Untitled
Untitled
Untitled
Di SUSUN OLEH :
SUHARNI LISTIYOWATI
NPM : 721650086
UNIVERSITAS WIRARAJA
2022
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui :
Mahasiswi
Suharni Listiyowati
NPM : 721650086
Menyetujui Mengetahui
Pembimbing Lahan Praktek Pembimbing Akademik
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II TINJAUAN LITERATUR
2.1 Pengertian
2.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas
2.3 tahapan masa nifas
2.4 perubahan fisiologis dan anatomis masa nifas
2.5 pengelolaan (kebutuhan masa nifas
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat serta hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan
Asuhan Kebidanan dengan Tema “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Pada Ny “M” Umur 25 Tahun P1 A0
7 Hari Post Partum Dengan Nifas Fisiologis” dipuskesmas pademawu.
Asuhan Kebidanan ini dibuat untuk memenuhi tugas praktek klinik kebidanan, saya ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini, antara lain :
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setelah persalinan wanita akan mengalami masa puerperium, untuk dapat
mengembalikan alat genitalia interna kedalam keadaan normal, dengan tenggang waktu
sekitar 42 hari atau enam minggu atau satu bulan tujuh hari.
Masa nifas atau puerperium dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-
kira selama 6 minggu. Pada masa ini terjadi perubahan-perubahan fisiologis,yaitu:
1. Perubahan fisik
2. Involusi uterus dan pengeluaran lochia
3. Laktasi/pengeluaran ASI
4. Perubahan psiikis
Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-
angsur pulih kembali seperti keadaan seblum hamil. Perubahan-perubahan alat-alat genital
ini dalam keseluruhannya disebit involusi.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Memberikan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Pada Ny “M” Umur 25 Tahun P1 A0 7
Hari Post Partum Dengan Nifas Fisiologis
b. Tujuan Khusus
I.PENGKAJIAN
Biodata
Nama
Nama penderita dan suaminya ditanyakan untuk dapat mengenal atau memanggil penderita
agar tidak keliru dengan penderita-penderita yang lain. (Ibrahim, Christina : 1993 : 83)
Umur
Untuk mengetahui keadaan ibu, terutama pada persalinan pertama atau primipara,
termasuk primipara muda atau primipara tua (Ibrahim, Christina : 1993 : 84). Usia
produksi yang baik adalah 20-35 tahun, untuk usia 35 tahun atau multi gravid akan
beresiko terhadap kontraksi uterus dan perdarahan yang terjadi. Bila itu telah dirawat di
ruang post partum selama kala IV (Hamilton, 1995 : 286)
Agama
Untuk memungkinkan mengetahui pengaruhnya kebiasaan kesehatan pasien/klien. Dengan
mengetahui agama klien, akan memudahkan bidan dalam melakukan pendekatan dalam
memberikan asuhan kebidanan. (Depkes RI, 1995 : 14)
Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat intelektualnya (Depkes RI, 1995 : 14). Pendidikan rendah atau
tidak berpendidikan akan sulit menerima penjelasan yang diberikan meskipun pada
akhirnya insting keibu anakan lebih berperan dalam perawatan bayinya. (Ibrahim, 1996 :
28)
Pekerjaan
Untuk mengetahui taraf hidup dan sosial ekonominya, agar nasehat yang diberikan sesuai.
Pekerjaan ibu yang terlalu berat pada masa kehamilan akan berpengaruh terhadap fisik ibu
yaitu fisik ibu akan menjadi lemah dan perjalanan masa nifas yang abnormal
Alamat
Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga kemungkinan bila ada yang namanya
sama. dilakukan kunjungan pada ibu. (Ibrahim, Christina. 1993 : 84)
DATA SUBYEKTIF
1. Keluhan utama
Ditanyakan untuk mengetahui adanya pengaduan-pengaduan yang penting atau apa yang
dirasakan ibu saat ini.
