1 PB

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 13

Volume 15 Nomor 2, Oktober 2020 (halaman 101 - 111) https://ojs.unm.ac.

id/supremasi 101

PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS KEARIFAN


LOKAL BAGI PESERTA DIDIK DI SEKOLAH

Sakman 1, dan Sri Rahmadani Syam 2


1
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewrganegaraan Universitas Palangka Raya
e-mail: [email protected]
2
Sekolah Dasar Negeri Fafioban Timur Tengah Selatan
Email: [email protected]
Jl. Yos Sudarso, Kampus Tunjung Nyaho UPR. No. Kontak: 085231400474

ABSTRAK: Penelitian ini menyajikan tinjauan literatur tentang pendidikan karakter, kearifan
lokal dan penguatan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal bagi peserta didik di sekolah.
Pendidikan karakter merupakan suatu usaha yang dilakukan dalam dunia pendidikan untuk
menanamkan nilai-nilai karakter kepada peserta didik yang meliputi komponen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut di dalam
kehidupan sehari-hari. Kearifan lokal merupakan suatu budaya yang mengandung nilai-nilai
yang dimiliki masyarakat tertentu dan di tempat tertentu yang dijadikan sebagai pedoman dalam
berperilaku di dalam kehidupan sehari-harinya. Penguatan pendidikan karakter berbasis
kearifan lokal bagi peserta didik di sekolah dapat dilakukan dengan cara dua tahapan, yaitu (1)
mengintegrasikan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada setiap mata
pelajaran dengan kearifan lokal yang ada di masyarakat setempat dan (2) mengintegrasikan
pengembangan materi pembelajaran pada setiap mata pelajaran dengan kearifan lokal yang ada
di masyarakat setempat. Selain itu, proses pembentukan karakter peserta didik di sekolah
diperlukan dukungan dari berbagai pihak, seperti sekolah, keluarga dan masyarakat agar peserta
didik memiliki karakter yang utuh dengan nilai-nilai yang luhur. Berdasarkan hal tersebut dapat
disimpulkann bahwa penguatan pendidikan karakter berbasis kearifan lokal bagi peserta didik
di sekolah dapat membentuk karakter peserta didik secara utuh dengan nilai-nilai yang luhur di
dalam lingkungannya baik di sekolah, keluarga maupun masyarakat.

KATA KUNCI: Pendidikan Karakter, Kearifan Lokal, Peserta Didik

ABSTRACT: This study presents a literature of review on character education, local wisdom
and strengthening of character education based on local wisdom for students in schools.
Character education is an effort doing in the world of education to instill character values in
students which include components of knowledge, awareness or willingness and action to carry
out these values in everyday life. Local wisdom is a culture that contains values that are owned
by certain communities and in certain places which are used as guidelines for behavior in their
everyday life. Strengthening character education based on local wisdom for students in schools
can be carried out in two stages, namely (1) integrating the preparation of lesson plans (RPP)
on each subject with local wisdom in the local community and (2) integrating the development
of learning materials on each subject with local wisdom in the local community. In addition,
the process of character formation of students in schools requires support from various parties,
such as schools, families and communities so that students have a complete character with noble
values. Based on this, it can be concluded that strengthening character education based on local
wisdom for students in schools can form the character of students as a whole with noble values
in their environment both at school, family and society

KEYWORDS: Character Education, Local Wisdom, Students

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume 15 Nomor 2, Oktober 2020 (halaman 101 - 111) https://ojs.unm.ac.id/supremasi 101

