Laporan Praktikum Biokimia
Laporan Praktikum Biokimia
Laporan Praktikum Biokimia
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2015
ACARA I
KARBOHIDRAT
A. Materi
B. Metode
a. Test Iodium
Dasar Teori
Pembentukan warna spesifik dari polisakarida terhadap iodium
Tujuan : Untuk menunjukkan adanya amylum dan dextrin
Bahan :
Larutan sampel
Larutan Iodium
Prosedur
1. Masukkan 1mL larutan yang akan diperiksa + 1 tetes larutan iodium
2. Amati warna spesifik yang terbentuk, positif warna biru untuk
amylum dan
merah anggur untuk dextrin
Reaksi
Glikogen + iodium → merah
Amylum + Iodium →biru
Dextrin + Iodium →merah anggur
b. Test Benedict
Dasar Teori
Cu2+ akan direduksi olah gula menjadi Cu+, dalam hal ini berbentuk
endapan Cu2O.
Reaksi positif ditandai dengan timbulnya warna endapan biru kehijauan sampai
merah
bata (tergantung dari kadar gula reduksi yang ada)
Tujuan : Untuk menunjukan adanya gula reduksi
Prosedur
1. 1mL larutan yang akan diperiksa +0,5mL larutan Benedict, kocoklah
2. Didihkan selam 2 menit atau masukkan dalam penangas air yang mendidih
selama 5 menit.
3. Perhatikan warna endapan yang terbentuk
C. Pembahasan
Ini adalah gambar larutan sempel untuk menentukan karbohidrat yang akan di
campurkan oleh dua larutan Iodium dan Benedict, yang terdiri dari Tepung terigu,
Gula jagung, Air beras, Tepung terigu.
Praktikan untuk mendapatkan hasil dari karbohidrat menggunakan beberapa
cara yaitu:
Ini adalah larutan Iodium dan Benedict yang untuk menetukan adanya karbohidrat
yang ada pada larutan sempel.
LARUTAN IODIUM
Pembentukan warna spesifik dari polisakarida terhadap iodium
Prosedur Kerja Iodion:
Larutan Benedict
Dasar Teori
Cu2+ akan direduksi olah gula menjadi Cu+, dalam hal ini berbentuk endapan
Cu2O.
Reaksi positif ditandai dengan timbulnya warna endapan biru kehijauan sampai
merah
bata (tergantung dari kadar gula reduksi yang ada)
1
1. Masukkan 1 ml larutan tepung terigu + ml larutan Benedict.
2
1
2. Masukkan 1 ml larutan gula jagung + ml larutan Benedict.
2
1
3. Masukkan 1 ml larutan air beras + ml larutan Benedict.
2
1
4. Masukkan 1 ml larutan tepung jagung + ml larutan Benedict.
2
Ini adalah hasil yang telah di larutkan dengan larutan tambahan Iodium dan
Benedict yang di panaskan selama 5 menit yang akhirnya menjai seperti itu, jika
untuk larutan tambahan Iodium yang telah berhasil mengandung Glukosa akan
berubah warna menjadi merah bata, sedangkan rendah Glukosa berwarna
hitam/coklat.
Selanjutnya jika larutan Benedict yang telah berhasil akan berubah warna
merah bata, jika rendah glukosa berwarana biru, kuning, karamel.
ACARA II
VITAMIN C
A. Materi
Vitamin adalah molekul organik sederhana yang diminta oleh tubuh. Vitamin
bukan karbohidrat, protein maupun lipid. Tubuh tidak dapat mensintesis vitamin-
vitamin. Karena larut dalam air, vitamin C mudah diserap dalam usus halus, dari
mana ia langsung masuk ke dalam darah vena porta ke hati dan dari sana ke
seluruh tubuh. Vitamin ini disimpan dalam banyak jaringan, tetapi terutama
banyak sekali dalam organ yang berhubungan dengan aktivitas
metabolism(Tarrant,1989).
