BAB V

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 48

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Kasus Human Trafficking


Artikel
Perdagangan Manusia (Masih) Marak, Berbungkus Berbagai Modus

Suara Ibu D terdengar geram ketika bercerita mengenai apa yang terjadi
pada salah satu putrinya, yang menjadi korban – dan pada akhirnya penyintas –
perdagangan orang pada akhir 2013.

“Tidak bisa saya bayangkan ketakutannya., Dia jauh dari rumah, bekerja
untuk rumah biadab itu. Dia melihat semuanya., Dia seperti jadi orang lain ketika
saya pertama kali mendengar suaranya (melalui telepon) setelah sekian lama tidak
berhubungan,” kata Ibu D berapi-api.

“Keluarga kami broken home. Anak-anak melihat orangtua tidak akur. Mungkin
itu yang menyebabkan dia memutuskan pergi,” jelas Ibu D yang berasal dari
Palopo, Sulawesi Selatan.

“Anak saya mungkin frustasi dan tidak tahan kondisi keluarga kami,”
tegas ibu D, 50 tahun.

Putri yang lahir pada tahun 1994, menurut ibunya, tergoda dengan iming-
iming gaji Rp 10 juta per bulan sebagai SPG. Dia mendapat tawaran dari teman
masa kecilnya yang memang sudah lebih dulu bekerja di Dobo, kota kecil di
Kepulauan Aru di Maluku.

36 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
Bersama dengan teman lama dan sahabatnya, Putri pergi diam-diam
meninggalkan desa dan merasa bahwa mencari nafkah sendiri merupakan jawaban
akan kegalauannya. Dari kampung mereka, Rawamangun di Palopo, gadis-gadis
sebaya ini berangkat ke Makassar., Menginap satu malam di sebuah hotel dan
bertemu dengan calon pemberi pekerjaan, yang ternyata adalah pemilik kelab
malam. Lalu berangkat dengan pesawat menuju Ambon pada keesokan harinya.
Para pelaku praktek perdagangan orang ini diduga menggunakan sistem sel
yang terputus-putus di satu daerah ke daerah lain., Hampir serupa dengan cara
sindikat narkoba beroperasi. Sehingga dari Ambon, gadis-gadis Palopo ini bertemu
dengan orang yang berbeda yang membawa mereka ke Pulau Aru. Dan cerita sedih
berkepanjangan dimulai ketika mereka menginjakkan kaki di tempat kerja mereka.

“Dia magang untuk 3 bulan baru boleh dibawa keluar. Selama itu dia kerja
melayani tamu, menemani minum. Setiap hari dia disuruh memakai pakaian
seminim mungkin dan dipajang di ruang kaca. Bisa saya katakan separuh
telanjang,” kata Ibu Sulis menceritakan apa yang dia dengar dari anaknya.

Putri dan teman-temannya melihat perlakuan buruk kepada perempuan


yang bekerja di sana.; Bukan hanya dari para pelanggan tetapi juga pekerja laki-
laki serta pemilik tempat hiburan itu.

“Mereka membuat perempuan menjadi binatang. Menjerat dengan hutang yang


jelas-jelas tidak akan sanggup mereka bayar. Ada ibu-ibu yang sama sekali tidak
bisa meninggalkan tempat itu karena hutang banyak, anak banyak dan tidak jelas
siapa saja bapaknya.”

“Putri juga melihat teman-temannya yang sakit atau hamil dibawa pergi dari pulau
dan tidak pernah kembali.”

Cerita Putri hanyalah satu dari ribuan kisah pilu perdagangan orang.
Tersamarkan dengan berbagai modus yang terus diperbaharui seiring dengan

37 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
perkembangan jaman untuk menjerat korbannya. Iming-iming gaji bulanan
dengan jumlah fantastis masih sering digunakan, tetapi para pemangsa mulai
menggunakan media sosial untuk menjerat targetnya. Dan sudah ada pula kasus-
kasus dimana korban dijerat melalui perjalanan umrah.

38 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
3.2 Asuhan Keperawatan Berdasarkan Kasus
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Nn. B DENGAN KORBAN HUMAN
TRAFFICKING
DI RUANG.............................................................
Nama Klp : Kelompok 11 Tg/ Jam MRS :
Tgl/ Jam Pengkajian : No. RM :
Sumber Data : Ny. D Ruangan/ Kelas :
Metode : No. Kamar :
Alat/ Bahan :
Diagnosa Medis :

I. IDENTITAS
1. Nama : Nn. P
2. Umur : Lahir tahun 1994
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Pekerjaan : SPG
: Palopo, Sulawesi
5. Alamat dan No. Telp Selatan
6. Penanggung Jawab & : Ny. D (50 Tahun) sebagai Ibunya
Hubungan dg Klien

II. POLA PERSEPSI KESEHATAN ATAU PENANGANAN KESEHATAN


1. Keluhan Utama:
Menurut Ny. D “Anak saya mungkin frustasi dan tidak tahan kondisi
keluarga kami,”
2. Riwayat Penyakit Sekarang
(Tidak terdapat dalam Kasus)
3. Lamanya Keluhan
(Tidak terdapat dalam Kasus)

