Plaza Pusat Jajanan Kuliner

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT

( RKS )
PEKERJAAN : PEMBUATAN TALUD SMA NEGERI 1 TOLALA
LOKASI PEKERJAAN : DESA TOLALA KABUPATEN KOLAKA UTARA
TAHUN ANGGARAN : 2022

I. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang akan dikerjakan dalam pekerjaan ini meliingkupi :
 Pekerjaan Persiapan;
 Pekerjaan Talud :
a. Pekerjaan Tanah
b. Pekerjaan Pasangan Batu, Beton dan Peresapan Air
c. Pekerjaan Plesteran, Acian dan Finising

II. JADWAL DAN RENCANA KERJA


Rencana kerja yang dibuat oleh penyedia jasa setidaknya memberi gambaran mengenaI ketepan waktu pelaksanaan
pekerjaan, ketepatan biaya pekerjaan, dan ketepatan mutu pekerjaan. Adapun jadwal dan rencana kerja yang harus dibuat
tersebut secara umum dijelasakan sebagai berikut :
1. Penyedia jasa diwajibkan untuk membuat jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan seraca rinci dan harus
menggambarkan tahapan-tahapan pekerjaan yang akan dikerjakan secara gamblang.
2. Jadwal dan rencana kerja yang dibuat oleh penyedia jasa mengacu pada alokasi waktu yang ditetapkan oleh
Kelompok Kerja (POKJA) dan jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan yang telah dibuat pada saat pemasukan
dokumen penawaran.
3. Rencana kerja yang dibuat harus dilengkapi dengan tabel/matriks/diagram/grafik sehingga memudahkan direksi
teknis/lapangan atau konsultan pengawas dalam mengevaluasi pencapaian pekerjaan yang akan dikerjakan.
4. Rencana kerja yang dibuat harus diketahui oleh konsultan pengawas dan disetujui oleh direksi teknis.
5. Jadwal dan rencana kerja yang telah diketahui serta disetujui tersebut dipublikasikan pada papan informasi proyek di
bangsal kerja agar diketahui dan dilaksanakan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan dimaksud.

III. PEMBUATAN GAMBAR DETAIL DAN GAMBAR AKHIR

Pembuatan gambar detail (shop drawing) dan pembuatan gambar akhir (as built drawing) harus dibuat oleh penyedia
jasa apabila :
3.1. Gambar Detail (Shop Drawing).
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan dan atau setelah melakukan tinjauan lokasi pekerjaan, jika terdapat perbedaan
tafsir antara penyedia dengan direksi teknis serta konsultan pengawas maka penyedia dapat membuat gambar
detail yang disesuaikan dengan kondisi lapangan dengan mangacu pada gambar kerja yang terdapat dalam
dokumen kontrak.
b. Dalam hal pembuatan gambar detail, penyedia jasa dapat membuat gambar detail dengan kategori khusus apabila
pada gambar kerja/gambar rencana belum detail gambar untuk keperluan dimaksud.
c. Penyedia jasa ketika membuat gambar detail, harus dibuat secara jelas dan mudah dimengerti ketika akan
diajukan kepada konsultan direksi teknis dan pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

3.2. Gambar Akhir (As Built Drawing)


a. Setelah pekerjaan selesai dikerjakan dan sebelum proses serah terima dilakukan, penyedia wajibkan membuaat
gambar akhir yang menerangkan perubahan-perubahan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan terhadap
gambar kerja yang terdapat pada dokumen kontrak.
b. Perubahan-perubahan sebagaimana yang dimaksudkan pada huruf (a) gambar akhir ini yaitu ketika ada
pekerjaan tambah yang ditambah dan dikurangi dalam pekerjaan ini serta perubahan-perubahan lainnya yang
telah dikerjaan oleh penyedia jasa.
c. Apabila diminta oleh direksi teknis ataupun konsultan pengawas, maka penyedia harus menyerahakan gambar
akhir yang telah dibuat tersebut.

I. PERSYARATAN UMUM
Yang dimaksud dengan persyaratan umum dalam pekerjaan ini yakni :
1. Persyaratan Regulasi
Pekerjaan yang akan dikerjakan dalam Kegiatan ini yaitu PEMBUATAN TALUD SMA NEGERI 1 TOLALA
yang harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan teknis yang tertera dalam Persyaratan
Normalisasi Indonesia (NI), Standar Industri Indonesia (SSI) serta Pedoman Teknis Sarana dan Prasaran Pembuatan
Bangunan Wisata maupun peraturan-peratuaran yang relevan dan yang berlaku pada daerah tempat dimana
pekerjaan tersebut dikerjakan. Adapun persyaratan regulalsi yang dimaksudkan yaitu:
a. Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI) 1982
b. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBB) NI-3.1970
c. Peraturan Semen Portland Indonesia (PMI) NI-8
d. Batu Sebagai Bahan Bangunan (NI-10) 1979
e. Standar Industri Indonesia (SII)
f. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) SK SNI T-15-1991

