Visi Dan Misi Intan Jaya 17-23
Visi Dan Misi Intan Jaya 17-23
Visi Dan Misi Intan Jaya 17-23
Bab ini akan menjelaskan dan menguraikan visi dan misi kepala daerah dan wakil
kepala daerah Kabupaten Intan Jaya terpilih. Visi dan misi tersebut merupakan landasan
perumusan rumusan tujuan dan sasaran dengan memperhatikan program kepala daerah
dan wakil kepala daerah terpilih, yang tertuju pada arah kebijakan pembangunan jangka
panjang daerah pada periode berkenaan yang ditetapkan dalam RPJPD
Mengingat visi, misi, dan program kepala daerah merupakan hasil proses politik
terpilihnya Kepala daerah dan wakil kepala daerah secara langsung oleh masyarakat
Kabupaten Intan Jaya, maka visi, misi, dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah
terpilih, dijadikan sebagai substansi dan rujukan utama penyusunan RPJMD. Namun
demikian, demi mendapatkan dokumen perencanaan yang baik, manageable, dan selaras
dengan manajemen pemerintahan daerah, maka visi dan misi tersebut perlu dikembangkan
dan dijabarkan sesuai prinsip perencanaan pembangunan daerah, agar tujuan dan sasaran
pembangunan selama 5 (lima) tahun dapat dijabarkan secara efektif dalam mencapai tujuan
utama pembangunan daerah Kabupaten Intan Jaya.
Berikut di bawah ini adalah penjabaran visi dan misi Kabupaten Intan Jaya:
1.1. VISI
Sesuai dengan visi dan misi yang diusung oleh Bupati dan Wakil Bupati Intan Jaya
terpilih serta sejalan dengan prioritas pembangunan tahap kedua RPJP Daerah Kabupaten
Intan Jaya Tahun 2005-2025, maka Visi atau kondisi lima tahun kedepan yang akan
diwujudkan dalam periode 2013-2017 adalah sebagai berikut:
Rumusan visi tersebut merupakan landasan konseptual yang menjadi pedoman bagi
Pemerintah kabupaten Intan Jaya dalam melaksanakan pembangunan sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang Pemerintahan Daerah
dengan menyusun perencanaan pembangunan daerah. Adapun konsep-konsep yang
berupa kondisi yang akan dicapai dalam pembangunan yang akan dilaksanakan
penjelasannya adalah sebagai berikut:
1
1. Pintar merupakan kondisi dimana masyarakat Kabupaten Intan Jaya memiliki tingkat
pendidikan yang semakin baik, yang ditandai dengan meningkatnya angka partisipasi
sekolah terutama untuk jenjang pendidikan dasar sembilan tahun, meningkatnya angka
melek huruf dan meningkatnya angka rata-rata lama sekolah. Kondisi tersebut tentunya
mensyaratkan adanya fasilitas pelayanan pendidikan yang semakin baik dan terjangkau,
yang didukung oleh tersedianya tenaga pendidik yang berkomitmen serta sarana-
prasarana yang memadai.Lebih lanjut jika kondisi tersebut tercipta, maka diharapkan
pula akan tercipta sebuah kondisi dimana masyarakat Intan Jaya secara bersama-sama
mampu mengolah dan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang dimiliki secara
berkelanjutan untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat
Intan Jaya. Kemandirian yang dimaksud di sini juga mengenal adanya hubungan
kerjasama yang saling menguntungkan dengan semua pihak untuk mewujudkan
pembangunan berkelanjutan di Intan Jaya demi kemajuan masyarakat Intan Jaya
berdasarkan nilai-nilai adat dan nilai-nilai universal.
2. Sehat merujuk pada suatu kondisi dimana kebutuhan masyarakat akan akses layanan
kesehatan yang berkualitas terpenuhi, pemenuhan gizi, meningkatnya angka harapan
hidup, menurunnya angka kesakitan dan penyakit menular lainnya, berkurangnya angka
kematian bayi maupun ibu melahirkan, serta indikator-indikator dasar kesehatan lainnya
sesuai dengan SPM Kesehatan nasional. Kondisi tersebut tentunya mensyaratkan adanya
fasilitas pelayanan kesehatan yang semakin baik dan terjangkau, yang didukung oleh
tersedianya tenaga kesehatan yang berkomitmen serta sarana-prasarana yang
memadai.
