Jurnal Melia Indrawati Revisi

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Maternitas Aisyah (JAMAN AISYAH)

Universitas Aisyah Pringsewu

Journal Homepage
http://journal.aisyahuniversity.ac.id/index.php/Jaman

PENGURANGAN INTENSITAS NYERI PERSALINAN PADA IBU HAMIL


DENGAN INTERVENSI BIRTH BALL
Melia Indrawati1, Nensi Utari2, Rika Agustina3, Lusia Asih Wulandari4
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan, Fakultas Kesehatan, Universitas Aisyah Pringsewu
Jl. A Yani No. 1 A Tambak Rejo, Wonodadi, Pringsewu, Lampung
Email: [email protected], [email protected],
[email protected], [email protected]

ABSTRAK
Asuhan Kebidanan berkelanjutan merupakan asuhan yang diberikan seorang bidan terhadap
klien/pasien mulai dari masa kehamilan, persalinan, nifas, BBL dan KB. Selama proses
persalinan terjadi banyak perubahan pada seorang ibu. Tujuan laporan tugas akhir ini adalah
untuk memberikan asuhan kebidanan secara berkelanjutan dengan intervensi pemberian
komplementer Brithing Ball untuk mempercepat penurunan kepala dan persalinan dan
pemberian komplementer kompres hangat untuk mengurangi nyeri kontraksi pada persalinan
kala I di PMB Melia Indrawati, S.ST., M.M Pekon Giri Tunggal Kecamatan Pagelaran Utara
Kabupaten Pringsewu Provinsi Lampung Tahun 202. Metode yang digunakan adalah metode
deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi kasus yang dilakukan dengan memberikan
asuhan kebidanan secara komprehensif, dengan subjek studi kasus yaitu Ny. E, Ny. N, dan Ny.
H. Hasil Laporan Tugas Akhir ini menunjukan bahwa pemberian terapi birthing ball efektif
dalam kemajuan persalinan mampu mengurangi nyeri persalinan pda ketiga pasien. Kesimpulan
brithing ball dapat diterapkan dalam pemberian asuhan kebidanan secara berkelanjutan untuk
mengatasi nyeri persalinan sehingga proses persalinan dapat berjalan dengan lancar dan aman.

Kata Kunci: Asuhan kebidanan berkelanjutan, Birthing ball, Nyeri persalinan


Abstract
Continuous midwifery care is care provided by a midwife to clients/patients starting from
pregnancy, childbirth, postpartum, BBL, and family planning. During the birth process, there
are many changes in a mother. The purpose of this final report is to provide sustainable
midwifery care with the complementary intervention of Breathing Ball to accelerate head
reduction and labor and complimentary provision of warm compresses to reduce contraction
pain in the first stage of labor at PMB Melia Indrawati, S.ST., M.M Pekon Giri Tunggal, North
Pagelaran District, Pringsewu Regency, Lampung Province in 202. The method used is a
descriptive method using a case study approach which is carried out by providing
comprehensive midwifery care, to the subject of the case study, namely NY. E, Mrs. N, and Mrs.
H. The results of this final report show that giving birthing ball therapy is effective in the
progress of labor therapy can reduce labor pain in the three patients. The conclusion of birthing
balls can be applied in the provision of sustainable midwifery care to overcome labor pain so
that the delivery process can run smoothly and safely.

Keywords: Continuous obstetric care, Birthing ball, Labor pain

Jurnal Maternitas Aisyah (JAMAN AISYAH)


