Modul 1 Teori Etikolegal DLM Praktik Keb
Modul 1 Teori Etikolegal DLM Praktik Keb
Modul 1 Teori Etikolegal DLM Praktik Keb
KEBIDANAN
MODUL 1
BAHAN AJAR CETAK
KEBIDANAN
A. Visi
Menjadi Program Studi DIII Kebidanan yang profesional, kompetittif
dan bermartabat dengan unggulan sebagai pelaksana asuhan kesehatan
reproduksi remaja tahun 2019.
B. Misi
1. Menyelenggarakan pendidikan diploma III Kebidanan berdasarkan kompetensi
dan mengikuti perkembangan IPTEK terkini. dengan unggulan asuhan
kesehatan reproduksi remaja.
2. Melaksanakan penelitian bidang kebidanan yang dapat digunakan untuk
perkembangan kebidanan dengan unggulan asuhan kesehatan reproduksi
remaja.
3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat yang berkesinambungan untuk
mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal dengan unggulan asuhan
kesehatan reproduksi remaja.
4. Menyiapkan SDM, sarana dan prasarana dalam mendukung terlaksananya
tridarma perguruan tinggi
B AB I
E T I KA D A N K O DE E T I K K E B I D A N A N
PENDAHULUAN
Setiap pelayanan yang diberikan pada klien harus sesuai dengan etika dan kode etik
kebidanan sehingga kita dapat memberikan pelayanan yang profesional dan berkualitas.
Setelah mempelajari bab 4 secara umum mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan
konsep dasar etika, etika profesi bidan dan kode etik bidan. Secara khusus setelah mempelajari
bab 4 mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan pengertian etika
2. Menjelaskan faktor-faktor yang melandasi etika
3. Menjelaskan sistematika etika
4. Menjelaskan tipe-tipe etik
5. Menjelaskan teori etika
6. Menjelaskan peranan etika dan moral dalam pelayanan kebidanan
7. Menjelaskan hak dan kewajiban bidan
8. Menjelaskan penegertian profesi
9. Menjelaskan perilaku profesional
10. Menjelaskan etika profesi
11. Menjelaskan etika pelayanan kebidanan
12. Menjelaskan pelaksanaan etika dalam pelayanan kebidanan
13. Menjelaskan pengertian kode etik
14. Menjelaskan tujuan kode etik
15. Menjelaskan kode etik bidan Indonesia
16. Menjelaskan kode etik bidan Internasional
Pada Bab IV ini akan memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada anda tentang
konsep dasar etika, etika profesi bidan dan kode etik bidan yang dikemas dalam topik, meliputi:
1|Page
1. Topik 1 : Konsep Dasar Etika
A. Pengertian etika
B. Faktor-faktor yang melandasi etika
C. Sistematika etika
D. Tipe-tipe etik
E. Teori etika
F. Peranan etika dan moral dalam pelayanan kebidanan
G. Hak dan kewajiban bidan
Proses pembelajaran untuk materi konsep dasar etika dan kode etik kebidanan yang Anda
ikuti dapat berjalan dengan lebih lancar bila anda mengikuti langkah-langkah belajar sebagai
berikut:
1. Bacalah materi tentang konsep dasar etika dan kode etik kebidanan secara seksama
2. Bacalah referensi lainnya tentang etika dan kode etik kebidanan yang berasal dari
buku-buku referensi maupun dari mengunduh dari laman-laman (situs) internet yang
tersedia
Kami mengharap, Anda dapat mengikuti keseluruhan kegiatan belajar dalam modul ini
dengan baik.
SELAMAT BELAJAR !
2|Page
T op i k 1
Konsep Dasar Etika
Materi ini sangat penting bagi mahasiswa bidan untuk mengetahui tentang etika,
moral dan bagaimana menerapkannya dalam praktik kebidanan sehingga seorang bidan
akan terlindung dari kegiatan pelanggaran etik ataupun pelanggaran moral yang sedang
berkembang di hadapan publik dan erat kaitannya dengan pelayanan kebidanan sehingga
seorang bidan sebagai provider kesehatan harus kompeten dalam menyikapi dan mengambil
keputusan yang tepat untuk bahan tindakan selanjutnya sesuai standar asuhan dan kewenangan
bidan.
Pengertian Etika
Menurut Bertens, etika adalah nilai-nilai atau norma-norma moral yang menjadi pegangan
bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya, arti ini bisa dirumuskan
sebagai sistem nilai. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Etika dirumuskan dalam 3 arti
yaitu tentang apa yang baik dan apa yang buruk, nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan nilai
mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
Dalam konteks lain secara luas dinyatakan bahwa “etika” adalah aplikasi dari proses
dan teori filsafat moral terhadap kenyataan yang sebenarnya. Hal ini berhubungan dengan
prinsip-prinsip dasar dan konsep yang membimbing makhluk hidup dalam berpikir dan
bertindak serta menekankan nilai-nilai mereka (Shirley R Jones- Ethics in Midwifery).
3|Page
b. Norma
Norma adalah aturan atau kaidah yang dipakai sebagai tolok ukur untuk menilai sesuatu.
c. Sosial budaya
dibangun oleh konstruksi sosial dan dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Religius
1) Agama mempunyai hubungan erat dengan moral
2) Agama merupakan motivasi terkuat perilaku moral atau etik
3) Agama merupakan salah satu sumber nilai dan norma etis yang paling penting
4) setiap agama mengandung ajaran moral yang menjadi pegangan bagi perilaku para
anggotanya.
2. Sistematika Etika
a. Etika Deskriptif
Etika deskriptif melukiskan tingkah laku moral dalam arti luas, misalnya adat
kebiasaan, anggapan-anggapan tentang baik buruk, tindakan-tindakan yang diperbolehkan atau
tidak diperbolehkan. Etika deskriptif tidak memberikan penilaian tetapi menggambarkan
moralitas pada individu-individu tertentu, kebudayaan atau subkultur tertentu dalam kurun
waktu tertentu.
b. Etika Normatif
Pada etika normatif terjadi penilaian tentang perilaku manusia. Contoh: penolakan
prostitusi yang terjadi di suatu masyarakat karena dianggap sebagai suatu lembaga yang
bertentangan dengan martabat wanita, biarpun dalam praktik belum tentu dapat diberantas
sampai tuntas. Penilaian itu dibentuk atas dasar norma–norma “martabat manusia harus
dihormati “
4|Page
c. Metaetika
Metaetika berasal dari bahasa yunani “meta” mempunyai arti melebihi atau melampaui.
Metaetika mempelajari logika khusus dari ucapan – ucapan etis. Pada metaetika mempersoalkan
bahasa normatif apakah dapat diturunkan menjadi ucapan kenyataan. Metaetika mengarahkan
pada arti khusus dan bahasa etika.
4. Teori Etika
a. Hedonisme
Hedonisme berasal dari bahasa Yunani “Hedone” , mempunyai arti baik apa yang
memuaskan keinginan kita, apa yang meningkatkan kuantitas kesenangan atau kenikmatan
dalam diri kita. Dari arti kata tersebut terkandung makna manusia menurut kodratnya mencari
kesenangan dan berupaya menghindari ketidaksenangan.
