Laporan Praktikum Biokimia

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3:

Dwi Prasetyo 1403055042


Siti Khoiriyah 1403055008
Alfian Tanjung 1403055001
Trifilial Agung N. 1403055038
Angga Setya Putra 1403055004
Eko Candra W. 14030550
Adam Zukifli 14030550

JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERTANIAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2015
ACARA I
KARBOHIDRAT

A. Materi

Biomolekul karbohidrat merupakan golongan utama bahan organik, dan


ditemukan pada semua bagian sel, terutama pada sel tumbuhan. Sel tumbuhan
paling banyak mengandung karbohidrat, 50-80% bobot kering sel yaitu
karbohidrat selulosa. Karbohidrat juga merupakan komponen gizi utama bahan
makanan yang berenergi lebih tinggi dari biomolekul lain. Satu makromolekul
karbohidrat adalah satu polimer alam yang dibangun oleh monomer polisakarida.
Kedudukan karbohidrat sangatlah penting pada manusia dan hewan tingkat
tinggi lainnya, yaitu sebagai sumber kalori. Karbohidrat juga mempunyai fungsi
biologi lainnya yang tak kalah penting bagi beberapa makhluk hidup tingkat
rendah, ragi misalnya mengubah karbohirat (glukosa) menjadi alkohol dan
karbondioksida untuk menghasilkan energi (Hawab, HM:2004).
Karbohidrat sebenarnya merupakan nama umum senyawa-senyawa
kimiawi berupa bentuk hidrat dari karbon dan secara empiris mempunyai rumus
umum (CH2O)n. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe karbohidrat
ialah ukuran molekulnya, diantaranya monosakarida, disakarida, oligosakarida
dan polisakarida (Fessenden:1990).
Menurut (Fessenden:1990) Berdasarkan sifat-sifatnya terhadap zat-zat
penghidrolisa karbohidrat dibagi dalam 4 kelompok utama :
1. Monosakarida
     Karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisa menjadi senyawa yang lebih
sederhana terdiri dari satu gugus cincin. Contoh dari monosakarida yang terdapat
di dalam tubuh ialah glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
2. Disakarida
Senyawa yang terbentuk dari gabungan 2 molekul atau lebih
monosakarida. Contoh disakarida ialah sukrosa, maltosa dan laktosa.
3. Glikosida
Senyawa yang terdiri dari gabungan molekul gula dan molekul non gula.
4. Polisakarida
Semua jenis karbohidrat baik mono, di maupun polisakarida akan
berwarna merah. Apabila larutannya (dalam air) dicampur dengan beberapa tetes
larutan alpha naphtol dan kemudian dialirkan pada asam sulfat pekat dengan
hati-hati sehingga tidak tercampur.
Warna merah akan tampak pada bidang batas antara campuran
karbohidrat dengan α naphtol dan asam sulfat pekat. Sifat ini dipakai sebagai
dasar uji kualitatif adanya karbohidrat dan dikenal sebagai uji
Molish (Fessenden:1990).
Monosakarida adalah monomer gula atau gula yang tersusun dari satu
molekul gula berdasarkan letak gugus karbonilnya monosakarida dibedakan
menjadi : aldosa dan ketosa. Sedang kan menurut jumlah atomnya dibedakan
menjadi : triosa , tetrosa, dll. Monosakarida yang mengandung gugus aldehid dan
gugus keton dapat mereduksi senyawa-senyawa pengoksidasi seperti:
ferrisianida, hidrogen peroksida dan ion cupro. Pada reaksi ini gula direduksi
pada gugus karbonilnya oleh senyawa pengoksidasi reduksi. Gula reduksi adalah
gula yang mempunyai kemampuan untuk mareduksi. Sifat mereduksi ini
disebabkan adanya gugus hidroksi yang bebas dan reaktif. Polisakarida adalah
polimer yang tersusun oleh lebih dari lima belas monomer gula. Dibedakan
menjadi dua yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida. Monosakarida dan
disakarida mempunyai rasa manis, sehingga disebut dengan "gula". Rasa manis
ini disebabkan karena gugus hidroksilnya,. Sedangkan Polisakarida tidak terasa
manis karena molekulnya yang terlalu besar tidak dapat dirasa oleh indera
pengecap dalam lidah (Sumardjo Damin:2006). 
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang
terdapat dalam alam. Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O.
Karbohidrat sebenarnya adalah polisakarida aldehida dan keton atau turunan mereka.
Salah satu perbedaan utama antara pelbagai tipe tipe karbohidrat ialah ukurannya.
Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang tersederhana, mereka tidak dapat
dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat diikat
bersama-sama membentuk dimer, trimer dan sebagainya dan akhirnya polimer.
Sedangkan monosakarida yang mengandung gugus aldehid disebut aldosa. Glukosa,
galaktosa, ribosa, dan deoksiribosa semuanya adalah aldosa. Monosakarida seperti
