Bab V
Bab V
Bab V
58
Tabel 5.1 Menunjukkan bahwa pada tahun 2012 di Kecamatan Wonosari
dengan urutan jumlah penduduk tertinggi terdapat di Desa Kingkang yang
berjumlah 5.239 jiwa (8,34%), dan urutan jumlah penduduk terendah terdapat di
Desa Sukorejo yang berjumlah 1.821 jiwa (2,90%), Sedangkan pada tahun 2016
di Kecamatan Wonosari dengan urutan jumlah penduduk tertinggi terdapat di
Desa Wadung getas yang berjumlah 5.121 jiwa (8,76%), dan urutan jumlah
penduduk terendah di Desa Bentangan yang berjumlah 1.621 jiwa (2,77%).
Berdasarkan data diatas dari jumlah penduduk yang paling tinggi sampai terendah
pada tahun 2012 dan 2016 ada yang mengalami perubahan pada dua desa yaitu
kingkang jumlah penduduk tahun 2012 mencapai 5.239 jiwa tapi pada tahun 2016
mengalami penurunan mencapai 49.6% dari penduduk tahun 2012 dan Desa
Sukorejo yang awalnya penduduknya 1.821 jiwa pada tahun 2012 namun pada
tahun 2016 mengalami peningkatan mencapai 55,2%, dari kedua desa tersebut
mengalami jumlah penurunan dan kenaikan penduduk pada setiap desa dari tahun
2012 ke tahun 2016, karena adanya angka kematian bayi yang tidak seimbang
dengan angka kelahiran bayi dari desa tersebut. Gambar 7. Peta Pertumbuhan
Penduduk Kecamatan Wonosari Tahun 2012 Dan Tahun 2016. (Terlampir)
59
5.2 Analisis Angka Kelahiran Kasar/Crude Birth Rate (CBR) Penduduk di Tiap
Desa di Kecamatan Wonosari Tahun 2012 dan 2016
Menganalisis tingkat pertumbuhan penduduk maka perhitungan yang
pertama dilakukan adalah menghitung Angka Kelahiran Kasar/Crude Birth Rate
(CBR) pada daerah penelitian.Perhitungan CBR ini sangat sederhana karena hanya
memerlukan data tentang jumlah anak yang di lahirkan dalam 1 tahun dan jumlah
penduduk pada pertengahan tahun. Berikut rumus yang digunakan untuk
perhitungan CBR adalah :
B
CBR = ×K
P
60
sebanyak 27 jiwa) dan untuk CBR terendah terdapat di Desa Ngreden yaitu sebesar
7,01 perseribu penduduk (hal ini mengandung pengertian bahwa pada tahun 2016
di Desa Ngreden dari 1000, jumlah penduduk yang ada terdapat kelahiran bayi
sebanyak 7 orang), untuk dapat memperjelas perhitungan Angka Kelahiran Kasar
(CBR) pada masing-masing desa di Kecamatan Wonosari pada tahun 2012 dan
2016 dapat dilihat di tabel 5.2 sebagai berikut :
Tabel 5.2 Perhitungan Angka Kelahiran Kasar/Crude Birth Rate (CBR)
di Kecamatan Wonosari Pada Tahun 2012 dan 2016
61
Tabel 5.2 Menunjukkan bahwa di Kecamatan Wonosari terjadi perubahan
angka Kelahiran Kasar yaitu pada tahun 2012 sebesar 160,77 perseribu penduduk
sedangkan pada tahun 2016 sebesar 270,77 perseribu penduduk. Pada tahun 2012
dan 2016 mengalami peningkatan sebesar 110 perseribu penduduk, adapun desa-
desa yang mengalami kenaikan angka kelahiran kasar pada tahun 2012 dan 2016
adalah Desa Bentangan, Desa Gunting, Desa Wadung Getas, Desa Boto, Desa
Bulan, Desa Jelobo, Desa Kingkang, Desa Teloyo, Desa Pendanan, Desa
Lumbung Kerep, Desa Duwet dan Desa Tegalgondo. Kenaikan angka kelahiran
kasar terbesar adalah Desa Bentangan sebesar 16,69 perseribu penduduk,
sedangkan desa-desa yang mengalami penurunan angka kelahiran kasar pada
tahun 2012 dan 2016 adalah Desa Ngreden, Desa Sekaran, Desa Sukorejo, Desa
Bolali. Penurunan angka kelahiran kasar terbesar adalah Desa Ngreden sebesar
kurang dari 0,73 perseribu penduduk.
