Tugas Manajemen Bencana
Tugas Manajemen Bencana
Tugas Manajemen Bencana
SKENARIO
Kabupaten Z merupakan salah satu kabupaten di Provinsi A dengan kondisi wilayah yang
berbukit-bukit. Berdasarkan catatan tahun-tahun sebelumnya ada beberapa daerah yang
rawan terjadinya tanah longsor terutama di musim penghujan. Dua hari yang lalu sekitar
pukul 04.00 waktu setempat telah terjadi bencana tanah longsor yang melanda beberapa
wilayah di Kecamatan Bukit Raya dan Kecamatan Punai di Kabupaten Z.
Adapun kerusakan dan kerugian yang diperkirakan terjadi akan berdampak pada:
1. Penduduk
a. Kec. Bukit Raya
- Desa Gunung Sugih jumlah penduduk 5.783 jiwa, dengan persentase penduduk
terancam sebesar 45%. Penduduk yang mengungsi ada 80% dari penduduk terancam
dan 15% diantaranya adalah balita. Jumlah korban meninggal sebanyak 86 orang,
hilang 10 orang dan korban luka sebanyak 210 orang (25% luka berat). Luka berat :
kasus luka yang membutuhkan pembedahan darurat.
- Desa Rogo Jampi jumlah penduduk 6.369 jiwa, dengan persentase penduduk
terancam sebesar 40%. Penduduk yang mengungsi ada 90% dari penduduk terancam
dan 20% diantaranya adalah balita. Jumlah korban meninggal sebanyak 55 orang,
hilang 28 orang dan korban luka sebanyak 356 orang (20% luka berat).
b. Kec. Punai
Desa Mekar Sari jumlah penduduk 4.452 jiwa, dengan persentase penduduk terancam
sebesar 30%. Penduduk yang mengungsi ada 65% dari penduduk terancam dan 15%
diantaranya adalah balita. Jumlah korban meninggal sebanyak 15 orang, hilang 7
orang dan korban luka sebanyak 114 orang (10% luka berat).
2. Fasilitas Umum
Sarana jalan menuju lokasi tidak dapat dilalui oleh kendaraan karena tertimbun
longsor.
1
Aliran listrik ke daerah bencana terputus sama sekali. Beberapa tempat seperti kantor
pemerintahan dan rumah penduduk menggunakan genset.
Fasilitas PDAM di daerah bencana terputus, demikian pula sarana air bersih
penduduk yang umumnya sumur gali banyak yang terkubur.
Sarana komunikasi yang berfungsi adalah radio komunikasi dengan menggunakan
Rig dan HT.
3. Fasilitas Kesehatan
Hanya 1 unit Pustu yang rusak tertimbun yaitu Pustu Gunung Sugih kec. Bukit Raya
sehingga tidak dapat difungsikan.
4. Ekonomi
Dari sektor ekonomi diperkirakan bencana tanah longsor mempunyai dampak
lumpuhnya pasar penduduk selama 2 minggu akibat rusaknya pasar kecamatan Bukit
Raya dan beberapa toko/warung.
5. Pemerintahan
Dampak bencana yang diperkirakan akan berpengaruh terhadap pemerintahan dengan
rusaknya kantor desa Gunung Sugih dan Rogo Jampi Kec. Bukit Raya.
6. Lingkungan
- Dampak bencana juga diperkirakan akan berpengaruh terhadap rusaknya lingkungan
berupa persawahan 100 ha dan perkebunan 3.800 ha.
Ada rencana sebagian pengungsi akan di tampung di GOR yang mempunyai daya tampung
7.000 jiwa dengan fasilitas kamar mandi 10 buah dan WC 10 buah kondisi baik, akan tetapi
aliran air mati. Pengungsi lainnya akan ditampung di lapangan alun-alun kota.
Diperkirakan waktu pengungsian ini memakan waktu 3 bulan menunggu relokasi kembali.
1. sebuah RSUD dengan kapasitas 100 TT dengan tenaga kesehatan yang dimiliki : dr. sp.
