkait
dengan pembelian dan penjualan barang. Untuk perusahaan jasa, kegiatan
operasional antara lain adalah menjual jasa kepada pelanggannya. Misalkan
menjual jasa aeronautika dan non aaeronautika. Kegiatan ini akan mengakibatkan
terjadinya uang masuk untuk pendapatan dan aliran uang keluar untuk biaya. Baik
pendapatan dan biaya yang terjadi telah dilaporkan dalam laporan laba rugi,
namun besarnya pendapatan tersebut belum tentu sama dengan uang yang
3
http://bit.ly/money_crypto (Diakses Pada hari Minggu 18 Oktober 2020, Pukul 21:33
WIB)
4
http://suryanipane.blogspot.com/2018/04/penilaian-rencana-investasi-syariah.html
(Diakses Pada hari Minggu 18 Oktober 2020, Pukul 21:33 WIB)
5
http://kuantannet.blogspot.com/2018/04/makalah-penilaian-rencana-investasi.html
(Diakses Pada hari Minggu 18 Oktober 2020, Pukul 21: 34 WIB)
4
diterima karena perusahaan umumnya menggunakan dasar akrual untuk mengakui
pendapatan. Demikian halnya dengan biaya, biaya yang dilaporkan laba rugi
belum tentu sama dengan arus keluar untuk biaya tersebut.
Kegiatan investasi merupakan kegiatan membeli atau menjual kembali
investasi pada surat berharga jangka panjang dan aktiva tetap. Jika perusahaan
membeli investasi/aktiva tetap akan mengakibatkan arus keluar dan jika menjual
investas/aktiva tetap akan mengakibatkan adanya arus kas masuk ke perusahaan.
Kegiatan keuangan atau ada yang menyebutnya kegiatan pendanaan, adalah
kegiatan menarik uang dari kreditor jangka panjang dan dari pemilik serta
pengembalian uang kepada mereka.
Bentuk/Metode Penyajian Laporan Arus Kas
1. Metode Langsung (Direct Method)
Kelebihan dari metode ini adalah bisa melaporkan sumber penggunaan
kas dalam laporan cash flow. Sedangkan kelemahannya adalah data yang
diperlukan seringkali sulit untuk diperoleh. Metode ini menggolongkan
berbagai macam kategori utama dari kegiatan operasi. Metode ini lebih mudah
untuk dipahami, dan memberikan informasi yang lebih lengkap untuk
mengambil keputusan.6
Ketika menggunakan metode ini beban deplesi, beban amortisasi, beban
penyusutan, pendapatan, keuntungan, kerugian, dan utang tidak dimasukkan ke
dalam komponen aktivitas operasi.7
Sumber data untuk menyusun laporan cash flow dengan menggunakan
metode langsung adalah buku kas bank dan kas kecil. Dengan menggunakan
metode ini pelaporan arus kas dilakukan dengan menggunakan cara
melaporkan kelompok–kelompok penerimaan dan pengeluaran kas yang
berasal dari kegiatan operasi secara lengkap. Dan selanjutnya di ikuti dengan
kelompok dari aktivitas investasi dan pendanaan. Berikut merupakan contoh
laporan arus kas metode langsung:
6
https://mastahbisnis.com/laporan-arus-kas (Diakses pada hari Minggu 18 Oktober 2020,
Pukul 21:44 WIB)
7
Ibid.,
5
Agar lebih jelas, perhatikan urutan penyusunan laporan arus kas metode
langsung PT Dwidaya untuk periode yang berakhir pada Februari 2020 berikut
ini. Sebagaimana yang disebutkan di awal, pengerjaan format laporan ini
dibagi ke dalam tiga aktivitas, yakni operasi, investasi, dan pembiayaan.
Dengan demikian, langkah pertama yang perlu Anda lakukan adalah
mengumpulkan laporan setiap transaksi PT Dwidaya selama Februari 2020,
lalu mengelompokkannya ke dalam aktivitas operasi, investasi, dan
pembiayaan.8
a. Laporan Arus Kas Aktivitas Operasi
Laporan ini menyajikan informasi mengenai ringkasan penerimaan dan
pembayaran kas sesuai aktivitas operasi. Adapun komponen yang boleh ada
pada laporan ini adalah komponen neraca baik yang berupa aset maupun
kewajiban.
PT Inklusi Keuangan
Laporan Arus Kas
kepada kreditur
7.500.000
8
https://www.akseleran.co.id/blog/arus-kas-metode-langsung (Diakses Pada hari Minggu
18 Oktober 2020, Pukul 21: 50 WIB)
6
b. Laporan Arus Kas Aktivitas Investasi
Laporan ini menyajikan informasi mengenai aktivitas transaksi kas yang
bersumber dari pembelian maupun penjualan aset tetap, seperti gedung,
tanah, fasilitas pabrik, dan sebagainya.