5|Page
b. Eudemonisme
Menurut Aristosteles seseorang mencapai tujuan terakhir dengan menjalankan fungsinya
dengan baik. Semua orang akan menyetujui bahwa tujuan tertinggi dalam terminologi modern
kita bisa mengatakan : makna terakhir hidup manusia adalah kebahagiaan (eudaimonia).
c. Utilitarian
Kebenaran atau kesalahan dari tindakan tergantung dari konsekuensi atau akibat
tindakan. Contohnya : mempertahankan kehamilan yang berisiko tinggi dapat menyebabkan hal
yang tidak menyenangkan, tetapi pada dasarnya hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan ibu dan bayinya.
d. Deontologi
Pendekatan deontologi berarti juga aturan atau prinsip. Prinsip-prinsip tersebut antara lain
autonomy, informed consent, alokasi sumber-sumber, dan eutanasia.
6|Page
c) Hak Kesejahteraan
d) Hak Legislatif
4) Peranan Hak
a) Hak dapat digunakan sebagai pengekspresian kekuasaan dalam konflik antara
seseorang dengan kelompok.
b) Hak dapat digunakan untuk memberikan pembenaran pada suatu tindakan. c)
Hak dapat digunakan untuk menyelesaikan perselisihan.
b. Kewajiban
Kewajiban pada hakikatnya adalah tugas yang harus dijalankan oleh setiap manusia untuk
mempertahankan dan membuka haknya. Tidak adil jika manusia menuntut haknya, tetapi tidak
melaksanakan kewajibannya.
LATIHAN
1) Uraikan apa yang menjadi hak pasien jika diberikan asuhan kebidanan!
2) Bagaimana penerapan hak dan kewajiban bidan dalam melaksanakan asuhan
kebidanan?
RINGKASAN
Etika mengandung arti apa yang dianggap baik, dan apa yang dianggap buruk, juga berarti adat
kebiasaan. Pembagian etika yaitu etika deskriptif, etika normatif, dan metaetika bioetik, etik
7|Page
klinik, dan etik kebidanan merupakan tipe – tipe etika teori etika meliputi Utilitarian dan
Hedonisme, Eudonisme, Utilitarian, Deontologi .
Hak adalah tuntutan seseorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan pribadinya
sesuai dengan keadilan, moralitas dan legalitas. Baik Bidan maupun pasien masing –
masing mempunyai hak yang harus dihormati.
Kewajiban merupakan tugas yang harus dijalankan oleh setiap manusia untuk
mempertahankan dan membuka haknya.
Bidan dan pasien juga mempunyai kewajiban yang harus ditaati. Dalam tanggungjawab
terkandung makna yang asasi yaitu kewajiban. Sebagai pemberi asuhan.
Bidan bertanggungjawab atas kewenangan yang diberikan pada dirinya.
TEST 1
1) Seorang anak hendak pergi ke sekolah, sebelum berangkat anak tersebut berpamitan
kepada kedua orang tuanya sambil mencium tangan dan mengucapkan salam. Perilaku
tersebut termasuk pada.....
A. Etika
B. Norma
C. Nilai
D. Moral
3) Seorang ibu hamil datang ke BPM untuk memeriksakan kehamilannya. Setelah diperiksa,
bidan tersebut menjelaskan hasil pemeriksaan kepada pasien / klien. Hal tersebut
merupakan kewajiban bidan untuk.....
A. Meminta persetujuan
B. memberikan informasi
C. Bekerja sama dengan profesi lain
D. Merujuk pasien
8|Page
4) Dalam menjalankan tugasnya, seorang bidan memiliki tanggung jawab yang besar
terhadap pelayanan yang diberikan kepada klien. Pernyataan berikut merupakan tanggung
jawab seorang bidan, kecuali.....
A. Untuk mendapat dan mempertahankan pengetahuan dan keterampilan sebagai
bidan
B. Untuk memberi pelayanan kepada klien secara optimal
C. Sebagai komunikator mengadakan komunikasi secara baik dengan sesama bidan,
klien, dan keluarga
D. Sebagai pengelola dalam mengadakan konseling dengan klien
5) Seorang perempuan hamil anak pertama didampingi keluarga datang ke Rumah Sakit dan
mengeluh mules-mules, hasil pemeriksaan bidan diketahui pasien tersebut hipertensi dan
anak kembar. Kemudian bidan menjelaskan kepada pasien dan keluarga mengenai
tindakan medis yang akan diberikan dan meminta persetujuan yang harus ditandatangani
oleh pasien. Tindakan bidan tersebut memenuhi kewajiban untuk.....
A. Memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi dengan
menghormati hak – hak pasien
B. Merujuk pasien dengan penyulit kepada dokter yang mempunyai kemampuan
dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien
C. Memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi oleh suami atau keluarg
D. Meminta persetujuan tertulis (informed consent) atas tindakan yang akan
dilakukan
9|Page
TOP IK 2
Bidan merupakan bentuk profesi yang erat kaitannya dengan etika karena lingkup
kegiatan bidan sangat berhubungan erat dengan masyarakat. Karena itu, selain mempunyai
pengetahuan dan keterampilan, agar dapat diterima di masyarakat, bidan juga harus memiliki
etika yang baik sebagai pedoman bersikap / bertindak dalam memberikan suatu pelayanan
khususnya pelayanan kebidanan.
A. Profesi
Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap
suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta
proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Pekerjaan tidak
sama dengan profesi. Seseorang yang menekuni suatu profesi tertentu disebut professional,
sedangkan professional sendiri mempunyai makna yang mengacu kepada sebutan orang yang
menyandang suatu profesi dan sebutan tentang penampilan seseorang dalam mewujudkan unjuk
kerja sesuai dengn profesinya.