3. Sejahtera merupakan perwujudan dari suatu kondisi dimana masyarakatnya memiliki
tingkat kehidupan yang layak, mampu mencukupi kebutuhan hidupnya, berpendidikan,
memiliki derajat kesehatan yang baik. Dalam perspektif indikator kinerja pembangunan,
masyarakat sejahtera ditunjukkan dengan pencapaian IPM yang memadai, dimana
terjadi peningkatan pendapatan perkapita masyarakatnya, peningkatan capaian tingkat
melek huruf masyarakat, rata-rata lama sekolah dan rata-rata usia penduduk.
1.2. MISI
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk
mewujudkan visi. Rumusan misi yang baik membantu lebih jelas penggambaran visi yang
2
ingin dicapai dan menguraikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan. Dalam suatu
dokumen perencanaan, rumusan misi menjadi penting untuk memberikan kerangka bagi
tujuan dan sasaran serta arah kebijakan yang ingin dicapai dan menentukan jalan yang akan
ditempuh untuk mencapai visi.
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, maka ditetapkan 6 (enam) Misi Daerah
Kabupaten Intan Jaya, yaitu:
Adapun penjelasan dari masing-masing misi di atas secara terperinci dapat adalah
sebagai berikut :
3
ataupun akses antar distrik serta kampung. Melalui jaringan infrastruktur transportasi yang
andal dan terintegrasi akan memberikan kemudahan dalam pembangunan infrastruktur
energi, telekomunikasi, air bersih dan pemukiman sampai ke kampung. Pengembangan
infrastruktur energi diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasokan tenaga listrik yang
andal dan efisien, termasuk dalam elektrifikasi distrik, kampung serta rumah tangga.
Pengembangan infrastruktur telekomunikasi diharapkan dapat mewujudkan
penyelenggaraan pelayanan telekomunikasi yang efisien dan tepat guna untuk mengurangi
keterisolasian masyarakat Kabupaten Intan Jaya dari dunia luar maupun mempermudah
komunikasi antar kampung dan distrik. Pengembangan infrastruktur air bersih diarahkan
untuk memastikan ketersediaan air bersih bagi seluruh masyarakat yang mampu menjaga
keberlanjutan fungsi sumber daya air. Terakhir, pengembangan infrastruktur pemukiman
diarahkan untuk mengembangkan kawasan-kawasan pemukiman sederhana yang sehat,
dapat diakses oleh masyarakat, serta dapat mendorong peningkatan taraf hidup
masyarakat.
4
dalam meletakkan sasaran program pendidikan yang disesuaikan dengan konteks dan
potensi lokal. Sementara dalam kerangka akselerasi pengembangan kualitas pendidikan,
Pemerintah Kabupaten Intan Jaya memprioritaskan pengembangan pendidikan berpola
asrama yang secara simultan diintegrasikan dengan program pendidikan nasional untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa khususnya
masyarakat Kabupaten Intan Jaya yang memiliki daya saing baik di tingkat lokal maupun
nasional.
5
1.2.4. Membangun Ekonomi Berbasis Potensi Lokal Secara Berkelanjutan
Tersedianya sarana dan prasarana fisik secara langsung juga akan mendorong
aktivitas ekonomi dan pembangunan perekonomian. Pembangunan ekonomi merupakan
sebuah keniscayaan dalam mengembangkan dan meningkatkan kemampuan ekonomi
daerah demi mewujudkan kesejahteraan hidup masyarakat dalam arti seluas-luasnya.