Dalam 2 orang, dr. umum 15 orang, perawat 40 orang, bidan 4 orang, apoteker 1 orang,
asisten apoteker 2 orang, ahli gizi 2 orang. Sarana ambulans 1 unit dan mobil jenazah 1 unit.
2
2. Puskesmas di Kabupaten Z ada 10 unit, 2 diantaranya adalah puskesmas rawat inap dengan
kapasitas masing-masing 20 TT. Setiap Puskesmas yang ada di kabupaten Z memiliki tenaga
dokter umum 1 orang, 6 orang perawat, 1 orang sanitarian. Puskesmas yang berada di lokasi
bencana bukan merupakan Puskesmas Rawat Inap dan masing-masing Puskesmas juga telah
memiliki 1 unit kendaraan operasional Pusling yang masih layak operasional.
Fasilitas PDAM di daerah bencana terputus, demikian pula sarana air bersih
penduduk yang umumnya sumur gali banyak yang terkubur.
Sarana komunikasi yang berfungsi adalah radio komunikasi dengan menggunakan
Rig dan HT.
7. Fasilitas Kesehatan
Hanya 1 unit Pustu yang rusak tertimbun yaitu Pustu Gunung Sugih kec. Bukit Raya
sehingga tidak dapat difungsikan.
8. Ekonomi
Dari sektor ekonomi diperkirakan bencana tanah longsor mempunyai dampak
lumpuhnya pasar penduduk selama 2 minggu akibat rusaknya pasar kecamatan Bukit
Raya dan beberapa toko/warung.
9. Pemerintahan
Dampak bencana yang diperkirakan akan berpengaruh terhadap pemerintahan dengan
rusaknya kantor desa Gunung Sugih dan Rogo Jampi Kec. Bukit Raya.
10. Lingkungan
- Dampak bencana juga diperkirakan akan berpengaruh terhadap rusaknya lingkungan
berupa persawahan 100 ha dan perkebunan 3.800 ha.
Ada rencana sebagian pengungsi akan di tampung di GOR yang mempunyai daya
tampung 7.000 jiwa dengan fasilitas kamar mandi 10 buah dan WC 10 buah kondisi baik,
akan tetapi aliran air mati. Pengungsi lainnya akan ditampung di lapangan alun-alun kota.
Diperkirakan waktu pengungsian ini memakan waktu 3 bulan menunggu relokasi kembali.
3
3. sebuah RSUD dengan kapasitas 100 TT dengan tenaga kesehatan yang dimiliki : dr. sp.
Dalam 2 orang, dr. umum 15 orang, perawat 40 orang, bidan 4 orang, apoteker 1 orang,
asisten apoteker 2 orang, ahli gizi 2 orang. Sarana ambulans 1 unit dan mobil jenazah 1 unit.
4. Puskesmas di Kabupaten Z ada 10 unit, 2 diantaranya adalah puskesmas rawat inap dengan
kapasitas masing-masing 20 TT. Setiap Puskesmas yang ada di kabupaten Z memiliki tenaga
dokter umum 1 orang, 6 orang perawat, 1 orang sanitarian. Puskesmas yang berada di lokasi
bencana bukan merupakan Puskesmas Rawat Inap dan masing-masing Puskesmas juga telah
memiliki 1 unit kendaraan operasional Pusling yang masih layak operasional.
