RKS Teknis Agro 2022

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 72

0

RENCANA DAN KERJA SYARAT-SYARAT TEKNIS


PEKERJAAN TAHAP 2 PEMBANGUNAN AGRO EDUKASI
DI KAMPUS 2
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
Tahun Anggaran 2022

Konsultan Perencana
PT. CIPTA MATRA HANDASA
1

PENJELASAN
PERSYARATAN TEKNIS DAN BAHAN
Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN
1.1 Nama Pekerjaan
Nama Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Pekerjaan Tahap 2 Pembangunan Agro
Edukasi di Kampus 2 Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Tahun
Anggaran 2022.

1.2 Lokasi Pekerjaan


Lokasi Jalan Cimencrang, Panyileukan, Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat 40292

1.3 Lingkup Pekerjaan


Adapun Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi :
A. Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK)
B. Pekerjaan Bangunan Agro Edukasi
- Pekerjaan Pos Jaga
- Pekerjaan Dapur
- Pekerjaan guest House
- Pekerjaan Toilet Pria
- Pekerjaan Toilet Wanita
C. Pekerjaan Pedestrian
D. Pekerjaan Pemagaran
E. Pekerjaan Instalasi Air Macur Kolam

dan Lain-lain sesuai gambar kerja

Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh pemborong termasuk pula pengadaan


tenaga kerja, bahan-bahan, alat-alat dan segala keperluan yang berhubungan
dengan pekerjaan pembangunan yang dilaksanakan.

1.4 Acuan Pelaksanaan Pekerjaan


a. Syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalam RENCANA
KERJA DAN SYARAT-SYARAT dan Bill Of Quantity pekerjaan ini ;
b. Gambar-gambar yang dilampirkan pada RENCANA KERJA DAN SYARAT-
SYARAT pekerjaan ini ;
c. Keterangan-keterangan dan gambar-gambar yang diberikan oleh Konsultan
kepada pelaksana pada waktu Rapat Penjelasan Pekerjaan/Rapat Aanwijzing
Pekerjaan /Risalah Aanwijzing.

Pasal 2
PERATURAN TEKNIS

1. Untuk melaksanakan pekerjaan ini, berlaku dan mengikat pula :


a. Gambar Kerja yang dibuat oleh Konsultan Perencana dan disahkan oleh Pemberi
Tugas termasuk pula Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) yang diselesaikan
oleh Kontraktor dan sudah disyahkan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan BoQ.
c. Gambar dan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
d. Surat Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen tentang Penetapan Kontraktor.
e. Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
f. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui oleh Pengawas
Lapangan dan Pemberi Tugas.
2

Pasal 3
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

1. Kontraktor wajib meneliti semua Gambar Kerja, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS);
termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan.

2. Ukuran :
a. Pada dasanya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja meliputi :
As - As
Luar - Luar
Dalam - Dalam
Luar - Dalam
b. Khusus ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya ukuran yang tertulis
adalah ukuran jadi terpasang atau dalam keadaan selesai/finished.

3. Perbedaan Gambar.
a. Bila suatu Gambar tidak cocok dengan Gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka Gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku / mengikat.
b. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur dengan Struktur, maka yang
berlaku / mengikat adalah Gambar Kerja Arsitektur sepanjang tidak mengurangi segi
Konstruksi dan kekuatan Struktur.
c. Bila ada perbedaan antara gambar Kerja Arsitektur dengan Sanitasi/Mekanikal, maka
Gambar Kerja yang dipakai adalah ukuran fungsional dalam Gambar Kerja Arsitektur.
d. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur dengan Elektrikal, maka yang
dipakai sebagai pegangan adalah ukuran fungsional dalam Gambar Arsitektur.
e. Bila ada perbedaan - perbedaan itu, ketidakjelasan, maupun kesimpangsiuran
menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan dapat menimbulkan
kesalahan, maka Kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Pengawas Lapangan, dan
mengadakan pertemuan dengan Konsultan Perencana, untuk mendapatkan keputusan
dari Konsultan Perencana Gambar mana yang akan dijadikan pegangan.
f. ketentuan diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk memperpanjang
waktu pelaksanaan maupun mengajukan claim biaya pekerjaan tambah.

4. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing).


a. Gambar Detail pelaksanaan atau Shop Drawing adalah Gambar Kerja yang wajib
dibuat Kontraktor berdasarkan Gambar Kerja Dokumen yang telah disesuaikan dengan
keadaan lapangan.
b. Kontraktor wajib membuat Shop Drawing untuk Detail-detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam Gambar Kerja Dokumen, maupun yang diminta oleh Konsultan
Pengawas dan atau Konsultan Perencana.
c. Dalam Shop Drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data yang
diperlukan termasuk pengajuan contoh jadi dari semua bahan, keterangan produk, cara
pemasangan dan atau spesifikasi / persyaratan khusus sesuai dengan spesifikasi
pabrik yang belum tercakup secara lengkap dalam Gambar Kerja Dokumen maupun
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
d. Kontraktor wajib mengajukan Shop Drawing kepada Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan tertulis bagi pelaksanaan.

5. Gambar Hasil Pelaksanaan (As Built Drawings)


Kontraktor wajib membuat gambar-gambar yang sesuai dengan hasil pelaksanaan (As
Built Drawings) yang selesai sebelum serah terima ke 1, dan telah disetujui oleh konsultan
Pengawas dan diketahui oleh konsultan Perencana.
6. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum
dalam Gambar Kerja Dokumen tanpa sepengetahun Konsultan Pengawas. Segala akibat
3

yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor, baik dari segi biaya maupun waktu
pelaksanaan.

Pasal 4
JADWAL PELAKSANAAN

1. Sebelum memulai pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib membuat rencana kerja


pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar Chart dan S-Curve Bahan dan
Tenaga dan mengkoordinasikan hasilnya kepada Pengawas Lapangan, sehingga
pelaksanaan pekerjaan terkendali dan tidak menggangu kelancaran proyek secara
keseluruhan dan kelancaran kegiatan disekitar lokasi pekerjaan.
2. Rencana Kerja tersebut harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas
Lapangan, paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah SPK diterima
Kontraktor. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, akan disyahkan
oleh Pemberi Tugas.
3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja 4 (empat) rangkap kepada
Pengawas Lapangan, 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada bangsal
Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan/prestasi
kerja.

Pasal 5
LAPORAN HARIAN
1. Pelaksana Lapangan setiap hari akan membuat laporan harian mengenai segala hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik teknis maupun
administratif.
2. Dalam pembuatan laporan tersebut pihak pemborong harus memberikan data-data yang
diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.
3. Laporan tersebut harus diserahkan kepada Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan
sebagai bahan monitoring.

Pasal 6
KUASA KONTRAKTOR DILAPANGAN
1. Dilapangan pekerjaan Kontraktor wajib menunjuk kuasa Kontraktor untuk memimpin
pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor, yaitu :
a. Ahli Struktur
b. Ahli Arsitek
c. Ahli Mekanikal Elektrikal
d. Pelaksana Bangunan Gedung
e. Ahli K3 Konstruksi
2. Dengan adanya Personil tersebut di atas, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung
jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
3. Kontraktor wajib memberi tahu kepada Tim Pengelola Teknis dan Konsultan Pengawas,
nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
4. Bila dikemudian hari menurut Tim Pengelola Teknis dan Konsultan Pengawas,
Pelaksana kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan
diberitahu kepada Kontraktor secara tertulis untuk mengganti Pelaksana.
5. Dalam waktu 7(tujuh) hari kalender setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor
harus sudah menunjuk Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (Penanggung jawab/
Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.
4

Pasal 7
TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR
1. Untuk menjaga kemungkinan kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-hal yang mendesak,
Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis alamat dan nomor
telepon di lokasi kepada Tim pengelola Teknis setempat dan Konsultan Pengawas.
2. Kontraktor wajib memasukan identifikasi dan alamat Bengkel kerja (Workshop) dan
peralatan yang dimiliki dimana pekerjaan pemborongan akan dilaksanakan.
3. Alamat Kontraktor dan pelaksana diharapkan tidak berubah selama pekerjaan. Bila terjadi
perubahan alamat Kontraktor, Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis.

Pasal 8
PENJAGA KEAMANAN LAPANGAN
1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang milik
Proyek, Pengawas Lapangan dan milik Pihak Ketiga yang ada dilapangan.
2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui Pengawas Lapangan/
Konsultan Perencana, baik yang telah dipasang maupun yang belum, adalah tanggung
jawab Kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
3. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggungjawab atas akibatnya, baik yang berupa
barang-barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu Kontraktor diwajibkan menyediakan
alat-alat pemadam kebakaran yang siap dipakai yang ditempatkan di tempat-tempat yang
akan ditetapkan kemudian oleh Konsultan Pengawas.

Pasal 9
JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA
1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut Syarat-syarat Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di
lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan
pekerja dilapangan.
2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat-syarat
kesehatan bagi semua Petugas dan Pekerja yang ada dibawah kekuasaan Kontraktor.
3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, Kamar Mandi dan WC yang layak dan bersih
bagi semua Petugas dan pekerja.
4. Tidak diperkenankan membuat penginapan didalam lapangan pekerjaan untuk Pekerja,
kecuali untuk Penjaga Keamanan.
5. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja wajib
diberikan oleh Kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Pasal 10
ALAT-ALAT PELAKSANAAN

Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor, sebelum
pekerjaan fisik dimulai, dalam keadaan baik dan siap pakai, antara lain :
a. Beton Molen dalam kondisi yang baik.
b. Theodolit dan Waterpass yang telah diijinkan oleh Pengawas Lapangan.
c. Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur.
d. Pompa air sesuai kebutuhan untuk sistem pengeringan, jika diperlukan.
e. Penggetar beton (vibrator).
f. Scafolding
g. Mesin Pemadat.

h. Alat-alat besar sesuai dengan besaran (magnitude) pekerjaan tanah apabila diperlukan.
5

i. Alat Megger, alat ukur listrik, dan alat ukur lainnya.


j. Mesin Pemotong keramik
k. Mesin Pemotong Allumunium
l. Mesin Pemotong Baja
m. dan lain-lain disesuaikan dengan lingkup pekerjaannya.

Pasal 11
SITUASI

11.1 Hal mana pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana adanya
pada waktu rapat penjelasan, untuk itu para calon Pemborong wajib meneliti situasi
medan terutama kondisi tanah bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal lain
yang berpengaruh terhadap harga penawaran.
11.2 Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk klaim
dikemudian hari.
11.3 Dalam rapat penjelasan akan ditunjukan dimana pembangunan akan dilaksanakan.

Pasal 12
PEKERJAAN PERSIAPAN TAPAK

Pekerjaan Persiapan Tapak meliputi :


12.1 Pembuatan jalan masuk sementara untuk lalu-lintas orang dan bahan.
Peletakan jalan masuk sementara, diatur sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu lalu lintas kerja.
12.2 Pembuatan saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar areal pekerjaan
selalu dalam keadaan kering.
12.3 Pengadaan air untuk keperluan pekerja dan pekerjaan, kualitas air harus baik dan
memenuhi persyaratan kerekatan.
Pengadaan listrik kerja dan pembuatan tempat pembuangan air kotor sementara.

Pasal 13
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) KONSTRUKSI

Seksi ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan kesehatan


kerja (K3) konstruksi kepada setiap orang yang berada ditempat kerja yang
berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja
konstruksi, secara produksi dan likngkungan sekitar tempat kerja.
Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja dan
perlindungan kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan personil yang
kompeten dan organisasi pengendalian K3 konstruksi sesuai dengan tingkat risiko
yang ditetapkan oleh pengguna jasa.

Ketentuan K3 telah diatur pada peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat Republik Indonesia Nomor : 21/PRT/M/2019 tanggal 23 Desember 2019

Perincian Kegiatan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi, paling


sedikit mencakup:
1) Penyiapan RKK
2) Sosialisasi, promosi dan pelatihan
3) Alat Pelindung Kerja (APK) dan Alat Pelindung Diri (APD)
4) Asuransi dan Perizinan
5) Personel Keselamatan Konstruksi
6) Fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan
7) Rambu-Rambu yang diperlukan
6

8) Kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian risiko Keselamatan


Konstruksi

serta sesuai Instruksi Menteri PUPR Nomor 02/IN/M/2020 tentang Protokol


Pencegahan Penyebaran Virus Corona VIRUS DISEASE 2019 (COVID-9) dalam
penyelenggaraan Jasa Konstruksi.

Pasal 14
PEKERJAAN MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

A. Mobilisasi dan Demobilisasi

Pemenuhan Mobilisasi meliputi hal-hal sebagai berikut :


a) Ketentuan mobilisasi adalah sebagai berikut :
1) Penyewaan atau pembelian sebidang lahan yang diperlukan untuk base camp
Penyedia dan kegiatan pelaksanaan.
2) Mobilisasi semua personil Penyedia sesuai dengan struktur organisasi
pelaksana yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan termasuk para pekerja
yang diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dalam
kontrak dan personil ahli K3 atau petugas K3 sesuai dengan ketentuan yang
disyaratkan dalam spesifikasi.
3) Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan,
tempat peralatan tersebut akan digunakan.
4) Penyediaan dan pemeliharaan base camp Penyedia, jika perlu termasuk kantor
lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang dan sebagainya.
b) Mobilisasi kantor lapangan dan fasilitasnya untuk direksi pekerjaan
c) Mobilisasi fasilitas pengendalian mutu
Penyediaan dan pemeliharaan laboratorium uji mutu bahan dan pekerjaan di
lapangan harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan dalam spesifikasi.
Laboratorium dan peralatannya, yang dipasok, akan tetap menjadi milik penyedia
pada waktu kegiatan selesai.
d) Kegiatan Demobilisasi
Pembongkaran tempat kerja oleh penyedia pada saat akhir kontrak , termasuk
pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik
pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula
sebelum pekejaan dimulai.
e) Pembayaran mobilisasi/demobilisasi bersifat lumpsum, namun dilengkapi dengan
rincian.

Secara rinci pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi, meliputi :

1. Lingkup Pekerjaan.
a. Pekerjaan pagar konstruksi/pengaman.
b. Pekerjaan pembuatan bangsal kerja
c. Pekerjaan penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja.
d. Pekerjaan penyediaan alat pemadam kebakaran.
e. Pekerjaan Drainage tapak sementara.
f. Pekerjaan jalan masuk dan jalan konstruksi sementara.
g. Pekerjaan pembongkaran, pengamanan dan pembersihan sebelum pelaksanaan.
h. Pekerjaan pemasangan patok ukur dan papan bangunan (bouwplank)
i. Perijinan, Mobilisasi Demobilisasi dan lain lain.
7

2. Pekerjaan Pagar Konstruksi/Pengaman.

a. Kontraktor harus membuat pagar konstruksi/pengaman pada batas sekeliling tapak


pekerjaan untuk kelancaran pelaksanaan pembangunan, serta untuk pengaman
terhadap barang-barang milik Proyek, Konsultan Pengawas maupun Pihak Ketiga.
b. Pagar konstruksi/pengaman dibuat dari bahan kayu atau bahan lain.

3. Pekerjaan Bangsal Kerja / Direkskeet.

a.Kontraktor harus membuat bangsal kerja dan gudang material/bahan diatas tapak
pekerjaan.
Bangsal Kerja terdiri dari :
- Bangsal Konsultan Pengawas
- Bangsal Kontraktor
- Los - los kerja untuk Pekerja.

b. Bangsal/Direkskeet dengan spesifikasi :


- Lantai plesteran 1 PC : 5 pasir
- Rangka bangunan : kayu kelas II
- Dinding : panel tripleks/multipleks tebal 4 mm, dengan rangka kayu kelas II
- Atap : Asbes semen gelombang, seng gelombang, dengan rangka kayu kelas II
- Jendela : kayu kelas II, dengan jumlah secukupnya
- Pintu : kayu kelas II, jumlah secukupnya dan dapat dikunci dengan baik.
- Dilengkapi dengan sebuah kamar mandi/WC dan tempat cuci tangan dengan
persediaan air yang cukup

c. Perlengkapan Bangsal Konsultan Pengawas :


- Meja tulis + kursi
- Papan tulis ukuran 90 x 180 cm (White Board)
- Alat-alat tulis (spidol,tipp ex) dan mesin tik
- Papan untuk menempelkan gambar
- Meja besar / meja rapat ukuran 100 x 200 cm
- Kursi untuk perlengkapan meja besar kapasitas minimal 8 Orang
- Peti untuk contoh bahan.
- 1 (satu) buah almari yang dapat dikunci
- 6(enam) buah Helm Proyek Untuk Direksi
- 6 (enam) buah Sepatu Boot untuk Direksi

d. Kontraktor harus pula membuat Bangsal Los kerja (workshop) untuk para pekerja dan
gudang penyimpan bahan/material yang dapat dikunci.

e. Lokasi tempat bangsal kerja, khususnya gudang penyimpanan bahan/material harus


sedemikian rupa sehinggga :
- Mudah dicapai oleh truk pengangkut bahan/material dari luar tapak.
- Tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan pembangunan
Lokasi tempat Bangsal kerja dan gudang penyimpanan bahan/material akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

4. Pekerjaan Penyediaan Air dan Daya Listrik untuk Bekerja

a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur pompa di
tapak atau didatangkan dari luar tapak dan disediakan pula tempat penampungannya.
Air harus bersih bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lain yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan
Pengawas.
8

b. Kontraktor harus membuat tempat penampungan air yang senantiasa terisi penuh untuk
sarana kerja dengan kapasitas minimal 3,5 m3, dibuat dari pasangan bata merah
setengah bata dengan spesi 1 PC : 3 pasir dan diplester, atau dari drum-drum.
c. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan berlangsung dan pemasangan
diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaaan
sementara atas persetujuan Konsultan Pengawas.

5. Pekerjaan Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran

Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat pemadam


kebakaran (fire Extinguiser) lengkap dengan isinya sehingga siap digunakan, minimal 1
buah kapsitas 5 kg.

6. Pekerjaan Drainase Tapak Sementara

a. Dipersyaratkan tidak boleh ada genangan air didalam tapak selama pekerjaan
berlangsung. Untuk itu Kontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi
untuk pembuangan air dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kontur tanah
yang ada di tapak.
b. Disarankan sebaiknya saluran drainase tapak sementara sesuai dengan rencana tapak
dalam gambar kerja dokumen dan petunjuk Konsultan Pengawas.

7. Pekerjaan Jalan Masuk dan Jalan Konstruksi/Sementara

a. Jalan masuk dan jalan konstruksi/sementara harus diadakan oleh Kontraktor menurut
petunjuk pada Gambar Kerja Dokumen atau petunjuk dan persetujuan Konsultan
Pengawas.
b. Disarankan sebaiknya posisi, letak dan jalur masuk dan jalan konstruksi/sementara
sesuai dengan rencara jalan jalan aspal dalam Gambar Kerja Dokumen.
c. Sewa jalan masuk, mengingat lahan yang berkontur cukup besar, maka perlu ada jalan
masuk lagi untuk memudahkan mobilisasi barang, tempatnya akan ditunjukkan
langsung oleh Konsultan Pengawas.

8. Pekerjaan Pembongkaran, Pembersihan dan Pengamanan sebelum Pelaksanaan

a. Pembongkaran dan Pembersihan.


Kontraktor harus membongkar/membersihkan/memindahkan keluar dari tapak segala
sesuatu yang tidak akan dipakai selama pembangunan yang mungkin akan
mengganggu pelaksanaan pekerjaan baik diatas maupun tertanam dalam tanah tapak,
sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas.

b. Hasil pembongkaran, pembersihan dan penebangan harus dikeluarkan dari dalam


tapak, sesuai dengan peraturan setempat

c. Pengamanan
1). Kontraktor harus melindungi dan mengamankan dari segala kerusakan selama
pelaksanaan pekerjaan terhadap segala sesuatu yang dinyatakan oleh Konsultan
Pengawas tidak boleh dibongkar, baik berupa bangunan, bagian dari bangunan,
jaringan listrik, gas, saluran air minum, drainase, maupun pepohonan yang telah
ada. Khusus untuk pepohonan yang dipertahankan, harus dilindungi selama
pelaksanaan pembangunan agar tidak mati.
2). Apabila terjadi kerusakan atas segala sesuatu yang dinyatakan dipertahankan,
Kontraktor wajib memperbaiki hingga keadaan semula.
Dalam hal ini, biaya adalah tanggungjawab Kontraktor, tidak dapat diajukan
sebagai "claim" biaya pekerjaan tambah.
9

3). Apabila segala sesuatu yang dinyatakan dipertahankan mengganggu


pelaksanaan pekerjaan, maka Kontraktor harus memindahkannya atas
persetujuan Konsultan Pengawas.

d. Biaya untuk pekerjaan pembongkaran, pembersihan, pengamanan menjadi


tanggungjawab Kontraktor, tidak dapat diajukan sebagai "claim" biaya pekerjaan
tambah.

9. Pekerjaan Pemasangan Patok Ukur dan Papan Bangunan (Bouwplank)

a. Patok Ukur
1). Patok ukur dibuat dari beton bertulang secukupnya, berpenampang 10 x 10 cm,
tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 100 cm dengan bagian yang muncul diatas
muka tanah cukup untuk memberikan indikasi peil +0,00, sesuai dengan gambar
kerja. Indikasi selanjutnya selain tersebut di atas agar dicantumkan pada patok ukur
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
2). Pada dasarnya patok ukur ini dibutuhkan sesuai dengan patokan ketinggian atau
peil permukaan yang ada dan tercantum dalam gambar kerja.
3). Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor pada tiap bagian pekerjaan
atau bangunan adalah minimal 2(dua) buah dan lokasi penanamannya sesuai
petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas, sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu atau terganggu selama pelaksanaan pembangunan berlangsung.
4). Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yang jelas, dan
dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan selesai dan ada instruksi
dari Konsultan Pengawas untuk dibongkar.

b. Papan Bangunan (Bouwplank)


1). Papan bangunan (Bouwplank) dibuat dari Kayu Borneo dengan ukuran tebal 2 cm
dan lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
Papan bangunan dipasang pada patok Kayu Borneo 5/7 cm yang jaraknya satu
sama lain adalah 150 cm, tertancap kuat di tanah sehingga tidak dapat
digerak-gerakkan atau diubah.
2). Papan bangunan dipasang minimal sejarak 200 cm dari as pondasi terluar.
3). Tinggi sisi atas bangunan harus sama satu dengan yang lain dan atau rata
"waterpass", kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.
4). Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor harus melaporkan
kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Kontraktor harus
menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan letak papan bangunan ini sampai
tidak diperlukan lagi.

10. Perijinan dan lain lain


01. a. Ijin Bangunan (IMB)
Ijin bangunan secara administrasi akan diurus oleh Pemberi Tugas, dalam
pelaksanaannya ijin bangunan akan diurus oleh Kontraktor.
Biaya ijin Bangunan sudah termasuk dalam pekerjaan ini dan menjadi
tanggung jawab Kontraktor

b. Kontraktor harus melaksanakan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi


(SMKK) meliputi :
1. Penyiapan RKK dan Protocol Covid
2. Sosialisasi, Promosi dan Pelatihan RKK dan Protocol Covid
3. Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri
4. Asuransi dan Perijinan
5. Personil K3 Konstruksi
6. Fasilitas Sarana, Prasarana dan Alat Kesehatan
7. Rambu-rambu yang diperlukan
8. Kegiatan dan peralatan terkait Pengendalian Risiko Keamanan Konstruksi
10

9. Kegiatan Protokol Pencegahan Penyebaran Corona VIRUS DISEASE


2019 (COVID – 19)

02. Administrasi Lapangan dikerjakan tiap harinya


03. setiap Kemajuan Pekerjaan harus didokumentasikan dari mulai kondisi eksisting
sampai pekerjaan selesai 100%.

Pasal 15
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

15.1 Lingkup pekerjaan area gedung ini meliputi :

a. Galian Tanah Pondasi Plat


b. Galian Tanah Pondasi Batu Kali
c. Urugan Kembali
d. Urugan Tanah Peninggian Lantai
e. Urugan Pasir dibawah Pondasi plat, sloof t.7 cm
f. Urugan Pasir dibawah Pondasi batu kali, t.5 cm
g. Urugan Pasir dibawah plat lantai dasar, t.7 cm
h. Urugan Pasir dibawah lantai, t.5 cm
i. Urugan Tanah Merah
j. dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja.

15.2 Pekerjaan Galian

a. Galian tanah harus sesuai dengan ukuran dalam gambar atau sampai tanah yang
dianggap cukup menahan beban bangunan. Apabila diperlukan untuk
mendapatkan daya dukung yang baik, dasar galian harus dipadatkan/ ditumbuk.
b. Untuk Galian Tanah harus mencapai Lapisan tanah keras dari muka tanah asli dan
secara detail dapat dilihat pada gambar kerja.
c. Jika galian melampaui batas kedalaman, pemborong harus menimbun kembali
dan dipadatkan sampai kepadatan maksimum.
d. Hasil galian yang dapat dipakai untuk penimbunan harus diangkat langsung ke
tempat yang direncanakan, atau tempat sementara yang disetujui Direksi.

