ABHI9
ABHI9
ABHI9
SKRIPSI
Disusun Oleh :
Vina Fauzia D.141.15.0019
v
Kata kunci: Stik bawang, daun kelor, kandungan kimia, sifat fisik, dan
oganoleptik.
SUMMARY
v
i
moisture content, 1.93% ash content, 560.0mg / kg calcium content, 13.4mg / 100g
beta carotene content and 655.7gf crispness.
Keywords: Crackers (stik bawang), Moringa leaves, chemical content, physical
characteristics, and organoleptic.
KATA PENGANTAR
memperoleh gelar sarjana S-1 pada Program Studi Teknologi Hasil Pertanian
terlepas dari bantuan, saran dan petunjuk dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini
selesai.
2. Ir. Dewi Larasati, M.Si., Pembimbing II yang juga selalu meyediakan waktu
skripsi ini.
3. Ir. Sri Haryati, M.Si., Penguji sekaligus ketua Program Studi Fakultas
Teknologi Pertanian dan Dosen Wali atas nasehat bimbingan, perhatian dan
v
ii
4. Suami, anakku Labib dan Lubab, yang selalu memberikan dukungan moril
5. Ibu, dan kakak-kakak saya, yang mengirimkan semangat, doa kepada saya
anak saya.
7. Rekan-rekan kerja, teman, kakak dan adik kelas, yang tak mungkin
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka
disebutkan satu per satu karena banyaknya pihak yang membantu dalam
dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang membangun dari
v
iii
Semarang, Februari 2019
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN I .......................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN II ......................................................................... iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................... iv
RINGKASAN .................................................................................................. v
SUMMARY ..................................................................................................... vi
ix
D. Manfaat Penelitian .......................................................................
3
E. Hipotesis ......................................................................................
3
F. Tekstur .........................................................................................
16
x
B. Bahan dan Alat ............................................................................
18
xi
5. Uji Hedonik ...........................................................................
46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 48
A.
KESIMPULAN .......................................................................... 48
49
50
xi
i
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kandungan nutrisi daun kelor segar dan kering (per 100 g) .............................
8
xi
ii
14. Hasil Uji Hedonik Stik Bawang Daun Kelor ..................................................
46
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Stik Bawang ................................................................................................
5
DAFTAR ILUSTRASI
Ilustrasi Halaman
1. Diagram Kadar Air Stik Bawang Daun Kelor ................................................ 30
xi
v
2. Diagram Kadar Abu Stik Bawang Daun Kelor .............................................. 32
Lampiran Halaman
1. Analisa Kadar Air ........................................................................................... 53
2. Analisa Kadar Abu .......................................................................................... 56
3. Analisa Kadar Kalsium ................................................................................... 59
4. Analisa Kadar Beta Karoten............................................................................ 61
x
v
x
vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
disebut drumstick plant ini merupakan tanaman yang menjadi sayuran sarat
sendiri selama ini hanya sebatas produk olahan yang mempunyai umur
dimana pada setiap 100 gram daun kelor mengandung 2 kali lebih tinggi
kali lebih tinggi kalium dibanding pisang; 4 kali lebih tinggi kalsium
kalsium pada susu kambing; 7,10 mg kalsium pada susu kerbau; 4,30 mg
1
2
dengan cara mengkonsumsi makanan yang kaya akan gizi penting yang
dibutuhakan oleh tubuh. Hal dasar ini sering sekali dilupakan manusia.
Selain sebagai sayur dan minuman, alternatif lain dalam pemanfaatan daun
kelor salah satunya dijadikan sebagai camilan. Hal ini camilan yang
dimaksud adalah stik bawang. Semua orang tentu sudah mengenal stik
bawang, camilan yang renyah dan gurih ini sesuai digunakan saat santai.
Siapa pun bisa menikmati kelezatan dari stik bawang ini karena sudah
Namun, kekurangan dari stik bawang ini adalah tinggi lemak dan
meningkatkan nilai nutrisi stik bawang. Adanya stik bawang daun kelor ini
B. Perumusan Masalah
diuraikan maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini yaitu
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
yang enak, sehat dan layak untuk diaplikasikan pada camilan yang bernilai
ekonomis.
E. Hipotesis
digemari dan mudah dibuat di rumah sendiri. Terbuat dari tepung terigu
dengan penambahan mentega dan telur serta bumbu yang bisa mebuatnya
memiliki cita rasa gurih. Berbentuk stik tipis yang renyah saat dimakan.
Camilan ini diolah dengan cara digoreng. Stikdapat dihidangkan setiap saat
baik sebagai makanan selingan, makanan camilan, sebagai teman minum teh
dan dapat juga sebagai buah tangan saat mengunjungi saudara. Stik
merupakan kata serapan dari bahasa inggris yang artinya tongkat atau sesuatu
yang berbentuk seperti batang menurut Peter Salim dalam The Contempory
pipih panjang menyerupai tongkat maka makanan ini disebut dengan stik.
karbohidrat, kalsium, dan zat besi yang tinggi. Sangat bermanfaat untuk ibu
aktivitas sel darah putih yang dapat melawan infeksi dan penyakit.
Antioksidan yang terkandung bisa melindungi sel tubuh dari radikal bebas
4
yaitu memelihara kesehatan jantung. Stik bawang dapat dilihat seperti
Gambar 1.
5
Gambar 1.
Stik Bawang
berbatang lunak dan rapuh, dengan daun sebesar ujung jari dan berbentuk
bulat telur dan tersusun majemuk. Tanaman ini berbunga sepanjang tahun
berwarna putih, buah berisi segitiga dengan panjang sekitar 30 cm, tumbuh
subur mulai dari daratan rendah sampai ketinggian 700 m diatas permukaan
laut. Menurut sejarahnya, tanaman kelor atau Moringa oleifera, berasal dari
tinggi, tumbuh tersebar di daerah tropis dan sub-tropis. Memilki fungsi medis
yang sangat baik dengan nilai nutrisi yang sangat tinggi. Setiap bagian
nutrisi yang tinggi, kelor juga sangat penting dengan fungsi pengobatan.