fruktosa dengan gugus keton disebut ketosa. Karbohidrat tersusun dari dua atau
delapan satuan monosakarida dirujuk sebagai oligosakarida (Fessenden:1990).
Karbohidrat adalah polihidroksildehida dan keton polihidroksil atau turunannya.
Selain itu, ia juga disusun oleh dua sampai delapan monosakarida yang dirujuk sebagai
oligosakarida. Karbohidrat mempunyai rumus umum Cn(H2O). Rumus itu membuat para
ahli kimia zaman dahulu menganggap karbohidrat adalah hidrat dari karbon.Penting bagi
kita untuk lebih banyak mengetahui tentang karbohidrat beserta reaksi-reaksinya,
karena ia sangat penting bagi kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya
(Anonim:2013).
Karbohidrat yang tidak bisa dihrolisis ke susunan yang lebih simpel
dinamakan monosakarida, karbohidrat yang dapat dihidrolisis menjadi dua molekul
monosakarida dinamakan disakarida. Sedangkan karbohidrat yang dapat dihidrolisis
menjadi banyak molekul monosakarida dinamakan polisakarida. Monosakarida bisa
diklasifikasikan lebih jauh, jika mengandung grup aldehid maka disebut aldosa, jika
mengandung grup keton maka disebut ketosa. Glukosa punya struktur molekul
C6H12 O6, tersusun atas enam karbon, rantai lurus, dan pentahidroksil aldehid maka
glukosa adalah aldosa. Contoh ketosa yang penting adalah fruktosa, yang banyak
ditemui pada buah dan berkombinasi dengan glukosa pada sukrosa disakarida
(Morrison:1983).
Banyak tes digunakan untuk mengetahui karakteristik karbohidrat. Uji Molisch
adalah pengujian paling umum untuk semua karbohidrat, ini berdasarkan kemampuan
karbohidrat untuk mengalami dehidrasi asam katalis untuk menghasilkan fulfural atau 5
hydroxymethylfurfural. Uji Selliwanoff digunakan untuk membedakan ketosa (enam
karbon gula yang mengandung keton pada ujung sisi) dan aldosa (enam karbon gula yang
mengandung aldehid pada ujung). Keton mengdehidrasi dengan cepat menghasilkan 5
hydroxymethylfurfural,sedangkan aldosa lebih lambat. Sekali 5 hydroxymethylfurfural
dihasilkan, akan bereaksi dengan resosinol menghasilkan warna merah. Uji Benedict
digunakan untuk menentukan monosakari dan disakarida yang mengandung grup aldehid
yang dapat dioksidasi asam karboksil. Gula akan mereduksi ion kupri pada larutan
Benedict. Uji Barfoed untuk memisahkan antara monosakarida dengan disakarida yang
dapat mereduksi ion kupri. Reagen barfoed bereaksi dengan monosakarida untuk
menghasilkan kupri oksida lebih cepat dibanding disakarida (Eaton:1980).
Keberadaan karbohidrat dapat kita lihat dengan uji Molisch atau uji bahan
gula bebas, alkohol naphthol, dan H2SO4. Pada uji benedict ion kupriCu2+ direduksi
menjadi Cu2O dalam larutan alkalin sitrat. Sitrat menahan kestabilan Cu 2+ selama
reaksi dengan menjaga dari pengurangan menjadi hitam, larutan CuO. Dalam uji
Barfoed Cu2+ tereduksi menjadi Cu2O pada larutan asam lemah. Secara praktek, dapat
terlihat bahwa monosakarida mengurangi lebih cepat pada larutan asam lemah
daripada disakarida. Uji Selliwanof reaksi spesifik warna untuk ketosa. Pada larutan
HCl,ketosa mengalami dehidrasi menjadi fulfural lebih cepat dibanding aldosa. Lebih
jauh, fulfural akan bereaksi dengan resolsinol menghasilkan warna. Dengan
konsekuensi, tingkat perkembangan warna dan resolsinol menyediakan bukti bahwa
aldosa dan ketosa murni terdapat pada gula (Clark:1964).
Uji Selliwanoff digunakan untuk membedakan aldosa dan ketosa. Ketosa
dan aldosa berbeda pada penyusun keton atau aldehyd. Jika gula mengandung keton
maka itu adalah ketosa, sedangkan jika mengnadung adehid maka itu adalah aldosa.
Tes ini berdasar atas jika dipanaskan keton akan lebih cepat terdehidrasi dibanding
aldosa. Reaksi Selliwanoff adalah sebagai berikut Reagen yang digunakan adalah
resosinol dan asam hidrocloric (Anonim:2013)
Kadar gula penyusun madu menurut SII selama ini ditentukan berdasarkan
total gula pereduksi sehingga belum bisa diketahui kadar masing- masing gula penyusun
madu tersebut. Madu mengandung berbagai jenis gula pereduksi yaitu glukosa, fruktosa,
dan maltosa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar glukosa dan fruktosa
dengam metode KCKT terhadap dua jenis madu dari jenis bunga yang berbeda. Kondisi
operasional KCKT diatur pada suhu kolom 80ºC dan laju alir 1 mL/menit, menggunakan
kolom metacarb 87C dan eluen air deionisasi. Deteksi dilakukan dengan menggunakan
detektor indeks bias, dimana glukosa dan fruktosa dipisahkan pada waktu retensi masing-