Asam askorbat atau lebih dikenal dengan nama vitamin C adalah vitamin untuk
jenis primat tetapi tidak merupakan vitamin bagi hewan-hewan lain. Asam
askorbat adalah suatu reduktor kuat. Bentuk teroksidasinya, asam
dehidroaskorbat, mudah direduksi lagi dengan berbagai reduktor seperti glutation
(GSH). Peranan asam askorbat sebagai koenzim belum dapat dipastikan karena
asam ini tidak dapat berikatan Vitamin C memiliki sifat yang larut dalam air dan
mudah rusak oleh panas udara, alkali enzim, stabil pada suasana asam. Gejala
yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C antara lain pendarahan ringan.
Sedangkan gejala yang berat antara lain gigi rontok, luka pada gusi, luka sukar
sembuh dan tulang mudah patah. Vitamin C dapat ditemukan pada buah jeruk,
tomat, arbei, kangkung, kentang, cabai, selada hijau dan jambu biji (Baliwati dan
Ali,2002). Vitamin C diperlukan pada pembentukan zat kolagen oleh fibroblast
hingga merupakan bagian dalam pembentukan zat intersel. Keadaan kekurangan
vitamin C akan mengganggu integrasi dinding kapiler. Vitamin C diperlukan juga
pada proses pematangan eritrosit dan pada pembentukan tulang dan dentin.
Vitamin C mempunyai peranan penting pada respirasi jaringan. Pada umur 1
tahun, umumnya anak sudah dapat diet yang lebih bervariasi hingga angka
kejadian menurun. Gejala-gejala yang menonjol:
1. Cengeng/mudah marah
2. Rasa nyeri pada tungkai bawah
3. Pseudoporolisis tungkai bawah, sedangkan tungkai atas jarang terserang
(Supariasa, 2001).
Sumber vitamin C adalah buah-buahan segar terutama buah jeruk dan
sayuran. Fungsinya yang pasti tidak diketahui, kecuali bahwa askorbat ikut
berperan pada kerja enzim-enzim prolil dan lisil hidrolakse serta pehidroksifenil-
piruvat oksidase, dan pada pembentukan nondrenalin. Kebutuhan orang dewasa
60 mg lebih banyak dalm laktasi, 35 – 45 mg untuk bayi dan anak-anak.
Peningkatan kebutuhan dapat terjadi karena stress (Robert, 1977).
Vitamin C pertama-tama diisolasi oleh Szent Gyorgy (1928) dari jeruk,
kol dan adrenal korteks. Ia namakan senyawa tersebut asam heksuronik karena
molekulnya mempunyai enam karbon dan mempunyai sifat mereduksi. Vitamin C
adalah derivate heksosa dan cocok digolongkan sebagai suatu karbohidrat.
Vitamin ini dalam bentuk Kristal berwarna putih, sangat larut dalam air dan
alcohol. Vitamin C stabil dalam keadaan erring tetapi mudah teroksidasi dalam
keadaan larutan apalagi dalam suasana basa (Suharjo, 1987).
B. Metode
Uji Kualitatif
Tujuan : Untuk mengetahui adanya vitamin C dengan pereaksi benedict.
Bahan :
1. larutan asam askobat 1%, larutan X, aquadest.
2. Reagen Benedict
Percobaan 1
Cara Kerja :
1. Masukkan 5 tetes larutan asam askorbat 1 % ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 1 ml reagen Benedict
3. Ulangi kembali cara 1 dan 2 kepada larutan X dan larutan Aquadest.
4. Panaskan diatas api, biarkan mendidih selam 2 menit
5. 4. Perhatikan warna dari endapan yang terjadi. Warna hijau kekuningan
sampai
6. merah bata berarti vitamin C positif
Percobaan 2
1. Ambil 2 potong pisang yang masih segar, sepotong dimasukkan ke dalam air
dan sepotong lagi ke dalam larutan asam askorbat 1 %.
2. Keduanya diamkan kira-kira setengah jam.
3. Pada potongan yang dimasukkan dalam larutan asam askorbat tidak akan
terjadi oksidasi senyawa-senyawa fenol yang terdapat dalam pisang, sehingga
potongan ini tidak menjadi hitam seperti potongan yang dimasukan ke dalam
air biasa.
