Joki - Filsafat Ilmu
Joki - Filsafat Ilmu
Joki - Filsafat Ilmu
Sebuah konsep sentral dalam filsafat ilmu ialah empirisme atau tergantung pada fakta
empiris. Empiris adalah pandangan bahwa pengetahuan berasal dari pengalaman-pengalaman
dalam kehidupan manusia. Dalam penegrtian ini pernyataan ilmiah adalah kajian dan berasal dari
pengalaman manusia atau pengamatan. Hipotesis ilmiah dikembangkan dan diuji melalui metode
yang terdiri pengamatan dan eksperimen.
Filsafat ilmu dapat dikelompokan menjadi dua area kajian, yaitu epistemology ilmu dam
metafisika ilmu (filsafat). Robert Ackerman dalam The Liang Gie, 1999 mendefinisikan filsafat
ilmu adalah tinjauan kritis tentang pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan terhadap
pendapatan lampau yang telah terbukti.
Lewis White Beck dalam The Liang Gie, 1999, mendefinisikan bahwa filsafat ilmu
mempertanyakan dan menilai metode pemikiran ilmiah serta mencoba menetapkan nilai dan
pentingnya usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan.
Filsafat ilmu adalah merupakan bagian dari filsafat yang menjawab beberapa pertanyaan
mengenai hakikat ilmu. Bidang ini mempelajari asar-dasar filsafat, asumsi dan implementasi dari
ilmu. Yang termasuk didalamnya antara lain ilmu alam dan ilmu social. Disini filsafat ilmu
sangat berkaitan erat dengan epistemology dan ontologi.
Filsafat Ilmu berusaha untuk dapat menjelaskan masalah-masalah seperti: apa itu konsep
(what: ontology) dan bagaimana (how: epistemology) suatu konsep dan pernyataan dapat disebut
sebagai konsep ilmiah, bagaimana konsep tersebut dilahirkan, bagaiamana ilmu apat
menjelaskan, memperkirakan serta memanfaatkan alam melalui teknologi; cara menentukan
keabsahan (validity) dari sebuah infirmasi; formulasi dan penggunaan metode ilmiah; macam-
macam penalaran yang dapat digunakan untuk mendapatkan kesimpulan; serta implikasi metode
dan metode ilmiah terhadap masyarakat dan terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri.
Beberapa pakar filsafat ilmu menjelaskan substansi yang dipelajari filsafat ilmu, yakni:
1. Sejarah konsep, term, metode dan logika yang digunakan dalam ilmu saat ini (ilmu rasional
dan empiris).
2. Mempelajari tipe pembenaran yang digunakan hingga menuju kesimpulan ilmuah (desuksi,
induksi dan verifikatif, falsifikasi).
3. Implikasi metode ilmiah dan model dari ilmu, yang terkait dengan teknologi (applied
science).
4. Hubungan antara proposisi dengan argumentasi (logika formal) dan pembenaran yang
menghubungkan hipotesis dan kesimpulan (metode ilmiah).
5. Perilaku di maana ilmu menjelaskan fenomena alamiah dan meramalkan melalui pengamatan
(the manner in which science explains natural phenomena and predicts natural occurrences),
penjelasan ilmiah, asumsi, teori probabilitas, logika penemuan, teori pengukuran.
Makna Filsafat Ilmu
Filsafat meletakan dasar-dasar suatu pengetahuan, sedangkan filsafat ilmu adalah
penegtahuan yang membahas dasar-dasar wujud keilmuan yang merupakan pengembanagan dari
filsafat pengetahuan (ilmu) dan merupakan cabang filsafat dengan sarananya ilmu (pengetahuan)
dan tiang penyangga bagi ekstensi ilmu itu sendiri.
Karena itu bidang kajian filsafat ilmu adalah:
1. Pertanyaan-pertanyaan apa yang disebut ilmu, konsep dasar dan makna ilmu?
2. Ciri-ciri apa yang menbedakan ilmu dengan pengetahuan lainnya? Apa ada perbedaan yang
jelas metode ilmu rasional (matematika, mekanika) dengan metode ilmu empiris (fisika,
biolagi, kimia, psikologi, sosiolagi dan ekonomi).
3. Bagaimana menarik kesimpulan secara benar?
4. Sarana-sarana apakah yang diperlukan dalam kegiatan berfikir ilmiah?
Pada abad 18 lahirlah cabang filsafat yang disebut filsafat pengetahuan (Theori of
knowledge), dimana logika, filsafat bahasa, matematika dan metodologi merupakan komponen
pendukungnya (Immanuel Kant, 1724-1804).
Karena pengetahuan ilmiah atau ilmu merupakan level pengetahuan yang lebih tinggi (a
higher level of knowledge), maka lahirlah filsafat ilmu sebagai penerus pengembangan filsafat
pengetahuan. Jadi filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang menempatkan objek sasarannya: Ilmu
(pengetahuan) dan tiang penyangga bagi eksistensi ilmu yaitu ontologi, epsitemologi dan
aksiologi ilmu.
