Makalah Manajemen Perkantoran Kel.10
Makalah Manajemen Perkantoran Kel.10
Makalah Manajemen Perkantoran Kel.10
EFESIENSI PERKANTORAN
DISUSUN OLEH :
Ishar (1930203146)
DOSEN PENGAMPU :
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan dengan bantuan dari
sebagian pihak rekan kami yang sudi memperlancarkan pembuatan makalah kami. Terlepas
dari semua materi yang telah kami sediakan, kami sadari pastinya masih ada banyak
kekurangan baik dari tata bahasa maupun susunan kalimat .
Dan dengan keterbukaan kami menerima segala kritik dan juga saran supaya
kedepannya kami bias memperbaiki pembuatan makalah kami.
Kami ucapkan banyak trimakasih dan semoga dengan dibuatnya makalah ini dapat
membantu memperluas wawasan dan bermanfaat bagi semuanya.
PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu efesiensi perkantoran
2. Bagaimana penerapan efesiensi dalam perkantoran
3. Bagaimana Peran Controlling Dalam Efisiensi
Efesiensi adalah suatu bentuk kemampuan dimana setiap perihal pekerjaan dapat
dijalankan seminimal dan sefeketif mungkin dan dengan menggunakan sumber daya yang
dilakukan dalam mencapai tujuan suatu organisasi.
Efesiensi kerja yang merupakan bentuk dari kegiatan pelaksanaan yang terdapat ide
ide tertentu yang dilaksanakan tanpa memberikan nilai kurang dalam tujuan yang akan
dicapai, dengan itu efesiensi kerja dilaksakan dengan cara yang mudah dalam mengerjakan
nya , tersingkat waktunya, termurah biayanya dan juga teringan dal beneannya serta target
dan jarak yang sangatlah pendek juga
Efesiensi yaitu asas asas dasar yang terdaoat suatu perbandingan terbaik yang
meliputi suatu usaha dari kerja dengan hasil dari pekerjaan.
Segi usaha
Kegiatan dapat dikatakan efesien jika dengan suatu bentuk usaha tertentu tersebut
dapat memberikan hasil yang banyak, baik dari aspek mutu maupun jumlah satuan hasil itu.
Segi hasil
Apabila hasil yang telah dicapai dalam suatu pekerjaan telah mencapai target dengan
suatu proses usaha yang telah dilakukan baik itu usaha yang maksimal maupun seminimal
mungkin. Usaha dapat dinilai dari pikiran, tenaga, waktu, ruang, dan juga benda (termasuk
uang).
Miranda (2003) menyatakan bahwa efisiensi adalah prediksi keluaran/ output pada
buaya minimum, atau merupakan rasio antara kuantitas sumber yang digunakan dengan
keluaran yang dikirim.
Perbandingan terbaik antara usaha kerja dan hasilnya dalam setiap pekerjaan terutama
ditentukan oleh bagaimana pekerjaan itu dilakukan. Jadi efisiensi kerja pada umumnya
merupakan perwujudan dari cara-cara bekerja yang efisien, dilihat dari segi usaha yang
meliputi 3 unsur yaitu waktu, biaya dan metode kerja (tenaga dan pikiran), suatu cara bekerja
yang efisien ialah cara yang dengan tanpa sedikitpun mengurangi hasil yang hendak dicapai
yaitu2 :
Suatu cara bekerja efisien yang dipraktekkan pada suatu satuan usaha tertentu akan
mengakibatkan tercapainya hasil yang dikehendaki, bahkan dalam derajat yang tinggi
mengenai mutu dan hasilnya. Jadi hasil yang maksimal dalam setiap pekerjaan tergantunga
pada cara bekerja yang efisien.
Jadi Efisiensi adalah perbandingan terbaik antara suatu kegiatan dengan hasilnya.
Menurut definisi ini, efisiensi terdiri atas 2 unsur yaitu kegiatan dan hasil dari kegiatan
tersebut. Kedua unsur ini masing-masing dapat dijadikan pangkal untuk mengembangkan
Efisiensi merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi besarnya sumber/biaya
untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan.