PT Inklusi Keuangan
Laporan Arus Kas
7
Data pada tabel memperlihatkan bahwa PT Dwidaya mendapatkan investasi
sebesar Rp 24.000.000,00, lalu dilakukan penarikan sebesar Rp
2.500.000,00. Dengan demikian PT Dwidaya melaporkan arus kas bersih
dari aktivitas pendanaannya di bulan Februari 2020 adalah sebesar Rp
21.500.000,00.
Setelah ketiga jenis format aktivitas laporan arus kas diperoleh, maka
sebuah laporan arus kas metode langsung utuhnya menjadi seperti berikut
ini:
PT Inklusi Keuangan
Laporan Arus Kas
8
laporan utuh, langkah awal yang harus dilakukan adalah mengumpulkan
seluruh rincian data kas pada periode yang dimaksud.9
2. Metode Tidak Langsung (Indirect Method)
Terdapat 3 sumber data yang dipakai untuk membuat laporan arus kas,
yaitu laporan laba rugi periode berjalan, neraca periode berjalan dan periode
sebelumnya. Metode ini berfokus pada perbedaan antara arus kas dari aktivitas
operasi dan laba bersih. Metode tidak langsung memperlihatkan hubungan
antara laporan laba rugi, neraca, dan laporan arus kas.
Hal tersebut dikarenakan datanya bisa terdapat dengan segera, maka
metode ini lebih mudah daripada dengan metode langsung.
Penyusunan laporan arus kas dengan menggunakan metode tidak
langsung diawali dengan laba bersih dan menyesuaikan laba bersih tersebut
sehingga akan didapat arus kas dari aktivitas operasi. Dalam metode ini, arus
kas dari aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan ini disusun berdasarkan
laporan laba rugi dan neraca. Perhitungan yang dilakukan metode tidak
langsung dimulai dari bawah ke atas pada laporan laba rugi, atau dimulai dari
pendapatan bersih. Pada metode tidak langsung laba dan rugi bersih ini
disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas.
Penangguhan dan penerimaan/pembayaran kas untuk operasi sebelumnya
dan selanjutnya. Dan unsur penghasilan atau beban yang berhubungan dengan
arus kas investasi dan pendanaan.10
Contoh dari metode tidak langsung ini adalah sebagai berikut:
9
Ibid.,
10
Op. Cit. (https://mastahbisnis.com/laporan-arus-kas)
9
Perbedaan antara kedua metode terletak pada penyajian arus kas berasal
dari kegiatan operasi. Dengan metode langsung, arus kas dari kegiatan
operasional dirinci menjadi arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas
masuk dan keluar dirinci lebih lanjut dalam beberapa jenis penerimaan atau
pengeluaran kas.
10
Sementara itu dengan metode tidak langsung, arus kas dari opersional
ditentukan dengan cara mengoreksi laba bersih yang dilaporkan di laporan laba
rugi dengan beberapa hal seperti biaya penyusutan, kenaikan harta lancar dan
hutang lancar serta laba/rugi karena pelepasan investasi.
Ada beberapa kemungkinan pola aliran kas yang terjadi dalam perusahaan,
yaitu:
a) Semua kegiatan (operasional, investasim dan keuangan) menghasilkan aliran
kas yang positif yang berarti penerimaan kas dari masing-masing kegiatan
tersebut lebih besar dari pengeluaran kas. Pada keadaan pertama semua
kegiatan menghasilkan penerimaan kas yang lebih besar daripada
pengeluaran kas. Tentu dalam jangka panjang akan terjadi saldo kas yang
besar.
b) Semua kegiatan (operasional, investasi dan keuangan) menghasilkan aliran
kas yang negatif yang berarti penerimaan kas dari masing-masing kegiatan
tersebut lebih kecil dari pengeluaran kas. Ini kebalikan pola 1 di atas,
sehingga dalam jangka panjang cadangan kas yang ada akan habis.
c) Kegiatan operasional positif sedangkan kegiatan investasi dan keuangan
negatif. Pada pola ketiga, perusahaan menggunakan kas dari operasional
untuk membayar hutang/pengembalian modal/membayar deviden dan untuk
investasi. Pola ini dapat dikatakan ideal dan banyak pengamat mengatakan ini
adalah keadaan penen kas.
d) Kegiatan operasional dan kegiatan investasi positif tetapi kegiatan keuangan
negatif. Sedangkan pada pola hasil penjualan investasi dan opersional
digunakan untuk membayar hutang mengembalikan modal.
e) Kegiatan operasional negatif sedangkan kegiatan investasi dan keuangan
positif. Ini berarti perusahaan menggunakan sebagian investasi dan penarikan
pinjaman modal untuk membiayai operasional. Kegiatan ini
tidak boleh dibiarkan berlarut-larut.
f) Kegiatan investasi negatif sementara kegiatan operasional dan keuangan
positif. Perusahaan menggunakan cash dari operasional dan pinjaman/
penarikan modal untuk melakukan investasi.