15.3 Pekerjaan Urugan / Timbunan dan Pemadatan

a. Tanah yang dipergunakan untuk pengurugan harus dari tanah yang baik dan
memenuhi syarat teknis, bebas dari akar, bahan-bahan organis, barang
bekas/sampah dan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan direksi dan jika
diizinkan dapat digunakan tanah bekas galian.
b. Tanah bekas galian harus ditimbun sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu
bouwplank dan lobang pondasi.
c. Urugan tanah peninggian lantai, harus dilaksanakan sesuai dengan gambar kerja.
Ukuran yang tercantum dalam gambar kerja adalah ukuran tanah urugan dalam
keadaan padat.
Untuk urugan tanah peninggian lantai dengan tinggi ukuran lebih dari 20 cm, maka
pemadatan harus dilakukan lapis demi lapis dimana tebal setiap lapisan adalah 20
cm (maksimal).
Pemadatan tanah peninggian lantai, harus menggunakan Stamper dan
dilaksanakan sebelum pelaksanaan pekerjaan plesteran dinding.
d. Pemadatan subgrade fill khusus termasuk pasir kerikil dan batu harus seluruhnya
dipadatkan hingga mencapai 90% kepadatan maximum. Ini meliputi semua daerah
(bangunan dan bukan bangunan) untuk jalan pengerasan aspal dan di bawah
bangunan-bangunan di dalam batas areal yang harus dilaksanakan.
11

e. Urugan pada lereng harus dilakukan dengan membuat bertangga pada lereng
tersebut untuk memberikan kaitan yang kokoh terhadap tanah urugan.
f. Urugan pasir dilaksanakan pada bagian-bagian ; di bawah lantai, di bawah saluran
air hujan / Grevel, serta tempat-tempat lain seperti ditunjukkan pada gambar.
Lapisan pasir urug, harus dipadatkan dengan cara di timbris setelah terlebih dahulu
disiram air secara merata, sehingga urugan pasir tersebut benar-benar padat.
g. Urugan tanah merah pada pekerjaan pedestrian dengan Pembentukan dan
pemadatan sampai dengan CBR Min 4 %

15.4 Pembentukan Muka Tanah ( finish grading )


Muka tanah dimana bangunan akan berdiri di atasnya harus dibentuk dengan rata dan
baik, sesuai dengan garis ketinggian atau kedalaman menurut gambar rencana.

15.5 Harga satuan yang tercantum penawaran harus sudah mencangkup semua biaya;
pekerja-pekerja, pembersihan, penimbunan / pemadatan dan pembuangan hasil
galian.

Pasal 16
PEKERJAAN PONDASI

1. Lingkup Pekerjaan

Semua pekerjaan pondasi seperti tercantum dalam gambar kerja diantaranya :


a. Pondasi Plat
b. Pondasi pasangan batu kali

2. Persyaratan Bahan

a. Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Plat

1) Persyaratan pekerjaan galian pondasi harus memenuhi persyaratan galian pondasi


seperti terurai dalam pasal pekerjaan tanah dalam buku RKS ini.
2) Persyaratan pelaksanaan pekerajaan pembesian dan pengecoran beton harus
memenuhi persyaratan pelaksanaan pekerjaan beton yang tercantum dalam
pasal pekerjaan beton dalam Buku RKS ini.

Pondasi Plat beton harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :


Pondasi ini dipakai untuk Pondasi Utama dimana ukuran masing-masing pondasi
bervariasi disetiap titik kolom termasuk pondasi tangga.
Pondasi plat beton diletakkan pada kedalaman sekitar 1,5 m dari muka tanah asli
yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana.

Dalam menentukan kedalaman dasar pondasi di lapangan, Kontraktor harus meminta


persetujuan pihak Pengawas.
Ketentuan pondasi plat beton :
• Kuat Tekan beton F’c 19,3 MPa (K.225)
• Tulangan serta yang dipakai dapat dilihat pada gambar Kerja
• Menggunakan pasir dan lantai kerja sebagai dasar perletakan pondasi
• Pasir untuk bahan adukan adalah pasir beton.

Persyaratan Bahan

a Semen
Semen yang digunakan harus terdiri dari satu jenis merek KELAS SATU sekualitas
Merek “Tiga Roda” dari mutu yang baik dan disetujui oleh Direksi . Semen yang
telah mengeras sebagian atau seluruhnya tidak diperkenankan untuk digunakan.
Untuk menghindari terjadinya hal tersebut diatas. Pemborong harus memperhatikan
syarat-syarat penyimpanan semen yang baik.
12

b. Pasir Beton
Pasir Beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas dari bahan
organis, lumpur dan sebagainya, sesuai dengan persyaratan yang tercantum
didalam SNI 03-2847-2002.

c. Koral/Kerikil Beton
Koral/kerikil beton yang digunakan harus bersih dari segala macam kotoran serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan persyaratan yang tercantum di
dalam SNI 03-2847-2002 (ukuran 2/3 dan 1/2).

d. Air
Air yang akan digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton. Apabila diperlukan,
Direksi dapat meminta kepada pemborong untuk memeriksakan air yang akan
digunakan ke Laboratorium Pemeriksaan yang resmi dan sah atas biaya
pemborong.

e. Baja Tulangan
Mutu tulangan yang digunakan untuk tulangan <d 12mm adalah U-24, yaitu
tulangan dengan tegangan leleh karakteristik sebesar 2400 kg/cm2, sedangkan
untuk tulangan dengan diameter >16mm adalah U-32 (Ulir), yaitu tulangan dengan
tegangan leleh karakteristik sebesar 3.200 Kg/Cm2 .
Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran (lumpur, lemak
dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak dengan diameter
minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
Kualitas tulangan yang digunakan adalah sekualitas keluaran Pabrik Baja Krakatau
Steel.

b. Pelaksanaan Pekerjaan Pondasi Batu Kali

1) Persyaratan pekerjaan galian pondasi harus memenuhi persyaratan galian pondasi


seperti terurai dalam pasal pekerjaan tanah dalam buku RKS ini.
Galian pondasi harus dilakukan sesuai dengan lebar lantai kerja pondasi,
dimensi atau seperti tercantum dalam gambar kerja dengan penampang lereng
galian kanan dan kiri dimiringkan 10 derajat keluar pondasi.
2) Galian harus diperiksa dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
3) Untuk menjaga lereng lubang galian agar tidak longsor, maka apabila dianggap
perlu oleh Pengawas Lapangan kontraktor harus memasang (casing)
sementara. Biaya untuk pekerjaan ini sudah termasuk dalam penawaran dan
tidak dapat diajukan sebagai pekerjaan tambah.
4) Dasar galian harus diurug dengan pasir urug setebal 5 -10 cm sesuai gambar,
kemudian disiram air sampai jenuh, diratakan dan dipadatkan / ditimbris.
5) Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi terlebih dahulu harus dibuat profil-profil
bentuk pondasi dari bambu atau kayu pada setiap ujung sesuai ukuran gambar dan
disetujui oleh pengawas lapangan.

6) Konstruksi pasangan pondasi batu kali


- Lantai kerja pondasi adalah pasangan batu kosong (aanstamping) yang
disusun berdiri tegak, teratur dan bersilangan, diurug pasir hingga merata
dan mengisi lubang diselah-selah batu, kemudian disiram air dan ditimbris.
- Pasangan batu kali untuk pondasi menggunakan adukan dengan campuran 1
pc : 5 ps , terkecuali disyarakat pasangan kedap air / trassram dalam gambar
kerja harus dipasang dengan adukan 1 pc : 3 ps.
- Adukan harus membungkus batu kali sedemikian rupa sehingga tidak ada
dari bagian pondasi yang berongga atau tidak padat, khusus pada bagian
tengahnya. Pemasangan batu kali/belah disusun bersilang dan bagian nat/lubang
kecil diisi batu pecahan/kricak.
13

- Setiap jarak 75 cm atau seperti gambar harus ditanam stek tulangan beton
diameter 10 mm sedalam + 30 - 40 cm untuk pengait sloof dan pasangan dinding
bata, ukuran panjang stek tulangan adalah 100 cm atau sesuai gambar.
- Dalam proses pengeringan, pondasi harus selalu dibasahi atau disiram air.
Selama pondasi belum mencapai bentuk profilnya, lubang galian tidak boleh
diurug.
- Pada setiap perletakan kolom beton, kolom praktis pada pondasi harus pula
ditanam stek tulangan kolom sedalam minimal 40 D, dengan diameter dan
jumlah tulangan yang sama dengan tulangan pokok .
Jika dalam pelaksanaan terjadi penyimpangan sehingga lebih besar dari toleransi
yang diijinkan, maka pondasi tersebut tidak memenuhi syarat dan harus diganti
degan pondasi baru dengan lokasi yang akan ditentukan oleh Konsultan
Perencana. Semua beban biaya yang timbul akibat hal tersebut diatas menjadi
tanggung jawab kontraktor.

Pasal 17
PEKERJAAN BETON BERTULANG DAN TIDAK BERTULANG

17.1 Lingkup Pekerjaan meliputi :

a. Pekerjaan Beton Bertulang terdiri dari :


Pondasi Plat, Sloof, Kolom Struktur, Plat Lantai, Balok Struktur, Dak Beton, Plat
Canopy, Ring Balk, Tanggul beton, Kolom Praktis, Lintel/Latey, Balok Kanopy, Ban
beton, Plat Lantai Beton Rabat dan lain-lain sesuai dengan gambar kerja.

b. Pekerjaan Beton tidak bertulang terdiri dari :


Lantai kerja dan segala sesuatu yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini sesuai
gambar.

17.2 Semua pekerjaan beton harus mengikuti persyaratan ketentuan yang tercantum pada :
• Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-
2487-2002)
• Spesifikasi Beton Struktural (SNI 03-6880-2002)
• Spesifikasi Beton Siap Pakai (SNI 03-4433-1997)
• Spesifikasi Abu Terbang sebagai Bahan Tambahan untuk Campuran Beton
(SNI 03-2460-1991)
• Spesifikasi Bahan Tambahan untuk Beton (SNI 03-2495-1991)
• Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (SNI 03-6861.1-2002)
• Spesifikasi Anyaman Kawat Baja Polos yang Dilas Untuk Tulangan Beton
(SNI 03-6812-2002)
• Spesifikasi Toleransi Untuk Konstruksi dan Bahan Beton (SNI 03-6883-2002)
• Tata Cara Pengadukan Pengecoran Beton (SNI 03-3976-1995)
• Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SNI 03-2834-
2000)
• Tata Cara Pendetailan Penulangan Beton (SNI 03-6816-2002)
• Metoda Pengujian Slump Beton (SNI 03-1972-1990)
• Metoda Pengujian Kuat Tekan Beton (SNI 03-1974-1990)
• Metoda Pengambilan Contoh untuk Campuran Beton Segar (SNI 03-2458-
1991)
• Metoda Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Lapangan (SNI 03-
4810-1998)
• Metoda Pengujian Mutu Air untuk Digunakan dalam Beton (SNI 03-6817-
2002)
14

17.3 Persyaratan Beton :

Penjelasan Mutu Beton


a. Untuk beton bertulang yang bersifat struktur mutu beton yang digunakan fc
21.7Mpa dimana beton harus mempunyai kekuatan tekan dan kareakteristik
sebesar 250 kg/cm2 (minimal). Untuk mendapatkan mutu beton seperti yang
disyaratkan, maka Pemborong harus membuat MIX DESIGN di Laboratorium
Beton milik Pemerintah atau yang ditunjuk oleh Direksi, untuk mendapatkan
komposisi campuran dari bahan-bahan yang digunakan

Termasuk Mutu Beton K-225 / fc 19.3 MPa dimana beton harus mempunyai
kekuatan tekan dan kareakteristik sebesar 225 kg/cm2 (minimal) dan Mutu Beton
K-300 / Fc 26.4 MPa dimana beton harus mempunyai kekuatan tekan dan
kareakteristik sebesar 300 kg/cm2 (minimal)

b. Untuk beton bertulang yang bersifat praktis, seperti kolom praktis, balok lintel dll,
campuran beton yang digunakan adalah K-175 / Fc 14.5 MPa atau campuran
1PC : 2 PS : 3 KR.

c. Untuk beton tidak bertulang, adukan dibuat dengan campuran : 1PC : 3PS : 5KR,
seperti untuk neut kusen, rabat beton, lantai kerja dan lain-lain sesuai dengan
gambar kerja.

17.4 Persyaratan Bahan


a. Semen Portland / PC
Semen yang digunakan harus semen Portland jenis I yang memenuhi Standar
Semen Portland, SNI 03-2487-2002 Pasal 5.2 sebagaimana dijelaskan pada uraian
Syarat-Syarat Umum Teknis Penggunaan Bahan-Bahan Bangunan.
Semen harus sampai di tempat kerja dalam kondisi yang baik serta dalam kantong asli
dari Pabrik. Merek PC dianjurkan produksi dalam negeri seperti, Tiga Roda, atau yang
setaraf dipersyaratkan satu merek PC yang disetujui Konsultan Pengawas untuk
seluruh pekerjaan. Semen harus disimpan dalam gudangyang kedap air, cukup
ventilasi di atas lantai setingi 30 cm dari atas tanah. Penyimpanan harus berurutan dan
terpisah menurut menurut pengiriman. Kantong-kantong semen tidak boleh ditumpuk
lebih dari 10 lapis.

b. Pasir
1). Semua pasir yang akan dipakai harus pasir alam tidak di perkenankan memakai
pasir laut.
2). Pasir harus halus bersih dan bebas dari tanah liat, mika dan substansi lain yanjg
merugikan, beratnya tidak boleh lebih dari 5 %.
3). Kontraktor harus menyerahkan contoh pada Konsultan Pengawas sebagai bahan
pemeriksaan pendahuluan dan persetujuan, contoh seberat 15 kg dari pasir alam
yang diusulkan untuk dipakai sedikitnya 14 (empat belas) hari sebelum diperlukan.
4). Timbunan pasir alam harus dibersihkan semua dari tumbuh-tumbuhan, kotoran dan
bahan-bahan lain yang tidak dapat dipakai harus disingkirkan. Bahan harus diayak
dan dicuci sebagaimana diperlukan untuk mengahasilkan

c. Agregat (Kerikil atau Batu Pecah)


Agregat dapat dipakai agragat alami ata buatan memenuhipersyaratan SNI 03-
2847-2002 Agragat tidak boleh mengandung bahan yang dapat merusak beton dan
ketahanan tulangan terhadap karat. Untuk itu Kontraktor harus mengajukan contoh
yang memenuhi syarat dari berbagai sumber terlebih dahulu.
15

d. Air
Air untuk campuran dan pemeliharaan beton spesui/mortar dan speci injeksi harus dari
aiar yang bersih dan tidak mengandung zat-zat yang dapat merusak beton. Air tersebut
harus memenuhi syarat-syarat menurut SNI 03-2847-2002.

e. Baja tulangan
1). Baja tulangan yang dipakai adalah mutu baja U-32 (Ulir) untuk baja diameter lebih
besar dan sama dengan 16mm serta mutu baja U-24 untuk baja diameter lebih
kecil atau sama dengan 12mm, sesuai dengan SNI.
2). Ukuran baja tulangan tersebut harus sesuai dengan gambar kerja, penggantian
dengan diameter lain harus dengan persetujuan tertulis dari direksi. Segala biaya
yang diakibatkan oleh penggantian tulangan terhadap gambar sejauh Gambar
Kerja adalah Kontraktor.
3). Semua baja tulangan harus disimpan pada tempat yang bebas lembab disesuaikan
diameter serta asal pembelian.
4). Semua baja tulangan harus dilindungi terhadap semua macam kotoran dan lemak
serta sejauh mungkin terhadap karat.

f. Bahan campuran (additives)


1). Pemakaian bahan tambahan kimiawi (Konkret admixtures additives) kecuali yang
disebut tegas dalam Gambar Kerja (RKS) harus seijin tertulis dari Konsultan
Pengawas.
2). bahan tambahan yang mempercepat pengerasan awal (initial set) tidak boleh
dipakai. Sedangkan untuk beton kedap air dalam tanah hidrostatik pressure tidak
boleh bahan kedap air yang mengandung bahan stearate. bahan campuran
tambahan beton harus sesua dengan iklim tropis AS 1978 & ASTM C 494 Type B &
D sekaligus sebagai pengurang air adukan dan penunda pengerasan awal.
3). Semua admixture yang akan digunakan ditentukan berdasarkan hasil pekerjaan
benda uji/contoh-contoh yang dibuat dan telah mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
4). Untuk penyambungan kembali akibat terhentinya suatu pengecoran beton dipakai
bahan perekat CALBOND sebelum dicor dengan beton baru serta permukaannya
harus dikasarkan. Jumlah pemakaian untuk 1 M2 adalah 0,3 liter CALBOND
dicampur dengan larutan semen/PC sekitar 25 %nya dengan cara ditaburkan.

g. Bekisting
1). Bekisting dibuat dari panel multiplex 12 mm atau papan borneo tebal minimal 2 cm
dengan rangka penguat penyokong dan penyangga dibuat dari kayu borneo 5/7,
5/10 secukupnya, sehingga mampu mendapatkan kekakuan dan kekuatan
mendukung beton sampai selesai proses ikatan beton. Untuk kolom struktur dipakai
papan borneo tebal 3/20.
2). Steger cetakan/bekisting dipakai kayu borneo dengan ukuran minimum 5/10 cm
atau pipa besi (scaffolding). Tidak diperkenankan mempergunakan bambu.
3). Khusus cetakan bekisting untuk beton pracetak harus dibuat lebih kokoh dan lebih
kaku, permukaan panel lurus, halus sehingga menghasilkan bidang yang rata dan
halus.

17.5 Persyaratan teknis

a. Komposisi campuran beton


1). Beton dibentuk dari semen portland/PC, pasir, kerikil, batu pecah, air seperti yang
ditentukan ; semuanya dicampur dalam perbandingan yang sesuai dan diolah
sebaik-baiknya sehingga sampai didapat kekentalan yang tepat.
1). Untuk mengetahui karakteristik dari beton tersebut, harus memenuhi syarat mutu
beton menurut PBI 1971, disertai sertifikat hasil pengujian laboratorium pengujian
beton dilaksanakan 4 (empat) kali tahapan.
16

2). Ukuran maksimum dari agragat kasar dalam beton tidak boleh melampaui ukuran
yand ditetapkan dalam persyaratan bahan beton dan harus memperhitungkan celah
lubang anatar tulang agar tidak terjadi rongga-rongga beton.
3). Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk berbagai
pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus ditetapkan dari waktu ke waktu selama
berjalannya pekerjaan demikian juga pemeriksaan terhadap agrqgat dan beton yang
dihasilkan. Pebandingan campuran dan faktor air semen yan tepat akan ditetapkan
atas dasar beton yang dihasilkan yang mempunyai kekedapan, keawetan, dan
kekuatan yang dikehendaki. Faktor air semen dari beton tidak terhitung air yang
dihisap oleh agregat dan tidak boleh melebihi 0,55 (dari beratnya). Pengujian beton
akan dilakukan oleh Kontraktor dan perbandingan-perbandingan campuran harus
diubah jika perlu untuk tujuan-tujuan seperti di atas dan Kontraktor tidak berhak
claim atas perubahan-perubahan yang demikian.

b. Pengujian dari Konsistensi Beton dan benda-benda uji Beton

1). Banyaknya air yang dipakai untuk beton harus diatur menurut keprluan untuk
menjamin beton dengan Konsistensi yangn baik dan untuk penyesuaian variasi
kandungan lembab atau gradasi (perbutiran) dari agregat waktu masuk dalam mesin
pengaduk (mixer). Penambahan air untuk mencairkan kembali beton padat hasil
pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi kering sebelum dipasang tidak
diperkenankan. Keseragaman konsistensi beton untuk setiap kali pengadukan
sengat perlu. Nilai slump dari beton (pengujian kerucut slump) tidak boleh kurang
dari 8 cm dan tidak melampaui 12 cm untuk segala beton yang dipergunakan.
2). Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan melaui pengujian biasa dengan silinder
berukuran 15 x 30 cm atau kubus 15 x 15 x 15 cm atau kubus 20 x 20 x 20 cm
dibuat dan diuji sesuai dengan NI-2 PBI 1971. Pengujian slump disesuaikan dengan
NI-2 PBI 1971 dan Kontraktor harus menyediakan fasilitas yang diperlukan untuk
mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan yang erpresetatif, frekuensi akan
ditetapkan oleh Pengawas Lapangan (Pengawas Lapangan).

c. Benda uji

Selama pengecoran beton harus terdapat benda-benda uji sebagai berikut :


- Minimum 1 benda uji setiap hari
- Minimum 20 benda uji pada akhir pelaksanaan
- Setiap pengecoran 5 m3 dibuat 1 benda uji
- Yang terbesar menentukan

d. Persyaratan pelaksanaan

1). Rencana Cetakan


- Cetakan harus sesuai dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan
pada Gambar Kerja. bahan yang akan dipakai untuk rencana cetakan harus
mendapat persetujuan dari Konsultan pengawas sebelum pembuatan cetakan
dimulai.
- Panel cetakan hanya boleh dipergunakan 2 (dua) kali bolak-balik, atau
setiap permukaan hanya 1 (satu) kali.
- Semua cetakan harus kokoh
Konstruksi untuk cetakan harus diperkuat dengan kaso secukupnya sehingga
menghasilkan beton yang lurus rata. Dipersyaratkan untuk beton tampak
(Exposed) adalah semi exposed aratinya setelah cetakan dibongkar memberikan
bidang yang rata dan hanya memerlukan sedikit penghalusan.
- Sebelum beton dicor permukaan panel cetakan diminyaki secara
merata untuk cegah lekatnya beton pada cetakan.
17

- Celah - celah antara papan atau panel cetakan harus rapat sehingga
pada waktu pengecoran tidak ada air adukan yangkeluar.

2). Baja Tulangan


a). Baja tulangan beton sebelum dipasang harus bersih dari serpih-serpih,
karat minyak gemuk dan lapisan lain yang merusak atau mengurangi
daya lekat dalam beton. Bentuk baja tulangan sesuai dengan bentuk dan
ukuran yang tertera pada gambar.
b). Baja tulangan harus dipasang dengan teliti sesua dengan Gambar Kerja.
Agar tulangan tetap tepat di tempatya maka tulangan harus diikat kuat dengan
dengan kawat beton (bindraat) dengan bantalan blok-blok beton cetak/beton
decking atau kursi- kursibesi/cakar ayam, perenggang, specer atau logam
gantung (metal hanger) sesuai dengan kebutuhan. Dalam segala hal untuk baja
tulangan yang horizontal harus digunakan penunjang yang tepat sehingga tidak
akan ada batang yang turun.

c). Penempatan besi beton di dalam cetakan tidak boleh menyinggung


dinding atau dasar cetakan serta harus mempunyai jarak tetap
untuk setiap bagian - bagian konstruksi tertentu seperti : kolom dan balok
2,5 cm, plat beton 1,5 cm.
d). Penyambungan Jika diperlukan untuk menyambung tulangan Overlap pada
sambungan untuk tulang - tulangan dinding tegak (vertikal) dan kolom
sedikitnya harus 40 (empat puluh) diameter batang.

3). Pengadukan, pengangkutan, pengecatan, pemadatan dan perawatan beton harus


dilaksanakan sesuai dengan ketentuan di dalam PBI 1971 pasal 6.1. sampai dengan
pasal 6.6.

4). Mengaduk
Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam “Mesin Pengaduk
Beton” yaitu Bath Mixer atau Portabel Continues Mixer, dalam hal ini hars dujaga
adukan plastis merata danntidak boleh ada bagian air yang tidak terikat oleh bahan
beton. Truk Pengaduk (Truck Mixer) diatur sedemikian rupa, sehingga beton dari
adukan ke adukan mempunyai konsistensi dan mutu yang sama. Pengaduk yang
sewaktu-waktu memproduksi dengan hasil yang tidak memuaskan harus diperbaiki.
Mesin pengaduk yang disentralisir (Batching Mixing Plant) harus diatur, sehingga
pekerjaan mengaduk dapat dapat diawasi dengan mudah dari station operator. Tiap
mesin pengaduk diperlengkapi dengan alat mekanis untuk mengatur waktu dan
jumlah adukan.
5). Suhu
Suhu beton waktu di Cor/dituang tidak boleh lebih dari 32 derajat dan biula suhu dari
beton yang ditaruh berada anatara 27 sampai 32 derajat celciuis, beton harus
diaduk di tempat pekerjaan untuk kemudian di Cor.

6). Pengangkutan Beton


Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan
dapat dibawa ke tempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan nilai
slump.