Berbagai bagian seperti daun, kulit, buah, bunga, polong muda dapat
Daun kelor memiliki kandungan gizi dalam setiap 100 g daun kelor
adalah 82,0 kalori; 6,7 g protein; 1,7 g lemak; 14,3 g karbohidrat; 440,0 mg
vitamin B1; 220,0 mg vitamin C; dan 75,0 g air, bagian yang dapat dimakan
tepung daun kelor mengandung sekitar 14% protein, 40% kalcium, 23% zat
besi dan mendekati seluruh kebutuhan balita akan vitamin A. Enam sendok
makan penuh dapat memenuhi kebutuhan zat besi dan kalsium wanita hamil
super) yaitu pangan yang memiliki konsentrasi gizi tinggi terhadap kadar gizi
Superfood biasanya telah diuji secara ilmiah dan punya track records yang
Proses pembuatan tepung daun kelor akan dapat meningkatkan nilai kalori,
pengurangan kadar air yang terdapat dalam daun kelor. Dalam 100 g bagian
tanaman kelor, untuk umbi, daun dan tepung disajikan pada Tabel 1.
8
Tabel 1. Kandungan nutrisi daun kelor segar dan kering (per 100 g)
Unsur Daun Segar Daun Kering
Protein (g) 6.80 27.1 2.3
Lemak (g) 1.70 18.9
Beta Karoten (mg) 6.78 2.64
Vitamin B1 (mg) 0.06 20.5 8.2
Vitamin B2 (mg) 0.05 17.3
Vitamin B3 (mg) 0.8 2.003
Vitamin C (mg) 220 205
Kalsium (mg) 440 38.2
Kalori (kal) 92 0.57
Karbohidrat (g) 12.5 19.2
Tembaga (mg) 0.07 28.2
Serat (g) 0.90 368
Zat Besi (mg) 0.85 204
Magnesium (mg) 42
Fosfor (mg) 70
Sumber : M. S. Jonny, et al (2008)
suplemen nutrisi bagi orang yang menderita HIV, dan dikembangkan karena
mudah dan murah. Di samping itu tanaman kelor telah berhasil digunakan
untuk mengatasi malnutrisi pada anak-anak dan wanita hamil. Pada wanita
hamil menunjukkan produksi susu yang lebih tinggi bila mengkonsumsi daun
2-3 kali sehari digunakan untuk mengobati diare, disentri dan colitis (Winarti,
2010).
diuretic agent (memperlancar air seni). Di India dan Nicaragua, daun dan
tunas muda digunakan untuk obat gosok kepala sakit. Di India dan Philipine,
digunakan untuk obat cacing. Kadang juga digunakan sebagai antiseptic kulit.
meningkatkan produksi air susu ibu dan untuk mengobati anemia (Fuglie,
1999).Bunga kelor biasa digunakan sebagai tonik, diuretic, dan abortus. Juga
digunakan untuk sakit radang sendi, obat cuci mata. Tunas kelor digunakan
untuk obat liver dan ginjal dan sakit pada sendi. Akar digunakan untuk sakit
kembung dan pencahar serta untuk demam. Akar dilarutkan dan dioleskan
pada kulit untuk mengatasi iritasi kulit. Akar juga digunakan untuk
memperlancar air seni dan menguatkan jantung serta abortus. Di India dan
pada golongan IIA, berupa logam alkali tanah. Dengan nomor atom
20,kalsium memiliki konfigurasi electron yaitu 1s2 2s 2 2p6 3s2 3p6 3d2.
kalsium memiliki dua elektron bebas pada orbital terluar, artinya kalsium
(Rauf, 2015).
senyawasenyawa lain dan sebagian kecil lagi berada dalam darah sebagai ion-
ion Ca2+ . kadar kalsium dalam darah sekitar 10 mg/100 ml dengan rentang 9-
Sumber utama kalsium pada bahan pangan antara lain susu, sayuran
tubuh akan kalsium/ zat kapur adalah sekitar 0,8 gram sehari (bagi orang
kebutuhan akan kalsium bagi orang dewasa adalah antara 7 sampai 7,5 mg
dkk, 1995).
rakhitis
adalah keluarga zat yang meliputi retinol (sebelum menjadi vitamin A), dan
karotenoid yang bisa diubah menjadi vitamin A. Retinol, bentuk yang paling
banyak dalam makanan nabati seperti daging, ikan dan minyak ikan, kuning
orange.
bagian dari vitamin yang larut dalam lemak. Nama lain dari vitamin A yakni
katarak, rabun senja dan juga menurunnya daya tahan tubuh berarti anda
dari hewan. Contohnya seperti kuning telur, susu, hati, minyak ikan,
2. Vitamin A dari sumber nabati merupakan vitamin yang bisa diperoleh dari
mempunyai warna dasar kuning yakni pisang, wortel, pepaya dan lain
sebagainya.
mata.
menggunakan nilai setara retinol (Retinol Equivalen; RE). Tee dan Lim
menjadi 4 kategori yaitu rendah (nilai RE kurang dari 100 µg), sedang (nilai
RE antara 100-499 µg), tinggi (nilai RE antara 500-999 µg) dan sangat tinggi
(nilai RE lebih dari 1000 µg). Sesuai peraturan menteri kesehatan Republik
E. Analisa Kimia
bahan makanan yang telah lama ada dan dapat digunakan untuk menduga
nilai nutrien dan nilai energi dari bahan atau campuran makanan yang berasal
dari bagian komponen bahan makanan tersebut. Untuk analisis kimia dalam
Air adalah zat makanan yang paling sederhana. Penentuan kadar air
Selisih berat sebelum dan sesudah pengeringan adalah banyaknya uap air
yang diuapkan.
