Tugas Terapi - Akupresure
Tugas Terapi - Akupresure
Tugas Terapi - Akupresure
TERAPI AKUPRESUR
Disusun Oleh:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memahami tentang terapi Akupresur.
2. Tujuan Khusus
a. Memahami tentang klasifikasi terapi Akupresur.
b. Memahami tentang komponen dasar dari terapi Akupresur.
c. Memahami indikasi dan kontraindikasi terapi Akupresur.
d. Memahami mekanisme kerja terapi Akupresur.
e. Memahami keefektifan terapi Akupresur sebagai terapi komplementer.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Terapi akupresur adalah sistem pengobatan dengan cara menekan- nekan pada
titik- titik tertentu pada tubuh (meridian) untuk memperoleh efek rangsang pada energi
vital (QI) guna mendapatkan kesembuhan dari suatu penyakit atau untuk
meningkatkan kualitas kesehatan (Ikhsan, 2019). Akupresur adalah terapi dengan
menekan titik di bagian tubuh yang merupakan jalur meridian (saluran dalam tubuh
yang dilewati energi chi) dengan penekanan menggunakan tangan terutama jempol
sehingga dengan penekanan tersebut akan mempengaru chi (energi), xie (darah), dan
organ-organ tubuh baik organ padat (cang) dan organ berongga (fu) sehingga
keseimbangan panas dan dingin tubuh bisa harmonis, daya tahan tubuh meningkat
sehingga pathogen penyakit bisa ditangani oleh imunitas tubuh tersebut (wei chi).
Akupresur adalah perkembangan terapi pijat yang merupakan turunan dari ilmu
akupunktur yang menggunakan jari tangan sebagai pengganti jarum tetapi dilakukan
pada titik-titik yang sama seperti yang digunakan pada terapi akupunktur (Hartono,
2012).
Akupresur adalah suatu tindakan penekanan secara tepat pada titik khusus bagian
tubuh untuk menurunkan nyeri, memberikan relaksasi dan mencegah atau mengurangi
mual (NIC, 2004 dalam Satrya, 2018).
D. Klasifikasi Akupresur
1. Shiatsu
2. Jin Shin
Suatu pola penekanan yang lembut dan berkepanjangan pada titik- titik akupresur
yang penting pada meridian dan jalur- jalur yang terpilih, setiap titik ditekan
selama 1-5 menit. Terapi ini dilakukan dalam keadaan meditatif untuk
menyeimbangkan chi, sang energi vital.
3. Do-in
Suatu bentuk pemijatan terhadap diri sendiri pada otot dan titik- titik meridian.
Do-in juga mencakup gerakan, peregangan, dan latihan pernafasan.
4. Tui-Na
Tui-Na adalah versi China untuk pijat yang merangsang titik- titik akupresur
dengan menggunakan berbagai ragam gerakan tangan.
Chie adalah zat sari makanan dan Sie adalah darah, secara singkat disebut Energi
vital.
Ada dua sumber energi vitsl, yaitu energi vital bawaan dan energi vital didapat.
Energi vital bawaan, berasal dari orang tua seperti watak, bakat, rupa, kesehatan
fisik dan mental.Energi vital bawaan ini disimpan di dalam ginjal. Energi vital
berasal dari sari makanan yang diperoleh dari ibu selama di kandungan, maupun
diperoleh saat sudah lahir dari makanan, air, udara, serta dukungan sosial dan
lingkungan.
Meridian paru- paru dimulai dari ruang tengan perut (pusar), kemudian naik ke
atas mencapai lambung menembus diafragma, terus kedua paru- paru,
langsung ke tenggorokan dan keluar di sela iga I dan II di daerah dada, lau
melintasi lengan menuju ibu jari tangan.
Meridian usus besar dimulai dari pangkal kuku jari telunjuk kiri dan kanan,
naik ke bahu. Sampai dibahu berbelok dan bercabang sampai ke tengkuk
mencapai benjolan persendian tulang leher 7 dan tulang punggung 1, dan
kembali ke bahu. Di bahu meridian ini bercabang turun ke bawah melintasi
paru- paru mencapai usus besar. Sedangkan cabang yang lain naik dari tulang
selangka pipi, melintasi bibir, dan naik ke tepi hidung sampai bawah mata
bertemu dengan meridian lambung.