Kebijakan pembangunan ekonomi daerah di Kabupaten Intan Jaya dikembangkan dalam
perspektif kemasyarakatan yang menyeimbangkan antara pertumbuhan ekonomi daerah,
dunia usaha dan kepentingan masyarakat luas dengan memperhatikan kelangsungan
kelestarian fisik dan sosial. Oleh karenanya pembangunan ekonomi difokuskan pada
optimalisasi potensi lokal yang memberi penghidupan kepada masyarakat. Fokus lain adalah
eksplorasi sumberdaya alam yang ramah lingkungan dan berkesinambungan bagi
kesejahteraan hidup bersama yang mencakup aspek-aspek kualitas kelestarian lingkungan
fisik, sosial dan budaya.
6
yang mampu memfasilitasi kenerja aparatur agar dapat memberikan palayanan dasar yang
optimal sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing.
7
kemasyarakatan yang kondusif bagi pembangunan yang dilaksanakan dan dalam kerangka
penyelarasan dan penyatuan pembangunan fisik dan sosial masyarakat. Misi meningkatkan
kesadaran kewarganegaraan dan harmoni atau kerukunan hidup antar elemen masyarakat
ditujukan untuk mentransformasi masyarakat dalam semangat menghargai kebhinekaan,
pembangunan ruang inklusif, integrasi sosial dan integrasi nasional dengan tetap menjaga
dan mempertahankan identitas sosial, kultural dan kewargaan masyarakat Kabupaten Intan
Jaya yang menghargai dan menghormati hukum dan tertib sosial.
Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang menunjukkan
tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan jangka menengah daerah yang
selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja pembangunan daerah secara
keseluruhan. Pada bagian ini, penjelasan visi dan misi memiliki peran penting agar proses
penyusunan tujuan dan sasaran memenuhi syarat supaya selaras dengan sasaran pokok
RPJPD.
Perumusan tujuan dan sasaran merupakan salah satu tahap perencanaan kebijakan
(policy planning) yang memiliki kritikal poin dalam penyusunan RPJMD. Hal ini mengingat
jika visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah tidak dijabarkan secara teknokratis
dan partisipatif kedalam tujuan dan sasaran, maka program kepala daerah dan wakil kepala
daerah terpilih akan mengalami kesulitan dalam mengoperasionalisasikannya kedalam
sistem penyelenggaraan pemerintahan. Dalam hal ini, tujuan dan sasaran merupakan
dampak (impact) keberhasilan pembangunan daerah yang diperoleh dari pencapain
berbagai program prioritas terkait.
Berikut di bawah ini adalah tujuan dan sasaran dari masing-masing misi dalam
RPJMD Kabupaten Intan Jaya:
Pada misi pertama perumusan tujuan dan sasaran diarahkan pada beberapa hal
yaitu infrastruktur transportasi, infrastruktur telekomunikasi, infrastruktur energi,
8
infrastruktur air bersih serta infrastruktur perumahan. Pemisahan antar bidang infrastruktur
menjadi poin-poin tujuan dilakukan agar perwujudan misi menjadi lebih terfokus.
1.3.1.1. Meningkatkan Akses Infrastruktur Transportasi
9
konteks kebutuhan energi sehari-hari di Intan Jaya saat ini, listrik merupakan yang
kebutuhan mendesak yang harus segera dipenuhi.
Potensi Intan Jaya yang cukup besar dalam konteks penyediaan infrastruktur air
bersih. Intan Jaya dilalui oleh 3 sungai besar dengan debit air cukup deras. Kualitas air juga
sangat baik karena berasal langsung dari sumber mata air pegunungan. Sehingga sangat
berkualitas dan mencukupi jika dikelola secara tepat guna pemenuhan kebutuhan air bersih
masyarakat. Kondisi yang harus diwujudkan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan
meningkatnya akses air bersih masyakarat. Hal tersebut karena infrastruktur air bersih
sebenarnya sudah terbangun khususnya di Distrik Sugapa akan tetapi belum teraktivasi
secara optimal. Selain itu memang meningkatnya akses mengacu pada beberapa hal yaitu
adanya pembangunan, pemeliharaan serta pengoperasian instalasi air bersih. Maka poin
sasaran yang harus diwujudkan adalah meningkatnya akses air bersih masyarakat.