LATAR BELAKANG simpatis, perubahan tekanan darah, denyut
Continuity Of Care (COC) atau asuhan jantung, pernapasan dan akibatnya
yang berkesinambungan merupakan mempengaruhi lama persalinan. Nyeri juga
asuhan yang diberikan seorang bidan dapat menyebabkan aktivitas uterus tidak
terhadap klien atau pasien mulai dari masa terkoordinasi yang akan mengakibatkan
kehamilan, persalinan, nifas, BBL dan KB persalinan lama (Lowdermilk et all, 2012).
(Kemenkes, 2020).
Berdasarkan data International NGO on
Persalinan merupakan suatu proses Indonesian Development (INFID) pada
alamiah yang terjadi pada setiap tahun 2013 angka kejadian persalinan kala
perempuan. Rasa nyeri selama proses 1 memanjang di Indonesia sebesar 5%
persalinan merupakan kodrat alam yang dari seluruh penyebab kematian ibu dan
memang harus dilalui seorang wanita. Rasa persalinan kala 1 memanjang menjadi
takut dalam menjalani persalinan yang penyebab kematian langsung pada ibu.
nyeri ini menimbulkan suatu pemikiran Kala I memanjang dapat mengakibatkan
pada sebagian wanita untuk cenderung fetal distress.
memilih persalinan secara operasi sektio
caesaria. Rasa nyeri persalinan yang Menurut data dengan 700.000 kematian
sangat hebat juga dapat menimbulkan intrapartum diseluruh dunia, sebanyak 45%
rupture uteri akibat kontraksi yang berhubungan dengan fetal distress (Liam,
berlebihan dan penanganan mengatasi et al., 2016). Di Indonesia kejadian fetal
nyeri yang salah (Pratiwi, dkk , 2021). distress pada saat intrauterine terdapat
sebesar 34,7% dari 100.000 kelahiran
Secara fisiologis nyeri terjadi ketika otot- hidup. (Kementrian Kesehatan Republik
otot rahim berkontraksi sebagai upaya Indonesia, 2013). Menurut WHO dari data
membuka servik dan mendorong kepala penyebab kematian bayi pada tahun 2010-
bayi kearah panggul. Nyeri pada persalinan 2015 di Indonesia, sejumlah 637.000
kala I merupakan proses fisiologis yang kematian disebabkan fetal distress.
disebabkan oleh proses dilatasi serviks,
hipoksia otot uterus saat kontraksi, iskemia Untuk menghilangkan rasa nyeri dapat
korpus uteri dan peregangan segmen digunakan dengan metode farmakologis
bawah rahim dan kompresi saraf diservik dan nonfarmakologis (terapi
(Lowdermilk et all, 2012). komplementer). Penanganan nyeri secara
farmakologis masih banyak menimbulkan
Nyeri persallinan saat kala I merupakan pertentangan karena pemberian obat
nyeri berat yang dirasakan ibu bersalin selama proses persalinan akan memberikan
dalam waktu yang lebih lama. Jumlah ibu efek negatif bagi janin maupun ibu
bersalin Primigravida yang mengalami (Kartini, 2017).
nyeri berat sebanyak 46%, 64% mengalami
nyeri sedang dan ringan, sedangkan pada Salah satu tehnik relaksasi dan tindakan
multigravida sebanyak 37% ibu bersalin nonfarmakologi dalam penanganan nyeri
mengalami nyeri berat, dan 63% saat persalinan dengan menggunakan
mengalami nyeri sedang dan ringan birthing ball (Pratiwi, dkk , 2021). Birthing
(Farida, 2016) ball adalah terapi fisik atau latihan
sederhana menggunakan bola, dimana
Nyeri persalinan yang tidak teratasi dapat latihan tersebut diterapkan untuk ibu
mempengaruhi kontraksi uterus melalui hamil, ibu melahirkan dan ibu pasca
sekresi kadar katekolamin dan kortisol melahirkan (Kustari et all 2012).
yang menaikkan aktivitas sistem saraf
Jurnal Maternitas Aisyah (JAMAN AISYAH)
Bola ini berperan membantu ibu saat penurunan tingkat nyeri setelah
inpartu kala I persalinan dalam memajukan menggunakan birth ball, 8% melaporkan
persalinannya. Selain itu dapat digunakan nyeri yang lebih dari sebelumnya, 26%
dalam berbagai posisi, misalkan dengan melaporkan tidak ada perubahan dalam