B. Profesional
Perilaku profesional yang diharapkan masyarakat diantaranya :
1. Bertindak sesuai dengan keahlian dan didukung oleh pengetahuan serta pengalaman
dan keterampilan yang tinggi
2. Bermoral tinggi
3. Berlaku jujur, baik pada orang lain maupun diri sendiri
4. Tidak melakukan tindakan yang coba-coba yang tidak didukung ilmu pengetahuan
profesinya
5. Tidak memberikan janji yang berlebihan
6. Tidak melakukan tindakan yang semata-mata didorong oleh pertimbangan komersial
7. Memegang teguh etika profesi
8. Mengenal batas-batas pengetahuan
9. Menyadari dan mengenal ketentuan hukum yang membatasi gerak-gerik dan
kewenangannya
10 | P a g e
Bidan sebagai tenaga profesional haruslah memiliki komitmen yang tinggi untuk :
1. Memberikan asuhan berkualitas sesuai dengan standar etis (etika profesi)
2. Pengetahuan tentang perilaku etis dimulai dari pendidikan, berlanjut diskusi formal
dan informal dengan sejawat
3. Pada puncaknya mampu mengambil keputusan yang etis untuk memecahkan masalah
etika
4. Menggunakan 2 pendekatan dalam pengambilan keputusan etis yaitu berdasarkan
prinsip dan berdasarkan asuhan kebidanan (Beauchamp Childress, 1994)
Menurut Beauchamp Childress, menyatakan ada 4 (empat) pendekatan prinsip dalam
etika kesehatan:
1. Tindakan diarahkan sebagai penghargaan terhadap kapasitas otonom setiap orang
2. Menghindarkan berbuat suatu kesalahan
3. Murah hati memberikan sesuatu yang bermanfaat dengan segala konsekuensinya
4. Keadilan dan keberanian menjelaskan manfaat dan risiko yang dihadapi
Ketidakpuasan dalam pendekatan berdasar prinsip memunculkan konflik serta dilema etis
yang mengarahkan bidan pada pendekatan berdasar asuhan yaitu sebagai berikut:
1. Berpusat pada hubungan interpersonal dalam asuhan
2. Meningkatkan penghormatan martabat klien
3. Mendengarkan dan menganalisa saran sejawat sebagai tanggung jawab profesional
4. Mengingat kembali arti tanggung jawab moral, kebaikan, kepedulian, empati, perasaan
kasih sayang serta menerima kenyataan (Taylor,1993)
Bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan haruslah profesional, dikatakan
profesional bila memiliki ciri-ciri berikut ini ;
1. Memiliki keterampilan yang tinggi dalam suatu bidang serta kemahiran dalam menggunakan
peralatan tertentu yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas yang bersangkutan dengan
bidang tadi
2. Memiliki ilmu dan pengalaman serta kecerdasan dalam menganalisis suatu masalah dan
peka dalam membaca situasi cepat dan tepat serta cermat dalam mengambil keputusan
terbaik atas dasar kepekaan
3. Memiliki sikap berorientasi ke depan sehingga punya kemampuan mengantisipasi
perkembangan lingkungan yang terbentang di hadapannya
11 | P a g e
4. Memiliki sikap mandiri berdasarkan keyakinan akan kemampuan pribadi serta terbuka
menyimak dan menghargai pendapat orang lain, namun cermat dalam memilih yang
terbaik bagi diri dan perkembangan pribadinya
C. Etika Profesi
Etika profesi menurut Keiser dalam (Suhrawardi Lubis, 1994:6-7) adalah sikap hidup
berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap masyarakat dengan penuh
ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban
terhadap masyarakat.
Berikut merupakan prinsip Etika Profesi :
1. Tanggung Jawab
2. Keadilan
3. Otonomi
12 | P a g e
9. Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku / perilaku manusia antara baik, buruk,
benar atau salah sesuai dengan moral yang berlaku pada umumnya
10. Berhubungan dengan pengaturan hal-hal yang bersifat abstrak
11. Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik
12. Mengatur hal-hal yang bersifat praktik
13. Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata cara di
dalam organisasi profesi
14. Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yang biasa
disebut kode etik profesi.
LATIHAN
1) Sebutkan fungsi dan moralitas pelayanan kebidanan !
2) Sebutkan ciri bidan sebagai seorang profesi !
13 | P a g e
RINGKASAN
Etika profesi merupakan nilai- nilai atau norma – norma yang menjadi pegangan suatu
profesi dalam mengatur tingkah lakunya. Bidan merupakan suatu profesi karenanya dalam
menjalankan profesinya harus bersikap profesional. Prinsip etika profesi terdiri dari
tanggung jawab, keadilan dan otonomi
Test 2
1) Bidan dalam menjalankan tugasnya harus profesional dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat. Salah satu perilaku profesional yang diharapkan
masyarakat diantaranya.....
A. Bertindak sesuai keinginan klien
B. Melakukan tindakan coba – coba untuk perbaikan
C. Menerima imbalan jasa sebelum tindakan
D. Mengenali batas – batas kemampuan diri
3) Sikap hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan profesional terhadap masyarakat
dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan
tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat adalah definisi dari.....
A. Profesi
B. Profesional
C. Etika profesi
D. Pelayanan profesional
15 | P a g e
T op i k 3
Kode Etik Bidan
Kode etik bidan perlu dipahami dan dimengerti oleh bidan. Kode etik bidan menunjukkan
hubungan bidan dengan klien, praktik kebidanan, tanggung jawab profesi, peningkatan
pengetahuan dan keterampilan bidan.
16 | P a g e
etik profesi bidan juga merupakan suatu pedoman dalam tata cara dan keselarasan dalam
pelaksanaan pelayanan profesional bidan.
Kode etik bidan Indonesia pertama kali disusun tahun 1986 dan disyahkan dalam
Kongres Nasional Ikatan Bidan Indonesia (IBI) X tahun 1988, dan petunjuk pelaksanaannya
disyahkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IBI tahun 1991. Kode etik bidan Indonesia
terdiri atas 7 (tujuh) bab, yang dibedakan atas tujuh bagian :
1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir)
2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir)
3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir)
4. Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir)
5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir)
6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa bangsa dan tanah air (2 butir)
7. Penutup (1 butir)
LATIHAN
Jelaskan hal-hal yang dimuat dalam Kode Etik Bidan !
17 | P a g e
RINGKASAN
Kode etik adalah norma – norma yang harus diindahkan oleh setiap profesi didalam
melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat. Kode etik dibuat oleh
profesi sendiri dan pelaksanaannya harus diawasi dan dikontrol.
Kode etik profesi dibuat dengan tujuan untuk untuk menjunjung tinggi martabat dan citra
profesi, untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota, untuk meningkatkan
pengabdian para anggota profesi, dan untuk meningkatkan mutu profesi.
Kode etik profesi bidan dibuat sebagai pedoman yang komprehensif dan integratif
tentang sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh seorang bidan.
Test 3
1) Sumber kode etik profesi adalah.....
A. Nilai internal
B. Nilai eksternal
C. Nilai internal dan eksternal
D. Ilmu pengetahuan dan teknologi
2) Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IBI tahun 1991, kode etik bidan Indonesia
terdiri atas 7 (tujuh) bab yang dibedakan atas tujuh bagian, salah satunya adalah kewajiban
bidan terhadap tugasnya. Kewajiban bidan terhadap tugasnya terdiri dari..... A. 4 butir
B. 1 butir
C. 6 butir
D. 3 butir
18 | P a g e
4) Pernyataan berikut merupakan kode etik bidan.....
A. Bidan melakukan penjahitan robekan perineum derajat 3 di Poskesdes
B. Bidan melaksanakan asuhan sayang ibu
C. Bidan mengijinkan dukun bayi melakukan pijat perut pada ibu nifas
D. Bidan patuh terhadap metode lama
5) Pernyataan berikut termasuk tujuan dirumuskan kode etik untuk kepentingan anggota dan
organisasi, kecuali untuk.....
A. menjungjung tinggi martabat dan citra profesi
B. menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota
C. meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi
D. meningkatkan pengabdian para anggota profesi
19 | P a g e
Kunci Jawaban Tes
20 | P a g e
Glosarium
21 | P a g e
Daftar Pustaka
Hariningsih W, Nurmayawati D. 2010. Bandung: Bidan Etika Profesi dan Hukum Kesehatan.
Irsyad Baitus Salam.