A. Pemakaian pikiran
1. Pekerjaan yang dilakukan dengan menyak yang memerlukan banyak pikiran dapat
juga diseledaukan dengan tenaga jasmani saja
2. Urgensi dalam pencapaian suatu pekerjaan tidaklah harus selalu banyak sehingga
dapat menjadikan kesukaranndalam membedakan pekerjaan satu dengan yang lain
3. Dalam mengemas suatu pekerjaan hendaknya diberikan tanda tanda pengenal dan
juga keterangan yang terdapat seperti halnya isi dari pekerjaan tsb
4. Dengan adanya pekerjaan yang terdapat beberapa langkah yang tidaklah mudah
sebisanya dilakukan langkah langkah permukaan dan disiapkan sehingga dalam
penyelesaian dapat dilakukan secara bertahan
B. Pemakaian tenaga
1. Kegiatan yang melibatkan pergerakan tubuh sebisanya haruslah dapat dijadikan
pekerjaan yang dapat dilakukan dengan bantuan mekanis
2. Pada setiap pekerjaan yang memakai jari tangan, maka hendaklah beban tugas tsb
dapat dilakukan dengan kedua tangan berbarengan dan dilakukannya secara tepat
3. Gerak gerak tangan serta anggota badan lain yang dapat dilakukan secara berlebih
maka lebih baik untuk mengurangi dan slalu mengibgrik .
C. Pemakaian waktu
1. Dalam menjalankan waktu perkejaan harus lah produktif,
2. Dapat menjadwalkan pemanfaat waktu sebaik mungkin
D. Pemakaian ruang
Dalam penempatan setiap alat dan juga benda yang slalu bersangkutan dengan setiap
Bagan pegawai hendaknya benda tsb didapati lebih dekat dengan oegawai yang bersangkutan
dengan tujuan dapat mengurangi waktu yang terbuang yang disebabkan dengan huku hilir
nya dalam mengambil benda tersebut.
Benda yang terdapat dalam suatu organisasi tetapi tidak dipergunakan lagi hendaknya
untuk mengalihkan benda tsb dengan tujuan dapat meminimalisir kan alokasi dan dan juga
ruangan tsb
E. Pemakaian benda
Peralatan yang digunakan dalam suatu organisasi hendaknya memiliki corak yang
sekiranya sangat serba guna sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik
Prosedur kerja adalah serangkaian tata kerja yang saling berkaitan satu sama lain sehingga
menunjukan adanya suatu urutan tahap demi tahap dan jalan yang harus di tempuh dalam
rangka untuk menyelesaikan suatu bidang tugas tertentu.
Tata kerja adalah cara-cara pelaksanaan kerja yang dilakukan seefisien mungkin atas
sesuatu tugas dengan mengingat segi-segi tujuan, fasilitas, tenaga kerja, peralatan, waktu,
ruang dan biaya yang tersedia.
Sistem kerja adalah serangkaian tata kerja dan prosedur kerja yang kemudian membentuk
suatu kebulatan pola tertentu dalam rangka untuk melaksanakan sesuatu bidang pekerjaan.
Berdasarkan pengertian yang ada maka manfaat yang bisa didapatkan dari adanya prosedur
kerja, tata kerja dan sistem kerja, antara lain yaitu:
1) Melalui prosedur kerja, tata kerja, dan sistem kerja yang dibuat dengan tepat, maka
dapat dilakukan standarisasi dan pengendalian kerja dengan sangat tepat pula.
2) Prosedur kerja, tata kerja, dan sistem kerja sangat penting artinya karena merupakan
penjabaran dari tujuan, sasaran, program kerja, fungsi-fungsi serta kebijakan ke dalam
kegiatan-kegiatan pelaksanaan operasional perusahaan sehari-hari.
3) Prosedur kerja, tata kerja, dan sistem kerja sangat bermanfaat baik bagi para
pelaksana ataupun seluruh pihak yang berkepentingan untuk dijadikan sebagai panduan
dalam bekerja.
Dalam penyusunan prosedur kerja, tata kerja dan sistem kerja, maka perlu diperhatikan
beberapa hal berikut ini:
1) Harus sesuai dengan kebijakan pimpinan dan kebijakan umum yang ditentukan pada
tingkat yang lebih tinggi.