PENDAHULUAN ini masih perlu ditanamkan pada peserta


didik dalam pembelajaran dengan
Kemajuan zaman melalui menguatkan lima nilai utama karakter
perkembangan ilmu dan teknologi yang yakni nilai religius, nasionalis, mandiri,
begitu pesat mendorong peserta didik gotong royong, dan integritas di sekolah.
untuk akrab dengan perkembangan ilmu Pembentukan karakter peserta
pengetahuan dan teknologi yang diikuti didik memerlukan communities of
dengan kondisi pendidikan saat ini character atau “komunitas masyarakat
dengan pembelajaran jarak jauh yang yang bisa membentuk karakter” (Kevin &
dicanangkan pemerintah mendorong Karen, 1999; Asmani, 2011; dan
peserta didik semakin aktif dalam Priyambodo, 2017). Sekolah merupakan
pengunaan teknologi, khususnya communities of character dalam
handphone dan laptop. Peserta didik saat pendidikan karakter. Sekolah
ini dengan mudah menemukan informasi- mengembangkan proses pendidikan
informasi melalui internet, baik informasi karakter melalui proses pembelajaran,
dalam maupun luar negeri. habituasi, kegiatan ekstra-kurikuler, dan
Kecepatan informasi dan konten bekerja sama dengan keluarga dan
informasi yang didapatkan peserta didik masyarakat dalam pengembangannya
tentu akan berpengaruh pada proses (Kemendiknas RI, 2010a dan 2010b;
pembentukan karakter dan akhlak mulia Barnawi & Arifin, 2012; dan Ningsih,
peserta didik. Oleh karena itu, proses 2015). Pendidikan karakter di sekolah
pendidikan yang ada di sekolah saat ini juga dapat menumbuhkan dan
harus menekankan pada proses membelajarkan peserta didik untuk
pendidikan karakter yang bertujuan untuk belajar menjadi pribadi unggul karena
mengembangkan karakter yang baik bagi sekolah tidak hanya dituntut untuk
peserta didik melalui penekanan pada menciptakan peserta didik yang memiliki
nilai-nilai universal seperti kepedulian, prestasi yang tinggi tetapi memiliki sikap
kejujuran, keadilan, tanggung jawab serta perilaku baik dilingkungannya (Siska,
penghargaan terhadap orang lain 2018).
(Komara, 2018). Menurut Ramdani (2012)
Pendidikan karakter di sekolah mengatakan bahwa dengan adanya
juga dapat membentuk pribadi anak kearifan lokal yang dimiliki setiap daerah
menjadi manusia dan warga negara yang yang mengandung nilai-nilai yang dapat
baik sehingga mampu mengantisipasi dijadikan sebagai sarana pembangunan
gejala krisis moral yang terjadi saat ini, karakter bangsa. Selain itu, menurut
seperti yang sering kita lihat dan dengar Yunus (2014) bahwa jati diri bangsa
melalui siaran televisi, radio, surat kabar merupakan watak kebudayaan (cultural
bahkan di media sosial tentang perilaku character) yang berfungsi sebagai
penyimpangan moral yang dilakukan pembangunan karakter bangsa (national
oleh para peserta didik, seperti kebut- and character building) karena
kebutan di jalan, penggunaan narkoba berhubungan dengan proses membina,
dan seks bebas yang mengakibatkan memperbaiki, mewarisi warga negara
hamil di luar nikah, bahkan ada yang tentang konsep perilaku dan nilai luhur
terlibat perkelahian dengan guru mereka budaya Indonesia yang dijiwai oleh
sendiri di sekolah (Kurniawan, 2013). Pancasila dan Undang- Undang 1945.
Hal ini sejalan dengan penelitian Oleh karena itu, hakikat pendidikan
Iswatiningsiha (2019) yang menyatakan karakter dalam konteks pendidikan di
bahwa pendidikan karakter sampai saat Indonesia adalah pendidikan nilai-nilai

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
102 __Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Bagi Peserta…, Sakman & Sri Rahmadani Syam

luhur yang bersumber dari budaya bangsa memberikan respon dalam situasi tertentu
Indonesia sendiri dalam rangka membina secara bermoral (Lickona, 1991).
kepribadian generasi penerus bangsa. Hal Menurut Howard (2004) juga
ini sejalan dengan penelitian menyatakan bahwa karakter merupakan
Iswatiningsiha (2019) yang menyatakan nilai-nilai dalam tindakan seseorang.
bahwa dalam menumbuhkan sikap cinta Selain itu, menurut Kamus Bahasa
budaya dapat dilakukan dengan Indonesia dalam (Iswatiningsiha, 2019)
penguatan pendidikan karakter di sekolah karakter merupakan sifat-sifat kejiwaan,
melalui pendidikan budaya berkearifan akhlak atau budi pekerti yang
lokal. Selain itu, penelitian Parmajaya membedakan seseorang dengan orang
(2020) juga menyatakan bahwa kearifan lain. Samani & Hariyanto (2014) juga
lokal yang dimiliki masyarakat dapat menyatakan bahwa karakter merupakan
memperkuat proses pendidikan karakter cara berpikir dan berperilaku seseorang
peserta didik di sekolah. yang khas untuk hidup dan bekerja sama,
Penelitian Rachmadyanti (2017) baik dalam lingkungan keluarga,
juga menyatakan bahwa pendidikan masyarakat, bangsa dan negara. Jadi
karakter berbasis kearifan lokal dapat karakter merupakan sifat yang berasal
mengembangkan karakter peserta didik dari dalam diri seseorang cara berpikir
seperti karakter kerja sama, toleransi, dan berperilaku dalam lingkungan
sikap peduli serta sikap yang arif dan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
bijak dalam memandang kearifan lokal Karakter yang ada di dalam diri
yang dimiliki oleh daerahnya. Pada seseorang terdiri atas tiga bagian, yaitu;
artikel ini, kami akan memaparkan pengetahuan moral, perasaan moral dan
bagaimana pendidikan karakter berbasis perilaku moral (Howard, 2004). Ketiga
kearifan lokal dapat membentuk karakter bagian ini yang saling terkait satu dengan
yang baik bagi peserta didik di sekolah. yang lainnnya menciptakan karakter yang
Artikel ini dapat sebagai dasar rujukan baik. Karakter yang baik ini
dalam penelitian pengembangan menghasilkan pengetahuan yang baik,
pendidikan karakter berbasis kearifan keinginan yang baik dan perilaku yang
lokal di sekolah. baik dari segi pikiran, kebiasaan hati, dan
kebiasaan bertindak bagi seseorang
METODE dalam lingkungan keluarga, masyarakat,
Jenis penelitian ini adalah literature bangsa dan negara. Jadi seseorang yang
review. Tinjauan literatur adalah analisis, memiliki karakter yang baik, mereka
evaluasi kritis dan sintesis pengetahuan akan mampu membuat keputusan dan
yang relevan dengan masalah yang ingin siap mempertanggungjawabkannya.
disampaikan (Hart, 2018). Pada artikel ini Selain itu, karakter juga sering dikaitkan
kami melakukan literature review tentang dengan perilaku seseorang dalam
pendidikan karakter, kearifan lokal dan hubungannya dengan Tuhan, diri sendiri,
penguatan pendidikan karakter berbasis sesama, lingkungan, kebangsaan yang
kearifan lokal bagi peserta didik di terwujud dalam pikiran, perasaan,
sekolah. perkataan, dan perbuatan menurut norma
yang berlaku (Iswatiningsiha, 2019).
HASIL DAN PEMBAHASAN Dengan demikian, karakter yang baik
adalah bentuk representasi dari nilai-nilai
Pendidikan Karakter baik seseorang yang ditampilkan dalam
Karakter merupakan sifat alami perilaku atau sikap sehari-hari, dengan
yang dimiliki seseorang dalam siapa, dimana dan dalam kegiatan apa.