4
Formulir 4
E. LOKASI BENCANA
Provinsi A Kabupaten Z Kec. Bukit Desa Gunung 45% dari 5.783 jiwa Berbukit-bukit
Raya Sugih
Desa Rogo Jampi 40 % dari 4.452 jiwa Berbukit-bukit
F. JUMLAH KORBAN
5
a. Korban meninggal
Kewarga
Nama Alamat Tempat Penyebab
No Jumlah Usia negaraan
Desa Korban Korban meninggal Kematian
(No. Passport)*
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1Gunung Sugi 86 - - - Tertimbu
-
n lonsor
2 Rogo 55 - - - Tertimbu
-
n longsor
b. Korban hilang
Jumlah Kewarganegaraan Alamat
No Nama Usia Lokasi Hilang
Korban (No. Passport)* Korban
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
d. Jenis penyakit yang berpotensi KLB adalah covid 19, diare, ISPA, cacar, malaria,
campak, leptospirosis, masalah gizi
6
Jumlah
kasus
Nama
ganggua n Jumlah Jumlah Penduduk Rentan
Kec dan dusun/desa
Temp
jia/psiko Pengungsi
at
sosial
Pengu
Kab/Kota
ngsia n
Cacat Lansia
Dewasa
Buteki
Bumil
Balita
Anak
Bayi
Jml
KK
P
L
L P L P
7
□ Belum tersedia/belum ada
4. Air Bersih
□ Cukup
□ Tidak Cukup
A. KONDISI SANITASI DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI LOKASI PENAMPUNGAN PENGUNGSI
No. Jenis Fasilitas Kondisi
(1) (2) (3)
1. Jenis tempat penampungan □ bangunan permanen □ bangunan
darurat
3. Kapasitas penyediaan air □ memadai (min. 5L /or/hr pada hari □ tidak memadai
bersih pertama kejadian krisis dan 15
L/or/hari pada hari berikutnya)
8
(4) Persalinan Kit :
□ Tidak ada □ Ada
(5) SDM :
Jumlah:
□ Tidak Cukup □ Cukup
Kompetensi :
□ Tidak Memenuhi □ Memenuhi
9
1 2
- dokter
- Dokter 2 spesialis
5
spesialis -dokter
-Dokter 15 umum
2
umum -dokter gigi
2
RSUD di Kab Z -Perawat 40 -perawat gigi
18
-Bidan 4 -perawat
2
-Apt 1 -apoteker
3
-Asist apt 2 -asist apt
2
-Ahli gizi 2 -SKM
2
-Ahli gizi
2 2
- dokter
spesialis
5
-dokter
1 umum
-Dokter 2
-dokter gigi
10 puskesmas di umum 6 2
-perawat gigi
kabupaten Z -Perawat 18
-perawat
-Sanitarian 2
1 -apoteker
3
-asist apt
2
-SKM
2
-Ahli gizi
10
Membangun kembali sistem data untuk pengobatan pasien
Memperkuat perawatan di rumah bagi pasien dengan penyakir kronis (menular
dan tidak menular)
2. Upaya Sub Klaster Pengendalian Penyakit, Penyehatan Lingkungan dan Air Bersih
Sub Klaster Pengendalian Penyakit
a) Melakukan pengendalian penyakit leptospirosis
b) Mengidentifikasi terjadinya kasus diare, hepatitis A, Meningitis,
ISPA, tifoid, DBD, Malaria, Dermatitis
c) Pencegahan dan pengendalian Covid-19
Sub Klaster Penyehatan Lingkungan dan Air Bersih
a) Melakukan penilaian cepat bidang kesehatan
b) Memberikan edukasi PHBS pada penanggung jawab Pos
Pengungsian.
c) Melakukan desinfeksi dan pembersihan lingkungan di Puskesmas
d) Melakukanan pengelolaan sampah
e) Melakukan pengawasan obat dan makanan
3. Upaya Sub Klaster Pelayanan Gizi
Pendataan kelompok rentan
Menyiapkan tempat dan menyusun jadual konsultasi ASI dan PMBA
Mobilisasi konselor ASI dan PMBA
Mobilisasi logistik MPASI
Menyiapkan dapur umum
Melakukan pengawasan bantuan pangan
4. Upaya Sub Klaster Pelayanan Kesehatan Jiwa
Melakukan Psychological First Aid dengan sasaran prioritas anak-anak.
Melakukan skrining kesehatan jiwa oleh tim kesehatan jiwa dengan sasaran
penyintas anak-anak dan dewasa.