2. Riwayat kesehatan
Keadaan kesehatan ibu dengan penyakit jantung, DM, hipertensi, GO ginjal, akan
mempengaruhi masa nifas tersebut :
Ibu nifas yang memiliki keluarga yang tinggal dengan ibu dengan penyakit menular akan
berpotensi tertular penyakit tersebut. (Wiknjosastro, 2007:519)
4. Riwayat kebidanan
a. Haid
Kembalinya haid pada klien post partum yang tidak menyusui masa infertile kira-kira
berlangsung 6 minggu. (Syaifuddin, 2002:26)
Pengeluaran lochea rubra (warna merah) pada hari 1 dan 3, lochea sanguinolenta (warna
kecoklatan hari 3-7), lochea serosa (warna kekuningan hari 7-14), lochea alba (setelah
hari ke-140, warna putih. (Manuaba, 1998:193)
b. Riwayat Persalinan
- Kala I : Untuk primi 13 jam, multi 7 ham. His, pembukaan
serviks sampai terjadi pembukaan lengkap 10 cm, mulai
kuat, teratur dan sakit
- Kala II : Untuk primi 2 jam, multi 1 jam, persalinan spontan dan
BBL sehat serta normal.
- Kala III : Plasenta lahir spontan, lengkap primi ½ jam, multi ¼
jam
- Kala IV : 2 jam post partum perdarahan tidak boleh lebih dari 500
cc, apabila dalam persalinan berlangsung normal tanpa
penyulit maka dalam masa nifas akan berlangsung
normal pula, tetapi persalinan harus berakhir dengan
tindakan maka secara otomatis akan mempengaruhi
masa nafasnya. Misalnya pada kasus partus lama
biasanya akan terjadi retensio uria karena terjadi
oedema pada spinter uretranya. (Manuaba, 1993:239)
- Luka perineum : derajat/heacting/episiotomi
- Kontraksi uterus : baik/tidak
- TFU = + 2,5 cm di bawah pusat
- Penyulit pada ibu/bayi untuk menemukan hal-hal yang
membuat ibu tidak nyaman dan dilakukan tindakan
segera bila hasil pengawasan itu ternyata ada kelainan.
c. Riwayat nifas sekarang
Pada riwayat nifas ini perlu dikaji adalah bagaimana dengan keadaan 2 jam PP, data ini
perlu dikaji karena pada masa ini perdarahan post partum yang normal harus didapatkan :
RR : 16-20 x/menit
d. Riwayat KB
Perlu ditanyakan pada ibu yang mengikuti atau pernah mengikuti KB yaitu jenis
kontrasepsi yang dipakai, efek samping, alasan pemberhentian kontrasepsi (bila tidak
memakai lagi) lamanya penggunaan kontrasepsi. (Depkes RI, 1994:16)
Ibu menyusui diberi kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A
kepada bayinya melalui ASInya. Total kalori 2800 kkal protein 100 gr, calk 2 mg, Fe 15
mg, Vit B2 3 mg, Vit C 150 mg, ribo flavin 3 mg, Vit D 800 mg (RDA, 1998). Tiap hari
harus ada kelompok makanan dasar yaitu makanan harian, daging, protein, mineral, pada
ibu nifas terutama bagi ibu yang menyusui harus mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap
hari dalam bentuk makanan seimbang, minum sedikitnya 3 liter air setiap kali, porsi
makanan ibu nifas untuk membantu proses penyembuhan luka dan laktasi. (Syaifuddin,
2002 : N + 25)
2. Eliminasi
Pada masa post partum kandung kemih cepat terisi karena diuresi dan cairan intravena
ibu nifas dapat berkemih spontan dalam 6 jam BAB biasanya tertunda selama 2-3 hari
setelah melahirkan karena edema pra persalinan, diit cairan, obat-obat analgesic selama
persalinan dari perineum yang sangat sakit.(Hamilton, 1995 : 288)
3. Istirahat
Terganggu karena mulas, nyeri perineum dan pembendungan ASI kebutuhan istirahat ibu
+ 8-10 jam sehari untuk siang dan malam.(Hamilton, 1995 : 259)
4. Personal Hygiene
Ibu harus menjaga kebersihan seluruh tubuhnya, terutama kebersihan daerah genetalia
dengan sabun dan air, membersihkan daerah vulva atau cebok harus dilakukan dengan