3) Meridian Lambung
Meridian lambung dimulai dari titik terakhir meridian usus besar, naik
mencapai pangkal hidung, keluar di bawah tulang mata dan pipi, melintasi pipi
hingga ujung bibir, rahang, dan naik sampai di samping kepala. Dari rahang
bawah ada cabang menuju leher depan dan luar. Sampai di tulang selangka,
meridian pecah menjadi dua cabang yang berjalan sejajar di kiri kanan garis
tengah tubuh, dari dada sampai ke rambut kemaluan. Sebuah cabang yang lain
masuk mencapai lambung dan limpa, terus ke bawah dan bertemu dengan
meridian luar di pangkal paha, menjulur ke paha hingga bawah lutut, dan
bercabang kembali. Sebuah cabangnya sebelum sampai di jari kaki kedua
bercabang juga ke jari jempol untuk menyambung dengan meridian limpa.
Cabang satunya berakhir pada jari tengah kaki.
4) Meridian Limpa
Meridian limpa dimulai dari ibu jari kaki, terus naik sampai perut melintasi
kaki bagian dalam. Di perut, meridian ini bercabang, sebuah cabangnya ke
limpa, lambung, terus ke jantung, paru- paru dan mencapai pangkal lidah.
Cabang yang lain menuju sisi luar payudara, naik ke arah tulang rusuk ke 3,
dan turun ke samping badan, sampai di antara tulang rusuk ke 6 dan 7.
5) Meridian Jantung
Meridian jantung dimulai dari ketiak, sebuah cabangnya turun menuju lengan
sampai di kelingking, sedang cabang lain ke atas melintasi dada menuju
jantung.di jantung, cabang tersebut bercabang dua. Sebuah cabang ke atas
sampai di bola mata dengan melintasi leher dan pangkal lidah. Adapun cabang
lainya ke bawah menuju usus kecil.
Meridian usus kecil dimulai dari kelingking tangan, belok ke titik T14,
dipangkal tulang leher ke 7 lalu naik ke bahu. Sampai di bahu bercabang dua,
sebuah cabang naik ke leher, pipi, pelipis, telinga, dan pangkal hidung
menyambung dengan meridian kantong kemih. Cabang lainya ke bawah
menembus jantung menuju usus kecil.
7) Meridian Kantong Kemih
Meridian kantong kemih dimulai dari sudut mata bagian dalam, naik ke
kepala bertemu dengan titik meridian Tu 20 (puncak kepala). Cabang lain
menuju otak dan keluar lagi menuju tengkuk, berjalan menuju tulang belikat
bagian dalam. Kedua meridian kantong kemih (kanan dan kiri) berjalan sejajar
dengan tulang punggung sampai daerah pinggang, lalu masuk ke dalam tubuh
berhubungan dengan gunjal dan kantong kemih.
Meridian ginjal dimulai dari telapak kaki terus melingkar di mata kaki
bagian dalam, naik ke paha. Di paha, meridian becabang dua, sebuah cabang
ke meridian luar, sedangkan cabang lain masuk ke tulang ekor, naik menyusuri
tulang tersebut sampai ginjal, kantong kemih, hati, paru- paru, dan pangkal
lidah. Meridian luar menjalar ke atas perut di antara meridian lambung dan
garis tengah badan, berakhir di bawah tulang selangka.
9) Meridian Selaput Jantung
Meridian selaput jantung dimulai dari dada selebar 4 jari di atas puting
susu dan dua jari ke samping, menelusuri lengan bagian dalam sampai di
telapak tangan, kemudian bercabang dua. Cabang yang satu menuju jari
tengah sedangkan yang lainya ke jari manis. Di dada, sebuah cabangnya
masuk ke selaput jantung. Dari jantung terus ke bawah menembus diafragma,
ke ruang tengah, dan perut bagian dalam.