Berdasarkan penjabaran di atas, maka penetapan tujuan dan sasaran untuk misi 1
adalah sebagai berikut:
Tabel 5-1 Matriks Tujuan dan Sasaran Misi Ke-1
10
energi masyarakat terhadap energi
listrik
Meningkatkan infrastruktur − Meningkatnya akses air bersih
air bersih masyarakat
Meningkatkan infrastruktur − Berkembangnya pemukiman
pemukiman yang sehat
Meningkatnya akses infrastruktur dasar menjadi sasaran strategis yang ingin
diwujudkan diakhir periode RPJMD Kabupaten Intan jaya. Sehingga, pada tahun 2017 nanti
diharapkan masyarakat Kabupaten Intan Jaya sudah dapat menikmati ketersediaan
infrastruktur dasar yang menunjang pemenuhan kebutuhan serta peningkatan produktivitas
ekonomi.
Pada misi kedua perumusan tujuan dan sasaran diarahkan pada tiga hal, yaitu
meningkatkan akses terhadap pendidikan, meningkatkan kualitas pendidikan dan
meningkatkan daya saing. Tujuan tersebut sangat penting dalam konteks pembangunan
pendidikan di Kabupaten Intan Jaya, karena persoalan pendidikan yang selama ini
melingkupi mereka adalah persoalan akses, kualitas serta daya saing. Lebih lanjut masing-
masing tujuan tersebut akan diperinci menjadi poin-poin tersendiri.
Dalam konteks pelayanan publik dasar, isu akses menjadi isu yang mendasar di
Kabupaten Intan Jaya. Isu akses terhadap pendidikan ini terkait dengan pemerataan sarana
dan pra sarana pendidikan. Sampai saat ini kondisi sarana dan prasarana pendidikan di
Kabupaten Intan Jaya belum merata pada tiap distrik. Demikian pula dengan ketersediaan
guru. Secara kuantitas, jumlah guru di Kabupaten Intan Jaya masih sedikit. Secara kualitas,
kualitas guru-guru di Kabupaten Intan Jaya juga masih kurang memadai dan tidak selalu ada
di tempat tugas.
Hal lain adalah terkait dengan jangkauan pelayanan pendidikan secara fisik. Sejumlah
sekolah di Kabupaten Intan Jaya tidak dapat dijangkau oleh siswa-siswa karena lokasinya
yang jauh dari tempat tinggal. Untuk meningkatkan keterjangkauan (akses) masyarakat
terhadap pendidikan, maka sasaran yang harus diwujudkan adalah:
11
1. Tersedianya pelayanan pendidikan Pra Sekolah (PAUD)
2. Tersedianya pelayanan pendidikan dasar
3. Tersedianya pelayanan pendidikan menengah (sampai tahun 2016)
4. Tersedianya pelayanan pendidikan non formal (PNF)
Sasaran di atas menjadi prasyarat dalam mewujudkan SDM Kabupaten Intan Jaya
yang mampu menjawab tantangan pembangunan. Sehingga, dengan terwujudnya kondisi
tersebut, diharapkan SDM Kabupaten Intan Jaya dapat menyelesaikan persoalan-persoalan
pembangunan yang dihadapi.
Daya saing mengacu pada kesiapan siswa sekolah di Kabupaten Intan Jaya terhadap
adanya kompetisi. Prasyarat minimal agar siswa mampu berkompetisi adalah dengan
memiliki kompetensi dan prestasi di sekolah saat ini belum tersedia. Manajemen sekolah
yang buruk serta budaya lokal yang tidak mendukung sportivitas, seperti budaya negatif
para orangtua yang sering memaksa pihak sekolah untuk meluluskan anak-anak mereka
meskipun nilai tidak memenuhi ketentuan, sangat menghambat munculnya daya saing.