Melakukan psikoedukasi, psikoterapi
5. Upaya Sub Klaster Kesehatan Reproduksi
Pada saat tanggap darurat menetapkan rujukan untuk persalinan yaitu di Posko
GOR dan Alun-alun kota yang tidak terkena longsor
11
Penguatan program keluarga berencana
Pelayanan kesehatan ibu dan anak
Pencegahan Infeksi saluran kemih
Penanganan kekerasan berbasis gender
Pelayanan kesehatan reproduksi remaja
Mencegah penularan IMS
6. Upaya Sub Klaster DVI
Menyelenggarakan identifikasi korban meninggal dan
penatalaksanaannya
7. Upaya Tim Logistik Kesehatan
Memobilisasi obat-obatan dan perbekalan kesehatan
dari buffer stock provinsi dan kabupaten/kota termasuk
vaksin anti tetanus dan serum anti bisaular.
Mendistribusikan paket bantuan kebersihan, makanan,
snack, pakaian layak pakai, handuk, pembalut wanita,
pakaian dalam dan selimut.
D. REKOMENDASI
1. Upaya Sub Klaster Pelayanan Kesehatan
a. Penambahan SDM khususnya tenaga kesehatan dan medis
b. Memperkuat kapasitas untuk protesis dan rehabilitasi
c. Membangun kembali sistem data untuk pengobatan pasien
d. Memperkuat perawatan di rumah bagi pasien dengan penyakir kronis (menular dan tidak
menular.
2. Upaya Sub Klaster Pengendalian Penyakit, Penyehatan Lingkungan dan Air
a. Pendidikan/promosi kesehatan masyarakat
12
b. Pengembalian atau pembangunan program pengendalian Covid-19, TB, malaria dan HIV yang
komprehensif
c. Penyediaan ruangan khusus untuk penanganan dan isolasi sebagai persiapan kemungkinan
munculnya KLB Covid-19
d. Kampanye vaksinasi di daerah berisiko
e. Integrasi lebih lajut dari program vertikal dengan layanan lainnya
f. Perbaikan pembuangan limbah cair dan padat
g. Perbaikan atau pembangunan sarana air bersih, sarana tempat cuci tangan, jamban, dan
tempat sampah.
3. Upaya Sub Klaster Pelayanan Gizi
a. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi sebagai bagian dari surveilans gizi untuk mengetahui
kebutuhan yang diperlukan dan melaksanakan kegiatan pembinaan gizi.
b. Tindak lanjut atau respon dari informasi yang diperoleh secara terintegrasi dengan kegiatan
pelayanan kesehatan masyarakat.
c. Koordinasi dengan Dinas Sosial terkait bantuan makanan.
4. Upaya Sub Klaster Pelayanan Kesehatan Jiwa
a. Meningkatkan kesejahteraan psikososial dengan memperkuat dan mengintegrasikan ke
struktur layanan yang ada
b. Rehabilitas korban hingga mencapai ketahanan hidup dan kualitas hidup yang optimal.
5. Upaya Sub Klaster Kesehatan Reproduksi dan KIA
a. Menyelenggarakan kembali imunisasi rutin.
b. Menggunakan IMCI (Intergrated Management of Childhood Illnesses) sebagai bagian dari
paket pelayanan kesehatan dasar termasuk pemberdayaan masyarakat
c. Memastikan penyediaan berkelanjutan Paket layanan awal minimum
d. Monitoring dan evaluasi dengan menggunakan mekanisme Pemantauan Wilayah seempat
Kesehan Ibu dan Anak (PWS KIA) Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi ditentukan
langkah pada saat transisi serta pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif
e. Integrasi Intervensi termasuk perawatan antenatal (ANC) Prevention of Mother To Child
Transmission of HIV (PMTCT) gizi dan imunisasi.
6. Upaya Sub Klaster DVI
a. Rekonsiliasi proses jenazah
b. Pengembalian jenazah pada keluarga
7. Upaya Tim Logistik Kesehatan
a. Pendistribusian dan Penyerahan Logistik Kesehatan
b. Penyedian Makanan tambahan berupa Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Balita, PMT
Ibu Hamil dan PMT Anak sekolah;
c. Peralatan/bahan kesehatan lingkungan berupa Penjernih Air Cepat (PAC), Air bersih,
insektisida, kaporit, kantong sampah, lem lalat serta sanitasi umum.
d. Sarana dan prasarana berupa; tenda pos kesehatan, rompi petugas dan lain-lain yang
dianggap perlu
13
17 /November./2021
____________________ ____________________
NIP. 0123456 NIP. 01234567
14
o Pengawasan dan pengamanan makanan dan minuman, sebab lumpuhnya pasar untuk me
mbeli bahan- bahan makanan.
