Makalah Kelompok 10 - Kasus Vertigo - KMB III

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 27

TUGAS EKSPLORASI KASUS

PASIEN VERTIGO

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

Dosen Pengampu : Ns. Boby Febri Krisdianto, S.Kep, M.Kep

Disusun Oleh :

Kelompok 10/ A3 2020

Najma Kemala 2011312010

Dian Fadhilla Humaida 2011312052

Qorifa Azzahra 2011312073

Annisa Raudhatul Laili 2011313025

Memel Meiyuni 2011313034

PRODI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III yang di bimbing oleh Bapak Ns. Boby
Febri Krisdianto, S.Kep, M.Kep Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan penulis dan pembaca serta agar mahasiswa mampu menjelaskan
materi mengenai Analisi dan Eksplorasi kasus pada pasien dengan vertigo.
Terima kasih kami ucapkan kepada setiap anggota kelompok yang sudah
berkontribusi dalam menyusun makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada Ibu dosen, selaku pembimbing mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah III
yang telah memberikan tugas ini sehingga tugas ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang sedang kami tekuni. Kami juga mengucapk
an terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya se
hingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami t
ulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang memban
gun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 22 September 2022

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................5
TINJAUAN TEORITIS.............................................................................................................5
A. Defenisi...........................................................................................................................5
B. Etiologi............................................................................................................................5
C. Patofisiologi....................................................................................................................6
D. WOC...............................................................................................................................7
E. Klasifikasi.......................................................................................................................8
F. Penatalaksanaan..............................................................................................................8
G. Pemeriksaan Penunjang..................................................................................................9
H. Pendidikan Kesehatan.....................................................................................................9
BAB III.....................................................................................................................................11
ANALISIS KASUS.................................................................................................................11
A. Pengkajian.....................................................................................................................12
B. Diagnosa SDKI.............................................................................................................19
C. SLKI dan SIKI..............................................................................................................19
BAB IV....................................................................................................................................24
PENUTUP................................................................................................................................24
A. Kesimpulan...................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................25

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Vertigo (gangguan keseimbangan) merupakan suatu istilah yang berasal dari
Bahasa latin vertere yang berarti memutar. Vertigo seringkali dinyatakan sebagai rasa
pusing, sempoyongan, rasa melayang, badan atau dunia sekelilingnya berputar- putar
(Pulungan, 2018). Vertigo merupakan suatu ilusi gerakan, biasanya berupa sensasi
berputar yang akan meningkat dengan perubahan posisi kepala (Kusumastuti &
Sutarni, 2018).

Gejala vertigo seperti perubahan kulit yang menjadi pucat (pallor) terutama di
daerah muka dan peluh dingin (cold sweat). Gejala ini selalu mendahului munculnya
gejala mual/muntah dan diduga akibat sistem saraf simpatik (Kusumastuti & Sutarni,
2018). Vertigo bukan suatu gejala pusing saja, tetapi merupakan suatu kumpulan
gejala atau satu sindroma yang terdiri dari gejala somatik (nistagmus, unstable),
otonomik (pucat, peluh dingin, mual, muntah), dan pusing. Vertigo perlu dipahami
karena merupakan keluhan nomer 3 paling sering dikemukakan oleh penderita yang
datang ke praktek umum, bahkan pada orang tua sekitar 75 tahun, 50% datang ke
dokter dengan keluhan pusing (Kusumastuti & Sutarni, 2018).

Vertigo (gangguan keseimbangan) merupakan kelainan yang sering dijumpai


pada lanjut usia. Kelainan tersebut seringkali menyebabkan jatuh dan mengakibatkan
berbagai morbiditas seperti fraktur tulang panggul, cedera otak bahkan bisa fatal.
Kecelakaan adalah penyebab kematian keenam pada seorang berusia lebih dari 75
tahun akibat jatuh. Usia lanjut dengan gangguan keseimbangan memiliki risiko jatuh
2-3 kali dibanding usia lanjut tanpa gangguan keseimbangan. Tiap tahun berkisar
antara 20-30% orang yang berusia lebih dari 65 tahun sering lebih banyak berada di
rumah saja karena masalah mudah jatuh (Laksmidewi et al., 2016). Untuk bisa
menangani dan mengevaluasi pasien berusia diatas 60 tahun dengan gangguan
keseimbangan, klinisi harus mengerti tentang fisiologi keseimbangan dan perubahan-
perubahan fisiologis yang terjadi pada proses penuaan (Laksmidewi et al., 2016).