2. Situasi
a. Sebelum memulai pekerjaan, penyedia jasa diwajibkan untuk mengecek keadaan/situasi lokasi kaitannya dengan
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
b. Hal-hal sebagaimana yang dimaksudkan pada huruf (a) situasi ini, adalah untuk memastikan bahwa situasi lokasi
pekerjaan yang ada sesuai dan tidak mempengaruhi harga penawaran.
c. Kelalaian dan ketidak telitian penyedia jasa dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan oleh penyedia untuk
mengajukan tuntutan ganti rugi kepada pengguna jasa.

3. Ukuran
a. Semua ukuran yang digunakan dalam pekerjaan ini disesuaikan dengan gambar kerja.
b. Setiap ukuran/satuan yang digunakan pada pekerjaan ini dinyatakan dalam matriks, kecuali untuk
pekerjaan/bahan-bahan tertentu yang dinyatakan sesuai dengan kebutuhan.
c. Apabila terdapat ketidak cocokan antara ukuran gambar dengan lokasi pekerjaan maka penyedia diharuskan
berkoordinasi dengan direksi teknis untuk mendapat persetujuan jika akan dilakukan perubahan.
d. Penyedia jasa tidak diperkenankan memperbaiki kesalahan ukuran/gambar yang dianggap keliru oleh penyedia
sebelum berkonsultasi dengan direksi teknis atau konsultan pengawas.
e. Bila dipandang perlu, maka akan dilakukan pengukuran secara bersama antara penyedia, direksi, dan konsultan
pengawas untuk mendapatkan ukuran yang pasti dan hasil pengukuran tersebut yang dijadikan sebagai rujukan.

4. Personil, Peralatan, dan Bahan Kerja


a. Personil (tenaga teknis), peralatan, dan bahan/material kerja harus disediakan oleh penyedia jasa untuk
melaksakan pekerjaan yang akan dikerjakan.

b. Penyedia harus menyediakan semua personil dan peralatan sebelum pekerjaan mulai dikerjakan atau semuanya
harus dimobilisasi secara bersamaan pada saat mobilisasi dilakukan.
c. Peralatan yang diadakan harus dalam kondisi baik dan layak pakai.
d. Bahan/material yang diadakan oleh penyedia, disesuaikan berdasarkan tingkat kebutuhan dan tingkat
urgensinnya.
e. Personil dan peralatan kerja yang disediakan tersebut harus sesuai dengan yang dipersyaratkan pada Lembar
Data Penyedia (LDP) dan atau pada Lembar Data Kualifikasi (LDK).
f. Dalam proses pengadaannya, bahan/material kerja yang akan disediakan oleh penyedia harus berpedoman pada
daftar harga dan kuantitas, gambar kerja, dan pada RKS ini atau penyedia dapat mengusulkan jenis dan merek
bahan/material yang lain dengan kualitas yang setara sebagaimana yang telah ditetapkan.

5. Keselamatan Kerja
a. Selama waktu pelaksanaan pekerjaan, penyedia jasa berkewajiban untuk menjaga dan menjamin keselamatan
para personil yang bertugas di lokasi kerja.
b. Penyedia jasa harus menjamin atas ketersediaan obat-obatan yang secara dibutuhkan termasuk menyediakan
obat-obatan yang digunakan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).
c. Apabila terjadi kecelakaan kerja dan atau kecelakaan diluar jam kerja dan terjadi pada area pekerjaan maka
penyedia jasa harus melakukan tindakan P3K. Jika dalam tindakan P3K tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda
kebaikan maka penyedia harus mengupayakan untuk mendapatkan tindakan medis terdekat.

6. Keamanan dan Ketertiban Kerja


a. Penyedia jasa harus bertanggung jawab atas segala gangguan yang terjadi akibat kegiatan proyek pada
lingkungan di mana pekerjaan tersebut dilakasanakan.
b. Gangguan sebagaimana yang dimaksud pada huruf (a) diatas yaitu gangguan yang diakibatkan oleh gangguan
peralatan kerja, gangguan bahan/material, dan gangguan personil.
c. Penyedia jasa berkewajiban untuk menjaga dan mengamankan semua jenis barang/peralatan terutama
barang/perlatan milik pengguna jasa dan konsultan pengawas selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung atau
sebelum penyedeia melakukan kegiatan demobilisasi.