Kenaikan angka kelahiran kasar pada daerah penelitian lebih disebabkan
karena adanya faktor jumlah penduduk yang banyak serta tingginya tingkat
kesejahteraan yang menyebabkan angka kelahiran kasar pada daerah penelitian
mengalami kenaikan, tetapi sebaliknya adanya penurunan angka kelahiran kasar
pada daerah penelitian disebabkan karena faktor kesejahteraan yang rendah dan
dengan tingkat kesejahteraan yang rendah penduduk lebih memilih mengikuti
program mempunyai anak sedikit. Program Keluarga Berencana (KB) yang
merupakan program dari pemerintah sangat membantu dalam menekan angka
kelahiran di suatu wilayah.
5.3 Analisis Angka Kematian Kasar/Crude Death Rate (CDR) Penduduk di Tiap
Desa di Kecamatan Wonosari Tahun 2012 dan 2016
Menganalisis tingkat pertumbuhan penduduk maka perhitungan yang kedua
dilakukan adalah menghitung Angka Kematian Kasar/Crude Death Rate (CDR)
pada daerah penelitian. Perhitungan CDR ini sangat sederhana hanya memerlukan
62
data tentang jumlah kematian penduduk dalam 1 tahun dan jumlah penduduk pada
pertengahan tahun. Berikut rumus yang digunakan untuk perhitungan CDR adalah:
D
CDR= ×K
P
63
Tabel 5.3 Pehitungan Angka Kematian Kasar/Crude Death Rate (CDR)
di Kecamatan Wonosari Pada Tahun 2012 dan 2016
64
Kematian Kasar pada tahun 2012 dan 2016 adalah Desa Sidowarno mencapai
kurang dari 10,68 perseribu penduduk.
Meningkatnya Angka Kematian Kasar (CDR) pada desa-desa yang
mengalami kenaikan CDR dikarenakan banyak penduduk yang mempunyai
struktur umur tua dan tingkat kesejahteraan yang rendah hal ini bisa dilihat pada
ketersediaan fasilitas kesehatan yang belum merata, sedangkan untuk desa-desa
yang mengalami penurunan CDR dikarenakan struktur umur muda yang
mendominasi jumlah penduduk pada masing-masing desa tersebut faktor lain
yang menyebabkan Angka Kematian Kasar menurun adalah faktor kesejahteraan
dan kesehatan penduduk yang semakin baik.
5.4 Analisis Angka Migrasi Neto (Mn) Penduduk di Tiap Desa di Kecamatan
Wonosari Tahun 2012 dan 2016
Menganalisis tingkat pertumbuhan penduduk maka perhitungan yang
ketiga dilakukan adalah menghitung Angka Migrasi Netto (Mn) pada daerah
penelitian. Perhitungan Mn ini sangat sederhana hanya memerlukan data tentang
jumlah kematian penduduk dalam 1 tahun dan jumlah penduduk pada pertengahan
tahun. Berikut rumus yang digunakan untuk perhitungan Mnadalah :
I −O
Mn= K
P
Keterangan : Mn = Angka Migrasi Neto
I = Jumlah Migrasi Masuk
O = Jumlah Migrasi Keluar
P = Jumlah Penduduk pada pertengahan tahun
K = Bilangan konstanta (1000)
Perhitungan Angka Migrasi Netto (Mn) pada masing-masing desa di
Kecamatan Wonosari dapat dilihat pada lampiran V, dari perhitungan pada
lampiran V bahwa pada tahun 2012 Mn tertinggi terdapat di Desa Kingkang yaitu
sebesar 49,0 perseribu penduduk (hal ini berati pada tahun 2012 di Desa Kingkang
65
dari 1000 jumlah penduduk yang ada terdapat selisih penduduk yang datang dan
pergi dengan jumlah penduduk yang datang lebih besar sebanyak 49 orang),
sedangkan pada tahun 2012 Mn terendah terdapat di Desa Pandanan yaitu sebesar
–5,1 perseribu penduduk (hal ini berarti pada tahun 2012 di Desa Pandanan dari
1000 jumlah penduduk yang ada terdapat selisih penduduk yang datang dan pergi
dengan jumlah penduduk yang datang lebih besar sebanyak-5 orang).