3
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu vertigo?
2. Apa etiologi dari vertigo?
3. Bagaimana patofisiologi dari vertigo?
4. Bagaimana WOC dari vertigo?
5. Apa saja klasifikasi dari vertigo?
6. Bagaimana penatalaksanaan pada vertigo?
7. Apa pemeriksaan penunjang untuk vertigo?
8. Apa pendidikan kesehatan yang dapat diberikan?
9. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien vertigo?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu vertigo
2. Untuk mengetahui etiologi dari vertigo
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari vertigo
4. Untuk memahami WOC vertigo
5. Untuk mengethaui klasifikasi vertigo
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari vertigo
7. Untuk mengethaui pemeriksaan penunjang untuk vertigo
8. Untuk mengetahui pendidikan kesehatan yang dapat dilakukan pada pasien
vertigo
9. Untuk memahami asuhan keperawatan pada pasien vertigo

4
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Defenisi
Vertigo merupakan sensasi berputar dan bergeraknya penglihatan baik secara
subjektif maupun objektif, Vertigo dengan perasaan subjektif terjadi bila seseorang
mengalami bahwa dirinya merasa bergerak, sedangkan vertigo dengan perasaan
objektif bila orang tersebut merasa bahwa di sekitar orang tersebut bergerak.

Vertigo sering terjadi pada orang tua. Penyebab vertigo yaitu Benign
Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV), Acute Vestibular Neuronitis (AVN), dan
penyakit Meniere.

B. Etiologi
Menurut (Sutarni , Rusdi & Abdul, 2019). Penyebab vertigo dapat dibagi
menjadi 5 yaitu: 

1. Otologi 
Otologi ini merupakan 24-61 kasus vertigo (paling sering), dapat disebabkan oleh
BPPV (benign paroxysmal positional vertigo), penyakit Meniere, parase N. VIII
(vestibulokoklearis) maupun otitis media. 
2. Neurologis
a. Gangguan serebrovaskular batang otak, serebelum 
b. Ataksia karena neuropati 
c. Gangguan visus 
d. Gangguan serebelum 
e. Seklerosis multiple yaitu suatu penyakit saat sistem kekebalan tubuh
menggerogoti lapisan pelindung saraf 
f. Malformasi chiari, yaitu anomaly bawaan di mana serebelum dan medulla
oblongata menjorok ke medulla spinalis melalui foramen magnum. 
g. Vertigo servikal.
3. Interna
Kurang lebih 33% dari keseluruhan kasus terjadi karena gangguan kardiovaskuler.
Penyebabnya biasanya berupa tekanan darah yang naik atau turun, aritma kordis,

5
penyakit jantung koroner, infeksi, hipoglikemia, serta intoksikasi obat,
misalnifedipin, benzodiazepine, Xanax
4. Psikiatrik 
Terdapat pada lebih dari 50% kasus vertigo. Biasanya pemeriksaan klinis dan
laboratoris menunjukkan hasil dalam bebas normal. Penyebabnya biasanya berupa
depresi, fobia, ansietas, serta psikosomatis (Sutarni , Rusdi & Abdul, 2019).
5. Fisiologis 
Misalnya, vertigo yang timbul ketika melihat ke bawah saat kita berada di tempat
tinggi

C. Patofisiologi
Dalam kondisi alat keseimbangan baik sentral maupun perifer yang tidak
normal atau adanya gerakan yang aneh atau berlebihan, maka tidak terjadi proses
pengelolahan input yang wajar dan munculah vertigo. Selain itu, terjadi pula respons
penyesuaian otot-otot yang tidak adekuat, seingga muncul gerakan abnormal mata
( nistagmus), unsteadiness atau ataksia sewaktu berdiri atau berjalan dan gejala
lainnya. Sebab pasti mengapa terjadi gejala tersebut belum diketahui.

Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau Central dalam kondisi
tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan,
maka proses pengolahan informasi atau terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo
dan gejala otonom; di samping itu, respond penyesuaian otot menjadi tidak adekuat
sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness,
ataksia saat bendiri/ berjalan dan gejala lainnya.