15
Abu adalah zat organik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik.
tinggi bahan organik yang ada akan terbakar dan sisanya merupakan abu.
dalam jumlah lebih dari 100mg/ hari bagi usia dewasa. Kalsium juga
nilai gizi. Selain pada olahan susu kalsium juga dapat ditemukan pada
kelompok serelia, daging, ikan, telur, buah dan sayur (Nielsen, 2010).
pada wanita usia 13-15 tahun kecukupan vitamin A 600 RE. WHO
16
F. Tekstur
objek atau elemen sehingga kita mengenalinya sebagai sebuah benda yang
2007).
Tekstur merupakan aspek yang penting untuk penilaian mutu produk pangan.
17
(1999), batasan
-batasan dalam tekstur antara lain :
1. Konsistensi
deformasi.
2. Kekersan
3. Kerapuhan
4. Kelekatan
mekanik dan sifat fisik dari produk jadi atau bahan baku terutama digunakan
dalam industri makanan. Pengukuran tekstur dan analisis profil tekstur sangat
G. Pengujian Organoleptik
Uji organoleptik atau uji indra atau uji sensori merupakan cara
dapat berupa sikap untuk mendekati atau menjauhi, menyukai atau tidak
3. Ada pernyataan respon yang jujur, yaitu respon yang spontan, tanpa
METODOLOGI PENELITIAN
Ca2+, larutan SrCl2, HCl, HNO3 pekat, kuinol, etanol 96%, potassium
CarrPrice.
Alat yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari alat-alat untuk
pengukus, wajan dan alat penggorengan, serta kompor. Sedangkan alat untuk
analisisnya adalah silica disk, penangas air, kertas saring bebas abu, labu
18
21
ukur, lakmus biru, pipet tetes, erlenmeyer, labu ukur, pipet ukur, cawan
porselin, tanur, corong Buchner, labu pemisah, tabung reaksi dan waterbath.
C. Prosedur Penelitian
sortasi daun dari tangkai dimana yang digunakan hanya tangkai kecil
dengan air mengalir agar kotoran yang menempel pada daun dapat
diagram alir proses pembuatan stik bawang daun kelor dapat dilihat
pada Gambar 3.
2. Analisis
Parameter pengamatan pada penelitian ini terdiri dari uji kadar air,
kadar abu, kadar kalsium, kadar beta karoten serta uji organoleptik yang
sebagai berikut :
Perhitungan :
Dimana :
diatas nyala pembakar lalu abukan dalam tanur listrik pada suhu
Perhitungan :
Dimana :
c. Kadar Kalsium
2) Preparasi Sampel
tanda batas.
24
d. Kadar Vitamin A
memutar perlahan
alumina
kromatografi atas.
dietil eter 12% dalam petroleum eter ada karoten yang ikut
A terelusi
15) Ukur absorbansinya dengan kuvet silica pada 323, 324, 325 dan
e. Uji Kerenyahan
f. Uji Organoleptik
Pengujian formula meliputi uji hedonik dan uji mutu hedonik. Uji
Skala Skor
Sangat Suka 1.0 – 1.4
Suka 1.5 – 2.4
Agak Suka 2.5 – 3.4
Tidak Suka 3.5 – 4.4
Sangat Tidak Suka 4.5 – 5.4
Skala Skor
Sangat Keras 1.0 – 1.4
Keras 1.5 – 2.4
Agak Keras 2.5 – 3.4
Tidak Keras 3.5 – 4.4
Sangat Tidak Keras 4.5 – 5.4
Skala Skor
Agak Hijau Kecoklatan 1.0 – 1.4
Hijau Kecoklatan 1.5 – 2.4
Sangat Hijau Kecoklatan 2.5 – 3.4
Hijau 3.5 – 4.4
Sangat Hijau 4.5 – 5.4
Skala Skor
Sangat getar 1.0 – 1.4
Getar 1.5 – 2.4
Agak Getar 2.5 – 3.4
Tidak Getar 3.5 – 4.4
Sangat Tidak Getar 4.5 – 5.4
Skala Skor
Sangat Tidak Langu 1.0 – 1.4
Tidak Langu 1.5 – 2.4
Agak Tidak Langu 2.5 – 3.4
Langu 3.5 – 4.4
Sangat Langu 4.5 – 5.4
Formula terpilih adalah formula yang mendapat nilai paling tinggi
Sortasi tangkai
Peng ukusan
sampaidaun layu selama 3
menit
D. Rancangan Percobaan
faktor yaitu penambahan daun kelor yang berbeda, tiap perlakuan diulang
P2: 20%; P3 : 30%; P4 : 40%; P5 : 50% dari jumlah tepung terigu yang digunakan
E. Analisis Data
terdapat beda nyata dilanjutkan dengan uji BNJ dengan tingkat signifikansi 0,05.
BAB IV
Penelitian pembuatan stik bawang daun kelor yang dilakukan terbagi menjadi 2 tahap,
yaitu pada tahap I dilakukan uji kimia yaitu analisa kadar air, kadar abu, kadar
kalsium, kadar beta karoten, uji kerenyahan/tekstur terhadap 5 sampel stik bawang
daun kelor dengan 5 perlakuan yang berbeda. Tahap II dilakukan uji organoleptik
A. Analisa Kimia
terkandung dalam stik bawang daun kelor tersebut, seperti kadar air, abu, kalsium,
beta karoten. Hasil dari pengujian kimia stik bawang daun kelor disajikan pada
Tabel 7.