masing sekitar 6 dan 7 menit. Prosedur tersebut digunakan untuk penentuan kadar
glukosa dan fruktosa pada sampel madu yaitu madu randu dan madu kelengkeng.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar glukosa pada madu randu adalah sebesar
27,13 % dan pada madu kelengkeng sebesar 28,09 %. Kadar fruktosa pada madu
randu sebesar 40,99 % dan pada madu kelengkeng sebesar 40,03 %. Hal ini
menunjukkan bahwa masing-masing sampel yang diteliti memiliki kadar glukosa dan
fruktosa yang sesuai dengan syarat mutu madu nasional dimana kandungan gula
pereduksi (glukosa dan frukosa) total adalah minimal 60%. Kadar gula pereduksi total
pada madu randu adalah sebesar 68,12 % sedangkan pada madu kelengkeng sebesar
68,12% (Ratnayani:2008).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kosentrasi gelatin
terhadap tekstur permen jelly rumput laut dan mengetahui pengaruh perbandingan
pemanis (sukrosa, glukosa dan fruktosa) terhadap mutu organoleptik, sifat fisik dan kimia
permen jelly rumput laut (Eucheuma cottonii). Perlakuan gelatin yang digunakan 5%,
7,5% ,10% dan control (0%)  kemudian dilakukan uji organoleptik, tekstur, warna dan
penampakan produk keseluruhan. Sedangkan untuk perlakuan perbandingan pemanis
(sukrosa, glukosa dan fruktosa) dengan total pemanis 16% pada setiap perlakuan adalah
penambahan sukrosa (A1), penambahan sirup glukosa dan sukrosa (A2), penambahan
HFS dan sirup glukosa (A3), penambahan HFS dan sukrosa (A4), penambahan sirup
glukosa, HFS dan sukrosa (A5). Hasil yang didapat bahwa konsentrasi gelatin 0% pada
permen jelly paling disukai oleh konsumen. Sedangkan mutu permen jelly rumput laut
yang tebaik dengan perbandingan pemanis (sukrosa, glukosa, dan fruktosa) terdapat pada
perlakuan penambahan perbandingan pemanis sirup glukosa dan sukrosa yang memiliki
kandungan kadar air 19,165%, kadar abu 0,305%, kadar lemak 1,16%, karbohidrat
76,31%, protein 2,625%, kadar serat kasar 3,806%, total gula 35,915%, pH 5,1 serta total
kapang dan khamir 0,5x101 koloni/g (Waryat:2006).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh lama
penyimpanan terhadap kadar gula dan vitamin C serta berapa hari penyimpanan
sebaiknya dilakukan. Percobaan meliputi 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang
dimaksud adalah penyimpanan yaitu 0 hari ( kontrol ), 5 hari, 10 hari, dan 15 hari.
Parameter yang diamati adalah kadar gula, kadar vitamin C dan susut berat buah.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), apabila ada beda nyata
dipaki uji lanjut Duncan pada taraf significan 5 %. Hasil penelitian ini menunjukan
bahawa kadar gula buah Jeruk Siam pada penyimapanan 5 dan 10 hari mengalami
kenaikan dibanding kontrol. Pada penyimapanan 15 hari kadar gula mulai menurun
dibandingkan penyimpanan 5 dan 10 hari namun sama dengan kadar gula kontrol. Kadar
vitamin C pada penyimapanan 5 hari tidak mengalami perubahan dibandingkan kontrol
namun mulai terjadi penurunan pada penyimpanan 10 dan 15 hari (Helmiyesi:2008).
karbohidrat merupakan produk akhir utama penggabungan fotosintetik
dari karbon anorganik (CO2) ke dalam zat hidup. Karbohidrat bertindak sebagai
sumber karbon untuk sintesis biomolekul lain dan sebagai bentuk cadangan
polimerik dari energi. Karbohidrat juga dapat didefinisan sebagai
polihidroksialdehid atau polihidroksiketon dan derivatnya. Suatu karbohidtrat
merupakan suatu aldehid (-CHO) jika oksigen karbonil berkaitan dengan suatu
atom karbon terminal, dan suatu keton (=C=O) jika olsigen karbonil berikatan
sengan suatu karbon terminal. Dalam alam, karbohidrat terdapat dalam
monosakarida, oligosakarida dan polisakarida. Karbohidrat mempunyai peranan
penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna,
tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk
mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein tubuh yang berlebihan,
kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan
protein (Fessenden:1990).
C6H12O6 ——> 2C2H5OH + 2CO2 + energi Beberapa turunan
karbohidrat yang penting adalah glulosa, fruktosa dan Deosiribosa. Glukosa
disebut juga gula anggur karena terdapat dalam buah anggur, gula darah karena
terdapat dalam darah atau dekstrosa karena memutarkan bidang polarisasi
kekanan. Glukosa merupakan monomer dari polisakarida terpenting yaitu
amilum, selulosa dan glikogen. Glukosa merupakan senyawa organik terbanyak.
terdapat pada hidrolisis amilum, sukrosa, maltosa, dan laktosa (Hawab,
HM:2004).

