265-Article Text-532-1-10-20220105

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

FORMULASI DAN UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN SERUM ANTIJERAWAT

EKSTRAK ETANOL DAUN KEMANGI (Ocimum x africanum Lour.)

1
Lia Fikayuniar, 2Anggun Hari Kusumawati, 3Mega Putri Silpia, 4Herlina Monafita, 5Laela Tusyaadah
1,2,3,4,5
Fakultas Farmasi, Universitas Buana Perjuangan Karawang, Karawang, Indonesia
Corresponding author: [email protected]

ABSTRAK
Kemangi (Ocimum x africanum L.) merupakan salah satu tanaman yang memiliki senyawa antibakteri mampu menghambat
penyumbatan bahan keratin pada lapisan pilosebaseus yang dipicu oleh bakteri jerawat yaitu Staphylococcus aureus. Penelitian ini
bertujuan untuk memformulasikan ekstrak etanol daun kemangi menjadi sediaan serum antijerawat dan uji evaluasi fisik yang
meliputi uji organoleptik, pH, viskositas, daya sebar, homogenitas serta uji aktivitas antibakteri pada sediaan serum antijerawat
dengan variasi konsentrasi F1 (1,25%), F2 (2,5%) dan F3 (5%). Uji aktivitas antibakteri sediaan serum antijerawat dilakukan
menggunakan metode difusi agar dengan cara sumuran. Hasil penelitian pada sediaan serum antijerawat ekstrak etanol daun
kemangi memiliki nilai F1= 10,2 mm F2= 14,4 mm dan F3= 17,4 mm. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sediaan serum
antijerawat yang memenuhi persyaratan sifat fisik dan yang memiliki efektivitas antibakteri yang terbaik adalah F3 (5%) memiliki
warna hijau bau khas kemangi dan tekstur liquid dengan nilai pH= 5,04, viskositas= 1996, daya sebar= 5,3 dan homogen dengan
zona hambat sebesar 17,4 mm yang menunjukan bahwa sediaan serum antijerawat ekstrak etanol daun kemangi memiliki aktivitas
antibakteri termasuk kedalam zona hambat kuat.

Kata kunci : Ocimum x africanum L., Serum, Staphylococcus aureus, Evaluasi fisik serum, Uji aktivitas antibakteri serum
ABSTRACT
Kemangi (Ocimum x africanum L.) is one of the plants that has antibacterial compounds capable of inhibiting the blockage of
keratin material in the pilosebaceous layer which is triggered by acne bacteria, namely Staphylococcus aureus. This study aims to
formulate ethanol extract of kemangi leaves into anti-acne serum preparations and physical evaluation tests which include
organoleptic tests, pH, viscosity, dispersibility, homogeneity and antibacterial activity tests on anti-acne serum preparations with
varying concentrations of F1 (1.25%). , F2 (2.5%) and F3 (5%). The antibacterial activity test for anti-acne serum preparations
was carried out using the agar diffusion method by means of a well. The results of the study on the preparation of serum anti-acne
ethanol extract of kemangi leaves had a value of F1 = 10.2 mm, F2 = 14.4 mm and F3 = 17.4 mm. The results of the study
concluded that the anti-acne serum preparation that meets the requirements of physical properties and which has the best
antibacterial effectiveness is F3 (5%) which has a green color with a characteristic kemangi odor and a liquid texture with a pH
value = 5.04, viscosity = 1996, spreadability = 5.3 and homogeneous with an inhibition zone of 17.4 mm which indicates that the
anti-acne serum preparation of basil leaf ethanol extract has antibacterial activity including a strong inhibition zone.

Keywords: Ocimum x africanum L., Serum, Staphylococcus aureus, Physical evaluation of serum, Antibacterial activity test of
serum