10) Meridian Tri Pemanas
Meridian kantong empedu dimulai dari sudut mata bagian luar menuju
kepala, dan tengkuk. Sebuah cabang dari pipi menyusup ke dada dan
berhubungan dengan organ dalam kantong empedu, terus ke perut bagian
bawah. Cabang lainya tampak seperti meridian luar, berjalan di bagian sisi luar
tubuh sampai ke punggung kaki untuk kemudian bercabang. Sebuah
cabangnya menuju ibu jari kaki dan lainya ke jari empat kaki berakhir di ujung
jari kaki tersebut.
Meridian hari dimulai dari pangkal kuku jempol kaki bagian luar dekat
jari kaki kedua, naik ke paha bagian dalam, masuk daerah kemaluan, terus ke
atas mencapai hati. Di daerah ruangan tengah perut timbul cabang menuju
lambung, dan naik ke paru- paru. Cabang lain dari hati langsung ke leher,
pangkal lidah, mengitari bibir, menembus mata hingga di puncak kepala.
13) Meridian Ren
Meridian Ren dimulai dari depan lubang dubur masuk ke perut bagian
bawah, daerah kelamin, merambat ke atas di tengah garis tubuh sampai di
leher dan rahang bawah, melingkari bibir, kemudian terpecah menjadi dua
cabang yang masing- masing melintasi pipi sampai di bawah mata kiri dan
kanan.
14) Meridian Tu
3. Titik akupuresur
Titik ini berhubungan langsung dengan organ dan daerah tubuh yang dilintasi
oleh meridianya.
b. Titik istimewa yang umumnya berada di luar lintasan meridian
Titik ini mempunyai indikasi atau kegunaan khusus, tidak tergantung pada
tempatnya.
Titik nyeri jika dipijat akan terasa sakit atau linu. Titik ini berfungsi sebagai
titik terapi untuk mengurangi keluhan lokal/ setempat.
1. Indikasi
Beberapa indikasi dilakukan akupresur antara lain pada kondisi sakit kepala tipe
tegang, migren, ketegangan otot, depresi, kecemasan, membantu lebih rileks,
mengatasi nyeri misal nyeri sendi, nyeri tulang belakang.
2. Kontraindikasi
Akupresur merupakan terapi yang dapat dilakukan dengan mudah dan efek
samping yang minimal. Namun, akupresur tidak boleh dilakukan pada bagian
tubuh yang luka, bengkak, tulang retak atau patah dan kulit yang terbakar.
Selain itu hindari melakukan terapi pada pasien dengan kondisi gawat, misalnya
terjadi serangan jantung, gagal nafas, dan penyakit pada saraf otak (stroke, pecah
pembuluh darah).
Akupresur bisa menggunakan ujung ibu jari untuk menekan, beberapa orang ada
yang lebih cocok memberikan tekanan dengan telunjuk atau jari tengah.
1. Pasien tidak boleh dalam keadaan emosional, terlalu sedih atau gembira, perut
terlalu lapar atau kenyang, kondisi tubuh terlalu lemah.
2. Sebaiknya tidak melakukan akupresur dalam keadaan berdiri, posisi terbaik adalah
duduk santai atau tidur santai, posisi senyaman mungkin.
3. Tekanan pijatan hendaklah tidak terasa sakit, apalagi sampai mengakibatkan
memar, untuk menghindari luka sebaiknya kuku jari pendek dan tumpul.
4. Selain dengan jari, pemijatan dapat dilakukan dengan pangkal telapak tangan,
siku, kepalan, atau benda tumpul yang halus. Pijatan hendaknya menimbulkan
rasa aman dan nyaman.
Cara memijat:
Cara kerja:
Ketika semua jalur energi terbuka dan aliran energi tidak lagi terhalang oleh
ketegangan otot atau hambatan yang lain, maka energi tubuh akan menjadi seimbang.
Keseimbangan membawa kesehatan yang baik dan perasaan sejahtera. Jika salah satu
jalur tersumbat, maka perlu aplikasi dengan tekanan yang tepat menggunakan jari
untuk mengendurkan ketegangan otot, membuat sirkulasi darah lancar, dan
menstimulasi atau menyeimbangkan aliran energi.
