Rangkuman Model Transportasi - Adelia Rinenda
Rangkuman Model Transportasi - Adelia Rinenda
Rangkuman Model Transportasi - Adelia Rinenda
Dalam arti langsung, model ini digunakan untuk menentukan biaya minimum untuk
transportasi satu komoditi dari berbagai sumber ke berbagai tujuan.
Model ini dapat diperluas untuk digunakan dalam bidang kontrol persediaan
(inventory control), penjadwalan pekerja, personel assigment dsb.
Model ini juga dapat dimodifikasi untuk digunakan bagi multiple commodities.
Arti langsung model transportasi mencari rencana transportasi satu komoditi dari
beberapa sumber ke beberapa tujuan.
2. Kuantitas komoditas atau barang yang didistribusikan dari setiap sumber dan yanag
diminta oleh setiap tujuan, besarnya tertentu.
3. Komoditas yang dikirim atau diangkut dari suatu sumber ke suatu tujuan, besarnya
sesuai dengan permintaan dan atau kapasitas sumber.
4. Ongkos pengankutan kapasitas dari suatu sumber ke suatu tujuan, besarnya tertentu.
Objektif Model
Menentukan jumlah unit yang harus dikirimkan dari setiap sumber kesetiap tujuan
sehingga diperoleh biaya total transportasi yang minimum.
Asumsi Dasar
Biaya transportasi pada suatu route berbanding lurus dengan jumlah unit yang
ditransportasikan.
Minimumkan Z =
Dengan kendala :
i = 1, 2, ………, m
j = 1, 2, ………, n
Xij ³ 0 untuk semua i dan j
m
Xij b j j = 1, 2, ………, n
i 1
Contoh : Sebuah perusahaan kontraktor menangani dua lokasi konstruksi P dan S yang
membutuhkan campuran agregat pasir dan kerikil. Campuran agregat ini dapat diperoleh dari
tiga sumber A, B dan C. kapasitas dari ketiga sumber tersebut masing-masing adalah 1000,
1500 dan 1200 m3. jumlah kebutuhan agregat dari kedua lokasi adalah masing-masing 2300
dan 1400 m3. Biaya transport per m3 material per km adalah kurang lebih Rp. 750,-
Jarak antara kedua lokasi dengan masing-masing sumber adalah sebagai berikut :
P S
A 10 15
B 8 7
C 12 5
Bila dinyatakan dalam biaya /m3
P S
A 7500 11250
B 6000 5250
C 9000 3750
Metode yang lain untuk menyatakan model transportasi adalah dengan menggunakan tabel
transportasi sebagai berikut :
Tujuan
P S Supply
(1) (2)
7500 11250
A (1) X11 X12 1000
6000 5250
Sumber B (2) X21 X22 1500
9000 3750
C (3) X31 X23 1200
Bila pada contoh diatas kapasitas sumber B adalah 1300 m3 (bukan 1500 m3), maka
keadaan tidak seimbang karena jumlah total supply (= 3500 m 3) tidak sama dengan
jumlah total permintaan (= 3700 m3).
® karena permintaan lebih dari supply dapat ditambahkan sumber dummy (dummy
source) fiktif dengan kapasitas 200 m3
Jumlah yang dikirimkan ke sebuah tujuan dari sebuah sumber dummy menyatakan
jumlah kekurangan pada tujuan tersebut. Karena sumber ini sebenarnya tidak ada,
maka biaya satuan transportasinya sama dengan nol.
P S
Sumber 0 0 200
dummy
2300 1400
Misalnya pada contoh diatas permintaan pada lokasi P turun menjadi 1900 m3.
P S Tujuan
dummy
A 7500 11250 0 1000
Aturannya:
Tujuan
1 2 3 4 ai
10 0 20 11
1 15
12 7 9 20
Sumber 2 25
0 14 16 18
3 5
bj 5 15 15 10
Tujuan
1 2 3 4 ai
10 0 20 11
1 5 10 15 15 10 0
12 7 9 20
Sumber 2 5 15 5 25 20 5 0
0 14 16 18
3 5 5 0
bj 5 15 15 10
0 5 0 5
0 0
Metode Ongkos terkecil /Inpeksi (Matrik Minimum)
Aturannya
12 7 9 20
Sumber 2 15 10 25 10 0
0 14 16 18
3 5 5 0
bj 5 15 15 10
0 0 0 0
Prosedur Pemecahan:
1) Hitung perbedaan antara dua biaya terkecil dari setiap baris dan kolom.
2) Pilih baris atau kolom dengan nilai selisih terbesar, lalu beri tanda kurung. Jika
nilai pada baris atau kolom adalah sama, pilih yang dapat memindahkan barang
paling banyak.
3) Dari baris/kolom yang dipilih pada (2), tentukan jumlah barang yang bisa
terangkut dengan memperhatikan pembatasan yang berlakubagi baris atau
kolomnya serta sel dengan biaya terkecil.
4) Hapus baris atau kolom yang sudah memenuhi syarat sebelumnya (artinya suplai
telah dapat terpenuhi).
5) Ulangi langkah (1) sampai (4) hingga semua alokasi terpenuhi.
Cara pendekatan Vogel :
Tujuan
1 2 3 4 ai
10 0 20 11
1 5 10 (10) (11) (11) (11) (0) (0)
15 15 15 15 5 (0)
12 7 9 20
Sumber 2 10 15 (2) (2) (13) - - -
25 25 10 - - -
0 14 16 18
3 5 (14) (0) - - - -
5 0 - - - -
Solusi basis dinyatakan optimal apabila dilakukan perubahan variable basis sudah
tidak memberikan penurunan harga lagi atau solusi tujuan sudah minimal. Hal ini bias
ditunjukan dengan angka perubahan ongkos (Δcij) . Bila belum optimal maka harus dilakukan
iterasi. Terdapat dua cara untuk menghitung angka perubahan ongkos yaitu :
Terlebih dahulu harus dibuat loop tertutup untuk masing-masing calon variable
masuk, kemudian menghitung besarnya angka perubahan ongkos, Untuk loop yang
ditunjukan pada tabel berikut, besarnya angka perubahan ongkos adalah :
= - 15
1 2 3 4
10 0 20 11
1 B B
12 7 9 20
2 B B B
0 14 16 18
3 B
-15
Seluruh angka perubahan ongkos pada contoh adalah sbb:
1 2 3 4
10 0 20 11
1 B B
+18 -2
12 7 9 20
2 B B B
-5
0 14 16 18
3 B
-15 +9 +9
Cara ini dikembangkan berdasarkan teori dualitas. Untuk tiap basis i dari tabel
transportasi dikenal suatu angka pengali (multiplier) u i , dan untuk kolom j disebut pengali
(multiplier) vj , sehingga untuk tiap variable basis xij didapat persamaan :
ui + vj = cij
Δcij= + cij - ui - vj
Variabel masuk ditentukan oleh angka perubahan ongkos paling besar (negatif), pada
contoh ini adalah x31 dengan Δc31 = -15. Variabel keluar dipilih salah satu dari
variable basis yang berada disudut loop bertanda negatif, lihat cara batu loncatan
(stepping stone), dalam contoh ini pilih antara x11, x22, atau x34.
Prosedur ini terus diulang sampai diperoleh hasil yang optimum, yaitu bila semua
tanda Δcij = positif.