PENDAHULUAN memiliki berbagai macam khasiat (Omidbaigi et


Akhir-akhir ini penggunaan kosmetik al., 2010). Daun Kemangi mempunyai aktivitas
berbahan alam dapat memberikan efek baik pada farmakologis yang bervariasi diantaranya
kulit. Satu diantaranya perawatan kecantikan secara analgesik, antipiretik, antiseptik, antiinflamasi,
tradisional. Perawatan berbahan alam relatif lebih aktivitas antioksidan dan aktivitas antibakteri
aman dibandingkan dengan menggunakan kosmetik (Rasekh et al., 2012). Studi sebelumnya
berbahan kimia sisntesis. Bahan alam yang bisa menunjukan bahwa Daun Kemangi ini memuat
digunakan sebagai perawatan kecantikan secara kandungan senyawa alkaloid, flavonoid, saponin
tradisional yaitu Daun Kemangi. Dimasyarakat dan tanin (Angelina, Turnip and Khotimah, 2015).
Daun Kemangi biasa dikonsumsi sebagai lalapan Senyawa yang terdapat dalam daun kemangi yang
segar, dengan aroma daunnya yang khas, dan
14
Jurnal Buana Farma Vol. 1 No. 4 (2021)
berfungsi sebagai antibakteri ialah flavonoid sediaan serum antijerawat ekstrak etanol Daun
(Aminah. S, 2020). Kemangi (O. x africanum L.).
Jerawat merupakan peradangan yang Alat dan Bahan
diiringi adanya penimbunan dan penyumbatan Alat penelitian yang digunakan antara lain :
bahan keratin pada lapisan pilosebaseus yang timbangan analitik, corong, gelas ukur (PYREX),
disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus alat- alat gelas (PYREX), beaker glass (PYREX),
(Wasitaatmadja, 2007). untuk meningkatkan Erlenmeyer (PYREX), tabung reaksi (PYREX),
efektivitas terapetik dan kenyamanan dalam waterbath (CECIL), rak tabung, spatula, rotary
penggunaan ekstrak Daun Kemangi, maka dibuat evaporator, pH meter (ISTEK), viskometer
dalam sediaan serum. Serum merupakan salah satu (BROOKFIELD), alat uji sifat fisik, wadah serum,
sediaan kosmetik familiar yang digunakan pada cawan petri, jarum ose, api bunsen, autoklaf (ALP),
kulit wajah dengan pemanfaatan antiacne, stirrer, Laminar Air Flow, incubator (ECOCELL),
antiaging dan moisturizing. Sediaan ini akan hot plate (NESCO®LAB), mikropipet
menghantarkan lapisan film tipis dari bahan aktif (ECOPIPPETTE™).
pada permukaan kulit dengan konsentrasi zat aktif Bahan penelitian yang digunakan antara lain
yang tinggi (Dedhi, 2018). : Daun Kemangi (O. x africanum L.) diperoleh
Tujuan dari penelitian ini adalah mengenai dari Kotabaru Karawang, etanol 96%, aquadest,
formulasi dan uji efektivitas antibakteri sediaan carbomer, gliserin, trietanolamine, natrium
serum antijerawat ekstrak etanol Daun Kemangi benzoat, trietanolamin dan dinatrium EDTA, NaCl
(O. x africanum L.). Formula sediaan serum ekstrak 0,9%, media Triptic Soy Agar dan bakteri
etanol daun kemangi akan di uji aktivitas Staphylococcus aureus.
antibakterinya menggunakan metode difusi agar Prosedur Penelitian

dengan cara sumuran Pembuatan Ekstrak

METODE PENELITIAN Ekstrak Daun Kemangi dibuat dengan cara


Jenis Penelitian dingin (maserasi). Simplisia dimaserasi dengan
Jenis penelitian yang telah dilakukan adalah etanol 96% selama 3 hari dengan sesekali
eksperimental laboratorium. Hasil data yang pengadukan. Simplisia yang direndam disaring
diperoleh dianalisis menggunakan metode one way didapatkan ekstrak cair, kemudian dikentalkan
anova (varian satu arah) dengan program SPSS menggunakan evaporator dengan suhu 50 oC.
dengan taraf kepercayaan 95% atau α = 0,05. Skrinning Fitokimia

Variabel 1. Uji Alkaloid


Variabel penelitian ini mencakup variabel Ekstrak ditambahkan HCL 2N 1 ml
terikat dan variabel bebas. Dengan variabel bebas : dipanaskan ±2 menit, disaring ditambahkan pada
variasi konsentrasi ekstrak etanol Daun Kemangi tabung reaksi lalu ditambahkan dengan pereaksi
(O. x africanum L.) sediaan serum dan variabel Dragendorf dan Mayer. Terbentuknya endapan
terikat : evaluasi fisik dan diameter zona hambat jingga menunjukan adanya dragendorf, dan adanya

