Hipotermi
Hipotermi
Hipotermi
Maret, 2016
Nama
No. Stambuk
: N 111 15 022
Pembimbing
BAB I
PENDAHULUAN
Kematian bayi baru lahir merupakan komponen utama tinginya angka kematian
bayi, di indonesia kematian anak dibawah 5 tahun telah menurunkan pengurangan
secara signifikan dan masalah kematian pada neonatal masih jadi penyumbang utama
kematian pada balita. 2 Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran
dan bayi masih berusia 0-28 hari dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari
kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim. Termoregulasi atau pengaturan suhu
tubuh merupakan aspek yang sangat penting dan menentang dalam perawatan BBL.
Suhu tubuh normal dihasilkan dari keseimbangan antara produksi dan kehilangan
panas tubuh. Salah satu masalah khusus pada bayi terutama BKB adalah
ketidakmampuannya untuk mempertahankan suhu tubuh yang normal. 1 Hipotermia
adalah suatu keadaan dimana suhu tubuh berada dibawah 36,5Celsius. 3,4 Hipotermia
pada bayi baru lahir disebabkan belum sempurnanya pengaturan suhu tubuh bayi,
maupun pengetahuan yang kurang tentang pengelolaan bayi baru lahir yang benar.
Pengaturan suhu tubuh bayi baru lahir sangat penting untuk kelangsungan hidup dan
mencegah terjadinya hipotermia.1-3 Hipotermia pada bayi baru lahir mempengaruhi
metabolisme tubuh dan dapat mengakibatkan komplikasi hipoglikemia, asidosis
metabolik, distres pernapasan, dan infeksi. Hipotermia terjadi apabila suhu tubuh di
bawah 36,50C. Hipotermia terjadi akibat ketidakseimbangan antara produksi panas
dan kehilangan panas. Kehilangan panas pada bayi baru lahir dapat melalui 4 cara
yaitu evaporasi, konduksi, radiasi, dan konveksi. Kesalahan penanganan sesudah
lahir dapat menyebabkan bayi baru lahir kehilangan panas akibat keempat cara
tersebut Suhu normal adalah suhu tubuh yang menjamin kebutuhan oksigen bayi
secara individual dapat terpenuhi, pada kulit bayi: 36--36,5oC; pada aksila: 36,537,5oC; dan pada rektum 36,5-37,5oC C. Istilah hipotermia secara umum
digambarkan sebagai suhu tubuh kurang dari 36,5oC.1,
Menurut RISKESDAS 2007 didalam , penyebab kematian neonatal 0-6 hari
adalah gangguan pernafasan (37%), prematurias (34%), sepsis (12%), hipotermi
(7%), ikterus (6%) dan kelainan congenital (1%). Hipotermi merupakan penyebab
kematian bayi yang cukup tinggi, Pada neonatus yang baru lahir. Dimana,di dalam
tubuh ibunya, suhu tubuh fetus selalu terjaga, begitu lahir maka hubungan dengan
1
pediatrik ada
lapisan
yang
penting
yang dapat
membantu untuk
BAB II
TINJUAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fisiologi
Suhu tubuh atau temperatur normal pada anak dan dewasa adalah :
Usia
3 bulan
6 bulan
1 tahun
3 tahun
5 tahun
7 tahun
9 tahun
11 tahun
13 tahun
Dewasa
>70 tahun
Suhu (oc)
37,5
37,5
37,7
37,2
37,0
36,8
36,7
36,7
36,6
36,4
36,0
kira-kira
10-15%
kecepatan
normal,
menyebabkan
daripada
laki-laki
karena
pengeluaran
hormon
Sedangkan
menurun.Panas tubuh juga bisa hilang melalui penguapan, yang bisa terjadi jika
seorang bayi yang baru lahir dibanjiri oleh cairan ketuban. 1,2
Neonatus mudah sekali terkena hipotermi, hal ini disebabkan oleh karena:
sempurna
Permukaan tubuh bayi relatif lebih luas
Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas
Bayi belum mampu mengatur posisi tubuh dan pakainnya agar dia tidak
kedinginan
Keadaan yang menimbulkan kehilangan panas yang berlebihan, seperti
lingkungan dingin, basah, atau bayi yang telanjang,cold linen, selama
perjalanan dan beberapa keadaan seperti mandi, pengambilan sampel
darah, pemberian infus, serta pembedahan. Juga peningkatan aliran
dan upaya mempertahankan suhu tubuh tidak di terapkan secara tepat, terutama
pada masa stabilisasi yaitu: 6-12 jam pertama setelah lahir.2
Hipotermia juga bisa menyebabkan hipoglikemia (kadar gula darah yang
rendah), asidosis metabolik (keasaman darah yang tinggi) dan kematian.Tubuh
dengan cepat menggunakan energi agar tetap hangat, sehingga pada saat
kedinginan bayi memerlukan lebih banyak oksigen. Karena itu, hipotermia bisa
menyebabkan berkurangnya aliran oksigen ke jaringan. 2
6
2.3 Patofisiologi
Suhu tubuh diatur dengan mengimbangi produksi panas terhadap
kehilangan panas. Bila kehilangan panas dalam tubuh lebih besar dari pada laju
pembentukan panas maka akan terjadi penurunan suhu tubuh. Begitu juga
7
sebaliknya bila di dalam tubuh lebih besar dari pada kehilangan panas, timbul
panas di dalam tubuh dan suhu tubuh akan meningkat.1
Gangguan salah satu atau lebih unsure-unsur termoregulasi akan
mengakibatkan suhu tubuh berubah, menjadi tidak normal. Apabila terjadi
paparan dingin, secara fisiologis tubuh akan memberikan respon untuk
menghasilkan panas berupa;
1. Shivering thermoregulation/ST
merupakan mekanisme tubuh berupa menggigil atau gemetar secara involunter
akibat dari kontraksi otot untuk menghasilkan panas.
