KEL.10 - Bahasa - PKBM
KEL.10 - Bahasa - PKBM
KEL.10 - Bahasa - PKBM
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
NOVEMBER 2021
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa isi makalah ini masih belum sempurna.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari sejawat atau
para pembaca mengenai isi makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat memberi
manfaat khususnya kepada penulis dan umumnya kepada pembaca sehingga dapat
menjadi panutan ilmu pengetahuan. Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sekitarnya lingkungan dan berkembang dengan orang lain yang baru dikenal dan
bersahabat dengannya.
isyarat, bahasa gerak tubuh, ckspresi wajah pantomim atau seni. Bahasa adalah
disimbolisasikan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain.1 Oleh karera
itu, perkembangan bahasa dimulai dari tangisan pertama sampai anak mampu
bertutur kata. Maka dari itu perlu pembahasan lebih lanjut mengenai bahasa agar
sebagai jalur yang dilewati sebuah informasi sebelum masuk ke memori jangka
1
Erisa Kurniati, “Perkembangan Bahasa Pada Anak Dalam Psikologi serta Implikasinya dalam
Pembelajaran”, dalam Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, Vol.17 No.3 (2017), 48
1
panjang dan berubah menjadi informasi permanen. Sehingga penulis membuat
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4. Mendeskripsikan psikolinguistik.
6. Mendeskripsikan membaca.
8. Mendeskripsikan pemahaman.
2
BAB II
PEMBAHASAN
kata yang berbeda tersimpan dalam kamus verbal kita (lexicon). Untuk
dalam bahasa inggris disebut phrase dan clause yang didalamnya memuat
aturan kata kerja (tenses).2 Begitu pula dalam bahasa Indonesia, juga
memiliki aturan bentuk kata disebut aturan frasa, klausa, dan kalimat.
sehingga menjadi unit-unit yang lebih besar; sintaksis (syntax) yakni ilmu
2
Robert S. Solso, dkk, Psikologi Kognitif Edisi ke-8, (Jakarta: Erlangga, 2009), 327
3
Siminto, Pengantar Linguistik, (Semarang: Cipta Prima Nusantara Semarang, 2013), 24
3
2. Dasar Neurologis bagi Bahasa
sebuah studi kasus klinis pada tahun 1861 oleh seorang dokter prancis yang
bernama Paul Broca yang melakukan observasi terhadap seorang pasien yang
menemukan cedera pada bagian lobus frontalis kiri , yang mana area tersebut
Pada tahun 1875 Carl Wernicke dalam sebuah studi klinis yang lain
yang didapatkan dari kedua penelitian itu adalah area broca terlibat dalam
kata lain, jika seseorang mengalami cidera pada lobus frontalis kiri yang mana
termasuk dalam area wernicke, orang tersebut masih mampu berbiara secara
4
Robert S. Solso, dkk, Psikologi Kognitif Edisi ke-8, (Jakarta: Erlangga, 2009), 328
5
Ibid., 328
4
Gambar 2.1
B. Hierarki Linguistik
Kata linguistik berasal dari kata dalam bahasa Latin lingua yang berarti
bahasa. linguistik berarti ilmu bahasa. Pengertian linguistik secara luas adalah
1. Fonem
Fonem (phoneme) adalah unit dasar bahasa lisan yang saat digunakan
sebagai sebuah unit tunggal, atau bisa diartikan sebagai suara tunggal dalam
tesebut sebagai pembeda makna atau tidak. Dalam ilmu bahasa, fonem ditulis di
Untuk mengetahui apakah sebuah bunyi fonem atau bukan, kita harus
mencari sebuah satuan bahasa, biasanya sebuah kata, yang mengandung bunyi
6
Siminto, Pengantar Linguistik, (Semarang: Cipta Prima Nusantara Semarang, 2013), 4
7
Robert S. Solso, dkk, Psikologi...., 330
8
Siminto, Pengantar...., 32
5
tersebut, lalu membandingkannya dengan satuan bahasa lain yang mirip dengan
bahasa pertama, kalau kedua satuan bahasa itu berbeda maknanya, berarti bunyi
a. /pola/ dan /bola/, dalam bahasa Indonesia /p/ dan /b/ adalah dua fonem
b. /mood/ dan /good/, dalam bahasa Inggris /m/ dan /g/ adalah dua fonem
c. fonem /k/ dan /g/ dalam bahasa inggis juga ada banyak sekali, seperti
d. fonem /l/ dan /r/ dalam bahasa Indonesia, misalnya seperti pada kata
2. Morfem
morfem dapat berupa kata-kata atau bagian kata seperti awalan, akhiran, atau
hadir berulang-ulang dengan bentuk lain, maka bentuk tersebut adalah sebuah
morfem.10 Dalam studi morfologi suatu satuan bentuk yang berstatus sebagai
9
Ibid., 32
10
Ibid., 37
6
menjadi {re}+{write}. Dalam setiap bahasa ada bentuk (seperti kata) yang dapat
lagi sampai menjadi bagian yang lebih kecil yang tidak dapat dipotong-potong
lagi. Kata untouchable misalnya, dapat dipotong menjadi un-, touch, -able
makna.