6
D. WOC
Post Operasi (Riwayat Cedera kepala/infeksi telinga)

Otolith lepas Gg pd tekanan


telinga/telinga
berdengung
BPPV/ labrynthitis
Penurunan
pendengaran
Vertigo perifer

Peningkatan tekanan intrakranial

Sistem keseimbangan
tubuh terganggu

Disorientasi Pusing, sakit kepala gg. rasa nyaman /


nyeri akut

Kesadaran
Peristaltik meningkat
menurun

Sulit mencari posisi


MK : Resiko cedera Mual, muntah nyaman untuk tidur
tinggi/ Resiko jatuh

Anoreksia

MK : Gg. Pola tidur

MK: Kekurangan MK: Perubahan


volume cairan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh/
defisit nutrisi
MK: Nausea

7
E. Klasifikasi
Berdasarkan gejala klinis:
a. vertigo paroksimal
Vertigo yang serangannya dtang mendadak, berlangsung beberapa menit atau hari,
kemudian menghilang sempurna, tetapi suatu Ketika serangan tersebut dapat
muncul Kembali
b. vertigo kronis
vertigo yang menetap, keluhannya konstan tanpa serangan akut.
c. vertigo yang serangannya mendadak atau akut, kemudian berangsur-angsur
mengurang.

F. Penatalaksanaan
Vertigo biasanya di atasi dengan menangani sesuai penyebabnya. Misal,
vertigo disebabkan pada gangguan telinga, maka diobati di bagian telinganya. Jika
vertigo disebabkan pada gangguan penglihatan, maka diobati di bagian
penglihatannya. Keluhan vertigopun akan hilang dengan sendirinya seiring dengan
sembuhnya yang mendasari vertigo tersebut. Pemberian vitamin antihistamin,
diuretika, dan pembatasan konsumsi garam yang telah diketahui dapat mengurangi
keluhan vertigo (Widjajalaksmi, 2015).

Penanganan yang diberikan pada vertigo selama ini dapat dilakukan dengan
farmakologi, non-farmakologi. Padafarmakologi, penderita biasanya akan diberikan
golongan antihistamin dan benzodiazepine. Salah satu terapi non farmakologi yaitu
menggunakan tekhnik brandtdarof. Tujuan utama terapi vertigo adalah mengupayakan
tercapainya kualitas hidup yang optimal sesuai dengan perjalanan penyakitnya,
dengan mengurangi atau menghilangkan sensasi vertigo dengan efek samping obat
yang minimal. 

Karena gerakan kepala memperhebat vertigo, pasien harus dibiarkan berbaring


diam dalam kamar gelap selama 1-2 hart pertama.Fiksasi visual cenderung
menghambat nistagmus dan mengurangi perasaan subyektif vertigo pada pasien
dengan gangguan vestibular perifer, misalnya neuronitis vestibularis. Pasien dapat
merasakan bahwa dengan memfiksir pandangan mata pada suatu obyek yang dekat,
misalnya sebuah gambar atau jari yang direntangkan ternyata lebih enak daripada
berbaring dengan kedua mata ditutup. Karena aktivitas intclektual atau konsentrasi

8
mental dapat memudahkan terjadinya vertigo, maka rasa tidak enak dapat diperkecil
dengan relaksasi mental disertai fiksasi visual yang kuat.Bila mual dan muntah bemt,
inöavena haras diberikan untuk mencegah dehidrasi. Bila vertigo tidak hilang hilang.
Banyak pasien dengan gangguan vestibular perifer alnit yang belum dapat
memperoleh perbaikan dramatis pada hari pertama atau kedua. Pasien merasa sakit
berat dan saagat takut mendapat serangan berikut Sisi penting neuronitis vestibularis
dan sebagian besar gangguan vestibular akut lainnya adalah jinak dan dapat sembuh.
Dokter harms menjelaskan bahwa kemampuan otak untuk beradaptasi akan meınbuat
vertigo menghilang setelah beberapa hari Latihan vestibular dapat dimulai beberapa
hari setelah gejala akut mereda. Latihan ini untuk memperkuat mekanisme
kompensasi sistem saraf pusat nutuk gangguan vestibular akut.

G. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Yayan A. Israr (2010) Pemeriksaan penunjang pada pasien vertigo
adalah CT sean atau MRI kepala, yang bisa menunjukkan kelainan tulang atau tumor
yang menekan saraf. Jika di duga suatu infeksi, bisa diambil contoh cairan dari telinga
atau sinus atan dari tulang belakang. Jika di duga terdapat penurunan aliran darah ke
otak, maka dilakukan pemeriksaan aagiograın, nutuk melihat adanya sumbatan pada
pembuluh darah yang menuju ke otak.

H. Pendidikan Kesehatan
Vertigo adalah salah satu bentuk nyeri kepala dimana penderita mengalami
persepsi gerakan yang tidak semestinya (rasa berputar melayang).

Gejala vertigo :

a. Nyeri kepala
b. Rasa berdenging /terasa penuh/pekak pada telinga
c. Rasa berputar/melayang
d. Keringat dingin
e. Mual
f. Muntah

Penyebab vertigo :

a. Gangguan pada telinga bagian dalam


b. Trauma di kepala/leher
c. Gangguan aliran darah otak
d. Migrain
e. Epilepsi

9
f. Tumor otak
g. Penyakit keturunan

Pemeriksaan vertigo :
– Pemeriksaan fungsi pendengaran
– Garpu tala
– Audiometri
– Pemeriksaan fungsi koordinasi tubuh
– Pemeriksaan fungsi keseimbangan
– Tes Romberg
– Tes Stepping (berjalan ditempat)
– Tes Tandem Gait

Bagaimana mencegah Vertigo :


1. Terapi Fisik
2. Memutar kepala
3. Kurangi kegiatan yang menyebabkan stress
4. Diet sehat& jaga asupan mineral
5. Tetap aktif & cukup istirahat
6. Konsultasi dengan dokter

Diet sehat
1. Hindari makanan yang mengandung gula. Makanan yang membantu menurunkan
kadar kolesterol : beras merah, kacang kedele, kacang mede, ikan tuna dan ikan
salmon
2. Mengkonsumsi susu yang tinggi kalsium
3. Buah-buahan : apel, pisang dan jeruk

10
BAB III

ANALISIS KASUS

Pengkajian post operasi Ny T (35 tahun) datang ke rumah sakit dengan


keluhan utama Pusing berputar sejak 2 hari Sebelum Masuk Rumah Sakit (SMRS),
pusing mendadak.pusing bertambah saat melakukan perubahan posisi, saat serangan
timbul pasien tidak bisa melakukan aktifitas: dalam satu minggu, 2 kali serangan.
berlangsung singkat ± 1 menit.Kronologi : Pasien mengeluh pusing berputar
disertai keringat dingin, mual dan muntah dan telinga kiri berdenging sejak 2 hari
sebelum masuk rumah sakit. Pasien datang ke IGD pada tanggal 20 Februari
2021karena mengeluh sakit kepala berputar dan muntah setiap makan dan minum,
dalam 1 hari kurang lebih 7 kali, muntah tidak menyemprot, berisi makanan dan
minuman yang dimakan sebelumnya, jumlah ± ¼ gelas. dan badan terasa lemas
sanpai tidak kuat membuka mata. Mual (+), muntah (+) 7 kali, demam (-) Nyeri
kepala (-), diplopia(-), blurred vision (-). Pasien juga memiliki keluhan telinga
berdengung sekitar 2 hari yang lalu.

Hasil pemeriksaan Fisik: Suhu Tubuh : 37.0oC (per axilla) Tekanan


Darah : 120/80, Nadi : 84 x/menit, regular. Laju Nafas : 20 x/menit, regular

- Inj RL 20 tpm
- Betahistine 3x6mg (po)
- Dimenhidrinate 2x50 mg (po)
- Flunarizine 2x5 mg (po)
- Inj. Ondansetron 4mg (jika mual muntah)
- Inj. Ranitidine 2x1 amp (i.v)

11
A. Pengkajian

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Nama : Ny. T (P)