29
tabel) terhadap kadar air stik bawang, rerata kadar air stik bawang daun kelor
dapat dilihat pada Tabel 8. Kemudian dilanjutkan dengan uji BNJ pada taraf
4 3.61a
3.5
3.06b
3
2.56c
Hasil Kadar Air (%)
2.5 2.29d
2
1.51e
1.5
0.5
0
P1 P2 P3 P4 P5
Penambahan Daun Kelor
banyak daun kelor yang digunakan, adonan stik bawang daun kelor menjadi
lebih lembek sehingga rongga dalam adonan semakin kecil. Hal ini berdampak
panas dan kandungan air dalam makanan menguap, Lowson (1985) dalam
penggorengan
akan terjadi penguapan air yang mengakibatkan kadar air
sehingga akan terjadi pengurangan kadar air pada produk, Nurilmala dkk.,
(2007). berkurang.
34
F tabel) terhadap kadar abu stik bawang, rerata kadar abu stik bawang daun
kelor dapat dilihat pada Tabel 8. Kemudian dilanjutkan dengan uji BNJ pada
taraf 5% menunjukkan bahwa penambahan daun kelor terhadap kadar abu stik
2.5
2.25e
2 1.93d
Hasil Kadar Abu (%) 1.83c
1.62b
1.5
1.17a
1
0.5
0
P1 P2 P3 P4 P5
Penambahan Daun kelor
Ilustrasi 2. Diagramadar
k abu stik bawang daun kelor
anorganik pada stik bawang daun kelor dalam bentuk abu setelah dilakukan
proses pembakaran ditanur dengan suhu 550ºC. Hasil analisis kadar abu yang
kelima perlakuan stik bawang daun kelor yaitu semakin banyak konsentrasi
daun kelor yang digunakan, semakin tinggi kadar abu yang dihasilkan. Kadar
2.25%. Hal tersebut dapat terjadi karena didalam daun kelor terkandung
adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik. Penentuan
36
kadar abu berhubungan erat dengan kandungan mineral yang terdapat dalam
hitung > F tabel)terhadap kadar air stik bawang, rerata kadar kalsium stik
bawang daun
kelor dapat dilihat pada Tabel
. Kemudian
8 dila
njutkan dengan
uji BNJ pada taraf 5% menunjukkan bahwa penambahan daun kelor terhadap
kadar kalsium stik bawang berbeda nyata antar perlakuan seperti terlihat pada
70
0
60
572.a
Hasil Kadar Kalsium (mg/kg)
0 560.a
50 3 0 500.a
a
0 456. 8
40 8
0
30
0 260.a
20 3
0
10
0
0
P1 P2 P3 P4 P5
Penambahan Daun Kelor
Tidak adanya pengaruh yang nyata pada semua perlakuan stik bawang
daun kelor karena menurut Arief, et al (2008) dalam Ringga dkk. (2018),
muda, daun dewasa dan daun tua memberikan perbedaan yang tidak
signifikan.
(Ruwanti, 2010 dalam Yulianti dkk., 2016). Beta karoten dalam jumlah
selebihnya akan tetap tersimpan sebagai beta karoten yag berfungsi sebagai
> F tabel) terhadap kadar beta karoten stik bawang, rerata kadar beta karoten
stik bawang daun kelor dapat dilihat pada Tabel 8. Kemudian dilanjutkan
dengan uji BNJ pada taraf 5% menunjukkan bahwa penambahan daun kelor
terhadap kadar beta karoten stik bawang berbeda nyata antar perlakuan yaitu
P5= 17.9mg/100g.
20. 17. e
0
18. 9
0
16.
13. d
0
14. 12. c 4
0
12. 0
0
10.
08. 6. b
0
6. 7
0
4. 2. a
0
2. 1
0
0.
0 P1 P2 P3 P4 P5
Penambahan Daun Kelor
Ilustrasi 4. iagram
D kadar beta
aroten
k stik bawang daun kelor
pembuatan stik bawang, maka kadar beta karoten yang dihasilkan semakin
penambahan daun kelor sebanyak 50%, dan konsentrasi terendah ada pada
beta karoten yang tinggi, Klaui dkk. (1981) dalam Yulianti (2018).
Didukung Rock dkk. (1998) dalam Putri dkk. (2017), proses pemanasan
Produk stik bawang daun kelor memiliki kelayakan untuk dikonsumsi selain
dari segi rasa, warna dan aroma dapat ditentukan juga oleh kerenyahan produk
terigu sebagai bahan perekat dan bahan tambahan lain seperti telur, tepung beras
tabel) terhadap tekstur/ kerenyahan stik bawang, rerata tekstur/ kerenyahan stik
bawang daun kelor dapat dilihat pada Tabel 9. Kemudian dilanjutkan dengan uji
BNJ pada taraf 5% menunjukkan bahwa penambahan daun kelor terhadap tekstur/
kerenyahan stik bawang berbeda nyata antar perlakuan yaitu kerenyahan tertinggi
pada P5= 749.8g dengan konsentrasi penambahan daun kelor 50% dan terendah
Tabel 9. Hasil Uji Analisis Tekstur/ Kerenyahan Stik Bawang Daun Kelor
800 749.8e
655.7d
Hasil Tekstur/ Kerenyahan (gf)
700
600 552.4c
500 455.4b
400 355.8a
300
200
100
0
P1 P2 P3 P4 P5
Penambahan Daun Kelor
Ilustrasi 5. Diagram
uji tekstur stik bawang daun kelor
bawang daun kelor berhubungan dengan kadar air bahan. Hal ini didukung
dapat menurunkan kerenyahan pada produk. Didukung pula oleh Maltz (1984),
yang menyatakan komposisi dari produk terutama kadar air sangat menentukan
sifat kerenyahan dari produk. Dalam Muchtar dkk. (2017) menuliskan menurut
Maltz (1962), bahwa produk kering dikatakan memiliki tingkat kerenyahan yang
dapat diterima jika kadar airnya kurang dari 5%, dimana pada kondisi ini bahan
masih bisa dipatahkan yang berarti produk masih mempunyai kerenyahan yang
bagus. Semakin rendah kadar air produk yang dihasilkan akan semakin renyah.