Menurut jurnal Renintyas (2017) dalam hal ini peneliti memberikan intervensi
acupressure pada titik L1 4, pada pasien dengan keluhan dysmenorhoe. Acupressure
digunakan untuk pasien tersebut bertujuan untuk mengurangi nyeri haid. Dengan
acupressure dapat meningkatkan kadar endorfin yang berguna untuk pereda nyeri yang
diproduksi tubuh dalam darah dan opioid peptida endogeneus di dalam susunan syaraf
pusat. Jaringan syaraf akan memberi stimulus pada sistem endokrin untuk melepaskan
endorphin sesuai kebutuhan tubuh dan diharapkan dapat menurunkan rasa nyeri saat
menstruasi.
Problem, Population :
Intervensi:
Intervensi pada jurnal ini adalah kelompok pada penelitian ini diukur nyeri
dysmenorhea sebelum dan sesudah dilakukan akupresur. Akupresur dilakukan sebanyak 7
kali oleh terapis dan dilanjutkan mandiri oleh remaja puteri sampai haid berikutnya.
Khusus dysmenorhea, titik Sanyinjiao (SP6) adalah titik-titik meridian untuk melakukan
akupresur pada penderita dysmenorrhea.
Comparasion:
Teknik akupresure ini dapat diberikan pada pasien atau klien yang mengalami nyeri
seperti pada jurnal dapat digunakan sebagai alternatif dalam pengurangan nyeri pada kasus
dysmenorea. Pada penelitian ini telah terbukti bahwa akupresur efektif terhadap penurunan
nyeri dysmenorhea. Selain itu, akupresur juga merupakan terapi yang mudah dipelajari
(praktis),aman dan tanpa biaya serta perlu dilakukan secara mandiri dan berkesinambungan
untuk meningkatkan kesehatan reproduksi perempuan.
Seperti yang disampaikan oleh Sarni Yati (2019) dalam penelitiannya terapi
akupresur banyak digunakan oleh masyarakat untuk mengatasi dismenore primer.
Akupresur memiliki angka keberhasilan cukup tinggi dengan sedikit atau tanpa komplikasi
jika kelainan hanya bersifat fungsional, diagnosa tepat, teknik baik serta prognosa yang
memungkinkan. Selain itu, akupresur juga mudah dilakukan dengan biaya yang murah.
Berdasarkan hasil penelitian Pada jurnal yang telah dilakukan peneliti tentang Pengaruh
Teknik Akupresur Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Pada Siswi Kelas X Yang
Mengalami Dismenore Primer. Kurang dari separuh siswi berada pada skor 4-6 yaitu
sebanyak 48% siswi sebelum dilakukannya teknik akupresur, kurang dari separuh siswi
berada pada skor 1-3 dan 4-6 yaitu 32% siswi sesudah dilakukannya tehnik akupresur,
adanya pengaruh pelaksanaan akupresur antara nyeri sebelum dan nyeri sesudah, dengan
nilai signifikansi 0.000, dan beda rata-rata sebelum dan sesudah 0,645.
Menurut Nevy Norma Renityas (2017) dalam hal ini peneliti memberikan
intervensi acupressure pada titik L1 4, pada pasien dengan keluhan dysmenorhoe.
Acupressure digunakan untuk pasien tersebut bertujuan untuk mengurangi nyeri haid.
Intensitas nyeri dysmenorrhoe setelah dilakukan acupressure di titik Li 4 adalah skala nyeri
1 (9 orang), Skala nyeri 2(8 orang), skala nyeri 4 ( 5 orang). Pada kelompok intervensi
peneliti melakukan terapi akupresur pada titik LI4 sebanyak tiga kali dalam satu hari
selama 30 menit dengan jeda 10 menit setiap perlakuan. LI-4 (Hegu) memiliki aksi
(peranan) sebagai penenang dan antispasmodic yang sangat kuat, sehingga digunakan
dalam banyak kondisi yang menyakitkan, baik pada meridian dan juga organ, khususnya
pada Lambung, Usus dan Uterus(dalam hal ini bisa juga digunakan untuk penurunan nyeri
dysmenorhoe)., LI-4 secara luas digunakan sebagai titik distal pada sindrom gangguan
nyeri pada tangan atau bahu, karena ia menghilangkan gangguan dari meridian. LI-4
memiliki pengaruh yang kuat pada pikiran dan dapat digunakan untuk menenangkan
pikiran dan menghilangkan kecemasan, dalam hal ini dysmenorhoe bisa disebabkan oleh
stress, dan gannguan psikologis. Dengan titik Li 4 dapat mengatasi hal tersebut.