B. Metode
a. Test Iodium
Dasar Teori
Pembentukan warna spesifik dari polisakarida terhadap iodium
Tujuan : Untuk menunjukkan adanya amylum dan dextrin
Bahan :
Larutan sampel
Larutan Iodium
Prosedur
1. Masukkan 1mL larutan yang akan diperiksa + 1 tetes larutan iodium
2. Amati warna spesifik yang terbentuk, positif warna biru untuk
amylum dan
merah anggur untuk dextrin
Reaksi
Glikogen + iodium → merah
Amylum + Iodium →biru
Dextrin + Iodium →merah anggur
b. Test Benedict

Dasar Teori
Cu2+ akan direduksi olah gula menjadi Cu+, dalam hal ini berbentuk
endapan Cu2O.
Reaksi positif ditandai dengan timbulnya warna endapan biru kehijauan sampai
merah
bata (tergantung dari kadar gula reduksi yang ada)
Tujuan : Untuk menunjukan adanya gula reduksi
Prosedur
1. 1mL larutan yang akan diperiksa +0,5mL larutan Benedict, kocoklah
2. Didihkan selam 2 menit atau masukkan dalam penangas air yang mendidih
selama 5 menit.
3. Perhatikan warna endapan yang terbentuk

C. Pembahasan

Ini adalah gambar larutan sempel untuk menentukan karbohidrat yang akan di
campurkan oleh dua larutan Iodium dan Benedict, yang terdiri dari Tepung terigu,
Gula jagung, Air beras, Tepung terigu.
Praktikan untuk mendapatkan hasil dari karbohidrat menggunakan beberapa
cara yaitu:
Ini adalah larutan Iodium dan Benedict yang untuk menetukan adanya karbohidrat
yang ada pada larutan sempel.

LARUTAN IODIUM
Pembentukan warna spesifik dari polisakarida terhadap iodium
Prosedur Kerja Iodion:

1. Masukkan 1 ml larutan tepung terigu + 1 ml larutan iodium.


2. Masukkan 1 ml larutan gula jagung + 1 ml larutan iodium.
3. Masukkan 1 ml larutan air beras + 1 ml larutan iodium.
4. Masukkan 1 ml larutan tepung jagung + 1 ml larutan iodium.

Tabung Larutan Sampel Reaksi Warna awal Warna akhir


I Tepung terigu _ Htam Coklat
II Gula jagung _ Hitam HItam
III Air beras + Hitam Merah bata
IV Tepung jagung _ Hitam Hitam

Larutan Benedict

Dasar Teori
Cu2+ akan direduksi olah gula menjadi Cu+, dalam hal ini berbentuk endapan
Cu2O.
Reaksi positif ditandai dengan timbulnya warna endapan biru kehijauan sampai
merah
bata (tergantung dari kadar gula reduksi yang ada)
1
1. Masukkan 1 ml larutan tepung terigu + ml larutan Benedict.
2
1
2. Masukkan 1 ml larutan gula jagung + ml larutan Benedict.
2
1
3. Masukkan 1 ml larutan air beras + ml larutan Benedict.
2
1
4. Masukkan 1 ml larutan tepung jagung + ml larutan Benedict.
2

Tabung Larutan Sampel Reaksi Warna awal Warna akhir


I Tepung terigu _ Biru Biru
II Gula jagung + Biru Kuning
caramel
III Air beras _ Biru Biru
IV Tepung jagung + Biru Merah bata

Ini adalah hasil yang telah di larutkan dengan larutan tambahan Iodium dan
Benedict yang di panaskan selama 5 menit yang akhirnya menjai seperti itu, jika
untuk larutan tambahan Iodium yang telah berhasil mengandung Glukosa akan
berubah warna menjadi merah bata, sedangkan rendah Glukosa berwarna
hitam/coklat.
Selanjutnya jika larutan Benedict yang telah berhasil akan berubah warna
merah bata, jika rendah glukosa berwarana biru, kuning, karamel.