39 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
4. Faktor yang Memperberat
Menurut Ny. D “Keluarga kami broken home. Anak-anak melihat
orangtua tidak akur. Mungkin itu yang menyebabkan dia memutuskan pergi,”
5. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi Keluhan
Menurut Ny. D bersama dengan teman lama dan sahabatnya, Nn. P
pergi diam-diam meninggalkan desa dan merasa bahwa mencari nafkah sendiri
merupakan jawaban akan kegalauannya.
6. Riwayat Penyakit Dahulu
(Tidak terdapat dalam Kasus)
7. Persepsi Klien tentang status kesehatan dan kesejahteraan
(Tidak terdapat dalam Kasus)
8. Riwayat Kesehatan Keluarga
(Tidak terdapat dalam Kasus)
9. Susunan Keluarga (Genogram)
(Tidak terdapat dalam Kasus)
10. Riwayat Alergi
(Tidak terdapat dalam Kasus)

III. POLA NUTRISI DAN METABOLIK


(Tidak terdapat dalam Kasus)

IV. POLA ELIMINASI


(Tidak terdapat dalam Kasus)

V. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN


(Tidak terdapat dalam Kasus)

VI. POLA ISTIRAHAT DAN TIDUR


(Tidak terdapat dalam Kasus)

40 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
VII. POLA KOGNITIF DAN PERSEPTUAL
Tingkat Ansietas:
Menurut Ny. D “Tidak bisa saya bayangkan ketakutannya., Dia jauh dari
rumah, bekerja untuk rumah biadab itu. Dia melihat semuanya., Dia seperti jadi
orang lain ketika saya pertama kali mendengar suaranya (melalui telepon) setelah
sekian lama tidak berhubungan,”

VIII. POLA PERSEPSI DIRI/ KONSEP DIRI


1. Role Peran : Konflik Peran
Menurut Ny. D “Dia magang untuk 3 bulan baru boleh dibawa keluar.
Selama itu dia kerja melayani tamu, menemani minum. Setiap hari dia disuruh
memakai pakaian seminim mungkin dan dipajang di ruang kaca. Bisa saya
katakan separuh telanjang,”
2. Identity/ Identitas Diri : Merasa Terkekang dan Kurang Mampu
menentukan Pilihan.
Menurut Ny. D “Mereka membuat perempuan menjadi binatang.
Menjerat dengan hutang yang jelas-jelas tidak akan sanggup mereka bayar. Ada
ibu-ibu yang sama sekali tidak bisa meninggalkan tempat itu karena hutang
banyak, anak banyak dan tidak jelas siapa saja bapaknya.”

Masalah Keperawatan : Resiko Harga Diri Rendah

IX. POLA PERAN DAN HUBUNGAN


Pekerjaan : SPG

X. POLA SEKSUALITAS/ REPRODUKSI


(Tidak Terdapat dalam Kasus)

XI. POLA KOPING/TOLERANSI STRESS


(Tidak Terdapat dalam Kasus)

41 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
XII. POLA NILAI / KEPERCAYAAN
(Tidak Terdapat dalam Kasus)

XIII. PENGKAJIAN PERSISTEM (Review of System)


(Tidak Terdapat dalam Kasus)

XIV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


(Tidak Terdapat dalam Kasus)

XV. TERAPI
(Tidak Terdapat dalam Kasus)

Kepahiang , ……………….
Mahasiswa

(……………………….)

42 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
ANALISA DATA
Nama Klien : Nn. P
Umur : Lahir Tahun 1994
Ruangan/ Kamar :
No. RM :

No. Data (Symptom) Penyebab (Etiologi) Masalah (Problem)


1. Objektif Perubahan Proses
Keluarga
1. Menurut Ny. D “Anak
saya mungkin frustasi dan
Frustasi
tidak tahan kondisi
Perubahan Proses
keluarga kami,”
Tidak Tahan Kondisi Keluarga
2. Menurut Ny.D “Keluarga
Keluarga
kami broken home. Anak-
anak melihat orangtua
Broken Home
tidak akur. Mungkin itu
yang menyebabkan dia
Orang Tua Tidak Akur
memutuskan pergi,”
2. Objektif
Resiko HDR
1. Menurut Ny. D “Dia
magang untuk 3 bulan
Kerja Melayani Tamu
baru boleh dibawa keluar.
Pria Resiko Harga Diri
Selama itu dia kerja
Rendah
melayani tamu,
Memakai Pakaian
menemani minum. Setiap
Minim
hari dia disuruh memakai
pakaian seminim
Pekerjaan SPG
mungkin dan dipajang di
ruang kaca. Bisa saya

43 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
katakan separuh
telanjang,”
2. Menurut Ny. D “Mereka
Membuat perempuan
menjadi binatang.
Menjerat dengan hutang
yang jelas-jelas tidak akan
sanggup mereka bayar

