BAB II Tinjauan Pustaka
BAB II Tinjauan Pustaka
BAB II Tinjauan Pustaka
TINJAUAN PUSTAKA
Hipotermia pada bayi baru lahir terjadi apabila suhu tubuh di bawah
36,5⁰C yang dilakukan pengukuran pada ketiak dalam rentan waktu 3-5 menit
(Syafrida Hanum, Oswati Hasanah, 2012). Walaupun berada dalam ruangan yang
relatif hangat, akan tetapi bayi dengan berat badan lahir rendah sangat rentan
sel yang permanen (Iswanti and Masitoh, 2014). Hipotermia dapat dibagi
menjadi dua tipe yaitu hipotermia sedang dan hipotermia berat. Hipotermia
sedang terjadi apabila suhu bayi berada pada 36-36,4⁰C serta kaki dan tangan
teraba dingin yang dapat disertai dengan gerakan bayi yang kurang normal.
Hipotermia berat terjadi apabila suhu tubuh bayi kurang dari 36⁰C, serta seluruh
2. Penyebab
d. Malnutrisi
7
e. Penurunan laju metabolism
Bayi baru lahir tidak dapat mengatur suhu tubuhnya, dan dapat dengan
cepat kehilangan panas apabila tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami
a. Radiasi
Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi ditempatkan
dekat benda yang mempunyai temperatur tubuh lebih rendah dari temperatur
b. Konduksi
Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi
c. Konveksi
Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi pada bayi saat bayi terpapar
dengan udara sekitar yang lebih dingin, contohnya angin dari kipas angin,
d. Evavorasi
permukaan tubuh setelah bayi lahir karena tubuh tidak segera dikeringkan.
8
4. Gejala dan tanda mayor
Tabel 1
Gejala dan Tanda Mayor
Subyektif Obyektif
(tidak tersedia) 1 Kulit teraba dingin
2 Suhu tubuh dibawah nilai normal
Sumber: Tim Pokja SDKI DPP PPNI, Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia, 2016
Tabel 2
Gejala dan tanda minor hipotermia
Gejala dan Tanda Minor
Subyektif Obyektif
(tidak tersedia) 1 Akrosianosis
2 Bradikardi
3 Dasar kuku sianotik
4 Hipoglikemia
5 Hipoksia
6 Pengisian kapiler >3 detik
7 Konsumsi oksigen meningakat
8 Ventilasi menurun
9 Piloereksi
10 Takikardi
11 Vasokonstriksi perifer
12 Kutis memorata (pada neonates)
Sumber: Tim Pokja SDKI DPP PPNI, Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia, 2016
5. Klasifikasi hipotermia
a. Hipotermia akut
selama 6-12 jam, terdapat pada bayi BBLR, di ruang tempat bersalin yang dingin,
incubator yang tidak cukup hangat. Terapinya yaitu : segeralah masukan bayi ke
9
dalam inkubator yang suhunya sudah menurut kebutuhan bayi dan dalam
keadaan telanjang supaya dapat diawasi secara teliti. Gejala bayi lemah, gelisah,
b. Hipotermi skunder
disebabkan oleh suhu lingkungan yang dingin, tetpi disebabkan oleh sebab lain
seperti sepsis, syndrome gangguan nafas, penyakit jantung bawaan yang berat,
dll.
c. Injuri dingin
berada di dalam ruang dingin (lebih dari 12 jam). Gejala : lemah, tidak mau
minum, badan dingin, oligoria, suhu berkisar sekitar 29,5-350C, tidak banyak
bergerak, oedema, serta kemerahan pada tangan, kaki dan muka, seolah-olah
6. Komplikasi
konsumsi oksigen, produksi asam laktat, apneu, penurunan pembekuan darah dan
yang paling sering terlihat hipoglikemia. Pada bayi premature, stress dingin dapat
10
7. Penanganan serta Pencegahan Hipotermia
Kesempatan untuk bertahan hidup pada bayi baru lahir (BBLR) ditandai
Untuk itu, bayi baru lahir haruslah dirawat lingkungan suhu netral (Thermal
dan konsumsi oksigen berada pada tingakt minimum, dalam lingkungan tersebut
bayi dapt mempertahankan suhu tubuh normal. Namun pada bayi yang
mengalami hipotermia maka harus ditangani secara cepat dan tepat. Penanganan
Tindakan yang harus dilakukan untuk menolong bayi adalah dengan segera
b. Cara lain yang sangat sederhana dan mudah untuk dilakukan oleh setiap
orang yaitu menghangatkan bayi dengan melalui panas tubuh ibu yang bisa
care menjadi cara yang efektif dalam perawatan dan pemenuhan kebutuhan bayi
stimulasi,keamanan, dan cinta, hal ini terjadi bila terdapat kontak langsung antara
kulit bayi dengan kulit Ibu. Prinsip ini dikenal sebagai skin to skin contact atau
metode kangguru yang berfungsi untuk mengatur suhu atau menghangatkan bayi.