ACARA II
VITAMIN C

A. Materi
Vitamin adalah molekul organik sederhana yang diminta oleh tubuh. Vitamin
bukan karbohidrat, protein maupun lipid. Tubuh tidak dapat mensintesis vitamin-
vitamin. Karena larut dalam air, vitamin C mudah diserap dalam usus halus, dari
mana ia langsung masuk ke dalam darah vena porta ke hati dan dari sana ke
seluruh tubuh. Vitamin ini disimpan dalam banyak jaringan, tetapi terutama
banyak sekali dalam organ yang berhubungan dengan aktivitas
metabolism(Tarrant,1989).
Asam askorbat atau lebih dikenal dengan nama vitamin C adalah vitamin untuk
jenis primat tetapi tidak merupakan vitamin bagi hewan-hewan lain. Asam
askorbat adalah suatu reduktor kuat. Bentuk teroksidasinya, asam
dehidroaskorbat, mudah direduksi lagi dengan berbagai reduktor seperti glutation
(GSH). Peranan asam askorbat sebagai koenzim belum dapat dipastikan karena
asam ini tidak dapat berikatan Vitamin C memiliki sifat yang larut dalam air dan
mudah rusak oleh panas udara, alkali enzim, stabil pada suasana asam. Gejala
yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C antara lain pendarahan ringan.
Sedangkan gejala yang berat antara lain gigi rontok, luka pada gusi, luka sukar
sembuh dan tulang mudah patah. Vitamin C dapat ditemukan pada buah jeruk,
tomat, arbei, kangkung, kentang, cabai, selada hijau dan jambu biji (Baliwati dan
Ali,2002). Vitamin C diperlukan pada pembentukan zat kolagen oleh fibroblast
hingga merupakan bagian dalam pembentukan zat intersel. Keadaan kekurangan
vitamin C akan mengganggu integrasi dinding kapiler. Vitamin C diperlukan juga
pada proses pematangan eritrosit dan pada pembentukan tulang dan dentin.
Vitamin C mempunyai peranan penting pada respirasi jaringan. Pada umur 1
tahun, umumnya anak sudah dapat diet yang lebih bervariasi hingga angka
kejadian menurun. Gejala-gejala yang menonjol:
1. Cengeng/mudah marah
2. Rasa nyeri pada tungkai bawah
3. Pseudoporolisis tungkai bawah, sedangkan tungkai atas jarang terserang
(Supariasa, 2001).
Sumber vitamin C adalah buah-buahan segar terutama buah jeruk dan
sayuran. Fungsinya yang pasti tidak diketahui, kecuali bahwa askorbat ikut
berperan pada kerja enzim-enzim prolil dan lisil hidrolakse serta pehidroksifenil-
piruvat oksidase, dan pada pembentukan nondrenalin. Kebutuhan orang dewasa
60 mg lebih banyak dalm laktasi, 35 – 45 mg untuk bayi dan anak-anak.
Peningkatan kebutuhan dapat terjadi karena stress (Robert, 1977).
Vitamin C pertama-tama diisolasi oleh Szent Gyorgy (1928) dari jeruk,
kol dan adrenal korteks. Ia namakan senyawa tersebut asam heksuronik karena
molekulnya mempunyai enam karbon dan mempunyai sifat mereduksi. Vitamin C
adalah derivate heksosa dan cocok digolongkan sebagai suatu karbohidrat.
Vitamin ini dalam bentuk Kristal berwarna putih, sangat larut dalam air dan
alcohol. Vitamin C stabil dalam keadaan erring tetapi mudah teroksidasi dalam
keadaan larutan apalagi dalam suasana basa (Suharjo, 1987).

