Pemutusan Hubungan Kerja
Pemutusan Hubungan Kerja
Pemutusan Hubungan Kerja
Oleh
Kelompok 4 :
Alhamdulillahi Rabbil alamin segalah puji bagi pencipta alam ini karena dengan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah dapat kami selesaikan tepat
pada waktunya Amin.
Penyusun juga mengucapkan banyak terimakasih kepada seluruh aspek yang
telah membantu dalam pembuatan makalah ini, terutama kepada Dosen Mata Kuliah
yang telah memberikan amanah kepada kami untuk menyusun makalah ini serta
selalu membimbing kami dan terutama rekan-rekan kelompok yang selalu senatiasa
mencurahkan waktunya.
Penyusun juga sangat mengharapkan banyak kritikan dan saran dari pihak
manapun yang telah membaca makalah yang sifatnya membagun dan penyusun
terbuka tangan untuk menerima segala sumbangsinya
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................1
B. Ruang Lingkup.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian PHK...............................................................................................4
B. Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dari PHK...................................................6
C. Sifat Dari PHK.................................................................................................8
D. PHK secara Massal........................................................................................10
E. PHK Ditinjau Dari Hukum Perburuhan.........................................................12
F. Penyelesaian PHK Ditingkat Perusahaan dan Pemerantaraan ......................14
.............................................................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................16
B. Saran...............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemutusan hubungan kerja pada dasarnya merupakan masalah yang
kompleks karena mempunyai kaitan dengan pengangguran, kriminalitas, dan
kesempatan kerja. Seiring dengan laju perkembangan industri serta meningkatnya
jumlah angkatan kerja yang bekerja dalam hubungan kerja, maka permasalahan
pemutusan hubungan kerja merupakan topik permasalahan karena merupakan
masalah kehidupan manusia.
Pemutusan hubungan kerja bagi tenaga kerja merupakan awal
kesengsaraan karena sejak saat itu penderitaan akan menimpa tenaga kerja itu
sendiri maupun keluarganya dengan hilangnya penghasilan. Namun dalam
praktek adanya pemutusan hubungan kerja masih saja terjadi dimana-mana.
Bagi perusahaan terjadinya pemutusan hubungan kerja sebenarnya
merupakan suatu kerugian karena harus melepas tenaga kerjanya yang selama ini
sadar atau tidak sadar sudah dilatih dengan menggunakan ongkos yang banyak
dan sudah mengetahui cara-cara kerja yang dibutuhkan perusahaan. Namun
terkadang perlu diadakan pemutusan hubungan kerja untuk menyelamatkan
perusahaan serta untuk mencegah korban yang lebih besar.
Dengan demikian terjadinya pemutusan hubungan kerja bukan hanya
menimbulkan kesulitan dan keresahan bagi tenaga kerja, tetapi juga akan
menimbulkan kesulitan dan keresahan bagi perusahaan . oleh karena itu masing-
masing pihak harus bisa saling menjaga agar tidak terjadi pemutusan hubungan
kerja (PHK) dan perusahaan dapat berjalan dengan baik.
Masalah mengenai pemutusan hubungan kerja (PHK) selalu menarik
untuk dikaji dan ditelaah lebih mendalam. Tenaga kerja selalu menjadi pihak
yang bila diperhadapkan pada pemberi kerja yang merupakan pihak yang
memiliki kekuatan. Sebagai pihak yang selalu dianggap lemah, tak jarang para
tenaga kerja selalu mengalami ketidakadilan bila diperhadapkan dengan dengan
kepentingan perusahaan. Sebagai contoh banyak sekali kasus-kasus yang terjadi
seperti yang baru-baru ini kasus PT. Dirgantara Indonesia (PT. DI), Texmaco, dan
lain-lain.
Pemutusan hubungan kerja (PHK) telah memiliki pengaturan tersendiri.