duduk diatas bola dan bergoyang-goyang tingkat nyerinya. Dalam hal kepuasan
membuat rasa nyaman dan memajukan pemakaian, 84% menyatakan birth ball
persalinan dengan menggunakan gravitasi dapat meredakan nyeri kontraksi, 79%
sambil meningkatkan pelepasan endorphin dapat meredakan nyeri punggung dan 95%
karena elastisitas dan lengkungan bola menyatakan nyaman ketika menggunakan
merangsang reseptor dipanggul yang birth ball.
bertanggung jawab untuk mensekresikan
endorphin (Kurniawati, 2017). Studi pendahuluan yang dilakukan dengan
wawancara kepada beberapa temen bidan
Tujuan dari latihan Birthing ball adalah di PMB Kabupaten Pringsewu mengatakan
membuat rileks otot-otot dan ligamentum, bahwa penggunaan Birthing ball dapat
membuat Kepala janin cepat turun, melatih mengurangi nyeri persalinan,rileksasi dan
jalan lahir, membuat otot dasar panggul mempercepat proses persalinan tetapi
menjadi elastis dan lentur, membuat Dasar belum semua bidan menerapkan latihan
Panggul Bermanuver, memposisikan janin birthing ball sehingga masih sedikit
ke posisi yang benar, membuat ibu hamil dimanfaatkan oeh ibu hamil dan bersalin.
merasa nyaman dan membantu kemajuan Berdasarkan data persalinan di PMB Melia
serta mempercepat proses persalinan, Indrawati pada tahun 2021 diketahui
mempersingkat kala I persalinan dan tidak terdapat 140 (25 %) ibu bersalin yang
memiliki efek negatif pada ibu dan janin, mengalami kala I memanjang.
menyembuhkan masalah pada tulang dan
saraf, menurunkan rasa nyeri, membantu Berdasarkan permasalahan diatas maka
mengurangi tekanan kandung kemih dan peneliti tertarik untuk memberikan asuhan
pembuluh darah (Mathew,2012). kebidanan secara Continuity of Care pada
Ny. E, Ny. H, dan Ny. N Di PMB Melia
Latihan birth ball dilaksanakan selama 30 Indrawati, S.ST., M.M Pekon Giri Tunggal
menit pada ibu inpartu primigravida Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten
setelah pembukaan 4cm-7cm (kala I fase Pringsewu Provinsi Lampung Tahun 2022.
aktif persalinan) akan berdampak pada
nyeri persalinan. Ketidaknyamanan dapat
diatasi dengan posisi tubuh yang METODE PENELITIAN
menunjang grafitasi dan posisi yang Metode deskriptif dengan menggunakan
mempercepat dilatasi serviks seperti pendekatan studi kasus yang dilakukan
berjalan, berjongkok, berlutut, dan duduk. dengan memberikan asuhan kebidanan
Penggunaan birth ball akan mendukung secara komprehensif, dengan subjek studi
ibu untuk menggunakan posisi tersebut kasus yaitu Ny. E, Ny. N, dan Ny. H.
selama proses persalinan. Hal ini akan
membantu janin turun ke dalam rongga
panggul dan ibu lebih sedikit merasakan HASIL DAN PEMBAHASAN
nyeri. (Kurniawati, 2017) Berdasarkan asuhan kebidanan persalinan
terhadap Ny. E, Ny. H, dan Ny. N,
Salah satu penelitian tentang birth ball diketahui mersakan nyeri persalinan kala I,
yang dilakukan oleh Kwan et al, yaitu sementara pada Ny.R, Ny.S dan Ny. U
evaluasi penggunaan birth ball pada diketahui mersakan nyeri pada pinggang
intrapartum. Sebanyak 66% melaporkan dan kram pada kaki.
Jurnal Maternitas Aisyah (JAMAN AISYAH)
menjelaskan bahwa brithing ball berperan
Pada asuhan kebidanan ini menggunakan membantu ibu saat inpartu kala I
skala nyeri Numeric Rating Scale (NRS) persalinan dalam memajukan
dimana menerangkan angka 0 sampai 10 persalinannya. Selain itu dapat digunakan
untuk menggambarkan tingkat nyeri. dalam berbagai posisi, misalkan dengan
Pengukuran dikatakaan tidaak nyeri 0, duduk diatas bola dan bergoyang-goyang
nyeri ringan 1-3, nyeri sedang 4-6, nyeri membuat rasa nyaman dan memajukan
berat 7-9 dan nilai sangat berat yaitu 10. persalinan dengan menggunakan gravitasi
