LP RPK
LP RPK
LP RPK
Disusun Oleh :
Keterangan :
a. Asertif : Emosi yang diungkapkan tanda mencederai orang lain
b. Frustasi : Gagal dalam mencapai apa yang diinginkan sebab terdapat
hambatan atau tidak terwujud
c. Pasif : Kelanjutan respon yang mana klien tidak mampu mengekspresikan atau
mengungkapkan perasaan yang dirasakannya
d. Agresif : Perilaku merusak atau destruktif yang masih dapat dikontrol
e. Amuk : Perilaku merusak atau destruktif yang tidak dapat dikontrol.
(Nurhalimah, 2016)
3. Etiologi
Salah satu penyebab dari klien melakukan tindakan resiko perilaku kekerasan
adalah faktor sosial budaya. Pada umumnya individu akanmarah apabila dirinya
merasa bahaya baik fisik, psikis maupun terhadap konsep diri. Jika seorang individu
dihadapkan dengan penghinaan, kekerasan. kehilangan, terancam, masalah dengan
keluarga atau teman baik permasalahan eksternal maupun internal pada umumnya
individu mengalami peningkatan emosianal.(Kandar & Iswanti, 2019)
Dalam buku SDKI (PPNI, 2017) menyebutkan penyebab perilaku kekerasan
sebagai berikut :
a. Individu tidak mampu mengendalikan emosi atau marah
b. Stimulus lingkungan
c. Terdapat konflik interpersonal
d. Status mental berubah
e. Penggunaan obat dihentikan atau terputus
f. Penyalahgunaan zat atau alkohol
a. Subjektif
1) Mengancam baik secara lisan maupun fisik
2) Memaki/ mengumpat dengan kata yang tidak pantas
3) Berbicara dengan suara keras
4) Ketus saat diajak bicara
b. Objektif
1) Mencederai dirinya sendiri maupun orang lain
2) Menyerang
3) Membanting barang-barang maupun lingkungan
4) Berperilaku agresif karena tidak bisa mengontrol emosi
5) Menatap dengan tatapan yang tajam
6) Mengepalkan tangan
7) Mengatupkan rahang dengan kuat
8) Postur tubuh tegang
9) Wajah memerah
6. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Untuk pasien yang menderita gangguan emosi atau kemarahan, seringkali ada
beberapa pengobatan. Penatalaksanaan farmakologis menggunakan obat
antiansietas dan obat penenang hipnotik, seperti lorazepam dan clonazepam,
obat penenang ini sering digunakan untuk menenangkan perlawanan klien. Ada
juga golongan antidepresan yang termasuk dalam golongan obat ini, seperti
amitriptilin dan triazolon. Obat tersebut menghilangkan agresivitas pasien
dengan gangguan jiwa. (Muliani et al., 2019)
b. Penatalaksanaan Keperawatan
Menurut (Nurhalimah, 2016) penatalaksanaan keperawatan untuk pasien
resiko perilaku kekerasan sebagai berikut :
1) Strategi Pelaksanaan Pasien
a) SP 1 Pasien: Latih pasien cara mengontrol perilaku kekerasan
dengan cara fisik 1 yaitu tarik nafas dalam
b) SP 2 Pasien: Latih pasien cara mengontrol perilaku kekerasan
dengan cara fisik 2 yaitu memukul bantal
c) SP 3 Pasien: Latih pasien cara mengontrol perilaku kekerasan
dengan cara verbal
d) SP 4 Pasien: Latih cara mengontrol perilaku kekerasan dengan cara
spiritual
e) SP 5 Pasien : Latih pasien cara mengontrol pasien dengan cara patuh
minum obat
2) Strategi Pelaksanaan Keluarga
a) SP 1 Keluarga: Mendiskusikan masalah yang dirasakan klien dan
keluarga dan menjelaskan cara merawat pasien dengan perilaku
kekerasan
b) SP 2 Keluarga: Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat
pasien dengan perilaku kekerasan.
B. Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
1) Proses Keperawatan
Dalam proses keperawatan hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan
pengkajian, pengkajian dapat dilakukan dengan wawancara dan observasi langsung
terhadap klien dan keluarga. Dengan wawancara dan observasi dapat ditemukan
manifestasi klinis dari perilaku kekerasan. Wawancara dapat berupa pertanyaan
berikut :
a. Boleh saya tahu apa penyebab ataukah ada kejadian yang membuat anda
marah?
b. Silahkan ceritakan kepada saya ketika anda marah apa yang andarasakan?
c. Ketika anda marah bagaimana perasaan anda?
d. Ketika anda marah kemudian apa yang anda lakukan?
e. Apa akibat dari cara marah yang anda lakukan?
f. Apa yang dapat dilakukan untuk menghilangkan atau menghentikan saat
anda marah?
g. Apakah terdapat cara lain untuk dapat mengekspresikan kemarahan anda?
Core Problem
Resiko Perilaku Kekerasan