MEDIKAL BEDAH No. MR : 12345678902

Tanggal Lahir/usia:/35 Th

Ruang : ………… Tgl. MRS : 20 Februari 2021 Tgl. Pengkajian: 20 Februari


2021 Pukul : ...........
A. PENGKAJIAN
DATA DASAR
Kesadaran: √ CM □ Apatis □ Delirium □ Somnolen □ Soporocoma □ Coma
TTV: TD 120/80mmHg, N 84X/mnt, S 37,0◦C, P 20X/mnt, Nyeri: □ Ya √Tidak
Gol Darah: .........Rh:....... TB:.......... BB: .........(Aktual/Perkiraan) LILA...........
Penanggung jawab:................. (keluarga/suami/istri/.....)Pembiayaan: .............................
Pekerjaan: ..............................
Keluhan Utama: pusing mendadak.pusing bertambah saat melakukan perubahan posisi, saat
serangan timbul pasien tidak bisa melakukan aktifitas:
Lama Keluhan: dalam satu minggu, 2 kali serangan. berlangsung singkat ± 1 menit.
Diagnosis Medis: Vertigo
POST OPERASI

1. Riwayat Kesehatan
1) RKS
pusing mendadak.pusing bertambah saat melakukan perubahan posisi, saat serangan
timbul pasien tidak bisa melakukan aktifitas: dalam satu minggu, 2 kali serangan.
berlangsung singkat ± 1 menit.
2) RKD

3) RKK

12
Genogram
O
Ket: O : perempuan,
□ : laki-laki,
† : meninggal,
: pasien
X : meninggal
dengan ...........
2. Pengkajian Fungsional Gordon
a. Pola Persepsi Dan Penanganan Kesehatan

Persepsi terhadap penyakit : klien memperhatikan penyakit dengan datang ke rumah sakit
untuk mendapatkan pengobatan
Kebiasaan: □ Merokok : √Tidak □ Ya, bungkus…..... / hr, lamanya ..........…
□ Minum Alkohol : √Tidak □ Ya, berapa botol …............./ hr, lama.........…
□ Obat- Obatan: √ Tidak □ Ya, nama obat ……………...............................
□ Lain- lain : …………………....................
Reaksi Alergi: ……………............................... Tindakan: ...
……………………………….........

b. Pola Nutrisi/Metabolisme: Keluhan: pasien mengalami penurunan berat badan yang


signifikan karna muntah setiap makan dan minum, dalam 1 hari kurang lebih 7 kali
Diet/Suplemen Khusus .........................................Perubahan BB 6 Bulan Terakhir: Tak
ada/Ada: _____kg. (↑/↓). Asupan nutrisi: √ Oral □ NGT □ Parenteral □Gastrostomi

Riwayat Masalah Kulit/Penyembuhan: Tak ada/ Ada ..........................................


Pantangan/Alergi:................................................................
Gambaran diet pasien dalam sehari (komposisi& ukuran):

Sebelum sakit Selama dirawat

Makan Pagi: Makan Pagi:

13
Makan Siang: Makan Siang:

Makan Malam: Makan Malam:

c. Pola Eliminasi: Keluhan : -

Pola Defekasi Pola Urinasi


Frekwensi.......................Konsistensi............... Frekwensi.......................Konsistensi.............
. Warna.............................Bau..........................
Warna.............................Bau........................... .
. Banyaknya......................................................
Banyaknya.............................................. .
Stoma .............................................................. Alat bantu.......................................................

Lain-
lain........................................................................................................................................

d. Pola Aktivitas /Olah Raga: Keluhan : klien kesulitan beraktivitas karna pusing makin
kuat ketika klien bergerak

Kemampuan Perawatan Diri (0 = Mandiri, 1 = Dengan Alat Bantu, 2 = Bantuan dari orang lain , 3 =
Bantuan peralatan dan orang lain, 4 = tergantung/tdk mampu)

Aktivitas 0 1 2 3 4

Makan/Minum √

Mandi √

Berpakaian/berdandan √

Toileting √

Mobilisasi di Tempat Tidur √

Berpindah √

14
Berjalan √

Menaiki Tangga √

Berbelanja √

Memasak √

Pemeliharaan rumah √

ALAT BANTU: ___Tdak ada _____Kruk _____Pispot ditempat tidur


_____Walker____Tongkat ______Belat/Mitela ________Kursi roda. Kekuatan Otot :

e. Pola Istirahat Tidur: Keluhan:pasien kesulitas tidur karna pusing ktika bergerak sedikit