Ontologi ilmu meliputi apa hakikat ilmu, apa hakikat kebenaran dan kenyataan yang
koheren dengan pengetahuan ilmiah. Dalam filsafat ini menjawab apa dan bagaimana objek yang
ada (being: objek sebenarnya dapat berupa objek material dan formal).
Epistemology ilmu meliputi sumber, saranan dan tatacara menggunakan sarana tersebut
untuk mencapai pengetahuan ilmiah. Perbedaan dalam menentukan ontologi akan menentukan
sarana yang dipilih (metode ilmiahnya). Akal (verstand), akal budi (vernunft) dan pengalaman
atau kombinasi akal dan pengalaman, intuisi merupakan sarana epistemology, sehingga dikenal
model epistemologik seperti: rasionalisme, empirisme, kritisme atau rasionalisme kritis,
positivism, fenomologi. Tolak ukur kebenaran ilmiah seperti koherensi, korespodensi pragmatis.
Aksiologi ilmu meliputi nilai manfaat yang bersifat noematif dalam memberikan makna
terhadap hasil kajian epistemology atau kebenaran sebagaiamana kita jumpai dalam kehidupan
kita. Makna ilmu dapat bersifat teleologis (ilmu ditunjukan untuk suatu tujuan: kebenaran,
peramalan, pengendalian, menjelaskan) dan bersifat etis (untuk meningkatkan harkat dan
martabat manusia) serta integrative (melibatkan struktur dan kultur masyarakat).
Kajian Filsafat Ilmu
1. Perumusan pandangan dunia (world-views) dengan konsisten dengan, dan pada beberapa
pergantian yang didasari atas teori-teori ilmiah. Pandangan dunia ini akan meletakan
jaringan hubungan antara ilmu sehingga terlihat dan dikenalinya cabang-cabang ilmu yang
satu dengan yang lain. Kehadiran Etika dan Moral menjadi semakin dirasakan.
2. Filsafat ilmu adalah suatu eksposisi pola (rangkuman pernyataan sehingga membentuk pola
tertentu) dari presupposition (praduga) dan predisposition(karakter individu) dari para
ilmuwan. Filsuf ilmu mengemukakan bahwa para ilmuwan menduga (presuppose) alam
tidak berubah-ubah dan terdapat suatu keteraturan di alam, sehingga gejala-gejala alam yang
tidak begitu kompleks cukup didapati oleh peneliti.
3. Filsafat ilmu adalah disiplin yang didalamnya konsep-konsep dari teori-teori tentang ilmu
dianalisis dan diklasifikasikan. Jadi memberi makna tentang ilmu. Aktivitas dan metode
filsafat ilmu dengan 4 pilar utama, yaitu 1) filsafat analitik, 2) ilmu modern, 3) matematika
dan 4) logika, akan menghasilkan pengetahuan ilmiah (objek material dan formal; bentuk
pernyataan, ragam proposisi).
4. Filsafat ilmu sebagai pengetahuan ilmiah.
5. Filsafat ilmu berisi konsep, asumsi, prinsip dan teori ilmu pengetahuan, baik yang bersifat
ontologi, epistemologi dan aksiologi. Ontologi berisi uraian deskriptif suatu benda fisik dan
nonfisik. Epistemologi merupakan prinsip, kaidah dan teori dari pemikiran baik rasional.
Empiris dari ilmu.
Ruang Lingkup dan Manfaat Kajian Filsafat Ilmu.
Objek didalam filsafat ilmu ada dua, yaitu:
1. Objek material filsafat ilmu
Objek materil adalah objek yang di jadikan sasaran menyelidiki oleh suatu ilmu atau objek
yang di pelajari oleh ilmu itu. Objek material filsafat ilmu adalah pengetahuan itu sendiri,
yaitu pengetahuan yang telah di susun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu,
sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara umum.
2. Objek formal filsafat ilmu
Objek formal adalah sudut pandang dari mana sang subjek menelaah objek materialnya.
Objek formal filsafat ilmu adalah hakikat (esensi) ilmu pengetahuan, bagaimana cara
memperoleh kebenaran ilmiah dan apa fungsi ilmu itu bagi manusia.
Filasafat Ilmu sebagai Metode
Makna filsafat ilmu sebagai metode dapat diuraikan sebagai berikut:
Filsafat ilmu merupakan metode atau tata cara penulisan karya ilmiah atau penelitian.
Filsafat ilmu merupakan refleksi filsafat yang tidak pernah mengenal titik henti dalam
menjelajahi kawasan ilmiah untuk mencapai kebenaran atau kenyataan.
Filsafat ilmu memberi landasan berfikir bagaimana ilmu dikembangkan (teleologis, etis, dan
integratif), keterjalinan antara cabang ilmu yang satu dengan yang lain, memberikan sikap
mental (mind set) untuk selalu bertindak arif, terhindar dari kecongkakan intelektual,
terhindar dari arus yang memandang kebenaran ilmiah sebagai barang jadi, selesai den
berhenti dalam kebekuan normatif untuk diulang-ulang sebagai barang hafalan.
Filsafat ilmu melakukan kajian kritis konsep/teori ilmu dan memeriksa asumsinya untuk
memperoleh kearifan dan keakuratan, sehingga diperoleh landasan kebenaran yang kuat.