PRIORITAS MASALAH

Nama Klien : Nn. P


Umur : Lahir Tahun 1994
Ruangan/ Kamar :
No. RM :

No. Tanggal
Masalah Keperawatan Paraf
Ditemukan Teratasi
1. Proses Perubahan Keluarga
2. Resiko Harga Diri Rendah

44 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
3.1 Intervensi Keperawatan

PERENCANAAN
NO. DIAGNOSA
TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI
1. Proses Perubahan Pasiendan Keluarga Setelah…..Pertemuan pasien 1. Pengkajian
Keluarga mampu: mampu: a. Kaji Interaksi antara pasien
1. Memahami perubahan 1. Mengidentifikasi Pola dan keluarga, waspada
dalam peran keluarga Koping terhadap potensi perilaku
2. Berpartisipasi dalam proses merusak
membuat keputusan tentang b. Kaji Keterbatasan anak,
perawatan setelah rawat inap dengan demikian dapat
3. Berfungsi untuk saling mengakomodasi anak untuk
memberikan dukungan berpartisipasi dalam
kepada setiap anggota aktivitas sehari-hari
keluarga 2. Intervensi Umum
4. Mengidentifikasi cara untuk a. Bina Hubungan Saling
berkoping lebih efektif Percaya

45 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
b. Beri Kesempatan kepada
Keluarga sebagai Individu
dan Sebagai Kelompok
untuk saling berbagi tentang
perasaan yang mereka
pendam
c. Tekankan bahwa anggota
keluarga tidak bertanggung
jawab atas kebiasaan mabuk
anggota keluarga lainnya.
d. Gali keyakinan keluarga
tentang situasi yang mereka
hadapi dan tujuan mereka.
e. Bicarakan tentang metode
tak efektif yang digunakan
keluarga
f. Bantu keluarga memahami
efek dari upaya mereka

46 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
mengontrol kebiasaan
mabuk
g. Tekankan bahwa membantu
pencandu alcohol berarti
pertama- tama harus
membantu diri mereka
sendiri
h. Bicarakan dengan keluarga
bahwa, selama masa
pemulihan, dinamika
keluarga mereka akan
berubah drastic.
i. Bicarakan tentang
kemungkingan kambuh dan
factor penunjang
j. Bila terdapat diagnosis
keperawatan individu atau
keluarga tambahan, lihat
tindak penganiyaan anak

47 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
atau tindak kekerasan dalam
rumah tangga dibawah
diagnosis ketidakmampuan
koping keluarga
k. Lakukan penyuluhan
kesehatan mengenai sumber
daya komunitas dan lakukan
perujukan sesuai indikasi.
3. Promosi Integritas Keluarga
l. Kaji Perasaan Bersalah
yang mungkin dialami
keluarga
m. Kaji jenis hubungan
keluarga
n. Pantau hubungan keluarga
saat ini
o. Kaji pemahaman keluarga
tentang penyebab penyakit

48 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
p. Identifikasi Prioritas yang
bertentangan diantara
anggota keluarga
4. Penyuluhan untuk Pasien/
Keluarga
a. Ajari keterampilan merawat
pasien yang diperlukan oleh
keluarga (misalnya,
manajemen waktu,
pengobatan)
b. Ajari keluarga perlunya
kerjasama dengan system
sekolah untuk menjamin
akses kesempatan
pendidikan yang sesuai
untuk penderita penyakit
kronis atau anak cacat.
5. Aktivitas Kolaboratif

49 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
a. Pelopori konferensi
multidisiplin perawatan
pasien, dengan melibatkan
pasien/ keluarga dalam
menyelesaikan masalah dan
fasilitasi komunikasi
b. Berikan perawatan
berkelanjutan dengan
mempertahankan
komunikasi yang efektif
antara anggota staf mrlalui
catatan keperawatan dan
rencana perawatan
c. Anjurkan pelayanan
konsultasi social untuk
membantu keluarga
menentukan kebutuhan
pascahospitalisasi dan

50 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
identifikasi sumber
dukungan di komunitas.
d. Promosi Integrasi keluarga
(NIC), rujuk untuk terapi
keluarga sesuai indikasi.

2. Gangguan konsep diri:Pasien mampu: Setelah…..pertemuan klien SP.1 (Tgl…………………….)


mampu: 
harga diri rendah Identifikasi kemampuan positif
 Mengidentifikasi
 Mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
kemampuan dan aspek
aspek positif yang dimiliki - Diskusikan bahwa pasien
posiif yang dimiliki
 Memiliki kemampuan yang masih memiliki sejumlah
 Menilai kemampuan
dapat digunakan. Memilih kemampuan dari aspek
yang dapat digunakan
kegiatan sesuai kemampuan positif seperti kegiatan
 Menetapkan/memilih
 Melakukan kegiatan yang pasien di rumah adanya
kegiatan yang sesuai sudah dipilih. keluarga dan lingkungan
dengan kemampuan  Merencanakan kegiatan yang terdekat pasien.
sudah dilatih.