Tingkat nyeri diukur sebelum dan sesudah sambil meningkatkan pelepasan endorphin
diberikan terapi Birthing ball dengan hasil karena elastisitas dan lengkungan bola
: Pada Ny. E dari Skala Nyeri 6 ( Nyeri merangsang reseptor dipanggul yang
sedang) menjadi Skala Nyeri 3 (Nyeri bertanggung jawab untuk mensekresikan
ringan ), Pada Ny. H dari Skala Nyeri 8 endorphim.
( Nyeri berat) menjadi Skala Nyeri 5 Penelitian Irawati dkk (2019) yang
(Nyeri sedang ), Pada Ny. N dari Skala dilakukan pada ibu bersalin di Puskesmas
Nyeri 7 ( Nyeri berat) menjadi Skala Nyeri Lompoe sebanyak 20 orang yang mendapat
4 (Nyeri sedang ) sementara Pada Ny. R perlakuan brithing ball dan 20 orang
dari Skala Nyeri 6 ( Nyeri sedang) menjadi sebagai sampel kontrol. Berdasarkan hasil
Skala Nyeri 3 (Nyeri ringan ), Pada Ny. S analisis bivariat menunjukan bahwa nilai p
dari Skala Nyeri 8 ( Nyeri berat) menjadi adalah <0,001. Dapat disimpulkan bahwa
Skala Nyeri 5 (Nyeri sedang ), Pada Ny. U ada pengaruh penggunaan birthing ball
dari Skala Nyeri 7 ( Nyeri berat) menjadi terhadap penurunan tingkat nyeri pada Ibu
Skala Nyeri 4 (Nyeri sedang ). bersalin kala I fase aktif.
Hasil tersebut sesuai dengan asuhan yang
Hal ini sesuai dengan penelitian yang juga diberikan oleh bidan bahwa intervensi
dilakukan oleh Isye Fadmiyanor dkk brithing ball dapat mempecepat proses
menunjukkan nyeri partisipan yang diukur persalinan. Birth ball dapat menambah
dengan menggunakan alat ukur Numeric aliran darah menuju rahim, plasenta dan
Rating Scale (NRS) sebelum dilakukan bayi. Mengurangi tekanan dan menambah
partisipan pertama mendapatkan hasil outlet panggul 30 % . Membuat rasa
skala nyeri dengan nilai 6 yaitu nyeri nyaman didaerah lutut dan kaki.
sedang dan partisipan kedua yaitu Memberikan kontra tekanan didaerah
mendapatkan hasil dengan nilai 6 yaitu perineum dan juga paha. Melalui gaya
nyeri . nyeri setelah dilakukan Birth Ball gravitasi, birthing ball juga mendorong
selama 30 menit didapatkan hasil bayi untuk turun sehingga proses
pengukuran pada partisipan pertama persalinan menjadi lebih cepat (Kurniawati
menggunakan alat ukur NRS sesudah 2017).
dilakukan Birth Ball mendapatkan Hasil tersebut sesuai dengan intervensi
penurunan nyeri dengan skala nyeri 3 yang diberikan oleh bidan dimana nyeri
(nyeri ringan) dan mendapat penurunan persalinan diberikan asuhan komplementer
skala nyeri dengan skala nyeri 3 (nyeri yaitu brithing ball dan terapi kompres
ringan). ( Jurnal ibu dan anak Vol. 5 No. 2 hangat dimana hasil yang didapat adalah
( November 2017). Sehingga metode Birth pada Ny.E merupakan multigravida yang
Ball terbukti dapat menurunkan rasa nyeri dapat mengontrol emosi saat proses
pada persalinan kala I Fase aktif. persalinan berlangsung sehingga
pemberian terapi breathing ball dan
Terapi brithing ball yang bertujuan untuk kompres hangat yang diberikan dapat
mempercepat proses persalinan. Sesuai mempercepat kemajuan persalinan dan
dengan teori Kurniawati (2017) yang rasa nyeri berkurang dan tidak terjadi
Jurnal Maternitas Aisyah (JAMAN AISYAH)
rupture perenium sementara pada Ny.H besar pada multipara mengalami tingkat
dan Ny.N merupakan primigravida belum nyeri berat. Paritas primigravida
dapat mengontrol emosi saat proses mengalami proses pendataran serviks
persalinan berlangsung namun setelah terjadi terlebih dahulu dibandingkan
diberikan terapi brithing ball dan kompres dengan pembukaan, sehingga proses
hangat terbukti dapat mempercepat persalinan lebih lama dibandingkan dengan
kemajuan persalinan dan mengurangi rasa multigravida.
nyeri persalinan yang dialami namun Latihan birth ball dilaksanakan selama 30