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume 15 Nomor 2, Oktober 2020 (halaman 101 - 111) https://ojs.unm.ac.id/supremasi 103

Pendidikan karakter merupakan interaksi mereka dalam masyarakat. Oleh


pendidikan untuk membentuk karena itu, proses pendidikan karakter
kepribadian seseorang melalui yang dilakukan di sekolah bukan saja
pendidikan budi pekerti, yang hasilnya pada konteks pengetahuan tentang
terlihat dalam tidakan nyata seseorang, perilaku yang baik tetapi harus ada
yaitu tingkah laku yang baik, jujur, tindakan atau interaksi dalam
bertanggung jawab, menghormati hak mengimplementasikannya sehingga
orang lain, kerja keras dan sebagainya dapat membentuk karakter peserta didik
(Lickona, 1991). Menurut Rachmadyanti secara utuh.
(2017) menyatakan bahwa pendidikan Pemerintah dalam hal ini telah
karakter merupakan suatu sistem memasukkannya ke dalam kurikulum
penanaman nilai-nilai karakter kepada sekolah sesuai dengan panduan dalam
warga sekolah yang meliputi komponen kurikulum yang berlaku. Tujuan
pengetahuan, kesadaran atau kemauan, utamanya adalah untuk menanamkan
dan tindakan untuk melaksanakan nilai- karakter pada peserta didik sesuai dengan
nilai tersebut. Selain itu, menurut Siregar karakter bangsa Indonesia, yaitu hidup
(2018) menyatakan juga bahwa bergotong-royong, ramah-tamah, tolong-
pendidikan karakter adalah upaya yang menolong, hormat menghormati, sopan-
dilakukan sekolah untuk menanamkan santun, dan sebagainya.
nila-nilai perilaku kepada peserta didik. Pembentukan karakter mulia
Jadi pendidikan karakter merupakan tersebut dapat dilakukan melalui
suatu usaha yang dilakukan dalam dunia pendidikan di sekolah, keluarga, dan
pendidikan untuk menanamkan nilai- masyarakat. Khusus pada pendidikan di
nilai karakter kepada peserta didik yang sekolah diharapkan pembentukan
meliputi komponen pengetahuan, karakter dapat menumbuhkan dan
kesadaran atau kemauan, dan tindakan membelajarkan peserta didik untuk
untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut di belajar menjadi pribadi yang unggul
dalam kehidupan sehari-hari. karena sekolah tidak hanya dituntut untuk
Menurut Kilpatrick dalam menciptakan peserta didik yang memiliki
(Priyatna, 2016) Pendidikan karakter prestasi yang tinggi, melainkan juga
bergerak dari knowing menuju doing atau memiliki perilaku yang baik sehingga
acting. Mengacu pada pemikiran tersebut, dapat menjadi kebanggaan orang tua,
maka sebagai contoh peserta didik yang sekolah, dan masyarakat.
memiliki pengetahuan tentang kebaikan Diknas (2010) menyatakan bahwa
(moral knowing) tetapi tidak berlatih terdapat delapan belas nilai-nilai dalam
untuk melakukan kebaikan (moral doing) pendidikan karakter yang disisipkan ke
tidak dapat membentuk perilaku yang dalam mata pelajaran yang ada diseluruh
baik. Sehingga keberhasilan pendidikan tingkat pendidikan di Indonesia.
karakter dalam proses pembentukan Kedelapan belas nilai-nilai dalam
karakter peserta didik sangat bergantung pendidikan karakter menurut Dikdas
pada ada tidaknya knowing dan doing (2010) yaitu sebagai berikut:
atau acting dalam penyelenggaraan 1. Religius adalah sikap dan perilaku
pendidikan karakter di sekolah. Brooks & yang patuh dalam melaksanakan
Goble dalam (Revell & Arthur, 2007) ajaran agama yang dianutnya, toleran
juga menyatakan bahwa perilaku terhadap pelaksanaan ibadah agama
bertanggung jawab harus diajarkan dan lain, dan hidup rukun dengan pemeluk
pengembangan karakter peserta didik di agama lain.
sekolah tidak dapat dipisahkan dari

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
104 __Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Bagi Peserta…, Sakman & Sri Rahmadani Syam