Marimbi, Hanum. 2008. Etika dan Kode Etik Profesi Kebidanan. Jogjakarta: Mitra Cendikia.
PP IBI. 2004. Etika dan Kode Etik Kebidanan. Jakarta: Pengurus Pusat Ikatan Bidan
Indonesia.
Setiawan. 2001. Etika Kebidanan dan Hukum Kesehatan. Jakarta: Trans Info Media.
22 | P a g e
B A B II
ASP EK H UKUM DA L AM PRAKTIK KEBI DAN AN
PENDAHULUAN
Tahukah Saudara bahwa setiap pelayanan yang diberikan pada klien harus memiliki
keamanan? sehingga kita dalam memberikan pelayanan kebidanan betul-betul aman dan
mendapat perlindungan hukum. Di era kemajuan zaman ini, klien biasanya telah memahami
sebuah pelayanan kesehatan yang baik, sehingga mereka cenderung menuntut para tenaga
medis untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Namun pelayanan yang diberikan terkadang
menimbulkan dilema dan konflik di masyarakat yang pada akhirnya menimbulkan isu-isu baru
yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan khususnya kebidanan.
Setelah mempelajari Bab 5 secara umum mahasiswa diharapkan mampu memjelaskan
tentang aspek legal, issue etik, pengambilan keputusan dan hukum dalam praktik
kebidanan. Secara khusus mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menjelaskan tentang aspek legal dalam pelayanan kebidanan
2. Menjelaskan tentang Issue etik dalam pelayanan kebidanan
3. Menjelaskan tentang pengambilan keputusan
4. Menjelaskan tentang Informed Choice dan Informed Consent
5. Menjelaskan tentang hukum kesehatan
6. Menjelaskan tentang malpraktik
7. Menjelaskan peraturan dan perundang-undangan
Bab 5 ini memuat topik penting yang berkaitan dengan aspek legal, issue etik,
pengambilan keputusan dan Hukum dalam praktik kebidanan yang terbagi menjadi 3 topik,
yaitu
▪ Topik 1 : - Aspek Legal dan Issu Etik Dalam
- Pelayanan Kebidanan
- Aspek legal dalam pelayanan kebidanan
- Issue etik dalam pelayanan kebidanan
▪ Topik 2 : - Pengambilan Keputusan dalam
23 | P a g e
- Pelayanan Kebidanan
- Pengambilan keputusan
- Informed Choice dan Informed Consent
▪ Topik 3 : - Aspek Hukum Praktik Kebidanan
- Hukum kesehatan
- Malpraktik
- Peraturan dan perundang-undangan
Proses pembelajaran untuk materi aspek legal, issue etik, pengambilan keputusan dan
hukum dalam praktik kebidanan yang sedang Anda ikuti dapat berjalan dengan lebih lancar bila
anda mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut:
1. Bacalah materi tentang aspek legal, issue etik, pengambilan keputusan dan hukum
dalam praktik kebidanan. secara seksama
2. Bacalah referensi lainnya tentang aspek legal, issue etik, pengambilan keputusan dan
hukum dalam praktik kebidanan.yang berasal dari buku-buku referensi maupun dari
mengunduh dari laman-laman (situs) internet yang tersedia
Kami mengharap, Anda dapat mengikuti keseluruhan topik dalam bab ini dengan baik.
SELAMAT BELAJAR!
24 | P a g e
Topik 1
Aspek Legal dan Issue Etik Dalam Pelayanan
Kebidanan
Seorang bidan harus mengenali beberapa konflik dan isu yang berkembang di masyarakat
serta mulai memberdayakan klien dalam pengambilan keputusan terkait pelayanan yang akan
mereka terima. Selain itu, bidan harus dapat menerapkan aspek legal dalam pelayanan
kebidanan melalui persetujuan klien atau keluarga atas tindakan yang akan mereka terima.
25 | P a g e
k. UU No. 10/1992 Tentang Pengembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
Sejahtera
l. UU No. 23/2003 Tentang Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan di Dalam
Rumah Tangga
m. Undang-Undang Tentang Otonomi daerah
b) Memberi kewenangan
c) Menjamin perlindungan hukum
d) Meningkatkan profesionalisme
STR (Surat Tanda Registrasi) adalah bukti Legislasi yang dikeluarkan oleh Majlis Tenaga
Kesehatan Indonesia (MTKI) atas nama Kementrian Kesehatan menyatakan bahwa
bidan berhak menjalankan pekerjaan kebidanan.
b. Registrasi
1) Pengertian
Menurut Permenkes No 1464/Menkes/X/2010, registrasi adalah proses pendaftaran,
pendokumentasian dan pengakuan terhadap bidan, setelah dinyatakan memenuhi
minimal kompetensi inti atau standar penampilan minimal yang ditetapkan, sehingga
secara fisik dan mental mampu melaksanakan praktik profesinya.
2) Tujuan Registrasi
e) Sertifikat Uji
kompetensi.
c. Lisensi
1) Pengertian
Lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan oleh pemerintah atau yang
berwenang berupa surat ijin praktik yang diberikan kepada tenaga profesi yang telah
teregistrasi untuk pelayanan mandiri.
2) Tujuan
1) Isu adalah masalah pokok yang berkembang di masyarakat atau suatu lingkungan yang
belum tentu benar, serta membutuhkan pembuktian.
2) Issue etik dalam pelayanan kebidanan merupakan topik yang penting yang berkembang
di masyarakat tentang nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan yang berhubungan
dengan segala aspek kebidanan yang menyangkut baik dan buruknya.
27 | P a g e
3) Issue moral adalah topik yang penting berhubungan dengan benar dan salah dalam
kehidupan sehari – hari.
4) Dilema yaitu suatu keadaan dimana dihadapkan pada dua alternatif pilihan, yang
kelihatannya sama atau hampir sama dan membutuhkan pemecahan masalah. Dilema
muncul karena terbentur pada konflik moral, pertentangan batin, atau pertentangan
antara nilai-nilai yang diyakini bidan dengan kenyataan yang ada.
29 | P a g e
melakukan kuretase dan 2 hari kemudian, pasien mengalami perdarahan dan dibawa
ke rumah sakit. Dokter menanyakan riwayat kejadian pada suami pasien. Suami pasien
isterinya mengalami perdarahan dan dilakukan kuretase oleh bidan. Dokter kemudian
memanggil bidan tersebut dan terjadilah konflik antara bidan dengan dokter tersebut.
2) Issu :
Malpraktek Bidan melakukan tindakan di luar wewenangnya.
3) Konflik :
Bidan melakukan kurentase di luar wewenangnya sehingga terjadilah konflik antara bidan
dan dokter.
4) Dilema :
Jika tidak segera dilakukan tindakan dikuatirkan dapat merenggut nyawa pasien
karena BPM jauh dari RS. Namun, jika dilakukan tindakan, bidan merasa melanggar
kode etik kebidanan dan merasa melakukan tindakan di luar wewenangnya.