51 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
 Melatih kegiatan - Beri pujian yang realistis
dan hindarkan setiap kali
yang sudah dipilih,
sesuai kemampuan bertemu dengan pasien
penilaian yang negative.
 Merencanakan
kegiatan yang  Nilai kemampuan yang dapat
sudah dilatihnya dilakukan saat ini
- Diskusikan dengan pasien
kemampuan yang masih
digunakan saat ini
- Bantupasien
menyebutkannyadan
memberi penguatan
terhadap kemampuan diri
yang diungkapkan pasien
- Perlihatkan respon yang
kondusif dan menjadi
pendengar yang aktif
 Pilih kemampuan yang akan
dilatih

52 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
- Diskusikan dengan pasien
beberapa aktivitas yang
dapat dilakukan dan dipilih
sebagai kegiatan yang akan
pasien lakukan sehari-hari
- Bantu pasien menetapkan
aktivitas mana yang dapat
pasien lakukan secara
mandiri
▪ Aktivitas yang
memerlukan bantuan
minimal dari keluarga
▪ Aktivitas apa saja yang
perlu bantuan penuh dari
keluarga atau lingkungan
terdekat pasien
▪ Beri contoh pelaksanaan
aktivitas yang dapat
dilakukan pasien

53 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
▪ Susun bersama pasien
aktivitas atau kegiatan
sehari-hari pasien

Nilai kemampuan pertama
yang telah dipilih
- Diskusikan dengan pasien
untuk menetapkan urutan
kegiatan (yang sudah dipilih
pasien) yang akan dilatihkan
- Bersama pasien dan keluarga
memeperagakan beberapa
kegiatan yang akan
dilakukan pasien.
- Berikan dukungan dan
pujian yang nyata sesuai
kemajuan yang diperlihatkan
pasien.

Masukan dalam jadwal
kegiatan pasien

54 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
- Beri kesempatan pada pasien
untuk mencoba kegiatan
- Beri pujian atas
aktivitas/kegiatan yang
dapat dilakukan pasien
setiap hari
- Tingkatkan kegiatan sesuai
dengan toleransi dan setiap
perubahan
- Susun daftar aktivitas yang
sudah dilatihkan bersama
pasien dan keluarga
- Berikan kesempatan
mengungkapkan
perasaannya setelah
pelaksanaan kegiatan.
Yakinkan bahwa keluarga
mendukung setiap aktivitas
yang dilakukan pasien

55 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
SP.2
(Tgl……………………………)

Evaluasi kegiatan yang lalu
(SP1)

Pilih kemampuan kedua yang
dapat dilakukan

Latih kemampuan yang dipilih

Masukan dalam jadwal
kegiatan pasien

SP.3 (Tgl………………………….)

Evaluasi kegiatan yang lalu
(SP.1 dan 2)

Memilih kemampuan ketiga
yang dapat dilakukan

Masukan dalam jadwal
kegiatan pasien

56 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
Keluarga mampu: Setelah……pertemuan keluarga SP.1 (Tgl…………………….)
Merawat pasien dengan mampu:
harga diri rendah di rumah 
dan menjadi system  Mengidentifikasi kemampuan
Identifikasi masalah yang
dirasakan dalam merawat
yang dimiliki pasien
pendukung yang efektif pasien
bagi pasien
 Menyediakan fasilitas untuk 
Jelaskan proses terjadinya
pasien melakukan kegiatan
HDR
 Mendorong pasien
melakukan kegiatan
 Jelaskan tentang cara merawat
 Memuji pasien saat pasien pasien
dapat melakukan kegiatan
 Membantu melatih pasien  Main peran dalam merawat
pasien HDR
 Membantu menyusun jadwal
kegiatan pasien
 Susun RTL keluarga/jadwal
 Membantu perkembangan keluarga untuk merawat pasien
pasien

57 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
SP.2
(Tgl………
……………
.)

Evaluasi
kemampuan
SP.1


Latih
keluarga
langsung
ke
pasien

Menyusun RTL
keluarga/jadwal
keluarga untuk
merawat pasien

SP. 3
(Tgl………
……………
…)


Evaluasi
Kemampua
n Keluarga

Evaluasi
Kemampua
n Pasien

RTL
Keluarga
-
Follow Up

BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Kasus Human Trafficking


Artikel
Perdagangan Manusia (Masih) Marak, Berbungkus Berbagai Modus

Suara Ibu D terdengar geram ketika bercerita mengenai apa yang terjadi
pada salah satu putrinya, yang menjadi korban – dan pada akhirnya penyintas –
perdagangan orang pada akhir 2013.

“Tidak bisa saya bayangkan ketakutannya., Dia jauh dari rumah, bekerja
untuk rumah biadab itu. Dia melihat semuanya., Dia seperti jadi orang lain ketika
saya pertama kali mendengar suaranya (melalui telepon) setelah sekian lama tidak
berhubungan,” kata Ibu D berapi-api.