2. Jujur adalah perilaku yang didasarkan berguna bagi masyarakat dan


pada upaya menjadikan dirinya mengakui serta menghormati
sebagai orang yang selalu dapat keberhasilan orang lain.
dipercaya dalam perkataan, tindakan 13. Bersahabat/komunikatif adalah sikap
dan pekerjaan. dan tindakan yang mendorong
3. Toleransi adalah sikap dan tindakan dirinya untuk menghasilkan sesuatu
yang menghargai perbedaan agama, yang berguna bagi masyarakat dan
suku, etnis, pendapat, sikap dan mengakui serta menghormati
tindakan orang lain yang berbeda dari keberhasilan orang lain
dirinya. 14. Cinta damai adalah sikap dan
4. Disiplin adalah tindakan yang tindakan yang mendorong dirinya
menunjukkan perilaku tertib dan untuk menghasilkan sesuatu yang
patuh pada berbagai ketentuan dan berguna bagi masyarakat dan
peraturan. mengakui serta menghormati
5. Kerja keras tindakan yang keberhasilan orang lain
menunjukkan perilaku tertib dan 15. Gemar membaca adalah kebiasaan
patuh pada berbagai ketentuan dan menyediakan waktu untuk membaca
peraturan. berbagai bacaan yang memberikan
6. Kreatif adalah berpikir dan kebajikan bagi dirinya
melakukan sesuatu untuk 16. Peduli lingkungan adalah sikap dan
menghasilkan cara atau hasil baru tindakan yang selalu berupaya
dari sesuatu yang telah dimiliki. mencegah kerusakan pada
7. Mandiri adalah sikap dan perilaku lingkungan alam di sekitarnya, dan
yang tidak mudah tergantung pada mengembangkan upay-upaya untuk
orang lain dalam menyelesaikan memperbaiki kerusakan alam yang
tugas-tugas sudah terjadi
8. Demokratis adalah cara berpikir, 17. Peduli sosial adalah sikap dan
bersikap dan bertindak yang menilai tindakan yang selalu ingin memberi
sama hak dan kewajiban dirinya dan bantuan pada orang lain dan
orang lain. masyarakat yang membutuhkan
9. Rasa ingin tahu adalah sikap dan 18. Tanggung jawab adalah sikap dan
tindakan yang selalu berupaya untuk perilaku seseorang untuk
mengetahui lebih mendalam dan melaksanakan tugas dan
meluas dari sesuatu yang kewajibannya, yang seharusnya dia
dipelajarinya, dilihat dan didengar. lakukan, terhadap diri sendiri,
10. Semangat kebangsaan adalah cara masyarakat, lingkungan (alam, sosial
berpikir, bertindak, dan berwawasan dan budaya), negara dan Tuhan Yang
yang menempatkan kepentingan Maha Esa.
bangsa dan negaradi atas kepentingan Oleh karena itu, Kedelapan belas
diri dan kelompoknya. nilai-nilai pendidikan karakter di atas
11. Cinta tanah air adalah cara berpikir, dapat diimplementasikan kedalam proses
bertindak, dan berwawasan yang pembelajaran dengan cara meng-
menempatkan kepentingan bangsa integrasikannya kedalam pembelajaran
dan negara di atas kepentingan diri dari berbagai bidang studi yang ada di
dan kelompoknya sekolah. Pengintegrasian ini diharapkan
12. Menghargai prestasi adalah sikap dan dapat memberikan pengalaman yang
tindakan yang mendorong dirinya bermakna bagi peserta didik agar mampu
untuk menghasilkan sesuatu yang memahami, menginternalisasi dan

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume 15 Nomor 2, Oktober 2020 (halaman 101 - 111) https://ojs.unm.ac.id/supremasi 105

mengaktualisa-sikan materi pembelajaran (intangible), misalnya bahasa, sastra,


yang diperolehnya. Dengan demikian, kesenian, upacara, adat istiadat, keris, dan
nilai-nilai tersebut dapat terserap secara sebagainya (Iswatiningsih, 2016).
alami melalui kegiatan sehari-hari baik di Sebagai contoh kearifan lokal dapat
lingkungan sekolah, keluarga maupun diwujudkan dalam bentuk bahasa.
masyarakat. Berbahasa bukan sebatas berkata-kata
untuk menyampaikan maksud dan pesan
Kearifan Lokal yang diwadahinya. Berbahasa juga
Kearifan lokal merupakan budaya mengandung maksud berinteraksi dan
yang dimiliki oleh masyarakat tertentu bersosialisasi antar individu dengan
dan di tempat-tempat tertentu yang kelompok dan masyarakat. Untuk itu,
mengandung nilai-nilai yang dapat dalam berbahasa juga dimaksudkan untuk
dijadikan sebagai sarana pembangunan menjaga keharmonisan hubungan dalam
karakter bangsa (Ramdani, 2018). bertetangga, keluarga dan sistem
Menurut Rachmadyanti (2017) juga kemasyarakatan yang berlaku di tempat
menyatakan bahwa kearifan lokal tertentu. Berbahasa yang santun adalah
merupakan segala bentuk kebijaksanaan berbahasa yang menempatkan diri pada
yang diperoleh dari nilai–nilai kebaikan masing-masing kedudukannya, yang
yang dipercaya, diterapkan dan tidak menyinggung perasaan orang lain
senantiasa dijaga keberlangsungannya serta yang menjadikan mitra bicara
dalam kurun waktu yang cukup lama menjadi nyaman dan senang untuk
(secara turun-temurun) oleh sekelompok melakukan sesuatu hal. Adapun
orang dalam lingkungan atau wilayah berbahasa yang edukatif adalah tuturan
tertentu yang menjadi tempat tinggal yang mengandung nilai-nilai pendidikan,
mereka. Iswatiningsiha (2019) juga baik yang dimaksudkan oleh penutur
menyatakan bahwa kearifan lokal maupun mitra tutur. Nilai-nilai
merupakan salah satu bentuk budaya pendidikan tersebut ditumbuhkan selama
yang memilki nilai-nilai sebagai berlangsungnya komunikasi, baik dari
pedoman dalam berperilaku di kehidupan aspek religi, sosial, moral, emosional,
sehari-hari. Sejalan dengan pengertian di intelektual dan kultural pada mitra tutur
atas, Akhmar & Syarifudin (2007) juga (Iswatiningsih, 2016).
menyatakan bahwa kearifan lokal Tujuan utama kearifan lokal
merupakai suatu tata nilai atau perilaku adalah memberikan nilai pendidikan dan
hidup masyarakat lokal dalam pengetahuan pada generasi selanjutnya
berinteraksi dengan lingkungan tempat (Ramdani, 2018). Oleh karena itu, setiap
hidupnya secara arif bijaksana. Jadi daerah memiliki kearifan lokal yang
kearifan lokal merupakan suatu budaya berbeda sebagai ciri khasnya yang dapat
yang mengandung nilai-nilai yang diwariskan dari generasi ke generasi.
dimiliki masyarakat tertentu dan di Nilai-nilai yang terkandung dalam
tempat tertentu yang dijadikan sebagai kearifan lokal inilah yang dapat
pedoman dalam berperilaku di dalam dikembangkan sebagai sarana pendidikan
kehidupan sehari-harinya. karakter. Hal ini sejalan dengan
Kearifan lokal dapat diajarkan penelitian Fajarini (2014) yang
secara turun temurun dan diwariskan dari menyatakan bahwa menggali dan
generasi ke generasi, dimulai dari melestarikan berbagai unsur kearifan
kelauarga hingga di dalam masyarakat. lokal, tradisi dan pranata lokal, termasuk
Kearifan lokal dapat diwujudkan dalam norma dan adat istiadat yang bermanfaat
bentuk benda (tangible) dan tak benda efektif dalam pembentukan karakter.