benar dari depan ke belakang, pembalut harus sering diganti bila kotor, kebersihan buah
dada diperhatikan, pakaian yang dipakai oleh ibu sebaiknya yang bersih dan mudah
menyerap keringat.(Syaifuddin, 2002: N-24)
5. Aktifitas
Mobilisasi dini sangat dianjurkan bagi ibu setelah melahirkan karena memiliki
keuntungan sebagai berikut:
6. Hubungan Seksual
Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai masa
waktu tertentu, misalnya 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan, keputusan bergantung
pada pasangan yang bersangkutan. (Sarwono, 2002 : N-27)
a. Taking In
Tingkah laku ibu bergantung orang lain dan hanya nifas pada dirinya sendiri
Terjadi pada 1-2 hari PP
Mengenang pengalaman melahirkan
Pasif
b. Taking Hold
Terjadi perpindahan dan tergantung menjadi mandiri
Terjadi 3-10 hari PP
Focus lebih besar
Mandiri dalam self care
Terbuka untuk penyuluhan
Kurang percaya diri
c. Letting Go
Terjadi perpindahan dari mandiri keperan ibu
Terjadi pada hari ke 7-10
Menerima tanggung jawab peran
Kemandirian
Menyesuaikan dengan keluarga tempat tinggal bayi. (Hamilton, 1995: 293-294)
DATA OBJEKTIF
a. Keadaan umum
Baik dan kesadaran compos mentis (Hamilton, 1995: 281)
b. Tanda-tanda vital
TD : tidak boleh > 140/90 mmHg
Kenaikan diastole tidak boleh > 30 mmHg dan kenaikan systole tidak boleh > 15 mmHg.
Periksa setiap 15 menit selama 1 jam atau sampai stabil, kemudian 30 menit untuk jam-
jam selanjutnya. Persalinan dan kelelahan, hal ini akan normal kembali dalam 1 jam.
Nadi : diperiksa setiap 15 menit selama 1 jam atau sampai stabil kemudian setiap 30
menit untuk jam berikutnya.
Suhu : Periksa sekali/jam suhu tubuh mungkin meningkat bila dehidrasi atau keletihan
(Hamilton, 1995:282)
c. Pemeriksaan fisik
Kepala : simetris/tidak, tidak ada lesi/ada, terdapat benjolan abnormal atau tidak
Muka : muka lebih pucat, biru, menunjukkan kegelisahan setelah penyinaran warna muka
penderita maupun karena adanya perubahan. Apabila syanosis merupakan gejala awal
pekerjaan jantung dan paru-paru kurang baik sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan
O2 dalam tubuh. (Christina, 1996:39)
Mata : simetris, konjungtiva warna merah muda, bila pucat (anemia), sclera putih, bila
kuning ibu terinfeksi hepatitis (Depkes RI, 2000:19)
Dada dan payudara : hari pertama air susu mengandung colostrums yang merupakan
cairan kuning lebih kental dan air susu, mengandung protein albumin dan globulin dan
benda-benda kolostrum dengan diameter 0,001-0,025. Payudara bengkak sering terjadi
pada hari ketiga/keempat sesudah ibu melahirkan (Soetjiningsih, 1997:107)
Abdomen :
1. Tinggi fundus uteri dan kontraksi rahim
2. Segera setelah plasenta lahir TFU : + 2 jari di bawah pusat
3. Pada hari ke-5 TFU + 7 cm di atas symphisis/setengah simphisis pusat
Mulut : pucat/tidak
Leher : pembesaran kelenjar limfe/tidak, pembesaran kelenjar tyroid ada/tidak bendungan
vena jugularis ada/tidak
Genetalia : oedem/tidak, robekan jalan lahir ada/tidak, lochea …
Ekstremitas : pucat/tidak, oedem/tidak
Axilla : pembesaran kelenjar limfe/tidak
d. Pemeriksaan penunjang
Berupa pemeriksaan laboratorium, jika pada kasus HPP ini diutamakan pada pemeriksaan HB
V. INTERVENSI
Berdasarkan diagnosis yang ditegakkan bidan dalam mencatat rencana kegiatannya, maka
rencana kegiatannya mencakup tujuan dan langkah-langkah yang akan dilakukan bidan
dalam melakukan intervensi dalam rangka memecahkan masalah termasuk rencana evaluasi.
