1282 7031 1 PB PDF

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Agrisaintifika

Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian


Vol. 5, No. 2, 2021
Fauziah, et al. 2021

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)


DI KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG

Sellia Fara Fauziyah1), Saparto2), Ryantoko Setyo Prayitno3)

1,2,3)
STIP Farming Semarang, Jl. PawiyatanLuhur IV/15, BendanDuwur, Semarang.
Email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendapatan, kelayakan finansial, dan pengaruh biaya baglog dan
tenaga kerja terhadap pendapatan usahatani jamur tiram putih. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan
Ungaran Timur, Kabupaten Semarang dengan menggunakan metode penelitian deskriptif analisis ex post
facto. Penelitian dilakukan dengan cara sensus menggunakan 41 orang petani jamur tiram putih sebagai
responden. Metode analisis data yang digunakan: rumus pendapatan; kelayakan finansial (R/C ratio, BEP&
ROI). Untuk mengetahui pengaruh biaya baglog dan tenaga kerja terhadap pendapatan menggunakan
analisis regresi linier berganda (uji-F, uji-t dan R2adj.). Hasil penelitian rata-rata skala usaha +7.539 baglog
per periode produksi (3 – 4 bulan) : 1). Pendapatan = Rp. 13.516.498,-, 2). R/C ratio = 2,00, BEP(Q) = 1.278
kg, BEP(Rp) = Rp. 5.823,-/kg, ROI = 87,00%. Ada pengaruh yang sangat signifikan dari biaya baglog dan
tenaga kerja terhadap pendapatan (P<1%). Persamaan Regresi : = -5.541.231 + 0,987 X1**+ 3,282 X2** + ɛ,
R2adj = 0,887. Usahatani jamur tiram putih menguntungkan, layak secara finansial untuk diusahakan, dan
ada pengaruh yang sangat signifikan dari biaya baglog dan tenaga kerja terhadap pendapatan.

Kata kunci : Jamur Tiram, Kelayakan, Pendapatan, Usahatani

ABSTRACT

This study aims to determine the income, financial feasibility and the effect of baglog and labor costs
on white oyster mushroom farming income. The research was conducted in East Ungaran Subdistrict,
Semarang Regency using the ex post facto analysis descriptive research method. The research was
conducted by means of a census using 41 white oyster mushroom farmers as respondents. Data analysis
methods used: income formula; financial feasibility (R / C ratio, BEP & ROI). To determine the effect of
baglog and labor costs on income using multiple linear regression analysis (F-test, t-test and R2adj.). The
results of the research averaged business scale + 7,539 baglog per production period (3 - 4 months): 1).
Income = Rp. 13,516,498, -, 2). R / C ratio = 2.00, BEP (Q) = 1.278 kg, BEP (Rp) = Rp. 5,823, - / kg, ROI =
87.00%. There is a very real effect of baglog and labor costs on income (P <1%). Regression Equation: Y ̂ =
-5,541,231 + 0.987 X1** + 3.282 X2** + ɛ, R2adj = 0.887. White oyster mushroom farming is profitable,
financially feasible to run, and there is a very real effect of baglog costs and labor on income.

Keywords: Farming, Feasibility, Income, Oyster Mushrooms

1. PENDAHULUAN
Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) Kandungan mineral makro K, P, Na, Ca, Mg
merupakan tanaman bernilai ekonomi, mencapai 56-70% dari total abu. Selain itu
mengan-dung gizi tinggi dan mudah mengandung mineral mikro Zn, Fe, Mn, Mo,
dibudidayakan serta tidak memerlukan lahan Co.
yang luas. Direktorat Jenderal Hortikultura Direktorat Jenderal Hortikultura (2007)
(2007) menyatakan bahwa jamur tiram menyatakan bahwa jamur tiram di Indonesia
mengandung protein 3,5 – 4% dari berat memiliki luas panen seluas 194,91 ha, dengan
basah atau 19 – 35% dari berat kering. produktivitas 52,20 ton/ha dan produksinya
Sumarmi (2006) menyatakan jamur tiram mencapai sebesar 10.173,80 ton. BPS
banyak mengandung vitamin B, C, D. Semarang (2018) menyatakan bahwa Provinsi
133
Agrisaintifika
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Vol. 5, No. 2, 2021
Fauziah, et al. 2021