30 | P a g e
3) Dilema :
Perlu disadari bahwa dalam pelayanan kebidanan seringkali muncul masalah atau isu di
masyarakat yang berkaitan dengan etik dan moral, dilema serta konflik yang dihadapi
bidan sebagai praktisi kebidanan. Isu adalah masalah pokok yang berkembang di
masyarakat atau suatu lingkungan yang belum tentu benar, serta membutuhkan
pembuktian. Bidan dituntut berperilaku hati-hati dalam setiap tindakannya dalam
memberikan asuhan kebidanan dengan menampilkan perilaku yang etis profesional.
31 | P a g e
3. Contoh masalah etik yang berhubungan dengan profesi
a. Pengambilan keputusan dan penggunaan etik
b. Otonomi bidan dan kode etik professional
c. Etik dalam penelitian kebidanan
d. Penelitian tentang masalah kebidanan yang sensitive
Biasanya beberapa contoh mengenai isu etik dalam pelayananan kebidanan adalah
berhubungan dengan masalah-masalah sebagai berikut:
1. Agama / kepercayaan
2. Hubungan dengan pasien
3. Hubungan dokter dengan bidan
4. Kebenaran
5. Pengambilan keputusan
6. Pengambilan data
7. Kematian Kerahasiaan
8. Aborsi
9. AIDS
10. In Vitro fertilizationbern
32 | P a g e
1. Kasus abortus
2. Euthanansia
3. Keputusan untuk terminasi kehamilan
La tihan
1) Jelaskan contoh masalah etik yang berhubungan dengan profesi !
2) Jelaskan beberapa contoh issue moral dalam kehidupan sehari-hari !
Ringkasan
Dalam menjalankan praktik pelayanan kebidanan, seorang bidan diharuskan menempuh
proses yang telah ditetapkan oleh pemerintah diantaranya proses registrasi, lisensi dan
sebelumnya bidan diharapkan mengikuti uji kompetensi untuk mendapatkan Surat Tanda
Registrasi sebagai syarat dalam pemberian pelayanan kebidanan. Praktik pelayanan
kebidanan diatur dalam UU No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan dan diperkuat dengan
diterbitkannya Permenkes No. 1464/MENKES/X/2010 yang mengatur tentang registrasi
dan praktik bidan.
Issue etik yang terjadi antara bidan dengan klien, keluarga dan masyarakat
mempunyai hubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan. Seorang
bidan dikatakan profesional bila ia mempunyai kekhususan sesuai dengan peran dan
fungsinya yang bertanggung jawab sesuai kewenangan.
Bidan yang praktik mandiri menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya sendiri.
Situasi ini akan besar sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan terjadinya penyimpangan
etik. Isu Moral juga berhubungan dengan kejadian yang luar biasa dalam kehiduapan sehari-
hari seperti menyangkut konflik malpraktik perang dan sebagainya.
33 | P a g e
Dilema moral menurut Campbell adalah suatu keadaan dimana dihadapkan pada dua
alternatif pilihan, yang kelihatanya sama atau hampir sama dan membutuhkan pemecahan
masalah.
Test 1
1) Seorang bidan untuk memperoleh izin dalam pelayanan kebidanan, maka wajib
melakukan proses….
A. Lisensi
B. Legislasi
C. Sertifikasi
D. Registrasi
34 | P a g e
Topik 2
P e n g a m b i l a n Ke p u tu s a n Da l a m P e l ay a na n
Kebidanan
Seorang bidan sebagai provider kesehatan harus kompeten dalam menyikapi dan
mengambil keputusan yang tepat untuk bahan tindakan selanjutnya sesuai standar asuhan dan
kewenangan bidan.
A. Pengambilan Keputusan
1. Pengertian
Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku tertentu dari dua atau lebih
alternatif yang ada (George R. Terry).
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan yaitu :
1) Fisik : rasa yang dirasakan oleh tubuh
2) Emosional : perasaan / sikap
3) Rasional : pengetahuan
4) Praktik : keterampilan dan kemampuan individu
5) Interpersonal : jaringan sosial dan hubungan antar individu
6) Struktural : lingkup sosial, ekonomi dan politik
7) Posisi atau kedudukan
8) Masalah yang dihadapi
9) Situasi dan kondisi
10) Tujuan
35 | P a g e
5) Rasional : keputusan bersifa objektif,
transparan dan konsisten
e. Deontologi
1) Menurut Immanuel Kant : sesuatu dikatakan baik apabila
semua potensi digunakan di jalan yang baik oleh kehendak manusia
2) Menurut W.D. Ross : setiap manusia punya intuisi akan kewajiban dan semua
kewajiban berlaku langsung pada diri kita
f. Hedonisme
1) Menurut Aristippos, sesuai kodratnya, manusia mencari kesenangan dan menghindari
ketidaksenangan. Hal terbaik adalah menggunakan kesenangan dengan baik dan tidak
terbawa oleh kesenangan.
2) Menurut Epikuros, menilai bukan hanya kesenangan (hedone) inderawi tetapi juga
kebebasan rasa sakit dan keresahan jiwa
36 | P a g e
g. Eudemonisme
Menurut Aristoteles, dalam setiap kegiatan manusia mengejar suatu tujuan ingin
mencapai sesuatu yang baik. Semua orang akan setuju bahwa tujuan hidup akhir manusia adalah
kebahagiaan (eudemonia). Keutamaan dalam mencapai kebahagiaan melalui keutamaan
intelektual dan moral
b) Bidan harus menghargai wanita sebagai individu dan melayani dengan rasa hormat
37 | P a g e
i. Dimensi Etik dan Peran Bidan
Dilihat dari sejarah kebidanan, dulu bidan tidak memiliki peran dalam mengambil
keputusan karena :
1) Sistem pelayanan kesehatan yang bersifat paternalistik dokter yang paling ahli
2) Keengganan bidan : pengambilan keputusan mengandung risiko dan tanggung jawab
Keterlibatan bidan dalam pengambilan keputusan sangat penting karena :
Peran bidan secara menyeluruh meliputi beberapa aspek : praktisi, penasehat, konselor,
teman, pendidik dan peneliti atau garis besarnya adalah pelaksana, pengelola, pendidik dan
peneliti dalam pelayanan kebidanan.
Selain itu, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses Informed Choice :
38 | P a g e
1) Bidan harus terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
2) Bidan wajib memberikan informasi secara rinci, jujur dan dimengerti klien
3) Bidan harus belajar untuk membantu klien melatih diri dalam menggunakan haknya
dan menerima tanggung jawab untuk keputusan yang mereka ambil
4) Asuhan berpusat pada klien
5) Tidak perlu takut pada konflik tetapi menganggapnya sebagai suatu kesempatan untuk
saling memberi dan mungkin suatu penilaian ulang yang objektif, bermitra dengan
klien dan suatu tekanan positif terhadap perubahan
39 | P a g e
1) Secara etimologis : informed (sudah diberikan informasi) dan consent (persetujuan
atau izin)
2) Persetujuan dari pasien atau keluarganya terhadap tindakan medik yang akan
dilakukan terhadap dirinya atau keluarganya setelah mendapat penjelasan yang kuat dari
dokter / tenaga medis
3) Menurut D. Veronika Komalawati, SH , “Informed Consent” dirumuskan sebagai “suatu
kesepakatan / persetujuan pasien atas upaya medis yang akan dilakukan dokterterhadap
dirinya setelah memperoleh informasi dari dokter mengenai upaya medis yang dapat
dilakukan untuk menolong dirinya disertai informasi mengenai segala risiko yang
mungkin terjadi.