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
106 __Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Bagi Peserta…, Sakman & Sri Rahmadani Syam

Pendidikan karakter dapat Penguatan Pendidikan Karakter


dilakukan melalui budaya dan kearifan Berbasis Kearifan Lokal bagi Peserta
lokal (local genius), karena setiap sekolah Didik di Sekolah
dan lingkungannya unik dalam Dalam upaya pengembangan
pembentukan karakter, sehingga peserta karakter peserta didik melalui pendidikan
didik dapat belajar melalui nilai budaya karakter berbasis kearifan lokal yang
lokal (jenius lokal) serta dapat memberi dilakukan di sekolah, pendidik memiliki
rangsangan untuk menerapkan peran penting sebagai agen pembaharu
pengetahuan moral yang mereka miliki dan sentral dalam pembelajaran. Selain
dalam kehidupan mereka sebagai anggota itu, pendidik harus memiliki komitmen
keluarga, masyarakat dan warga negara dalam mengembangkan karakter peserta
(Ramdani, 2018). Adapun nilai- nilai didik berdasarkan nilai-nilai karakter
karakter yang dapat dikaitkan dengan berbasis kearifan lokal dan pendidik juga
kearifan lokal menurut Asriati (2012), harus memiliki karakter yang baik karena
yaitu 1) cinta kepada Allah dan alam pendidik adalah teladan bagi peserta
semesta beserta isinya, 2) tanggung didiknya. Hal ini sejalan dengan
jawab, disiplin, mandiri dan kerja keras, pernyataan Arifah (2016) yang
3) jujur, 4) hormat dan santun, 5) kasih menyatakan bahwa pendidik yang
sayang dan peduli, 6) rasa ingin tahu, professional dan berkarakter merupakan
percaya diri, kreatif dan pantang pendidik yang mampu menjalankan
menyerah, 7) keadilan dan tugasnya secara baik dan
kepemimpinan, 8) baik dan rendah hati, menginternalisasikan nilai- nilai positif
9) toleransi dan cinta damai. Selain itu, kepada peserta didiknya.
menurut Komalasari & Saripudin (2016) Penguatan pendidikan karakter
menjelaskan bahwa terdapat hal yang berbasis kearifan lokal bagi peserta didik
perlu diperhatikan dalam pembelajaran di sekolah dapat dilakukan dalam proses
berbasis kearifan lokal, yaitu 1) Materi pembelajaran di kelas dengan cara
yang diajarkan harus mengandung nilai pendidik terlebih dahulu menyusun
sosial dan budaya yang diperoleh dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
kearifan lokal yang dikembangkan ke dan mengembangakan materi
dalam silabus dan rencana pelajaran yang pembelajaran dengan memperhatikan
mencakup kompetensi dasar, 2) Pendidik kearifan lokal yang ada di masyarakat.
harus mengintegrasikan nilai-nilai Adapun beberapa contohnya
kehidupan sosial dan budaya ke dalam adalah sebagai berikut.
pengalaman peserta didik melalui materi 1. Pada pembelajaran Bahasa indonesia
pembelajaran sehingga peserta didik di SD dengan kompetensi Dasar
dapat mengidentifikasi, mengeksplorasi, “Memahami kedudukan, fungsi dan
mengklarifikasi, menganalisis nilai-nilai ragam bahasa Indonesia”, maka
yang terkandung dalam materi pendidik dapat membuat apersepsi
pembelajaran tersebut. Dengan demikian, tentang keragaman bahasa daerah di
peserta didik diharapkan mampu Indonesia dengan menunjukkan
menginternalisasi dan menerapkan nilai- bentuk-bentuk pengucapan angka 1-10
nilai tersebut ke dalam kehidupan sosial dengan menggunakan berbagai bahasa
dan budaya dalam aktivitas keseharian daerah yang ada di masyarakat
mereka di kelas, sekolah, rumah dan tersebut. Peserta didik diminta
masyarakat. mengulangi secara bersama-sama.
Dalam pelaksanaan pembelajaran inti,
pendidik juga dapat membuat materi