Jawa Tengah memiliki sentra produksi jamur post facto artinya penelitian yang dilakukan
tiram yang cukup berpotensi salah satunya setelah suatu kejadian itu terjadi. Bertujuan
adalah di Kabupaten Semarang. Pada Tahun untuk menemukan penyebab yang
2018 produksi jamur tiram di Kabupaten memungkinkan perubahan perilaku, gejala
Semarang mencapai 127,380 ton dengan luas atau fenomena yang disebabkan oleh suatu
panen 4,624 ha. peristiwa, perilaku yang menyebabkan
Kecamatan Ungaran Timur terletak pada perubahan pada variable bebas secara
ketinggian +294 mdpl, dengan suhu udara keseluruhan sudah terjadi (Widarto, 2013).
rata-rata 21–35oC. Kondisi ini cocok bagi Kecamatan Ungaran Timur terdapat 41
pertumbuhan jamur tiram. Wilayah ini orang petani yang mengusahakan jamur tiram
merupakan salah satu wilayah di Kabupaten dengan tingkat skala usahanya antara 1.500
Semarang yang banyak mengusahakan s/d 35.000 baglog. Karena jumlah petani
budidaya jamur tiram putih. kurang dari 100 orang maka semua
Informasi awal diperoleh keterangan digunakan sebagai sampel atau disebut
bahwa biaya yang paling besar dalam metode sensus (Arikunto, 2006).
usahatani jamur tiram adalah biaya pembelian Data primer diperoleh dengan melakukan
baglog dan tenaga kerja. Dalam usaha wawancara kepada petani jamurt iram
taninya pada umumnya petani belum sebagai responden yang dipandu dengan
memperhitungkan secara bisnis. Masih kuesioner; data sekunder diperoleh dengan
banyak ditemukan sumber daya yang tidak melakukan observasi langsung ketempat
diperhitungkan secara finansial dalam usaha jamurt iram, serta menggunakan data
usahanya. Diduga ini karena skala usaha dari lembaga yang terkait.
rumah tangga. Hal ini yang mendorong Data primer meliputi seluruh biaya (biaya
perlunya dilakukan penelitian tentang analisis tetap dan biaya tidak tetap) yang dikeluarkan
usahatan ijamur tiram putih di Kecamatan untuk produksi jamur tiram. Biaya tetap
Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, meliputi biaya penyusutan bangunan,
khususnya dari aspek pendapatan, kelayakan peralatan, pajak, dan rak bambu. Biaya tidak
finansial, serta mengetahui pengaruh biaya tetap atau biaya variable terdiri dari biaya
baglog dan tenaga kerja terhadap listrik & air, sarana jamur, baglog, Zat
pendapatan. PengaturTumbuh (ZPT) & Pestisida, plastik,
bahan bakar, dan tenaga kerja. Penerimaan
diperoleh dari jumlah produksi dikalikan
2. METODE PENELITIAN
dengan harga jual.
2.1. Metode
2.2. Analisis Data
Penelitian dilakukan di Kecamatan 2.2.1. Analisis pendapatan usahatani jamur
Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. tiram putih.
Pemilihan lokasi ditentukan secara purposive, Pendapatan usaha tani jamur tiram putih
dengan pertimbangan bahwa lokasi tersebut dihitung dengan rumus (Soekartawi, 1995) :
merupakan salah satu sentra produksi jamur Pd = TR - TC
tiram. TR = y. Py
Penelitian menggunakan metode des- TC = FC + VC
kriptif analisis, ex post facto. Metode deskriptif Keterangan :
analisis adalah suatu metode yang berfungsi Pd = Pendapatan (Rp)
untuk mendeskripsikan atau memberi TR = Total Revenue/Penerimaan (Rp)
gambaran terhadap objek yang diteliti melalui TC =Total Cost/Total Biaya(Rp)
data atau sampel yang telah terkumpul FC = FixedCost/BiayaTetap (Rp)
sebagaimana mestinya (Sugiyono, 2009).Ex VC = Variable Cost/BiayaTidakTetap