7. Kesehatan dan Kebersihan Area Kerja


a. Penyedia jasa wajib secara rutin harus membersihkan lokasi kerja guna mengantisipasi dan meminimalisir
potensi terjadinya wabah atau penyakit yang dapat menggangu kesehatan pekerja.
b. Penyedia jasa diharuskan menyediakan air bersih yang layak digunakan baik untuk digukanan dalam kegiatan
makan minun maupun untuk kegiatan mandi cuci kakus (MCK) bagi pekerja selama masa pelaksanaan
pekerjaan.

II. PERSYARATAN BAHAN/BARANG/PEKERJAAN


Secara umum persyaratan bahan/barang pekerjaan ini dijelaskan sebagai berikut :
1. Merek Dagang
a. Apabila semua merek pembuatan atau merk dagang telah ditentukan dalam kontrak, maka penyedia jasa harus
tunduk dan selalu mengacu pada ketentuan yang dimaksud.
b. Jika merek pembuatan atau merk dagang ini belum ditentukan dalam dokumen kontrak, maka bahan-bahan
dengan merek tertentu yang disebut dalam RKS ini, dimaksudkan hanya sebagai bahan perbandingan dalam hal
bentuk, model, mutu, jenis dan sebagainya yang tidak diartikan sebagai sesuatu yang mengikat.
c. Penyedia jasa (Kontraktor) dapat mengusulkan merk dagang lain yang kualitasnya setara dan disetujui oleh
direksi teknis.
d. Bahan-bahan yang akan dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam A.V. 1941,
Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI Tahun 1982), Standar Industri Indonesia (SII), dan
ketentuanketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku termasuk peraturan daerah yang mengatur
tentang hal tersebut.
e. Bahan/barang yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan seperti material, peralatan, dan perlengkapan
lainnya harus dalam kondisi layak pakai.
f. Setiap keterangan mengenai peralatan, material barang atau proses, dalam bentuk nama dagang, buatan atau
nomor katalog harus dianggap sebagai penentu standar atau kualitas dan tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya
membatasi persaingan.
g. Setelah dilakukan penilaian oleh direksi teknis atau konsultan pengawas terhadap
barang/bahan/material/peralatan yang ada berdasarkan ketentuan kontrak atau yang disediakan lain oleh
penyedia jasa dengan kualitas yang setara maka penyedia harus menggunakan barang/bahan/material/peralatan
tersebut.
h. Setiap material/bahan yang digunakan harus dikerjakan berdasarkan ketentuan atau petunjuk pelaksanaan untuk
penggunaan material dimaksud.
i. Material/bahan yang digunakan senantiasa mengikuti peraturan dan persyaratan bahan bangunan yang berlaku
dan ketentuan tercantum pada gambar kerja/RKS/daftar kuantitas dan harga.
j. Apabila penyedia jasa hendak melaksanakan pekerjaan dengan menggunakan bahan sebagaimana yang
dimaksud dalam merek dagang ini maka sebelum bahan tersebut digunakan penyedia harus terlebih dahulu
menunjukkan atau memperlihatkan contoh bahan tersebut kepada direksi teknis atau konsultan pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
k. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan di informasikan kepada Penyedia jasa
selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah penyerahan contoh bahan tersebut.

2. Spesifikasi Bahan/Barang Pekerjaan.


Spesifikasi terkait bahan/barang pekerjaan telah dijelasakan secara spesifik pada darftar harga dan kuantitas
serta gambar kerja, sedangkan spesifikasi yang diuraikan di bawah merupakan spesifikasi yang secara umum
digunakan dalam pekerjaan ini. Adapun spesifikasi bahan/barang pekerjaan yang dimaksudkan dalam pekerjaan
Pembangunan Plaza Pusat Jajanan/Kuliner yaitu :