2. Non-Shivering thermoregulation/NST
merupakan mekanisme yang dipengaruhi oleh stimulasi system saraf simpatis
untuk menstimulasi proses metabolic dengan melakukan oksidasi terhadap
jaringan lemak coklat. peningkatan metabolism jaringan lemak coklat akan
meningkatkan produksi panas dari tubuh.
3. vasokonstriksi periver
mekanisme ini juga distimulasi oleh system saraf simpatis, kemudian system
saraf perifer akan memicu otot sekitar arteriol kulit untuk berkontraksi
sehingga terjadi vasokonstriksi. keadaan ini efektif untuk mengurangi aliran
darah ke jaringan kulit dan mencegah hilangnya panas yang tidak berguna.1
Sedangkan berdasarkan kejadiannya, hipotermia dibagi atas: 1
Ganti pakaian yang dingin dan basah dengan pakaian yang hangat,
memakai topi dan selimuti dengan selimut hangat.
10
Anjurkan ibu untuk menyusui lebih sering. Bila bayi tidak dapat menyusu,
berikan ASI peras menggunakan salah satu alternatif cara pemberian
minum
Periksa kadar glukosa darah, bila < 45 mg/dL (2,6 mmol/L), tangani
hipoglikemia.
Periksa suhu tubuh bayi setiap jam, bila suhu naik minimal 0,5C/ jam,
berarti usaha menghangatkan berhasil, lanjutkan memeriksa suhu setiap 2
jam:
Bila suhu tidak naik atau naik terlalu pelan, kurang 0,5C/jam, cari tanda
sepsis.
Bila suhu tetap dalam batas normal dan bayi dapat minum dengan baik
serta tidak ada masalah lain yang memerlukan perawatan di rumah sakit,
bayi dapat dipulangkan. Nasihati ibu cara menghangatkan bayi di rumah.
Hipotermia Berat
Ganti baju yang dingin dan basah bila perlu. Beri pakaian yang hangat,
pakai topi dan selimuti dengan selimut hangat.
Bila bayi dengan gangguan napas (frekuensi napas lebih 60 atau kurang
30 kali/menit,tarikan dinding dada, merintih saat eksipirasi), lakukan
manajemen Gangguan napas.
11
Pasang jalur IV dan beri cairan IV sesuai dengan dosis rumatan, dan infus
tetap terpasang di bawah pemancar panas, untuk menghangatkan cairan
Periksa kadar glukosa darah, bila kadar glukosa darah kurang 45 mg/dL
(2,6 mmol/L),tangani hipoglikemia.
Nilai tanda kegawatan pada bayi (misalnya gangguan napas, kejang atau
tidak sadar) setiap jam dan nilai juga kemampuan minum setiap 4 jam
sampai suhu tubuh kembali dalam batas normal.
Ambil sample darah dan beri antibiotika sesuai dengan yang disebutkan
dalam penanganan kemungkinan besar sepsis.
Periksa suhu tubuh bayi setiap jam. Bila suhu naik paling tidak 0,5o C/
jam, berarti upaya menghangatkan berhasil, kemudian lanjutkan dengan
memeriksa suhu bayi setiap 2 jam.
Periksa juga suhu alat yang dipakai untuk menghangatkan dan suhu
ruangan setiap jam
Pantau bayi selama 24 jam setelah penghentian antibiotika. Bila suhu bayi
tetap dalam batas normal dan bayi minum dengan baik dan tidak ada
masalah lain yang memerlukan perawatar di rumah sakit, bayi dapat
dipulangkan dan nasehati ibu bagaimana cara menjaga agar bayi tetap
hangat selama di rumah.1
kekurangan
cadangan
glikogen.
Asidosis
metabolik
disebabkan
14
Pengeringan segera
Segera setelah lahir, bayi dikeringkan kepala dan tubuhnya, dan segera
mengganti kain yang basah dengan kain yang hangat dan kering. Kemudian
diletakkan di permukaan yang hangat seperti pada dada atau perut ibunya atau
segera dibungkus dengan pakaian hangat. Kesalahan yang sering dilakukan
adalah, konsentrasi penolong kelahiran terutama pada oksigenasi dan tindakan
pompa jantung pada waktu resusitasi, sehingga rnelupakan kontrol terhadap
paparan dingin yang kemungkinan besar terjadi segera setelah bayi dilahirkan.
Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali
bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Verniks akan membantu
menghangatkan tubuh bayi. Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang
kering.
Bayi diletakkan telungkup di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu
dan bayi. Untuk menjaga agar bayi tetap hangat, tubuh ibu dan bayi harus
berada di dalam satu pakaian (merupakan teknologi tepat guna baru) disebut
sebagai Metoda Kanguru. Sebaiknya ibu menggunakan pakaian longgar
berkancing depan.
Metode perawatan kontak kulit dengan kulit (Skin to skin contact / Kangoroo
mother care / KMC / perawatan bayi lekat) dalam perawatan bayi selanjutnya
sangat dianjurkan khususnya untuk bayi-bayi kecil, oleh karena dari beberapa
penelitian dilaporkan adanya penurunan secara bermakna angka kesakitan dan
angka kematian bayi-bayi kecil.
Pemberian ASI
Pemberian ASI sesegera mungkin, sangat dianjurkan dalam jam -jam pertama
kehidupan BBL. Pemberian ASI dini dan dalam jumlah yang mencukupi kini
sangat menunjang kebutuhan nutrisi, serta akan berperan dalam proses
termoregulasi pada BBL.
16
Rawat Gabung
Bayi-bayi yang dilahirkan di rumah ataupun yanng dilahirkan di rumah sakit,
seyogyanya dijadikan satu, dalam tempa tidur yang sama dengan ibunya,
selama 24 jam penuh dalam ruangan yang cukup hangat (minimal 25C). Hal
ini akan sangat menunjang pemberian ASI ondemand, serta mengurangi risiko
terjadinya infeksi nosokomial pada bayi-bayi yang lahir di rumah sakit.
Transportasi hangat
Apabila bayi perlu segera dirujuk ke rumah sakit, atau ke bagian lain di
lingkungan rumah sakit seperti di ruang rawat bayi atau di NICU, sangat
penting untuk selalu menjaga kehangatan bayi selama dalarn perjalanan.
Apabila memungkinkan, adalah merujuk bayi bersarnaan dengan ibunya
dalam perawatan bayi lekat, oleh karena hal ini merupakan cara yang
sederhana dan aman.
Resusitasi hangat
Pada waktu melakukan resusitasi, perlu menjaga agar tubuh bayi tetap hangat.
Hal ini sangat penting, oleh karena bayi-bayi yang mengalami asfiksia,
tubuhnya tidak dapat menghasilkan panas yang cukup efisien schingga
mempunyai risiko tinggi menderita hipotermia. 1,5
17
Cara lain yang sangat sederhana dan mudah dikerjakan setiap orang
ialah metode dekap, yaitu bayi diletakkan telungkup dalam dekapan ibunya
dan keduanya iselimuti agar bayi senantiasa hangat.1,3 Bayi yang dirawat
dengan metode Kangguru lebih cepat mencapai suhu normal dibandingkan
bayi yang dirawat dalam incubator, ini disebabkan suhu pada kulit ibu yaitu
berkisar antara 360C-370C bisa memberikan lingkungan yang nyaman sesuai
dengan lingkungan. 1,3,4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
18
Hipotermi pada bayi baru lahir perlu mendapat perhatian dari para
petugas kesehatan dan khususnya calon ibu yang akan memiliki anak. Mereka
perlu memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara memperlakukan bayi
pertama kali ketika lahir.
Penanganan yang salah terhadap bayi bisa menyebabkan dampak
negatif bagi mereka. Sebagai contoh terjadinya hipotermi pada bayi
disebabkan oleh kebiasaan / perilaku yang salah seperti mengeringkan dan
membersihkan tubuh bayi menunggu setelah plasenta lahir, memandikan bayi
dilakukan segera setelah lahir, membersihkan lemak bayi segera setelah lahir,
memercikkan air hangat / air dingin / air kembang / minyak wangi pada bayi
baru lahir yang tidak menangis (untuk merangsang pernafasan) , mengosok
tubuh bayi dengan minyak kayu putih / obat gosok , bayi baru lahir tidak
segera didekapkan / dipisah /tidak segera disusui oleh ibunya. Semua
kebiasaan diatas justru mengakibatkan penurunan suhu tubuh pada bayi.
Hipotermi merupakan salah satu penyebab tersering dari kematian bayi
baru lahir. Oleh karena itu para petugas kesehatan harus melakukan tindakan
pencegahan terjadinya hipotermi di tingkat pelayanan dasar. Sebaiknya para
petugas kesehatan memiliki penguasaan dalam mencegah dan menangani
hipotermi pada bayi baru lahir untuk memberikan dampak positif yang sangat
berarti dalam mencegah terjadinya kematian. Begitu pula dengan ibu,
penolong persalinan, dan keluarga di rumah yang bisa dengan mudah
mencegah terjadinya hipotermi.
DAFTAR PUSTAKA
19
20