134
Agrisaintifika
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Vol. 5, No. 2, 2021
Fauziah, et al. 2021

(Rp) ROI = x 100%


Kriteria :
Kriteria :
Jika Pd > 0, maka usaha jamur tiram
ROI <i (tingkat suku bunga bank yang
menguntungkan.
berlaku), maka usahatani tersebut
Jika Pd = 0, maka usaha jamur tiram
tidak
mencapai titik impas.
layak untuk diusahakan.
Jika Pd < 0, maka usaha jamur tiram
ROI >i (tingkat suku bunga Bank yang
mengalami kerugian.
berlaku), maka usahatani
tersebut layak untuk diusahakan
2.2.2. Analisis kelayakan finansial
(Sumarjo, 2004)
usahatani
jamur tiram putih.
2.2.3. Analisis regresi linier berganda
Analisis Revenue Cost Ratio (RCR) Analisis besar pengaruh biaya baglog dan
menggunakan rumus matematis sebagai tenaga kerja terhadap pendapatan usahatani
berikut : jamur tiram putih digunakan analisis regresi
RCR = linier berganda. Perhitungan dengan
menggunakan bantuan SPSS 16.0 for
Kriteria :
windows. Model persamaan Regresi Linier
RCR > 1, usahatani layak diusahakan
Berganda menggunakan rumus:
RCR < 1, usahatani tidak layak
= a + b1X1 + b2X2 + ɛ
RCR = 1, usahatani impas
Keterangan :
Analisis Break Even Point atau BEP = Prediksi pendapatan (Rp)
menggunakan rumus sebagai berikut. a = Konstanta (Rp)
BEP (Q) = b1-b2= Koefisien regresi
X1 = Biaya baglog (Rp)
Kriteria :
X2 = Biaya tenaga kerja (Rp)
BEP (Q)> produksi, maka usahatani
ɛ = Error/galat
tidak
layak untuk diusahakan.
BEP (Q)<produksi, maka usahatani
layak
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk diusahakan. 3.1. Analisis Pendapatan Usahatani Jamur
BEP Harga atau BEP (Rp), untuk menganalisis
Tiram Putih
harga minimum agar usahatani tidak
mengalami kerugian atau impas. Perhitungan biaya dan penerimaan
usahatani jamur tiram dihitung dalam satu
BEP (Rp) =
periode produksi (3-4 bulan). Rekapitulasi
Kriteria :
data terkait biaya tetap, biaya tidak tetap, total
BEP (Rp)> harga pasar, usahatani tidak
biaya produksi, penerimaan dan pendapatan
layak untuk diusahakan
disajikan pada Tabel 1.
BEP (Rp)< harga pasar, usahatani layak
Tabel 1. menyatakan bahwa
untuk diusahakan
penggunakan baglog sebanyak 7,539 buah
selama periode produksi 3 – 4 bulan diperoleh
Untuk analisis Return of Investment atau ROI
produksi sebanyak 2.565 kg jamur tiram.
menggunakan rumus matematis sebagai
Harga jual Rp.10.500,-/kg maka diperoleh
berikut :
penerimaan sebesar Rp. 26.937.007,-. Total