41
C. Uji Organoleptik
Uji organoleptik stik bawang daun kelor meliputi uji perbandingan dan untuk
organoleptik perbandingan tekstur stik bawang daun kelor dapat dilihat pada
Tabel 10. Kemudian dilanjutkan dengan uji BNJ pada taraf 5% menunjukkan
karakteristik tekstur berbeda signifikan dengan P1, P2, P3, P4 dan P5.
Penilaian tekstur termasuk kategori sangat tidak keras untuk P1. Hasil
42
penilaian panelis pada P2 yaitu tidak keras, sedangkan pada P3 dan P4 tidak
dengan tekstur P5 yang termasuk kategori kesras. Tekstur yang tidak keras
disebabkan karena adanya pengaruh kadar air, dimana kadar air yang tinggi
sehingga tidak keras, sedangkan pada P5 memiliki kandungan kadar air yang
5 4.6a
4.5
4 3.5b
3.5
Skor Tekstur
3 2.5c 2.4c
2.5
1.9d
2
1.5
1
0.5
0
P1 P2 P3 P4 P5
Penambahan Daun Kelor
(2017), warna suatu produk makanan dapat berperan dalam memberikan kesan
43
enak atau tidak enak. Hal ini tentunya mempengaruhi panelis dalam
organoleptik perbandingan warna stik bawang daun kelor dapat dilihat pada
Tabel 11. Kemudian dilanjutkan dengan uji BNJ pada taraf 5% menunjukkan
khususnya gula pereduksi dengan gugus amina primer yang terdapat pada
5 4.6c
4.5 4.2d
4
3.5
2.9b 2.8b
Skor Warna
3
2.5
2 1.7a
1.5
1
0.5
0
P1 P2 P3 P4 P5
Penambahan Daun Kelor
Ilustrasi 7. Diagram
uji perbandingan
warna stik bawang daun kelor
Warna yang dihasilkan pada stik bawang daun kelor dipengaruhi oleh
pangan. Dalam menilai rasa lebih banyak menggunakan alat indra perasa.
Meskipun atribut penilaian organoleptik yang lain dinilai baik oleh panelis,
jika atribut rasa tidak disukai panelis maka produk sulit diterima konsumen.
organoleptik perbandingan rasa stik bawang daun kelor dapat dilihat pada
Tabel 12. Kemudian dilanjutkan dengan uji BNJ pada taraf 5% menunjukkan
Rasa pada stik bawang daun kelor sangatlah dipengaruhi oleh bahan
bahwa rasa suatu bahan pangan dapat berasal dari bahan pangan itu sendiri
dan apabila mendapat pengolahan maka rasanya dapat dipengaruhi oleh bahan
5 4.5a
4.5
3.9b
4
3.4d
3.5 3.2d
2.9c
3
Skor Rasa
2.5
2
1.5
1
0.5
0
P1 P2 P3 P4 P5
Penambahan Daun Kelor
dalam kategori tidak getar dan pada kategori sangat tidak getar dipilih panelis
pada P1.
47
(2017), suatu produk pangan akan mudah diterima jika memiliki aroma yang
organoleptik perbandingan aroma stik bawang daun kelor dapat dilihat pada
Tabel 13. Kemudian dilanjutkan dengan uji BNJ pada taraf 5% menunjukkan
(2009) dalam Fansiska dkk., (2018), aroma adalah sensasi dari senyawa volatil
4
3. d
3. 3. d
5
5 3
3
2. c
2. 5
Skor Aroma
2. b
5 1
2
1. a
1. 4
5
1
0.
5
0
P1 P2 P3 P4 P5
Penambahan Daun Kelor
penciuman. Daun kelor memiliki aroma khas yaitu langu. Menurut Ola (2017),
banyak penambahan daun kelor maka stik bawang yang dihasilkan semakin
kelor untuk membandingkan aroma langu yang terdapat pada stik bawang
yang
diuji.
dalam kategori langu, pada P3, P2 dan P1 berbeda nyata yang termasuk dalam
kategori masing-masing agak langu, tidak langu dan sangat tidak langu. Hasil
5. Uji Hedonik
kelor hasil percobaan adalah uji organoleptik jenis hedonik. Uji hedonik pada
yang diuji.
> F tabel) terhadap uji hedonik stik bawang, rerata uji hedonik stik bawang
daun kelor dapat dilihat pada Tabel 14. Kemudian dilanjutkan dengan uji BNJ
Stik bawang daun kelor yang paling disukai oleh panelis adalah P4,
yaitu dengan penambahan daun kelor 40%, sedangkan paling sedikit disukai
3.5
3.1d
2.9c 2.9c
3 b
2.6
2.4a
2.5
Skor Uji Hedonik
1.5
0.5
0
P1 P2 P3 P4 P5
Penambahan Daun Kelor
Ilustrasi 10
. Diagramuji hedonik stik bawang daun kelor
Dari Ilustrasi 10, dapat dilihat meskipun stik bawang daun kelor P4
lebih disukai panelis namun perlakuan lain masih bisa diterima. Panelis
51
berbeda nyata, tetapi keduanya termasuk dalam kategori agak suka. P1 dalam
A. Kesimpulan
terhadap uji kimia (kadar air, abu dan beta karoten), yaitu pada kadar air
berkisar 1.51% - 3.61%, kadar abu berkisar 1.17% - 2.25%, kadar beta
355.8gf – 749.8gf, tetapi penambahan daun kelor pada stik bawang tidak
572.3mg/kg.