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume 15 Nomor 2, Oktober 2020 (halaman 101 - 111) https://ojs.unm.ac.id/supremasi 107

dengan mencontohkan berbagai pekerjaan, status sosial dan


bahasa daerah di Indonesia dan sebagainya demi menumbuhkan
meminta peserta didik memperagakan kesadaran kepada peserta didik
percakapan tersebut (Iswatiningsiha, adanya perbedaan. Selanjutnya
2019). Jadi pendidikan karakter setelah peserta didik mengetahui
berbasis kearifan lokal yang dapat tentang perbedaan tersebut, pendidik
dikembangkan dalam pembelajaran di berupaya untuk membangun kesatuan
kelas, khususnya pada pembelajaran dan persatuan bangsa (Iswatiningsiha,
Bahasa Indonesia adalah karakter rasa 2019). Jadi pendidikan karakter
ingin tahu dan disiplin. berbasis kearifan lokal yang
2. Pada pembelajaran IPS di sekolah dikembangkan dalam pembelajaran
dasar. Khusus pada materi IPS, di kelas, khususnya pada
pendidik dapat merencanakan pembelajaran PKn adalah karakter
kegiatan atau tugas- tugas yang akan rasa ingin tahu dan toleransi
diberikan kepada peserta didik yang 4. Pada pembelajaran IPS di SMP
bersumber dari kearifan lokal dengan KD berikut. 3.1 Memahami
masyarakat sekitar. Kegiatan ini konsep ruang (lokasi, distribusi,
dapat dilakukan melalui observasi potensi, iklim, bentuk muka bumi,
disertai tugas tentang pelaporan hasil geologis, flora, dan fauna) dan
observasi. Selain itu, jika kegiatan interaksi antarruang di Indonesia serta
observasi belum memungkinkan, pengaruhnya terhadap kehidupan
pendidik dapat memberikan bahan manusia dalam aspek ekonomi,
bacaan atau teks tentang kearifan sosial, budaya, dan pendidikan. 4.1
lokal yang ditunjang dengan media Menjelaskan konsep ruang (lokasi,
gambar dan video, agar peserta didik distribusi, potensi, iklim, bentuk
dapat memiliki deskrispi yang jelas muka bumi, geologis, flora dan fauna)
tentang kearifan lokal yang ada dan interaksi antar ruang di Indonesia
sekitar tempat tinggal peserta didik. serta pengaruhnya terhadap
Contohnya dengan memperlihatkan kehidupan manusia Indonesia dalam
video proses penyulingan minyak aspek ekonomi, sosial, budaya dan
daun cengkeh di daerah Watulimo pendidikan (Iswatiningsiha, 2019).
Kabupaten Trenggalek Jawa Timur, Jadi pendidikan karakter berbasis
khususnya sekolah yang ada di sekitar kearifan lokal yang dikembangkan
daerah tersebut (Rachmadyanti, dalam pembelajaran di kelas,
2017). Jadi pendidikan karakter khususnya pada pembelajaran IPS
berbasis kearifan lokal yang dapat adalah karakter rasa ingin tahu,
dikembangkan dalam pembelajaran tanggung jawab, toleransi, kreatif,
di kelas tersebut, khusus pada peduli sosial dan peduli lingkungan
pembelajaran IPS adalah karakter Berdasarkan beberapa contoh di
disiplin, tanggung jawab, kerjas atas, penguatan pendidikan karakter
keras, toleransi dan peduli berbasis kearifan lokal bagi peserta didik
lingkungan. dapat dilakukan dengan menyisipkan
3. Pada pembelajaran PKn, contohnya nilai-nilai karakter kedalam berbagai
pada tema “Kemajemukan”, maka mata pelajaran yang diajarkan di sekolah.
pendidik dapat menyiapkan materi Nilai-nilai yang terkandung dalam
berbasis kearifan lokal masyarakat kearifan lokal tersebut tidak hanya
Indonesia yang berbeda-beda suku, ditanamkan secara teori didalam kelas.
agama, bahasa, pendidikan, Namun, peserta didik harus

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
108 __Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Bagi Peserta…, Sakman & Sri Rahmadani Syam