135
Agrisaintifika
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Vol. 5, No. 2, 2021
Fauziah, et al. 2021

biaya produksi yang dikeluarkan rata-rata tubuh buah, lebar tudung maksimal, Panjang
sebesarRp. 13.420.504,-. Dengan demikian tangkai tubuh buah, dan berat tubuh buah
diperoleh pendapatan sebesarRp. jamur.
13.516.498,- atau Rp. 1.793,-/baglog. Penelitian ini memperoleh pendapatan
Tingkat produktivitasnya sebesar : 2.565 bersih sebesarRp. 13.516.498,-. Apabila
kg : 7.539 baglog = 0,340 kg jamur dihitung per baglog maka diperoleh
tiram/baglog. Hasil penelitian ini lebih tinggi pendapatan bersih sebesar Rp. 1.793,-
dibanding hasil penelitian Shintia dan Amalia /baglog.Pendapatan ini lebih besar bila
(2017) serta Wijaya et al. (2020). Hasil dibanding yang diperoleh Wijaya et al. (2020)
penelitian Shintia dan Amalia (2017) masa sebesar Rp.607.5,-/ baglog. Hal ini
produksi 4 bulan yang mendapatkan tingkat disebabkan karena tingkat produk-tivitasnya
produktivitas sebesar : 1.200 kg : 5.000 0,340 kg jamur/baglog/periode sedangkan
baglog = 0,240 kg jamur tiram/baglog. Lebih Wijaya et al. (2020) sebesar 0,160
lanjut penelitian Wijaya et al. (2020) kg/baglog/periodeproduksi. Pendapatan hasil
mendapatkan hasil rata-rata produktivitas penelitian ini lebih rendah dibanding penelitian
jamur tiram selama tahun 2014-2018 sebesar Zikri et al. (2015) sebesar Rp. 4.198,-/baglog;
1,6 ons per musim. Namun demikian setelah produktivitasnya sebesar 0,500 kg/baglog
dilakukan penerapan inovasi teknologi dengan harga jual Rp. 30.600,-/kg jamur.Hal
bangker pintar produksi meningkat menjadi ini disebabkan karena perbedaan tingkat
0,325 kg/baglog. Akan tetapi tingkat produktivitas jamur dan harga jual jamur.
produktivitas hasil penelitian ini masih lebih 3.2. Analisis Kelayakan Finansial
rendah dibanding hasil penelitian Saputra et Usahatani Jamur
al. (2015) yang mencapai : 0,598 kg/baglog.
Kelayakan usaha dapat diartikan bahwa
Hanya saja hasil produksi tersebut dilakukan
usaha yang dijalankan akan memberikan
sampai 5 bulan lamanya.
keuntunganfinansial dan non finansial sesuai
Perbedaan tingkat produktivitas jamur
dengan tujuan yang diinginkan.Usaha tani
disebabkan oleh beberapa fakto rantara lain,
jamur tiram dikatakan efesien apabila usaha
jenis dan komposisi media tumbuh jamur atau
tani tersebut secara ekonomis
substratnya, kelembapan, bibit jamur,
menguntungkan serta biaya yang dikeluarkan
teknologi dll. Sesuai pernyataan Puspitasari et
selama proses usaha tani lebih kecil dari
al.,(2017) bahwa factor produksi yang
penjualan jamur tiram yang diterima. Dalam
berpengaruh terhadap produksi jamur tiram
hal ini, penggunaan biaya pada usaha tani
adalah luas lahan, serbuk kayu, bekatul dan
jamur tiram dikatakan efesien apabila nilai
tenaga kerja, sedangkan factor produks ibibit
R/C rasio lebih dari satu dan sebaliknya
dan kapur tidak berpengaruh nyata terhadap
apabila nilai R/C rasio kurang dari satu maka
produksi jamur tiram. Ditambahkan oleh Ding
usahatani jamur tiram dikatakan tidak efesien.
et al. (2019) bahwa media tumbuh
Rekapitulasi perhitungan tentang kelayakan
berpengaruh berbeda nyata terhadap waktu
finansial usaha tani jamur tiram disajikan pada
awal tumbuh miselium, waktu miselium
Tabel 2.
memenuhi media tumbuh, awal munculnya
Dari Tabel 2, diperoleh nilai R/C = 2,0;
tubuh buah, jumlah tubuh buah, lebar tudung
BEP(Q) = 1,278,1 kg (sedangkan produksi riil =
maksimal, Panjang tangkai tubuh buah, dan
2,565 kg); BEP(Rp) = Rp. 5.232,- /kg
berat tubuh buah jamur tiram.
(sedangkan harga riil = Rp. 10.500,-); ROI
Pemberianpupuk TSP berpengaruh berbeda
sebesar 100,71 % selama 3-4
sangat nyata terhadap waktu awal tumbuh
bulanataulebihdari 25%/ bulan (sehingga
miselium, waktu miselium memenuhi media
nilainya > suku bunga yang berlaku). Dengan
tumbuh, awal munculnya tubuh buah, jumlah