Jurnal Buana Farma Vol. 1 No. 4 (2021) 15


endapan putih menunjukan adanya mayer e
(Fikayuniar, 2020) Na benzoat 0,15 0,15 0,15 0,15
2. Uji Flavonoid Dinatrium
0,2 0,2 0,2 0,2
EDTA
Ekstrak dipanaskan dengan campuran 0,1 g
Ad Ad Ad Ad
Serbuk Mg, 1 ml HCl dan 2 ml amil alkohol, Aquadest
100 100 100 100
terbentuk warna merah kuning, atau jingga Catatan: Formula (Dedhi, 2018) dimodifikasi
menunjukan adanya Flavonoid (Fikayuniar, 2020) dengan memvariasikan konsentrasi Daun Kemangi
3. Uji Tanin 1,25%; 2,5%; 5% serta mengubah basis (carbomer)
Ekstrak dipanaskan ±5 menit, didinginkan. dan eksipien (dinatrium EDTA dan natrium
kedalam tabung reaksi diteteskan larutan FeCl3 benzoat).
terbentuknya warna biru-hitam menunjukan adanya Pembuatan serum diawali dengan melarutkan
tanin (Fikayuniar, 2020). ekstrak etanol Daun Kemangi menggunakan air
4. Saponin aquadest secukupnya, melarutkan dinatrium EDTA,
Ekstrak diteteskan pada tabung reaksi melarutkan natrium benzoat, kemudian panaskan
didihkan dengan 20 ml air dalam penangas air. air untuk melarutkan karbomer. Setelah air
Filtrat dikocok dan didiamkan selama 10 menit. mendidih masukan karbomer ke dalam mortir
Terbentuknya busa menunjukan adanya saponin kemudian ditambahkan 15 ml air panas aduk
(Fikayuniar, 2020). hingga homogen, tambahkan EDTA yang sudah
5. Uji Triterpenoid dan steroid dilarutkan dengan air aduk hingga homogen,
Ekstrak ditambahkan 5 ml eter, disaring dan tambahkan Natrium benzoat aduk hingga homogen,
dimasukan kedalam cawan penguap hingga kering tambahkan Trietanolamin aduk hingga homogen,
ditambahkan pereaksi Lieberman-Burchard 2-3 kemudian tambahkan ekstrak Daun Kemangi
tetes terbentuk warna ungu menunjukan adanya sedikit demi sedikit aduk hingga homogen dan
triterpenoid dan terbentuknya warna biru atau hijau terakhir tambahkan gliserin aduk hingga homogen
menunjukan adanya steroid (Fikayuniar, 2020). (Dedhi, 2018).
Pembuatan Formula Sediaan Evaluasi Fisik
Formula serum yang dibuat pada Tabel 3.2 Pengujian Organoleptik
dalam penelitian ini bersumber dari penelitian Uji organoleptis sediaan diamati secara
sebelumnya yang dilakukan oleh (Dedhi, 2018). langsung meliputi warna, aroma, dan sensasi di
Adapun formulanya sebagai berikut : kulit dengan cara mengamati penampilan visual
Tabel 1. Formulasi Serum dan sensasi di kulit.
F0 F1 F2 F3 Pengujian Homogenitas
Bahan
(%) (%) (%) (%) Uji homogenitas dilakukan dengan cara
Ekstrak Daun sediaan dioleskan dengan menggunakan object
- 1,25 2,5 5
Kemangi
glass, sediaan dihimpit dengan dua object glass
Carbomer 1 1 1 1
dengan memastikan bahwa sediaan sudah homogen
Gliserin 5 5 5 5
Triethanolamin 3 3 3 3

Jurnal Buana Farma Vol. 1 No. 4 (2021) 16


dengan tidak terlihat adanya butiran kasar (Ditjen PEMBAHASAN
POM, 1985). Ekstraksi Daun Kemangi (O. x africanum L.)