2) Harus dinyatakan secara tertulis dan disusun secara sistematis serta dituangkan
secara bentuk manual (dicetak).
3) Harus bisa mendorong pelaksanaan kegiatan secara efisien serta menciptakan
jaminan yang memadai bagi terjaganya sumber-sumber yang berada di bawah
pengendalian organisasi.
4) Harus dikomunikasikan atau diinformasikan secara sistematis kepada seluruh
petugas atau pihak yang berkepentingan.
5) Secara periodik harus ditinjau dan dievaluasi kembali serta jika perlu direvisi dan
disesuaikan dengan kondisi terkini.
Secara umum pengaturan kebijakan prosedur kerja, tata kerja dan sistem kerja dapat
dinyatakan sebagai berikut:
1) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti petunjuk serta bertanggung
jawab kepada atasan masing-masing dengan menyampaikan laporan berkala dengan
tepat pada waktunya.
2) Setiap pimpinan wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi serta singkronisasi,
baik dalam lingkungan instansi masing-masing ataupun dengan instansi atau kantor lain.
3) Setiap pimpinan organisasi wajib mengolah serta memanfaatkan laporan guna bahan
pengambilan keputusan, penyusunan laporan lebih lanjut serta memberikan petunjuk
kepada bawahan.
4) Dalam penyampaian suatu laporan, setiap satuan organisasi wajib memberikan
tembusan kepada satuan organisasi lainnya yang secara fungsional memiliki hubungan
kerja.
Dalam memberikan suatu motivator kepada tiap pegawai haruslah dapat dilakukan
oleh seorang ppemimpin ataupun bisa disebut dengan manajer dengan tujuan dapat
tercapainya suatu target organisasi yang lebih awal sudah ditetapkannya kekonsistennannya.
Dalam pemberian motivasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain sbb5:
5
Opcit,hal 57
KESIMPULAN
Efisiensi pekerjaan kantor dapat mempercepat pencapaian target yang telah digariskan
dengan menghemat waktu dan tenaga. Maka dari itu, semua pegawai di dalam kantor dituntut
agar bekerja dengan efisien dengan maksud semuanya bisa mencapai keberhasilan bersama
secara kolektif. Dalam moralnya, setiap pegawai di dalam kantor tidak boleh mempunyai
pikiran pembocoran atau penghamburan, tidak boleh mempunyai pikiran bekerja lamban,
tidak boleh mempunyai pikiran semaunya, karena semua itu akan mempengaruhi hasil
kerjanya.
Seorang pegawai yang hasil kerjanya jelek, sudah tentu akan mendapat teguran dari
pimpinannya, bahkan bisa diputuskan hubungan kerjanya apabila dianggap sudah parah.
Pegawai macam ini termasuk pegawai tidak efisien, atau pegawai yang memiliki efisiensi
kerja rendah. Pegawai yang tidak menyukai penghamburan, umumnya akan bekerja dengan
efisien, dan pegawai yang bekerja efisien tidak mengeluh walaupun banyak yang harus
dikerjakan. Sebaliknya, pegawai yang tidak efisien akan mengeluh jika ia diberi pekerjaan
agak banyak, bahkan sedikit saja ia sudah mengeluh. Pegawai macam ini jelas adalah yang
malas dan ini tidak termasuk di dalam lingkaran efisiensi pekerjaan. Oleh sebab itu, cara
bekerja yang efisien harus terus menerus dipraktekkan dan diterapkan agar supaya jiwa
efisiensi benar-benar bisa melekat pada diri setiap orang sehingga keseluruhan kantor
menjadi berpotensi (memiliki tenaga) besar.
DAFTAR PUSTAKA
http://fanierna.blogspot.com/2015/12/efisiensi-perkantoran.html?m=1
https://www.ilmu-ekonomi-id.com/2020/03/pedoman-kerja-prosedur-kerja-dan-aturan-
kerja-di-perusahaan.html?m=1 (Diakses pada Rabu ,16 Juni 2021 pada pukul 16.14 WIB
Umam, Khairul,. 2014, Manajemen Perkantoran Referensi untuk Para Akademis Dan
Praktisi, Pustaka Setia,Bandung.