136
Agrisaintifika
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Vol. 5, No. 2, 2021
Fauziah, et al. 2021

demikian maka dapat dikatakan bahwa sebelumnya. Nilai ROI hasil penelitian
usahatani jamur tiram putih di lokasi penelitian sebesar 100,71 %, relative lebih rendah bila
memperoleh keuntungan dan layak secara dibandingkan hasil penelitian Shintia dan
finansial untuk diusahakan. Amalia (2020) sebesar 104,49%, dan Saputra
Nilai R/C = 2,00 ini lebih tinggi dibanding et al. (2015) sebesar 325,08%. Hal ini diduga
Setiawan (2011) R/C=1,29; Zikri et al. (2015) disebabkan perbedaan harga jual jamur tiram
R/C = 1,46. Namun hasil penelitian ini lebih yang lebih tinggi, dan disebabkan karena
rendah dibanding Saputra et al.(2015) biaya tenaga kerja yang berbeda. Perbedaan
R/C=4,25; Shintia dan Amalia (2020) dengan Saputraet al. (2015) adalah pada
R/C=2,04. Perbedaan nilai R/C ini tergantung komponen biaya tenaga kerja sangat
pada jumlah produksi dan harga jual, dan berbeda, dimana biaya tenaga kerja menjadi
biaya lainnya. Harga jamur tiram pada Shintia sangat efisien dengan cara diborongkan
dan Amalia (2020) Rp. 30.000,-/kg, dalam pembuatan baglog. Pada umumnya
sedangkan hasil penelitian sebesar Rp. komponen biaya tenaga kerja pada usahatani
10.500,-/kg. Sebaliknya pada Zikri et al. jamur tiram relative cukup besar dibanding
(2015), walupun mendapatkan harga jual komponen biaya variable lainnya.
tinggi namun biaya produksi yang sangat
besar maka memperoleh niali R/C yang
3.3. Analisis Regresi Linier Berganda
rendah. Hal ini sejalan dengan pernyataan
Usahatani Jamur Tiram
Soekartawi (1990) menyatakan bahwa tingkat
pendapatan petani secara umum dipengaruhi Dari aspek budidaya, produktivitas
oleh beberapa komponen yaitu jumlah usahatani jamur tiram dapat mengalami
produksi, harga jual, dan biaya-biaya yang peningkatan maupun penurunan jumlah
dikeluarkan petani dalam usaha pertaniannya. produksi, disebabkan oleh kuantitas dan/atau
Besarnya pendapatan yang akan diperoleh kualitas penggunaan factor produksi yang
tergantung dari beberapa faktor yang kurang tepat. Penggunaan factor produksi
mempengaruhinya seperti luas lahan, tingkat merupakan salah satu kunci utama dalam
produksi, dan efisiensi penggunaan tenaga produksi usahatani jamur tiram. Jika
kerja. Harga dan produktivitas merupakan penggunaan factor produksi tidak tepat maka
sumber dari faktor ketidakpastian, sehingga akan menyebabkan penurunan produksi
bila harga dan produksi berubah maka dalam usahatani jamur tiram.
pendapatan yang diterima petani juga Dari aspek finansial, masing masing
berubah. komponen biaya khususnya komponen biaya
Harga pasar merupakan hal yang sulit tidak tetap akan mempengaruhi pendapatan
dikendalikan oleh produsen jamur tiram. Hal usahatani jamur tiram. Penerimaan
ini dikarenakan jamur tiram merupakan tergantung pada tingkat produktivitas dan
produk yang diproduksi oleh banyak petani harga jual. Dari Tabel 1. menunjukkan bahwa
(pasar bebas), sehingga harga jual jamur komponen biaya baglog dan tenaga kerja
tiram akan terjadi pada saat tercapai titik menduduki persentasi biaya produksi yang
keseimbangan antara permintaan dengan tertinggi. Biaya baglog mencapai 67,41%, dan
penawaran. biaya tenaga kerja mencapai 23,00%. Shintia
Demikian juga kelayakan finansial dan Amalia (2017) biaya baglog 31,65%,
usahatani jamur tiram putih hasil penlitian tenaga kerja 47,71%; Anggraeni et al. (2021)
berdasarkan nilai BEP dan ROI menunjukkan melaporkan biaya baglog sebesar 64,71%,
bahwa usahatani tersebut layak secara dan biaya tenaga kerja sebesar 25,21%.
finansial untuk diusahakan. Ada perbedaan Mengingat kedua komponen ini merupakan
nilai ROI hasil penelitian ini dengan penelitian biaya terbesar dalam produksi jamur tiram,