Pengujian pH Hasil maserasi 500 g simplisia kering Daun


Uji pH dilakukan dengan pengukur pH Kemangi dengan pelarut etanol 96% diperoleh
dikalibrasi. Setelah kalibrasi selesai kemudian ekstrak etanol kental 21,64 g dengan nilai
masukan elektroda ke dalam wadah sediaan rendemen ekstrak kental 4,33%.
tersebut Lihat nilai pH yang terdapat pada display
rentang pH yang memenuhi syarat adalah 4,5 – 6,5 Skrinning Fitokimia

(Ojha et al., 2019). Skrinning fitokimia ekstrak daun kemangi


Pengujian Viskositas dilakukan dengan cara penapisan fitokimia.
Uji viskositas dilakukan dengan Penapisan ini untuk mengidentifikasi senyawa yang
menempatkan sediaan dalam viskometer hingga terkandung pada ekstrak daun kemangi (O. x
spindel terendam. Spindel diatur dengan kecepatan africanum L.)
60 rpm, sediaan dimasukan kedalam beaker glass Tabel 2. Hasil Skrinning Fitokimia
kemudian diatur spindle dan kecepatan yang Hasil
Golongan Senyawa
disesuaikan. Rentang viskositas berada pada Penapisan
kisaran 800-3000 cPs (Septiani et al., 2011) Saponin +
Pengujian Daya Sebar
Tanin -
Sediaan diletakkan di atas kaca bulat
Flavonoid +
berdiameter 15 cm, pada kaca lain diletakkan di
atas sediaan dihimpit dibiarkan selama 1 menit. Alkaloid -

Ditambahkan beban tambahan dan didiamkan Triterpenoid dan Steroid -


selama 1 menit. Daya sebar pada 5–7 cm Hasil uji skrinning fitokimia pada saat uji
menunjukkan bahwa konsistensi semisolid yang tanin, alkaloid, triterpenoid dan steroid tidak
sangat nyaman dalam penggunaan (Dedhi, 2018). teridentifikasi, sehingga senyawa yang
Pengujian Aktivitas Antibakteri
teridentifikasi dalam ekstrak etanol daun kemangi
Pengujian aktivitas antibakteri sediaan serum
(O. x africanum L.) yaitu saponin dan flavonoid.
Ekstrak Daun Kemangi dilakukan dengan metode Uji evaluasi sediaan
sumuran, dengan cara mengukur diameter 1. Uji Organoleptik
hambatan pertumbuhan bakteri terhadap bakteri S. Uji organoleptik bertujuan untuk melihat
aereus. Cara pengujiannya yaitu sumuran yang sifat fisik sediaan secara visual dengan melihat
sudah dibuat pada media pengujian diteteskan warna, bau dan tekstur sediaan serum yang dibuat.
larutan uji menggunakan mikropipet, kemudian Hasil uji organoleptik keempat formula
o
diinkubasi dalam inkubator pada suhu 37 C selama menghasilkan sediaan serum yang sesuai dengan
24 jam, setelah itu diukur diameter zona hambat kriteria yaitu berwarna hijau, bau khas tanaman dan
(zona jernih) di sekitar sumuran menggunakan bertekstur liquid.
jangka sorong (Kindangen et al., 2018). 2. Uji Viskositas

Jurnal Buana Farma Vol. 1 No. 4 (2021) 17


Uji viskositas bertujuan untuk mengetahui dengan memberikan kenyamanan pada kulit
seberapa tingkat kekentalan dari suatu cairan, hasil sewaktu digunakan (Ojha et al., 2019)
uji viskositas menunjukan terjadi penurunan nilai 4. Uji Daya Sebar
viskositas pada tiap formulasi hal ini disebabkan Uji Daya Sebar dilakukan untuk mengetahui
karena adanya perbedaan zat aktif pada sediaan. penyebaran sediaan pada saat dioleskan, sehingga
Selain itu, dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat dilihat kemudahan pengolesan sediaan pada
menjadikan nilai viskositas berbeda seperti kulit
perubahan suhu, pH, perubahan kondisi, kualitas Tabel 5. Hasil Uji Daya Sebar
serta konsentrasi dari bahan baku (Thakre, 2017)
Pengujian Kriteria Hasil
Tabel 3. Hasil Uji Viskositas (cm) F0 F1 F2 F3
Penguji Kriter Hasil
Daya 5-7 5,1 5,1 5,3 5,3
an ia
F0 F1 F2 F3 Sebar ± ± ± ±
0,15 0,20 0,26 0,55
Viskosit 800- 1997 1997 1997 1996 Hasil uji daya sebar menunjukan bahwa
as 3000 ± ± ± ±
cP 057,7 057,7 115,4 346,4 semakin tinggi konsentrasi zat aktif yang
35 35 70 10 digunakan semakin tinggi nilai daya sebar maka
Dari keempat formula tersebut dinyatakan
semakin luas zat aktif akan terdistribusi dengan
memenuhi persyaratan viskositas yang ditentukan
baik, rentang daya sebar yaitu 5-7 cm (Garg et al.,
untuk sediaan essence yaitu 800-3000 cp
2002).
(Septiyanti et al., 2019).
5. Uji Homogenitas
3. Uji pH
Uji homogenitas dilakukan untuk
Pengukuran nilai pH dilakukan untuk
mengetahui dan melihat tercampurnya komponen
mengetahui keamanan sediaan saat digunakan
komponen yang telah dibuat.
sehingga tidak terjadinya iritasi pada kulit.
Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas
Tabel 4. Hasil Uji Ph
Penguji Kriter Hasil
Pengujian Kriteria Hasil an ia
F0 F1 F2 F3
F0 F1 F2 F3 (cm)