“Keluarga kami broken home. Anak-anak melihat orangtua tidak akur. Mungkin
itu yang menyebabkan dia memutuskan pergi,” jelas Ibu D yang berasal dari
Palopo, Sulawesi Selatan.

“Anak saya mungkin frustasi dan tidak tahan kondisi keluarga kami,”
tegas ibu D, 50 tahun.

Putri yang lahir pada tahun 1994, menurut ibunya, tergoda dengan iming-
iming gaji Rp 10 juta per bulan sebagai SPG. Dia mendapat tawaran dari teman
masa kecilnya yang memang sudah lebih dulu bekerja di Dobo, kota kecil di
Kepulauan Aru di Maluku.

36 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
Bersama dengan teman lama dan sahabatnya, Putri pergi diam-diam
meninggalkan desa dan merasa bahwa mencari nafkah sendiri merupakan jawaban
akan kegalauannya. Dari kampung mereka, Rawamangun di Palopo, gadis-gadis
sebaya ini berangkat ke Makassar., Menginap satu malam di sebuah hotel dan
bertemu dengan calon pemberi pekerjaan, yang ternyata adalah pemilik kelab
malam. Lalu berangkat dengan pesawat menuju Ambon pada keesokan harinya.
Para pelaku praktek perdagangan orang ini diduga menggunakan sistem sel
yang terputus-putus di satu daerah ke daerah lain., Hampir serupa dengan cara
sindikat narkoba beroperasi. Sehingga dari Ambon, gadis-gadis Palopo ini bertemu
dengan orang yang berbeda yang membawa mereka ke Pulau Aru. Dan cerita sedih
berkepanjangan dimulai ketika mereka menginjakkan kaki di tempat kerja mereka.

“Dia magang untuk 3 bulan baru boleh dibawa keluar. Selama itu dia kerja
melayani tamu, menemani minum. Setiap hari dia disuruh memakai pakaian
seminim mungkin dan dipajang di ruang kaca. Bisa saya katakan separuh
telanjang,” kata Ibu Sulis menceritakan apa yang dia dengar dari anaknya.

Putri dan teman-temannya melihat perlakuan buruk kepada perempuan


yang bekerja di sana.; Bukan hanya dari para pelanggan tetapi juga pekerja laki-
laki serta pemilik tempat hiburan itu.

“Mereka membuat perempuan menjadi binatang. Menjerat dengan hutang yang


jelas-jelas tidak akan sanggup mereka bayar. Ada ibu-ibu yang sama sekali tidak
bisa meninggalkan tempat itu karena hutang banyak, anak banyak dan tidak jelas
siapa saja bapaknya.”

“Putri juga melihat teman-temannya yang sakit atau hamil dibawa pergi dari pulau
dan tidak pernah kembali.”

Cerita Putri hanyalah satu dari ribuan kisah pilu perdagangan orang.
Tersamarkan dengan berbagai modus yang terus diperbaharui seiring dengan

37 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
perkembangan jaman untuk menjerat korbannya. Iming-iming gaji bulanan
dengan jumlah fantastis masih sering digunakan, tetapi para pemangsa mulai
menggunakan media sosial untuk menjerat targetnya. Dan sudah ada pula kasus-
kasus dimana korban dijerat melalui perjalanan umrah.

38 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
3.2 Asuhan Keperawatan Berdasarkan Kasus
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Nn. B DENGAN KORBAN HUMAN
TRAFFICKING
DI RUANG.............................................................
Nama Klp : Kelompok 11 Tg/ Jam MRS :
Tgl/ Jam Pengkajian : No. RM :
Sumber Data : Ny. D Ruangan/ Kelas :
Metode : No. Kamar :
Alat/ Bahan :
Diagnosa Medis :

J. IDENTITAS
1. Nama : Nn. P
2. Umur : Lahir tahun 1994
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Pekerjaan : SPG
: Palopo, Sulawesi
5. Alamat dan No. Telp Selatan
7. Penanggung Jawab & : Ny. D (50 Tahun) sebagai Ibunya
Hubungan dg Klien

II. POLA PERSEPSI KESEHATAN ATAU PENANGANAN KESEHATAN


2. Keluhan Utama:
Menurut Ny. D “Anak saya mungkin frustasi dan tidak tahan kondisi
keluarga kami,”
2. Riwayat Penyakit Sekarang
(Tidak terdapat dalam Kasus)
3. Lamanya Keluhan
(Tidak terdapat dalam Kasus)

