Afiksasi Kelompok-1

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

AFIKSASI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Morfologi


Dosen Pengampu: 1. Dr. Farida Ariyani, M.Pd.
2. Yinda Dwi Gustira, M. Pd.

Disusun oleh:
Kelompok 7

Gian Rahma Renvillia (2213046107)


Melani Cindy Putri (2213046093)
Sifa Mardhotillah (2213046094)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA LAMPUNG


JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayah- Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Afiksasi” Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Morfologi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan kepada pembaca mengenai materi yang terdapat dalam makalah
ini.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr.Farida Ariyani,M.Pd.,
Yinda Dwi Gustira,S.Pd.,M.Pd. Selaku dosen Mata Kuliah Morfologi.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari, makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang
membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 13 Maret 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1. Latar Belakang................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...........................................................................1
1.3. Tujuan Makalah..............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................3
2.1. Pengertian Afiks dan Afiksasi........................................................3
2.2. Jenis jenis Afiks..............................................................................3
2.3. Fungsi dan Makna Afiks.................................................................4

BAB III PENUTUP.......................................................................................9


3.1. Simpulan......................................................................................9
3.2. Saran............................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................10

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan Afiks?
2. Apasajakah Jenis jenis Afiks?
3. Apakah Fungsi dan Makna Afiks?

1.3 Tujuan Makalah


1. Mengetahui dan Memahami Pengertian Afiksasi
2. Mengetahu apa saja jenis jenis Afiksasi
3. Mengetahui dan memahami fungsi dan makna Afiksasi

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN AFIKS DAN AFIKSASI


Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, terdapat tiga jenis proses
morfologis, yaitu proses pembubuhan afiks, proses pengulangan dan proses
pemajemukan. Afiks menurut Kridalaksana (2001:3) adalah bentuk terikat yang
bila ditambahkan pada bentuk lain yang akan mengubah makna gramatikalnya.
Penjelasan Kridalaksana cenderung lebih berpandangan pada sisi gramatikalnya.
Berlainan hal dengan pendapat Ramlan (1965), afiks ialah suatu bentuk linguistic
pada suatu kata yang merupakan unsur langsung yang bukan kata dan bukan
pokok kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada bentuk-bentuk lain untuk
membentuk kata atau pokok kata baru. Fromkin dan Rodman (1998:519)
mendefinisikan afiks sebagai morfem terikat yang dilekatkan pada morfem yang
lain. Aronof dan fudeman (2005:2) menjelaskan bahwa afiks adalah bentuk yang
muncul sebelum stem atau sesudah stem. Contoh afiks dalam Bahasa Lampung
pada kata kanikan, kata ini terdiri dari dua unsur langsung, yaitu kanikan yang
merupakan bentuk bebas dan –an yang merupakan bentuk terikat. Maka morfem –
an diduga merupakan afiks.
Sebelum –an ditetapkan sebagai afiks, harus diteliti lebih jauh apakah –an
itu mampu melekat pada bentuk-bentuk lain untuk membentuk kata atau pokok
kata baru. Dari kata-kata kanikan,cawaan,tulisan dan sebagainya, dapatlah
ditentukan bahwa –an memiliki kemampuan melekat pada bentuk-bentuk lain.
Dengan demikian –an dapat ditentukan sebagai afiks.
Setiap afiks tentu berupa bentuk terikat artinya bentuk itu dalam tuturan
yang biasa tidak dapat berdiri sendiri dan secara gramatis selalu melekat pada
bentuk lain. Bentuk di- seperti di lamban, di sabah, di kelas tidak dapat
digolongkan sebagai afiks sebab sebenarnya bentuk itu secara gramatis memiliki
sifat bebas. Demikian pula halnya bentuk ke seperti dalam ke lamban, ke tiyuh , ke
kota yang berada dengan bentuk ke- seperti dalam keghua, kelima.
Tidak jauh berbeda dengan bahasa Indonesia, bentuk-bentuk –ku, ku-,-
mu,nya- dalam bahasa Lampung pun disebutkan tidak digolongkan kedalam afiks

5
melainkan termasuk golongan klitik karena bentuk-bentuk tersebut memiliki arti
leksis, sedangkan afiks tidak. Bentuk –nya yang termasuk golongan klitik ialah
bentuk –nya yang jelas memiliki pertalian arti dengan ia. Bentuk –nya yang sudak
tidak memiliki pertalian arti dengan ia, misalnya dalam rupanya dan agaknya,
termasuk golongan afiks karena hubungan arti leksisnya sudah terputus.