pH 4,5-6,5 5,24 5,17 5,15 5,06 Homoge Homo Homo Homo Homo Homo
± ± ± ± nitas gen gen gen gen gen
0,08 0,07 0,06 0,12 Hasil uji homogenitas menunjukan susunan yang
Hasil uji pH menunjukan adanya homogen ditandai dengan tidak adanya gumpalan
penurunan nilai pH pada tiap formulasi, terjadi atau butiran kasar pada sediaan serum dan
penurunan dikarenakan adanya perbedaan terdistribusi merata (Ojha et al., 2019)
konsentrasi zat aktif yang digunakan, semaki besar 5. Uji Aktivitas Antibakteri
konsentasi yang digunakan maka semakin kecil Uji Aktivitas Antibakteri dilakukan untuk
nilai pH yang dihasilkan. Rentang Ph pada setiap mengetahui pengaruh konsentrasi efektif dari suatu
formulasi memenuhi persyaratan yaitu 4,5-6,5

Jurnal Buana Farma Vol. 1 No. 4 (2021) 18


zat antimikroba terhadap bakteri uji dengan metode mengakibatkan kerusakan membran sel dan
sumuran. menyebabkan keluarnya sebagai komponen penting
Tabel 7. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Serum dari dalam sel mikroba yaitu asam nukleat, protein
Ekstrak Daun Kemangi dan lain-lain (Robinson, 1991).
Diameter Zona Hambat mm PENUTUP
Jenis
Perlakuan Perlakuan Perlakuan Rata- Kesimpulan
Serum
I II III rata Pada penelitian ini evaluasi fisik pada
K- sediaan serum ekstrak etanol Daun Kemangi (O. x
0 0 0 0
africanum L.) yang memenuhi parameter uji fisik
K+ 37,1 30,8 30,6 34,2
meliputi uji viskositas, pH, daya sebar dan
F1 10 10,4 10,3 10,2
homogenitas, tidak memenuhi parameter yaitu
F2 14,7 14,1 14,6 14,4
organoleptik dan formula sediaan serum antijerawat
F3 17,1 17,9 17,3 17,4
ekstrak etanol daun Kemangi (O. x africanum L.)
Tabel diatas menunjukan bahwa hasil
yang terbaik adalah Formula 3 berdasarkan hasil
pengujian antibakteri pada sediaan serum
aktivitas antibakteri yang terbaik terhadap bakteri
antijerawat daun kemangi pada F1 memiliki nilai
Staphylococcus aureus dengan zona hambat 17,4
zona bening 10,2 mm zona hambat menunjukan
mm hal ini menunjukkan aktifitas antibakteri
masuk kedalam kategori sedang, F2 memiliki nilai
sediaan serum antijerawat termasuk kedalam
zona bening 14,4 mm dengan kategori kuat dan F3
kategori kuat.
memiliki nilai zona bening 17,4 mm menunjukan
Saran
masuk kedalam kategori kuat, dilihat dari zona
Sebaiknya penelitian selanjutnya
bening daerah lubang sumuran. Dari ketiga formula
diharapkan dapat melakukan penelitian lanjut
dapat disimpulkan bahwa zona bening yang terbaik
dengan menggunakan formulasi sediaan farmasi
dihasilkan pada F3 terbilang dalam kategori kuat,
yang berbeda dan dilakukan penelitian bioaktifitas
semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun kemangi
yang lain pada daun kemangi dan bagian lain dari
maka semakin tinggi pula daya hambat yang
tumbuhan kemangi.
terbentuk. Adapun zona bening yang dihasilkan
DAFTAR PUSTAKA
kontrol positif terbilang sangat kuat memiliki nilai
Angelina, M., Turnip, M. and Khotimah, S. (2015)
zona bening 34,2 mm, zona bening disekitar lubang ‘Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol
sumuran disebabkan oleh adanya senyawa aktif Daun Kemangi (Ocimum sanctum L.)
terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia
ekstrak daun kemangi yaitu flavonid dan saponin. coli dan Staphylococcus aureus’, Jurnal
Senyawa flavonoid memiliki sifat Protobiont, 4(1), pp. 184–189.
Dedhi, S. (2018) ‘Formulasi Serum Gel Anti
antibakteri dengan mekanisme kerja terjadinya Jerawat Ekstrak Etanol Kulit Buah Nanas
kerusakan permeabilitas dinding sel bakteri, (Ananas comosus L. Merr) Serta Uji
Aktivitas Terhadap Bakteri Staphylococcus
mikrosom, dan lisosom sebagai hasil interaksi aureus ATCC 25923’.
antara flavonoid dan DNA bakteri (Ganiswarna, Ditjen POM (1985) Formularium Kosmetik
Indonesi. Formularium Kosmetik Indonesia
1995). Sedangkan saponin dapat mengganggu Departemen Kesehatan RI Jakarta.
permeabilitas membran sel mikroba yang Ganiswarna, S. G. (1995) Farmakologi Dan