39 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
4. Faktor yang Memperberat
Menurut Ny. D “Keluarga kami broken home. Anak-anak melihat
orangtua tidak akur. Mungkin itu yang menyebabkan dia memutuskan pergi,”
5. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi Keluhan
Menurut Ny. D bersama dengan teman lama dan sahabatnya, Nn. P
pergi diam-diam meninggalkan desa dan merasa bahwa mencari nafkah sendiri
merupakan jawaban akan kegalauannya.
6. Riwayat Penyakit Dahulu
(Tidak terdapat dalam Kasus)
9. Persepsi Klien tentang status kesehatan dan kesejahteraan
(Tidak terdapat dalam Kasus)
10. Riwayat Kesehatan Keluarga
(Tidak terdapat dalam Kasus)
9. Susunan Keluarga (Genogram)
(Tidak terdapat dalam Kasus)
10. Riwayat Alergi
(Tidak terdapat dalam Kasus)

JJJ. POLA NUTRISI DAN METABOLIK


(Tidak terdapat dalam Kasus)

IV. POLA ELIMINASI


(Tidak terdapat dalam Kasus)

W. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN


(Tidak terdapat dalam Kasus)

VI. POLA ISTIRAHAT DAN TIDUR


(Tidak terdapat dalam Kasus)

40 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
VII. POLA KOGNITIF DAN PERSEPTUAL
Tingkat Ansietas:
Menurut Ny. D “Tidak bisa saya bayangkan ketakutannya., Dia jauh dari
rumah, bekerja untuk rumah biadab itu. Dia melihat semuanya., Dia seperti jadi
orang lain ketika saya pertama kali mendengar suaranya (melalui telepon) setelah
sekian lama tidak berhubungan,”

VIII. POLA PERSEPSI DIRI/ KONSEP DIRI


1. Role Peran : Konflik Peran
Menurut Ny. D “Dia magang untuk 3 bulan baru boleh dibawa keluar.
Selama itu dia kerja melayani tamu, menemani minum. Setiap hari dia disuruh
memakai pakaian seminim mungkin dan dipajang di ruang kaca. Bisa saya
katakan separuh telanjang,”
2. Identity/ Identitas Diri : Merasa Terkekang dan Kurang Mampu
menentukan Pilihan.
Menurut Ny. D “Mereka membuat perempuan menjadi binatang.
Menjerat dengan hutang yang jelas-jelas tidak akan sanggup mereka bayar. Ada
ibu-ibu yang sama sekali tidak bisa meninggalkan tempat itu karena hutang
banyak, anak banyak dan tidak jelas siapa saja bapaknya.”

Masalah Keperawatan : Resiko Harga Diri Rendah

IX. POLA PERAN DAN HUBUNGAN


Pekerjaan : SPG

Y. POLA SEKSUALITAS/ REPRODUKSI


(Tidak Terdapat dalam Kasus)

XI. POLA KOPING/TOLERANSI STRESS


(Tidak Terdapat dalam Kasus)

41 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
XII. POLA NILAI / KEPERCAYAAN
(Tidak Terdapat dalam Kasus)

XIII. PENGKAJIAN PERSISTEM (Review of System)


(Tidak Terdapat dalam Kasus)

XIV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


(Tidak Terdapat dalam Kasus)

XV. TERAPI
(Tidak Terdapat dalam Kasus)

Kepahiang , ……………….
Mahasiswa

(……………………….)

42 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
ANALISA DATA
Nama Klien : Nn. P
Umur : Lahir Tahun 1994
Ruangan/ Kamar :
No. RM :

No. Data (Symptom) Penyebab (Etiologi) Masalah (Problem)


1. Objektif Perubahan Proses
Keluarga
1. Menurut Ny. D “Anak
saya mungkin frustasi dan
Frustasi
tidak tahan kondisi
Perubahan Proses
keluarga kami,”
Tidak Tahan Kondisi Keluarga
2. Menurut Ny.D “Keluarga
Keluarga
kami broken home. Anak-
anak melihat orangtua
Broken Home
tidak akur. Mungkin itu
yang menyebabkan dia
Orang Tua Tidak Akur
memutuskan pergi,”
2. Objektif
Resiko HDR
1. Menurut Ny. D “Dia
magang untuk 3 bulan
Kerja Melayani Tamu
baru boleh dibawa keluar.
Pria Resiko Harga Diri
Selama itu dia kerja
Rendah
melayani tamu,
Memakai Pakaian
menemani minum. Setiap
Minim
hari dia disuruh memakai
pakaian seminim
Pekerjaan SPG
mungkin dan dipajang di
ruang kaca. Bisa saya

43 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
katakan separuh
telanjang,”
3. Menurut Ny. D “Mereka
Membuat perempuan
menjadi binatang.
Menjerat dengan hutang
yang jelas-jelas tidak akan
sanggup mereka bayar

PRIORITAS MASALAH

Nama Klien : Nn. P


Umur : Lahir Tahun 1994
Ruangan/ Kamar :
No. RM :

No. Tanggal
Masalah Keperawatan Paraf
Ditemukan Teratasi
3. Proses Perubahan Keluarga
4. Resiko Harga Diri Rendah

44 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
3.1 Intervensi Keperawatan