2. Hasil pengujian lanjutan dengan BNJ taraf 5% antar perlakuan berbeda nyata
pada uji kimia, fisik, organoleptik dengan pembanding untuk tekstur, warna,
3. Penambahan daun kelor pada stik bawang yang paling banyak disukai
panelis pada P4 penambahan daun kelor 40% skor 3.1 dengan kadar air
2.29%, kadar abu 1.93%, kadar kalsium 560.0mg/kg, kadar beta karoten
48
53
B. Saran
beberapa kekurangan seperti kadar air yang tinggi pada P1 membuat stik bawang
mudah hancur, sedangkan pada P5 dengan kadar air rendah membuat stik
bawang lebih tahan hancur, tetapi pada P5 proses pembuatan stik bawang lebih
sulit dibentuk karena adonan terlalu lembek. Sehingga perlu adanya formulasi
baru agar hasil yang dihasilkan lebih baik, seperti dengan menggunakan daun
Alwi, Hasan, Dendy Sugono, 1999. Telaah Bahasa dan Sastra. Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, Jakarta.
Fransiska dan Welly Deglas, 2018. Pengaruh Penggunaan Tepung Ampas Tahu
terhadap Karakteristik Kimia dan Organoleptik Kue Stick. Teknologi Pangan.
Politeknik Tonggak Equator. Jurnal dipublikasi Minggu, 12 Februaru 2018.
Hellyer, J., 2014. Quality Testing with Instrumental Texture Analysis in Food
Manufactering. http://www. Labplusinternasional.com. 18 September 2014.
Kartasapoetra, Drs. G., H. Marsetyo, Drs. Med., 1995. Ilmu Gizi. PT. Rineka Cipta,
Jakarta.
M.S., Jonni, M. Sitorus, Nelly Katharina, 2008. Cegah Malnutrisi dengan Kelor.
Kanisius, Yogyakarta.
Muchtar, Febriana. Hastian, 2017. Pengaruh Penambahan Bayam sebagai Sumber Zat
Besi Alami dalam Pembuatan Krupuk Stik. Program Studi Teknologi Hasil
Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Sulawesi Tenggara. Prosiding
Seminar Nasional FKTP-TPI 2017. Jurnal dipublikasikan.
50
Nurcahyati, Dr. Erna, 2014. Khasiat Dahsyat Daun Kelor. Jendela Sehat, Jakarta.
55
Ola, Anastasia Penaten, 2017. Pengaruh Variasi Konsentrasi sari Daun Kelor
(Moringa oleifera) terhadap Hasil Uji Organoleptik dan Kandungan Vitamin
A pada Yoghurt Susu Sapi. Program Studi Pendidikan Biologi. Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan. Universitas Dharma. Yogyakarta. Jurnal dipublikasi.
Pradani, Annisa, 2017. Pemanfaatan Serbuk Daun Torbagun (Coleus amoinicus Lour)
dalam Pengembangan Produk Puding Instan Torbagun sebagai Pangan
Fungsional. Fakultas Ekologi Manusia. Institut Pertanian Bogor. Skripsi
dipublikasi.
Putri, Safrida Rahmawati. Annis Catur Adi, 2017. Daya Terima dan Gizi Permen Jeli
dengan Penambahan Bubuk Daun Kelor (Moringa oleifera). Departemen Gizi
Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Airlangga. Surabaya.
Jurnal dipublikasi Rabu, 26 April 2017.
Ringga Nur. W. A. Sri Sayekti. Dwi Prasetyaningati, 2018. Gambaran Kadar Kalsium
pada Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) dan Susu Sapi Segar menggunakan
Metode AAS (Atomic Absorption Spectophotometry). Artikel dipublikasi Rabu,
10 Oktober 2018.
Setiono, Ir. L., Dr.A. Hadyana Pudjatmaka, 1990. Vogel Volume I. PT. Kalman Media
Pusaka, Jakarta.
Siswanti, Pricilla Yolanda Agnesia dan R. Baskara Katri A., 2018. Pemanfaatan
Daging dan Tulang Ikan Kembung (Rastrelliger kanagurta) dalam Pembuatan
Camilan Stik. Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan. Universitas Sebelas
Maret. Surakarta. Jurnal dipublikasi Rabu, 28 Februari 2018.
Susanti, Siti., Erli Mutiara, 2017. Industri Rumah Tangga Stick Wortel di Deli
Serdang. Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Fakultas Teknik.
Universitas Negeri Medan. Medan. Jurnal dipublikasi Rabu, 19 Juli 2017.
52
Wahyudi, Isnan. Nurhaedah M, 2017. Ragam Manfaat Tanaman Kelor (Moringa
oleifera Lamk.) Bagi Masyarakat. Balai Litbang Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Makassar. Jurnal dipublikasi pada Rabu, 9 agustus 2017.
Widuri, Hesti, S. Kep, Ns., Dedi Mawardi Pamungkas, S. Kep., MPH., 2013.
Komponen Gizi dan Bahan Makanan untuk Kesehatan. Gosyen Publishing,
Yogyakarta.
Winarno, F.G., 2018. Tanaman Kelor ( Moringa Oleifera). P.T. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Yulianti, Hasanah Natsir, dan Abdul Wahid Wahab, 2016. Analisis Kadar β-Karoten
dalam Ekstrak Petroleum Eter Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) dari
Daerah Pesisir dan Pegunungan serta Potensinya sebagai Antioksidan. Jurusan
Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas
Hasanuddin. Makassar. Jurnal dipublikasi Rabu, 30 November 2016.
Yulianti,Rika, 2018. Pembuatan Minman Jeli Daun Kelor (Moringa oleifera Lamk.)
sebagai Sumber Vitamin C dan Beta Karoten. Program Studi Gizi Masyarakat
dan Sumber Daya Keluarga. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Skripsi dipublikasi.