137
Agrisaintifika
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Vol. 5, No. 2, 2021
Fauziah, et al. 2021

maka perlu dipelajari tentang pengaruh biaya yang memiliki nilai positif (+).Hal ini
baglog dan tenaga kerja terhadap pendapatan menunjukkan bahwa penggunaan biaya
usahatani jamur tiram. baglog sebaiknya ditambah (jumlah baglog)
Untuk mengetahui pengaruh biaya baglog agar pendapatan dapat semakin meningkat.
dan tenaga kerja terhadap pendapatan Nilai koefisien regresi b2 = + 3,282
digunakan analisis regresi linear berganda, artinya jika biaya tenaga kerja (X2) ditambah
sebagai variable bebas adalah :biaya baglog satusatuan (Rp) maka variabel pendapatan
(X1) dan biaya tenaga kerja (X2), sedangkan (Y) akan bertambah sebesar 3,282satuan
variable tergantungnya adalahpendapatan (Rp), apabila satuan biaya baglog tetap.
(Y). Hasil olah data disajikan pada Tabel 3. Sedangkan nilaisignifikan = 0,004 artinya
Dari Tabel 3. Dapat dibuat model persamaan biaya tenaga kerja berpengaruh sangat
regresi linier berganda sebagai berikut: signifikan terhadap pendapatan. Dapat
dikatakan bahwa biaya tenaga kerja dalam
Ŷ = -5.541.231* + 0,987 X1** + 3,282 X2** + Ɛ penelitian ini masih bias dioptimalkan lagi
dengan menambah, karena koefisien
Hasil Uji-F pada Tabel 3. Menunjukkan menunjukkan nilai positif (+). Kualitas tenaga
angka signifikasinya sebesar 0,000 (P < 0,01) kerja perlu ditingkatkan agar produktifitas
maka dapat dinyatakan bahwa faktor biaya tenaga kerja dapat meningkat. Kualitas
baglog, dan tenaga kerja secara simultan tenaga kerja ini berkaitan dengan besar biaya
berpengaruh sangat signifikan terhadap tenaga kerja. Semakin berkualitas atau
pendapatan usahatani jamur tiram putih. semakin tinggi produktivitasnya maka akan
Artinya bahwa biaya baglog dan biaya tenaga semakin mahal biaya tenaga kerjanya.
kerja secara serempak atau bersama-sama Untuk mengetahui seberapa besar
berpengaruh sangat signifikan terhadap biaya baglog dan biaya tenaga kerja
pendapatan usahatani jamur tiram. Untuk ini berpengaruh terhadap pendapatan usahatani
perlu petani memperhatikan kedua komponen jamur tiram dapat dilihat pada seberapa besar
biaya tersebut dalam usahatani jamur tiram, nilai Koefisien Determinasinya (R2adj).
agar diperoleh pendapatan yang optimal. Berdasarkan hasil olah data penelitian
Selanjutnya dilakukan uji-t koefisien diperoleh koefisien determinasi yang
2
regresi secara parsial darimasing-masing disesuaikan/adjusted R square (R adj) = 0,887
koefisien tersebut apakah berpengaruh (0 ≤ R2 ≤ 1), artinya kontribusi biaya produksi
sangat signifikan atau tidak. Secara parsial biaya baglog dan tenaga kerja terhadap
pengaruh faktor-faktor biaya baglog dan biaya pendapatan sebesar 88,7% dan sisanya
tenaga kerja (X1, danX2) terhadap pendapatan sebesar 12,3% dipengaruhi variabel bebas
(Y) pada usahatani jamur tiram dapat lainnya yang tidak masuk dalam penelitian,
dijelaskan sebagai berikut: misalnya faktor lingkungan dan harga jual
Nilai koefisien regresi b1 = + 0,987 jamur tiram pada waktu tertentu. Semakin
artinya jika biaya baglog (X1) ditambah besar nilai R2adj ini akan memperoleh
satusatuan biaya (Rp) maka variabel persamaan regresi linier berganda yang
pendapatan (Y) akan naik sebesar semakin baik untuk digunakan sebagai
0,987satuan (Rp), apabila satuan tenaga kerja prediktor. Karena dalam penelitian ini
tetap. Sedangkan nilai signifikannya =0,000 menghasilkan R2adj sebesar 88,7% maka
artinya biayabaglog berpengaruh sangat persamaan regresi linier berganda dalam
signifikan terhadap pendapatan usahatani penelitian ini dapat digunakan sebagai
jamurtiram, apabila baglog ditambah prediktoryang sangat baik terhadap
pendapatan akan mengalami kenaikan. Ini pendapatan usahatani jamur tiram.
ditunjukkan koefisien regresi biaya baglog