b. Dasar Hukum
Dasar hukum proses informed consent :
1) PP No. 32/1998 tentang Nakes
2) Permenkes RI No. 159b/Menkes/SK/Per/II/1998 tentang RS
3) Permenkes RI No. 749A/Menkes/ Per/IX/1989 tentang Rekam Medis / Medical Report
4) Permenkes RI No. 585/Menkes/ Per/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medis
5) Kepmenkes I No. 466/Menkes/ SK dan Standar Pelayanan Medis di RS
6) Fatwa Pengurus IDI No. 319/ PB/A.4/88 tanggal 22 Februari 1988 tentang Informed
Consent
40 | P a g e
2) Expressed consent yaitu persetujuan tindakan medik yang diberikan secara explisit
baik secara lisan maupun tertulis
41 | P a g e
menghargai kemandirian / otonomi pasien, tidak melakukan intervensi melainkan
membantu pasien bila diminta atau dibutuhkan sesuai dengan informasi yang diberikan,
bidan menggali keinginan pasien baik secara subyektif atau hasil pemikiran rasional
g. Pembuatan dan Penggunaan Informed Consent
Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan Informed consent :
1) Tidak harus selalu tertulis
2) Tindakan bedah (invatif) sebaiknya dibuat tertulis
3) Fungsi informed consent tertulis untuk lebih memudahkan pembuktian bila kelak ada
tuntutan
4) Informed consent tidak berarti sama sekali bebas dari tuntutan bila dokter melakukan
kelalaian
Menurut Culver and Gert ada 4 (empat) komponen yang harus dipahami pada suatu
consent atau persetujuan :
1) Sukarela (Voluntariness)
2) Informasi (Information)
3) Kompetensi (Competence)
4) Keputusan (decision)
Latihan
1) Jelaskan apa yang anda ketahui tentang Informed Choice dan Informed Concent!
2) Jelaskan hal - hal yang harus diperhatikan pada saat Informed Choice dan Informed
Concent !
42 | P a g e
Ringkasan
Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku tertentu dari dua atau lebih
alternatif yang ada. Strategi pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh kebijakan
organisasi / pimpinan, fungsi pelayanan.
Dalam praktik kebidanan ada beberapa hal yang dapat menimbulkan masalah etik dan
dilema pada bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan. Dilema dan masalah ini muncul
karena adanya konflik yang terjadi antara nilai-nilai yang diyakini oleh bidan sebagai
pemberi pelayanan dengan nilai-nilai atau kebiasaan yang dianut masyarakat maupun
dengan kenyataan yang ada di lapangan. Dalam proses pemberian pelayanan kebidanan,
bidan harus menjunjung tinggi hak-hak klien, diantaranya dengan menggunakan
Informed Consent dan Informed Chioce sebelum memberikan pelayanan pada klien. Hal ini
salah satunya untuk menjaga agar pelayanan yang diberikan bidan sesuai dengan keinginan
klien dan tidak menimbulkan perselisihan di kemudian hari.
Selain itu, hal ini adalah sebagai payung hukum bagi bidan dalam memberikan
pelayanan. Dalam pembuatan dan penggunaan Informed Consent maupun Informed
Choice untuk meminimalisir efek samping yang mungkin akan ditimbulkan dari pelayanan
yang diberikan.
Test 2
1) Pernyataan berikut termasuk aspek hukum persetujuan tindakan medis, kecuali.....
A. Pasal 1320 KUHP
B. UU No. 36 Th 2009
C. UU No 22/1999
D. KUH Pidana pasal 351
2) Dilema konflik yang berkaitan dengan moral adalah.....
A. Adat istiadat
B. Kejujuran
C. Kesopanan
D. Kerahasiaan
43 | P a g e
3) Membuat pilihan setelah mendapat penjelasan dalam pelayanan kebidanan tentang
alternatif asuhan yang akan dialaminya adalah pengertian dari.....
A. Informed Choice
B. Informed consent
C. Information
D. Konseling
44 | P a g e
Topik 3
A s p ek H u k um P r a kti k Keb i d a n a n
Akuntabilitas bidan dalam praktik kebidanan merupakan suatu hal yang penting dan
dituntut dari suatu profesi, terutama profesi yang berhubungan dengan keselamatan jiwa
manusia, adalah pertanggung jawaban dan tanggung gugat (accountability) atas semua
tindakan yang dilakukannya, sehingga semua tindakan yang dilakukan oleh bidan harus
berbasis kompetensi dan didasari suatu evidence based. Accountability diperkuat dengan satu
landasan hukum yang mengatur batas-batas wewenang profesi yang bersangkutan.
A. Hukum Kesehatan
1. Pengenalan hukum
Ilmu hukum adalah kumpulan pengetahuan tentang hukum yang telah dibuat
sistematikanya. Kumpulan peraturan hukum disebut sebagai hukum. Pengertian lain hukum
adalah himpunan peraturan yang bersifat memaksa, berisi perintah, larangan atau izin untuk
berbuat atau tidak berbuat sesuatu, guna mengatur tata tertib masyarakat. Hukum diperlukan
untuk mewujudkan keadilan. Keadilan adalah memberikan kepada setiap orang apa yang
menjadi haknya. Hukum bertujuan untuk memberikan pengayoman bagi manusia. Hukum juga
bertujuan untuk mewujudkan apa yang berguna atau berfaedah bagi orang, yakni mewujudkan
kebahagiaan sebanyak – banyaknya. Indonesia adalah negara hukum. Suatu negara hukum
mempunyai ciri sebagai berikut :
a. ada super of law
b. ada landasan hukum untuk setiapkegiatan negara
c. ada jaminan hak asasi
d. ada proses peradilan yang bebas
58 | P a g e
Sumber hukum formal adalah :
a. Perundang – undangan
b. Kebiasaan
c. Traktat (perjanjian internasional publik)
d. Yurisprudensi
e. Doktrin (pendapat pakar)
Tindakan yang diambil oleh alat negara terhadap pelanggaran hukum tidak boleh sewenang –
wenang, tetapi harus menurut hukum yang berlaku. Macam-macam hukum adalah sebagai
formal, hukum perdata, hukum pidana, hukum tatanegara / tata usaha negara, hukum
Internasional.
Hak asasi manusia yang berhubungan dengan kesehatan manusia dimulai dari tiga hak
asasi, yaitu :
a. The right to health care ( hak untuk mendapat pelayanan kesehatan )
b. The right to self determination (hak untuk menentukan nasib sendiri)
c. The right to information ( hak untuk mendapat informasi)
Konsep hukum pemeliharaan kesehatan tidak tumbuh dengan sendirinya, melainkan
berakar dari ketiga hak asasi tersebut diatas yang diadopsi dari mata rantai pasal 25 The United
58 | P a g e
Nations Universal Declaration of Human Right 1948 dan pasal 1 The United Nation
International Concention Civiland Political Rights 1966.