57
135.5895151
146.425638 –
Hitung derajat bebas dari masing-masing sumber variasi
= 0.544533
F Tabel
SV DB JK KT F Hitung
5% 1%
Perlakuan 4 10.070505 2.517626 136.650875** 3,26 5.41
Ulangan 3 0.5445333 0.181511 9.851992
Galad 12 0.221085 0.018424
59
Total 19 10.836123
P1 P2 P3
a b c d e
Daun Kelor U1 U2 U3 U4
1 P1 1.785714 1.162282 1.214806 1.228525 4.683114
Db
perlk=
– 2.697651 t-1= 5-
1= 4
2.584618
SX
W = 0.013 x 3.11 = 0.04
63
Penambahan Daun P1 P2 P3 P4 P5
Kelor
Rerata 1.17 1.62 1.83 1.93 2.25
P1 1.17 0 0.45 0.66 0.76 1.08
P2 1.62 0 0.21 0.31 0.63
P3 1.83 0 0.1 0.42
P4 1.93 0 0.29
P5 2.25 0
P2-P3= 0.21> 0.04 P1-P2= 0,45 > 0.04
P2 -P4= 0.31 > 0.04 P3-P4= 0.1 >0.04
P2-P5= 0.63 > 0.04 P1-P3= 0.66> 0.04
P3-P5= 0.42>0.04
P1-P4= 0.76>0.04
P4-P5= 0.29>0.04
P1-P5= 1.08> 0.04
P4 P5
d e
P1 P2 P3
Hitung
derajat
bebas
dari
masing-
masing
sumber
variasi
Db Galad= (t -1) - (r-1)= ( t.r-1) - (t-1) - (r-1)= 19 - 4 - 3 = 12
Db total
= t.r -1=
20-1= 19
4418000.0
Db
perlk= t-
– 592516.0 1= 5-1= 4
254685.0
66
P1 P2 P3 P4 P5 a a a a a
2174501593.200
2789738096.2 – 615236503.0
masing-masing sumber variasi
Db total = t.r -1= 20-1= 19
602879093.0
= 925268.8
602879093.0 925268.8 11432141.1
150719773.2
308422.9
952678.4
158.2
0.3
F Tabel
SV DB JK KT F Hitung
5% 1%
Perlakuan 4 602879093.0 150719773.2 158.2** 3,26 5,41
69
Penambahan P1 P2 P3 P4 P5
Daun Kelor
Rerata 2131.338 6667.123 11980.448 13420.280 17936.472
P1 2131.338 0 4535.785 9849.11 11288.942 15805.134
P2 6667.123 0 5313.325 6753.157 11269.349
P3 11980.448 0 1439.832 5956.024
P4 13420.280 0 4516.192
P5 17936.472 0
P1-P2= 4535.785>758.880
P1-P3= 9849.11 >758.880
P1-P4= 11288.942 >758.880
P1-P5= 15805.134 >
758.880
P2- P3=5313.325>
758.880
P2-P4= 6753.157>758.880
P2-P5= 11269.349 >758.880
P3-P4= 1439.832 >758.880
P3-P5= 5956.024>758.880
P4-P5= P4 P5 4516.192 >758.880
P1 P2 P3
70
a b c d e
6134165.7
6533318.3 – 399152.6
390614.9
97653.7
745.3JK F Tabel
SV DB KT F Hitung
5% 1%
Perlakuan 4 390614.9 97653.7 186.0** 3,26 5,41
Ulangan 3 525.1 2235.9 745.3 1.4
Galad 12 6301.8 525.1
1.4
Tabel Anova Kadar Air Stik Bawang Daun Kelor
72
Total 19 399152.6
SX
Penambahan Daun P5 P4 P3 P2 P1
Kelor
Rerata 749.8 655.7 552.4 455.4 355.8
P5 749.8 0 94.1 197.4 294.4 394.0
P4 655.7 0 103.3 200.3 299.9
P3 552.4 0 97.0 196.6
P2 455.4 0 99.6
P1 355.8 0
P5 P4 P3
Penambahan Daun Rerata
Kelor
P5 749.8a
a b c
P4 655.7b
P3 552.4c
P2 455.4d
P1 355.8e
73
KODE SAMPLE
RATA-
PANELIS P1 P2 P3 P4 P5 TOTAL
RATA
103 305 204 406 507
1 5 3 2 2 3 15 3
2 4 3 3 3 2 14 2.8
3 4 3 2 2 3 14 2.8
4 4 3 2 2 2 13 2.6
5 5 4 3 3 3 18 3.6
6 4 4 3 3 1 15 3
7 5 4 3 2 1 15 3
8 5 3 3 2 1 14 2.8
9 5 4 2 3 5 15 3
10 5 4 3 2 2 15 3
JUMLAH 46 35 25 24 19 149
RATARATA
Hitung derajat bebas dari masing2 sumber variasi
4.6 3.5 2.5 2.4 1.9 14.9
Db total=t.r-1 = 50-
1=49
46.28
75
SX
Penambahan Daun P1 P2 P3 P4 P5
Kelor
Rerata 4.6 3.5 2.5 2.4 1.9
P1 4.6 0 1.1 2.1 2.2 2.7
P2 3.5 0 1.0 1.1 1.6
P3 2.5 0 0.1 0.6
P4 2.4 0 0.5
P5 1.9 0
c c d
P1 P2
Tabel Notasi Orgnoleptik Tekstur Stik Bawang Dau Kelor
KODE SAMPLE
RATA-
PANELIS P1 P2 P3 P4 P5 TOTAL
RATA
103 305 204 406 507
1 3 3 2 4 5 17 3.4