NO URAIAN BAHAN/MATERIAL SPESIFIKASI TEKNIS

1. Portland Cemen (PC) : Semen Tonasa atau Bosowa Atau Tiga Roda Size 50
Kg

2. Besi :  Tulangan Utama Besi Beton Polos Ø 12


 Tulangan Pinggang Besi Beton Polos Ø 10
 Sengkang/Behel Besi Beton Polos Ø 8

3. Pasir :  Pasir Cor/Beton


 Pasir Pasang

4. Batu :  Batu Gunug

5. Kayu :  Kayu Bekisting

6. Cat : Nipon, Jotun & No Droop (Setara)

3. Pemeliharaan Bahan dan Material


Pada dasarnya, pemeliharaan material ini dilakukan berdasarkan karakteristik material tersebut atau proses
pemeliharaannya disesuaikan dengan spesifikasi bahan itu sendiri. Adapun proses pemeliharaan material yang
dimaksud diuraiakan secara umum sebagai berikut :
a. Penempatan bahan-bahan material diatur dengan pertimbangan yang matang agar tidak mengganggu kelancaran
pekerjaan serta sirkulasi/akses pekerja.
b. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan kesesuaian untuk pekerjaan.
c. Material harus diletakkan di atas permukaan yang bersih, keras dan bila diminta harus ditutupi.
d. Material harus disimpan sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan.
e. Benda-benda milik pribadi tidak boleh dipergunakan untuk penyimpanan tanpa ijin tertulis dari pemiliknya.
f. Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan diratakan (levelling) menurut petunjuk konsultan
pengawas.
g. Material harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan pemisahan bahan (segregation), agar
timbunan tidak berbentuk kerucut, dan menjaga gradasi serta mengatur kadar air.
h. Penyimpanan agregat kasar harus ditimbun dan diangkat/dibongkar lapis demi lapis dengan tebal lapisan tidak
lebih dari 1 (satu) meter.
i. Tinggi tempat penyimpanan tidak lebih dari 5 (lima) meter.

4. Eksaminasi Bahan dan Material


a. Bahan-bahan yang didatangkan/dipakai harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah disetujui konsultan
pengawas sebagai mana yang telah dijelaskan pada merek dagang di atas.
b. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan afkir/ditolak oleh konsultan
pengawas, harus segera dikeluarkan dari lokasi bangunan/proyek selambat-lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam
dan tidak boleh dipergunakan.
c. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh konsultan pengawas/konsultan perencana dan
masih dipergunakan oleh penyedia, maka konsultan pengawas/konsultan perencana berhak memerintahkan
pembongkaran kembali kepada penyedia, yang mana segala kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran
tersebut menjadi tanggungan penyedia jasa sepenuhnya.
d. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari bahan-bahan tersebut, maka
penyedia jasa harus menguji dan memeriksakannya ke laboratorium yang disepakati bersama untuk diuji dan
hasil pengujian tersebut disampaikan secara tertulis kepada konsultan pengawas/direksi teknis/konsultan
perencana.
e. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tentang baik atau tidaknya kualitas dari bahan-bahan tersebut,
Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut di
atas.
f. Bila diminta oleh konsultan pengawas, penyedia jasa harus memberikan penjelasan lengkap tertulis mengenai
tempat asal diperolehnya material dan tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan.
g. Segala biaya pemeriksaan ditanggung oleh penyedia jasa.

III. PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN

Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan Pembuatan Talud Sma Negeri 1 Tolala ini dapat terlaksana dengan baik,
maka penyedia jasa dalam melaksanakan pekerjaannya harus berpedoman pada persyatan teknis pekerjaan ini. Adapun
persyaratan teknis pekerjaan tersebut dijelasakan secara komprehensif sebagai berikut :
A. Pekerjaan Persiapan.
Pekerjaan yang akan dikerjakan dalam pekerjaan persiapan ini dilaksanakan/dikerjakan dengan Rencana Kerja dan
Syarat-syarat yang meliputi :
1. Pembersihan Lokasi.
Sebelum memulai pekerjaan Pengukuran, penyedia jasa harus mengadakan pembersihan area bangunan agar
proses pengukuran dapat dilaksanakan dengan baik dan teliti tampa ada hambatan dalam melakukan
pengukuran area kerja sesuai kebutuhan volume/besar bangunan dalam perencanaan.

2. Pengukuran
a. Penyedia jasa harus melakukan pengukuran kembali terhadap lokasi/site proyek dengan teliti dan
disaksikan oleh konsultan pengawas dan direksi teknis.
b. Jika terdapat perbedaan antara gambar dengan keadaan lapangan sebenarnya maka konsultan pengawas
atau direksi teknis akan mengeluarkan keputusan tentang hal tersebut.
c. Ukuran-ukuran pokok dan pekerjaan dapat dilihat dalam gambar.
d. Ukuran yang tidak tercamtum, tidak jelas atau saling berbeda harus segera kooordinasikan dengan
konsultan pengawas atau direksi teknis untuk meminta penjelasan.
e. Apabila dianggap perlu konsultan pengawas atau direksi teknis berhak memerintahkan kepada penyedia
jasa untuk merubah ketinggian, letak atau ukuran sesuatu bagian pekerjaan.
f. Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran yang keliru adalah menjadi tanggung jawab penyedia jasa.

3. Pengadaan utilitas
a. Penyedia jasa harus mengadakan sumber air bersih untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan, termasuk
pompa reservoir berukuran sekurang-kurangnya 600 liter yang senantiasa terisi penuh.
b. Penyedia jasa harus menyiapkan fasilitas penerangan dengan daya sekurang-kurangnya 1 Kva yang
berasal dari PLN atau generator.
c. Listrik untuk bekerja harus disediakan penyedia jasa dan diperoleh dari sambungan sementara PLN
setempat selama masa pembangunan.
d. Penggunaan Genset untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara
apabila sambungan sementara PLN tidak memungkinkan dan harus atas petunjuk Konsultan Pengawas.