Posisikan bayi dengan posisi telungkup pada dada ibu sehingga bayi merasa lebih
c. Ketika tubuh bayi masih dingin, gunakan selimut atau kain hangat yang
disetrika terlebih dahulu, ini digunakan untuk menutupi tubuh bayi dan ibu.
11
d. Ketika bayi hipotermia biasanya bayi mengalami hipoglikemia, sehingga bayi
1. Pengkajian
social ekonomi yang rendah, dan tiadanya perawatan sebelum kelahiran (prenatal
rokok dan kafein. Riwayat ibu: umur di bawah 16 tahun atau di atas 35 tahun dan
sebelumnya dan jarak kehamilan yang berdekatan, infeksi seperti TORCH atau
plasenta previa dan prolapsus tali pusat, konsumsi kafein, rokok, alohol dan obat-
badan pada saat kelahiran, SGA, atau terlalu besar dibandingkan umur
kehamilan, berat biasanya kurang dari 2500 gram, kurus, lapisan lemak subkutan
sedikit atau tidak ada, kepala relative lebih besar dibandingkan badan, 3 cm lebih
besar dibandingkan lebar dada, kelainan fisik yang mungkin terlihat, nilai Apgar
Denyut jantung rata-rata 120 sampai 160 per menit pada bagian aikal
dengan ritme yang teratur pada saat kelahiran, kebisingan jantung terdengar pada
seperempat bagian interkostal, yang menunjukkan aliran darah dari kanan ke kiri
d. Gastrointestinal
pengeuaran meconium biasanya terjadi dalam waktu 12 jam, reflek menelan dan
menghisap lemah, ada atau tidak ada anus, ketidak normalan congenital lain.
e. Integument
sianosis, atau campuran bermacam warna, sedikit vernik kaseosa dengan rambut
lanugo disekujur tubuh, kurus, kulit tampak transparan, halus dan mengkilap,
edema yang menyeluruh atau di bagian tertentu yang terjadi pada saat kelahiran,
kuku pendek belum melewati ujung jari, rambut jarang atau mungkin tidak ada
f. Muskuluskeletal
lunak, tulang tengkorak dan tulang rusuk lunak, gerakan lemah dan tidak aktif
atau latergik.
g. Neurologis
Reflek dan gerakan pada tes neurologist tampak tidak resisten, gerak
refleks hanya berkembang sebagian, menelan, mengisap, dan batuk sangat lemah
atau tidak efektif, tidak ada atau menurunnya tanda neurologist, mata mungkin
13
tertutup atau mengatup apabila umur kehamilan belum mencapai 25 sampai 26
minggu, suhu tubuh tidak stabil, biasanya hipotermia, gemetar, kejang dan mata
h. Paru
periode apnea, pernapasan yang tidak terarur, dengan flaring nasal (nasal
suara gemerisik.
i. Ginjal
solute load besar, akumulasi asam anorganik dengan asidosis metabolik, ketidak
j. Reproduksi
k. Temuan sikap
2. Diagnosa Keperawatan
atau respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan. Dianosa
14
Keperawatan merupakan bagian vital dalm menentukan asuhan keperawatan
yang sesuai untuk membantu klien mencapai kesehatan optimal (PPNI, 2016).
Tabel 3
Diagnosa Keperawatan Hipotermia
Hipotermia
Kategori: Lingkungan
Subkategori : Keamanan dan Proteksi
Definisi:
Suhu tubuh berada di bawah rentang normal tubuh.
Penyebab:
Berat badan ekstrim
Terpapar suhu lingkungan rendah
Kekurangan lemak subkutan
Transfer panas (mis. Konduksi, konveksi, evavorasi, radiasi
Sumber: Tim Pokja SDKI DPP PPNI, Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia, 2016
3. Intervensi Keperawatan
SLKI :
Termoregulasi
Termolegulasi Neonatus
Kriteria Hasil :
b. Pengaturan suhu tubuh neonates agar tetap berada pada rentan normal
SIKI
Manajemen Hipotermia
15
b. Identifikasi penyebab hipotermia (mis, terpapar suhu lingkungan rendah,
Pengatur Suhu
h. Selimuti bayi berat badan lahir rendah dengan selimut yang berbahan dalam
i. Berikan topi stickkinette untuk mencegah kehilangan panas pada bayi baru
lahir.
16
k. Pertahankan kelembaban pada 50% atau lebih besar dalam incubator untuk
4. Implementasi
yaitu:
5. Evaluasi
sistematik pada status kesehatan klien. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat
kemampuan klien mencapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan melakukan
ditetapkan)
2. Akrosianosis menurun.
18