Bab Ii 1.2.8
Bab Ii 1.2.8
Bab Ii 1.2.8
KAJIAN TEORITIK
A. Landasan Teoritik
a. Pengertian Pendidikan
1
Novan dan Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 21-
22
etimologi adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku
atas dua kata, yaitu paedos dan agoge yang berarti saya
bertanggung jawab.
disebut subjek didik bukan objek didik. Jadi, jelas tugas pendidik
ba”. Tetapi yang diusung Naquib al-Attas dasar dari ta’dib adalah
pendidikan akal.
filsafat sama saja dengan logika. Memang hal-hal yang benar itu
akan dinilai baik, sementara yang salah itu menjadi buruk. Adapun
dalam bahasa Indonesia, moral itu sama dengan akhlak dan juga
budi pekerti.4
budaya.
kepribadian terpuji.
sendiri.
5
Novan dan Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h.23-
24
melalui pendidikan dimana pendidikan dalam konteks ini terkait
immateri dalam Islam terdiri dari unsur rasio dan unsur rasa. Oleh
tubuh, kedua hal-hal yang wajib bagi jiwa, ketiga hal-hal yang
b. Pengertian Akhlak
ال بِ ُس ُه ْولٍَة
ُ ص ُد ُر اَأْل ْف َع ِ ِ الن ْف
ْ َس َراس َخةٌ َعْن َها ت َّ فَاخْلُلُ ُق ِعبَارةٌ َع ْن َهْيَئ ِة يِف
َ
فِ ْك ٍر َو ِرْؤ يٍَة اج ٍة إىَل ِ
َ َويُ ْس ٍر م ْن َغرْيِ َح
“Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
darinya lahir berbagai perbuatan dengan mudah dan
gampang, tanpa perlu pemikiran dan pertimbangan."
Jika yang lahir darinya itu perbuatan yang baik dan terpuji,
baik dari segi akal maupun syara’, maka ia disebut akhlak yang
baik. Dan jika yang lahir darinya perbuatan yang tercela, maka
7
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Imperial
Bhakti Utama, 2007. h. 260
Akhlak dalam konsep bahasa Indonesia semakna dengan
pendidikan moral.
8
Faisal Mukarom dkk., Al-Qur’an Hadis, (Jakarta: Kementrian Agama, 2014), h. 52-53.
9
Faisal Mukarom dkk., op. cit., h. 53.
10
Ali Mukti, dkk., Kumpulan Bahan Ajar Pendidikan Karakter Berbasis Tradisi
Pesantren, jakarta : Rumah Ktiab, h.11
Pendidikan sebagai sebuah proses tentunya mempunyai
kuat untuk belajar agar bermanfaat bagi sesama. Peserta didik akan
hidup yang telah dikenal sejak lama, yaitu sejak munculnya Islam
11
Novan dan Barnawi, Ilmu Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h 93-95.
Pendidikan secara historis-oprasional telah dilaksanakan
sejak adanya manusia petama dimuka bumi ini, yaitu sejak nabi
Tuhan. Dialog tersebut muncul karena ada motivasi dalam diri nabi
a. Pengertian Pendidik
memiliki:14
12
Afriantoni, Prinsip-Prinsip Pendidikan Akhlak Generasi Muda : Percikan Pemikiran
Ulama Sufi Turki Bediuzzaman Said Nursi, Deeppublish: Yogyakarta, 2015. H. 18
13
Afriantoni, Prinsip-Prinsip Pendidikan Akhlak Generasi Muda : Percikan Pemikiran
Ulama Sufi Turki Bediuzzaman Said Nursi, Deeppublish: Yogyakarta, 2015. H. 23
14
Nur’aeni dkk., Pengantar Pendidikan, Jakarta: UNINDRA PRESS, 2012, h. 22
1) Kompetensi (Ilmu, Keterampilan)
2) Sikap/Moral (ESQ)
3) Kewibawaan
Ini berarti, bahwa pendidik merupakan sifat yang lekat pada setiap
وما كان املؤمنون لينفروا كافّة فلوال نفر من فرقة منهم طائفة
ليتفقه يف الدين و لينذروا قومهم اذا رجعوا اليهم حيذرون
15
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2015), h.102
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke
medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap
golongan di antara mereka beberapa orang untuk
memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan
untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila
mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat
menjaga dirinya.” (Q.S At-Taubah [9] : 122)
nilai-nilai ajaran Islam. Dan hal tersebut meliputi 5 hal, yaitu (1)
16
Undang-Undang SISDIKNAS 2003 UU RI NO. 20 Tahun 2003 Bab I Pasal I point 5
dan 6.
dalam penguasaan teknologi dan informasi. (5) Nilai-nilai ajaran
dalam bentuk: 17
1) Pembelajaran
2) Penyuluhan
3) Keteladanan/Model
4) Pelatihan
5) Bimbingan
3) Mampu mandiri
17
Nur’aeni dkk., Pengantar Pendidikan, Jakarta: UNINDRA PRESS, 2012, h. 23
18
Nur’aeni dkk., Pengantar Pendidikan, Jakarta: UNINDRA PRESS, 2012, h. 23
pertumbuhan dan perkembangan merupakan ciri dari seorang
bahwa setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima
manusia sejak lahir (Mansyur 1961, hlm.91). Bagi golongan ini bahwa
masalah akhlak adalah pembawaan dari diri manusia sendiri, dan dapat
juga berupa kata hati atau intuisi yang selalu cenderung kepada
ada tiga aliran yang sangat popular, yaitu aliran nativisme, aliran
adalah penjelasannya:
potensi batin yang ada dalam diri manusia dan aliran ini erat
pendidikan.