Kebiasaan : _____jam/malam ______ tidur siang _____ Tidur sore


Merasa segar setelah tidur _____ Ta _____ Tidak.
Lain-lain___________________________________________________________________

f. Pola Kognitif –Persepsi: Keluhan : klien tampak meringis

Status mental: √ Sadar _____Afasia reseptif _____Mengingat cerita buruk


_____Terorientasi _____Kelam Pikir _____Kombatif _____Tak responsif
Bicara: √Normal _____Tak Jelas _____Gagap _____Afasia ekspresif
Bahasa sehari-hari √ Indonesia ______Daerah ______Lain-lain________________
Kemampuan membaca bahasa Indonesia _______Ya _______ Tidak
Kemampuan Berkomunikasi: √ Ya ________ Tidak _________________
Kemampuan Memahami: √ Ya ________ Tidak _______________________
Tingkat Ansietas: ________ Ringan _______ Sedang ________ Berat ________Panik
Keterampilan Interaksi: _______ Tepat ________ Lain-lain
_____________________
Pendengaran : _____ DBN _____Kerusakan ( ___Kanan ___Kiri) ____Tuli ( __Kanan
____Kiri_____ Alat bantu dengar ______ Tinnitus
Penglihatan : _____ DBN _____Kacamata _____Lensa Kontak
_____ Kerusakan _____Kanan_____Kiri _____Buta _____Kanan_____ Kiri
_____ Katarak _____ Kanan _____ Kiri_____ Glaukoma
_____ Protesis _____ Kanan _____ Kiri_____ Ya _____ Tidak
Vertigo

15
Ketidak nyamanan/Nyeri: _____Tdak ada _____Akut _____ Kronik _____
DeskripsiNyeri kepala (-), __________________________________
Penatalaksanaan Nyeri:
_____________________________________________________
_______________________________________________________________________
_

g. Pola Peran Hubungan:


 pasien kooperatif dalam menjalankan perawatan oleh tenaga medis
 keluarga membantu pasien dalam beraktivitas

Pekerjaan: ______________________________________________________
Status Pekerjaan: ______ Bekerja ______ Ketidakmampuan jangka pendek
______ Ketidakmampuan jangka panjang ______ Tidak Bekerja
Sistem Pendukung: ______ Pasangan ______Tetangga/Teman _____Tidak ada______
Keluarga serumah √ Keluarga tinggal berjauhan______
Masalah keluarga berkenaan dengan perawatan di RS: _______________________
Kegiatan sosial :_______________________

h. Pola Seksualitas/Reproduksi: Keluhan: -

Tanggal Menstruasi Akhir (TMA): ___________________________


Masalah Menstruasi: ______ Ya ______ Tidak ________________
Pap Smear Terakhir: _____________________________________
Pemeriksaan Payudara/Testis Mandiri Bulanan:_____ Ya ______ Tidak
Masalah Seksual B/D Penyakit:
_______________________________________________
lain-lain:_______________________________________________________________

i. Pola Koping-Toleransi Stres: Keluhan: klien mencoba menghilangkan keluhannya


dengan datang kerumah sakit untuk berobat

Masalah (finansial, perawatan diri):


_______________________________________________
Kehilangan/perubahan besar di masa lalu: ______ Tidak ______Ya ___________
Hal yang dilakukan saat ada masalah:____________________________________________
16
Penggunaan obat untuk menghilangkan stres:______________________________________
Keadaan emosi dalam sehari hari:_____________________santai______________tegang

j. Pola Keyakinan-Nilai : Keluhan:-

Agama: ....................Pantangan Keagamaan: _____ Tidak ______ Ya (uraikan)


Ibadah selama sakit :______________________________________________
Permintaan kunjungan rohaniawan pada saat ini: __ Ya ____ Tidak

i. Pola persepsi dan konsep diri : klien meerasakan keluhannya dan datang kerumah sakit
untuk menjalani pengobatan.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnostik:

Laboratorium:

PEMERIKSAAN FISIK

Gambaran

Tanda Vital TD : 120/80 mmHg S : 37.0 ◦C


N : 84x/menit P : 20x/menit

Kulit

Leher
Trakea

17
Karotid Bruit

Vena

Kelenjar

Tiroid

Lainnya

Dada

Jantung
Auskultasi

Ritme

PMI

Abdomen

Muskuloskeletal/Sendi

Nodus Limfe

Neurologi
Status Mental/GCS

Saraf Kranial

Motoris

Sensoris

DTR

Lainnya

18
Ekstremitas

Vaskuler Perifer

Payudara

Genitalia

Rectal

Lokasi Luka/nyeri/injuri*:

Keterangan:*Diarsir bagian
tubuh yang mengalami.
Apabila luka dilengkapi dengan
ukuran & jenis luka

Penatalaksanaan Medis:
Tanggal:
............. .............................................................................
.............................................................................
.............................................................................
.............................................................................
.............................................................................
.............................................................................

ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM


/TGL

19
1. DO : IMT tidak ideal vertigo Deficit nutrisi

DS : klien mengatakan sering mual sensasi

dan muntah muntah setiap makan dan berputar,pusing

minum, dalam 1 hari kurang lebih 7 mual muntah(berisi

kali, muntah tidak menyemprot, berisi makanan)

makanan dan minuman yang dimakan penurunan berat

sebelumnya, badan

deficit nutrisi

2. DO : klien tampak lemas vertigo Risiko jatuh

DS : Pasien mengeluh pusing berputar, sensasi berputar dan

telinga kiri berdenging sejak 2 pusing

hari,badan terasa lemah,tidak mampu gangguan

melakukan aktivitas sehari hari,tidak keseimbangan

kuat membuka mata resiko jatuh

B. Diagnosa SDKI
1. Defisit Nutrisi b.d ketidakmampuan mencerna makanan (muntah) d.d pasien
mengatakan sering mual dan muntah muntah setiap makan dan minum, dalam 1
hari kurang lebih 7 kali, muntah tidak menyemprot, berisi makanan dan minuman
yang dimakan sebelumnya
2. Resiko Jatuh b.d gangguan keseimbangan d.d Pasien mengeluh pusing berputar,
telinga kiri berdenging sejak 2 hari,badan terasa lemah,tidak mampu melakukan
aktivitas sehari hari,tidak kuat membuka mata

C. SLKI dan SIKI


DIAGNOSA KRITERIA HASIL INTERVENSI
Defisit Nutrisi Status nutrisi Manajemen nutrisi
Definisi : keadekuatan Observasi
asupan nutrisi untuk
memenuhu kebutuhan  Identifikasi status nutrisi
metabolisme  Identifikasi alergi dan

20
intoteransi makanan
1) Verbalisasi  Identifikasi makanan disukai
keinginan untuk  Identifikasi kebutuhan kalori
meningkatkan dan jenis nutrien
nutrisi meningkat  Identifikasi perlunya
2) Sikap terhadap penggunaan selang
makanan/minuman nasogastrik
sesuai dengan tujuan  Monitor asupan makanan
kesehatan meningkat  Monitor berat badan
3) Berat badan  Monitor hasil pemeriksaan
membaik laboratorium

Terapeutik

 Lakukan oral hygiene


sebelum makan, jika perlu
 Fasilitasi menentukan
pedoman diet (mis. piramida
makanan)
 Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang
sesuai
 Berikan makanan tinggi
serat untuk mencegah
konstipasi Berikan makanan
tinggi kalori dan tinggi
protein
 Berikan suplemen makanan
jika perlu
 Hentikan pemberian makan
melalui selang nasogatrik
jika asupan oral

Edukasi

 Anjurkan posisi duduk, jika


mampu diet yang
diprogramkan

Kolaborasi
 pemberian medikasi sebelum
makan (mis. pereda nyeri,
antleretik), jika perlu

21
 Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu

Manajemen cairan

Observasi

 Monitor status hidrasi (mis.


frekuensi nadi, kekuatan
nadi, akral, pengisian
kapiler,kelembapan mukosa,
turgor kulit, tekanan darah)
 Monitor berat badan harian
 Monitor berat badan
sebelum dan sesudah dialisis
 Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium (mis.
hematokrit, Na, K, Cl, berat
jenis urine, Monitor status
hemodinamik (mis. MAP,
CVP, PAP, PCWP Jika
tersedia)

Terapeutik
 Catat intake-output dan
hitung balans calran 24 jam
Berikan asupan cairan,
sesual kebutuhan
 Berikan cairan intravena,
jika pertu