3. Sintaksis
Istilah syntax dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Yunani, yaitu
“sun” yang berarti “dengan” dan kata “tattein” yang berarti “menempatkan”.
kombinasi dan hubungan antar kata dalam kalimat.12 Kalimat adalah satuan yang
satu kesatuan kata yang utuh.13 Misalnya contoh dalam bahasa inggris, “it smells
bukan (bola+anak+menendang+itu).
11
Robert S. Solso, dkk, Psikologi...., 330
12
Siminto, Pengantar...., 83
13
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), 92
7
C. Tata Bahasa Generatif Transformasioal: Proposisi
bahasa di sini meliputi dua pengertian yaitu tata bahasa sebagai suatu ilmu yang
sebagai suatu kaidah dalam pemakaian bahasa agar ekspresinya mudah dipahami
orang lain.14
Kata generatif berasal dari kata generate yang dapat berarti menghasilkan,
dapat berarti mengubah bentuk, dari bentuk dasar ke bentuk baru atau dari
menimbulkan suatu bentuk lain yang baru. Proses perubahan dapat dilakukan
kalimat.15 Misalnya kalimat, “kucing itu dikejar anjing” dengan “anjing itu
yang sama.
membentuk satuan bebas; jawaban minimal, seruan, dan sebagainya.16 Teori ini
14
Suhardi, Dasar-Dasar Tata Bahasa Generatif Transformasional, (Yogyakarta, UNY Press,
2017), 4-6
15
Ibid., 4-6
16
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik. (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), 92
8
memunculkan hipotesis mengenai struktur kognitif yang tersembunyi oleh
Branford dan Franks (1971, 1972) terkait hakikat penyandian kalimat. Kedua
peneliti tersebut menyusun kalimat yang mempunyai satu, dua, tiga, dan empat
proposisi.17
Empat Semut di dapur memakan jeli manis yang berada di atas meja
Eksperimen diatas terdiri dari sebuah fase akusisi, dimana para pasrtisipan
dibacakan kalimat dengan satu sampai tiga proposisi, tanpa kalimat ke empat.
proposisi hanya sedikit dari mereka yang mengalami kesalahan, dan peneliti
kalimat dengan empat proposisi. Hal ini terjadi karena partisipan telah
mengambil intisari ide dari proposisi yang mereka dengar, sehingga memori
17
Robert S. Solso, dkk, Psikologi...., 333
18
Robert S. Solso, dkk, Psikologi...., 334
9
Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa memori manusia tidak
kalimat yang didengar. Penelitian ini juga menghasilkan bahwa dalam memori
baru.19
D. Psikolinguistik
1. Nature vs Nurture
keadaan bawaan pada seseorang atau sesuatu, diartikan juga sebagai kondisi
alami atau sifat dasar manusia. Sedangkan secara etimologi nurture berarti
mengemukakan gagasan bahwa yang paling penting dari bahasa itu bersifat
bawaan atau nature. Namun, seorang peneliti lain yang bernama Skinner
pembelajaran dan faktor lingkungan atau nurture. Sedangkan tokoh lain yang
tidak cukup untuk seseorang menghasilkan sebuah kalimat yang memiliki tata
19
Robert S. Solso, dkk, Psikologi...., 335
20
Moh. Khuza’i, “Problem Definisi Gender: Kajian atas Konsep Nature dan Nurture” dalam
Kalimah: Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam, Vol. 11, No. 1 (2013), 106-107
10
manusia terkait perkembangan biologis dari perangkat perolehan bahasa
2. Hipotesis Relativitas-Linguistik
menyimpulkan bahwa suatu nama benda direpresentasikan oleh suatu kata akan
dipahami secara berbeda dan menyebabkan perbedaan cara pandang oleh orang-
orang yang memiliki bahasa berbeda.23 Misalnya “ana” dalam bahasa Arab dan
subjek, sedangkan dalam bahasa Spanyol “ana” bisa berarti “manis” yang
kerusakan otak (penelitian oleh Broca dan Wernicke). Cara lain yang juga
21
Robert S. Solso, dkk, Psikologi...., 335
22
Ibid., 336
23
Ibid., 337
11
dilakukan melingkupi stimulasi elektrik terhadap otak, prosedur pembedahan
1. Stimulasi Elektrik
merupakan perangkat stimulasi listrik yang langsung merangsang saraf dan otot
2. Pemindaian PET
bahwa teknik ini tidak menimbulkan luka pada pasien dan dapat diterapkan pada
orang yang sehat. Sebuah studi dari Posner dan rekan-rekannya (1988). Dalam
Dalam suatu tugas, yang disebut tugas semantik (semantic task), partisipan
12
region semantik-asosiatif di otak. Dalam kondisi eksperimen auditorik, para
b a b:
Area otak yang diaktifkan dalam tugas ini adalah lobus temporalis kiri-sebuah
F. Membaca
kecil gerak sakadik (saccades) dengan disertai fiksasi sesaat di titik-titik tertentu.