PERENCANAAN
NO. DIAGNOSA
TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI
1. Proses Perubahan Pasiendan Keluarga Setelah…..Pertemuan pasien 1. Pengkajian
Keluarga mampu: mampu: a. Kaji Interaksi antara pasien
1. Memahami perubahan 1. Mengidentifikasi Pola dan keluarga, waspada
dalam peran keluarga Koping terhadap potensi perilaku
2. Berpartisipasi dalam proses merusak
membuat keputusan tentang b. Kaji Keterbatasan anak,
perawatan setelah rawat inap dengan demikian dapat
3. Berfungsi untuk saling mengakomodasi anak untuk
memberikan dukungan berpartisipasi dalam
kepada setiap anggota aktivitas sehari-hari
keluarga 2. Intervensi Umum
4. Mengidentifikasi cara untuk a. Bina Hubungan Saling
berkoping lebih efektif Percaya

45 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
b. Beri Kesempatan kepada
Keluarga sebagai Individu
dan Sebagai Kelompok
untuk saling berbagi tentang
perasaan yang mereka
pendam
c. Tekankan bahwa anggota
keluarga tidak bertanggung
jawab atas kebiasaan mabuk
anggota keluarga lainnya.
d. Gali keyakinan keluarga
tentang situasi yang mereka
hadapi dan tujuan mereka.
e. Bicarakan tentang metode
tak efektif yang digunakan
keluarga
f. Bantu keluarga memahami
efek dari upaya mereka

46 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
mengontrol kebiasaan
mabuk
g. Tekankan bahwa membantu
pencandu alcohol berarti
pertama- tama harus
membantu diri mereka
sendiri
h. Bicarakan dengan keluarga
bahwa, selama masa
pemulihan, dinamika
keluarga mereka akan
berubah drastic.
i. Bicarakan tentang
kemungkingan kambuh dan
factor penunjang
j. Bila terdapat diagnosis
keperawatan individu atau
keluarga tambahan, lihat
tindak penganiyaan anak

47 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
atau tindak kekerasan dalam
rumah tangga dibawah
diagnosis ketidakmampuan
koping keluarga
k. Lakukan penyuluhan
kesehatan mengenai sumber
daya komunitas dan lakukan
perujukan sesuai indikasi.
3. Promosi Integritas Keluarga
l. Kaji Perasaan Bersalah
yang mungkin dialami
keluarga
m. Kaji jenis hubungan
keluarga
n. Pantau hubungan keluarga
saat ini
o. Kaji pemahaman keluarga
tentang penyebab penyakit

48 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
p. Identifikasi Prioritas yang
bertentangan diantara
anggota keluarga
4. Penyuluhan untuk Pasien/
Keluarga
a. Ajari keterampilan merawat
pasien yang diperlukan oleh
keluarga (misalnya,
manajemen waktu,
pengobatan)
b. Ajari keluarga perlunya
kerjasama dengan system
sekolah untuk menjamin
akses kesempatan
pendidikan yang sesuai
untuk penderita penyakit
kronis atau anak cacat.
5. Aktivitas Kolaboratif

49 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
a. Pelopori konferensi
multidisiplin perawatan
pasien, dengan melibatkan
pasien/ keluarga dalam
menyelesaikan masalah dan
fasilitasi komunikasi
b. Berikan perawatan
berkelanjutan dengan
mempertahankan
komunikasi yang efektif
antara anggota staf mrlalui
catatan keperawatan dan
rencana perawatan
c. Anjurkan pelayanan
konsultasi social untuk
membantu keluarga
menentukan kebutuhan
pascahospitalisasi dan

50 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
identifikasi sumber
dukungan di komunitas.
d. Promosi Integrasi keluarga
(NIC), rujuk untuk terapi
keluarga sesuai indikasi.

2. Gangguan konsep diri:Pasien mampu: Setelah…..pertemuan klien SP.1 (Tgl…………………….)


mampu: 
harga diri rendah Identifikasi kemampuan positif
 Mengidentifikasi
 Mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki
kemampuan dan aspek
aspek positif yang dimiliki - Diskusikan bahwa pasien
posiif yang dimiliki
 Memiliki kemampuan yang masih memiliki sejumlah
 Menilai kemampuan
dapat digunakan. Memilih kemampuan dari aspek
yang dapat digunakan
kegiatan sesuai kemampuan positif seperti kegiatan
 Menetapkan/memilih
 Melakukan kegiatan yang pasien di rumah adanya
kegiatan yang sesuai sudah dipilih. keluarga dan lingkungan
dengan kemampuan  Merencanakan kegiatan yang terdekat pasien.
sudah dilatih.