Subklaster Penenganan Gizi
o Ketika situasi sudah mulai agak stabil melakukan penilaian gizi balita dan faktor
pemburuknya serta memastikan pemberian makanan sesuai dengan spesifik kebutuhan
o Memastikan ASI tetap diberikan dalam situasi darurat & melakukan pengawasan
pemberian susu formula.
o Mengupayakan menu makanan dapat sesuai dengan kebiasaan makan setempat, mudah
diangkut, disimpan dan didistribusikan serta memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral
Subklaster kespro
o Risiko kekerasan seksual dapat meningkat selama keadaaan bencana karena adanya
ketidakstabilan sosial
o Penularan IMS/HIV dapat meningkat di area dengan kepadatan populasi tinggi
o Kurangnya layanan Keluarga Berencana meningkatkan risiko yang berhubungan dengan
kehamilan yang tidak diinginkan
Subkalster Kesehatan Jiwa
o Menyebarluaskan informasi yang sederhana dan empati untuk menenangkan
masyarakat; Psychological First Aid.
o Penanganan medis penyintas (korban) bencana yang mengalami gangguan jiwa
o Promosi kesehatan jiwa di lokasi pengungsian
Subklaster DVI
o Pengelolaan jenazah (korban mati) , meliputi :Evakuasi jenazah dari lokasi kejadian ke
fasilitas pengelolaan jenazah, dentifikasi jenazah korban bencana Pengembalian jenazah
15
kepada keluarga dan Penguburan jenazah yang tidak diambil keluarga atau tidak
teridentifikasi
2. Apa saja upaya yang harus dilakukan dalam penanggulangan krisis kesehatan pada
skenario ini terkait dengan adanya Pandemi Covid 19 (upaya pencegahan,
penatalaksanaan kasus, adaptasi kebiasaan baru) ?
Perlu adanya prioritas pada kelompok yang rentan
Perlu adanya identifikasi orang-orang dengan suspek, propable, kontak erat dan
konfirmasi positif, karena berpotensi menjadi sumber penularan..
Perbanyak sarana untuk mencuci tangan secara teratur, terutama di pintu masuk tempat
pengungsian, fasilitas-fasilitas umum dan tempat berkumpul.
Upaya Pencegahan Infeksi seperti: pengendalian alur pergerakan pengungsi,
pengurangan kepadatan dan penyaringan pendatang baru.
Menyediakan dukungan kesehatan mental dan psikososial kepada orang-orang yang
terisolasi dan keluarga mereka, serta kegiatan mobilisasi masyarakat untuk menghindari
stigmatisasi orang-orang yang terisolasi
Pelayanan kesehatan harus tetap bejalan dengan mematuhi prokes dan SOP adaptasi
kebiasaan baru.
Memberdayakan masyarakat dalam rangka melindungi dirinya sendiri, sehat dan
selamat dengan melaksanakan protocol kesehatan covid-19.
Memastikan ventilasi di ruangan pengungsian dalam keadaan baik.
Menginformasikan kepada pengungsi apa yang dapat terjadi jika mereka merasa sakit
dan kemana mereka harus pergi untuk mendapatkan bantuan.