yang dapat dibaca manusia normal selama sebuah periode fiksasi visual. Hasil
24
Robert L Solso dkk, Psikologi...., 338
13
eksperimennya berkenaan dengan fakta bahwa waktu reaksi berhubungan
meminta para partisipan untuk mengamati serangkaian huruf dan kata selama 10
Saat kita membaca atau mengamati suatu objek visual seperti lukisan, mata
kita melakukan serangkaian gerakan yang disebut gerak sakadik, dan terdapat
sejumlah periode waktu saat mata kita berhenti selama sesaat (disebut fiksasi),
yakni sekitar 250 milidetik. Rentang waktu ini berbeda tiap orang dan bahkan
pada orang yang sama sekalipun, waktu fiksasinya dapat berubah ubah.
yang kerapkali terjadi selama proses membaca, tidak hanya disebabkan oleh
mengenai urutan huruf dan kata, dan juga pemahaman orang yang bersangkutan
25
Robert L Solso dkk, Psikologi..., 339
26
Margaret W. Matlin, Kognitif (Lampung:Harakindo Publishing, 2016), 188
27
Ani Rusilowati, Psikologi Kognitif Sebagai Dasar Pengembangan Tes Kemampuan Dasar
Membaca Bidang Sains, dalam Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Vol.13, No.2 (2009)
14
teks yang disajikan di layar komputer. Pergerakan mata partisipan direkam
Percobaan:
daalm sutau ktaa tidkalah petning: satu-satunya hal ynag petning adlaah
leatk huurf peratma dan huurf terkahir hausslah tpeat. Huurf huurf
laninya bsia ambruadul dan Adna tetap bsia memabcanya tapna maaslah.
Hal teresbut terajdi kaerna piikran maunsia tiadk mebmaca huurf dmei
mengesankan yang dimiliki otak, yakni kemampuan untuk menarik makna dari
15
pola pola simbol (huruf) yang telah kita kenali, bahkan sekalipun pola-pola
(Meyer & Schvaneveldt, 1971: Meyer, Schvaneveldt, & Ruddy, 1974a, 1974b).29
NURSE - DOCTOR
BREAD - DOCTOR
mengevaluasi kata kedua adalah jauh lebih cepat jika kata kedua dipasangkan
dengan kata pertama yang memiliki makna yang berhubungan (misalnya NURSE-
DOCTOR) alil alih jika dipasangkan dengan kata yang tidak memiliki hubungan
28
Robert L Solso dkk, Psikologi..., 345
29
Aminah Rehalat, “Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi”, dalam Jurnal Pendidikan
Ilmu Sosial, Vol.23, No.2 (2014), hlm 10
30
Robert L Solso dkk, Psikologi..., 346
16
H. Dukungan Neurosains Kognitif
Gambar ini menampilkan dua area: (1) area korteks lateralis (korteks bagian
samping) dan (2) area korteks medialis (korteks bagian tengah). Kata-kata visual
ditandai dengan segitiga (A), analisis semantik ditandai dengan lingkaran (C),
dan atensi ditandai dengan bujur sangkar atau segi enam. Bentuk-bentuk yang
menandakan hemisfer kanan. Area yang diaktifkan oleh kata-kata yang disajikan
31
Robert L Solso dkk, Psikologi Kognitif, (Jakarta:Erlangga, 2007), hal. 349
17
I. Pemahaman
bahwa (1) sebuah benda berbentuk bulat (2) berwarna merah. Anda memahami
makna kalimat tersebut, dan makna yang Anda peroleh tersebut sama dengan
makna yang dimaksudkan oleh penulis, dan sama pula dengan makna yang
(kata yang dibaca) dan berakhir pada pemahaman makna kalimat-kalimat atau
1. Pemrosesan top-down
Anderson dan Pichert (1978), para partisipan diminta membaca sebuah kisah
mengenai rumah yang didiami oleh sebuah keluarga kaya-raya, cerita tersebut