C. Pembahasan
Penguji dapat di lakukan dengan cara:
Uji-uji kualitatif yang bertujuan untuk mengetahi adanya vitamin c dengan
reaksi beneditc: uji kualitatif dilakukan dengan percobaan yaitu:
Ini adalah larutan tambahan untuk menentukan vitamin c dari buah pisang, yaitu
Benedict,aquadest, larutan x, asam askobat
Ini adalah
Percobaan 1:
1. Masukkan 5 tetes larutan asam askorbat 1 % ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 1 ml reagen Benedict
3. Ulangi acara 1 dan 2 pada larutan X dan aquadest
4. Panaskan diatas api, biarkan mendidih selam 2 menit
5. Perhatikan warna dari endapan yang terjadi. Warna hijau kekuningan sampai
merah bata berarti vitamin C positif
Maka didapatkan bahwa jika ada perubahan seperti warna merah bata
menyatakan/ membuktikan bahwa kandungan vitamin c di dalamnya bahkan
dengan jumlah tinggi. Sedangkan jika warna biru maka tidak terdapat vitamin c di
dalamnya seperti pada larutan asam askrobat yang berwarna merah bata mentakan
bahwa terkandung vitamin c di dalamnya tinggi, begitupun pada larutan x,
Sedangkan pada aquadest berwarna biru, berarti menunjukan bahwa dalam
aquadest tidak terdapat vitamin c.
Percobaan 2:
1. Ambil 2 potong pisang yang masih segar, sepotong dimasukkan ke dalam air
dan sepotong lagi ke dalam larutan asam askorbat 1 %
2. Keduanya diamkan kira-kira setengah jam
3. Pada potongan yang dimasukkan dalam larutan asam askorbat tidak akan
terjadi oksidasi senyawa-senyawa fenol yang terdapat dalam pisang, sehingga
potongan ini tidak menjadi hitam seperti potongan yang dimasukan ke dalam
air biasa.
Ini adalah hasil yang di proleh dari proses yang telah di lakakukan awal dari
larutan asam askobat, Larutan x, aquadest yang ditambahkan dari larutan
Benedict sebanyak 20 tetes menggunakan alat pipet. Dan jika larutan tersebut
berhasil mengandung vitamin C berarti ke tiga larutan itu setelah dilakukan
pemanasan selama 2 menit akan berubah warna menjadi merah bata, dan jika
rendah vitamin C akan hanya berwarna biru saja.
ACARA 3
ISOLASI DNA DENGAN ALAT SEDERHANA
A. MATERI
Pada dasarnya Isolasi DNA merupakan langkah mempelajari DNA. Salah
satu prinsisp isolasi DNA yaitu dengan sentrifugasi. Sentrifugasi merupakan
teknik untuk memisahkan campuran berdasarkan berat molekul komponennya.
Molekul yang mempunyai berat molekul besar akan berada di bagian bawah
tabung dan molekul ringan akan berada pada bagian atas tabung (Mader 193).
Deoxyribonucleic acid (DNA) merupakan senyawa kimia yang paling
penting dalam makhluk hidup. DNA merupakan senyawa yang mengandung
informasi genetik makhluk hidup dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Keseluruhan DNA dalam suatu sel akan membentuk genom. Genom meliputi
bagian gen yang fungsional maupun non-fungsional dalam sel organisme.
Prinsip-prinsip dalam melakukan isolasi DNA ada 2, yaitu sentrifugasi
dan presipitasi. Prinsip utama sentrifugasi adalah memisahkan substansi
berdasarkan berat jenis molekul dengan cara memberikan gaya sentrifugal
sehingga substansi yang lebih berat akan berada di dasar, sedangkan substansi
yang lebih ringan akan terletak di atas. Teknik sentrifugasi tersebut dilakukan di
dalam sebuah mesin yang bernama mesin sentrifugasi dengan kecepatan yang
bervariasi.
Asam nukleat telah menjadi bahan penelitian para ahli biokimia sejak
senyawa ini diisolasi dari inti sel untuk pertama kalinya. Ada 2 jenis asam nukleat
yaitu DNA (deoxyribonucleic acid) atau asam deoksiribonukleat dan RNA
(ribonucleic acid) atau asam ribonukleat.