mempraktekkan nilai- nilai tersebut dikembangkan pada kedua contoh di atas


kedalam kehidupan sehari- hari sebagai adalah kasih sayang dan peduli, tanggung
pembiasaan. Hal ini sejalan dengan jawab, mandiri, religius dan disiplin.
pendapat Mulyasa dalam Ramdhani Oleh karena itu, proses
(2014) menyatakan bahwa pendidikan pembentukan karakter peserta didik perlu
karakter dilakukan melalui penciptaan mendapatkan dukungan dari berbagai
lingkungan yang kondusif salah satunya pihak, yaitu sekolah, keluarga dan
melalui pembiasaan. masyarakat agar peserta didik memiliki
Di sekolah, penguatan pendidikan karakter yang utuh dengan nilai-nilai
karakter berbasis kearifan lokal dapat yang luhur. Hal ini sejalan dengan
dilakukukan melalui pembiasaan dalam penelitian Wening (2012) menyatakan
kegiatan berliterasi. Pendidik atau bahwa faktor lingkungan memberikan
sekolah dapat memanfaatkan kearifan pengaruh yang positif dalam
lokal dari berbagai budaya yang ada di pembentukan karakter dan Kurniawan
Indonesia sebagai sumber literasi (2015) juga menyatakan bahwa
(Iswatiningsiha, 2019). Dengan pembiasaan-pembiasaan yang dilakukan
demikian, peserta didik menjadi secara berulang dan konsisten mulai dari
mengenal, memahami dan memiliki nilai- lingkungan keluarga, sekolah dan
nilai luhur yang akan ditampilkan dalam masyarakat dapat membentuk karakter
sikap dan perilaku sehari-hari sebagai peserta didik.
bentuk transfomasi diri peserta didik
yang memiliki karakter seutuhnya. PENUTUP
Di masyarakat, penguatan
pendidikan karakter berbasis kearifan Pendidikan karakter merupakan
lokal bagi peserta didik dapat dilakukan suatu usaha yang dilakukan dalam dunia
dengan cara bekerjasama dengan pendidikan untuk menanankan nilai- nilai
komunitas. Contohnya mendatangkan karakter kepada peserta didik yang
kesenian tari topeng Malangan di sekolah meliputi komponen pengetahuan,
dengan melihat langsung para pelaku seni kesadaran atau kemauan dan tindakan
dalam mempersiapkan hingga untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut di
pelaksanaan kegiatan akan membuat dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena
peserta didik terpesona sehingga mereka itu, proses pendidikan karakter yang
akan turut menjiwai karena merasa dekat dilakukan di sekolah bukan saja pada
dan tahu persis kesenian tari di konteks pengetahuan tentang perilaku
sekolahnya (Iswatiningsiha, 2019). yang baik tetapi harus ada tindakan atau
Contoh lainnya yang dilakukan oleh interaksi dalam
SMAN 3 Malang bagi peserta didik kelas mengimplementasikannya baik di
X, mereka datang ke masyarakat di sekolah, keluarga dan masyarakat
sebuah desa dan menginap di rumah- sehingga dapat membentuk karakter
rumah warga selama 3 hari, selama itu peserta didik menjadi pribadi yang
peserta didik membantu mengolah unggul, memiliki prestasi yang tinggi dan
makanan, membersihkan rumah dan memiliki perilaku yang baik
halaman serta beraktivitas bersama teman dilingkungannya.
dan warga desa seperti kerja bakti Kearifan lokal merupakan suatu
sehingga mereka merasakan budaya yang mengandung nilai-nilai
kebersamaan dengan masyarakat yang dimiliki masyarakat tertentu dan di
setempat (Iswatiningsiha, 2019). tempat tertentu yang dijadikan sebagai
Pendidikan karakter yang dapat pedoman dalam berperilaku di dalam

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume 15 Nomor 2, Oktober 2020 (halaman 101 - 111) https://ojs.unm.ac.id/supremasi 109

kehidupan sehari-harinya. Oleh karena Asmani, J. M. (2011). Buku Panduan


itu, setiap daerah memiliki kearifan lokal Pendidikan Karakter di
yang berbeda sebagai ciri khasnya yang Sekolah. Yogyakarta: Diva
dapat diwariskan dari generasi ke Press.
generasi. Menurut Asriati (2012) nilai- Asriati, N. (2012). Mengembangkan
nilai karakter yang dapat dikaitkan Karakter Peserta Didik
dengan kearifan lokal, yaitu 1) cinta Berbasis Kearifan Lokal
kepada Allah dan alam semesta beserta Melalui Pembelajaran di
isinya, 2) tanggung jawab, disiplin, Sekolah. Jurnal Pendidikan
mandiri dan kerja keras, 3) jujur, 4) Sosiologi dan Humaniora,
hormat dan santun, 5) kasih sayang dan 3(2), 106-119.
peduli, 6) rasa ingin tahu, percaya diri, Barnawi & Arifin, M. (2012). Strategi
kreatif dan pantang menyerah, 7) dan Kebijakkan
keadilan dan kepemimpinan, 8) baik dan Pembelajaran Pendidikan
rendah hati, 9) toleransi dan cinta damai. Karakter. Yogyakarta: Ar-
Nilai-nilai inilah yang dapat Ruzz Media.
dikembangkan sebagai sarana pendidikan Departemen Pendidikan Nasional.
karakter berbasis kearifan lokal. (2010). Bahan Pelatihan
Penguatan pendidikan karakter berbasis Penguatan Metodologi
kearifan lokal bagi peserta didik di Pembelajaran Berdasarkan
sekolah dapat dilakukan dengan cara Nilai-Nilai Budaya untuk
mengintegrasikan penyusunan rencana Membentuk Daya Saing dan
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan Karakter Bangsa. Jakarta:
pengembangan materi pembelajaran pada Pusat Kurikulum.
setiap mata pelajaran dengan kearifan Fajarini, U. (2014). Peranan Kearifan
lokal yang ada di masyarakat setempat. Lokal dalam Pendidikan
Selain itu, dalam pembentukan karakter Karakter. Jurnal Sosio
peserta didik perlu mendapatkan Didaktika, 1(2), 123-130.
dukungan dari berbagai pihak, yaitu Hart, C. (2018.) Doing a Literature
sekolah, keluarga dan masyarakat agar Review: Releasing the
peserta didik memiliki karakter yang utuh Research Imagination. SAGE
dengan nilai-nilai yang luhur. Publication.
Howard, R. W., Berkowitz, M. W., &
DAFTAR PUSTAKA Schaeffer, E. F. (2004).
Politics of Character
Akhmar, A. M., & Syarifuddin. (2007). Education. Educational
Mengungkap Kearifan Policy, 18(1), 188–215.
Lingkungan Sulawesi Iswatiningsiha, D. (2019). Penguatan
Selatan. Makassar: PPLH Pendidikan Karakter
Regional Sulawesi, Maluku Berbasis Nilai-Nilai Kearifan
dan Papua, Kementerian Lokal di Sekolah Satwika.
Negara Lingkungan Hidup RI Jurnal Satwika Kajian Ilmu
dan Masagena Press. Budaya dan Perubahan
Arifah, F. N. (2016). Menjadi Guru Sosial, 3(2), 155-16.
Teladan, Kreatif, Inspiratif, Kemendiknas. (2010a). Pendidikan
Motivatif, dan Profesional. Karakter Terintegrasi dalam
Yogyakarta: Araska. Pembelajaran di Sekolah.
Jakarta: Direktorat PSMP.