2.2 JENIS-JENIS AFIKS


Melihat jenisnya, terdapat beberapa jenis pembagian afiks pada morfologi.
Menurut Verhaar (2008:107) afiks dibagi menjadi empat macam yaitu, sebagai
berikut:
1. Prefiks, yang diimbuhkan di sebelah kiri dasar dalam proses yang disebut
“prefiksasi.”
a). Prefiks me(N)
Prefiks me(N)- terbentuk ketika imbuhan tersebut bergabung dengan verba dasar
yang hasil bentukannya membentuk verba berafiks dan bentukannya tidak
mengubah kelas kata. Sebagai upaya untuk memperjelas konsep mengenai bentuk
dan makna prefix infleksional Ng- ‘meN-‘, perhatikan contoh-contoh berikut ini.
Ng- + atugh → ngatugh = mengatur
Ng- + injam — nginjam = meminjam
Ng- + unut – ngunut = mencari
b). Prefiks Ny-
Bahasa Lampung memiliki prefiks Ny- yang merupakan alomorf prefiks {N-}
‘meN-’. Prefiks Ny- merupakan afiks infleksional yang proses pembentukannya
dapat dilakukan dengan menambahkan verba dasar. Bentuk kata dapat dibentuk
melalui proses morfologis dengan cara membubuhkan prefiks Ny- pada kelas kata
kerja (verba) dasar. Perhatikan contoh pemakaian prefiks Ny- di bawah ini.
Ny- + cambuk → nyambuk = mencambuk
Ny- + cuba → nyuba = mencoba
Ny- + cukkil → nyukkil = mencongkel
c). Prefiks n- ‘me-’
Bahasa Lampung memiliki Prefiks {N-} dengan alomorf n- terjadi dalam
pergabungan antara prefiks {N-} dengan kata dasar yang berawal dengan

6
konsonan [t] dan konsonan [t] kemudian luluh. Prefiks n- merupakan afiks
infleksional yang proses pembentukannya dapat dilakukan dengan menambahkan
kata kerja (verba).
Perhatikan contoh berikut!
n- + takagh → nakagh = menakar
n- + tutu → nutu = menumbuk
n- + takkop → nakkop = menangkap
d). Prefiks m-
Bahasa Lampung memiliki alomorf m- yang terjadi dalam penggabungan antara
prefiks {N-} dengan dasar yang berawal dengan konsonan [p] yang
mengakibatkan konsoan [p] luluh. Prefiks m- merupakan afiks infleksional yang
bisa ditempelkan pada kata kerja (verba) dasar.
Perhatikan contoh berikut!
m- + pitot → mitot = mencubit
m- + hinok → minok = menginap
m- + pagas → magas = menujah
e). Prefiks Ng-
Prefiks Ng-dalam bahasa Lampung merupakan alomorf prefiks {N-} yang dalam
pemakaiannya terjadi apabila bergabung dengan dasar yang diawali konsonan
selain yang diawali huruf [P,T,K,S,C] maka konsonan yang ada pada awal dasar
tersebut tidak luluh.
Contoh :
Nge- + happak → ngehapak = menuntun
Nge- + lepit → ngelepit = melipat
Nge- + basuh → ngebasuh = membasuh
f). Prefiks ti-
Prefiks ti- dalam bahasa Lampung merupakan bentuk pasif yang dalam bahasa
Indonesia disamakan dengan prefiks di-.
Contoh :
Ti- + urau → tiurau = dipanggil
Ti-+ keghoh → tikeghoh = digigit
Ti- + ginjoh → tiginjoh = digoyang

7
2. Sufiks, yang diimbuhkan di sebelah kanan dasar dalam proses yang disebut
“sufiksasi”
a). Sufiks -kon
Sufiks –kon dalam bahasa Lampung membentuk makna –kan yang berarti
mempertegas makna kata dasar. Contoh:
Akuk+ -kon → akukkon = ambilkan
Lapah + -kon → lapahkon = jalankan
Sitang + -kon → sotangkon = lemparkan
3. Konfiks Ng-….-kon
Konfiks adalah “gabungan afiks yang berupa prefiks (awalan) dan sufiks (akhiran)
yang merupakan satu afiks yang tidak terpisah-pisah. Contoh:
Ng- + hating + kon → ngehatangkon = menguatkan
Ng- + ingok + kon → ngingokkon = mengingatkan
Ng- + attak + kon → ngattakko = mengantarkan
4. Infiks, yang diimbuhkan dengan penyisipan di dalam dasar itu dalam proses
yang namanya “infiksasi.”
Penurunan nomina berafiks dalam bahasa Lampung dapat dibentuk melalui
penyisipan infiks –en/em-. Penurunan afiks ini dilakukan dengan cara
menyisipkan infiks en/em pada kelas verba. Nomina berinfiks ‘en/em’
mengandung makna ‘hasil’ seperti yang dinyatakan oleh kata dasar.
Contoh:
-en- + tawwai ‘ajar’ tennawai ‘hasil mengajar’
-en- +tanom ‘tanam’ tenanom ‘hasil menanam’
-en- + keni ‘beri’ tengeni ‘hasil memberi’
-em- + pajak ‘rebus’ temajak ‘hasil rebusan’

2.3 FUNGSI DAN MAKNA AFIKS

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

3.2 Saran
Demikianlah makalah berjudul “Afiksasi” ini kami buat
berdasarkan sumber-sumber atau jurnal yang ada kami juga menyadari,
masih ada banyak kekurangan di dalam penulisan makalah ini. Sehingga
perlulah bagi kami, dari para pembaca untuk memberikan saran yang
membantu supaya makalah ini mendekati lebih baik.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ariyani, Farida. Megaria. Khoerotun Nisa Liswati. 2017. Pengantar Morfologi


Bahasa Lampung. Yogyakarta: Textium.

10

Anda mungkin juga menyukai