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian diuretik, jika
perlu
Resiko Jatuh Tingkat jatuh Pencegahan jatuh
Definisi :derajat jatuh
berdasarkan observasi atau Observasi
sumber informasi  Identifikasi faktor risiko
1) Jatuh saat berdiri jatuh (mis, usia >65 tahun,
menurun penurunan tingkat

22
2) Jatuh saat berjalan kesadaran, defisit kognitif,
menurun hipotensi ortostatik,
3) Jatuh saat naik gangguan keseimbangan,
tangga menurun gangguan penglihatan,
4) Jatuh saat neuropati)
membungkuk  Identifikasi risiko jatuh
menurun setidaknya sekali setiap shift
Keseimbangan atau sesuai dengan kebijakan
Definisi : kemampuan Institusi
mempertahankan  Identifikasi faktor
ekuilibrium tubuh lingkungan yang
1) Keseimbangan saat meningkatkan risiko jatuh
berdiri meningjat (mis lantai licin,
2) Keseimbangab saat penerangan .kurang)
berjalan meningkat  Hitung risiko jatuh dengan
3) Pusing menurun menggunakan skala (mis.
Fall Morse Scale, Humpty
Scale) jika perlu
 Monitor kemampuan
berpindah dari tempat tidur
ke kursi roda dan sebaliknya

Terapeutik
 Orientasikan ruangan pada
pasien dan keluarga Pastikan
roda tempat tidur dan kursi
roda selalu dalam kondisi
terkunci
 Pasang handrall tempat tidur
 Atur tempat tidur mekanis
pada posisi terendah
 Tempatkan pasien berisiko
tinggi jatuh dekat dengan
pantauan perawat dari nurse
station
 Gunakan alat bantu berjalan
(mis. kursi roda, walker)
 Dekatkan bel pemanggil
dalam jangkauan pasien

Edukasi

 Anjurkan memanggil

23
perawat jika membutuhkan
bantuan untuk berpindah
Anjurkan menggunakan alas
kaki yang tidak licin
 Anjurkan berkonsentrasi
untuk menjaga
keseimbangan tubuh
 Anjurkan melebarkan jarak
kedua kaki untuk
meningkatkan keseimbangan
saat berdiri
 Ajarkan cara menggunakan
bel pemanggil untuk
memanggil perawat

24
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Vertigo merupakan kondisi yang diakibatkan karena adanya gangguan pada
telinga atau pada saraf ocousticus yang mengakibatkan nyeri dan kelemahan ototleher
serta keseimbangan tubuh pasien.

Dengan adanya pemeriksaan fisioterapi yang teliti maka seseorang dapat


mengetahui penyebab dari vertigo tersebut, sehingga fisioterapi dapat melakukan
intervensi pada kasus tersebut dengan tepat walaupun dalam pemeriksaan
manajemenn pelayanan di Rumah Sakit harus memberikan aplikasi terapi sesuai
dengan konsultan darai dokter Rehabilitasi Medik pada kasus vertigo ini yang
disebabkan oleh trauma.

Berbagai masalah yang timbul pada kondisi ini yaitu adanya nyeri,
keterbatasan LGS (Lingkup Gerak Sendi), penurunan kekuatan otot, serta
keseimbangan pasien yang berkurang. Modalitas terapi yang diberikan untuk
mengatasi masalah tersebut yaitu Micro Wave Diathermy (MWD) dan massage
terapi. Selain itu pasien juga diberikan edukasi untuk melakukan latihan dirumah
seperti yang telah diajarkan oleh terapis.

Dengan pelaksanaan terapi dengan menggunakan modalitas tersebut hasil


yang diperoleh menunjukkan perkembangan positif yaitu di buktikannya dengan
Micro Wave Diathermy (MWD) dapat penurunkan nyeri, massage terapi dengan
teknik stroking dan efflurage dapat meningkatan LGS, massage terapi dengan teknik
stroking dan efflurage dapat meningkatan kekuatan otot, serta dengan Standing
Balance Test dapat meningkatan keseimbangan sehingga mampu melakukan aktivitas
sehari- hari di lingkungan sekolah dan lingkungan rumahnya dapat meningkatkan
kualitas hidup bermasyarakat.

25
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Defenisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

PPNI. 2018. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

Pedoman Penatalaksanaan Vertigo Perhimpunan Dokter Spesialis syaraf Indonesia


(PERDOSSI) tahun 2012

26

Anda mungkin juga menyukai