Namun undang-undang yang mengatur mengenai PHK tersebut juga memiliki
beberapa kelemahan. Namun law inforcement yang terdapat dilapangan juga
masih sangat rendah. Sehingga, infrastruktur penegakan hukum tidak mampu
untuk melaksanakan apa yang sudah diatur dalam UU nya. Pemerintah dalam hal
ini telah mengeluarkan peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pemutusan
hubungan kerja dimana pengaturan pelaksanaan selalu disempurnakan secara
terus-menerus. Maksud peraturan-peraturan yang berkaitan dengan pemutusan
hubungan kerja selain untuk melindungi pekerja dari kehilangan pekerjaan, juga
memberikan perhatian kepada pengusaha atas kesulitannya menghadapi
perkembangan ekonomi yang tidak menentu.
Tujuan utama hukum perburuhan adalah untuk melindungi kepentingan
buruh (tenaga kerja). Tujuan tersebut dilandasi oleh filosofi besar bahwa buruh
selalu merupakan sub ordinat dari pengusaha. Karena itu, hukum perburuhan
dibentuk untuk menetralisir ketimpangan tersebut, maka hal tersebut terjadi
karena kegagalan secara substansi dan kepentingan di lapangan yang lebih
berpihak pada pengusaha ketimpang buruh.
Adapun undang-undng yang mengatur pemutusan hubungan kerja
adalah undang-undang No.12 Tahun 1964 tentang pemutusan hubungan kerja di
perusahaan swasta, undang-undang ini telah mencabut ”Regeling Ontslgrecht
Voor Bepaalde Niet Europese Arbeiders ” atau peraturan tentang pemutusan kerja
bagi bukan buruh Eropa dan peraturan-peraturan lain mengenai pemutusan
hubungan kerja seperti tersebut didalam kitab undang-undang Hukum perdata
pasal 1601 sampai dengan 1603. yang berlawanan dengan ketentuan-ketentuan
tersebut didalam undang-undang ini.
B. RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup dari makalah pemutusan hubungan kerja (PHK)
yang dapat kami bahas disini adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Menjelaskan tentang pengertian pemutusan hubungan kerja
b. Menjelaskan tentang hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemutusan
hubungan kerja
c. Dapat menjelaskan tentang sifat pemutusan hubungan kerja
d. Menjelaskan tentang adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) secara
massal
e. Menjelaskan tentang pemutusan hubungan kerja jika ditinjau dari
hukum perburuhan
f. Menjelaskan tentang penyelesaian pemutusan hubungan kerja di
tingkat perusahaan dan di tingkat pemerantaraan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat kami tarik dari pembahasan diatas
adalah sebagai berikut :
1. Pemutusan hubungan kerja (PHK) adalah suatu
proses pelepasan keterikatan antara sama antara perusahaan dengan tenaga
kerja, baik atas permintaan tenaga kerja bersangkutan maupun atas
kebijakan perusahaan yang karenanya tenaga kerja tersebut dipandang sudah
tidak mampu memberikan produktifitas kerja lagi atau karena kondisi
perusahaan yang tidak memungkinkan
2. Berdasarkan undang-undang No. 12 tahun 1964
dan ketentuan-ketentuan dalam Bab 7A Buku KUH Perdata yang masih
berlaku, maka ada 4 cara terjadinya pemutusan hubungan kerja yaitu :
a. Pemutusan Hubungan Kerja
Demi Hukum
b. Pemutusan Hubungan Kerja
Oleh Buruh
c. Pemutusan Hubungan Kerja
Oleh Majikan/Pengusaha
d. Pemutusan Hubungan Kerja
Oleh Pengadilan
3. Menurut UU No. 12 Tahun 1964 ada 2 macam
pemutusan hubungan kerja yaitu :
a. PHK secara perseorangan/perorangan
b. PHK secara besar-besaran/massal
4. Menurut sifatnya, PHK dapat dibedakan
menjadi :
a. Pemutusan Hubungan Kerja Secara Terhormat
b. Pemutusan Hubungan Kerja Sementara
c. Pemutusan Hubungan Kerja Secara Tidak Terhormat
DAFTAR PUSTAKA