7). Pengecoran
- Beton tidak boleh di cor sebelum semua pekerjaan cetakan bekisting selesai,
Ukuran dan letak baja tulangan baja tulangan beton sesuai dengan Gambar
Pelaksanaan pemasangan instalasi - instalasi yang harus ditanam, besi
penggantung plafond sesuai pola kerangka langit -langit, besi penggantung,
cable tray dan stek-stek penyokong dan pengikatan serta lain-lain telah selesai
18

dikerjakan. Sebelum pengecoran dimulai permukaan - permukaan yang


berhubungan telah disetujui Pengawas Lapangan.
- Sebelum pengecoran beton semua permukaan pada tempat
pengecoran beton (cetakan) harus bersih dari air yang tergenang, reruntuhan
dan barang lepas. Permukaan bekisting dari bahan - bahan yang
menyerap pada tempat-tempat yang akan di cor harus dibasahi dengan
merata sehingga kelembaban air dari beton yang baru di cor tidak akan diserap.
- Pada pengecoran, beton baru ke permukaan beton yang telah di cor
terlebih dahulu permukaan beton lama tersebut harus bersih,
dilembabkan dan dikasarkan. Pada sambungan pengecoran ini harus dipakai
perekat beton yang disetujui oleh Pengawas Lapangan.
- Perlu diperhatikan letak jarak/sudut untuk setiap penghentian pengecoran yang
akan masih berlanjut terhadap sistem struktur/penulangan yang ada.
- Koordinasi dengan pekerjaan elektrikal, sanitasi dan mekanikal harus dilakukan
sebelum pengecoran dimulai. Terutama yang menyangkut pipa-pipa sparing
yang menembus/tertanam dalam beton untuk keprluan setiap disiplin kerja.
- Beton boleh dicor hanya waktu Konsultan Pengawas serta Kontraktor ada di
tempat kerja dan persiapan betul-betul memadai.
- Dalam semua hal, beton yang akan dicor harus diusahakan agar
pengangkutannya ke posisi terakhir harus sependek mungkin, sehingga tidak
terjadi pemisahan antar kerikil dan spesi pada waktu pengecoran.
- Pengecoran beton untuk bagian yang vertikal seperti kolom, harus
menggunakan tremie dengan tinggi jatuh tidak boleh lebih dari 2 (dua) m.
Pengecoran beton untuk bagian horizontal seperti : plat, balok, parapet harus
dicor lapis demi lapis horizontal menyeluruh dengan ketebalan perlapis < 50
cm. Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut
apabila pengecoran dengan tebal lapisaan 50 cm tidak dapat memenuhi
spesifikasi.
- Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama
sehingga sedemikian rupa sehinggga speci/mortal terpisah dari
agregat kasar. Suatu pengecoran yang sudah dimulai pada suatu
bagian tidak boleh terputus sebelum bagian itu selesai.
- Setiap lapisan beton harus dipadatkan sepadat mungkin sehingga ia bebas
dari kantong - kantong kerikil dan menutup rapat-rapat semua permukaan
dari cetakan dan material yang diletakan. Dalam pemadatan setiap lapisan
dari beton kepala alat penggetar (Vibrator) harus dapat menembus
dan menggetarkan beton pada bagian atas dari lapisan yang
terletak di bawah. Lamanya penggetaran tidak boleh menyebabkan
terpisahnya bahan beton dengan airnya.
- Untuk pengecoran kolom, plat lantai ataupun balok, agar dalam pelaksanaannnya
lebih efektif diwajibkan menggunakan tremie yang disediakan oleh Pengusaha
“beton ready mix”.

8. Waktu dan Cara-cara Pembukaaan Cetakan


Waktu dan cara-cara pembukaan dan pemindahan cetakan, harus dilakukan
dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton baru dapat
diijinkan dibebani setelah berumur 28 (dua puluh delapan) hari, kecuali beton yang
menggunakan bahan additives. Permukaan beton harus diperiksa dengan
teliti, permukaan yang tidak rata, berongga dan tidak rata/rapi harus segera
diperbaiki sampai disetujui oleh Pengawas Lapangan.

9. Perawatan (Curing)
Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan dibawah ini.
Beton yang dirawat (cured) dengan air harus tetap basah paling sedikit 14 (empat
belas) hari secara terus menerus sesudah beton cukup keras, untuk mencegah
kerusakan dengan cara menutupnya dengan bahan yang dibasahi air atau dengan
19

pipa berlubang. Pengawas Lapangan berhak menentukan cara/sistem perawatan


yang harus dilaksanakan pada tiap bagian pekerjaan beton.
10. Perlindungan (Protection)
Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan
sebelum dapat diterima oleh Pengawas Lapangan. Permukaan beton yang
terbuka harus dilindungi dari sinar matahari yang langsung paling sedikit 3 (tiga)
hari sesudah pengecoran. Perlindungan seperti itu harus dibuat efektif
secepatnya setelah pengecoran dilaksanakan.
11. Perbaikan permukaan beton
- Jika hasil pembukaan cetakan terdapat beton yang tidak tercetak
dengan baik menurut gambar atau diluar garis permukaan atau
ternyata ada permukaan yang rusak, hal itu dianggap tidak sesuai dengan
spesifikasi dan harus dibuang/dibongkar dan diperbaiki atas biaya
pemborong. Apabila kerusakan tersebut dapat diperbaiki atas izin Pengawas
Lapangan dengan cara ditambal pada tempat yang rusak, maka teknik
penambalan harus dilaksanakan sebagai berikut.
- Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang
terdiri dari ; sarang kerikil, kerusakan - kerusakan karena cetakan,
lubang - lubang baut, ketidakrataan dan bengkok kecil, maka dilaksanakan
dengan pemahatan kemudian digosok dengan gurinda. Lubang-lubang
pahatan harus diberi pinggiran tajam dan dicor sedemikian rupa sehingga
pengisian akan terkunci rapat ditempatnya. Semua lubang harus terus
menerus dibasahi selama 24 (dua puluh emapat) jam sebelum dicor.
12. Pipa sparing listrik
Pipa sparing untuk listrik digunakan dengan pipa PVC sekwalitas AW dengan alur
sesuai gambar kerja yang dilengkapi dengan doos dan kawat penarik kabel
didalam sparing pipa. Untuk posisi pipa sparing ini, kontraktor harus
memperhatikan dan meneliti gambar kerja elektrikal.
13. Beton tumbuk
Semua beton tumbuk untuk rabat atau lantai harus mempunyai kemiringan agar
air tidak menggenang pada permukaan tanpa ada cekungan.

14. Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)


- Semua gambar detail pelaksanaan (shop drawing) harus memenuhi persyaratan
seperti yang terurai dalam RKS ini.
- Pembuatan cetakan beton (bekisting) yang menyangkut detail prinsif harus di
buat Shop Drawing untuk dimintakan persetujuan tertulis dari Pengawas
Lapangan.
15. Pipa-pipa instalasi
- Semua pipa-pipa (air hujan, elektrikal, gas dan lain-lain) serta bagian-bagian
yang tertanam didalam atau bersinggungan dengan beton harus dibuat dari
bahan yang tidak merusak beton.
- Pipa-pipa yang ditanam didalam plat, balok beton dan kolom tidak boleh
mempunyai diameter lebih dari 1/3 tebal plat atau balok tempat pipa tersebut
tertanam, dan jarak dari pusat ke pusat pipa tidak boleh lebih kecil dari 3 kali
diameter pipa.

- Semua pipa serta serta bagian - bagian yang menembus lantai, balok dan
kolom harus mempunyai ukuran dan letak yang tidak mengurangi kekuatan
konstruksi (harus dipilih tempat momen = 0) atau sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan.
20

Pasal 18
SPESIFIKASI TEKNIK WATERPROOFING

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan waterproofing meliputi pelaksanaan pekerjaan waterproofing pada plat


lantai, toilet atau daerah basah, serta bagian bagian lain yang harus kedap air
yang dinyatakan dalam gambar pelaksanaan.

2. Jaminan Kualitas

2.1. Kualifikasi pabrik material


Pabrik material harus menyiapkan perwakilkan resmi untuk memeriksa
material yang dikirim, mengawasi instalasi, material, dan menyediakan
konsultasi sehubungan dengan persyaratan proyek.

2.2. Pelaksanaan
Pemasangan waterproofing harus dilaksanakan oleh Perusahaan yang
telah memiliki pengalaman minimum sebanyak lima proyek untuk pekerjaan
waterproofing yang memiliki persyaratan yang sama dengan proyek ini, dan
dengan hasil pekerjaan yang memuaskan.
1) Lama pengalaman Perusahaan minimum 5 tahun.
2) Pengalaman tenaga akhli/Petugas lapangan minimum 5 tahun.
3) Tenaga akhli/Petugas lapangan yang mengerjakan pemasangan harus
dapat diterima dan disetujui oleh pabrik material.

2.3. Pertanggungjawaban satu sumber pabrik material


Kontraktor harus menggunakan material waterproofing utama dan material
tambahan untuk setiap tipe yang disyaratkan berasl dari satu sumber (satu
pabrik).

2.4. Rapat pra-installasi


Kontraktor harus mengadakan rapat, sebelum dimulainya pekerjaan
waterproofing. Untuk mereview pekerjaan yang akan diselesaikan :
1) Peserta rapat terdiri dari : Direksi Lapangan/Pengawas, Kontraktor,
sub-kontraktor waterproofing, perwakilan pabrik sistem waterproofing
dan semua subkontraktor lain yang mempunyai peralatan penetrasi
waterproofing.
2) Kontraktor harus memberitahukan Direksi Lapangan/MK dan peserta
rapat lainnya minimal tiga hari sebelum rapat.
3) Kontraktor harus membuat berita acara rapat dan mendistribusikan
salinannya kepada para peserta rapat.
4) Gambar kerja harus sudah selesai dan disiapkan untuk direview pada
saat rapat pra-instalansi.

2.5. Kontraktor harus menyerahkan data-data kepada Direksi


Lapangan/Pengawas yang terdiri dari :

1) Gambar kerja yang mencakup rencana dan detil daerah kritis


waterproofing, termasuk permukaan, persilangan dan joint treatment.
2) Data produk yang terdiri dari spesifikasi, brosur, instruksi penggunaan,
dan rekomendasi umum dari pabrik waterproofing.
21

3. Pelaksanaan

Pekerjaan ini dengan teknologi hybrid Elastomeric Polyurethane waterproofing,


Pelapis anti bocor yang elastis dan mempunyai ketahanan dibawah sinar UV /
Matahari, Hujan dan Panas.

Waterproofing yang digunakan Polyseal-100


22

Pasal 19
PEKERJAAN METAL
1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan metal/logam seperti tercantum dalam Gambar
Kerja antara lain ;
a. Pekerjaan Struktur Kolom ,Ring Balok Dan Kuda Kuda Baja
- Kuda Kuda Baja Type K,1 WF,200,100,4,5,7 / 8 Unit
- Kuda Kuda Baja Type K,1 WF,150,75,4,7 / 1 Unit
- Skoor Kuda Kuda WF,150,75,5,7 / 17 Unit
- Voute WF,200,100,4,5,7
- Voute Plat T,8mm /Skoor Kuda Kuda
- Stifner Kuda Kuda T,8 mm
- Stifner Skoor Kuda Kuda T,8 mm
- Base Plat T,12 mm
- Boud Angker M 16 (HTB)
- Boud Montage M 16 (HTB)
- Plat Sambungan T,8mm
- Gordeng C 125,50,20,2,30
- Besi L 60,60,6 Dudukan Gordeng
- Trekstang ф 12 MM
- Ikatan Angin ф 19 MM
b. Pagar transparant, besi kotak 5x5 & 3x3 cm, finish cat duco t = 120 cm
c. Besi Hollow 2x4, 4x4 dan 3x3, 5x5 cm t.4mm fins.cat duko dop untuk railling
d. Pekerjaan Pintu Gerbang
Pas. Tiang Besi Bulat Ø 7 Fins. Cat Duco
Pas. Tiang Besi Bulat Ø 6 Fins. Cat Duco
23

Pas. Tiang Besi Bulat Ø 3 Fins. Cat Duco


Pas. Jalusi Besi Kotak 2 x 2 cm Fins. Cat Duco
Pas. Engsel Gerbang
Pas. Roda Gerbang
Pas. Rangka Besi Kotak 5 x 5 cm Fins. Cat Duco
Pas. Jalusi Besi Kotak 3 x 3 cm jarak 7 cm Fins. Cat Duco
Pas. Engsel Pintu
e. Pekerjaan Huruf Stainless "GUEST HOUSE" t: 45 cm

2. Persyaratan Umum

a. Semua persyaratan pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan Normalisasi di


Indonesia dan memenuhi persyaratn dari AISC "Specification for fabrication &
erection" 12 januari 1981, untuk pabrikasi dan pemasangannya di lapangan(Erection).
b. Semua pekerjaan baut(bolt) harus memenuhi persyaratan AISC "Specification For
Structural Joint Bolt"
c. Semua pekerjaan las harus mengikuti "American Welding Society For Arc Welding in
Building Construction Section"
d. Kontraktor bertanggung-jawab terhadap keamanan, kerusakan barang, sampai ke
tempat tujuan. egala kehilangan dan atau kerusakan adalah tanggungjawab
Kontraktor.

3. Persyaratan Bahan

a. Metal untuk pekerjaan struktural

1) Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus disetujui oleh konsultan
Pengawas. Semua bahan tersebut harus lurus, rata permukaan, tidak cacat, bebas
karat, noda-noda lain yang dapat mengurangi mutunya.
2) Batang baja maupun bahan lain yang digunakan harus sesuai penampangnya,
bentuk, tebal, ukuran, berat, dan detail-detail lainnya dengan yang tercantum dalam
Gambar Kerja.
3) Kontraktor harus sudah mempersiapkan dan menyediakan segala komponen
penyambungan yaitu :
- Pelat besi, mur/baut, alat dan bahan lain untuk pengikat/,menyambung sesuai
dengan Gambar Kerja.
- Pengadaan tersebut harus sudah dimasukkan dalam anggaran biaya.
4) Semua bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini terlebih dahulu harus disetujui
secara tertulis oleh konsultan Pengawas.

b. Metal untuk pekerjaan Non struktural


Persyaratan bahan mengikuti ketentuan pekerjaan baja struktural, bebas dari karatan.

4. Persyaratan Teknis

a. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggungjawab terhadap semua ukuran -


ukuran yang tercantum dalam Gambar Kerja. Pada prinsipnya ukuran pada Gambar
Kerja adalah ukuran jadi/finish
b. Pekerjaan bertaraf kelas satu. Semua pekerjaan ini harus dilaksanakan dan
diselesaikan bebas dari puntiran dan tekukan.
c. Setiap bagian yang buruk tidak memenuhi persyaratan yang tertulis disini yang
diakibatkan oleh kurang teliti dan kelalaian Kontraktor akan ditolak dan harus diganti
kewajiban yang sama juga berlaku untuk ketidakcocokan kesalahan maupun
kekurangan lain akibat Kontraktor tidak teliti dan cermat dalam koordinasi dengan
Gambar pelengkap dari AR, SA, ME dan EL. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan
tambah dalam hal ini harus dikerjakan atas biaya Kontraktor dan tidak dapat diclaim
sebagai biaya tambah.
d. Pemotongan baja Konstruksi harus dengan mesin pemotong Mekanik (Mechanical
Cutting Machine) kecuali ditunjukkan lain dalam Gambar Kerja.
24

e. Semua bagian yang dilubangi sesuai dengan Gambar Kerja dan sudah dibersihkan
dari karat harus diperiksa dan berada dalam keadaan tidak cacat sebelum
pemasangan.
f. Kontraktor wajib memuat Shop Drawing sebelum pelaksanaan dilapangan
berdasarkan:
- Ukuran-ukuran sesungguhnya di tempat pekerjaan, khususnya yang berhubungan
dengan konstruksi yang telah berdiri.
- Bagian-bagian yang tidak terhalang oleh benda/komponen Shop Drawing ini harus
berisikan semua data yang diperlukan untuk pedoman pelaksanaan (Fabrikasi dan
Erection) dengan melengkapi keterangan produksi bahan, keterangan pemasangan
dan lain sebagainya. Shop Drawing ini harus diserahkan ke konsultan Pengawas,
dan Konsultan Perencana untuk disetujui dan disahkan
g. Perubahan bahan/detail karena alasan tertentu harus diajukan ke konsultan
Pengawas, dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.
Semua perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya tambahan
yang memepengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan
pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurang.

h. Sebaiknya sebanyak mungkin bahan unuk konstruksi baja difabrikasi di Workshop.


Kontraktor bertanggung jawab atas semua kesalahan detail, pabrikasi dan ketepatan
penyetelan/pemasangan semua bagian konstruksi baja. Kekurang tepatan
pemasangan karena kesalahan pabrikasi harus dibetulkan, diperbaiki dan atau diganti
yang baru dan semua ini atas biaya Kontraktor.

5. Persyaratan Pelaksanaan

a. Dudukan Plat Baja


Penempatan plat dudukan rangka baja harus rapi, rata waterpass dan semua lubang
baut harus terletak tepat pada jarak masing- masing baut maupun tepi kolom kaki
pedestal. Pemasangan Pelat baja tidak boleh bergeser lebih dari 2 mm dari as-nya.
Angker dan atau elemen-elemen vertikal lainnya harus tegak lurus terhadap
permukaan bidang tempatnya tertanam dan atau lantai.

b. Penyambungan dan Pemasangan

1). Pengelasan

a). Pengelasan harus dilakukan hati-hati dan cermat.


Logam yang akan dilas harus bersih dari retak dan cacat lain yang mengurangi
kekuatan sambungan dan permukaannya harus halus. Juga permukaan yang di
las harus sama, rata dan kelihatan teratur.

b). Pekerjaan las sedapat mungkin dikerjakan di bengkel/pabrik, dan atau dalam
ruangan yang beratap, bebas angin dan dalam keadaan kering. Benda
pekerjaan ditempatkan sedemikian rupa sehingga pekerjaan las dapat dilakukan
dengan baik dan teliti. Pekerjaan las harus dilakukan oleh orang yang akhli (
mempunyai sertifikat ) dan harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan dalam
spesifikasi dan Gambar Kerja.

c). Las Perapat/Pengendap


Dalam setiap posisi dimana dua bagiam (dari satu benda) saling berdekatan,
harus digunakan las perapat/pengendap guna mencegah masuknya lengas
terlepas apakah diberikan detailnya atau tidak dalam Gambar Kerja apakah
barang tersebut terkena cuaca luar atau tidak dan Kontraktor tidak dapat meng
claim pekerjaan ini sebagai pekerjaan tambah.

d). Macam dan Tebal Las


* Macam las yang dipakai adalah las lumer(las dengan busur listrik)
* Ukuran las harus sesuai dengan Gambar Kerja dan atau tebal untuk
konstruksi minimum 1/2 tV2 dimana adalah tebal bahan terkecil.
25

* Panjang las minimum 8 x tebal bahan atau 40 mm


* Panjang las maksimum adalah 40 x tebal bahan.
* Kekuatan dari bahan las yang dipakai paling kecil sama dengan kekuatan baja
yang dipakai.

e). Perbaikan las


Bila pekerjaan las ternyata memerlukan perbaikan, maka harus dilakukan oleh
Kontraktor sebagaimana yang diperintahkan oleh konsultan Pengawas, dan
tidak dapat di claim sebagai pekerjaan tambah. Las yang menunjukan cacat
harus dipotong dan dilas kembali atas biaya Kontraktor.

2). Mur Baut


a). Baut yang digunakan harus mempunyai ukuran yang sesuai dengan yang
tercantum dalam Gambar Kerja
b). Pemasangan Mur dan Baut harus benar - benar kokoh serta mempunyai
kekokohan yang merata antara satu dengan yang lainnya.

3). Pengujian sambungan Baut dan Las


a). Untuk sambungan baut dan las dilakukan pemeriksaan visual.
b). konsultan Supervisi, berhak mengadakan test terhadap hasil pengelasan di
balai penelitian bahan menurut standard yang berlaku di Indonesia.

c. Memotong dan finish pinggiran bekas irisan, Gilingan, Maratakan dan lain-lain.
1). Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih sama sekali tidak
diperbolehkan ada bekas jalur dan lain-lain.
2). Bila bekas pemotongan/pembakaran dengan mesin menghasilkan pinggiran
bekas irisan, maka bagian tersebut harus dibuang sekurang-kurangnya selebar 2,5
mm. Terkecuali kalau keadaan sebelum dibuang setebal 2,5 mm sudah tidak
tampak lagi jalur-jalur tersebut diatas.

d. Menembus, Mengebor dan Meluaskan Lubang


1). Pada keadaan akhir diameter lubang untuk baut dan sebuah baut hitam yang tepat,
boleh berbeda masing-masing 1 mm dari diameter batang baut tersebut.
2). Semua lubang harus di bor.
3). Untuk lubang pada bagian konstruksi yang disambung dan yang harus dijadikan
satu dengan alat/komponen penyambaung, di bor sekaligus sampai diameter
sepenuhnya. Apabila ternyata tidak sesuai, lubang diubah dengan di bor atau
diluaskan atau penyimpangannya tidak boleh melebihi 0,5 mm
4). Semua lubang harus bulat sempurna berdiri siku pada bidang dan konstruksi yang
akan disambung dan harus dibersihkan.

e. Pemasangan (Erection)
1). Pada waktu akan pemasangan (Erection) rangka dan balok kuda-kuda, semua
angker dan plat dudukan harus sudah terpasang tepat dan tegak lurus pada
tempatnya seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja. Kontraktor harus meminta
persetujuan konsultan Manajemen Konstruksi (MK) untuk ketepatan semua angker
dan pelat dudukan.
2). Untuk konstruksi kap/rangka kuda-kuda sebelumnya harus diberikan lawan lendut
(Kontra Seeg) sebesar 1/600 kali panjang bentangan.
3). Bagian-bagian profil baja harus diangkat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
puntiran-puntiran. Bila perlu digunakan ikatan-ikatan sementara untuk mencegah
timbulnya tegangan yang melewati tegangan yang diijinkan, dan ikatan tersebut
dibiarkan terpasang sampai pemasangan seluruh konstruksi selesai.
4). Pengelasan diatas harus dilaksanakan pada saat konstruksi telah dalam keadaan
diam.
26

Pasal 20
PENUTUP ATAP

A. Penutup Atap Genting keramik

A.1. Lingkup Pekerjaan.

1). Rangka Atap dilaksanakan dengan pemasangan Kaso dan Reng Giga Galvanize Z
220
2). Pemasangan kaso-kaso yang terpasang dengan jarak sesuai gambar.
3). Penutup atap digunakan genteng keramik (full plat hitam) Kanmury

A.2. Persyaratan Umum.

Semua pekerjaan rangka atap, konstruksi kuda-kuda baja, pada atap harus memenuhi
persyaratan bahan dari Standar Industri Indonesia (SII).

A.3. Persyaratan Bahan


Keunggulan Genteng keramik FULL FLAT, terbuat dari material pilihan yang dibakar
hingga suhu 1.100 derajat Celcius.

Bukan hanya tampilan, tetapi yang terutama adalah fungsinya tidak akan bocor karena
dilengkapi dengan tanggul ganda mencegah tampias, letak lubang paku dengan tanggul
yang tinggi, overlap lebih panjang dari genteng biasa, disertai double interlocking,
sehingga dalam pengaplikasian di area karpus nok, tidak memerlukan adukan semen lagi,
dimana umumnya area karpus nok yang memakai material semen mudah retak,
menyebabkan bocornya atap, kotor dan sulit dibersihkan. Cement Free adalah solusi
menjadikan atap rumah bebas kebocoran, dengan penampilan bersih, rapi dan exclusive.
Description Unit
Length 348 mm
Effective Length 280 mm
Width 350 mm
Effective Width 310 mm
Weight ±3800 gram
Bending Failing Load ±175 kgf
Water Absorption < 10 %
Batten Distance 280 mm
Quantity per Sqm 11.5 pcs

Kontraktor harus menyerahkan contoh semua bahan kepada Konsultan Pengawas


untuk persetujuan tertulis bagi pemasangan.

A.4. Persyaratan Pelaksanaan

Pekerjaan Atap dan Bubungan

1). Persiapan
a). Rangka atap sudah terpasang kokoh pada tempatnya sesuai gambar kerja dan
telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.
b). Pemasangan gording dimulai dari bawah ke atas, Jarak antara gording sesuai
ukuran atap sedemikian rupa sehingga pada waktu pemasangan ujung penutup
atap mempunyai overlap antar penutup atap yang cukup.
c). Sebelum pemasangan atap
27

01. Listplank harus sudah terpasang dan terkunci ditempatnya sesuai


gambar.
02. Semua pekerjaan tersebut di atas telah disetujui Pengawas lapangan.
2). Pemasangan atap dimulai dari bawah, kearah atas dan kesamping searah
penampang tepi. Pemasangan atap pada gording harus benar-benar rapi dan tertutup
rapat, saling mengunci, lurus baik kearah vertikal maupun horozontal.
3). Untuk pemakaian nok, menggunakan nok dari produk yang sama sesuai dengan
spesifikasi pabrik.
4). Pemasangan genting harus benar-benar saling menutup, bila tidak, berarti bentuk /
ukuran tidak sama atau rangka tidak rata. Hal ini harus segera diperbaiki / diganti
supaya sempurna.
5). Genteng metal yang melengkung/penyok, tidak cocok bentuknya cacat atau retak
tidak boleh dipakai dan harus segera dipisahkan dan disingkirkan.
6). Untuk seluruh pekerjaan atap harus digunakan genteng metal yang sama,
dikeluarkan satu produk untuk satu type. Guna memilih kualitas, Pemborong
memberikan contoh-contoh genting untuk dimintakan persetujuannya dari Direksi.