Menurut Leemen hukum kesehatan disusun sebagai berikut : hukum perdata dan hukum
publik, hukum materil.
“Hukum kesehatan meliputi semua ketentuan hukum yang langsung berhubungan
dengan pemeliharaan kesehatan dan penerapan dari hukum perdata, hukum pidana, dan hukum
administratif dalam hubungan tersebut pula pedoman internasional, hukum kebiasaan, dan juga
yurisprudensi berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan, hukum otonom, ilmu, dan literatur
menjadi sumber hukum kesehatan. “
Gambaran adanya jalur etik dan hukum dapat dideskripsikan di bawah ini :
58 | P a g e
adalah ketika pasien datang ke tempat praktik bidan untuk mendapatkan pelayanan kebidanan,
maka perikatan yang terjadi atas dasar perjanjian.
Perjanjian adalah ikatan antara satu orang dengan orang lain atau lebih, yang selalu
menimbulkan hak dan kewajiban timbal balik. Perjanjian selalu merupakan perbuatan hukum.
Perikatan bidan dengan rumah sakit adalah dalam hubungan ketenagakerjaan, yaitu terbentuk
hubungan antara rumah sakit sebagai pemberi kerjaan dan bidan sebagai penerima kerja.
B. Malpraktik
1. Pengertian
Malpraktik berasal dari kata “mal” yang berarti salah dan “praktik” yang berarti
pelaksanaan atau tindakan, sebagai arti harafiahnya adalah pelaksanaan atau tindakan yang
salah “Lazimnya istilah ini hanya digunakan untuk menyatakan adanya tindakan yang salah
dalam rangka pelaksanaan suatu profesi (profesional misconduct).
Kesalahan dari sudut pandang etika disebut ethical malpractice dan dari sudut
pandang hukum disebut legal malpractice. Setiap malpraktik yuridik sudah pasti malpraktik
etik, tetapi tidak semua malpraktik etika merupakan malpraktik yuridik
2. Legal malpractice
Legal malpractice masih dibagi menjadi tiga kategori sesuai bidang hukum yang
dilanggar :
a. criminal malpractice (malpraktik pidana)
b. civil malpractice (malpraktik perdata)
c. administrative malpractice (ingkar janji)
La tihan
1) Jelaskan apa yang anda ketahui tentang malpraktek dalam praktik Kebidanan !
2) Jelaskan peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan ijin dan praktik
bidan !
Ringkasan
Hukum adalah himpunan peraturan yang bersifat memaksa, berisi perintah, larangan
atau izin untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu, guna mengatur tata tertib masyarakat.
Hukum bertujuan untuk mewujudkan kebahagiaan sebanyak – banyaknya.
Hukum kesehatan meliputi semua ketentuan hukum yang langsung berhubungan dengan
pemeliharaan kesehatan dan penerapan dari hukum perdata, hukum pidana, dan hukum
administratif. Dalam hubungan tersebut pula pedoman internasional, hukum kebiasaan, dan
juga yurisprudensi berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan, hukum otonom, ilmu, dan
literatur menjadi sumber hukum kesehatan.
Kepmenkes RI No.1464/Menkes/ PER/X/2010 merupakan pengganti dari Kepmenkes
RI No.900/Menkes/ SK/VII/2002 tentang Registrasi dan Praktik Bidan. Kepmenkes ini
terdiri dari 7 Bab dan 30 pasal.
Pengguguran kandungan merupakan tindak pidana kejahatan terhadap kemanusiaan.
Tidak ada batas umur kehamilan yang boleh digugurkan. Dasar hukum abortus adalah
KUHP Bab XIX tentang kejahatan terhadap nyawa orang KUHP pasal 299 ayat 1,2,3 pasal
346, 347, 348, 349, Undang – undang no.36 Tahun 2009.
58 | P a g e
Test 3
3) Salah satu Rumah Sakit baru dibuka untuk melakukan rekruitmen karyawan termasuk
tenaga bidan. Sebelum mulai bekerja dibuatlah perjanjian kerjasama antara pihak rumah
sakit dan calon karyawan. Aktifitas tersebut diatur dalam hukum …
A. Perdata
B. Pidana
C. Administrasi
D. Penyelenggaraan pelayanan
58 | P a g e
K u n c i Ja w a ban T e s
Test 1 Test 2 Tes3
1) D 1) C 1) B
2) B 2) D 2) D
3) A 3) A 3) A
4) A 4) A 4) C
5) D 5) D 5) A
58 | P a g e
KUNCI J AW ABAN T ES
Tes 1
1) D
A. Jawaban salah, karena lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan oleh
pemerintah atau yang berwenang berupa surat ijin praktik yang diberikan kepada
tenaga profesi yang telah teregistrasi untuk pelayanan mandiri
B. Jawaban salah, karena legislasi adalah proses pembuatan undang-undang atau
penyempurnaan perangkat hukum yang sudah ada, melalui serangkaian kegiatan
sertifikasi (pengaturan kompetensi), registrasi (pengaturan kewenangan), dan lisensi
(pengaturan penyelenggaraan kewenangan)
C. Jawaban salah, karena sertifikasi adalah tindak lanjut dari perizinan, yakni memberikan
sertifikat (pengakuan) kepada institusi kesehatan dan atau tenaga pelaksana yang
benar-benar memenuhi persyaratan
D. Jawaban benar, karena registrasi adalah proses pendaftaran, pendokumentasian dan
pengakuan terhadap bidan, setelah dinyatakan memenuhi minimal kompetensi inti
atau standar penampilan minimal yang ditetapkan, sehingga secara fisik dan
mental mampu melaksanakan praktik profesinya
2) B
A.
B. Jawaban benar, karena uji kompetensi merupakan syarat wajib sebelum terjun
Jawaban salah, karena sertifikasi adalah tindak lanjut dari perizinan
ke dunia kerja
C. Jawaban salah, karena akreditasi bentuk lain dari sertifikasi
D. Jawaban salah, karena lisensi adalah proses administrasi yang dilakukan oleh
pemerintah atau yang berwenang berupa surat ijin praktik yang diberikan
kepada tenaga profesi yang telah teregistrasi untuk pelayanan mandiri
3) A
A. registrasi dan praktik bidan
Jawaban benar, karena Permenkes No. 1464/MENKES/ X/2010 menjelaskan
B. Jawaban salah, karena UU No. 23/MENKES/2003 menjelaskan tentang
tentang
Penghapusan Kekerasan Terhadap Perempuan dalam Rumah Tangga
Jawaban salah, karena Kepmenkes No. 1144/Menkes/Per/VIII/2010
C.