Untuk mencapai tujuan meningkatkan daya saing dengan kondisi empirik yang saat
ini ada, maka sejumlah kondisi yang dibahasakan sebagai sasaran harus diwujudkan. Kondisi
tersebut antara lain:
12
1. Meningkatnya kompetensi dan prestasi siswa SMA
2. Meningkatnya kompetensi dan prestasi siswa SMP
3. Terciptanya karakter siswa yang kompetitif
13
Matriks di bawah ini akan memberikan gambaran yang lebih jelas terkait tujuan dan
sasaran dalam rangka mencapai misi kedua yaitu meningkatkan pelayanan pendidikan yang
terjangkau dan berkualitas:
Saat ini kondisi pelayanan kesehatan di Intan Jaya masih jauh dari standar minimum
yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Sebagai gambaran, kabupaten baru tersebut belum
memiliki rumah sakit. Puskesmas dan Pustu telah tersedia secara merata di delapan (8)
distrik di Kabupaten intan Jaya, namun ketersediaan dokter dan bidan masih tidak bisa
dipastikan. Data resmi pemerintah menyebutkan bahwa di setiap puskesmas tersebut telah
14
tersedia dokter dan bidan, tetapi fakta di lapangan menunjukkan bahwa beberapa dokter
dan bidan kerap meninggalkan tempat tugas.
Melihat kondisi terkini pada sektor kesehatan di Intan Jaya, maka dapat disimpulkan
bahwa pelayanan kesehatan masih belum bisa dijangkau oleh semua elemen masyarakat.
Selain itu, kualitas pelayanannya pun masih kurang bagus. Berdasarkan kondisi yang ada
saat ini, maka misi ketiga bertujuan untuk memperbaiki pelayanan dasar di sektor
kesehatan. Dalam rangka menuntaskan misi “meningkatkan pelayanan kesehatan yang
terjangkau dan berkualitas” maka beberapa aspek harus terpenuhi. Aspek-aspek tersebut
meliputi 2 tujuan dan beberapa sasaran yang dijabarkan sebagai berikut:
Matriks di bawah ini dapat memperjelas tujuan dan sasaran dalam rangka mencapai
misi ketiga yaitu meningkatkan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan berkualitas:
15
Tabel 5-3 Matriks Tujuan dan Sasaran Misi Ke-3
Meningkatnya Derajat
Kesehatan Masyarakat
Meningkatnya Partisipasi
Masyarakat Dalam Upaya
Peningkatan Kualitas
Kesehatan
Apabila misi terkait pelayanan dasar bidang kesehatan tersebut tercapai, maka
sudah pasti akan memberikan daya ungkit yang cukup kuat terhadap kinerja pembangunan
Kabupaten Intan Jaya.
16
ekonomi daerah melalui peningkatan sumber daya manusia yang memiliki kapasitas dalam
menopang dan mengelola potensi ekonomi lokal agar memiliki daya saing. Oleh karenanya
menjadi penting bagi pemerintah daerah untuk mengembangkan potensi daerah baik dari
sisi sumberdaya alam maupun sumber daya manusia yang menopangnya.Melalui misi ini,
tujuan yang akan dicapai adalah:
Selain terkait daya saing ekonomi, daerah juga mengupayakan peningkatan daya
saing sumberdaya manusia. Peningkatan daya saing daerah dilakukan seiring dengan
perwujudan kemandirian ekonomi masyarakat. Saat ini, harus diakui bahwa masyarakat
Kabupaten Intan Jaya masih belum mandiri. Masyarakat masih menerapkan pertanian
subsisten dan belum mampu menggerakkan perekonomian berbasis pertanian. Kondisi
daerah yang masuk kategori rawan pangan merupakan salah satu indikasi bahwa Intan Jaya
17
juga belum mampu mandiri pangan. Selain itu, sebagian besar masyarakat asli Intan Jaya
belum memiliki sumber pendapatan tetap. Untuk mengatasi persoalan tersebut, maka
sasaran di bawah ini yang harus terwujud sampai akhir periode perencanaan pembangunan
jangka menengah daerah pada tahun 2017 mendatang:
1. Berkembangnya Koperasi
2. Berkembangnya UMKM, perdagangan kecil dan perdagangan dalam bidang jasa
3. Meningkatnya pemberdayaan perempuan
4. Meningkatnya Kapasitas Angkatan Kerja
5. Meningkatnya kemandirian pangan masyarakat
Seperti yang telah dijelaskan di sub bab sebelumnya, masyarakat asli Intan Jaya
masih menerapkan pertanian subsisten. Belum banyak petani yang memproduksi hasil
pertanian dan perkebunan dengan jumlah besar. Saat ini hasil pertanian dan perkebunan di
Intan Jaya sudah mulai mendapatkan pasar tetap yaitu PT Freeport, namun produk yang
dipasarkan masih dalam jumlah yang terbatas dan belum mampu memenuhi permintaan.