7). Pemasangan genting metal harus benar-benar saling menutup, bila tidak, berarti
bentuk / ukuran tidak sama atau rangka tidak rata. Hal ini harus segera diperbaiki /
diganti supaya sempurna.
8). Sambungan Genteng metal sesuai aturan produsen dengan over lap yang
dipersyaratkan, dipasang dengan secara rapi dengan paku yang sesuai
9). Bubungan Keramik Minimalis Warna Hitam sekualitas kanmury dan Lisplank Ampig
Panel GRC Decoplank tebal = 12 mm, lebar = 30cm +, Lisplank Ampig Panel GRC
Motif Decoplank tebal = 9 mm, lebar = 30cm, Lisplank Bawah Panel GRC
Decoplank tebal = 12 mm, lebar = 20cm +, Lisplank Panel GRC Motif Decoplank
tebal = 9 mm, lebar = 15cm.

Pasal 21
PEKERJAAN DINDING, PLESTERAN

1. Yang termasuk lingkup pekerjaan ini, meliputi ;


a Pasangan dinding bata merah t.1/2 batu 1 pc : 5 ps
b Plesteran 1 pc : 5 ps
c Plesteran Ciprat 1 Pc : 2 Ps
d Plesteran Opening Kusen
28

e Acian Dinding
f Pasangan Batu Alam
g Pasangan Dinding Granite dan Dinding Keramik
h Pasangan bata pada saluran, bak kontrol dan segala sesuatu yang nyata masuk
dalam pekerjaan ini.

2. Persyaratan Bahan

a.Batu bata (bata merah)


Batu bata (bata merah) harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang-
bidang sisinya harus datar, ukuran seragam, pembakaran seragam dan merata, bebas
dari cacat, retak cat, atau adukan pada waktu akan dipasang. Dipakai batu bata (bata
merah) mutu yang baik, Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan/meterial ke
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan tertulis bagi pemakaian.

b.Semen Portland/PC, pasir, air harus memenuhi persyaratan bahan untuk pekerjaan
beton yang terurai dipasal lain dalam buku RKS ini.

c. Granite
Granite yang digunakan sekualitas NIRO GRANIT. Sudut- sudutnya harus siku.
Kontraktor harus memberikan contoh bahannya untuk mendapatkan persetujuan dari
Pengawas Lapangan.

d. Keramik
Keramik yang digunakan sekualitas ROMAN. Sudut- sudutnya harus siku. Kontraktor
harus memberikan contoh bahannya untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas
Lapangan.

3. Persyaratan Pelaksanaan

a. Aduk Perekat/Aduk Pasangan


1). Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam- macam perbandingan
campuran seperti dibawah ini :

Macam Perbandingan Penggunaan

M1 1Pc : 3 Ps 1. Aduk semua pasangan batu bata kedap air atas


maupun di bawah permukaan tanah. (dinding,bak
bungan, bak kontrol,pondasi rollag bata, tangki septic,
saluran)
2. Aduk neut, pas. keramik
3. Aduk plesteran trasram, beton dan braven

M3 1 Pc : 5 Ps 1. Aduk semua pasangan batu bata tidak kedap air.


2. Plesteran pasangan batu bata tidak kedap air.
3. Plesteran Pas. bata + Plesteran kamprot halus
(texture)

2). Semen jenis adukan dan plesteran tersebut diatas harus disiapkan sedemikian rupa
sehingga selalu dalam keadaan masih segar dan belum mengering. Dipersyaratkan
agar jarak waktu pencampuran adukan dengan plesteran dengan pemasangannya
tidak melebihi 30 menit, terutama untuk adukan kedap air (macam M1 dan M2)
3). Pemakaian aduk perekat/aduk pasangan :

- Adukan pasangan M2 dan plesteran M2 untuk semua dinding daerah basah/toilet,


dengan ketinggian 1,6 m dari muka lantai, dan +30 cm dari peil+0,00 lantai
terbawah serta semua pasangan yang masuk kedalam tanah atau sesuai
Gambar Kerja.
- Semua ketentuan pemakaian aduk perekat sesuai ketentuan ayat 3.a.01 diatas.
29

- Plesteran kamprot halus adalah pekerjaan finishing untuk mendapatkan texture


permukaan dinding luar, dan dilaksanakan setelah pekerjaan plesteran dasar
cukup kering, tebal plesteran kamprot halus + 5 mm.
- Plesteran beraven adalah plesteran kasar yang masuk ke dalam tanah
dengan campuran 1:3 (M2), harus pula dilaksanakan pada pasangan yang masuk
kedalam tanah.

b. Persyaratan Pekerjaan pasangan dinding

1). Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Kontraktor harus memperhatikan detail bentuk
profil sambungan dan hubungan dengan material lain dan melaksanakannya sesuai
dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
2). Sebelum pemasangan batu bata harus direndam dalam air bersih dulu sehingga
jenuh.Pada saat diletakkan tidak boleh ada genangan air diatas permukaan batu bata
tersebut.

3). Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak (lot) dan
pola ikatan harus terjaga dengan baik. Pertemuaan sudut antara dua dinding harus
rapi dan siku, kecuali apabila pertemuan tersebut memang tidak siku seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.
4). Untuk setiap pertemuan dinding pasangan batu bata 1/2 batu setiap luas 12 m2,
harus dipasang kolom praktis/kolom penguat beton dengan dimensi, ukuran dan
penulangan sesuai gambar Kerja.

5). Pada setiap pertemuan dinding pasangan batu bata dengan kolom praktis, ring balk
beton,maupun beton lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja, harus dipasang
angker diameter 10 mm tiap jarak 70 cm. Bagian yang mencuat keluar sejauh 20 cm,
dan bagian yang tertanam minimal sedalam 20 cm.
6). Pemeliharaan ; Selama pasangan dinding belum difinish, Kontraktor wajib untuk
memelihara dan menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain.
7) Dalam proses pengeringan harus selalu dibasahi dengan air minimal selama 7 hari.

c. Pekerjaan Plesteran

1). Campuran plesteran yang dimaksud adalah campuran dalam volume.


2). Pasir yang digunakan untuk plesteran adalah pasir pasang yang harus diayak
terlebuh dahulu.
3). Plesteran halus/aci halus adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemukian
rupa sehingga mendapatkan campuran yang homogen. Plesteran ini adalah
pekerjaan Finishing. Pekerjaan plesteran halus ini dilaksanakan setelah aduk
plesteran sebagai lapisan dasar minimal berumur 8 hari.
4). Sebelum pelaksanaan plesteran semua pemipaan maupun spar ing-sparing SA dan
EL telah terpasang pada jalur dan tempatnya sesuai dengan Gambar Kerja dan telah
disetujui oleh Pengawas Lapangan.
5). Sebelum pelaksanaan plesteran terlebih dahulu dibuat kepala plesteran (klabangan)
dengan tebal sama dengan ketebalan plesteran yang direncanakan, kecuali untuk
plesteran berapen.
6). Permukaan plesteran tersebut khususnya plesteran halus/aci halus harus rata, tidak
bergelombang, penuh dan padat, tidak berongga, tidak berlubang, tidak mengandung
kerikil atau benda-benda lain yang membuat cacat.
Apabila pekerjaan tidak memenuhi yang dipersyaratkan maka Kontraktor harus
membongkar dan memperbaiki sampai disetujui oleh Konsultan Pengawas.
7). Pekerjaan plesteran pada Permukaan pasangan batu bata sebelum diplester
permukaan pasangan batu bata harus dibasahi terlebih dahulu dan siar-siarnya
sudah dikeruk sedalam 1 cm
8). Pekerjaan Plesteran halus pada Permukaan Beton Sebelum pelaksanaan pekerjaan
ini permukaan beton harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting kemudian di
30

ketrek/scratched. Semua lubang-lubang bekas pengikat bekistingatau formtie harus


tertutup aduk plesteran.
9). Pekerjaan plesteran halus/aci halus adalah untuk semua permukaan pasangan batu
bata dan beton yang akan di-finish dengan cat.
10) Semua permukaan yang akan menerima bahan/material finishing misalnya bahan/
material ubin keramik dan lainnya, maka permukaan plesterannya harus diberi alur-
alur garis horizontal untuk memberikan ikatan yang lebih baik terhadap
bahan/material finishing tersebut, pekerjaan ini tidak berlaku apabila bahan/neterial
finishing tersebut adalah Cat.
11) Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom/lantai yang
dinyatakan dalam Gambar Kerja dan atau sesuai dengan peil-peil yang diminta
dalam Gambar Kerja. Tebal plesteran adalah minimal 1 cm dan Maksimal 2,8 cm.
Jika ketebalan melebihi 3 cm maka harus menggunakan kawat ayam yang
diikatkan/dipakukan ke permukaan pasangan batu bata atau beton yang bersangkutan
untuk memperkuat daya lekat plesteran.
12) Untuk setiap pertemuan bahan/material yang berbeda jenisnya pada satu bidang
datar harus diberi nat dengan ukuran lebar 0,7cm dalam 0,5 cm.

13) Pemeliharaan
a). Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan
wajar tidak berlangsung dengan tiba-tiba. Hal ini dilaksanakan dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindunginya dari terik panas
Matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air
secara cepat. Pembasahan tersebut adalah sebagai berikut : Selama 7(tujuh) hari
setelah pengacian selesai, Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurang-
kurangnya 2(dua) kali sehari sampai jenuh.
b). Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan plesteran dilakukan sebelum
plesteran berumur lebih dari 2(dua) minggu, cukup kering, bersih dari retak, noda
dan cacat lain seperti yang disyaratkan tersebut diatas.

d. Pekerjan granite/batu tempel pelapis dinding

1). Pelapis dinding yang akan ditempel harus sudah diseleksi dengan baik sehingga
bentuk dan warna masing-masing Granite/batu alam sama tidak ada bagian yang
retak, pecah-pecah, sudut atau tepi atau cacat lainnya serta telah disetujui secara
tertulis dari Konsultan Pengawas.
2). Aduk yang dipakai adalah campuran 1Pc:2Ps tebal 10-15 mm untuk daerah kedap air,
dan 1Pc:3Ps daerah kering.
3). Seluruh rongga pada bagian belakang Granite/batu alam harus berisi dengan adukan
pada waktu pemasangan
4). Awal pemasangan dan pola pemasangan harus sesuai dengan Gambar Kerja atau
atau petunjuk Pengawas Lapangan.
5). Pada prinsipnya pemotongan Granite/batu alam harus dihindarkan, kecuali
ditentukan dengan pola Gambar, jika perlu diadakan pemotongan hatus dikerjakan
dengan hati- hati, rapi, lurus atau bersudut sesuai dengan kebutuhan, kemudian
bidang potong harus diperhalus dengan gerinda atau kikir.
6). Persiapan sebelum pemasangan
Semua pemipaan maupun sparing-sparing SA&EL telah telahterpasang pada jalur
dan tempatnya sesuai dengan Gambar dan telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
7). Setelah bidang Granite/batu alam terpasang permukaannya harus dibersihkan
dengan lap/kain basah sehingga bersih dari noda-noda semen. Bidang Granite/batu
alam ini harus dijaga tetap basah untuk menghindarkan pengeringan terlalu cepat
dengan pembasahan minimal 3(tiga) hari pertama setelah Granite/batu alam
terpasang.
8). Bila ditemui retak, kerusakan bergelombang, garis-garis tepi dan siar tidak rata dan
lurus, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki hingga sesuai dengan
yang disyaratkan. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor, tidak dapat
diajukan sebagai biaya pekerjaan tambah.
31

9) Pelapis dinding yang telah terpasang harus dilindungi dari benturan dan atau
gesekan.

Pasal 22
PEKERJAAN LANTAI

22.1 Lingkup Pekerjaan

Untuk lantai bangunan digunakan granite tile 60/60 cm polish unpolish, keramik KM
40/40 cm, Keramik meja 20/20 cm polish, lantai batu koral sikat, Plint lantai 10/60 cm,
step nozing 5 cm, granite tile 40/40 cm unpolish dan lain lain sesuai dengan gambar
kerja .

Granite tile yang digunakan sekualitas Niro Granite

Keramik yang digunakan sekualitas Roman.

22.2 Adukan
Adukan untuk pemasangan lantai keramik adalah :
- 1 PC : 3 PS untuk pemasangan lantai daerah basah (KM/WC).
- 1 PC : 5 PS untuk pemasangan seluruh lantai selain ketentuan di atas.

22.3 Pelaksanaan Pekerjaan

a. Urugan pasir bawah lantai dan dipadatkan


b. Seluruh rongga pada bagian belakang granite / keramik harus berisi dengan adukan
pada waktu pemasangan.
c. Bila ada pemotongan tidak boleh kurang dari setengah ukuran granite/keramik.
d. Pada sisi yang berbatasan dengan saluran di buat pasangan pembatas terbuat dari
pasangan bata daerah dengan adukan 1 PC : 5 PS, diplester pada bagian yang
terlihat, kemudian diaci.
e. Pekerjaan lantai yang tidak lurus/waterpass, siar yang tidak lurus/berombak, retak
dan cacat lainnya, harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya pemborong.
f. Pola pemasangan dan awal pemasangan harus sesuai dengan Gambar Kerja atau
dimintakan kepada konsultan perencana, dengan mengikuti pola corak masing-
masing granite/keramik yang dipakai awal pemasangan dan pemotongan harus
disetujui oleh Pengawas Lapangan
g. Bila ditemui kerusakan, permukaan lantai bergelombang, Kontraktor harus
membongkar dan memperbaikinya hingga sesuai dengan yang disyaratkan.
h. Keramik dan granite yang akan ditempel harus sudah diseleksi dengan baik
sehingga bentuk dan warna masing-masing keramik sama tidak ada bagian yang
retak, pecah-pecah, sudut atau tepi atau cacat lainnya serta telah disetujui secara
tertulis dari Konsultan Pengawas.
i. Aduk yang dipakai adalah campuran 1Pc:2Ps tebal 10-15 mm untuk daerah kedap
air, dan 1Pc:3Ps daerah kering.
j. Seluruh rongga pada bagian belakang keramik / granite harus berisi dengan adukan
pada waktu pemasangan
k. Awal pemasangan dan pola pemasangan harus sesuai dengan Gambar Kerja atau
atau petunjuk Pengawas Lapangan.
l. Pada prinsipnya pemotongan keramik harus dihindarkan, kecuali ditentukan
dengan pola Gambar, jika perlu diadakan pemotongan hatus dikerjakan dengan hati-
hati, rapi, lurus atau bersudut sesuai dengan kebutuhan, kemudian bidang potong
harus diperhaluss dengan gerinda atau kikir.
m. Persiapan sebelum pemasangan
32

Semua pemipaan maupun sparing-sparing SA&EL telah telahterpasang pada


jalur dan tempatnya sesuai dengan Gambar dan telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
n. Setelah bidang keramik atau granite terpasang permukaannya harus dibersihkan
dengan lap/kain basah sehingga bersih dari noda-noda semen. Bidang keramik /
granite ini harus dijaga tetap basah untuk menghindarkan pengeringan terlalu cepat
dengan pembasahan minimal 3(tiga) hari pertama setelah keramik terpasang.
o. Bila ditemui retak, kerusakan bergelombang, garis-garis tepi dan siar tidak rata dan
lurus, maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki hingga sesuai dengan
yang disyaratkan. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor, tidak
dapat diajukan sebagai biaya pekerjaan tambah.
p. Keramik / Granite yang telah terpasang harus dilindungi dari benturan dan atau
gesekan.
q. Pekerjaan Lantai Dasar Beton Bertulang
Persyaratan dan Penjelasan teknis untuk Pekerjaan ini telah diuraikan pada pasal
beton

Pasal 23
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi :


- Penutup langit-langit Gypsum board
- Dan lain-lain seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

2. Persyaratan Bahan

Penutup Plafond sekualitas Jaya board

a. Rangka Plafond yang dipakai adalah hollow galvanis 4x4 cm t.0,5 mm


b. Semua alat penggantung, pengikat, penjepit dari metal seperti baja siku, baja strip,
klem kabel, dan angker; harus memenuhi persyaratan seperti tercantum dalam pasal
Pekerjaan Metal di buku RKS ini.
c. Paku yang dipakai untuk gypsum harus mempunyai panjang minimum 14 mm dan
harus dapat menahan beban langit-langit.
d. Plafond Gypsum dengan ketebalan 9 mm.
e. Plafond Gypsum wet area dengan ketebalan 9 mm .

3. Persyaratan teknis

a. Umum
1). Sebelum pelaksanaan Kontraktor wajib memeriksa dengan seksama GambarKerja
dan memeriksa keadaan ditempat peker jaan yang akan dilaksanakan serta
mengadakan koordinasi dengan disiplin lain yaitu : Elektrikal, Mekanikal dan
Sanitasi; terhadap peletakan-peletakan diantaranya :
* Armatur, "Intake" dan Exhaust" grille dari ducting
* Intercom, Pengabelan dan Pemipaan
* Dan instalasi-instalasi lain.

Bila pekerjaan tersebut di atas tidak tercantum dalam Gambar Rencana


langit-langit, maka Kontraktor harus meneliti Gambar Kerja disiplin yang
bersangkutan. Bila tidak didapatkan kejelasan, Kontraktor harus melaporkan
kepada Konsultan Pengawas, untuk mendapatkan keputusan yang harus
dilaksanakan. Koordinasi harus selalu berada di bawah petunjuk dan pengarahan
dari Konsultan Pengawas.
33

2). Semua pelaksanaan ini harus memenuhi standard spesifikasi dari bahan dan
material, prosedur dan cara pelaksanaan dari pabrik pembuat, selain mengikuti
Gambar Kerja dan Buku Spesifikasi ini.

b. Rangka Langit-langit

1). Tentukan tinggi langit-lagit yang diinginkan dengan memasang “Wall angle” dengan
perkuatan skrup maksimum berjarak 60 cm, dalam pertemuan sambungan “wall
angle” harus dibuat 45drajat agar menghasilkan sambungan yang baik.
2). Pasang dua tali antara dua sudut yang seimbang dan saling tegak lurus untuk
menentukan level selanjutnya, jarak penggantung maksimum 120 cm terhadap
penggantung lainnya yang digantung ke “Main Runner” dan jarak penggantung
pertama dengan “wll angle” tidak boleh lebih dari 20 cm.
3). Tidak diperkenankan memasang penutup langit-langit sebelum rangka langit-langit
disetujui oleh Pengawas Lapangan.
c. Penutup langit-langit

1). Ukuran panjang dan lebar setiap unit panel yang akan dipasang harus sesuai
dengan modul rangka langit-langit seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
2). Pemotongan harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati untuk pekerjaan ini,
sehingga panel mempunyai sudut siku, tidak pecah. Panel yang terpasang harus
bebas dari cacat tersebut.
3). Pemakuan dilakukan + 1 cm dari tepi Penutup langit-langit dengan jarak pemakuan
maksimum 20 cm. Kepala paku harus dipipihkan terlebih dahulu sebelum
pelaksanaan.
4). Lubang - lubang bekas paku harus ditutup dengan dempul, kemudian harus
dirapikan rata dengan permukaan bidang dan siap menerima finish.
5). Selesai panel terpasang; bidang permukaan harus rata, lurus dan waterpass, peil
harus sesuai dengan Gambar Kerja. Sambungan antar unit harus tegak lurus dan
toleransi kecembungan 2 mm untuk jarak 2 m.
6). Finishing list langit-langit adalah cat kayu.

3. Persyaratan Pelaksanaan

a) Diminta perhatian Pelaksana dalam meneliti gambar-gambar detail rencana langit-


langit, dimana list harus dipasang, sesuai dengan syarat-syarat konstruksi,
penyelesaian pada sudut-sudut atau bidang pertemuan antara langit-langit dengan
dinding, kosen, kolom, listplank, atap dan sebagainya.
b) Kesalahan memasang sehingga merusak keindahan yang diinginkan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Pemborong. Apabila pekerjaan itu mesti diulangi harus atas
perintah Direksi.
c) Permukaan bahan plafond harus dibersihkan dari pinggiran yang kurang rata dan
kurang tajam, harus diserut atau diampelas, kemudian dipasang dengan penuh
ketelitian / keahlian menurut garis-garis seperti dicantumkan dalam gambar rencana.
Penyelesaian harus memberikan tampak rapi, rata dengan alur yang lurus dan sama
besarnya.
d) Langit-langit yang dipasang memakai list gypsum yang dipasang dengan rapi.
e) Semua resiko pembongkaran atas perintah Direksi, akibat ketidak mampuan dan
ketidak telitian Pelaksana dalam menjalankan tugasnya adalah tanggung jawab
Pemborong.
f) Penyelesaian pengecatan dan warna akan ditentukan kemudian.
g) Ketinggian langit-langit dan penempatannya, harus mengikuti gambar kerja, dan
sebelum permukaan bawah rangka langit-langit rata (water pass) dan lurus, maka
pemasangan penutup langit-langit tidak boleh dipasang terlebih dahulu, dan baru boleh
dipasang setelah mendapat persetujuan dari pihak pengawas dan monitoring proyek
(direksi).
34

h) Hasil pekerjaan yang tidak rata / bergelombang / retak-retak, harus dibongkar dan
diperbaiki kembali atas biaya pemborong

Pasal 24
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA
ALUMUNIUM

24.1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, daun
pintu dan jendela dengan bahan-bahan dari Aluminium, termasuk menyediakan
bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini, meliputi seluruh pekerjaan kusen,
pintu dan jendela.

24.2. BAHAN
Bahan yang dipakai untuk kosen dan daun jendela secara umum adalah
menggunakan alumunium 4 inch, produk dalam negeri sekualitas YKK YBIC lengkap
accesoriesnya.
a. Karet sealer harus sesuai ukuran dan bentuknya dengan pintu, jendela dan kaca
dengan menggunakan karet sealer atau sealant yang berkualitas baik
b. Seluruh kelengkapan perapat/penutup celah/penahan benturan harus terpasang
sesuai rekomendasi produsen alumunium

Bahan untuk kusen Aluminium dan teknis pemasangan harus sesuai persyaratan
yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat.

Rangka Aluminium dari Type yang di tunjukkan dalam gambar-gambar adalah


merupakan ide dasar Perencana, yang selanjutnya harus dilengkapi dengan gambar
kerja oleh Kontraktor sesuai dengan petunjuk oleh pabrik penghasil dari jenis yang
akan dipergunakan.

24.3. PELAKSANAAN
a. Semua pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, pintu dan jendela
Aluminium harus dilakukan oleh pabrik penghasil dari bahan yang dipergunakan
dengan memperoleh persetujuan pengawas lapangan.
b. Semua bahan kusen, daun pintu dan jendela aluminium, boleh dibawa
kelapangan/ halaman pekerjaan jikalau pekerjaan konstruksi benar-benar
mencapai tahap pemasangan kusen, pintu dan jendela.
c. Pemasangan sambungan harus tepat tanpa celah sedikitpun.
d. Semua detail pertemuan daun pintu dan jendela harus runcing (adu manis) halus
dan rata, serta bersih dari goresan-goresan serta cacat-cacat yang
mempengaruhi permukaan.
e. Detail Pertemuan Kusen Pintu dan Jendela harus lurus dan rata serta bersih dari
goresan-goresan serta cacat yang mempengaruhi permukaan.
f. Pemasangan harus sesuai dengan gambar rancangan pelaksanaan dan brosur
serta persyaratan teknis yang benar.
g. Setiap sambungan atau pertemuan dengan dinding atau benda yang berlainan
sifatnya harus diberi “sealent”.
h. Penyekrupan harus tidak terlihat dari luar dengan skrup kepala tanam galvanized
sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air.
i. Semua alumunium yang akan dikerjakan maupun selama pengerjaan harus
tetap dilindungi dengan “Lacquer Film”.
j. Ketika pelaksanaan pekerjaan plesteran, pengecatan dinding dan bila kosen;
alumunium telah terpasang maka kosen tersebut harus tetap terlindungi oleh
Lacquer Film atau plastic tape agar kosen tetap terjamin kebersihannya.
k. Sebelum memulai pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan meneliti gambar dan
kondisi lapangan serta membuat gambar Shop Drawing.
35

l. Tipe Pintu/Jendela dan dinding partisi yang terpasang harus sesuai Daftar tipe
yang tertera dalam Gambar dengan memperhatikan ukuran-ukuran, Bentuk
Profil, Material, Detail Arah Bukaan dan lain-lain, dengan petunjuk sbb :

GAMBAR URAIAN
* Denah Lokasi, jenis bukaan, Engsel-Engsel
* Daftar Jenis Pintu/ Merk, kualitas, bentuk, ukuran, jendela material finish,
tipe, anti corrosive treatment, glass hardware dan
lain-lain.