B. Metode
Uji Kualitatif
Tujuan : Untuk mengetahui adanya vitamin C dengan pereaksi benedict.

Bahan :
1. larutan asam askobat 1%, larutan X, aquadest.
2. Reagen Benedict
Percobaan 1
Cara Kerja :
1. Masukkan 5 tetes larutan asam askorbat 1 % ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 1 ml reagen Benedict
3. Ulangi kembali cara 1 dan 2 kepada larutan X dan larutan Aquadest.
4. Panaskan diatas api, biarkan mendidih selam 2 menit
5. 4. Perhatikan warna dari endapan yang terjadi. Warna hijau kekuningan
sampai
6. merah bata berarti vitamin C positif

Percobaan 2
1. Ambil 2 potong pisang yang masih segar, sepotong dimasukkan ke dalam air
dan sepotong lagi ke dalam larutan asam askorbat 1 %.
2. Keduanya diamkan kira-kira setengah jam.
3. Pada potongan yang dimasukkan dalam larutan asam askorbat tidak akan
terjadi oksidasi senyawa-senyawa fenol yang terdapat dalam pisang, sehingga
potongan ini tidak menjadi hitam seperti potongan yang dimasukan ke dalam
air biasa.

C. Pembahasan
Penguji dapat di lakukan dengan cara:
Uji-uji kualitatif yang bertujuan untuk mengetahi adanya vitamin c dengan
reaksi beneditc: uji kualitatif dilakukan dengan percobaan yaitu:
Ini adalah larutan tambahan untuk menentukan vitamin c dari buah pisang, yaitu
Benedict,aquadest, larutan x, asam askobat

Ini adalah
Percobaan 1:
1. Masukkan 5 tetes larutan asam askorbat 1 % ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 1 ml reagen Benedict
3. Ulangi acara 1 dan 2 pada larutan X dan aquadest
4. Panaskan diatas api, biarkan mendidih selam 2 menit
5. Perhatikan warna dari endapan yang terjadi. Warna hijau kekuningan sampai
merah bata berarti vitamin C positif
Maka didapatkan bahwa jika ada perubahan seperti warna merah bata
menyatakan/ membuktikan bahwa kandungan vitamin c di dalamnya bahkan
dengan jumlah tinggi. Sedangkan jika warna biru maka tidak terdapat vitamin c di
dalamnya seperti pada larutan asam askrobat yang berwarna merah bata mentakan
bahwa terkandung vitamin c di dalamnya tinggi, begitupun pada larutan x,
Sedangkan pada aquadest berwarna biru, berarti menunjukan bahwa dalam
aquadest tidak terdapat vitamin c.

Percobaan 2:
1. Ambil 2 potong pisang yang masih segar, sepotong dimasukkan ke dalam air
dan sepotong lagi ke dalam larutan asam askorbat 1 %
2. Keduanya diamkan kira-kira setengah jam
3. Pada potongan yang dimasukkan dalam larutan asam askorbat tidak akan
terjadi oksidasi senyawa-senyawa fenol yang terdapat dalam pisang, sehingga
potongan ini tidak menjadi hitam seperti potongan yang dimasukan ke dalam
air biasa.

Jadi percobaan ke 2 ini membuktikan bahwa asam askorbat memang


mengandung anti oksidan yang tinggi sehingga potongan pisang tidak berubah
warna dan layu, melainkan tetap segar dan berwarna cerah.

Ini adalah hasil yang di proleh dari proses yang telah di lakakukan awal dari
larutan asam askobat, Larutan x, aquadest yang ditambahkan dari larutan
Benedict sebanyak 20 tetes menggunakan alat pipet. Dan jika larutan tersebut
berhasil mengandung vitamin C berarti ke tiga larutan itu setelah dilakukan
pemanasan selama 2 menit akan berubah warna menjadi merah bata, dan jika
rendah vitamin C akan hanya berwarna biru saja.