138
Agrisaintifika
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Vol. 5, No. 2, 2021
Fauziah, et al. 2021

4. SIMPULAN
Saputra, A. S., T. D. Hapsari, dan J. Januar.
Dari hasil dan pembahasan maka dapat
Analisis Efisiensi Biaya Usahatani
ditarik kesimpulan : Usahatani jamur tiram
Jamur Tiram (Pleurotus sp) dan
putih di Kecamatan Ungaran Timur
Pemasarannya di Kabupaten Jember.
Kabupaten Semarang menguntungkan, dan
Agritop Jurnal Ilmu-IlmuPertanian. 13
layak secara finansial untuk diusahakan, serta
(2) : 195 - 206.
ada pengaruh dari biaya baglog dan tenaga
kerja terhadap pendapatan.
Setiawan, E., 2011. Analisis Usahatani Jamur
Tiram (Pleurotur ostreatus) di
Kabupaten Sukoharjo. Skripsi. Fak.
5. DAFTAR PUSTAKA
Pertanian, UNS Surakarta.
Anggraeni, R. ,Subeni, dan K. Umam. 2012.
Analisis Pendapatan, Keuntungan, dan Shintia, R. D., dan Amalia. 2017. Analisis
Kelayakan Usaha Jamur Tiram di Usahatani Jamur Tiram Putih
Kabupaten Sleman. JurnalAgro UPY, (Pleurotus ostreatus) di Kelurahan
6 (1): 1 – 12. Simpang BaruKecamatan Tampan
Kota Pekan Baru. Jurnal Ilmiah
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pertanian, 13(2): 38 – 49.
Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka
Cipta. Soekartawi. 1990. Teori Ekonomi Produksi
dengan Pokok Bahasan Analisis
Badan Pusat Statistik [BPS] Kabupaten
Fungsi Cobb-Douglas. Jakarta:
Semarang. 2018. Statistik Pertanian
Rajawali Press.
Hortikultura Kabupaten Semarang
2017 – 2018 : 29.
Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani. UI.
Jakarta.
Ding, F. J., H. Syahfari, dan M. Napitupulu.
2019. Pengaruh Media Tumbuh dan
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian
Pemberian Pupuk TSP pada
Kuantitatif,
BudidayaJamurTiramPutih (Pleurotus
Kualitatif dan R & D. Bandung
ostreatus). Jurnal AGRIFOR, 18(1):
Alfabeta.
97-108.

Sumardjo, 2004. Kemitraan Agribisnis.


Direktorat Jenderal Hortikultura (2007)
Jakarta:
Rujukan Pengembangan Agribisnis
Penebar Swadaya.
Hortikultura TA2007, Departemen
Pertanian.
Sumarmi, 2006. Botani dan Tinjauan Gizi
Jamur Tiram Putih. Jurnal Inovasi
Puspitasari, V. D., E. Prasetyo, dan H.
Pertanian. 4(2): 124-130.
Setiyawan. 2017. Analisis Efisiensi
Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor
Widarto, 2013. Penelitian Ex Post Facto.
Produksi pada Usaha Jamur Tiram di
Disampaikan pada kegiatan Pelatihan
Desa Genting Kecamatan Jambu
Metodologi Penlitian Pendidikan di Fak
Kabupaten Semarang.
Teknik Univ. Negeri Yogyakarta. Tgl.
AGRISOCIONOMIS, Jurnal Sosial
27-28 Juni 2013.
Ekonomi Pertanian. 1 (1): 63-71.