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
110 __Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal Bagi Peserta…, Sakman & Sri Rahmadani Syam

Kemendiknas. (2010b). Pengembangan Hindu. Jurnal Widyacarya,


Pendidikan Budaya dan 4(1), 11-17.
Karakter: Pedoman untuk Priyambodo, A. B. (2017). Implementasi
Sekolah. Jakarta: Pendidikan Karakter:
Kemendiknas RI. Semangat Kebangsaan dan
Kevin, R., & Karen, B. (1999). Building Cinta Tanah Air pada
Character in Schools. San Sekolah Berlatar Belakang
Fransisco: John Willey & Islam di Kota Pasuruan.
Sons. Jurnal Sains Psikologi, 6(1),
Komalasari, K., & Saripudin, D. (2016). 9-15.
Culture-based contextual Priyatna, M. (2016). Pendidikan Karakter
social studies learning for Berbasis Kearifan Lokal.
development of social and Jurnal Pendidikan Islam,
cultural values of junior high 5(1), 1311-1336.
school students. Social Rachmadyanti, P. (2017). Penguatan
Sciences (Pakistan), 11(23), Pendidikan Karakter bagi
5726–5731. Siswa Sekolah Dasar melalui
Komara, E .(2018). Penguatan Kearifan Lokal. JPSD, 3(2),
Pendidikan Karakter dan 201-214.
Pembelajaran Abad 21. Ramdani, E. (2018). Model
South-East Asian Journal for Pembelajaran Kontekstual
Youth, Sports & Health Berbasis Kearifan Lokal
Education, 4(1), 17-26. Sebagai Penguatan
Kurniawan, M. I. (2013). Integrasi Pendidikan Karakter. Jurnal
Pendidikan Karakter ke Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial,
dalam Pembelajaran 10(1), 1-10.
Kewarganegaraan dI Sekolah Ramdhani, M. A. (2014). Lingkungan
Dasar. Jurnal Pemikiran dan Pendidikan dalam
Pengembangan SD, 1(1), 37- Implementasi Pendidikan
45. Karakter. Jurnal Pendidikan
Kurniawan, M. I . (2015). Tri Pusat Universitas Garut, 8(1), 28-
Pendidikan sebagai Sarana 37.
Pendidikan Karakter Anak Revell, L., & Arthur, J. (2007). Character
Sekolah Dasar. Jurnal education in schools and the
Pedagogia, 4 (1), 41-49. education of teachers.
Lickona, T. (1991). Educating For Journal of Moral Education,
Character: How Our School 36(1), 79–92.
Can Teach Respect and Samani, M., & Hariyanto. (2014). Konsep
Rresponsibility. New York: dan Model Pendidikan
Bantam Book. Karakter. Bandung: Remaja
Ningsih, T. (2015). Implementasi Rosdakarya.
Pendidikan Karakter. Siregar, Y. E. Y., Zulela, M. S.,
Purwokerto: STAIN Prayuningtyas, A. W.,
Purwokerto. Rachmadtullah, R., & Pohan,
Parmajaya, I. P G. (2020). Penguatan N. (2018). Self Regulation,
Pendidikan Karakter Emotional Intelligence With
Berbasis Kearifan Lokal Tri Character Building In
Hita Karana Para Siswa Elementary School.

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume 15 Nomor 2, Oktober 2020 (halaman 101 - 111) https://ojs.unm.ac.id/supremasi 111

Advances in Social Science,


Education and Humanities
Research, 251, 315-318.
Siska, Y. (2018). Implementasi Nilai
Pendidikan Karakter di
Sekolah Dasar Negeri 4
Kotakarang Bandarlampung.
Prosiding Seminar dan
Diskusi Nasional Pendidikan
Dasar (hlm. 31-3).
Wening, S. (2012). Pembentukan
Karakter Bangsa melalui
Pendidikan Nilai. Jurnal
Pendidikan Karakter UNY.
2(1), 55-66.
Yunus, R. (2014). Nilai-Nilai Kearifan
Lokal (Local Genius)
Sebagai Penguat Karakter
Bangsa: Studi Empiris
TentangHuyula. Yogyakarta:
Deepublish.

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369

Anda mungkin juga menyukai