* Shop Drawing Detail Tipe/jenis ukuran,lokasi dan kedudukan pintu dan


jendela,

m. Setiap bagian dari pekerjaan ini yang buruk, tidak memenuhi persyaratan
seperti yang tertulis dalam Buku ini maupun tidak sesuai dengan Gambar Kerja,
ketidak cocokan, kesalahan maupun kekurangan lain akibat kelalaian dan
ketidak telitian Kontraktor dalam Gambar Pelelangan; dan atau perbaikan finish
yang tidak memuaskan akan ditolak dan harus diganti hingga disetujui
Pengawas Lapangan Perbaikan, Perubahan dan Penggantian harus
dilaksanakan atas biaya Kontraktor dan tidak dapat di claim sebagai pekerjaan
tambah, maupun penambahan waktu.
n. Perubahan bahan/material karena alasan tertentu harus diajukan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.Semua
perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya tambahan
yang mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan
pekerjaan kurang akan diperhitungkan sebagai Pekerjaan Kurang.
o. Semua pekerjaan yang telah dikerjakan dan atau telah terpasang harus segera
dilindungi terhadap pengaruh cuaca dengan cara yang memenuhi syarat.

24.5 Pengukuran Hasil Kerja.

Pengukuran hasil kerja dapat dilakukan dengan unit untuk pekerjaan kusen pintu,
jendela, daun pintu, daun jendela, yang telah selesai dikerjakan dengan dimensi,
kedudukan, bentuk, yang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini, serta
dapat diterima oleh Pengawas, hasil ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan.
Kontraktor wajib menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan Dokumen Kontrak,
biarpun terjadi kesalahan dalam menghitung volume, dan hal ini Kontraktor tidak
dibenarkan mengajukan Claim.

Pasal 25
PEKERJAAN KACA

25.1. KETERANGAN

Pekerjaan kaca meliputi pengisian bidang-bidang kusen (kaca mati), daun pintu dan
jendela, jendela bovenlicht. Contoh kaca yang akan dipakai harus diperlihatkan
kepada Pengawas paling lambat 2 (dua) minggu sebelum dipasang.

25.2. BAHAN
a. Kaca Bening
Kaca polos (clear float glass) yang dipakai adalah buatan dalam negeri dengan
ketebalan 6 mm dan 5 mm. Bahan kaca harus utuh dan jernih, tidak boleh
bergelombang, berbintik-bintik atau cacat lainnya.
Kaca sekualitas ASAHI
36

25.3. PERSYARATAN TEKNIS

a. Syarat Mutu
1). Dimensi
Toleransi Tebal kaca lembaran tidak boleh melebihi toleransi tebal 0,3 mm.
Toleransi Lebar dan panjang Kaca adalah 1,5 mm sampai 2 mm.
2). Kaca lembaran harus mempunyai sudut siku, tepi potongan rata dan lurus, bebas
dari cacat dan noda.

25.4 PERSYARATAN PELAKSANAAN

a. Pemotongan harus rapih dan lurus dan harus menggunakan alat Pemotong Kaca
khusus. Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan harus
digurinda dan dihaluskan.

b. Kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan dan diberi
tanda agar mudah diketahui

c. Pekerjaan Kaca
1). Kaca harus dipotong menurut ukuran kaca dengan kelonggaran cukup, sehingga
pada waktu kaca mengembang tidak pecah.
2). Sepanjang alur kaca "sponing" dan list kayu harus dibersihkan, diplamur dan dicat
sebelum kaca dipasang.
3). Tepi kaca pada sambungan dan antara kaca dengan kayu, harus diberi "Sealant"
tipe "Silicone Glass Sealant". Tidak diperkenankan "Sealant" mengenai kaca
terpasang lebih dari 0,5 cm dari batas garis sambungan dengan kaca.
4) Sebagian kaca terpasang menggunakan stiker Sanblast

d. Pekerjaan Cermin
1). Cermin dalam pekerjaan harus dipasang pada rangka kayu dibuat khusus seuai
ukuran, walaupun rangka kayu tersebut tidak disajikan dalam gambar kerja.
2). Pemasangan cermin diatas rangka kayu dengan memakai sekerup. Jarak
pemasangan sekrup maksimal 60 cm, kepala sekrup yang timbul di permukaan
kaca ditutup oleh penutup yang di verchroom.

e. Kwalitas Pekerjaan.
1). Tidak boleh terjadi retak tepi pada semua kaca akibat pemasangan list, maupun
sekrup.
2). Kaca dan cermin harus telah terkunci dengan baik, sempurna dan tidak bergeser
dari Sponing.

3). Semua kaca dan cermin pada saat terpasang tidak boleh bergelombang. Apabila
masih terlihat adalah gelombang, maka kaca dan cermin tersebut harus dibongkar
dan diperbaiki/diganti. Biaya untuk hal ini adalah tanggung jawab Kontraktor, tidak
dapat di "claim" sebagai pekerjaan tambah.

e. Kaca yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan dan harus
diberi tanda agar mudah diketahui.
37

Pasal 26
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

1. Lingkup Pekerjaan.

Pekerjaan ini meliputi : pengadaan dan pemasangan semua bahan perlengkapan pintu
dan jendela seperti : Kunci, Engsel, Sloot dan hardware lainnya yang dipergunakan di
dalam pekerjaan ini :

- Pekerjaan perlengkapan pintu dan jendela.


- Pekerjaan perlengkapan pintu rangka alumunium
- Pekerjaan perlengkapan pintu rangka kayu dan besi
- Dan lain-lain seperti yang tercantum dalam Gambar Kerja

2. Persyaratan Bahan.

a. Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam Buku Spesifikasi ini.
b. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan untuk mendapatkan persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
c. Pemilihan hardware pintu dan jendela disesuaikan dengan jenis bahan pintu.
d. Bahan
1. Lever Handle sekualitas Onasis
2. Bodi Kunci + Cylinder sekualitas Onasis
3. Engsel Pintu 4” sekualitas Onasis
4. Door Closer sekualitas Onasis
5. Mortise & Cylinder sekualitas Onasis
6. Engsel Casement sekualitas Onasis
7. Casement Handle sekualitas Onasis
8. dan lain-lain sesuai gambar kerja

3. Persyaratan Teknis

Seluruh perangkat perlengkapan : pintu dan jendela ini harus bekerja dengan baik
sebelum dan sesudah pemasangan. untuk itu, harus dilakukan pengujian secara kasar
dan halus.

4. Persyaratan Pelaksanaan
• Pasangan alat penggantung harus rapih benar, sehingga pintu / jendela dapat
ditutup / dibuka dengan mudah. Pintu harus dalam posisi tegak / tidak miring.
• Pemborong wajib mengajukan contoh-contoh alat penggantung dan pengunci untuk
mendapat persetujuan Direksi.
• Sebelum menyerahkan pekerjaan, semua hardware diberi minyak hingga dapat
bekerja dengan baik, lancar serta memuaskan.

1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja pemasangan/ penyetelan, bahan-
bahan, perlengkapan daun pintu/daun jendela dan alat - alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
1.2 Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh
pemasangan pada daun pintu seperti yang ditunjuk /disyaratkan dalam detail
gambar.
1.3 Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu.
Dipasang setinggi 1050 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Perencana dan
Pengawas.
1.4 Pekerjaan Engsel
38

Untuk pintu -pintu panel pada umumnya menggunakan engsel pintu, dipasang
sekurang - kurangnya tiga buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup
kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel, jumlah engsel yang
dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu, tiap engsel
memikul maksimal 20 kg..
1.5 Pekerjaan Door Closer:
Untuk daun pintu panil dan daun pintu double teakwood yang menggunakan door
closer, warna akan ditentukan oleh Perencana. Door Closer harus terpasang
dengan baik dan merekat dengan kuat pada batang kosen dan daun pintu, dan
disetel sedemikian rupa sehingga pintu selalu menutup rapat ke kosen pintu.

1.6 Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.


Engsel bawah dipasang + 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
Engsel tengah dipasang di tengah - tengah antara kedua engsel tersebut.
Pintu/ Jendela dipasang sedemikian rupa sehingga pada akhirnya daun pintu/
jendela mempunyai celah yang sama/ merata dengan kusen sisi atas, samping,
bawah jendela adalah minimal 2 mm maksimal 3 mm dan untuk bawah pintu
pempunyai celah minimal 4 mm dan maksimal 6 mm.
1.7 Penarik pintu (door pull) dipasang 1050 mm (as) dari permukaan lantai.
1.8 Pemasangan lockease, handle serta door closer harus rapi, lurus dan sesuai
dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Perencana dan Pengawas
Apabila hal tersebut tidak tercapai, kontraktor wajib memperbaiki tanpa
tambahan biaya.
1.9 Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
1.10 Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya

Pasal 27
PEKERJAAN LABURAN DAN PENGECATAN

1. Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi :


1). Pekerjaan Pengecatan besi semua pekerjaan besi yang di ekspose.
2). Pekerjaan pengecatan dinding, beton dan plafond.
3). Pekerjaan pengecatan, Polituran, Melamic kayu,
4). Pekerjaan pengecatan lain seperti tercantum dalam Gambar

b. Pekerjaan Pengecatan Metal

Semua metal seperti tersebut di atas seperti tercantum dalam Gambar Kerja dengan
ketentuan sebagai berikut :

1). Semua bagian/permukaan yang tampak/"esposed" di cat sampai dengan cat


:”finish".
2). Semua bagian / permukaan yang tidak ditampakkan/ "un exposed" menempel ke
bahan /material lain, tertutup oleh bahan/material lain di cat hanya sampai dengan
cat anti karat atau cat dasar/primer.

c. Pekerjaan Pengecatan dinding/permukaan pasangan batu bata, beton dan plafond.


Semua dinding/permukaan pasangan batu beton & plafond yang tampak/"exposed"
seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
39

d. Pekerjaan Pengecatan Kayu

Semua kayu yang terpasang baik yang termasuk pekerjaan kayu halus maupun kayu
kasar seperti tercantum dalam Gambar Kerja dengan ketentuan sebagai berikut :

1). Semua bagian/permukaan yang tampak/"esposed" di cat sampai dengan cat "finish"
yang diperinci lebih lanjut sebagai berikut :
* Cat "finish" warna untuk permukaan yang tidak ditonjolkan serat kayunya.
* Cat "finish" jenis "clear" untuk permukaan yang ditonjolkan serat kayunya
sesuai dengan ketentuan di Gambar Kerja.

2). Semua permukaan yang tidak ditampakkan /"Unexposed" dicat hanya sampai
dengan cat dasar.
3). Khusus untuk konstruksi dan rangka atap yang tidak ditampakkan dilakukan
dengan residu ketentuan ini tidak berlaku.

e. Pekerjaan Pengecatan Pipa PVC


Semua pipa talang dari bahan/material PVC yang dalam Gambar Kerja ditampakkan.

2. Persyaratan Umum

a. Seluruh pekerjaan ini harus memenuhi persyaratan dalam Standard dan normalisasi di
Indonesia dan atau sesuai dengan Spesifikasi pabrik pembuat.
b. Pabrik dan Kontraktor harus memberi jaminan minimal selama lima (5) tahun terhitung
dari waktu penyerahan atas semua pekerjaan ini terhadap kemungkinan cacat, warna
yang berubah dan kerusakan cat lainnya.

3. Persyaratan Bahan

a. Bahan dari kualitas utama, tahan terhadap udara dan garam. Produk Cat :
- Pengecatan Dinding interior menggunakan cat sek. ICI Dulux Pearl Glo
- Pengecatan Dinding Exterior menggunakan cat sek. ICI Dulux Weather Shield
- Pengecatan Plafond menggunakan cat sekualitas Catylac
- Finishing Melamik Daun Pintu Sekualitas Danapaint
- Cat Minyak menggunakan cat sekualitas Seiv
- Pengecatan Besi menggunakan cat sekualitas Duco

b. Bahan didatangkan langsung dari pabrik.


Tiba di Tapak/Site konstruksi harus masih tersegel baik dalam kemasannya dan tidak
cacat,serta disetujui Pengawas Lapangan.

4. Persyaratan Teknis
a. Peralatan seperti: Kuas, Roller, Sikat kawat,Kape, dan sebagainya; harus tersedia dari
kualitas baik dan jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.
b. Semua cat dasar harusdisapukandengankuas. Pelaksanaan pekerjaan pengecatan cat
dasar untuk komponen bahan metal,harus dilakukan sebelum komponen tersebut
terpasang.

5. Persyaratan Pelaksanaan
a. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas harus diulang dan diganti.
Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finish
yang kurang menutupi atau lepas, sebagaimana ditunjukkan oleh Konsultan
Pengawas. Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, tidak dapat di "claim" sebagai
pekerjaan tambah.
40

b. Pekerjaan Pengecatan Dinding, Plafond dan beton


1). Sebelum pelaksanaan pengecatan seluruh permukaan harus dibersihkan
dari debu, lemak, kotoran atau noda lain, bekas cat yang terkelupas dan dalam
kondisi kering.
2). Untuk meratakan permukaan dinding atau beton digunakan plamur tembok sampai
rata, kemudian dihaluskan dengan hampelas dan dibersihkan dari debu. Dan
Khusus untuk pengecatan dinding bagian luar untuk meratakannya tanpa
menggunakan plamur , cukup dengan menghaluskan dengan amplas saja.
3). Pengecatan dilakukan berulang-ulang sampai 3 (tiga) lapisan. Pengecatan
lapisan pertama dan lapisan berikutnya harus diberi jarak waktu selama 24 jam
agar cat cukup kering dan meresap pada bidang pengecatan.
4). Untuk pengecatan langit-langit karena sulit dijangkau dengan kuas dapat
menggunakan roller.
5). Hasil pengecatan yang belang dan tidak rata harus diperbaiki dan diulang kembali.

c. Pekerjaan Pengecatan Kayu

1). Sebelum pelaksanaan pengecatan seluruh kayu harus sudah diberi lapisan anti
rayap.
2). Pekerjaan persiapan sebelum pengecatan
- Kayu harus dalam keadaan kering,
- Gosok dengan batu kambang, kemudian digosok dengan hampelas No. 0
- Beri wood filler untuk menutupi pori-pori dan celah kayu. Setelah 1/2 jam gosok
dengan hampelas halus. Wood filler / dempul kayu harus dilakukan secara merata
sehingga menutupi pori-pori kayu sehingga permukaan kayu hasil hampelas
benar-benar halus.
3). Pelaksanaan pengecatan.
- Setelah bidang permukaan kayu halus dan rata (lapisan pertama), maka penge-
catan dapat dilaksanakan dengan kuas dengan ketebalan lapisan 30 mikron atau
daya sebar 15 - 17 m2 per liter.
- Pengecatan lapisan terakhir / finish dapat dilakukan setelah lapisan kedua kering
betul yaitu + 24 Jam.
- Hasil pengecatan harus selalu dijaga dan dilindungi dari kotoran dan goresan
benda tajam agar tetap bersih dan rapih.

d. Pekerjaan Pengecetan Metal

Seluruh metal harus dicat dasar dengan zincrhomate, baik yang ekspos (tampak)
ataupun yang tidak tampak.
1). Persiapan sebelum pengecatan.
Bersihkan permukaan dari kulit giling (kerak/"Millscale"), karat, minyak,lemak dan
kotoran lainsecaratelitiseksama dan menyeluruh ; sehinggapermukaan yang
dimaksud menampilkan tampak metal yang halus dan mengkilap. Pekerjaan ini
dilaksanakan dengan Sikat Kawat mekanik/ "Mechaical Wire Brush". Akhirnya
permukaan dibersihkan dengan sikat.
2). Pekerjaan Cat Primer / Dasar dilaksanakan sebelum komponen bahan / material
Metal terpasang.

PASAL 28
PEKERJAAN SANITASI

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan untuk antara lain
a. Pekerjaan Pengadaan dan Distribusi air bersih mencakup :
Pemipaan seluruh instalasi air bersih dari reservoar ke dalam maupun luar
bangunan/titik fixture.
41

b. Pekerjaan sistem drainase air hujan, lengkap dengan bak kontrol di halaman dan
jalan.
c. Pekerjaan sistem pembuangan air kotor dan sekalian lengkap dengan tangki
septikan bak rembesan bak-bak kontrol "Fixtures"
d. Pekerjaan Sanitary fixtures lengkap
e. Pekerjaan pengujian
f. Pekerjaan lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

2. Persyaratan Umum

a. Semua pekerjaan ini harus mematuhi dan memenuhi peraturan dan normalisasi di
Indonesia diantaranya :
1) Pedoman Plumbing Indonesia
2) Standard Industri Indonesia
3) Ketentuan pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Bangunan Gedung
tahun 1985
4) Peraturan PDAM tentang Instalasi Air Minum
5) Peraturan-peraturan lainnya yang berkaitan dan :
6) BS = British Standard : untuk bahan-bahan
7) JIS = untuk bahan-bahan, NFPA = untuk pencegahan kebakaran
8) Peraturan-peraturan lainnya yang berkaitan.

b. Penyediaan Bahan-bahan dan alat


1) Semua ketentuan bahan yang harus disediakan oleh Kontraktor harus sesuai
dengan Standard dan normalisasi yang tercantum dalam butir 2.a.diatas.
2) Untuk pekerjaaninstalasi pipa, fixtures dan peralatan lain yang termasuk dalam
lingkup pekerjaan ini Kontraktor wajib menyerahkan :
- Brosur/leaflet dari pabrik pembuat yang memuat spesifikasi teknis secara
lengkap.
- Instruksi pemasangan dari pabrik pembuat
- Gambar-gambar detail pemasangan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat
Kepada Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan bagi pemakaian.
3) Unit-unit peralatan dan material yang diserahkan oleh Kontraktor harus asli dan
buatan negara asal pabrik pembuatnya dan dilengkapi dengan tanda uji dari Badan
yang diakui sah oleh Pemerintah/Badan Internasional.
4) Kontraktor & pabrik pembuat harus memberikan kepada Pengawas Lapangan
mengenai :
- Jaminan bahwa semua bahan, peralatan yang disediakan telah bebas dari segala
kerusakan baik akibat kesalahan pabrik, akibat kerusakan bahan ataupun
kerusakan akibat pengiriman
- Garansi pemakaian.
- Jaminan pengadaan suku-cadang (Spare-parts).
5) Pengujian harus disaksikan oleh Tenaga Ahli yang disetujui oleh Pengawas
Lapangan.
c. Bahan/material, peralatan, yang tidak disertai data lengkap (Brochures factory drawing
specificationdiatas), tidak diijin kan untuk dipasang dan harus diganti dengan yang
memenuhi persyaratan di buku RKS ini.
d. Segala kerusakan pada disiplin pekerjaan lain seperti AR, SR, EL, yang diakibatkan
oleh pekerjaan ini harus dikembalikan seperti keadaan semula atas biaya Kontraktor.
Dalam hal ini Kontraktor tidak dapat mengajukan tuntutan biaya pekerjaan tambah.

3. Penggunaan Bahan

a. Pipa-pipa
1) Pipa PVC
42

Semua pipa PVC, pipa penyambung/"Joint"/ "Fitting adalah PVC kelas AW (Heavy
Duty) dengan memenuhi standard bahan sebagai berikut :
a). Harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982, pasal 64; dan
memenuhi ketentuan dalam : SII-0344-82 (untuk pipa) dan SII-1448-85 (utk fitting)
Diameter dalam terhadap Tebal dinding tidak boleh kurang dari ukuran-ukuran
sebagai berikut : 50 & 75 mm = 5 mm, 100 &125 mm = 7 mm, 150 mm =7,5 mm
200 mm = 8 mm, 250 mm = 8,5 mm dan 300 mm = 9 mm.

b). Pipa dan fitting harus berasal dari pabrik yang sama. Produk WAVIN atau
setaraf, ukuran sesuai Gambar Kerja. Pipa PVC dipakai untuk pipa air kotor dan
pipa resapan, dan vent.

b. Katup dan "Strainer"


1) Katup penutup harus jenis "Gate-Valve" dipasang pada setiap titik air sebelum
masuk kebangunan atau sesuai gbr.
2) Semua Katup dan Strainer D 4“ atau lebih harus jenis CAST IRON
VALVE/STRAINER seri 150 WOG dengan sambungan flange.
3) Semua Katup dan Strainer yang lebih kecil dari D 4“ harus dari jenis BRONZE
VALVE/STRAINER seri 150 WOG dengan sambungan ulir.
4) Semua katup adalah jenis NON - RAISING STEM.
5) “Check-Valve harus dari jenis “SWING Y pattened body”
6) Katup harus dari jenis yang memiliki tahanan aliran sekecil mungkin padas saat
keadaan terbuka penuh.
7) Semua katup dan strainer harus dari satu merk (buatan pabrik yang sama). Kkatup
harus dari kwalitas yang terbaik sekualitas merek “KITAZAWA”.
8) “Preasure-Gauge” harus dari tipe W 4,50 dengan skala pembacaan per kg/cm2/psi

c. Alat-alat saniter
1) Closet jongkok CE 9 sekualitas TOTO
2) Jet Washer THX20NBPIV sekualitas TOTO
3) Floor Drain TX1AN
4) Kran Tembok T23 B13 V7NB dia. 1/2 "
5) Closet duduk (complete set - putih) T. CW421J/SW420JP
6) Jet Washer THX20NBPIV
7) Wastafel ex.Toto LW649CJ
8) Dan lain lain sesuai gambar kerja

d. Kontraktor harus menyerahkan semua contoh bahan/material yang akan dipakai kepada
Pengawas Lapangan/Konsultan Perencana untuk disetujui secara tertulis bagi
pemakaian & pelaksanaan.

4. Persyaratan Teknis.

a. Gambar-gambar dan Ukuran


1) Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksudkan untuk mencantuWaspangan
semua detail instalasi seperti "Fitting" pemipaan, alat ukur dan lain-lain. Walaupun
demikian, semua bagian/detail tersebut harus tetap disediakan dan dipasang sesuai
dengan praktek pelaksanaan terbaik dan peraturan yang berlaku, demi
kesempurnaan kerja sistem.
2) Ukuran-ukuran pokok dan pembagiannya, seluruhnya telah dicantuWaspangan dalam
Gambar Kerja. Ukuran-ukuran tersebut merupakan efektif yaitu : ukuran dalam
pelaksanaan maupun pembelian barang-barang.
3) Kontraktor harus membuat Gambar Detail Pelaksanaan ("Shop Drawing") sementara
pekerjaan lainnya (AR, SR, EL) sedang dilaksanakan yang mencakup : Dan lain-lain
yang dianggap perlu. "Shop Drawing" ini harus diserahkan ke Pengawas Lapangan
untuk disetujui secara tertulis bagi pelaksanaan.
43

b. Kontraktor harus melakukan pengujian setelah Sistem terpasang dan sebelum


penyerahan.
c. Di dalam seluruh pelaksanaan pekerjaan ini, Pemborong harus selalu berkoordinasi
dengan disiplin kerja lain (AR, SR, EL) di bawah petunjuk Pengawas Lapangan.