4. Foto Dokumentasi
a. Penyedia jasa harus merekam secara berkala seluruh tahapan pekerjaan berupa foto dokumentasi.
b. Foto-foto dokumentasi tersebut kemudian dilampirkan berdasarkan kemajuannya pada masing-masing
laporan kemajuan pekerjaan baik laporan mingguan, laporan bulanan, maupun laporan akhir.
5. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan bouwplank, penyedia jasa harus yakin bahwa semua permukaan tanah
baik sesuai kenyataan maupun sesuai garis transis dengan gambar kerja adalah betul.

6. Jika merasa tidak puas dengan ketelitian permukaan tanah, penyedia jasa harus melaporkan secara tertulis
kepada konsultan pengawas atau direksi teknis yang selanjutnya akan dipertimbangkan dan diselesaikan
bersama.
7. Papan Nama Proyek.
Penyedia jasa harus memasang papan nama proyek yang berisi tulisan yang sesuai dengan nama proyek,
nama pekerjaan, harga pekerjaan, waktu pelaksanaan, nama Penyedia jasa , nama konsultan perencana, dan
nama konsultan pengawas atau sesuai dengan petunjuk direksi atau sesuai dengan petunjuk peraturan
pemerintah daerah setempat.
8. Papan Bangunan ( bowplank ).
a. Papan bangunan dari kayu klas III, ukuran tebal 2 cm.
b. Papan bangunan boleh dibongkar sesudah selesai pekerjaan.
9. Penyediaan Air Kerja.
a. Penyedia jasa harus menyediakan air kerja berdasarkan kebutuhan kerja.
b. Air kerja yang disediakan tersebut harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lainnya yang dapat merusak beton, baja tulangan atau jaringan
kawat baja, serta mencukupi bagi keperluan selama proyek berjalan.
c. Penyediaan air kerja oleh penyedia dapat didatangkan dari tempat lain atau dengan cara membuat
sumur/sumur bor sementara di lokasi proyek dengan menggunakan pompa mekanik.

10. Bangunan Sementara untuk Direksi, Gudang dan Bangsal Kerja :


a. Penyedia jasa harus membuat bangunan sementara untuk direksi keet, gudang, dan bangsal kerja yang
dapat melindungi alat dan bahan yang ada dilokasi proyek, ( Jika dianjurkan dalam perencanaan).
b. Luas bangunan sementara untuk direksi, bangsal kerja ini luasnya disesuaikan dengan kebutuhan kerja.
c. Bangunan ini dibuat oleh Penyedia jasa dan menjadi milik proyek yang tidak boleh dibongkar kecuali atas
perintah direksi.
d. Bangunan Direksi berdinding papan kayu klas II atau III, rangka kayu kelas II, Penutup atap seng BJLS
0,20, lantai dengan pelur/semen langit-langit triplek serta diberikan ventilasi pintu, jendela dan ventilasi
secukupnya.
e. Gudang, bangsal kerja serta kantor Penyedia jasa dibuat oleh penyedia jasa dengan luas bangunan
ditentukan secukupnya berdasarkan kebutuhan.
f. Penyedia jasa atas biaya sendiri berkewajiban membuat kantor penyedia jasa di lapangan, los kerja
untuk para pekerja dan gudang bahan yang dapat dikunci untuk menyimpan barang-barang, yang mana
tempatnya/lokasinya akan ditentukan oleh konsultan pengawas/personalia proyek.
g. Penyedia jasa berkewajiban menjaga keamanan dan kebersihan los penyedia jasa , los pengawas beserta
inventarisnya.
h. Kantor penyedia jasa, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat dan dibiayai oleh penyedia
jasa, setelah selesai pelaksanaan pembangunan/pekerjaan tersebut, harus segera dibongkar/dibersihkan
oleh penyedia jasa, dan bahan-bahan bekasnya menjadi milik penyedia jasa.
11. Mobilisasi.
a. Selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari setelah mendapatkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK),
penyedia sudah harus melakukan mobilisasi baik alat bahan/material, kebutuhan logistik, personel dan
lain-lain ke lokasi proyek.
b. Alat dan personil yang dimobilisasi harus sesuai dengan yang ketentuan dokumen kontrak.
c. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi yang diajukan bersama
penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi dimana alat itu akan digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan ini.
d. Pembuatan kantor penyedia jasa, gudang dan lain-lain di lokasi proyek untuk keperluan pekerjaan ini.
e. Dengan selalu disertai ijin konsultan pengawas, penyedia jasa dapat membuat berbagai perubahan,
pengurangan dan atau penambahan terhadap alat-alat konstruksi dan instalasinya.
f. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja, penyedia jasa harus menyerahkan
program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.