Untuk petani skala kecil yang hanya memanfaatkan lahan pribadi, hasil kebun yang mereka
jual belum bisa memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari akibat mahalnya biaya transportasi.
Melihat fakta tersebut, pemerintah daerah menyasar beberapa poin penting berikut agar
nilai tukar petani dapat meningkat:
Matriks di bawah ini dapat memperjelas tujuan dan sasaran dalam rangka mencapai
misi ketiga yaitu Membangun ekonomi daerah berbasis potensi lokal secara berkelanjutan:
18
Tabel 5-4 Matriks Tujuan dan Sasaran Misi Ke-4
19
1.3.5. Misi 5: Mewujudkan Penyelenggaraan Pemerintahan yang transparan,
akuntabel dan responsif
Pemerintah adalah aktor kunci bagi keberhasilan daerah. Oleh sebab itu,
perwujudan misi kelima ini merupakan bagian yang sangat penting sehingga tujuan-tujuan
yang ditetapkan diharuskan kontekstual serta realistis untuk dapat dilaksanakan. Prinsip
ketepatan dan reliabilitas harus diperhatikan karena perwujudan pemerintahan yang
dikelola secara baik dan benar seringkali tidak hanya dilihat dari segi pembangunan fisik
tetapi juga dari segi etika, etos kerja, serta spirit melayani masyarakat. Indikasi keberhasilan
non-fisik tersebut adalah hasil dari konsistensi serta keseriusan, disamping juga terkadang
indikasi fisik seperti reward yang didapat oleh lembaga pemerintah tertentu juga seringkali
merupakan buah dari konsistensi, tapi poin pentingnya adalah bahwa pemerintah harus
dapat melakukan hal-hal bermanfaat yang konkret dan konsisten. Untuk dapat
melaksanakannya maka perumusan tujuan seharusnya tidak imajinatif tetapi sangat
mungkin untuk bisa dilakukan.
Oleh karena itu, perwujudan good governance pada Pemerintah Kabupaten Intan
Jaya ditujukan pada pelaksanaan 3 tujuan yang konret serta realistis yaitu meningkatkan
transparansi, akuntabilitas serta responsivitas penyelenggaraan pemerintah. 3 hal tersebut
memang tidak mengakomodasi semua indikasi pemerintahan yang baik, akan tetapi
ketiganya dirasakan paling penting untuk diwujudkan dan realistis untuk kabupaten yang
relatif baru dimekarkan.
20
1.3.5.2. Meningkatkan Akuntabilitas Penyelenggaraan Pemerintahan
Hampir sama dengan yang terjadi di daerah lain, isu akuntabilitas yang berkembang
di Intan Jaya adalah soal bagaimana memastikan alur pertanggung-gugatan segala aktivitas
pemerintah berjalan dengan baik. Hal pertama yang harus diperhatikan adalah bagaimana
cara mengelola pemerintahan yang baik. Pengelolaan terdiri dari banyak komponen, akan
tetapi karena RPJMD merupakan perencanaan jangka menengah, maka dalam jangka 5
tahun fokus pada pengelolaan harus dibatasi. Untuk konteks di Intan Jaya, peningkatan
kualitas pengelolaan masih berfokus pada hal yang paling sensitif yaitu meningkatnya
kualitas pengelolaan keuangan daerah. Pengelolaan keuangan daerah merupakan basis
dalam penentuan apa dan bagaimana pemerintah melakukan pembangunan.
21
2. Meningkatnya Pengawasan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
3. Meningkatnya Kualitas Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
Apabila tiga sasaran di atas berhasil diwujudkan di Kabupaten Intan Jaya, maka dapat
dikatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Jaya telah dikelola dan dijalankan dengan baik,
karena dijalankan secara transparan dan akuntabel.