berdasarkan sudut pandang seorang calon pembeli rumah itu atau seorang
32
Sutarimah Ampuni, “Proses Kognitif dalam Pemahaman Bacaan”, dalam Jurnal Buletin
Psikologi, Vol.4, No.2 (1998) hal.18
18
pencuri. Cerita tersebut mengandung deskripsi mengenai rumah tersebut
beserta isinya: perapian, ruang bawah tanah yang pengap, atap yang bocor,
peralatan makan dari perak, koleksi uang logam, dan perangkat televisi. Para
para partisipan yang diminta berperan sebaga calon pembeli mengingat item-
2. Pemrosesan bottom-up
Kintsch dan van Dijk. Pada tataran proses membaca materi tertulis, model
diambil dari sumber tertulis itu sendiri, sedangkan pada tataran niat si pembaca
itu sendiri, model tersebut mengajukan teori mengenai sebuah skema sasaran
33
Robert L Solso dkk, Psikologi..., 353
19
yang mengarahkan pemahaman si pembaca terhadap materi tertulis yang
dibacanya.
Dalam sebuah eksperimen yang dilakukan Kintsch dan van Dijk (1978),
segera diminta mengingat dan menulis sebuah rangkuman mengenai esai yang
telah dibacanya. Sepertiga partisipan yang lain diuji sebulan kemudian, dan
sepertiga yang terakhir diuji tiga bulan kemudian. Tampaknya para partisipan
waktu, namun tetap mengingat intisari cerita dengan keakuratan yang sama
Bartlett.34
34
Robert L Solso dkk, Psikologi..., 354
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
21
mengalami kerusakan otak (penelitian oleh Broca dan Wernicke),
stimulasi elektrik terhadap otak, prosedur pembedahan terkait eksperimen
psikologi, pemindaian PET, dll.
6. Dalam proses membaca, mata manusia tidaklah mengamati huruf demi
huruf secara berurutan, melainkan bergerak dalam loncatan-loncatan kecil
gerak sakadik (saccades) dengan disertai fiksasi sesaat di titik-titik
tertentu.
7. Para peneliti tersebut menggunakan LDT (lexical-decision task; tugas
pengambilan keputusan secara leksikal), yakni sejenis tugas priming yang
di dalamnya para peneliti mengukur kecepatan para partisipan dalam
memahami hubungan kosakata. Hasil-hasil tersebut menunjukkan bahwa
bagian-bagian otak yang terlibat dalam pemrosesan kata-kata secara
semantik dan secara perseptual adalah bagian-bagian yang berbeda.
8. Istilah pemahaman dalam membaca untuk menggambarkan proses
pemahaman terhadap makna suatu materi tertulis.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan mengenai bahasa, maka penulis memberikan
beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan dan masukan untuk pihak-
pihak terkait, peneliti atau calon peneliti dapat memahami dengan benar terkait
bahasa dalam psikologi kognitif agar anak mampu berkembang secara
maksimal dalam segi bahasa sehingga mempermudah dalam belajar dan
berkembang.
22
DAFTAR RUJUKAN
Ampuni, Sutarimah. 1998. “Proses Kognitif dalam Pemahaman Bacaan”, dalam Jurnal
Buletin Psikologi, Vol.4, No.2
Moh. Khuza’i. 2013. “Problem Definisi Gender: Kajian atas Konsep Nature dan Nurture”
dalam Kalimah: Jurnal Studi Agama dan Pemikiran Islam, Vol. 11, No. 1
Rusilowati, Ani. 2009. “Psikologi Kognitif Sebagai Dasar Pengembangan Tes Kemampuan
Dasar Membaca Bidang Sains”, dalam Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan,
Vol.13, No.2
Solso, Robert S. dkk. 2009. Psikologi Kognitif Edisi ke-8. Jakarta: Erlangga
23