DNA ditemukan pada tahun 1869 oleh seorang dokter muda Friedrich
Miescher yang percaya bahwa rahasia kehidupan dapat diungkapkan melalui
penelitian kimia pada sel-sel. Ia memilih sel yang terdapat pada nanah untuk
dipelajari dan ia mendapatkan sel-sel tersebut dari bekas pembalut luka yang
diperolehnya dari ruang bedah. Sel-sel tersebut dilarutkan dalam asam encer dan
dengan cara ini diperolehnya inti sel yang masih terikat pada sejumlah protein.
Kemudian dengan menambahkan enzim pemecah protein ia dapat memperoleh
inti sel saja dan dengan cara ekstraksi terhadap inti sel ini ia memperoleh suatu
zat yang larut dalam basa tetapi tidak larut dalam asam. Pada waktu itu ia belum
menemukan rumus kimia dari zat tersebut, sehingga ia menamakannya nuclein.
Sebenarnya apa yang ia peroleh dari ekstrak inti sel tersebut adalah campuran
senyawa-senyawa yang mengandung 30% DNA.
DNA memiliki struktur pilinan utas ganda yang anti pararel dengan
komponen-komponennya, yaitu gula pentosa (deoksiribosa), gugus fosfat dan
pasangan basa. Sebuah sel memiliki DNA yang merupakan materi genetik dan
bersifat herediter pada seluruh sistem kehidupan. Genom adalah set lengkap dari
materi genetik (DNA) yang dimiliki suatu organisme dan terorganisasi menjadi
kromosom. DNA juga dapat diisolasi, baik pada manusia maupun tumbuhan.
DNA manusia dapat diisolasi melalui darah. Komponen darah yang diisolasi yaitu
sel darah putih, karena memiliki nukleus dimana terdapat DNA didalamnya
(Anonim, 2010).
DNA pada organisme tingkat tinggi seperti manusia, hewan dan tumbuhan
terdapat di dalam inti sel, dan beberapa organ lain di dalam sel seperti
mitokondria dan kloroplast. Penyebutan nama DNA juga didasarkan pada lokasi
asalnya. DNA genome inti (nuclear DNA genome) berasal dari inti sel, DNA
genom mitokondria (mitochondrial DNA genome) berasal dari mitokondria, DNA
genom kloroplast berasal dari kloroplast. Pada organisme tingkat rendah, DNA
penyusun kromosom dan plasmid dibungkus oleh dinding sel (pada bakteri) atau
dibungkus oleh protein tertentu (pada virus). Kromosom eukariot berbentuk linear
sedangkan kromosom prokariot berbentuk sirkular. Selain itu prokariot juga
mengandung satu atau lebih plasmid. Plasmid merupakan mulekul DNA sirkular
dengan ukuran yang jauh lebih kecil dibanding kromosom (Anonim, 2010).
Sel eukariotik mengandung sejumlah molekul DNA, masing-masing pada
umumnya berukuran jauh lebih besar dari satu molekul DNA di dalam
prokariotanya. Molekul DNA di dalam eukariotik bergabung dengan protein dan
dikelompokkan menjadi serabut kromatin di dalam nucleus, yang dikelilingi oleh
sistem membran ganda yang bersifat kompleks.
Asam ribonukleat terdiri benang panjang ribonukleotida. Walaupun
molekul ini jauh lebih pendek dari DNA, RNA ditemukan dalam jumlah yangt
jauh lebih banyak di dalam kebanyakan sel. Pada sel prokariotik dan eukariotik,
ketiga golongan utama RNA adalah RAN data (mRNA = messenger RNA), RNA
Ribosom (rRNA), dan RNA pemindah (tRNA = transfer RNA). Masing-masing
terdiri dari satu rantai ribonukleotida, dan masing-masing mempunyai molekul
urutan nukleotida, dan fungsi biologis yang khas.
DNA mengandung 2 basa pirimidin utama, sitosin (C) dan timin (T), dan
dua basa urin utama adenine (A) dan guanin (G). RNA juga mengandung dua
pirimidin utama sitosin (C) dan urasil (U), dan dua basa purin, adenine (A) dan
guanine (G) (Poedjiadi, 2005).