Dalam konteks Intan Jaya, responsivitas difokuskan pada 2 isu yaitu isu internal dan
eksternal pemerintahan. Isu internal pemerintahan pertama adalah hal mendasar yang
dihadapi oleh daerah yang relatif baru dibentuk yaitu mengenai efektifitas dan efisiensi
sistem kepegawaian. Isu ini penting diangkat karena memang dari segi jumlah, aparatur
pemerintah di Intan Jaya masih mengalami kekurangan di beberapa pos seperti tenaga
penyuluh pertanian, tenaga penyuluh peternakan, bidan, dokter, guru serta kebutuhan lain
yang juga cukup mendesak. Sasaran kedua yang harus diwujudkan untuk menindaklanjuti
upaya realisasi pemerintahan yang efektif dan efisien adalah mengenai bagaimana
mewujudkan peningkatan kualitas aparatur pemerintah. Aspek kualitas sangat penting
ditingkatkan karena berkaitan dengan sejauh mana pelayanan yang diberikan pemerintah
kepada masyarakat dapat terealisasi secara optimal. Meningkatnya kualitas aparatur untuk
konteks Intan Jaya juga penting diarahkan pada aparatur pemerintahan kampung sebagai
aktor utama pembangunan masyarakat. Selain itu, yang juga perlu tersedia adalah sarana
dan prasarana aparatur sebagai pendukung jalannya roda pemerintahan.
Isu internal lain berkaitan dengan ketersediaan dokumen perencanaan. Hal yang
perlu diwujudkan pertama adalah mengenai kelengkapan dokumen perencanaan mulai dari
jangka panjang hingga perencanaan operasional per-tahunnya. Sasaran yang ditekankan
adalah tersedianya dokumen perencanaan yang terintegrasi. Kelengkapan dokumen
perencanaan sangat diperlukan karena antar dokumen tidak berdiri sendiri tapi merupakan
sebuah rangkaian sistematis atau saling keterhubungan antar dokumen.
Selanjutnya, isu eksternal Pemerintah Kabupaten Intan Jaya yang harus ditanggapi
berkaitan dengan pembangunan masyarakat adalah mengenai beberapa hal yaitu dari aspek
daya tanggap, sinergitas, kebencanaan serta lingkungan. Aspek daya tanggap yang dimaksud
adalah bagaimana pemerintah menanggapi kondisi aktual yang terjadi di Intan Jaya. Yaitu
22
Intan Jaya sebagai DOB serta Intan Jaya yang tingkat klaim ketidakpuasan masyarakat
terhadap pelayanan pemerintah cukup tinggi. Sinergitas megacu pada meningkatnya saling
keterhubungan bersifat positif antara pemerintah dan masyarakat khsususnya dalam
proses perencanaan pembangunan. Sasaran tersebut perlu diwujudkan karena
pembangunan di Intan Jaya berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dasar sangat
berkaitan dengan aktivitas sehari-hari masyarakat sehingga masyarakat sebagai kelompok
tertarget seharusnya dilibatkan juga sebagai aktor kunci selain pemerintah.
Posisi Intan Jaya yang terletak di pegunungan dan lembah menjadikan wilayahnya
cukup potensial untuk terjadi bencana diantaranya adalah longsor dan banjir. Oleh sebab
itu, sebagai bagian dari perwujudan pemerintahan yang responsif maka sebaiknya potensi
bencana perlu dicegah, diminimalisir serta ditanggulangi melalui penciptaan kondisi yang
mengarah pada terwujudnya manajemen pencegahan dan penanggulangan bencana.