Jurnal Buana Farma Vol. 1 No. 4 (2021) 19


Terapi. Jakarta :Gaya Baru. dan Kelamin. Universitas Indonesia.
Garg, A. et al. (2002) ‘Spreading of semisolid Jakarta.
formulations: An update’, Pharmaceutical
Technology North America, 26(9), pp. 84–
105.
Kindangen, O. C., Yamlean, P. V. Y. and
Wewengkang, D. S. (2018) ‘Formulasi Gel
Antijerawat Ekstrak Etanol Daun Kemangi
(Ocimum basilicum L.) Dan Uji
Aktivitasnya Terhadap Bakteri
Staphylococcus aureus Secara in vitro’,
Pharmacon, 7(3), pp. 283–293.
Lia Fikayuniar (2020) Modul Analisis Praktikum
Fitokimia. Universitas Buana Perjuangan
Karawang.
Ojha, S., Chadha, H. and Aggarwal, B. (2019)
‘Formulation and Evaluation Of Face
Serum Containing Bee’, World Journal of
Pharmaceutical Research, 8(February), pp.
1100–1105.
Omidbaigi, R. et al. (2010) ‘Induction and
identification of polyploidy in basil
(Ocimum basilicum L.) medicinal plant by
colchicine treatment’, International Journal
of Plant Production, 4(2), pp. 87–98.
Rasekh, H. R. et al. (2012) ‘Safety assessment of
ocimum basilicum hydroalcoholic extract in
wistar rats: Acute and subchronic toxicity
studies’, Iranian Journal of Basic Medical
Sciences, 15(1), pp. 645–653.
Robinson, T. (1991) Kandungan Organik
Tumbuhan Tingkat Tinggi. Edited by
Diterjemahkan oleh Prof. Dr. Kosasih
Padmawinata. Penerbit ITB: Bandung.
Septiani S, Wathoni N, M. S. (2011) ‘Formulasi
sediaan masker gel antioksidan dari ekstrak
etanol biji melinjo (Gnetum gnemon
Linn.).’, Jurnal Universitas Padjadjaran.,
1(1), pp. 4–24.
Septiyanti, M. et al. (2019) ‘Formulation and
evaluation of serum from red, brown and
green algae extract for anti-aging base
material’, AIP Conference Proceedings,
2175.
Siti Aminah, S. W. (2020) ‘The Effect of Basil (
Ocimum X Africanum L .) Extract on The
Growth of Microbes in the Hand’,
International Journal of Innovation,
Creativity and Change., pp. 711–730.
Thakre, A. D. (2017) ‘Formulation and
Development of De Pigment Serum
Incorporating Fruits Extract’, International
Journal of Innovative Science and Research
Technology, 2(12), pp. 330–382.
Wasitaatmadja, S. M. (2007) Ilmu Penyakit Kulit

Jurnal Buana Farma Vol. 1 No. 4 (2021) 20

Anda mungkin juga menyukai