B. Pekerjaan Terlaksana
1. Pekerjaan Tanah dan Urukan
Pekerjaan yang akan dikerjakan dalam pekerjaan tanah dan urukan ini dilaksanakan/dikerjakan dengan
rencana kerja dan syarat-syarat yang meliputi :
 Pekerjaan Galian Tanah
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan galian tanah untuk dudukan talud, Penyedia jasa harus
memastikan mengenai dimensi galian talud yang akan digali.
b. Penyedia jasa dapat memulai proses Penggalian tanah untuk talud ini apabila sudah mendapat
persetujuan dari direksi teknis atau konsultan pengawas.
c. Dasar galian harus mencapai tanah keras dan jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan
bagian-bagian tanah yang longgar (tidak Padat) maka bagian ini harus dikelurkan seluruhnya
kemudian lubang yang terjadi diisi dengan pasir urug.
d. Untuk mempertahankan kepadatan muka tanah galian, maka lubang yang sudah siap segera
dilanjutkan dengan urukan pasir dan batu kosong.

 Pekerjaan Urugan
a. Urugan kembali bekas galian, pekerjaan menguruk kembali bekas galian dilakukan dengan
menggunakan material tanah dari hasil galian pondasi yang ada.

2. Pekerjaan Pasangan dan Plasteran


Pekerjaan yang akan dikerjakan dalam pekerjaan pasangan dan plesteran ini dilaksanakan/dikerjakan
dengan rencana dan syarat-syarat yang meliputi :
 Pasangan Pondasi Batu Kosong (aanstamping).
a. Sebelum pondasi batu kosong dipasang, dasar pondasinya diuruk terlebih dahulu dengan pasir uruk
setebal 5 cm dan didapatkan.
b. Setelah pasir diuruk kemudian dipasang batu kosong aanstamping.
c. Bentuk dan ukuran pondasi disesuaikan dengan gambar rencana.
 Pasangan Pondasi Batu Kali/Batu Gunung/Batu Belah.
a. Pondasi dibuat dari pasangan batu kali/batu belah dengan adukan 1 pc (portland cement) : 4 ps
(pasir).
b. Batu yang dipergunakan dapat dipakai dari batu yang diperoleh disekitar lokasi proyek, dengan
kualitas yang bermutu tinggi, kuat dan bersih.
c. Pekerjaan pondasi batu kali/batu belah dimulai setalah seluruh galian diperiksa dan disetujui oleh
konsultan pengawas/direksi.
d. Apabila lubang galian untuk pondasi terdapat genangan air maka sebelum pemasangan dimulai,
lubang tersebut harus dikeringkan.
e. Jika pemasangan pondasi terpaksa dihentikan maka pada ujung penghentian pekerjaannya harus di
buat bergerigi agar pada penyambungan baru berikutnya terjadi ikatan yang kokoh dan sempurna,
hal tersebut agar di dalam pondasi yang disambung nanti tidak terdapat rongga atau celah.
f. Bentuk dan ukuran pondasi sesuai dengan yang tercantum pada gambar rencana.
 Plesteran dan acian
a. Plesteran dilakukan setelah selesainya pekerjaan pemasangan ataupun kabel listrik dan pipa untuk
intalasi air bersih atau instalasi lain yang akan dipasang dan dikerjakan berdasarkan gambar kerja.
b. Sebelum diplester, dinding harus disiram dengan air sehingga jenuh air.
c. Plesteran dan acian pada dinding kedap air dan lainnya, digunakan plesteran dengan adukan 1 pc : 3
ps.
d. Plesteran dan acian untuk dinding yang bukan dinding kedap air digunakan adukan dengan
perbandingan 1 pc : 4 ps.
 Syarat Adukan Perekat.
a. Adukan untuk semua jenis pekerjaan sebagaimana yang disebutkan pada ayat 2, 3, dan 4, dalam
pasal ini, adukan perekatnya diusahakan agar selalu dalam keadaan belum mengeras.
b. Interval waktu pencampuran adukan perekat dan proses pemasangan/pekerjaan tidak boleh lebih
dari 30 (tiga puluh) menit.