5. Persyaratan Pelaksanaan

a. Sejauh mungkin harus digunakan satu laras pipa untuk menghindari sambungan,
terkecuali jika panjang yang dibutuhkan kurang dari satu laras.
b. Perubahan arah pipa harus dilaksanakan dengan memakai "fitting" pembantu yaitu
misalnya : "elbow, bend" sesuai kebutuhan. Demikian pula dengan percabangan harus
memakai Tee atau Tee Cross sesuai kebutuhan. Membengkokan pipa tidak
diperkenankan.
c. Sambungan pipa pada umumnya digunakan sambungan ulir Screwed. Penyambungan
dengan ulir ini terlebih dahulu harus dilapisi dengan "Red Lead Cement" dan memakai
pintalan atau serat khusus.
d. Sudut sambungan antara dua pipa tidak boleh lebih besar dari yang diijinkan (maximum
deflection") oleh pabrik pembuat pipa bersangkutan.
e. Semua ujung pipa yang terakhir atau yang tidak dilanjutkan lagi harus ditutup dop/plung.
f. Untuk katup penutup yang mempunyai diameter 2 1/2" atau lebih kecil dipergunakan
sambungan ulir.
g. Apabila ada segmen pemipaan yang menghalangi atau terhalang oleh jalur instalasi
lain; maka pemindahan, perbaikan atau pembongkaran harus dilaksanakan setelah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
h. Pemotongan pipa apabila benar-benar diperlukan dapat dilakukan oleh Kontraktor
setelah disetujui Konsultan Pengawas.
i. Pekerjaan Pemipaan Dalam Bangunan
1) Pemasangan pipa harus lurus, untuk pipa tegak harus benar- benar vertikal.
2) Semua pemipaan dalam bangunan dipasang secara "inbouw", dengan
cara pemasangan :
a). Pada dinding batu bata. Permukaan dinding batu bata diketrek hingga
kedalaman secukupnya sedemikian rupa agar pipa tertanam oleh lapisan
plesteran. Pipa harus diikat oleh "U" klem yang disekrupkan ke klos kayu yang
ditanaWaspangan ke dinding dengan aduk pengisi/ "grouting'. Pemasangan klem
setiap jarak 50 cm.
b).Pada dinding/kolom/balok beton lantai dasar :
Sebelum pengecoran beton harus dipasang pipa "Sparing" sepanjang kebutuhan.
Pipa "Sparing" tidak boleh menonjol dari permu-kaan beton. Diameter pipa
"Sparing" sama dengan diameter pipa yang akan disambungkan.
3) Sebelum dan sesudah pemasangan pipa-pipa dan "Accessories"-nya, terutama
bagian dalamnya, harus dijaga bersih dan harus diperiksa lagi terhadap
kerusakan/retak-retak.

j. Pekerjaan Pemipaan Luar Bangunan


1) Disekeliling pipa yang ditanam di dalam tanah harus diberi pasir urug sedemikian
rupa sehingga terdapat pasir setebal minimum 10 cm di bawah, di samping dan di
atas pipa.
2) Pada waktu pemasangan pipa harus diperhatikan benar-benar mengenai kedudukan
pipa agar betul-betul lurus serta pada peil yang benar, bebas dari benda keras yang
memungkinkan rusaknya pipa di kemudian hari.
3) Pada waktu pemasangan pipa, pasir galian harus dalam keadaan kering dan tidak
boleh ada air sama sekali dan ini dalam pipa harus diperiksa kembali kebersihannya.
4) Pipa-pipa yang ditanam harus ditumpu dengan angker blok pada jarak maksimum
250 cm.
44

5) Bila pipa harus menyilang ("Crossing") dengan jalan kendaraan, maka pipa tersebut
harus berada di bawah jalan minimal 60 cm serta tidak boleh menyilang saluran
drainase

k. Pekerjaan Sistem Pembuangan Air Kotor/Bekas dan Vent.


1) Pekerjaan ini meliputi :
- Pemipaan air kotor mulai dari sanitary fixtures sampai ke septic tank di luar gedung
termasuk penyambungan pipa ke sanitary fixtures
- Pembuatan bak kontrol untuk membelokkan aliran kotor/bekas dari gedung ke
septic tank.
2) Fitting harus terbuat dari bahan yang sama dengan jenis pipanya dan merupakan
cetakan pabrik.
3) Sambungan untuk pipa PVC menggunakan "solvent cement"/rubbering sesuai denga
spesifikasi pabrik.
4) Setiap sambungan arah dibuat dengan Wye (Y) 45 derajat. Tee Sanitair atau Wye
Kombination dan bend yang dilengkapi dengan lubang pembersih (clean out) kecuali
apabila dinyatakan lain dalam Gambar Pelaksanaan.
5) Pipa vent service harus dipasang sekurang-kurangnya 15 cm dari muka banjir alat
sanitair tertinggi dan dibuat dengan kemiringan minimum sebesar satu prosen (1 %)
6) Pipa vent yang menembus atap harus dipasang sekurang- kurangnya 15 cm diatas
atap dan tidak boleh digunakan untuk keperluan lain
7) Untuk pipa vent mendatar, jarak tumpuan sama dengan jarak tumpuan pada pipa air
kotor.
8) Dalam pemasangan jaringan pemipaan ini, harus mengadakan koordinasi dengan
pekerjaan-pekerjaan struktur mengingat adanya penembusan-penembusan betonan
lantai maupun dinding
9) Pengujian dari seluruh sistem pemipaan air kotor/bekas ini dilakukan setelah selesai
pemasangan dengan cara dan petunjuk Konsultan pengawas. Biaya untuk hal
ini adalah tanggungan Kontraktor.

l. Pekerjaan tangki Septik dan bak Resapan


1) Tangki Septik
a). tangki septik bahan FRP lengkap Blower dan Instalasi Listrik + Pekerjaan sipil.
b). Pelat penutup tangki septik tutup "Manhole" balok dudukan pelat penutup di buat
dari beton bertulang.
c). Pekerjaan ini harus memenuhi uraian dalam pasal Pekerjaan Pasangan Dinding
dan Pekerjaan Beton di buku RKS ini.

2) Bak Resapan
a).Bak serapan dibuat dari buis beton yang di isi ijuk, pasir dan kerikil sesuai dengan
Gambar Kerja.

m). Pekerjaan Unit & "Fixtures" Saniter.


1). Pemasangan harus dilakukan hati-hati, rapih, tidak ada noda percikan adukan semen
dan sebagainya.
2). Pengikat fixtures tersebut, baik di dinding maupun di lantai, disesuaikan dengan
syarat-syarat/rekomendasi dari pabrik pembuatnya.

n. Pengujian
1). Pengujian Pemipaan Air Bersih.
a). Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara perbagian yang tidak lebih
panjang dari 100 m.
b). Pengujian dilakukan dengan memberikan tekanan hydrostatik sebesar delapan
(8) atmosfir selama 2 jam.
45

c). Pengujian dinyatakan berhasil dan selesai apabila selama 2 jam tidak terjadi
penurunan tekanan.

2). Pengujian Pemipaan Air Kotor dan Vent


a). Semua lubang pada pipa pembuangan di tutup.
b). Seluruh sistem pemipaan diisi air sampai ke lubang vent tertinggi.
c). Pengujian dinyatakan berhasil dan selesai bila penurunan selama 2 jam tidak
lebih dari 10 cm.

3). Desinfeksi
a). Desinfeksi dilakukan setelah seluruh sistem pemipaan air bersih dapat berfungsi
dengan baik, sebelum diserahkan pertama kali.
b). Desinfeksi dilakukan dengan memasukkan larutan chlorine ke dalam sistem pipa
dengan sistem injeksi. Dosis chlorine adalah 550 ppm.
c). Setelah 16 jam, seluruh sistem pipa harus dibilas dengan air bersih sehingga
kadar chlor tidak melebihi 0,2 ppm.

o. Perbaikan Kerusakan
1). Kontraktor harus mencari sebab-sebab kegagalan pengujian.
2). Kontraktor harus memperbaiki setiap kesalahan yang menyebabkan gagalnya
pengujian.
3). Perbaikan dilaksanakan atas biaya Kontraktor yang bersangkutan.

p. Perlengkapan Sarana
1). Pengadaan pompa serta Panel dan Accesoriesnya :
- Merk. Grundfos

q. Pekerjaan Ground Reservoar dan Rumah Pompa


Persyaratan dan penjelasan teknis pada pekerjaan ini telah dijelaskan pada pasal pasal
sebelumnya, seperti pengukuran, bowplank, galian tanah, pasangan bata, beton
dinding, waterproofing, Kolom Struktur, Pengecatan dan lain sebagainya.

PASAL 29
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

29.1 Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Elektrikal


29.1.1 Umum
Syarat-syarat instalasi Elektrikal ini berisi perincian yang memperjelas /
menambahkan hal-hal yang tercantum dalam Buku Syarat-syarat Administrasi.
Dalam hal ini Buku Syarat-syarat Administratif saling melengkapi dengan Syarat-
syarat Umum Teknis Elektrikal.

Instalasi Penerangan dan Stop Kontak menggunakan kabel NYM 3 x 2.5 mm2 +
conduit dia. 20 mm sekualitas supreme, prima, eterna
Armature Lampu sekualitas Artolite, Philip, Lampu sekualitas Osram, Philips.
Saklar, Stop Kontak sekualitas Legrand/Panasonic/Schneider
MCB Sekualitas MG/ABB/LS

29.1.2. Persyaratan Pelaksanaan


1. Instalasi yang dinyatakan di dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai
dengan undang-undang dan peraturan-peraturan yang berlaku saat ini di
Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan dari Jawatan
Keselamatan Kerja.
2. Cara dan teknik pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum
dan telah ditetapkan sebagai peraturan pemasangan instalasi ini oleh Badan
46

yang berwenang dalam hal ini, bila tidak ada petuniuk dari Konsultan
Pengawas.
3. Pelaksanaan pekerjaan harus ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam
instalasi Elektrikal, untuk dapat dipertanggung jawabkan.
4. Tenaga ahli harus ditempatkan di lapangan oleh Kontraktor sehingga dapat
berdiskusi dengan Konsultan Pengawas pada waktu pelaksanaan pekerjaan.
5. Kontraktor diharuskan melaksanakan pekerjaan test penuh di bawah
persyaratan operasionil. Testing harus dilaksanakan di hadapan Konsultan
Pengawas.
6. Penggantian material yang kurang baik atas kesalahan pemasangan adalah
tanggungjawab Kontraktor dan Kontraktor harus mengganti / memperbaiki hal
tersebut diatas.
7. Semua biaya dan pengurusan perijinan, lisensi, pengujian adalah tanggung
jawab kontraktor.
8. Semua syarat-syarat penerimaan bahan, peralatan, cara-cara pemasangan
kualitas pekerjaan dan lain-lain, untuk sistim instalasi Elektrikal ini harus
sesuai dengan standar-standar sebagai berikut :
8.1. Persyaratan Umum Instalasi Listrik th. 2000
8.2. Peraturan yang telah ditentukan PLN lainnya.
8.3. Penanggulangan Bahaya Kebakaran, Peraturan DKI No. 3 tahun 1975.
8.4. Pedoman Pengawasan Instalasi Listrik, Departemen Tenaga Kerja &
Transmigrasi No. 59/DP/1980.
Peraturan-peraturan lain yang berlaku setempat.

Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistim Elektrikal ini selain
dari persyaratan-persyaratan tersebut diatas, juga tidak boleh menyimpang
dari persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.

9. Pekerjaan dianggap selesai apabila


9.1. Telah mendapat surat pernyataan bahwa instalasi baik dari Konsultan
Pengawas.
9.2 Semua persoalan mengenai kontrak dengan Pemilik telah dipenuhi,
sehingga Pemilik dapat membenarkannya.
9.3 Seluruh instalasi terpasang telah ditest, bersama-sama dengan
Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pemilik dengan hasil
baik, sesuai dengan spesifikasi teknis.

10. Pengawasan Instalasi


10.1 Shop Drawing.
Sebelum nelaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus rnembuat gambar
kerja / shop drawing. Gambar kerja tersebut haruslah gambar yang
telah dikoordinasikan dengan semua disiplin pekerjaan pada proyek ini
dan disesuaikan dengan koordinasi lapangan yang ada. Pekerjaan
baru dapat dimulai bila gambar kerja telah di.periksa dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas
10.2 Kontraktor harus memberikan contoh semua bahan yang akan
digunakannya kepada Konsultan ManPengawas atau pihak yang
ditunjuk untuk dimintakan persetujuannya secara tertulis untuk dapat
dipasang.
10.3 Kontraktor harus membuat jadwal / skedul waktu pelaksanaan, skedul
tenaga kerja, skedul pengadaan peralatan dan net-work planning yang
terinci untuk setiap pekerjaannya dan diserahkan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi atau pihak lain yang ditunjuk untuk
mendapatkan persetujuannya.
10.4 Kontraktor harus mendapakan
a. Laporan Kegiatan pekerjaan harian.
47

b. Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan.

c. Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto-foto dokumentasi.


10.5 Untuk setiap tahap pekerjaan sistem Elektrikal yang telah selesai
dikerjakan, Kontraktor harus mendapatkan pernyataan tertulis dari
pihak Konsultan Manajemen Konstruksi atau pihak yang ditunjuk yang
menerangkan bahwa setiap pekerjaan sistem Elektrikal telah selesai
dikerjakan sesuai dengan persyaratan yang ada.
Tahap-tahap pekerjaan sistem ini ditentukan kemudian, berdasarkan
pada jadwal perincian waktu yang diserahkan oleh kontraktor.
10.6 Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial-run pekerjaan sistim
Elektrikal ini harus dihadiri pihak Konsultan Pengawas, Konsultan
Perencana, ahli atau pihak-pihak lain yang ditunjuk. Untuk ini harus
dibuatkan berita acaranya bersama pemegang merk peralatan yang
diuji dan dari Kontraktor yang bersangkutan peralatan unutk pengujian
harus berkualitas baik dan sudah tertera.

Semua biaya pada waktu pengetesan sepenuhnya menjadi tanggung


jawab Kontraktor.

11. Bahan
11.1 Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender, brosur teknis asli
peralatan utama Elektrikal juga brosur asli, kabel, pipa konduit,
detektor, sensor dan lainnya beserta data-data teknis dan mengisi
daftar skedul dari peralatan tersebut. Pada bosur-brosur peralatan /
bahan yang ditawarkan harus diberi tanda dengan warna yang jelas.
11.2 Apabila ada tanda-tanda serta bahan yang diajukan menyimpang dari
yang disebutkan di dalam gambar-gambar dan spesifikasirlya, maka
nilai evaluasi penawaran Kontraktor tersebut akan dikurangi dan
Kontraktor tetap harus mengantinya sesuai dengan gambar dan
spesifikasinya.
11.3 Semua Pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan
gambar, tanpa persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang harus
diperbaiki dan diubah sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang
telah disepakati bersama, atas tanggungan biaya Kontraktor.

11.4 Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam
keadaan baik, tidak bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar.
Kontraktor harus menjaga kebersihan serta melindungi semua bahan-
bahan yang digunakan dalam instalasi ini sebelum dipasang.
11.5 Bilamana ternyata dipakai / digunakan bahan / peralatan sama, bekas
dipergunakan bercacat atau rusak, Kontraktor harus menggantinya
dengan bahan-bahan atau peralatan yang baru dan tetap sesuai
dengan spesifikasi dan gambar, atas biaya tanggungan Kontraktor.
11.6 Tidak diperkenankan mendatangkan bahan / peralatan masuk ke site
sebelum contoh atau brosur disejujui oleh Konsultan Pengawas.
Semua bahan yang telah masuk di site dan menyimpang dari
ketentuan dalam spesifikasi, contoh ataupun brosur yang telah
disejutui, maka bahan / peralatan tersebut harus dikeluarkan dari site
dalam waktu 3 x 24 jam sejak diketahuinya penyimpangan itu oleh
Konsultan Pengawas.

29.1.3. Lingkup Pekerjaan


48

Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai
dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar yang ada.
Pengadaan pemasangan seluruh sistim instalasi Elektrikal sesuai gambar dokumen,
spesifikasi dan lainnya sesuai dengan kontrak.
Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas, kontraktor
dapat menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan Manajemen Konstruksi, Konsultan
atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
Apabila sampai terjadi kelalaian dan kekurangan, Kontraktor harus bertanggung
jawab atas kerugian-kerugian yang mungkin terjadi.
Semua pengadaan, pemasangan dan pengujian pekerjaan instalasi Elektrikal harus
berdasarkan gambar dokumen lengkap dan sesuai dengan spesifikasi teknik, serta
adendum lainnya.
Bila ada spesifikasi ini terdapat klausul-klausul / butir-butir yang ditulis / disebutkan
kembali, hal ini bukan berarti klausalnya dihilangkan, akan tetapi malah
mempertegas spesifikasinya.

29.2 Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Instalasi Listrik

1.0 UMUM
Syarat-syarat Khusus Teknis yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan
material dan peralatan untuk seluruh pekerjaan listrik di dalam maupun diluar
bangunan gedung. Dalam hal ini Syarat-syarat Teknis Umum Pekerjaan Elektrikal
adalah bagian dari Syarat-syarat Khusus Teknis ini.

2.0 PRINSIP PENYEDIAAN DAYA LISTRIK


Sumber daya listrik bagi-gedung diperoleh dari jaringan tegangan rendah PLN
dengan daya terpasang sebesar 164 kVA.'
Daya dari PLN tersebut disalurkan ke transformer dengan kapasitas 200 KVA sampai
dengan panel ukur (kwh meter). Selanjutnya didistribusikan ke panel-panel utama
(LVMDP), sub-distribusi dan panel daya / penerangan gedung secara radial.
Sistim distribusi tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi tiga fase - empat
kawat 220/380 V mengikuti sistim PP (Pentanahan Pengaman).
Sebagai sumber daya cadangan digunakan 1 (satu) unit diesel-generator
berkapasitas 200 kVA antara sumber daya PLN dengan diesel-genset yang bekerja
secara manual.

3.0 LINGKUP PEKERJAAN


Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik sebagai
suatu sistem keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada
gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.

Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang / material, instalasi, testing /


pengujian, pengesahan terhadap seluruh material berikut pemasangan / instalasinya
oleh badan resmi PLN, LMK dan / atau Badan Keselamatan Kerja, serta serah terima
dan pemeliharaan / garansi selama 12 bulan. Ketentuan-ketentuan yang tidak
tercantum dalam gambar maupun pada spesifikasi / syarat-syarat teknis tetapi perlu
untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke
dalam pekerjaan ini.

Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material,
peralatan dan perlengkapan sistem listrik sesuai dengan peraturan / standar yang
berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya
sistem / peralatan, walaupun tidak tercantum pada syarat-syarat Khusus Teknik atau
gambar dokumen.
49

Pekerjaan inl meliputi :


3.1. Pekerjaan di Ruang Genset
3.1.1 Pengadaan dan pemasangan seluruh kabel daya tegangan rendah
jenis NYY dan NYFGbY yang menghubungkan
a. Dari KWH Meter ke panel daya / penerangan bangunan
b. Dan kabel daya lainnya.
Kabel penghubung tersebut lengkap dengan terminasi (sepatu kebel)
yang diperlukan.
3.1.2 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan daya
(stop kontak), lengkap dengan armatur, power receptacle outlet, panel-
penel daya / penerangan dan alat-alat bantu yang diperlukan.
3.1.3 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi pentanahan, balk
pentanahan sistim listrik maupun badan (body) peralatan listrik.

3.2. Pekerjaan di dalam Gedung


3.2.1 Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel daya /
penerangan termasuk di dalam pekerjaan ini adalah penarikan
kebel / konduktor pentanahan netral / badan panel.
3.2.2 Pengadaan dan pemasangan kebel-kabel jenis NYY, untuk
penghubung antar panel daya / penerangan dan kabel-kabel daya
menuju peralatan (mesin AC, pompa-pompa dll).
3.2.3 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop
kontak. Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan
armatur penerangan, balk penerangan normal maupun darurat.
3.2.4 Pengadaan dan pemasangan instalasi cable tray Iengkap dengan
material bantu yang dibutuhkan
3.2.5 Pengadaan dan pemasangan instalasi underfloor duct lengkap dengan
material bantu yang dibutuhkan.

3.3. Pekerjaan di luar Gedung


3.3.1 Pengadaan dan pemasangan instalasi pentanahan untuk instalasi
daya.
3.3.2 Pengadaan dan pemasangan instalasi penerangan luar / taman,
termasuk lampu sorot bangunan.

4.0 GAMBAR-GAMBAR

Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik yang


di dalamnya dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi
tertentu.Iainnya. pengerjaan dan pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan
dengan kondisi lapangan.
Gambar-gambar arsitektur, struktur, elektrikal dan kontrak lainnya haruslah menjadi
referensi untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan.
Kontraktor harus menyesuaikan peralatan terhadap perencanaan dan memeriksanya
kembali. Setiap kekurangan / kesalahan perencanaan harus disampaikan kepada
Konsultan Manajemen Konstruksian atau pihak lain yang ditunjuk untuk itu.

5.0 KETENTUAN-KETENTUAN INSTALASI


5.1. Peralatan Instalasi Tegangan Rendah
Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop
kontak), saklar, kontak-kontak tarik (pull box), cabinet / penel daya, kebel,
alai-alai bantu dan semua peralatan lain yang diperlukan untuk
50

mendapatkan penyelesaian yang memuaskan dari sistern instalasi daya


tegangan rendah 220 / 380 V dan penerangan.

5.1.1. Kotak-kotak(doos) Outlet.


a. Jenis
Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PULL, AVE
atau standar lain. Kotak-kotak ini bisa berbentuk single / multi gang box
empat persegi atau segi delapan.
Ceiling box dan kotak-kotak lainnya yang tertutup rapi harus dipasang
dengan balk dan benar.

b. Ukuran
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk kondulit hanya di tempat
yang diperlukan.
Setiap kotak harus cukup besar unutk menampung jumlah dan ukuran
condulit, sesuai dengan persyarata, tetapi kurang dad ukuran yang
ditunjuk atau dipersyaratkan.

c. Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type)


Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut dibawah ini harus dari tipe
yang diberi gasket tahan cuaca :
• tempat-tempat yang kena matahari,
• tempat-tempat yang kena hujan,
• tempat-tempat yang kena minyak,
• tempat-tempat yang kena udara lembab,
• tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.

d. Outlet Pada Permukaan Khusus.


Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang pada
partisi, blok beton, mamer, frame besi, bata atau dinding kayu harus
berbentuk persegi dan harus mempunyai sudut dan sisi-sisi tegak.

5.1.2. Saklar dan Stop Kontak.

a. Bahan Doos.
Kecuali tercatat atau disya atkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk saklar
dinding dan receptaI les outlet harus (alvani stee dan tidak boleh
berukuran lebih dari 10,1 cm x 10,1 cm un uk peralatan tunggal dan 11,9
cm x 11,9 cm untuk dua peralatan dan kotak-kotak multi gang untuk lebih
dari dua peralatan.
b. Cara Pemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanis dengan rating minimum
10A / 250 V. Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap permukaan
tembok, kecuali ditentukan lain pada gambar. Jika tidak ditentukan lain,
bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 140 cm di atas lantai yang
sudah selesai. Saklar-saklar tersebut harus di pasang doos (kotak) yang
sesuai. Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.
Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan
ketinggian 110 cm atau 30 cm dari permukaan lantai yang sudah selesai
sesuai petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi. Saklar dan stop kontak
ex MK, Clipsal atau setara.
c. Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan
pentanahan) dengan ranting minimum 10 A / 220 V. Cara pemasangan
harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi saluran pentanahan.

d. Pendukung dan Pengikat.


51

Kotak-kotak pelat baja didukung atau diikat dengan cukup supaya


mempunyai bentuk yang tetap.

e. Untuk stop kontak PLN dan UPS warna dibedakan, dimana stop kontak
PLN warna biasa dan stop kontak UPS warna orange.

5.1.3. Kabel-Kabel
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi
kabel tegangan rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan
dan barang-barang lain yang diperlukan untuk melengkapi dan
menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua sistem dan
peralatan.

a. Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600 V)


Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan
PUIL, IEC, VDE, SPLN dan LMK untuk pengganguan sebagai kabel
instalasi dan peralatan (mesin), kecuali untuk peralatan khusus seperti
disyaratkan atau dianjurkan oleh pebrik pembuatnya.

Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diizinkan adalah 2,5 mm2
kecuali untuk pemakaian kontrol pada sistem remote control yang kurang
dari 30 meter panjangnya bisa menggunakan kabel dengan ukuran 1,5
mm2.

Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus jenis NYFGbY dan kabel
instalasi di dalam bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk
kebel kontrol).
Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada didalam konduit
atau dipasang di atas cable tray / cable rack dan diklem / diikat dengan
pengikat kabel (cable tie) sesuai dengan kebutuhannya.

Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di


dalam bangunan harus diadakan secara lengkap.

Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah 40 %. Kabel


merek SUPREME, Kabelindo, Kabelmetal & Tranka.

b. Kabel Tanah Tegangan Rendah


Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan
PUIL, IEC, VDE, SPLN, dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel
instalasi yang ditanah langsung di dalam tanah.
Semua kabel dengan luas penympung 16 mm2 keatas harus berurat
banyak dan dipilin (stranded)
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil adalah 2,5 mm2, kecuali untuk
pemakaian kontrol pada sistem yang perakaian kontrol pada sistem
remote yang kurang dari 30 meter panjangnya (bisa-menggunakan kabel
dengan ukuran 1,5 mm2).

Cara penanaman kabel secara langsung didalam tanah (direct burial)


harus sesuai dengan gambar rencana, termasuk cara persilangan dengan
pipa air dan kabel telekomunikasi dan kebel teyangan menengah 2U kV.
Apabila diperlukan penyambungan kabel dalam tanah, harus dilakukan
dengan alat penyambung khusus (jointing kit) tegangan rencah jenis
epoxy resin-cold pour system.
52

Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan oleh tenaga yang


benar-benar ahli dengan cara dan metode penyambungan mengikuti
anjuran.

Pabrik pembuat jointing kit yang digunakan sehingga diperoleh hasil


penyambungan yang andal, tahan terhadap lembab, mempunyai sifat
isolasi yang tinggi dan mempunyai kekuatan mekanis yang tinggi. Kabel
merek SUPREME atau setara (4 besar), jointing kit ex RAYCHEM atau
setara.

c. Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.


Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk extension dan
daya harus diadakan dan dipasang lengkap, mulai dari sambungan panel
daya ke sakiar dan titik cahaya serta stop kontak, sebagaimana
ditunjukkan di dalam gambar.

Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop


kontak harus dari jenis NYM dan diletakkan di dalam PVC high-impact
heavy gauge.

Luas penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2, kecuali
tercatat lain.

d. Splice/ Pencabangan
Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungan-
sambungan di dalam pipa konduit.
Sambungan atau pencabangan harus dilakukan didalam kotak-kotak
cabang atau kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan
stop kontak.
Sambungan pada kabel harus di buat secara mekanis dan harus kuat
secara elaktris dengan solderless connector jenis tekan, jenis
compression atau soldered. Dalam membuat pencabangan atau
sambungan, koncktor harus dihubungkan pada konduktor-konduktor
dengan balk sedemikian rupa, sehingga semua konduktor tersambung
dan tidak ada konduktor telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh
getaran.

e. Kabel Kontrol
Di tempat-tempat yang ditunjuk pada garnbar atau disyaratkan, kabel
kontrol motor, starter dan peralatan-peralatan lain harus terbuat dari
tembaga jenis standed annealed copper yang fleksibel.
Isolasi harus dari PVC, tanah lembab dan ozon dengan rating teganyan
sampai 600 V.
Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum 2,5
sqmm untuk panjang lebih dari 30 m) untuk mendapatkan operasi yang
mernuaskan dari peralatan yang di kontrol, dengan pertimbangan-
pertimbangan mengenai panjang circuit dan sebagainya. Kabel merek
SUPREME, Kabelindo, Kabel Metal dan Tranka.
f. Bahan Isolasi
Semua bahan isolasi untuk splin, conection dan lain-lain seperti karet,
PVC, vernished carnbric, asbes, gelas, tape sintetis, splice case,
composition dan lain-lain harus dari tipe yang disetujui untuk penggunaan,
lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang tertentu dan harus dipasang
dengan cara yang disetujui, menurut anjuran perwakilan pemerintah atau
pabrik pembuatnya.
53

g. Pemasangan Kabel

g.1. Pemasangan di Permukaan

g.1.1. Kabel Instalasi Daya dan Penerangan di dalam Bangunan


Semua kabel harus dipasang didalam konduit PVC high -
impact heavy gauge, dipasang di permukaan plat beton
langit-langit dengan klem pendukung yang sesuai.
Pendukung-pendukung tersebut harus di cat dengan cat anti
karat.
Semua kabel harus dipasang lurus / sejajal2-dengan rapi dan
teratur. Pembelokan kabel harus dilaklikan dcnqan jari-jari
lengkungan tidak boleh kurang dari syarat-syarat pabrik
(minimum 15 kali ø kabel)
Konduit ex MK, CLIPSAL atau setara

g.1.2. Kabel Daya Penghubung Antar Panel


Kabel-kabel daya diletakkan diatas cable trey, di klem pada
cable trey dengan cable ties (pita plastik pengikat kabel).
Pemasangan cable trey harus mengikuti jalur yang
direncanakan secara rapi dan digantunq atau disangga
secara kokoh dengan penggantung / penyangga besi yang di
klem ke plat beton.
Untuk keperluan pemasangan kabel, Kontraktor harus
menyediakan sendiri peralatan penunjang seperti trey, klem,
besi penunjang, penggantung dan peralatan lainnya, baik
untuk kabel yang dipasang horisontal maupun vertikal.
Peralatan penunjang tersebut hares sudah dipernitungkan
pada biaya pemasangan kabel tersebut.

g.1.3. Kabel daya dari Panel Daya Motor ke Motor-motor Pompa.


Jenis Kabel yang digunakan adalah NYY yang ditempatkan di
dalam konduit metal tahan karat (galvanized / white metal
conduit) yang diletakkan diatas pelat lantai.
Setiap pipa konduit berisi hanya satu jalur kabel menuju
motor dengan faktor pengisian 40 %. Dari pipa konduit yang
dipasang horizontal menuju motor, kabel ditarik ke terminal
motor flexible metal konduit yang juga tahan karat.
Ukuran konduit fleksible ini harus sesuai dengan ukuran pipa
konduit dan disambung dengan cara sedemikian rupa,
sehingga benar-benar kedap air. Demikian juga
penyambungan pipe fleksibel terhadap box terminal motor.
Dalam hal ini Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan
contoh konduit fleksibel serta cara penyambungannya
terlebih dahulu kepada Konsultan Manajemen Konstruksi
untuk disetujui.

g.2. Pemasangan di Permukaan


Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang didalam
dinding harus diletakkan didalam konduit PVC hign impact heavy
gauge dengan ukuran minimum 3/a". Penarikan kabel menuju titik
saklar atau stop kontak harus dilakukan setelah pipa selesai
ditanam.
54

g.3. Pemasangan Menembus Dinding


Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel
yang terbuat dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap
penampang kabel.

h. Penggunaan Warna Kabel


Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGby untuk tegangan netral
dan non harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh 2000, yaitu :

h.1. Sistem Tegangan 220 V, 1 fasa


hitam : Fasa
biru : Netral
kuning/hijau : Pentanahan

h.2. Sistem Tegangan 220/380 V, 3 fasa


merah : fasa R
kuning : fasa S
hitam : fasa T
biru : netral (N)
kuning/hijau : pentanahan (G)

i. Pendukung Kabel
Setiap kotak tarik (pull box) termusuk kotak-kotak yang ada diatas daya
dan panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan peralatan
pendukung Iain-lainnya .
Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan
pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa
pendukung.

j. Konduit Tertanam
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi harus
juga dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding
atau langit-langit.

5.1.4. Kabinet Panel Daya


Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan Ketebalan rninimum 1,7
mm untuk panel yang dipasang menempel di dinding dan minimum 2 mm
untuk jenis floor standing, kecuali yang sering kena basah / hujan, harus
dibuat dari jenis besi tuang yang tahan kelembaban atau konstruksi khusus.
Kabinet untuk panel daya / kontrol harus mempunyai ukuran yang
proporsional seperti dipersyaratkan untuk panel daya yang besarnya menurut
kebutuhan, sehingga untuk frame / rangka panel harus ditanahkan.
Pada kabinet harus ada cara-cara yang baik untuk memasang, mendukung
dan menyetel panel daya serta penutupnya. Kabinet dengan kawat-kawat
through feeder harus diatur dengan balk, rapi dan benar.

a. Finishing
Semua rangka, penutup, copper plate dan pintu panel listrik seluruhnya
harus dibuat tahan karat dengan cat dasar atau prime coating dan diberi
pelapis cat akhir (finishing paint). Penentuan warna dan merek cat
sebelumnya harus dimintakan persetujuan ke Konsultan Manajemen
Konstruksi.
Pengecatan harus tahan karat, dikerjakan dengan cara galvanized
cadmium plating ataa-crengan zinc chromate dan di cat dengan cat akhir
sistem bakar (oven)
55

b. Kunci
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci "flat lock" jenis kunci untuk
setiap kabinet hares dari tipe "common key", sehingga kunci untuk setiap
kabinetnya adalah sama. Pada masing-masing kabinet harus disediakan
dua anak kunci.

c. Tinggi Pemasangan Panel


Pemasangan panel sedemikian rupa, sehingga setiap peralatan di dalam
panel dengan mudah masih dapat dijangkau, tergantung pada tipe /
macam panel, bila dibutuhkan alas / pondasi / penumpu / penggantung,
Kontraktor harus menyediakan dan memasang, sekalipun tidak tertera
pada gambar.

d. Label
Semua kabinet panel daya, panel kontrol, switch, fuse unit, isolator switch
group, pemutus daya (CB) dan peralatan-peralatan lainnya harus diberi
label sesuai dengan fungsinya untuk mengindahkan/mengidentifikasikan
penggunaan alat tersebut.
Label ini terbuat dari bahan logam anti karat dengan huruf-huruf hitam.

5.1.5. Sistem "Race Way"


Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible
conduit beserta perlengkapannya dan semua barang yang diperlukan
untuk melengkapi instalasi kabel.
a. Ukuran
Semua Race Way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa
melayani dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE, PULL
dan lain-lain.
ø minimum konduit adalah 3/4" menurut ukuran pasaran dengan faktor
pengisian kabel maksimurn 40 %.
b. Bahan
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan PVC
high impact heavy gauge yang memenuhi standar BS4607 dan BS6099.
Konduit metal untuk instalasi daya pompa yang digunakan harus dan jenis
heavy gauge galvanized walded steel yang memenuhi persyaratan BS
4568 : part I & II class 4.

c. Pamasangan
c.1. Race Way yang ditanam di Dinding.
Penanaman konduit di dalam dinding yang sudah jadi dilakukan
dengan jalan membobok beton dengan pahat. Kedalaman dan lebar
pembobokan harus dilakukan secukupnya, sesuai dengan ukuran
dan jumlah konduit yang akan dipasang. Kontraktor diwajibkan untuk
mengembalikan kondisi dinding dengan kondisi semula.

Selama dilakukan pengerjaan plesteran ulang, ujung-ujung konduit


hares ditutup untuk mencegah masuknya air atau kotoran-kotoran
lainnya.

c.2. Race Way yang dipasang di Permukaan


Race way yang dipasang di permukaan beton (exposed) harus
dipasang sejajar atau tegak lurus dengan dinding bagian struktur
atau permukaan bidang-hidann vertikal dengan langit-langit.
56

Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau langit-


langit, harus digunakan klem-klem khusus untuk pipa sejajar.

Ujunq-ujung pipa pada peralatan dipasang dengan sekrup dengan


kuat. Sernua ujunq pipa yang bebas harus ditutup / dilengkapi
dengan plat kuningan yang sesuai.

Untuk daerah yang lembab; semua peralatan pembantu, fitting-


fitting, klem dan lain-lain harus di galvanisir atau di cat tahan karat
dan harus digunakan pendukung supaya pipa bebas dari permukaan
korosif.

Pipa-pipa yang dipasang pada permukaan dalam bangunan harus di


cat satu jalan sebelum dipasang dan sekali lagi sesudah dipasang
dengan warna yang ditentukan oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi.
Untuk mempermudah pengenalan, maka ujung permukaan pipa
harus dicat dengan warna sebagai berikut :

c.2.1. Pipa penerangan dan daya - orange


c.2.2. Pipa telepon - hijau
c.2.3. Pipa fire alarm - merah
c.2.4. Pipa tata suara - kuning

c.3. Race Way yang di pasang di Dalam Tanah


Race way yang dipasang di dalam tanah atau menembus kerikil,
harus mempunyai dua lapis cat aspal pada permukaan sebelah luar
sebelum dipasangkan diatas race way tersebut diberi patok petunjuk.
Pipa / race way yang digunakan adalah GIP kelas medium yang
memenuhi standar SIIL

c.4. Race Way Melintas / Menembus Dinding


Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan, lantai, langit-langit dan
lain-lain, maka lubang harus ditutup dengan baik sehingga tidak
mungkin dapat dilalui oleh debu, lembab (uap air) api dan asap.

c.5. Cable Trench.


Kedalaman parit kabel (cable tranch) untuk penanaman di bawah
tanah mionimal 80 cm dari permukaan. Bila bersilangan dengan
saluran lain, misalnya saluran air, cable trench dapat dan harus
ditanam setelah pengerasan tanah.

Untuk cable trench yang melintasi jalan, penanaman dilakukan


setelah pengerasan badan jalan atau bila sehelumnya harus lebih
dari 110 cm atau atas persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi.
c.6. Konduit Logam Flexibel Tahan Air
Konduit logam flexible yang tahan air harus dipakai pada kondisi di
mana ada kemungkinan pengerasan, getaran atau penempatan
dalam atmosfir yang korosif, lembab atau berupa minyak, termasuk
dalam hal ini adalah pemakaian pada kabel masuk terminal motor
pompa.

Suatu bungkus (shealth) yang tahan cairan dari polivinyl chlorida


(PVC) harus menonjol pada inti baja yang flexibel.
Sambungan konduktor yang dapat digunakan untuk meneruskan
pentanahan (earth continuity) harus pula dimiliki oleh race way /
konduit ini.
57

c.7. Pengakhiran dan Sambungan.


Race way harus diakhiri pada outlet persimpangan, pull box cabinet
dan lain-lain, dengan dua lock nut dan sebuah insulating insert yang
harus terbuat dari thermoplastic atau "fire minded" yang dimatikan
untuk mencegah rusaknya kawat dan kabel dan tidak mengurangi
kontinuitas dari sistem grounding dari race way.
Sambungan untuk race way / pipa logam elektrikal harus dari jenis
yang tahan hujan atau fitting dengan konsentrasi tinggi dengan
sistem penguncian interlock compressed.

c.8. Pentanahan
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari
tegangan ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara efektif)

Bahan-bahan logam / metal dari peralatan-peralatan listrik yang


terbuka, termasuk pelindung kabel (sheath / armour), konduit,
saluran metal, rack, tray, doos, stop kontak, armatur, saklar dengan
metal harus dihubungkan dengan konduktor kontinyu untuk
pentanahan.
Penggunaan konduit metal sebagai satu-satunya konduktor
pentanahan tidak diperbolehkan.
Dalam hal ini harus digunakan konduktor pentanahan tersediri yang
trerbuat dari tembaga dengan daya hantar yang tinggi.
Luas penampang minimum konduktor pentanahan antara 6 sqmm
dan dimasukkan ke dalam konduit. Penyambungan konduktor
pentanahan harus menggunakan penyambung mekanis yang
disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.

Tahanan pentanahan yang disyaratkan adalah sebagai berikut


c.8.1. Pentanahan netral trafo maksimum 1 ohm.
c.8.2. Pentanahan netral bus-bar dan panel maksimum 2 ohm.
c.8.3. Pentanahan netral generator maksimum 2 ohm.

5.1.6. Cable Tray


a. Bahan
Cable tray yang digunakan harus dari jenis berlubang (perforated) dari
bahan besi lunak dengan sisi-sisi di tekuk ke dalam dengan ketebalan
pelat tidak kurang dari 2,0 mm. Keseluruhan permukaan cable tray harus
digalvanisir.

Cable tray Tri Abadi, Nobi.

b. Penggantung / penyangga
Untuk cable tray yang dipasang penggantung cable tray harus dibuat dari
besi lunak yang digalvanisir dengan ø minimum 6 mm ujung penggantung
di ulir untuk memungkinkan pengaturan levelling cable tray. Ukuran
penyangga dan penumpu (bracket) hartis dipilih agar menghasilkan
penyangga/penumpuan yang kokoh.

5.1.7. Panel Utama Tegangan Rendah dan Perlengkapannya.


a. Umum
Penel daya bertegangan rendah meliputi switch, tombol, circuit breaker,
indikator, magnetic connector, accessories, peralatan dan barang-barang
lain yang diperlukan untuk pemasangan dan operasi yang sempurna dari
segenap sistem dan peralatan-peralatannya.
58

Kontraktor harus dapat membuktikan bahwa telah memiliki pengalaman


yang luas di bidang manufacturing dan perencanaan panel-panel tersebut
telah beroperasi dengan baik selama paling sedikit 3 tahun.
Penawaran harus rneliputi reference list sebagai suatu-bukti.

b. Panel-panel
Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar rencana, kocuali
ditentukan lain.
Seluruh asembly termasuk housing, bus-bar, alat-alat pelindung harus
direncanakan, dibuat, dicoba dan bila perlu diperbaiki sesuai dengan
persyaratan minimum dengan penyesuaian dan / atau penambahan
seperti disyaratkan di bawah ini :

b.1. Umum
Setiap panel daya utama harus dari jenis inbouw, dead-front, terbuat
dari plat baja (metal cled).
Konstruksi panel harus terbuat dari rangka baja struktur baja struktur
atau rangka profil baja yang diperkuat dan dilas, sehingga kokoh dan
tidak rusak dalam pengiriman atau pemasangan.
Struktur panel harus tahan terhadap gaya elektromekanis serta
termal akibat hubung-singkat (sampai 60 kA dalam waktu 1 detik)
Rangka ini harus secara lengkap ditutup pada bagian bawah, atas
dan sisi-sisinya dengan pelat-pelat penutup yang bisa dilepas. Panel
harus bisa dicapai dari depan maupun belakang.
Semua alat ukur atau tombol pemilih yang dipersyaratkan harus
dikelompokkan pada sisi depan yang berengsel.

Tutup yang berengsel tersebut harus mempunyai engsel yang


tersembunyi dan gerendel / kunci. Semua sumber yang perlu untuk
rangkaian kontrol, daya dan lain-lain harus dipasang pada sisi
belakang dari penutup yang berengsel tersebut.

Panel harus mempunyai bukaan dalam bentuk grille (louvres)


ventilasi untuk membatasi kenaikan suhu dari bagian-bagian yang
mengalirkan arus pada nilai-nilai yang dipersyaratkan dalarn standar
VDE/IEC untuk peralatan yang tertutup. Penutup panel bagian
belakang yang bisa dilepas harus mempunyai konstruksi sekrup
(screwed on / bolted on) Material-material yang bertegangan harus
dicegah dengan sempurna terhadap kemungkinan terkena percikan
air. Tebal pilar baja yang digunakan minimum 2 mm.

Semua panel harus buatan Graha Panel, Industira, Simetri dan


mempunyai sertifikat dari Asosiasi Produsen Panel Indonesia.

b.2. Pull Box


Bila ditunjuk dalam gambar atau bila diperlukan oleh kondisi
pemasangan, harus dipasang sebuah pull box pada ketinggian yang
cukup dari jenis konstruksi yang sama dengan switch board pada
bagian atas dari switch board.

Bagian sisi atas dan camping clan pull box harus dari bagian-bagian
yang bisa dibuka lepas. Dasar dari pull box harus terdiri atas papan
asbestos atau bahan tanah api yang sempurna. Kabel manuju
individual breaker harus tegak lurus melalui lubang-Iubang yang
terpisah-pisah pada dasar pull box ini.
59

Penutup atas yang ditempatkan di bagian belakang struktur harus


bisa dilepas dengan mudah supaya memungkinkan pembuatan
lubang-lubang untuk konduit kabel yang diperlukan.

Penunjang-penunjang untuk kabel harus diatur sedemikian rupa,


sehingga terhindar kemungkinan terjadinya loncatan bunga api (arc
proofing).

Pull box harus mempunyai ukuran yang layak guna memungkinkan


ventilasi dan pemasangan peralatan circuit breaker yang bisa
dipindah-pindahkan bilamana perlu.

b.3. Konstruksi
Panel-panel harus seperti yang disyaratkan di sini dan seperti di
tunjuk dalam gambar untuk melaksanakan fungsi yang diperlukan.
Lokasi yang tepat dan jenis pertengkapan yang diperlihatkan boleh
berbeda menurut keperluan penyesuaian material pabrik, sejauh
bahwa fungsi dan operasi yang dimaksud dapat dicapai.
Akan tetapi, identifikasi gambar, tata letak, skedul dan lain-lain harus
diikuti dalam urutan yang tepat untuk mempermudah pemeriksaan
bangunan (konstruksi)
Tempat struktur bus-bar dan hubungan-hubungannya harus
dibangun dan ditunjang untuk dapat menahan arus hubung-singkat
yang terjadi pada lokasi tertentu tersebut.
Hubungan-hubungan harus dibaut, dilas atau diklem serta diatur
untuk menjamin daerah kontrak yang baik.

b.4. Ventilasi
Lubang-lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan punch
machine. Untuk menjaga benda-henda asing rnasuk melalui lubang
tersebut. Pada bagian dalam harus diberi lapisan yang juga dilubangi
(di-punch).

b.5. Papan Nama


Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan
papan nama yang dipasang pada pintu panel dekat dengan pemutus
daya dan dapat dilihat dengan mudah. Cara-cara pemberian nama
harus menunjukkan dengan jelas rangkaian dari pemutus daya atau
alat-alat yang tersambung padanya. Keterangan mengenai hal ini
harus diajukan dalam gambar kerja.
Mimic diagram berwarna biru harus dipasang pada pintu, lengkap
dengan komponen-komponen dan tanda-tanda untuk komponen
tersebut.

b.6. Cadangan Sambungan di Kemudian Hari


Bila di dalam gambar dinyatakan adanya cadangan, maka ruangan-
ruangan tersebut harus dilengkapi dengan pemutus daya cadangan,
terminal, klem-klem pemasangan, pendukung dan sebagainya, untuk
peralatan yang dipasang di kemudian hari.
Kemungkinan penyambungan dikemudian hari dapat berupa
peralatan baru, misalnya saklar, pemutus daya, kontraktor dan lain-
lain.

b.7. Bus-Bar / Rel Daya


Bus-bar harus diatur sedemikian rupa, sehingga tersusun secara
mendatar dengan rapih sepanjang panel di dalam ruang yang
berventilasi.
60

Jarak antar rel daya harys memenuhi ketentuan pemasangan rel


daya di dalam PUIL 2000.

Bus-Bar harus terbuat dari bahan tembaga jenis "hard drawn high
conductivity" yang memenuhi standar B.S. 1433, dilapisi perak pada
bagian luarnya secara menyeluruh dengan ukuran sesuai dengan
kemampuan 150 % dari arus beban terpasang. Ukuran Bus-Bar
harus disesualkan dengan peraturan PUIL 2000. Sernua Bus-Bar
harus dipegang dengan kokoh oleh bahan isolator yang terbuat dari
bahan yang tidak menyerap air (non-hygroscopic) misalnya perselain
atau moulded isulator, sedemikian rupa sehingga mampu menahan
gaya mekanis yang terjadi akibat hubung singkat. Rel daya dicat
dengan warna yang sesuai dengan penandaan fasa menurut PUIL
2000.

Cat tersebut harus tahan terhadap temperatur sampai 70°C


Setiap panel harus mempunyai bus-bar netral dengan kapasitas
penuh (full netral) yang diisolir terhadap pentanahan dan sebuah bus
pentanahan yang telanjang, diklem dengan kuat pada kerangka dan
dilengkapi dengan klem untuk pengaman dari peralatan yang perlu
ditanahkan. Dalam hal ini, konfigurasi bus-bar adalah 3 fasa - 4
kawat - 5 bus.

Semua hubungan dari bus-bar menuju pemutus daya atau saklar


dengan arus Iebih besar dari 63 A harus dilakukan melalui batang-
batang tembaga dari jenis yang sama dengan bus-bar. Untuk arus
yang Iebih kecil, diizinkan menggunakan kabel herisolasi PVC (NYY
atau NYA).
Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan gambar kerja yang
menunjukkan ukuran-ukuran clan bus-bar dan susunannya.
Ukuran dari bus-bar harus merupakan ukuran sepanjang panel dan
disediakan cara-cara untuk penyambungan di kamudian hari.

Apabila saluran keluar (out going feeder) yang menuju ke satu


terminal terdiri atas beberapa buah kabel, tidak diperkenankan
menumpuk lebih dari 2 (dua) buah sepatu kabel pada satu terminal
atau bus-bar.
Bila terjadi hal demikian, harus dilakukan dengan cara
memasangkan batang tembaga tambahan untuk menyatukan sepatu
kabel tersebut pada satu terminal yang berlainan.

b.8. Alat-alat Ukur


Setiap panel harus dilenqkapi dengan alat-alat ukur dan trafo ukur
seperti yang ditunjukkan di dalam gambar rencana.
Bila digunakan amper meter selector switch (saklar pinch), pada saat
pemindahan pengukuran arus, saklar untuk ampere meter harus
dalam keadaan terhubung singkat.
Meter-meter harus dari type besi putar (moving iron) khusus untuk
dipasang secara tegak lurus di pintu panel. Kelas alat ukur yang
paling tinggi 1,5 dengan penunjukan melingkar (minimum 90°), skala
linier, dipasang secara flush dalam kotak tahan getaran, dengan
ukuran 96 mm x 96 mm.
Posisi dari saklar putar untuk volt meter dan amperemeter harus
ditandai dengan jelas.
61

b.8.1 Amperemeter (A-m)


Semua amperemeter harus mempunyai kemampuan beban
lebih sebesar 120 % dari batas atas penunjukkannya selama 2
jam dan dilengkapi dengan penunjuk berwarna merah (index
pointer) untuk menandai besarnya arus beban-penuh. Ampere
meter harus dipasangkan untuk beban motor sebesar 5,5 kW
atau lebih pada salah satu fasenya.
Amperemeter harus mampu menahan pergerakan yang timbull
akibat arus start motor dan mempunyai skala overload yang
rapat (compressed) untuk keperluan pembacaan arus start
tersebut.
Pada amperemeter harus terdapat mekanisme pengatur
penunjukan nol (zero adjusment) berupa sekrup pemutar
dibagian depan.

b.8.2 Voltmeter (V-m)


Voltmeter harus mempunyai ketepatan kelas 1,5 dan
mempunyai skala penunjukan yang lebar. Voltmeter dipasang
di sisi daya masuk melalui sikring pengaman jenis HRC dengan
arus nominal 3 A.
Pada voltmeter harus terdapat mekanisme pengatur
penunjukkan nol (zero adjustment) berupa sekrup pemutar di
bagian depan.

b.9. Trafo Arus


Trafo arus harus dari tipe kering untuk pemakaian di dalam ruangan
(indoor type), jenis jendela dengan perbandingan kumparan yang
sesuai dengan standar-standar VDE untuk keperluan pengukuran.
Pemasangan harus dilakukan secara kuat agar mampu menahan
gaya-gaya mekanis yang timbul pada waktu terjadinya hubungan
singkat 3 fasa simetris.
Trafo arus untuk amperemeter juga boleh digunakan bersamaan
dengan kWh meter dengan syarat tidak menguranqi ketelitiannya.
Bila ternyata ketelitian terganggu, harus digunakan trafo arus khusus
(terpisah).

b.10 Kabel-kabel Kontrol


Kabel kontrol (control wiring) dari panel-panel harus sudah dipasang
di pabrik / bengkel secara lengkap dan dibundel serta dilindungi
terhadap kerusakan mekanis.