11
g) Kegiatan opersional dan investasi negatif sedangkan kegiatan keuangan
positif. Perusahaan melakukan kegiatan operasional dan investasi yang
sebagian dibiayai dengan dana pinjaman atau penarikan modal. Sebagian
dana juga digunakan untuk operasional. Kondisi ini mungkin terjadi pada
perusahaan yang sedang tumbuh.
h) Kegiatan investasi positif tetapi kegiatan operasional dan keuangan negatif.
Perusahaan mungkin menjual investasi/aktiva tetap untuk memenuhi
kebutuhan operasional dan pembayaran hutang/pembayaran ke pemilik.
C. Investible Surplus Method (ISM)
Diawal pembahasan sudah dijelaskan mengenai ISM ini, Pertanyaan
pentingnya adalah, Seberapa besar surplus investasi proyek yang dilaksanakan
selama waktu berjalan? Jawaban dapat ditemukan dengan menghitung sejumlah
tahun untuk surplus investasi (setelah balik modal) yang terus dicapai perusahaan
berlipat-lipat secara kuantum, yakni sebuah peningkatan (surplus).
Misal: proyek dengan waktu operasi 5 tahun pertama menghabiskan biaya
Rp. 12.000,- dimana anggaran tersebut akan balik modal selama 2 tahun dan
sesudahnya menghasilkan Rp. 2.000,- untuk tiap 3 tahunnya. ISM dari
perusahaan tersebut adalah (2000x2) + (2000x1) + (2000x0)= 6000,
mengasumsikan surplus bergerak di akhir tahun ke-3, 4, dan 5 dan terus tersedia
untuk tahun ke-2, 1 dan 0. Perbedaan tujuan investasi mungkin diposisikan
dengan yang lain masih berhubungan dengan surplus investasi yang perusahaan
jalankan.
Perhitungannya dengan menggunakan rumus:
n
IS n=∑ (B t ¿−C t )(n−t); untuk semua Bt −C t >0 ¿ persamaan…. 1
t =1
Dimana:
ISn = Surplus investasi setelah ke-n tahun
Bt = Keuntungan (Benefit) yang diperoleh, misal kas masuk
Ct = Biaya (Cost) yang dibutuhkan, misal penganggaran kas
n = usia proyek
t = Periode waktu
12
Bt–Ct>0 = Menandakan perbedaan hanya positif yang terjadi dalam keuangan,
berasumsi bahwa semua kas masuk berjalan sampai akhir periode.
Persamaannya, biaya proyek dapat diperbandingkan dengan Peningkatan Investasi
(Investible Suplus) untuk menghitung Investible Suplus Rate (ISR), yakni:
ISn
ISR= n
×100
persamaan…. 2
∑ ( Ct )−(b−t)
(t 1 ≤0)
Persamaan (1) dan (2) diatas dapat digunakan hanya ketika kas digunakan secara
hati-hati dan dianggap terjadi pada permulaan sebuah periode.
Contoh :
Sebuah investasi dengan anggaran Rp. 12.000,- akan dijalankan selama 5 tahun,
dengan aliran kas: Tahun ke-1, Rp. 6.000,-; Tahun ke-2, Rp. 4.000,-; Tahun ke-3,
Rp. 4.000,-; Tahun ke-4, Rp. 4.000,- ; dan Tahun ke-5, Rp. 2.000,-. Tidak ada
biaya residu. Apakah investasi tersebut surplus dan mencapai ISR (Investible
Surplus Rate)?
n
Jawab: IS n=∑ (B t ¿−C t )(n−t); untuk semua Bt −C t >0 ¿
t =1
(Bt - Ct=
periode Bt Ct n-t IS x (n-t) ISn
IS)
0 - 12.000 -12.000 - - -
1 6000 - -6000 - - -
2 4000 - -2000 - - -
3 4000 - +2000 2 2000 x 2 4000
4 4000 - +4000 1 4000 x 1 4000
5 2000 - +2000 0 2000 x 0 0
ISn = 8000
ISn
ISR= n
×100
persamaan…. 2
∑ ( Ct )−(b−t)
(t 1 ≤0)
Ct = 12.000
13
n–t1 = 5–0 = 5
Ct x (n - t1) = 12.000 x 5 = 60.000
ISR = (8000 : 60000) x 100%
= 13,33%
Catatan:
a. Tidak ada pembebanan yang memberikan laba kas sampai titik biaya pulih
(impas), misal jika Bt – Ct < 0.
b. Bt – Ct memberikan sebuah efektif kumulatif sampai semua biaya pulih
(impas). Sesudahnya, peningkatan bergerak tiap tahun yang terjadi dalam
keuangan.
c. Pembebanan diberikan oleh peningkatan investasi untuk sejumlah tahun,
peningkatan sesuai dengan perusahaan untuk pengembalian investasi.