3. Pekerjaan Beton
Pekerjaan yang akan dikerjakan dalam pekerjaan beton ini dilaksanakan/dikerjakan dengan rencana dan
syarat-syarat yang meliputi :
 Pekerjaan beton bertulang adukan 1 pc : 2 ps : 3 kr dipasang pada balok sloff, kolom, balok, ring balk,
dan pada pekerjaan beton bertulang lainnya dengan dimensi masing-masing sesuai gambar kerja.
 Beton tidak bertulang/beton tumbuk adukan campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr, digunakan untuk lantai kerja
pondasi beton, rabat beton bawah lantai keramik, dan pekerjaan lain seperti tercantum dalam gambar
kekrja.
 Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan, acuan/cetakan tersebut harus dibersihkan dari kotoran dan
disiram dengan air hingga basah.
 Penyedia jasa tidak diperkenankan melakukan pengecoran beton sebelum pembesian diperiksa dan
mendapat persetujuan direksi secara tertulis. Syarat tersebut berlaku juga untuk pembongkaran cetakan.
 Pencampuran/adukan beton harus dilakukan secara sempurna baik diaduk secara manual ataupun dengan
menggunakan mesin pengaduk beton (beton molen).
 Pemadatan beton pada saat pengecoran harus dilakukan secara sempurna sehingga tidak terdapat hasil
pengecoran yang keropos.
 Pembesian untuk beton struktur harus disesuaikan dengan gambar rencana.
 Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan direksi.
 Takaran-takaran untuk semen, pasir, kerikil dan air harus mendapat persetujuan direksi.
 Pengecoran harus dilaksanakan dengan tata laksana yang sebaik mungkin dengan mengikuti petunjuk
direksi dan penggunaan alat penggetar/fibrator bila dianggap perlu oleh direksi maka Penyedia jasa harus
melaksanakannya.
 Apabila pengecoran beton dihentikan dan akan dilanjutkan pada hari berikutnya maka tempat
pemberhentian tersebut harus mendapat persetujuan direksi.
 Selama proses pengecoran beton, tidak diperkenankan untuk diberikan beban yang berar di area
pengecoran selama proses tersebut berlangsung, beton harus disiram/ dibasahi terus menerus selama 3
minggu.
 Tulangan besi beton dan sengkang tidak boleh menempel pada papan acuan/cetakan, untuk itu harus
dibuatkan penahan/ganjal dari blok tahu/tahu beton dengan syarat ketebalan dan pemasangannya sesuai
dengan PBI 1971.
 Persyaratan lain untuk pekerjaan ini berpegang pada PBI 71.

4. Pekerjaan Kayu.
Pekerjaan yang akan dikerjakan dalam pekerjaan kayu ini dilaksanakan/dikerjakan dengan rencana dan syarat-
syarat yang meliputi :
 Syarat Bahan yang digunakan untuk pekerjaan ini :
a. Kayu bekisting digunakan untuk pemasangan bekisting kolom atau balok pada pekerjaan ini
 Syarat Pelaksanaan/Pemasangan Kayu :
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada
dengan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola layout/penempatan, cara pemasangan
serta mekanisme dan detail-detail pekerjaan.
b. Permukaan kayu yang terlihat harus diketam halus sedemikan rupa sehingga siap menerima finish.
c. Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan terhadap benturan-benturan benda-
benda lain dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan yang terlihat maupun tersembunyi, adalah
tanggung jawab Kontraktor untuk memperbaiki sampai disetujui oleh Pengawas dengan seluruh biaya
ditanggung oleh Kontraktor.

5. Pekerjaan Pengecetan.
Pekerjaan yang akan dikerjakan dalam pekerjaan pengecatan ini dilaksanakan/dikerjakan dengan rencana dan
syarat-syarat yang meliputi :
 Pekerjaan Pengecatan
a. Sebelum pekerjaan pengectan dimulai, permukaan bidang yang akan dicat baik dibersihkan dari
debu ataupun dari kotoran lainnya yang diakibatkan oleh kegiatan konstruksi.
b. Bidang talud yang akan dicat permukaannya harus telah diaci hingga permukaan tersebut rata dan
halus.
c. Permukaan yang akan dicat harus telah disetujui secara tertulis oleh Direksi teknis .
 Cat yang digunakan adalah cat dengan kualitas baik dan tidak mengandung senyawa yang mengancam
kesehatan pengguna.
 Warna cat yang akan dugunakan untuk pengecatan bidang dinding harus mendapat persetujuan dari
direksi teknis.

6. Laporan Pekerjaan & Back UP DATA


Penyedia jasa diwajibkan untuk membuat laporan mengenai kendala dan kemajuan pekerjaan setiap hari
selama waktu pelaksanaan pekerjaan berlangsung, struktur laporan yang dimaksudkan dibagi berdasarkan
karakteristik laporannya yaitu :
 Laporan Harian
a. Penyedia jasa diharuskan untuk membuat catatan lapangan yang setidaknya
mencatat/merekam/memuat ketersediaan material yang diperlukan, material didatangkan, jumlah
tenaga kerja, alat-alat yang digunakan, keadaan cuaca termasuk peristiwa-peristiwa alam lain yang
mempengaruhi kelangsungan pelaksanaan pekerjaan, kemajuan pekerjaan (bobot/taksiran volume
pekerjaan), dan hal-hal lain yang relevan dengan pekerjaan yang dianggap penting/perlu untuk
dicatat.
b. Laporan harian yang dibuat tersebut harus diketahui oleh konsultan pengawas sebelum diserahkan
kepada direksi untuk disahkan.
c. Laporan harian yang disahkan merupakan rekaman kejadian yang terjadi pada hari dimana laporan
tersebut dibuat.