Ukuran kabel kontrol minimum 1,5 mm2 dari jenis NYMHY dengan
tegangan nominal 600 volt.

Pada setiap ujung kabel kontrol ataupun pengukuran harus


dipasangkan sepatu kabel dengan ukuran kabclnya clan
clikencangkan
dengan alat penekan (press-tang / kraft-tang) secara baik, sehingga
dapat dicegah terjadinya hubung longgar (lost contact).
Setiap pemasangan ujung kawat kontrol atau pengukuran pada
terminal peralatan harus cukup kencang dan kokoh.

b.11 Merk Pabrik


Semua peralatan pengamanan harus diusahakan buatan satu
pabrik. Peralatan-peralatan sejenis harus dapat saling dipindahkan
atau dipertukarkan tempatnya pada rangka panel.
62

b.12 Peralatan Pengaman / Pemutus Daya

b.12.1 Moulded Case Circuit Breaker (MCCB)


Untuk pemutus daya cabang dengan arus lebih kecil dari 800 A
digunakan jenis rumah tuangan (moulded case circuit breaker -
MCCB) yang memenuhi standar B.S. 4752 Part 1 1977 atau
IEC 157.1 dan sesuai untuk temperatur operasi 400C (fully
tripicalized) dan mampu beroperasi untuk tegangan 660 VAC
dengan rating 1.000 VAC.

MCCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed" baik


pada posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi
performance.

Kontak utama yang harus meneruskan arus beban harus


terbuat dari bahan silver / tungsten dan mekanisme operasinya
dirancang untuk menutup dan membuka kontak-kontak
utamanya secara menyapu (wiping action).
Mekanisme operasi harus dari jenis "quick make" dan "quick
break" secara simultan pada ketiga / keempat kutubnya
sewaktu opening, closing maupun trip.
Mekanisme ini harus trip-free untuk m_ encegah kontak utama
menutup kembali tanpa sengaja.

Handle togel MCCB harus dapat membuka semua kutub


(kontak utama) secara bersamaan (simultan). Suatu arus
kesalahan mengalir pada salah satu kutup harus menyebabkan
ketiga kutub membuka secara bersamaan.

MCCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung pada masing-


masing kutubnya yang dapat disetel (adjustable) untuk arus
beban lebih (overload - inverse time) secara mekanis dengan
bimetal, pengatus arus hubung - singkat (overcurent -
instantaneous) secara mekanis dcngan solenoid (magnetis).
Untuk motor protector, hanya dipasang magnetic overcurrent
protection.
Setiap MCCB harus mempunyai tiga posisi opcrasi, yaitu ON,
OFF dan TRIP.
Kapasitas pemutus arus kesalahan (interrupting / breaking
capacity) tidak kurang dari 50 kA.

b.12.2 Miniature Circuit Breaker (MCB)


MCB yang digunakan harus memenuhi persyaratan B.S. 4752 /
part 1 1977 atau IEC 157.1 (fully tropicalized), mampu
heroperasi untuk tegangan sampai 660 VAC dengan rating
1.000 VAC.

MCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed", baik


pada posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi
performance.

Kontak utama yang meneruskan arus beban harus terbuat dari


bahan silver / tungsten dan mekanisme operasinya dirancang
untuk menutup dan membuka kontak-kontak utamanya secara
menyapu (wiping action).
63

Mekanisme operasi harus dari jenis trip-free untuk mencegah


kontak utama menutup kembali tanpa sengaja.
Handel togel MCB tiga fasa harus dapat membuka semua
kutub (kontak utama) secara bersamaan (simultan).

Suatu arus kesalahan mengalir pada salah satu kutub harus


menyebabkan ketiga kutub membuka secara bersarnaan.

MCB dilengkapi dengan fasilitas pelindung arus beban lebih


(overload inverse time) secara mekanis dengan bimetal dan
arus hubung singkat (overcurent instantaneous) secara
mekanis dengan solenoid (magnetis).
Arus nominal dari draw out MCCB dan MCB harus sesuai
dengan gambar, dengan kapasitas pemutusan (breaking
capacity) disesuaikan dengan letak pemutus daya tersebut.
Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa besarnya arus hubung
singkat 3 fasa simetris yang mungkin terjadi pada titik-titik
beban dan menganjurkan jenis MCCB serta MCB yang sesuai.
Hasil perhitungan dan katalog pemutus daya yang disarankan
untuk digunakan harus disertakan pada saat penawaran
pekerjaan.

5.1.9. Peralatan Penerangan

a. Umum
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories,
peralatan serta alat-alat lain yang diperlukan untuk operasi yang lengkap
dan sempurna dari semua peralatan penerangan. Fixture harus seperti
yang disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.
b. Kualitas dan Pengerjaan
Semua rnaterial dan accessories, balk yang disebut secara maupun
khusus harus dari kualitas terbaik.

Pengerjaan harus kelas satu dan menghasilkan armature setara dengan


standar komersil yang utama. Armatur harus sesuai dengan gambar dan
skedul, atau seperti yang disyaratkan di sini.
Semua armatur harus buatan Topslite, Artholite dan Philips.

c. Jenis armature
c.1. Lampu-lampu Flourescent (TL)
Lampu (bulb) harus dengan warna standar white deluxe.
Untuk twin lamp atau double TL harus dirangkai secara lead-lag
untuk meniadakan efek stroboskopis. Semua fixture harus dilengkapi
dengan kapasitor untuk perbaikan faktor kerja sehingga mencapai
minimum 0,96. Balast harus dari tipe low losses.
Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu harus
memenuhi standar PLN / SII / LMK.

c.2. Lampu Down Light.


Lampu down light yang dipasangkan di ruang-ruang tertentu
rnenggunakan jenis lampu sesuai dengan gambar rencana

c.3. Lampu Sorot (Flood Lighting)


Armatur lampu sorot dari jenis outdoor type yang tahan panas, tahan
cuaca (tahan korosi), balk untuk badan maupun kaca pelindung
armatur.
64

Badan armatur (armature housing) dan penutup belakang (rear


cover) terbuat dari high pressure die cast allumunium dengan
kandungan tembaga yang rendah.
Reflektor terbuat dari allumunium yang dipoles mengkilat, kaca tanah
panas setebal 5 mm dari jenis thoughened glass plate dengan
gasket karet silikon schingga keseluruhan armatur mempunyai-
derajat perlindungan IP 55. Jenis lampu yang digunakan adalah HPI-
T 400 W. Pemasangan armatur lengkap dengan pondasi dan rangka
/ sangkar pelindung armatur dari besi beton  6 mm yang dicat
hitam dilengkapi dengan engsel dan padlock (gembok)

d. Pemasangan
Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang oleh
tukang yang berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang disetujui
Konsultan Manajemen Konstruksi.

Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-bahan


yang perlu agar di peroleh hasil pemasangan yang baik.
Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa, sehingga
betul-betul lurus.

Armature yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted)


tidak boleh mempunyai sela-sela di antara bagian-bagian fixture dan
permukaan-perrnukaan di sebelahnya. Setiap badan (rumah) lampu harud
ditanahkan (grounded). Pada waktu diselesaikannya pemasangan
armature penerangan, peralatan
tersebut harus slap untuk bekerja dengan balk dan berada dalarn kondisi
sempurna serta bebas dari semua cacat / kekurangan.

Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya


harus menyala secara lengkap.

6.0 PENGUJIAN / PENYETELAN PERALATAN DAN SISTEM

6.1. Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan


pengujian (testing) penyetelan serta commissioning dari seluruh peralatan
listrik yang dipasang.
6.2. Semua tersting, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan kontrol
yang tergabung dalam pekerjaan renovasi sistem listrik ini serta penyediaan
semua instrumentasi dan tenaga kerja harus dilaksanakan oleh kontraktor.
Kontraktor harus menempatkan seorang ahli listrik yang berkompeten dan
berpengalaman untuk melaksanakan pengujian dan commisioning.
6.3. Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah
pengawasan Konsultan Manajemen Konstruksi antara lain :
* pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian
(section) maupun keseluruhan (overall)
* pengujian pentanahan panel
* pengujian kontinuitas konduktor
* pengujian fungsi kontrol manual dan otomatis pada panel-panel daya
* pengujian keseimbangan pembebanan (phasing-out)
* load testing
* penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan overload) dan
encatat data setelah yang dilakukan.
* semua instalasi Iistrik yang baru harus mendapat pengesahan dari PLN
atau badan resmi yang ditunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi.
65

6.4. Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah
diuraikan di atas atau standar-standar yang berlaku dan dicatat serta
dibuatkan berita acara pengujiannya.

Pasal 30
PEKERJAAN PAVING BLOCK

1. Umum

1.1. Lingkup Pekerjaan


Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelaksanaan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan jalan untuk paving block. Ada beberapa
hal yang terkait dalam pekerjaan ini yaitu :
a. Pembersihan lahan
b. Persiapan tanah untuk timbunan
c. Pekerjaan pemadatan
d. Pembuatan lapis pasir
e. Pemasangan paving block

1.2. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong harus mengukur kembali semua titik
elevasi dan koordinat-koordinat. Dan apabila terjadi perbedaan-perbedaan di
lapangan, Kontraktor wajib membuat gambar-gambar penyesuaian dan harus
mendapat persetujuan Pengawas.
Sebelum pelaksanaan dilakukan urugan tanah merah selanjutnya Pembentukan dan
pemadatan sampai dengan CBR Min 4 %

2. Bahan-Bahan

2.1. Bahan Lapis Pasir untuk Paving Block


a. Sumber Bahan
Kontraktor harus mencari lokasi sumber bahan untuk lapis ini biaya dari
pencarian dan pekerjaan muat, angkut, bongkar ke lokasi pekerjaan harus
sudah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor. Kontrak harus melaporkan
lokasi tersebut kepada Konsultan Pengawas secepatnya secara tertulis disertai
keterangan tentang kualitas bahan, perkiraan kuantitas bahan dan rencana
operasi pengangkutan bahan ke lokasi proyek. Bahan tersebut harus memenuhi
persyaratan dalam spesifikasi.

b. Bahan pasir tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi limit seperti di


bawah ini :

Ukuran tapis Prosentase (%) Lolos


terhadap berat :
9,25 mm 100
4,75 mm 95 - 100
2,36 mm 80 - 100
1,18 mm 50 - 95
600 mm 25 - 60
300 mm 10 - 30
150 mm 5 - 13
75 mm 0 - 10

c. Bahan pasir dapat berbentuk runcing lebih baik karena memberikan hasil yang
stabil, tetapi juga memerlukan pengontrolan kadar air yang lebih ketat pada saat
pemadatan. Butir pasir yang berbentuk runcing lebih baik karena membersihkan
hasil yang stabil, tetapi juga memerlukan pengontrolan kadar air lebih ketat
66

pada saat pemedatan. Untuk menghindarkan karakteristik pemadatan yang


berbeda-beda harus diusahakan agar sumber dari pasir tersebut adalah satu.

2.2. Bahan Paving Block


Paving block type straight warna abu t=6 cm + pasir beton 5 cm.
Paving block type straight warna Teracota t=6 cm + pasir beton 5 cm.

3. Pelaksanaan

3.1. Pekerjaan Timbunan Tanah

Bahan timbunan harus baik untuk pekerjaan lapisan jalan, jika dipadatkan harus
dapat mencapai hasil nilai CBR minimal yang disyaratkan sebesar 6 %. Jika
digunakan bahan timbunan yang tidak atau kurang baik dan tidak tercapai nilai CBR
minimal tersebut, ini harus dibongkar dan diganti dengan bahan yang baik tanpa
adanya tambahan pembiayaan untuk itu. Kontraktor harus melaporkan kepada
Konsultan Pengawas tentang tahapan-tahapan persiapan untuk pekerjaan subgrade
dan Kontraktor harus mengulangi pekerjaan pemadatan, jika dianggap perlu, untuk
tercapainya derajat kepadatan yang diinginkan atau disyaratkan. Sebelum
dipadatkan, dalamnya suatu lapisan yang akan dipadatkan tidak boleh lebih dari 20
cm. Setiap lapisan lepas harus dipadatkan dengan stamper yang ukurannya telah
ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Pemadatan harus dimulai dari tepi timbunan
dengan arah longitudinal, kemudian menggeser kearah sebelah dalam (ketengah
jalan). Lapisan terakhir harus diselesaikan dalam keadaan rata atau halus sampai
pada suatu lapisan dengan kerataan yang diinginkan.

Adapun hal yang harus diperhatikan adalah :

a. Pemerliharaan terhadap bagian pekerjaan yang telah selesai


Bagian lapisan timbunan yang telah selesai harus dijaga terhadap kemungkinan retak-retak
akibat pengeringan yang cepat atau akibat “traffic” kendaraan proyek atau hal-hal lain yang
menyebabkan lapisan tersebut rusak dan terganggu strukturnya.

b. Test atau pengujian


Test akan dilakukan baik di laboratorium maupun di lapangan, untuk mengetahui kepadatan
maksimum, derajat kepadatan lapangan, nilai CBR lapangan dan lain-lain yang dianggap
perlu pada lapisan ini. Pembiayaan test-test ini menjadi tanggungan Kontraktor.

3.2. Pekerjaan Lapis Pasir untuk Paving Block

a. Penyimpanan :
Bedding sand harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak tercampur dengan
tanah/kotoran disekitarnya. Tempat penimbunan harus mempunyai drainase yang baik dan
harus terlindung dari hujan sehingga air tetap merata.

b. Penghamparan pasir / bedding sand :


Pasir harus dihamparkan dengan rata diatas lapisan dasar (base course) sampai
ketebalan 4 cm padat dengan memperhatikan kadar air ketebalan 4 cm padat dengan
memperhatikan kadar air dan karakteristik gradasinya. Permukaan yang dihasilkan harus
rata. Bila concrete block telah selesai dipasang dan terlihat permukaan yang tidak rata
maka paving block tersebut harus diangkat kembali, pasir diratakan lagi sampai
diperoleh hasil yang rata. Bedding sand ini harus mempunyai kepadatan dan ketebalan
yang sama sehingga pemampatan akibat pemadatan merata. Lapisan yang lepas /
belum dipadatkan biasanya mempunyai ketebalan 5 sampai 15 mm lebih tebal dari
ketebalan padat yang disyaratkan. Selama penghamparan kadar air harus uniform dan
pasir yang belum dipadatkan tersebut harus dilindungi terhadap segala bentuk
pemadatan dan lalu lintas, sampai paving block selesai dipasang dan bersama-sama.
67

Bila ada bagian lapisan pasir yang tidak sengaja terkompaksi sebelum paving digaruk
dan diratakan. Waktu penghamparan harus diperhitungkan dengan baik sehingga tidak
terdapat lapisan pasir lepas yang tidak sempat ditutup dengan paving block pada hari
yang sama.

3.3. Pekerjaan Lapis Permukaan untuk Paving Block

a. Paving Block harus diletakkan berhimpitan satu dengan lainnya dengan pola sesuai
dengan gambar lansekap di atas bedding sand yang belum dipadatkan tapi sudah selesai
diratakan. Lebar celah antar block tidak boleh lebih dari 4 mm, celah ini harus merupakan
garis lurus dan saling tegak lurus, untuk itu diperlukan pemasangan snar pada 2 arah
yang saling tegak lurus untuk mengontrol letak dan ikatan antar block.

b. Cara meletakkan block dan pengisian celah antara :


Dalam memasang block harus diusahakan agar untuk pengisian celah antara block
dengan elemen-elemen lain seperti pinggiran saluran, bingkai jalan, bak kontrol dan lain-lain,
dipergunakan block dengan ukuran tidak dari 25 % dari ukuran utuh. Ruang antara yang
masih tersisa harus diisi setelah pemadatan awal dari paving block. Untuk celah lebih besar
dari 25 mm tetapi kurang dari 50 mm, dipergunakan aggregate halus dengan ukuran 10
mm dan mortar kering untuk celah yang lebih kecil. Untuk bagian-bagian jalan yang
menanjak, menurun, pemasangan block harus dilakukan dari bagian terendah kebagian
yang lebih tinggi. Pola pemasangan dan warna agar dibuat sesuai gambar, Kontraktor wajib
membuat gambar kerja untuk pola di daerah-daerah khusus.

c. Pemadatan Awal :

Alat kompaksi untuk keperluan ini harus merupakan "mechanical flat plate vibrator",
dengan karekteristik sebagai berikut :
- Plat dasar mempunyai luas : 0,25 - 0,50 m2.
- Gaya pemadatan yang dapat diberikan sebesar 1,5 ton sampai 2,0 ton.
- Frekuensi getaran : 75 - 100 Hz.

Paving Block harus terletak dengan mantap diatas bedding sand. Pemadatan harus
dilakukan segera setelah pemasangan paving block dengan minimal 2 passes. Jarak
antara bagian yang dipadatkan sampai bagian dimana sedang dilakukan pemasangan
block tidak boleh kurang dari 1,50 m. Adalah sangat penting untuk memadatkan bedding
sand segera setelah pemasangan block sehingga dapat dihindari berpindahnya pasir
yang masih dalam keadaan lepas karena bergeraknya block yang tidak diletakkan dengan
baik atau adanya air yang mengalir ketempat tersebut. Pemadatan harus diulangi pada
daerah selebar 1,00 m diukur dari akhir pemasangan / pemadatan yang dilakukan pada
hari sebelumnya melanjutkan dengan pekerjaan selanjutnya. Semua block yang rusak
selama pemadatan dan selama masa pemeliharaan harus segera diganti dengan yang
baru tanpa adanya biaya tambahan.Pejalan kaki boleh menggunakan jalan concrete block
ini setelah pemadatan awal sebelum penghamparan pasir pengisi, tetapi sebiknya setelah
sambungan atau celah antar block terisi pasir dan dipadatkan.

d. Pasir pengisi (joint filling) :

Pasir yang dipergunakan untuk mengisi celah antar block harus mempunyai gradasi
sedemikian rupa sehingga 90 % dari berat lolos dari tapis 1,18 mm (BS-410).
Pasir ini harus cukup kering sehingga dapat mengisi celah-celah dengan baik. Bahan ini
bebas dari garam dan zat-zat lain yang dapat merusak material paving block.
Segera setelah pemadatan awal dan pengisian akhiran-akhiran, pasir pengisi harus segera
dihamparkan dan diratakan dengan sapu sepanjang permukaan jalan atau trotoar dan
dimasukkan ke dalam celah-celah antara dengan bantuan kompaktor. Celah harus benar-
benar terisi oleh pasir kasar.
68

Kompaktor dari jenis lain boleh dipergunakan setelah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
Sebagai langkah pemadatan terakhir, permukaan jalan / trotoar harus dipadatkan dengan
mechanical flat plate vibrator, sehingga diperoleh permukaan yang padat dan rata dengan
kemiringan terhadap kedua arah tepi jalan sebesar 2 %.

e. Toleransi :

Toleransi ukuran bahan :


Bahan harus mempunyai panjang dan lebar yang seragam dengan toleransi maximum
tidak lebih dari 3 mm terhadap tebal nominalnya.

Toleransi kerataan permukaan jalan :


Toleransi kerataan permukaan akhir level block harus 10 mm dari permukaan yang
tercantum dalam gambar, sehubungan dengan peil permukaan saluran air dll.

Deviasi diukur dengan jidar lurus sepanjang 3 meter atau tempalte tidak boleh melebihi 8
mm dan perbedaan level dari satu block terhadap block disebelahnya tidak boleh melebihi
2 mm.

Pasal 31
PEKERJAAN BATU ALAM

A. Lingkup
Pekerjaan ini meliputi :
1. Pemasangan Lantai batu sikat warna / koral sikat t= 3 cm adukan 1 pc : 3 Ps
(Pancawarna ex. Flores)
2. Pemasangan Lantai batu sikat warna / koral sikat t= 3 cm adukan 1 pc : 3 Ps
(Hitam Alor ex. Alor)
3. Pemasangan Batu Andesit bakar ukuran 40x40 cm

B. Lantai Batu Sikat dan Andesit

Secara bentuk ada dua jenis batu yang sering digunakan untuk melapisi lantai,
batu kerikil dan sering diaplikasikan dengan sistem koral sikat dan batu yang
dibelah dan difinishing sedemikian rupa hingga berbentuk ubin dan sering disebut
dengan batu andesit.
Koral Sikat

Kerikil bulat kecil – kecil dan tidak tajam merupakan bahan atau material pokok
pada pengerjaan koral sikat. Sesuai dengan namanya pengerjaan koral sikat
dikerjakan dengan cara kerikil – kerikil tersebut ditebar sesuai dengan motif warna
yang diinginkan pada lantai yang sedang discreed, setelah ditebar lalu kerikil
tersebut diratakan dengan cara menaruh papan diatas kerikil – kerikil tersebut
sehingga kerikil tersebut hampir semua bagian terpendam pada adukan screed.
Setelah screed lantai setengah kering barulah disikat agar bagian atas kerikil –
kerikil tersebut terbebas dari adukan semen. Cara tersebut jika ingin langsung
mengaplikasikan batu koral sikat pada lahan yang akan difinish dengan koral sikat.

1. Persiapkan bidang kerja. Pemasangan batu koral harus sudah diatur


ketinggiannya. dan memberikan pembatas pada bagian yang menurun untuk
menahan adukan semen. Pembatas ini bisa dibuat dengan menggunakan
batang kayu atau bahan lainnya.
2. Beri adukan semen pada bagian yang akan dipasang batu koral dan ratakan
adukan tersebut
69

3. Letakkan batu koral diposisinya, berdasarkan pola. mengunakan bahan


koral tersebut di atas koral yang berbeda agar lebih menarik dan disusun
menggunakan pola
4. Setelah semua batu tersusun, ratakan dengan cara ditekan/diketuk dengan
kayu atau papan agar posisi batu masuk ke dalam adukan semen secara
merata.
5. Setelah ditekan, beri kembali adukan semen untuk menutupi rongga antar
batu koral
6. Singkirkan kelebihan adukan semen dengan papan kayu supaya batu
koralnya kelihatan.
7. Supaya adukan semen basah cepat kering, taburkan semen kering di
atasnya dan ratakan. Semen kering juga berguna untuk mengikat agar batu
koral tidak mudah lepas di kemudian hari.
8. Bersihkan permukaan batu koral dengan menggunakan kain lap agar sisa-
sisa kelebihan semen terangkat dan batunya terlihat kembali

Batu Andesit

Sementara batu andesit sudah berbentuk ubin – ubin dan cara pengerjaanya
hampir mirip dengan pemasangan keramik.
Kanstin bata merah
Pemasangan kanstin sebagai akhiran dari pemasangan koral sikat dan akhiran
batu andesit

Pasal 32
PEKERJAAN PEMBONGKARAN, PENGAMAN & PEMBERSIHAN
SETELAH PEMBANGUNAN

1. Pembersihan Tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam
Lingkup Pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam Buku RKS ini
dari semua barang atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi
setelah pekerjaan selesai menjadi tanggung jawab Kontraktor bersangkutan selesai.
2. Semua bekas bongkaran bangunan "Existing" pohon dan sebagainya, harus dikeluarkan
dari Tapak/Site konstruksi.
3. Selama pembangunan berlangsung, kontraktor harus menjaga keamanan bahan/
material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.

Pasal 33
PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memerlukan penyelesaian di lapangan akan
akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas dan Kontraktor, bila diperlukan
akan dibicarakan bersama Konsultan Perencana.
2. Sebelum penyerahan pertama, kontraktor wajib meneliti semua bagian pekerjaan yang
belum sempurna, dan harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih dipel, halaman harus
ditata rapih dan semua barang yang tidak berguna harus disingkirkan dari proyek.
3. Selama pemeliharaan, pemborong wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki
segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan pekerjaan
benar-benar telah sempurna.
70

Pasal 34
PENUTUP

Segala sesuatu yang belum tercantum di dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini,
akan ditentukan kemudian pada Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan akan dimuat
dalam Berita Acara Rapat Penjelasan

Bandung, 7 April 2022


Pejabat Pembuat Komitmen,

Ttd

Drs. H. Fathujaman, M.Ag.


NIP. 196411051990031002
1

Anda mungkin juga menyukai