ACARA 3
ISOLASI DNA DENGAN ALAT SEDERHANA

A. MATERI
Pada dasarnya Isolasi DNA merupakan langkah mempelajari DNA. Salah
satu prinsisp isolasi DNA yaitu dengan sentrifugasi. Sentrifugasi merupakan
teknik untuk memisahkan campuran berdasarkan berat molekul komponennya.
Molekul yang mempunyai berat molekul besar akan berada di bagian bawah
tabung dan molekul ringan akan berada pada bagian atas tabung (Mader 193).
Deoxyribonucleic acid (DNA) merupakan senyawa kimia yang paling
penting dalam makhluk hidup. DNA merupakan senyawa yang mengandung
informasi genetik makhluk hidup dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Keseluruhan DNA dalam suatu sel akan membentuk genom. Genom meliputi
bagian gen yang fungsional maupun non-fungsional dalam sel organisme.
Prinsip-prinsip dalam melakukan isolasi DNA ada 2, yaitu sentrifugasi
dan presipitasi. Prinsip utama sentrifugasi adalah memisahkan substansi
berdasarkan berat jenis molekul dengan cara memberikan gaya sentrifugal
sehingga substansi yang lebih berat akan berada di dasar, sedangkan substansi
yang lebih ringan akan terletak di atas. Teknik sentrifugasi tersebut dilakukan di
dalam sebuah mesin yang bernama mesin sentrifugasi dengan kecepatan yang
bervariasi.
Asam nukleat telah menjadi bahan penelitian para ahli biokimia sejak
senyawa ini diisolasi dari inti sel untuk pertama kalinya. Ada 2 jenis asam nukleat
yaitu DNA (deoxyribonucleic acid) atau asam deoksiribonukleat dan RNA
(ribonucleic acid) atau asam ribonukleat.
DNA ditemukan pada tahun 1869 oleh seorang dokter muda Friedrich
Miescher yang percaya bahwa rahasia kehidupan dapat diungkapkan melalui
penelitian kimia pada sel-sel. Ia memilih sel yang terdapat pada nanah untuk
dipelajari dan ia mendapatkan sel-sel tersebut dari bekas pembalut luka yang
diperolehnya dari ruang bedah. Sel-sel tersebut dilarutkan dalam asam encer dan
dengan cara ini diperolehnya inti sel yang masih terikat pada sejumlah protein.
Kemudian dengan menambahkan enzim pemecah protein ia dapat memperoleh
inti sel saja dan dengan cara ekstraksi terhadap inti sel ini ia memperoleh suatu
zat yang larut dalam basa tetapi tidak larut dalam asam. Pada waktu itu ia belum
menemukan rumus kimia dari zat tersebut, sehingga ia menamakannya nuclein.
Sebenarnya apa yang ia peroleh dari ekstrak inti sel tersebut adalah campuran
senyawa-senyawa yang mengandung 30% DNA.
DNA memiliki struktur pilinan utas ganda yang anti pararel dengan
komponen-komponennya, yaitu gula pentosa (deoksiribosa), gugus fosfat dan
pasangan basa. Sebuah sel memiliki DNA yang merupakan materi genetik dan
bersifat herediter pada seluruh sistem kehidupan. Genom adalah set lengkap dari
materi genetik (DNA) yang dimiliki suatu organisme dan terorganisasi menjadi
kromosom. DNA juga dapat diisolasi, baik pada manusia maupun tumbuhan.
DNA manusia dapat diisolasi melalui darah. Komponen darah yang diisolasi yaitu
sel darah putih, karena memiliki nukleus dimana terdapat DNA didalamnya
(Anonim, 2010).
DNA pada organisme tingkat tinggi seperti manusia, hewan dan tumbuhan
terdapat di dalam inti sel, dan beberapa organ lain di dalam sel seperti
mitokondria dan kloroplast. Penyebutan nama DNA juga didasarkan pada lokasi
asalnya. DNA genome inti (nuclear DNA genome) berasal dari inti sel, DNA
genom mitokondria (mitochondrial DNA genome) berasal dari mitokondria, DNA
genom kloroplast berasal dari kloroplast. Pada organisme tingkat rendah, DNA
penyusun kromosom dan plasmid dibungkus oleh dinding sel (pada bakteri) atau
dibungkus oleh protein tertentu (pada virus). Kromosom eukariot berbentuk linear
sedangkan kromosom prokariot berbentuk sirkular. Selain itu prokariot juga
mengandung satu atau lebih plasmid. Plasmid merupakan mulekul DNA sirkular
dengan ukuran yang jauh lebih kecil dibanding kromosom (Anonim, 2010).
Sel eukariotik mengandung sejumlah molekul DNA, masing-masing pada
umumnya berukuran jauh lebih besar dari satu molekul DNA di dalam
prokariotanya. Molekul DNA di dalam eukariotik bergabung dengan protein dan
dikelompokkan menjadi serabut kromatin di dalam nucleus, yang dikelilingi oleh
sistem membran ganda yang bersifat kompleks.
Asam ribonukleat terdiri benang panjang ribonukleotida. Walaupun
molekul ini jauh lebih pendek dari DNA, RNA ditemukan dalam jumlah yangt
jauh lebih banyak di dalam kebanyakan sel. Pada sel prokariotik dan eukariotik,
ketiga golongan utama RNA adalah RAN data (mRNA = messenger RNA), RNA
Ribosom (rRNA), dan RNA pemindah (tRNA = transfer RNA). Masing-masing
terdiri dari satu rantai ribonukleotida, dan masing-masing mempunyai molekul
urutan nukleotida, dan fungsi biologis yang khas.
DNA mengandung 2 basa pirimidin utama, sitosin (C) dan timin (T), dan
dua basa urin utama adenine (A) dan guanin (G). RNA juga mengandung dua
pirimidin utama sitosin (C) dan urasil (U), dan dua basa purin, adenine (A) dan
guanine (G) (Poedjiadi, 2005).