terjadi rupture perenium derajat 1. menit pada ibu inpartu primigravida
Adapun faktor nyeri persalinan adalah setelah pembukaan 4cm-7cm (kala I fase
disebabkan karena secara fisiologis nyeri aktif persalinan) akan berdampak pada
terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi nyeri persalinan. Ketidaknyamanan dapat
sebagai upaya membuka servik dan diatasi dengan posisi tubuh yang
mendorong kepala bayi kearah panggul. menunjang grafitasi dan posisi yang
Nyeri pada persalinan kala I merupakan mempercepat dilatasi serviks seperti
proses fisiologis yang disebabkan oleh berjalan, berjongkok, berlutut, dan duduk.
proses dilatasi serviks, hipoksia otot uterus Penggunaan birth ball akan mendukung ibu
saat kontraksi, iskemia korpus uteri dan untuk menggunakan posisi tersebut selama
peregangan segmen bawah rahim dan proses persalinan. Hal ini akan membantu
kompresi saraf diservik (Bandiyah, 2019). janin turun ke dalam rongga panggul dan
Pemberian Asuhan komplementer Birthing ibu lebih sedikit merasakan nyeri.
Ball pada ibu bersalin Ny. E multi gravida (Kurniawati, 2017).
berbeda dengan primi gravida Ny H dan
Ny. N dimana dari segi emosinya untuk KESIMPULAN
primi gravida sendiri karena ini adalah Hasil dari asuhan kebidnan persalinan yang
pengalaman pertama bagi ibu sehingga si diberikan didapatkan hasil terdapat
ibu masih belum focus pada asuhan yang penurunan tingkat nyeri persalinan kala I
diberikan, persalinan ibu primi gravida dan terdpat kemajuan persalinan sebelum
tetap mengalami kemajuan tapi dengan dan setelah diberikan birthing ball.
rupture perineum derajat 1 sedangkan bagi Sehingga dapat disimpulkan bahwa
multi gravida karena ibu sudah pernah birthing ball efektif dlam meningkatkan
melahirkan sebelumnya dan ibu dapat kemajuan persalinan. Saran untuk bidan
menerima asuhan komplementer birthing yaitu dapat menerapkan atau memberikan
ball yang diberikan oleh bidan dan di terapi birthing ball dalam penatalaksanaan
terapkan secara berulang sesuai arahan asuhan persalinan.
bidan sehingga persalinan ibu yang multi
gravida mengalami kemajuan dan minim DAFTAR PUSTAKA
trauma. Bobak, Lowdermilk, Jense. (2012). Buku
Pengurangan rasa nyeri persalinan kala I Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta:
terjadi setelah dilakukan intervensi berupa EGC.
pelaksanaan latihan birth ball yang
dilakukan selama tiga puluh menit pada Kemenkes RI, (2019), Profil Kesehatan
pengukuran ke-1 maupun ke-2. Menurut Indonesia Tahun 2018.
Graston dalam Rumbin, menyatakan
bahwa secara signifikan derajat nyeri lebih Kurniawati, Ade, dkk. (2017). Efektivitas
berat dirasakan pada primipara daripada Latihan Birth ball terhadap Penurunan
multipara. Ada perbedaan tingkat nyeri Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif pada
antara paritas primipara dengan multipara Primigravida.Indonesian Journal of
terhadap nyeri persalinan kala 1, sebagian Nursing and Midwifery.5(1) : 1-10
Jurnal Maternitas Aisyah (JAMAN AISYAH)
Mathew, Albin et al.(2012).A Comparative
Study On Effect of Ambulation and
Birthing ball On Maternal and Newborn
Outcome Among Primigravida Mothers
in Selected Hospitals in
Mangalore.Nitte University Journal of
Health Science.2(2) : 2-5

Pratiwi, D., Hadi, S. P. I., Sari, N., &


Okinarium, G. Y. (2021). Asuhan
Kebidanan Komplementer Dalam
Mengatasi Nyeri Persalinan. Pustaka
Aksara.

Morvarid Ghasab Shirazi1 ID, Shahnaz


Kohan2, Firoozeh Firoozehchian1,
Elham Ebrahimi3* ID. (2019).
Experience of Childbirth With Birth
Ball international. Journal of
Women’s Health and Reproduction
Sciences, Volume 7, No. 3, July
2019.

Jurnal Maternitas Aisyah (JAMAN AISYAH)

Anda mungkin juga menyukai