Peningkatan terakhir tidak akan memberikan akibat yang didasarkan pada
asumsi bahwa laba kas terjadi pada akhir periode. Dengan kata lain terjadi
selama 5 tahun (n – t) = 5 – 5 = 0.
d. Dengan definisi lain, biaya dianggap untuk semua 5 tahun, didasarkan pada
asumsi bahwa semua biaya akan kembali pada permulaan awal sebuah
periode.
D. Keuntungan Investible Surplus Method (ISM)
1. Over payback method
Metode payback tidak mengukur profitabilitas proyek, sementara ISM
melakukannya.
Payback memiliki bias terhadap longer-lived investasi, tetapi ISM tidak
memiliki bias tersebut.
Payback tidak mempertimbangkan arus kas setelah biaya telah pulih
sementara ISM memperhitungkan semua arus kas atas kehidupan proyek.
Payback mengabaikan nilai uang dari waktu sementara ISM memberikan
karena berat waktu pengeluaran dan hasil.
2. Over ARR
ARR tidak mempertimbangkan nilai uang dari waktu. Sementara ISM
mempertimbangkan nilai uang sebagai fungsi waktu.
14
3. Over DCFR and NPV
a. Kedua metode dipahami dalam kerangka kapitalistik dimana riba
digunakan untuk pemotongan arus kas. ISM lebih relevan digunakan
dalam kerangka bebas riba, dengan ide sentralnya adalah mengabaikan
suku bunga.
b. Lebih dari itu, ISM lebih sederhana untuk dipahami dan diterapkan
dibandingkan kedua metode ini.
4. Over MAPI
MAPI sukar digunakan dan tidak mempertimbangkan nilai uang sebagai
fungsi waktu. ISM mudah digunakan dan juga mempertimbangkan pemilihan
waktu arus kas.11
11
https://www.ekonomiislam.net/2017/10/Pengeluaran-Modal-dalam-Bisnis-Islam.html
(Diakses pada hari Senin 19 Oktober 2020, Pukul 20:29 WIB)
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk memulai atau mengevaluasi proyek investasi sesuai dengan kerangka
syariah, Metode yang diusulkan dalam kerangka keuangan syariah adalah
“Investible Surplus Methode/metode kelebihan barang yang diinvestasikan” atau
ISM.
Dalam investasi awal diikuti serangkaian biaya tunai berjalan dengan biaya
pembongkaran pada akhir periode. Sebelum membuat keputusan investasi, pola
arus kas divisualisasikan secara detail dan analisis lebih lanjut tergantung pada
ketelitian atau hal-hal lain dari pola ini. Bentuk/metode penyajian laporan arus kas
ini ada dua yang pertama metode langsung dan yang kedua metode tidak
langsung.
Kemudian mengenai perhitungan ISM ini, Pertanyaan pentingnya adalah,
Seberapa besar surplus investasi proyek yang dilaksanakan selama waktu
berjalan? Jawaban dapat ditemukan dengan menghitung sejumlah tahun untuk
surplus investasi (setelah balik modal) yang terus dicapai perusahaan berlipat-lipat
secara kuantum, yakni sebuah peningkatan (surplus).
Dan yang terakhir mengenai keuntungan ISM ini, keuntungan ISM ini
sangat banyak dan pada intinya metode ini merupakan metode investasi islami
yang dapat memudahkan seorang muslim dalam berinvestasi.
B. Saran
Setelah mempelajari Investasi dan Pasar Modal Syariah, tentang Rencana
Investasi Syariah (Evaluasi Investasi Dalam Kerangka Syariah, Pola Arus Kas,
Investible Surplus Method (ISM) ) penulis berharap pembaca mendapat ilmu,
pengetahuan, dan wawasan yang luas. Makalah yang penulis buat ini masih jauh
dari kata sempurna, untuk itu penulis berharap kritik dan saran yang membangun,
agar terciptanya makalah yang jauh lebih baik lagi.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://nurhidayati97.blogspot.com/2018/04/penilaian-rencana-investasi-syariah.html
http://repository.uir.ac.id/1583/1/4.pdf
http://bit.ly/money_crypto
http://suryanipane.blogspot.com/2018/04/penilaian-rencana-investasi-syariah.html
http://kuantannet.blogspot.com/2018/04/makalah-penilaian-rencana-investasi.html
https://mastahbisnis.com/laporan-arus-kas
https://www.akseleran.co.id/blog/arus-kas-metode-langsung
https://www.ekonomiislam.net/2017/10/Pengeluaran-Modal-dalam-Bisnis-Islam.html
17