Berdasarkan hasil tersebut, maka langkah penulisan rencana kegiatan adalah sebagai berikut:
VI. IMPLEMENTASI
Dalam melaksanakan rencana asuhan kebidanan, bidan harus bertindak sesuai rencana yang
sudah ditentukan. Pencatatan dalam pelaksanaan juga termasuk penanganan kasus-kasus
yang memerlukan tindakan di luar wewenang bidan sehingga perlu dilakukan kegiatan
Kolaborasi/rujukan. (Dokumentasi Kebidanan. Moh. Wildan dan A. Aziz Alimul Hidayat :
36)
VII. EVALUASI
Dalam evaluasi kegiatan yang perlu dilaksanakan adalah mencatat proses manajemen
kebidanan. Evaluasi diperoleh dari tindakan pengukuran antara keberhasilan dan rencana.
Evaluasi juga dilakukan dengan membandingkan keberhasilan dengan langkah manajemen
lainnya. Hasil evaluasi dapat dijadikan, indikasi atau analisis selanjutnya bila diperlukan.
(Dokumentasi Kebidanan, Moh. Wildan dan A. Aziz Alimul Hidayat hal:36). Evaluasi
dilakukan setiap hari sesuai dengan intervensi kebidanan yang diberikan (Aspek Antenatal
Hj. Salmah. 2006:196)
BAB III
TINJAUAN KASUS
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
Pada Ny “M” Umur 25 Tahun, P1 A07 Hari Post
Partum Dengan Nifas Fisiologis
Di Kia Puskesmas Pademawu
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak terkaji
D. DIAGNOSA KEBIDANAN
Ny “M” P1 A0 7 Hari Post Partum Dengan Nifas Fisiologis
E. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan hubungan terapeutik dengan ibu dengan bertutur kata sopan santun &
lembut
EvaluasI : Ibu percaya pada nakes dan merasa nyaman
2. Melakukan observasi
TTD : 110/70 mmHg
S : 36,50C N : 82x/menit
RR : 20x/menit
TFU : 3 jari di atas symphisis
Kontraksi uterus : baik
Kandung kemih : kosong
Evaluasi : Ibu mengerti penjelasan dari bidan
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup agar kondisi ibu tetap sehat.
Evaluasi : Ibu menerima saran dari bidan
4. Menganjurkan pada ibu untuk makan-makanan yang bergizi seimbang seperti: sayur-
sayuran, buah-buahan, susu, dll
Evaluasi : Ibu bersedia untuk mengkonsumsi makanan bernutrisi
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara, Kompres dengan air hangat/
baby oil, Lakukan pemijatan dengan 3 cara dengan ujung tangan/jari dari dalam atas-
luar, dengan 1/3 jari, dengan sisi tangan lurus kelingking.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk melakukan perawatan payudara
6. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang (4hari lagi)
Evaluasi : Ibu bersedia untuk kontrol ulang
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada NY. M P1A0 7 Hari post partum fisiologis,
melalui tahap pengumpulan data dengan anamnesa (wawancara), observasi, pemeriksaan umum,
dan pemeriksaan fisik antara asuhan yang ada di lahan praktik dengan tindakan kebidanan yang
ada di teori pada dasarnya sama, hanya saja terdapat sedikit perbedaan. Kesenjangan
pengumpulan data objektif yang didapat antara asuhan kebidanan di lahan praktik dengan di
institusi yaitu:
1. Pada pemeriksaan fisik dada tidak dilakukan pemeriksaan bunyi detak jantung.
2. Pada pemeriksaan fisik abdomen tidak dilakukan pengukuran lingkar perut.
3. Tidak dilakukan pemeriksaan panggl luar.
Secara teori ada 7 langkah asuhan kebidanan dengan sistematika: pengkajian,diagnosa
aktual,diagnosa kebidanan yang potensial,rencana tindakan kebutuhan segera,rencana
keseluruhan,implementasi,evaluasi,.tetapi penulis saat ini berpedoman pada sistematika dari
buku panduan praktek mahasiswa dengan sistematika sesuai format laporan komprehensif yaitu:
pengkajian data subjektif,pengkajian data objektif ,pemeriksaan penunjang,diagnosa
kebidanan,penatalaksanaan, serta data perkembangan. Secara teori dan praktek ada perbedaan
sistematika, secara teori bidan harus merencanakan asuhan kebidanan,tetapi dalam hal ini penulis
tidak melakukan perencanaan tapi langsung pada penatalaksanaan,penulis berpendapat ini lebih
efektif karena rencana dan penatalaksanaan adalah 2 hal yang berbeda tetapi maknanya sama.
Secara teori standar I yaitu pengkajian, secara praktek, justru lebih terinci yaitu meliputi
pengkajian data subjektif,pengkajian data objektif, pemeriksaan penunjang. Secara teori bidan
menegakkan diagnosa secara aktual dan potensial,tetapi dalam hal ini penulis hanya
mencantumkan diagnosa aktual saja, karena pada hakekatnya apa yang menjadi masalah aktual
pasien sudah ditindak lanjuti dengan penatalaksanaan dan diamati berkelanjutan di data
perkembangan pasien.
Pada kasus Ny. M dalam pengkajian data subjektif dan objektif tidak ditemukan adanya
komplikasi kehamilan sebagai diagnosa. Hal ini dapat dipastikan melalui hasil pemeriksaan fisik
maupun pemeriksaan penunjang darah dan urin . Oleh sebab itu, ibu dan keluarga membutuhkan
konseling tentang kondisi ibu yang fisiologis.
Dalam kasus ini ,secara teori memang tidak terdapat faktor resiko pada ibu mulai dari
identitas, riwayat kesehatan sekarang,yang lalu maupun kesehatan keluarga. Riwayat
obstetri,perkawinan,pola kebiasaan sehari-hari juga tidak ditemukan faktor resiko. Dari
pemeriksaan fisik secara umum,status present,status obstetrik,pemeriksaan dalam maupun
pemeriksaan penunjang semuanya dalam kondisi fisiologis.
Dalam penatalaksanaan yang mengacu pada kondisi kesehatan ibu penulis tidak
menemukan kesenjangan antara teori dan praktik yang ada di lapangan. Dalam tindakan asuhan
kebidanan pada kasus Ny. M tidak mendapatkan kendala karena klien dan keluarga mau
mengikuti apa yang dianjurkan serta kooperatif dalam setiap tindakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa nifas atau puerpurium merupakan suatu yang normal dan setiap saat dapat berubah menjadi
abnormal. Dengan pencegahan yang semaksimal mungkin saat kehamilan,persalinan dan
nifas,keadaan yang abnormal dapat ditekan seminimal mungkin.Untuk itu sangat diperlukan
sekali penyebaran informasi dan kesadaran bagi ibu hamil dan keluarga untuk melakukan ANC
( antenatal care ) secara rutin,dan melakukan persalinan pada tenaga kesehatan, baik dokter
ataupun bidan.
B. Saran
Tenaga kesehatan terutama bidan diharapkan dapat mengetahui dan mengerti tentang asuhan
pada ibu nifas sehingga dapat memberikan pelayanan seoptimal mungkin pada setiap ibu
postpartum agar keadaan ibu dan janin tetap baik.
DAFTAR PUSTAKA