Sasaran terakhir yang perlu diwujudkan dalam tujuan ketiga ini adalah berkurangnya
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup. Sasaran tersebut diangkat karena memang di
Intan Jaya marak terjadi perusakan lingkungan hidup melalui banyak kasus sepert
pembakaran hutan liar serta penambangan liar. Maka poin sasaran yang akan diwujudkan
adalah:
1. Meningkatnya Daya Tanggap Pemerintah Terhadap Kondisi Aktual di Daerah
2. Meningkatnya Sinergitas Antara Pemerintah dan Masyarakat dalam Perencanaan
Pembangunan
3. Meningkatnya Kualitas Aparatur
4. Tersedianya Dokumen Perencanaan Pembangunan yang terintegrasi
5. Terwujudnya Manajemen Pencegahan dan Penanggulangan Bencana
6. Meningkatnya Kualitas Tata Kelola Pemerintahan Kampung
7. Berkurangnya Perusakan Lingkungan Hidup
8. Meningkatnya Ketersediaan Sarana dan Prasana Aparatur
9. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik
Secara lebih rinci penjabaran tujuan dan sasaran pada misi 5 untuk mewujudkan
penyelenggaraan pemerintahan yang transparan, akuntabel dan responsif adalah sebagai
berikut:
23
Tabel 5-5 Matriks Tujuan dan Sasaran Misi 5
Berdasarkan uraian di atas, responsivitas menjadi hal penting yang harus ada untuk
membangun DOB Inta Jaya dengan berbagai kondisi keterbatasan. Upaya tersebut dilakukan
secara bertahap untuk mewujudkan Kabupaten Intan Jaya yang pintar, sehat dan sejahtera.
Tidak dipungkiri bahwa kondisi sosio-kultural masyarakat Intan Jaya cukup kompleks.
Segregasi sosial yang ditemukan di kabupaten tersebut dapat dikategorikan tinggi. Selain
oleh variasi suku, masyarakat Intan Jaya juga tersegregasi oleh agama dan perbedaan antara
penduduk asli dan pendatang. Meskipun saat ini kondusivitas sosial masih tergolong bagus
24
tetapi tidak jarang juga muncul pertikaian atau sengketa dalam skala kecil. Pemerintah
daerah telah mengidentifikasi potensi friksi sosio-kultural dan kemudian merumuskan
langkah-langkah antisipatif yang nantinya dapat mengubah potensi friksi tersebut menjadi
peluang positif. Untuk mencapai misi keenam dalam rencana pembangunan jangka
menengah daerah, maka tujuan-tujuan berikut ini harus dapat terwujud:
1.3.6.2. Mewujudkan Masyarakat Yang Harmonis Sesuai dengan Pancasila dan Bhinneka
Tunggal Ika
25
suku Dani dan sebagian suku Damal. Sedangkan warga pendatang terdiri atas Bugis, Toraja,
Makassar, Jawa, Batak, Manado dan Minahasa. Keragaman suku yang membentuk
masyarakat Kabupaten Intan Jaya tentu saja diikuti oleh adanya keberagaman agama dan
budaya. Agar tercipta iklim masyarakat yang harmonis dan sesuai dengan Bhinneka Tunggal
Ika, Pemda berperan sebagai inisiator sekaligus fasilitator terwujudnya sasaran-sasaran
berikut:
1. Meningkatnya wawasan dan rasa kebangsaan
2. Terwujudnya harmoni sosial
3. Terwujudnya masyarakat modern tanpa meninggalkan budaya dan kearifan lokal
Dengan mewujudkan kehidupan sosial yang harmonis dan aman maka secara
perlahan akan tercipta kewarganegaraan dan keselarasan sosial seperti misi keenam dari
rencana pembangunan jangka menengah daerah. Kehidupan masyarakat yang harmonis dan
aman akan tercipta apabila terwujud masyarakat yang berbudaya dan berdaya.
Pemberdayaan masyarakat yang diselaraskan dengan budaya akan mendukung tercapainya
misi keenam dengan mewujudkan sasaran-sasaran berikut ini:
1. Terwujudnya masyarakat majemuk
2. Terbentuknya masyarakat adat terpencil (KAT)
3. Meningkatnya perlindungan perempuan dan anak
4. Meningkatnya peran serta pemuda
5. Meningkatnya perlindungan dan jaminan sosial
Tabel di bawah ini merupakan matriks rangkuman dari penjabaran misi keenam yaitu
Meningkatkan Kesadaran Kewarganegaraan dan Harmoni Sosial:
26
Tabel 5-6 Matriks Tujuan dan Sasaran Misi Ke-6
27