139
Agrisaintifika
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Vol. 5, No. 2, 2021
Fauziah, et al. 2021

Wijaya, O., A. Darmawan, Marbudi, M. N. D.


Dzikrulloh, dan M. L. Hakim. 2020.
Peningkatan Produktivitas Usahatani
Jamur Tiram Melalui Penerapan
Inovasi Teknologi Bangker Pintar di
Desa Balecatur, Kecamatan Gamping
Kabupaten Sleman. Agrokreatif. Jurnal
Ilmiah Pengabdian kepada
Masyarakat. 6(2):105 – 111.

Zikri, A. R., S. Khaswarina, dan E. Maharani.


2015. Analisa Usaha dan Pemasaran
Jamur Tiram Putih (Pleurotus
ostreatus) StudiKasus di Kelurahan
Tangkerang Timur Kecamatan
Tenayan Raya Kota Pekanbaru.
JomFaperta, 2(2).

140
Agrisaintifika
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Vol. 5, No. 2, 2021
Fauziah, et al. 2021

Tabel1. Rata-rata Biaya Produksi, Penerimaan dan Pendapatan Usahatani Jamur Tiram per
Periode Produksiper 7.539 Baglog di Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten
Semarang.
No. Uraian Jumlah (Rp) Persentasi dari
Biaya Produksi (%)
1 Biaya Tetap
a. Penyusutan bangunan 64.537 0,48
b. Penyusutan peralatan 48.083 0,36
c. Pajak 148.280 1,11
d. Rak bambu 63.790 0,47
Total Biaya Tetap 324.690 2,42
2 Biaya Tidak Tetap
a. Listrik & air 190.585 1,42
b. Sarana jamur 5.731 0,04
c. Baglog 9.046.829 67,41
d. ZPT & pestisida 167.304 1,25
e. Plastik packing 432.219 3,22
f. Bahan bakar 166.317 1,24
g. Tenaga kerja 3.086.829 23,00
Total Biaya Tidak Tetap 13.095.814 97,58
3 Total Biaya Produksi 13.420.504 100,00
4 Penerimaan : 7.539 baglog
a. Produksi (kg) 2.565
b. Harga (Rp/kg) 10.500
Total Penerimaan 26.937.007
5 Pendapatan 13.516.498
Sumber : Data Primer diolahTahun 2020.

Tabel 2. Hasil Rata-rata Perhitungan Kelayakan Finansial Usahatani Jamur Tiram Putih
Dalam Satu Periode Produksi per 7.539 Baglog
No Uraian Nilai
1 Total Produksi Jamur (kg) 2.565
2 Harga Jual Jamur (Rp/kg) 10.500
3 Total Penerimaan (Rp) 26.937.007
4 Total BiayaProduksi (Rp) 13.420.504
5 Pendapatan (Rp) 13.516.498
6 R/C 2,00
7 BEP Q (kg) 1.278,1
8 BEPRp (Rp) 5.232
9 ROI (%) 100,71
Sumber : Data Primer Diolah (2020)
Tabel 3. Rekapitulasi Analisis Regresi Berganda Usahatani Jamur Tiram.
No. Uraian Nilai Signifikans i
**)
1 Uji-F 157,322 Sangat sig.
2 Koef. Korelasi (R) 0,945
3 Koef. Det. (R2) 0,892
4 Koef. Det Adjust (RAdjst2) 0,887
*)
5 Konstanta (a) -5.541.231 Sig.
**)
6 Koef. Biaya Baglog (X1) 0,987 Sangat sig.
**)
7 Koef. Biaya Tenaga Kerja (X2) 3,282 Sangat sig.
Sumber : Data Primer Diolah (2020)

141

Anda mungkin juga menyukai