menjelaskan Tentang organisasi dan tata kerja Kemenkes
Jawaban salah, karena Permenkes No. 369/MENKES/2007 menjelaskan
D. tentang standar profesi bidan
58 | P a g e
4) A
A. Jawaban benar, karena contoh persetujuan dalam tindakan / proses persalinan
salah satunya ialah memilih atau mengambil keputusan dalam persalinan
B. Jawaban salah, karena contoh masalah etik yang berhubungan dengan profesi
ialah pengambilan keputusan dan penggunaan etik
C. Jawaban salah, karena contoh masalah etik yang berhubungan dengan teknologi
ialah teknik reproduksi dan kebidanan
D. Jawaban salah, karena Isu etik adalah topik yang cukup penting untuk dibicarakan
sehingga mayoritas individu akan mengeluarkan opini terhadap masalah tersebut
sesuai dengan asas ataupun nilai yang berkenaan dengan akhlak nilai benar salah
yang dianut suatu golongan atau masyarakat
5) D
A. Jawaban salah, karena contoh persetujuan dalam tindakan medis diantaranya
memilih atau mengambil keputusan dalam persalinan, kegagalan dalam proses
persalinan, pelaksanan USG dalam kehamilan, konsep normal pelayanan
kebidanan, bidan dan pendidikan seks
B. Jawaban salah, karena aborsi bukan contoh masalah etik yang berhubungan
dengan profesi
C. Jawaban salah, karena aborsi bukan contoh masalah etik yang berhubungan
teknologi
D. Jawaban benar, karena aborsi merupakan contoh isu moral dalam pelayanan
kebidanan karena aborsi berhubungan dengan benar dan salah dalam kehidupan
sehari-hari yang ada kaitannya dengan pelayanan kebidanan
Tes 2.
1) C
A Jawaban benar, karena Pasal 1320 KUHP termasuk aspek hukum persetujuan
tindakan medis
B. Jawaban benar, karena UU No. 36 Th 2009 termasuk aspek hukum persetujuan
tindakan medis yang berhubungan dengan kesehatan
C.
C. Jawaban
Jawaban salah,
benar,karena UU KUHP
karena No. 22/1999
Pasalmenjelaskan
351 masuk tentang otonomiaspek
ke dalam daerahhukum
persetujuan tindakan medis
2) D
A. Jawaban salah, karena adat istiadat bukan termasuk dilema konflik yang
berkaitan dengan
58 | P a g e
moral
B. Jawaban salah, karena kejujuran bukan termasuk dilema konflik yang berkaitan
dengan moral
C Jawaban salah, karena kesopanan bukan termasuk dilema konflik yang berkaitan
dengan moral
Jawaban benar, karena kerahasiaan termasuk dilema konflik yang berkaitan
D dengan moral
.
3) A
A Jawaban benar, karena Informed Choice mempunyai pengertian membuat pilihan
setelah mendapat penjelasan dalam pelayanan kebidanan tentang alternatif
asuhan yang akan dialaminya
B. Jawaban salah, karena informed consent adalah dari pasien atau keluarganya
terhadap tindakan medik yang akan dilakukan terhadap dirinya atau keluarganya
setelah mendapat penjelasan yang kuat dari doker/tenaga medis
C. Jawaban salah, karena information adalah pemberian pesan
4)
A
A Jawaban benar, karena salah satu yang harus diperhatikan dalam Informed
Choice adalah asuhannya berpusat pada klien
B Jawaban salah, karena seharusnya bidan tidak perlu takut pada
konflik tetapi menganggapnya sebagai suatu kesempatan untuk saling memberi
dan mungkin suatu penilaian ulang yang objektif, bermitra dengan klien dan suatu
tekanan positif terhadap perubahan
58 | P a g e
5) D
A. Jawaban salah, karena seharusnya dapat membantu kelancaran tindakan medis
sehingga diharapkan dapat mempercepat proses pemulihan
B. Jawaban salah, karena seharusnya penghormatan terhadap harkat dan martabat
pasien selaku manusia
C. Jawaban salah, karena seharusnya promosi terhadap hak untuk menentukan
nasibnya sendiri
D. Jawaban benar, karena salah satu fungsi informed consent adalah mendorong
keterlibatan publik dalam masalah kedokteran dan kesehatan
Tes 3
1) B
A. Jawaban salah, karena sosial kontrol merupakan suatu mekanisme untuk mencegah
terjadinya penyimpangan sosial serta mengajak masyarakat untuk berperilaku sesuai
norma
B. Jawaban benar, karena sumber hukum formal diantaranya perundang-undangan,
kebiasaan, traktat (Perjanjian Internasional Publik), doktrin, dan yurisprudensi
C. Jawaban salah, karena bukan termasuk sumber hukum formal
D. Jawaban salah, karena bukan termasuk sumber hukum formal
58 | P a g e
2) D
A. Jawaban salah, karena Pengguguran kandungan merupakan perbuatan yang
melanggar hukum pidana
B.
Jawaban salah, karena pengguguran dilakukan sendiri,maupun bekerja sama
C. dengan pihak lain sama melanggar hukum pidana
D. Jawaban salah, karena lapor polisi belum diperlukan karena penggugurannya
belum terjadi Jawaban benar, karena Konseling merupakan kegiatan yang bisa
menuntun klien untuktidak membuat keputusan yang salah
3) A
A. Jawaban benar, karena hukum perdata salah satunya mengatur tentang perjanjian
kerja antara
pemilik RS dengan karyawannya
B. Jawaban salah, karena perjanjian kerjasama diatur dalam hukum perdata, bukan
C. hukum
Jawabanpidana
salah, karena hukum administrasi merupakan ketentuan hukum dalam
rangka
penyelenggaraan pemerintahan
D. Jawaban salah, karena penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan termasuk
dalam hukum
administrasi
4) C
A. Jawaban salah, karena aborsi merupakan kehamilan yang berakhir sebelum usia
gestasi
dari 20 kurang
minggu
B. Jawaban salah, karena adaptasi merupakan usaha penyesuaian diri terhadap
suatu
lingkungan baru
C. Jawaban benar, karena adopsi adalah proses pengangkatan anak oleh sepasang
suami istri hukum
yang sah secara
D. Jawaban salah, kareana aktual adalah sesuatu yang betul-betul terjadi secara
nyata
5) A
A. Jawaban benar, karena pasal 349 berisi tentang seorang dokter, bidan dan apoteker
membantu
melakukan aborsi
B. Jawaban salah, karena Pada pasal 348 berisi tentang sengaja menggugurkan atau
mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuannya atau mengakibatkan
matinya wanita tersebut, diancam pidana penjara lima tahun enam bulan, paling
lama tujuh tahun
diancam pidana penjara lima tahun enam bulan, paling lama tujuh
tahun
58 | P a g e
C. Jawaban salah, karena pasal 347 berisi tentang sengaja menggugurkan atau mematikan
kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya diancam dengan pidana penjara
maksimal 12 tahun
D. Jawaban salah, karena pasal 346 berisi tentang seorang wanita dengan
sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain
untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun
58 | P a g e
GLOS ARIUM
59 | P a g e
DAF T AR P US T AK A
Hariningsih W, Nurmayawati D. 2010 Bidan Etika Profesi dan Hukum Kesehatan. Irsyad
Baitus Salam, Bandung.
Ikatan Bidan Indonesia (IBI). 2005 Etika dan Kode Etik Bidan di Indonesia.
Jenkins R. 1995. The Law and Midwife. Blackwell Science Ethics and
Midwife.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang Registrasi Praktik
Bidan.
60 | P a g e