 Laporan Mingguan
a. Laporan mingguan yang dibuat oleh Penyedia jasa didalamnya harus memuat tentang kemajuan
pekerjaan (bobot/taksiran volume pekerjaan) dari masing-masing uraian/item pekerjaan yang
terdapat pada daftar kuantitas dan harga.
b. Selain itu, laporan mingguan ini juga harus menjelaskan secara akumulasi atas ketersediaan material
yang diperlukan, material didatangkan, jumlah tenaga kerja, alat-alat yang digunakan, keadaan
cuaca termasuk peristiwa-peristiwa alam lain yang mempengaruhi kelangsungan pelaksanaan
pekerjaan pada kurun waktu dimana laporan mingguan tersebut dibuat.
c. Oleh karena laporan mingguan merupakan akumulasi terhadap laporan harian yang dibuat, maka
Penyedia jasa diharuskan untuk membuat laporan mingguan tersebut guna memudahkan proses
evaluasi atas kemajuan ataupun kendala pekerjaan selama 1 (satu) minggu terakhir.
d. Laporan mingguan yang dibuat tersebut harus diketahui oleh konsultan pengawas sebelum
diserahkan kepada direksi untuk disahkan.
e. Laporan mingguan yang dibuat harus diserahkan pada direksi untuk diketahui dan sekaligus untuk
disahkan.
 Laporan Bulanan
a. Sama halnya dengan laporan mingguan, laporan bulanan ini juga merupakan akumulasi laporan
terhadap laporan mingguan yang dibuat.
b. Laporam bulanan yang dibuat harus memuat tentang kemajuan pekerjaan (bobot/taksiran volume
pekerjaan) dari masing-masing uraian/item pekerjaan yang terdapat pada daftar kuantitas dan harga
pada setiap minggunya dalam kurun waktu dimana laporan bulanan tersebut dibuat.
c. Laporan bulanan yang dibuat tersebut harus diketahui oleh konsultan pengawas sebelum diserahkan
kepada direksi untuk disahkan.
d. Laporan bulanan yang dibuat harus diserahkan pada direksi untuk diketahui dan sekaligus untuk
disahkan.

 Laporan Akhir dan Beck Up Data


a. Pada hakekatnya, laporan akhir yang dibuat meruapakan laporan yang menerangkan bahwa seluruh
tahapan/rangkaian pekerjaan telah dikerjakan secara utuh dan meyeluruh berdasarkan daftar
kuantitas dan harga atau berdasarkan petunjuk pada gambar kerja.
b. Laporan akhir yang dibuat harus memuat tentang kemajuan pekerjaan (bobot/taksiran volume
pekerjaan) dari masing-masing uraian/item pekerjaan yang terdapat pada daftar kuantitas dan harga
pada setiap bulannya dalam kurun waktu dimana laporan akhir tersebut dibuat.
c. Laporan akhir yang dibuat tersebut harus diketahui oleh konsultan pengawas sebelum diserahkan
kepada direksi untuk disahkan.
d. Laporan yang yang dibuat harus diserahkan pada direksi untuk diketahui dan sekaligus untuk
disahkan.

 Pekerjaan Akhir
Pekerjaan yang akan dikerjakan dalam pekerjaan akhir ini dilaksanakan/dikerjakan dengan rencana dan
syarat-syarat yang meliputi :
a. Penyedia jasa harus meneliti semua bagian pekerjaan sebelum dilakukan penyerahan pertama
pekerjaan.
b. Pekerjaan yang belum sempurna harus segera diperbaiki dengan penuh tanggung jawab.
c. Pada waktu penyerahan pekerjaan, halaman harus sudah selesai dibersihkan dari segala sisa-sisa
sampah dan kotoran pekerjaan.
d. Penyedia jasa harus mengusahakan penyelesaian pekerjaan seluruh pekerjaan ini sebaik-baiknya
sehingga memuaskan pengguna jasa.
e. Setelah penyerahan kedua, semua barang-barang dan peralatan milik Penyedia jasa harus segera
demobilisasi dari lokasi pekerjaan.
f. Pekerjaan dianggap selesai jika :
 Pembersihan ruangan dan lapangan telah dilaksanakan dengan baik.
 Pekerjaan telah diperiksa secara bersama oleh direksi, konsultan pengawas, dan penyedia jasa
dan dinyatakan dalam suatu berita acara.

Anda mungkin juga menyukai