2 3 2 2 4 5 16 3.2
3 2 2 4 4 5 17 3.4
4 2 3 4 4 5 18 3.6
5 1 4 2 5 4 16 3.2
6 1 4 2 5 3 15 3
7 1 4 2 5 4 16 3.2
8 1 2 2 5 3 13 2.6
9 1 2 4 5 5 17 3.4
10 2 3 4 5 3 17 3.4
JUMLAH 17 29 28 46 42 162
RATARATA
Hitung derajat bebas dari masing2 sumber variasi
1.7 2.9 2.8 4.6 4.2 16.2
Db total=t.r-1 = 50-
1=49
SX
Penambahan Daun P1 P2 P3 P4 P5
Kelor
Rerata 1.7 2.9 2.8 4.6 4.2
P1 1.7 0 1.2 1.1 2.9 2.5
P2 2.9 0 0.1 1.7 1.3
P3 2.8 0 1.8 1.4
P4 4.6 0 0.4
P5 4.2 0
P2-P3= 0.1<0.223 P3-P4= 1.8>0.223 P1-P2= 1.2>
P2-P4= 1.7>0.223 P3-P5= 1.4>0.223 0.223
P2-P5= 1.3>0.223 P4-P5= 0.4>0.223 P1-P3= 1.1
>0.223
P1-P4=
2.9>0.223
P1-P5=
P4 P5 2.5>0.223
c d
P1 P2
Tabel Notasi Organoleptik Warna Stik Bawang Daun Kelor P3
KODE SAMPLE
RATA-
PANELIS P1 P2 P3 P4 P5 TOTAL
RATA
103 305 204 406 507
1 5 4 3 2 3 17 3.4
2 5 4 3 2 3 17 3.4
3 5 4 3 4 3 19 3.8
4 4 4 4 4 5 21 4.2
5 4 5 2 2 3 16 3.2
6 4 3 2 5 3 17 3.4
7 4 4 3 5 5 21 4.2
8 5 5 3 4 1 18 3.6
9 4 3 4 3 5 19 3.8
10 5 3 2 3 1 14 2.8
JUMLAH 45 39 29 34 32 179
RATARATA
Hitung derajat bebas dari masing2 sumber variasi
4.5 3.9 2.9 3.4 3.2 17.9
Db total=t.r-1 = 50-
1=49
= 8.58
35.72
3.97
0.953333
0.992222
80
0.960806
F Tabel
SV DB JK KT F Hitung
5% 1%
Perlakuan 4 15.88 3.97 4.00112 2.64 3.89
Ulangan 9 8.58 0.953333 0.960806
Galad 36 35.72 0.992222
Total 49 60.18
SX
Penambahan Daun P1 P2 P3 P4 P5
Kelor
Rerata 4.5 3.9 2.9 3.4 3.2
P1 4.5 0 0.6 1.6 1.1 1.3
P2 3.9 0 1.0 0.5 0.7
P3 2.9 0 0.5 0.3
P4 3.4 0 0.2
P5 3.2 0
81
d d
P1 P2
Tabel Notasi Organoleptik Rasa Stik Bawang Daun Kelor P3
KODE SAMPLE
RATA-
PANELIS P1 P2 P3 P4 P5 TOTAL
RATA
103 305 204 406 507
1 1 2 3 5 4 15 3
2 1 2 3 5 4 15 3
3 1 3 2 2 2 10 2
4 2 2 3 3 2 12 2.4
5 2 2 2 3 2 11 2.2
6 2 2 2 2 3 11 2.2
7 2 3 2 2 3 12 2.4
8 1 2 3 4 5 15 3
9 1 1 4 5 3 14 2.8
10 1 2 1 4 5 13 2.6
JUMLAH 14 21 25 35 33 128
Hitung derajat bebas dari masing2 sumber variasi
RATARATA 1.4 2.1 2.5 3.5 3.3 12.8
Db total=t.r-1 = 50-
1=49
SX
Penambahan Daun P1 P2 P3 P4 P5
Kelor
Rerata 1.4 2.1 2.5 3.5 3.3
P1 1.4 0 0.7 1.1 2.1 1.9
P2 2.1 0 0.4 1.4 1.2
P3 2.5 0 1.0 0.8
P4 3.5 0 0.2
P5 3.3 0
d d
P1 P2
P3
Tabel Notasi Orga noleptik Aroma Stik Bawang Daun Kelor
KODE SAMPLE
RATA-
PANELIS P1 P2 P3 P4 P5 TOTAL
RATA
103 305 204 406 507
1 1 1 1 1 1 5 1
2 1 2 2 2 1 8 1.6
3 1 2 2 2 2 9 1.8
85
4 2 2 2 2 2 10 2
5 2 3 3 3 3 14 2.8
6 2 3 3 3 3 14 2.8
7 3 3 3 4 3 16 3.2
8 3 3 4 4 4 18 3.6
9 4 3 4 5 5 21 4.2
10 5 4 5 5 5 24 4.8
JUMLAH 24 26 29 31 29 139
RATARATA
Hitung derajat bebas dari masing2 sumber variasi
2.4 2.6 2.9 3.1 2.9 13.9
Db total=t.r-1 = 50-
1=49
0.77
7.264444
0.17
42.73203
86
F Tabel
SV DB JK KT F Hitung
5% 1%
Perlakuan 4 3.08 0.77 4.529412 2.64 3.89
Ulangan 9 65.38 7.264444 42.73203
Galad 36 6.12 0.17
Total 49 74.58
SX
Penambahan Daun P1 P2 P3 P4 P5
Kelor
Rerata 2.4 2.6 2.9 3.1 2.9
P1 2.4 0 0.2 0.5 0.7 0.5
P2 2.6 0 0.3 0.5 0.3
P3 2.9 0 0.2 0.0
P4 3.1 0 0.2
P5 2.9 0
P1-P2 = 0.2 > 0. 102 P2-P3 = 0.3> 0.102 P3-P4= 0.2 > 0.102
P2 -P4= 0.5> 0.102 P3-P5 = 0 < 0.102 P1-P3=
P2-P5= 0.3> 0.102 P4-P5= 0.2 > 0.102 0.5>0.102
P1-P4=
0.7>0.102
P1-P5=
0.5>0.102
P3 P4 P5
d c
P1 P2
Tabel Notasi Uji Hedonik Stik Bawang Daun Kelor
P1 P2 P3
P4 P5