Berdasarkan jurnal Januari Kristining Tyas, Apolonia Antonilda Ina, dan Probo
Tjondronegoro (2018) dari hasil observasi 3 jam setelah perlakuan didapatkan terdapat
penurunan skala nyeri, dimana penelitian yang dilakukan pada siswi SMA Mardisiswa
Semarang menghasilkan bahwa terapi akupresur titik Sanyinjiao dapat menurunkan skala
dismenore. Skala dismenore pada 80 responden sebelum dilakukan terapi akupresur paling
banyak pada skala sedang (skala 4-6) yaitu skala 5. Ada pengaruh terapi akupresur titik
Sanyinjiao terhadap penurunan skala dismenore pada siswi SMA Mardisiswa Semarang.
Didukung dari data jurnal Heni Wijayanti dan Selviana (2019) ada pengaruh terapi
akupresur Sanyinjiao Point terhadap intensitas nyeri dismenorea primer di SMAN 11
Semarangdengan p value 0.000.
Outcome:
Pada penelitian ini telah terbukti bahwa akupresur efektif terhadap penurunan nyeri
dysmenorhea. Selain itu, akupresur juga merupakan terapi yang mudah dipelajari
(praktis),aman dan tanpa biaya serta perlu dilakukan secara mandiri dan berkesinambungan
untuk meningkatkan kesehatan reproduksi perempuan. Penelitian mengenai pengaruh
akupresur SP6 terhadap dysmenorea dysmenorhea di Indonesia masih terbatas sehingga
perlu dilakukan penelitian lanjutan dan lainnya untuk hasil yang lebih valid dan relevan.
Pada jurnal dapat dilihat bahwa dari 31 siswi yang mengalami dismenore primer, kurang
dari separuh siswi berada pada skor 1-3 dan skor 4-6 yaitu sebanyak 32% siswi.
KESIMPULAN
Nasronudin. (2019). Penyakit Infeksi di Indonesia & Solusi Kini dan Mendatang.
Surabaya: Pusat Penerbit dan Percetakan Unair.
Pratiwi, Subur, & Sanistioro. (2017). Buku saku 1 petunjuk prkatis toga dan akupresure.
Jakarta: Kemenkes RI.
Satrya, A. (2018). Analisis Praktik Keperawatan Pada Pasien Chronic Kidney Disiase
(CKD) Dengan Efek Pemberian Terapi Akupresur dan Aromaterapi Bunga
Lavender Terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan di Ruang Hemodialisa RSUD
Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Kalimantan Timur: Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhamadiyah.
Setiowati, W & Pawestri, N,D. (2018). Efektivitas Terapi Akupresur Terhadap Frekuensi
Enuresis Pada Anak Usia 3-4 Tahun. Jurnal Darul Azhar, 94-102.
Tyas., Ina., & Tjondronegoro. (2019). Pengaruh Terapi Akupresur Titik Sanyinjiao
Terhadap Skala Dismenore. Jurnal Kesehatan, 7(1), 1-8.
Wijayanti & Selviana. (2019). Akupresure Sanyinjiao Point Mampu Menurunkan
Intensitas Nyeri Dismenorhea Primer. Jurnal Smart Kebidanan, 5(2), 70-76.
Yati, S. (2019). Pengaruh Tehnik Akupresur Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Pada
Siswi Kelas X Yang Mengalami Dismenore Primer Di Sma Neg. 2 Kota Sungai
Penuh Tahun 2015. Menara Ilmu, 13(5).