51 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
 Melatih kegiatan - Beri pujian yang realistis
dan hindarkan setiap kali
yang sudah dipilih,
sesuai kemampuan bertemu dengan pasien
penilaian yang negative.
 Merencanakan
kegiatan yang  Nilai kemampuan yang dapat
sudah dilatihnya dilakukan saat ini
- Diskusikan dengan pasien
kemampuan yang masih
digunakan saat ini
- Bantupasien
menyebutkannyadan
memberi penguatan
terhadap kemampuan diri
yang diungkapkan pasien
- Perlihatkan respon yang
kondusif dan menjadi
pendengar yang aktif
 Pilih kemampuan yang akan
dilatih

52 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
- Diskusikan dengan pasien
beberapa aktivitas yang
dapat dilakukan dan dipilih
sebagai kegiatan yang akan
pasien lakukan sehari-hari
- Bantu pasien menetapkan
aktivitas mana yang dapat
pasien lakukan secara
mandiri
▪ Aktivitas yang
memerlukan bantuan
minimal dari keluarga
▪ Aktivitas apa saja yang
perlu bantuan penuh dari
keluarga atau lingkungan
terdekat pasien
▪ Beri contoh pelaksanaan
aktivitas yang dapat
dilakukan pasien

53 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
▪ Susun bersama pasien
aktivitas atau kegiatan
sehari-hari pasien

Nilai kemampuan pertama
yang telah dipilih
- Diskusikan dengan pasien
untuk menetapkan urutan
kegiatan (yang sudah dipilih
pasien) yang akan dilatihkan
- Bersama pasien dan keluarga
memeperagakan beberapa
kegiatan yang akan
dilakukan pasien.
- Berikan dukungan dan
pujian yang nyata sesuai
kemajuan yang diperlihatkan
pasien.

Masukan dalam jadwal
kegiatan pasien

54 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
- Beri kesempatan pada pasien
untuk mencoba kegiatan
- Beri pujian atas
aktivitas/kegiatan yang
dapat dilakukan pasien
setiap hari
- Tingkatkan kegiatan sesuai
dengan toleransi dan setiap
perubahan
- Susun daftar aktivitas yang
sudah dilatihkan bersama
pasien dan keluarga
- Berikan kesempatan
mengungkapkan
perasaannya setelah
pelaksanaan kegiatan.
Yakinkan bahwa keluarga
mendukung setiap aktivitas
yang dilakukan pasien

55 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
SP.2
(Tgl……………………………)

Evaluasi kegiatan yang lalu
(SP1)

Pilih kemampuan kedua yang
dapat dilakukan

Latih kemampuan yang dipilih

Masukan dalam jadwal
kegiatan pasien

SP.3 (Tgl………………………….)

Evaluasi kegiatan yang lalu
(SP.1 dan 2)

Memilih kemampuan ketiga
yang dapat dilakukan

Masukan dalam jadwal
kegiatan pasien

56 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
Keluarga mampu: Setelah……pertemuan keluarga SP.1 (Tgl…………………….)
Merawat pasien dengan mampu:
harga diri rendah di rumah 
dan menjadi system  Mengidentifikasi kemampuan
Identifikasi masalah yang
dirasakan dalam merawat
yang dimiliki pasien
pendukung yang efektif pasien
bagi pasien
 Menyediakan fasilitas untuk 
Jelaskan proses terjadinya
pasien melakukan kegiatan
HDR
 Mendorong pasien
melakukan kegiatan
 Jelaskan tentang cara merawat
 Memuji pasien saat pasien pasien
dapat melakukan kegiatan
 Membantu melatih pasien  Main peran dalam merawat
pasien HDR
 Membantu menyusun jadwal
kegiatan pasien
 Susun RTL keluarga/jadwal
 Membantu perkembangan keluarga untuk merawat pasien
pasien

57 | A s u h a n K e p e r a w a t a n J i w a H u m a n T r a f f i c k i n g
SP.2
(Tgl…
………
………
….)

Evaluasi
kemampua
n SP.1


Latih
keluarga
langsung
ke
pasien

Menyusun RTL
keluarga/
jadwal
keluarga
untuk
merawat
pasien

SP. 3
(Tgl…
………
………
……)


Evaluasi
Kemam
puan
Keluarg
a

Evaluasi
Kemam
puan
Pasien

RTL
Keluarg
a
-
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Trafficking adalah perdagangan manusia, lebih khususnya perdangan
perempuan dan anak-anak yang dilakukan oleh pelaku perdagangan manusia
‘trafficker’ dengan cara mengendalikan korban dalam bentuk paksaan, penggunaan
kekerasan, penculikan, tipu daya, penipuan ataupun penyalahgunaan kekuasaan atau
kedudukan.
Jenis-jenis trafficking ini meliputi perkawinan transinternasional,
eksploitasi seksual phedopilia, pembantu rumah tangga dalam kondisi buruk, dan
penari erotis. Faktor penyebab utama terjadinya tindakan trafficking ini adalah
karena kemiskinan dan beberapa diantaranya adalah, karena tingkat pendidikan yang
rendah, penganiyaan terhadap perempuan, perkawinan usia muda, dan kondisi sosial
budaya masyarakat yang patriarkhis. Dampak yang bisa ditimbulkan dari trafficking
ini adalah kecemasan, stress, dan ketidakberdayaan.

4.2 Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan
penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.
Follow Up

Anda mungkin juga menyukai