B. Metode
Tujuan : Mendemonstrasikan adanya DNA pada sel.
Alat : Tabung reaksi, gelas ukur, saringan teh,mortar,pisau,pipet,gelas
pasteur,gelas piala 250ml,kertas saringan,pengaduk.
Bahan: pepaya,kiwi,etanol absolute,aquades,garam(NaCI),deterjen.
Prosedur :
1. Kupas pepaya dan potong kecil-kecil sejumlah 20 gram, masukkan dalam
mortar dan haluskan, bila sulit tambahkan sedikit air.
2. Kedalamnya tambahkan setengah sendok teh garam dapur (NaCl), 10 mL
deterjen dan tambhkan aquadest secukupnya.
3. Perlahan hancurkan lagi hingga garam dan deterjen merata dan lanjutkan
hingga pepaya benar-benar hancur.
4. Saring dengan saringan teh (atau kertas saring), dan masukkan ke dalam
tabung reaksi hingga ¼volume tabung reaksi tersebut. Inkubasikan selama 10
menit dalam lemari pendingin (-20 ºC).
5. Alirkan etanol dingin melalui dinding tabung reaksi hingga ¾ volume tabung
reaksi, amati endapan (gumpalan) putih yang terbentuk pada lapisan antara
ekstrak sel dan etanol. Gumpalan putih tersebut adalah DNA.
6. Bila perlu DNA dapat dililit menggunakan batang pengaduk gelas atau pipette
Pasteur
C. Pembahasan
Isolasi DNA pada dasarnya dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai
macam sumber DNA yang dapat diperoleh dari hewan maupun tumbuhan. Upaya
untuk mengeluarkan DNA dari sel dilakukan dengan merusak dinding dan
membrane sel dan juga membran inti. Cara yang digunakan untuk merusak
membran-membran tersebut sangat beraneka ragam, misalnya dengan
pemblenderan atau penggerusan dengan mortal dan pistil. Selain perusakan secara
fisik, membrane dan dinding sel dapat pula dirusak dengan menggunakan
senyawa-senyawa kimia.
Pada pratikum ini mengisolasi DNA dari pepaya dengan cara:
1. pepaya dikupas dan dipotong kecil-kecil sejumlah 20 gr. Lalu dimasukan
dalam mortar dan dihaluskan , bila sulit ditambahkan air.
1
2. Lalu di masukan kedalam tabung reaksi sebanyak tabung reaksinya.
3
3. Lalu di tambahkan setengah sendok teh garam dapur (NaCL), 10 mL deterjen
dan tambahkan aquades secukupnya.
4. Lalu di kocok tercampur hingga semua bahan tercampur rata.
5. Kemudan disaring dengan tisue, dan masukan kedalam tabung reaksi hingga
1
volume tabung reaksi tersebut. Lalu didinginkan dalam wadah yang berisi
4
air dan es batu selama 10 menit.
6. Alirkan etanol dingin melalui dinding tabung reaksi hingga ¾volume tabung
reaksi, amati endapan (gumpalan) putih yang terbentuk pada lapisan antara
ekstrak sel dan etanol. Gumpalan putih tersebut adalah DNA.
7. Bila perlu DNA dapat dililit menggunakan batang pengaduk gelas atau pipet
pasteur.
Dan setelah di lakukan prosedur kerja yang telah kita lakukan dengan hasil
yang kita dapat mengalami perubahan ketika di masukan dalam pendingin -20 ℃
selama 10 menit, lalu kita amati tabung tersebut menghasilkan gelembung putih
seperti kapas di atas larutan tersebut, berarti adanya DNA yang dikatakan telah
berhasil.
Ini adalah hasil yang telah berhasi dilakukan proses untuk menetukan mendapatkan
DNA, yang di tentukan oleh gambar tersebut mewujudkan dari atas larutan DNA
tersebut terdapat gelembung putih seperti kapas yang mengambang di atas larutan DNA,
yang menyatakan berhasil meproleh hasil DNA yang baik.