19
Afriantoni, Prinsip-Prinsip Pendidikan Akhlak Generasi Muda : Percikan Pemikiran
Ulama Sufi Turki Bediuzzaman Said Nursi, Deeppublish: Yogyakarta, 2015. H. 19
b. Menurut aliran empirisme, bahwa faktor yang paling berpengaruh
anak itu baik, maka baiklah anak itu. Demikian juga sebaliknya.
faktor internal, yaitu faktor pembawaan anak dan faktor dari luar
فَ ََأب َواهُ يُ َه ِّو َدانِِه َْأو مُيَ ِّج َسانِِه َْأو،ُك ُّل َم ْولُْو ٍد يُ ْولَ ُد َعلَى الْ ِفطَْر ِة
صَرانِِه
ِّ َيُن
“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan membawa fitrah
(rasa ketuhanan dan kecenderungan kepada kebenaran),
maka kedua orang tuanya lah yang memebentuk anak itu
menjadi yahudi, nasrani atau majusi” (H.R. Bukhari)
proses yang alami. Perlu disadari bahwa pendidikan akhlak itu terjadi
diantaranya:
penanaman nilai.
pendekatan fungsional.
20
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 2015, h.147.
21
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2015), h.515-522.
Ruang lingkup pendidikan akhlak mencakup hal-hal sebagai
berikut 22:
pada saat menunaikan ibadah haji atau umroh. Begitu juga dengan
22
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Imperial
Bhakti Utama, 2007. h. 257-258
َ َف َق، صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ِ َ ِآخر بع َد َذل
ُصلَّى اهلل
َ ُّ ال النَّيِب َ ِّ صلَّى َعلَى النَّيِب َ ك فَ َحم َد اهللَ َو َْ َُ
ِ
ب ْ َصلِّي ْادعُ جُتَ َعلَْيه َو َسلَّ َم َأيُّ َها الْ ُم.
Dari Fadhalah bin ‘Ubad Radhiyallahu anhu, ia berkata:
“Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam
keadaan duduk-duduk, masuklah seorang laki-laki. Orang
itu kemudian melaksanakan shalat dan berdo’a: ‘Ya Allah,
ampunilah (dosaku) dan berikanlah rahmat-Mu kepadaku.’
Maka, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‘Engkau telah tergesa-gesa, wahai orang yang tengah
berdo’a. Apabila engkau telah selesai melaksanakan shalat
lalu engkau duduk berdo’a, maka (terlebih dahulu) pujilah
Allah dengan puji-pujian yang layak bagi-Nya dan
bershalawatlah kepadaku, kemudian berdo’alah.’
Kemudian datang orang lain, setelah melakukan shalat dia
berdo’a dengan terlebih dahulu mengucapkan puji-pujian
dan bershalawat kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam, maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
berkata kepadanya, ‘Wahai orang yang tengah berdo’a,
berdo’alah kepada Allah niscaya Allah akan mengabulkan
do’amu.’
tawadhu, dan tidak sombong. Ada tiga potensi yang ada pada diri
supaya bebas dari siksa api neraka. Hubungan dalam keluarga yang
amat penting adalah pola hubungan antar orang tua dengan anak.
Mendidik anak adalah kewajiban orang tua yang paling utama dan
cara mendidik ini akan berbekas dalam diri si anak. Rasulullah saw.
bersabda :
saw. bersabda :
“Bahwa dosa besar adalah syirik kepada Allah swt. dan
durhaka kepada orang tua” (H.R Timrmidzi)
B. Kerangka Pemikiran
namun harus melalui proses yang panjang dengan hasil yang tidak dapat
dengan Iman yang harus dijiwai oleh ideologi tauhid dan pendidikannya
berahlakul karimah.
23
Zarman Wendi, Ternyata Mendidik Anak Cara Rasulullah Mudah & Efektif, (Jakarta:
Kawan Pustaka, 2017), h. 16.
Menggunakan metode dialog, keteladanan dan nasihat. Yang nantinya
Konsep Pendidikan
Akhlak
Pembentukan
Metode Dialog
Penanaman nilai-nilai akhlak
perspektif Imam Al-Ghazali
proses
yang terdapat dalam kitab Metode
ayyuhal walad. Keteladanan
Hasil
Metode
Implementasi Akhlak Nasihat
Mulia di Sekolah
1. Penelitian yang dilakukan oleh Euis Dahlia pada tahun 2017 (Jurusan
24
Euis Dahlia “Konsep Pendidikan Ahlak Perspektif Imam Al-Ghazali” Tahun 2017,
Skripsi, (Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Raden Intan Lampung, 2013)
kesempurnaan manusia untuk mengoptimalkan poteni manusia; (3)
3. Skripsi karya Putik Nur Rohmawati (2017) IAIN Salatiga dengan judul
ayyuhal walad berpangkal pada empat hal, yaitu: (1) tujuan pendidikan
akhlak buruk dan menanamkan akhlak yang baik pada diri anak, (2)
harus seorang yang alim dengan syarat-syarat tertentu, (3) inti ilmu
ketaatan dan ibadah yang berlandaskan syari’at Islam, (4) metode yang
pembiasaan.26
25
Moh. Nawawi, “Konsep Pendidikan Ahlak Anak Menurut Al-Ghazali Dalam Kitab
Ayyuhal Walad” Tahun 2013, Skripsi, (UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013)
26
Putik Nur Rohmawati , “Konsep Pendidikan Ahlak Dalam Kitab Ayyuhal Walad Karya
Imam Al-Gahazali”. Tahun 2017, Skripsi, (UIN Salatiga, 2017)
1. Perbedaan :
ayyuhal walad.
2. Persamaan :
akhlak.