Perhitungan Mn pada masing-masing desa di Kecamatan Wonosari pada
tahun 2016 dapat dilihat pada lampiran VI, dari perhitungan pada lampiran VI pada
tahun 2016 Mn tertinggi terdapat di Desa Gunting yaitu sebesar 70,1 perseribu
penduduk (hal ini berarti pada tahun 2016 di Desa Gunting dari 1000 jumlah
penduduk yang ada terdapat selisih penduduk yang datang dan pergi dengan jumlah
penduduk yang datang lebih besar sebanyak 70 orang), sedangkan pada tahun 2016
Mn terendah terdapat di Desa Boto yaitu sebesar – 13,5 perseribu penduduk (hal
ini berarti pada tahun 2015 di Desa Boto dari 1000 jumlah penduduk yang ada
terdapat selisih penduduk yang datang dan pergi dengan jumlah penduduk yang
datang lebih besar sebanyak -13,5 orang), untuk memperjelas perhitungan Angka
Migrasi Netto (Mn) pada masing-masing desa di Kecamatan Wonosari pada tahun
2012 dan 2016 dapat dilihat di tabel 5.4 sebagai berikut :
Tabel 5.4 Perhitungan Migrasi Neto (Mn) di Kecamatan Wonosari pada Tahun
2012 dan 2016
Penduduk
Migrasi Keluar Migrasi Masuk Migrasi Netto
Pertengahan
(Jiwa) (Jiwa) /
No Desa Tahun (Jiwa)
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun 1000
2012 2016 2012 2016 2012 2016 Penduduk
1 Wadung Getas 4 51 1 45 4365 5096 0.1 35.1
2 Boto 20 41 27 7 3027 2002 20.4 -13.5
3 Bulan 28 11 18 12 3224 3446 9.3 8.8
4 Ngreden 1 30 4 40 2972 4708 3.7 33.6
5 Jelobo 4 34 6 42 4563 4036 5.1 33.6
6 Gunting 6 73 11 93 3953 3188 9.5 70.1
66
Lanjutan tabel 5.4
67
persebaran Fasilitas Ekonomi yang cukup untuk dapat membantu memenuhi
kebutuhan sehari-sehari.
5.5 Analisis Pertumbuhan Penduduk di Kecamatan Wonosari Tahun 2012 dan
2016
Laju Pertumbuhan
No Desa Penduduk Tahun 2012
dan 2016 (%)
1 Wadung Getas 3,2
2 Boto -8
3 Bulan 1,29
4 Ngreden 9,2
5 Jelobo -2,3
6 Gunting -4
7 Sidowarno -10,3
8 Bener 5,2
9 Kingkang -13,8
10 Teloyo -2,7
11 Pandanan 1,8
12 Lumbung Kerep -8,7
13 Bentangan -14,6
14 Duwet -15,9
15 Sekaran 8,9
16 Sukorejo 16
17 Tegalgondo 5,83
18 Bolali 11,6
Jumlah Rata-Rata -0,93
Sumber : BPS, Kecamatan Wonosari Dalam Angka Tahun 2010 dan 2015
68
Tabel 5.5 Di ketahui bahwa Laju Pertumbuhan penduduk yang terjadi di
Kecamatan Wonosari antara tahun 2012 dan 2016 masuk dalam kategori rendah
karena hanya memiliki nilai pertumbuhan penduduk sebesar -0,93%, jadi untuk
jawaban perumusan masalah yang pertama telah terbukti bahwa tingkat
pertumbuhan penduduk di Kecamatan Wonosari pada tahun 2012 dan 2016
tergolong rendah.
Daerah penelitian dapat diketahui bahwa terdapat suatu perbedaan laju
pertumbuhan penduduk pada masing-masing desa di Kecamatan Wonosari.
Adanya variasi pertumbuhan penduduk di daerah penelitian lebih disebabkan oleh
faktor letak administrasi, dimana desa-desa yang mengalami pertumbuhan
penduduk tinggi pada umumnya mempunyai letak desa yang berdekatan dengan
pusat kecamatan maupun daerah sekitar yang mempunyai kondisi jumlah
penduduk yang padat selain itu tingkat aksesbilitas daerah juga mempunyai
peranan penting dalam pertumbuhan jumlah penduduk.
Daerah penelitian dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan laju
pertumbuhan penduduk pada tiap-tiap desa di daerah penelitian. Adanya perbedaan
pertumbuhan penduduk tersebut dikarenakan adanya tiga faktor yaitu kelahiran
(fertilitas), kematian (mortalitas), dan migrasi yang menyebabkan tingkat
pertumbuhan penduduk pada masing-masing desa berbeda.Besarnya nilai CBR,
CDR, dan Mn yang berbeda pada setiap desa menyebabkan variasi angka
pertumbuhan penduduk di daerah penelitian.Adanya perbedaan penduduk pada
daerah penelitian yang disebabkan ketiga faktor tersebut tentu juga didukung oleh
faktor lain diantaranya adanya : ketersediaan sarana dan prasarana sosial ekonomi,
faktor sosial budaya masyarakat serta faktor geografis wilayah. Ketiga faktor
tersebut tentu akan sangat berbeda pada setiap wilayah, dimana wilayah dengan
kondisi ketiga faktor tersebut tinggi tentunya akan berbeda dengan wilayah dengan
kondisi ketiga faktor tersebut rendah. Berdasarkan tiga faktor yang mempengaruhi
69
pertumbuhan penduduk di daerah penelitian adalah faktor migrasi dibuktikan
dengan tabel 5.6 yang mengalami peningkatan.
Tabel 5.6 Angka Migrasi Netto di Kecamatan Wonosari Tahun 2012 dan 2016
70