B. Metode
Tujuan : Mendemonstrasikan adanya DNA pada sel.
Alat : Tabung reaksi, gelas ukur, saringan teh,mortar,pisau,pipet,gelas
pasteur,gelas piala 250ml,kertas saringan,pengaduk.
Bahan: pepaya,kiwi,etanol absolute,aquades,garam(NaCI),deterjen.
Prosedur :
1. Kupas pepaya dan potong kecil-kecil sejumlah 20 gram, masukkan dalam
mortar dan haluskan, bila sulit tambahkan sedikit air.
2. Kedalamnya tambahkan setengah sendok teh garam dapur (NaCl), 10 mL
deterjen dan tambhkan aquadest secukupnya.
3. Perlahan hancurkan lagi hingga garam dan deterjen merata dan lanjutkan
hingga pepaya benar-benar hancur.
4. Saring dengan saringan teh (atau kertas saring), dan masukkan ke dalam
tabung reaksi hingga ¼volume tabung reaksi tersebut. Inkubasikan selama 10
menit dalam lemari pendingin (-20 ºC).
5. Alirkan etanol dingin melalui dinding tabung reaksi hingga ¾ volume tabung
reaksi, amati endapan (gumpalan) putih yang terbentuk pada lapisan antara
ekstrak sel dan etanol. Gumpalan putih tersebut adalah DNA.
6. Bila perlu DNA dapat dililit menggunakan batang pengaduk gelas atau pipette
Pasteur

C. Pembahasan
Isolasi DNA pada dasarnya dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai
macam sumber DNA yang dapat diperoleh dari hewan maupun tumbuhan. Upaya
untuk mengeluarkan DNA dari sel dilakukan dengan merusak dinding dan
membrane sel dan juga membran inti. Cara yang digunakan untuk merusak
membran-membran tersebut sangat beraneka ragam, misalnya dengan
pemblenderan atau penggerusan dengan mortal dan pistil. Selain perusakan secara
fisik, membrane dan dinding sel dapat pula dirusak dengan menggunakan
senyawa-senyawa kimia.
Pada pratikum ini mengisolasi DNA dari pepaya dengan cara:
1. pepaya dikupas dan dipotong kecil-kecil sejumlah 20 gr. Lalu dimasukan
dalam mortar dan dihaluskan , bila sulit ditambahkan air.
1
2. Lalu di masukan kedalam tabung reaksi sebanyak tabung reaksinya.
3
3. Lalu di tambahkan setengah sendok teh garam dapur (NaCL), 10 mL deterjen
dan tambahkan aquades secukupnya.
4. Lalu di kocok tercampur hingga semua bahan tercampur rata.
5. Kemudan disaring dengan tisue, dan masukan kedalam tabung reaksi hingga
1
volume tabung reaksi tersebut. Lalu didinginkan dalam wadah yang berisi
4
air dan es batu selama 10 menit.
6. Alirkan etanol dingin melalui dinding tabung reaksi hingga ¾volume tabung
reaksi, amati endapan (gumpalan) putih yang terbentuk pada lapisan antara
ekstrak sel dan etanol. Gumpalan putih tersebut adalah DNA.
7. Bila perlu DNA dapat dililit menggunakan batang pengaduk gelas atau pipet
pasteur.

Dan setelah di lakukan prosedur kerja yang telah kita lakukan dengan hasil
yang kita dapat mengalami perubahan ketika di masukan dalam pendingin -20 ℃
selama 10 menit, lalu kita amati tabung tersebut menghasilkan gelembung putih
seperti kapas di atas larutan tersebut, berarti adanya DNA yang dikatakan telah
berhasil.

Untuk mendapatkan hasil DNA di gambar tersebut menggunaka buah papaya


yang telah di blender dan di hancurkan, dan masukan kedalam tabung reksi
1 1
sebanyak , garam sendok teh, deterjen 10 mL, dan di kocok hingga merata agarbisa
4 2
mendapat kan hasil yang sempurna, karena semakin encer dari cairan tersebut akan
mudah untuk memperas larutan DNA menggunakan saringan dari ampas papaya, lalu di
dingin dengan suhu -20℃ yang di salurkan oleh etanol di dalam wadah pendingin
selama 10 menit.

Ini adalah hasil yang telah berhasi dilakukan proses untuk menetukan mendapatkan
DNA, yang di tentukan oleh gambar tersebut mewujudkan dari atas larutan DNA
tersebut terdapat gelembung putih seperti kapas yang mengambang di atas larutan DNA,
yang menyatakan berhasil meproleh hasil DNA yang baik.

Anda mungkin juga menyukai