Melakukan RHA (Rapid Health Assessment) ;
Aktivasi Klaster Kesehatan dan mobilisasi Tim RHA, Tim Medis Darurat dan Tim
Kesehatan Masyarakat (Surveilans, Gizi, Kesling, Kespro, Kesehatan Jiwa, Promkes)
Menyusun dan melaksanakan Rencana Operasi Krisis Kesehatan berdasarkan hasil
RHA dan Rencana Kontigensi (jika sudah ada) dengan memperhatikan protokol
kesehatan COVID-19
16
Memastikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terdampak berjalan sesuai standar
dan telah terintegrasi dengan Protokol kesehatan COVID-19 dengan memperhatikan
kepentingan kelompok rentan;
a. Upaya pencegahan,
1) Jaga jarak minimal 1 meter
2) Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau hand sanitizer
3) Menggunakan masker
4) etika batuk/bersin
5) jaga imunitas tubuh dan kendalikan komorbid
6) Tenaga kesehatan yang berusia lebih 60 tahun dan/atau yang memiliki komorbid
tidak direkomendasikan untuk melakukan penanggulangan krisis kesehatan
7) Pengaturan jam kerja 40 jam seminggu (waktu kerja harian 7-8 jam dan tidak
melebihi 12 jam sehari)
8) Mendapatkan fasilitas pemeriksaan kesehatan pra dan pasca penugasan termasuk
diantaranya adalah pemeriksaan Swab (RT-PCR), untuk mengetahui status kesehatan
kerja atau kelaikan kerja untuk nakes dengan komorbid atau kondisi khusus seperti
kehamilan sebelum ditugaskan melakukan upaya penanggulangan krisis kesehatan
9) Menggunakan APD sesuai dengan level pelayanan (masker medis, face shield, hand
schoon, coverall) mengacu kepada pedoman penggunaan APD Kementerian
Kesehatan dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19
10) Pelatihan pemakaian dan pelepasan APD
11) Menerapkan secara ketat protokol kesehatan (memakai masker, mencuci tangan
dengan sabun dan menjaga jarak)
12) Fasililas isolasi bagi nakes yang tertular Covid 19
17
b. Penatalaksanaan Kasus
1) Bila berada di tempat pengungsian, tetap terapkan protokol kesehatan pencegahan
penyebaran COVID-19 yaitu memakai masker, menjaga jarak aman dan cuci tangan
pakai sabun di air mengalir/hand sanitizer.
2) Bila ada warga yang sedang menjalankan isolasi mandiri, maka pastikan untuk
ditempatkan pada lokasi khusus bagi pengungsi yang menjalani isolasi mandiri.
3) Selain itu menjaga ventilasi di ruangan pengungsian agar udara dapat keluar masuk
ruangan dengan baik.
4) memastikan semua staf di lapangan, pengungsi dan masyarakat sekitar memiliki akses ke
daftar kontak dan informasi yang relevan.
5) Buat dan latih fokal poin (di tingkat blok dan sektor, jika ada) atau para pemimpin/tokoh
masyarakat tentang praktik mencuci tangan yang baik dan cara memantau populasi yang
rentan dan berisiko tinggi
6) Informasikan kepada pengungsi apa yang dapat terjadi jika mereka merasa sakit dan ke
mana mereka harus pergi untuk mendapatkan bantuan.
7) Memantau dan aktif melawan isu/rumor negatif atau informasi menyesatkan (hoax) yang
dapat membahayakan individu atau kelompok yang tinggal di tempat pengungsian dan
sekitarnya.
8) Utamakan dan gunakan metode yang berbeda-beda untuk menyebarkan pesan dan
informasi, seperti materi KIE (komunikasi, informasi dan edukasi), pengumuman radio,
aplikasi maya/online dan pengumuman lewat corong daripada cara-cara seperti dari pintu
ke pintu atau rapat fisik.
9) Perbanyak sarana untuk mencuci tangan secara teratur, terutama di pintu masuk tempat
pengungsian, fasilitas-fasilitas umum dan tempat berkumpul.
10) Upaya Pencegahan Infeksi seperti: pengendalian alur pergerakan pengungsi, pengurangan
kepadatan dan penyaringan pendatang baru.
11) menyediakan dukungan kesehatan mental dan psikososial kepada orang-orang yang
terisolasi dan keluarga mereka, serta kegiatan mobilisasi masyarakat untuk menghindari
stigmatisasi orang-orang yang terisolasi
18
3. Seandainya kita mundur sebelum kejadian bencana terjadi, upaya-upaya apa saja
yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan di puskesmas pada tahap prakrisis
kesehatan untuk mengurangi risiko krisis kesehatan?
20