Fetf
Fetf
Fetf
STILISTIKA
A. Latar belakang
dipahami lebih baik sehingga dapat dinikmati (dulce) lebih intens serta
lukis, gerak dan irama pada seni tari, nada dan irama pada seni musik, dan
sebagainya. Oleh sebab itu, tidak dapat dipungkiri bahwa karya sastra
memiliki kepekaan terhadap pola pola makna dalam semua jenjang bahasa
karya sastra ditemukan dalam karya itu sendiri (Widdowson, 1978; Teeuw,
berikut:
texts themselves.”
Dengan demikian, sebuah karya sastra dapat dilihat dari teks sastra
Dengan stilistika dapat dijelaskan interaksi yang rumit antara bentuk dan
makna yang sering luput dari perhatian dan pengamatan para kritikus
sastra.
bahasa digunakan untuk melahirkan pesan kesan dalam karya sastra. Atau
3
Dengan menganalisis bahasa yang di polakan secara khas, kita
Simmons, 1986:vii).
karya sastra dan efek tersebut dianggap sebagai keseluruhan artistik. Jadi,
4
pemunculan unsur-unsur bahasa yang terdapat dalam teks sastra itu sendiri
dari pengucapan biasa yang lulus dan teratur mengikuti struktur tata bahasa.
5
kulturalnya, pengajaran sastra belum memenuhi harapan masyarakat
(Sayuti ; 1994:2)
sering pula dilontarkan dalam berbagai pertemuan dan tulisan. Salah satu
konteks ( Hill, 1986:19). Siswa sulit mengingat kata-kata dan struktur yang
keluar batasan kalimat, dan ahli sastra jarang sekali melihat ke dalam
7
kalimat untuk mengetahui bahwa di sana ada struktur-struktur dan sistem-
karya tulis tanpa makalah, buku, ataupun dalam karya ilmiah yang lebih
kompleks dan terfokus. Setahu penulis, kajian stilistik terhadap puisi yang
dilakukan secara eksplisit dan lebih serius dalam bentuk buku baru
dilakukan oleh Teeuw dengan judul Tergantung Pada Kata (1972). Dan
8
(Junus, 1999:ix). Sementara Slamemuljana (1956) menggunakan istilah
stilistika. Pada kajian ini digunakan istilah stilistika bila mengacu kepada
Kata style berasal dari kata latin “stilus” yang berarti alat (ujungnya
berlapis lilin (Shipley, 1979 314; Scott, 1990:279). Kata stilus kemudian
makna dengan bahasa Yunani stulos (a pillar, bahasa Inggris) yang berarti
alat tulis yang terbuat dari logam, kecil dan berbentuk batang, memiliki
ujung yang tajam. Alat tersebut digunakan juga untuk menulis di atas kertas
C. Pengertian Stilistika
suatu karya sastra. Hal ini sesuai dengan pendapat Zhang (mengutip
9
pendapat Lodge, 1966) bahwa untuk menjembatani apresiasi karya sastra
dengan bahasa, maka diperlukan telaah yang dikenal dengan telaah ilmu
gaya bahasa (Zhang, 2010: 155). Sementara itu, Endraswara (2003: 72)
dan gaya bahasa. Tetapi pada umumnya lebih banyak mengacu pada gaya
bahasa. Jadi, dalam pengertian yang paling luas, stilistika sebagai ilmu
bahasa, dalam hal ini karya sastra dianggap sebagai sumber data utama dan
dibatasi dalam analisis puisi, karena dilihat secara umum puisilah yang
memiliki penggunaan bahasa yang khas, selain itu gaya pada dasarnya ada
diturunkan dari kata style yang berarti gaya. Secara etimologi, istilah style
atau gaya itu sendiri menurut Shipley (1979: 314) dan Mikics (2007: 288)
berasal dari bahasa Latin stilus, yang berati batang atau tangkai, menyaran
pada ujung pena yang digunakan untuk membuat tanda-tanda (tulisan) pada
tanah liat yang berlapis lilin (metode kuno dalam menulis). Jadi, secara
dan efek tertentu. Bahasa dalam karya sastra adalah bahasa yang khas
Dalam hal ini dibutuhkan stilistika sebagai teori yang secara khusus
dan gaya bahasa di dalam karya sastra (Sudjiman, 1990: 75). Stilistika
11
sangat penting bagi studi linguistik maupun studi kesusastraan. Stilistika
dikarenakan karya sastra tidak lepas dari penggunaan gaya bahasa yang
bahasa yang baik dan benar, pemilihan kata yang tepat, kalimatnya jelas,
seperti dikemukakan oleh Tuloli (2000: 6), stilistika atau ilmu gaya bahasa
yang merupakan ciri khas seorang penulis, aliran sastra, atau pula
12
penyimpangan dari bahasa sehari-hari atau dari bahasa yang normal atau
dalam bukunya The Mirror and The Lamp (1976: 8). Pendekatan objektif
nya yang dikemukakan oleh (Turner. G.W dalam Pranawa, 2005: 21) yang
yang memusatkan diri pada variasi dalam penggunaan bahasa). Style, atau
wacana, dan sasaran retorika yang lain. Stilistika sebagai bidang linguistik
dan (4) ideologi yang terkandung dalam karya sastranya (Aminuddin, 1995:
sehingga dapat dilihat bahasa yang digunakan dalam suatu karya sastra.
merupakan ilmu yang mempelajari tentang gaya bahasa, pilihan kata, dan
Hal ini berarti stilistika adalah studi gaya yang menyarankan bentuk
suatu ilmu pengetahuan atau paling sedikit studi yang metodis. Kajian
stilistika berpangkal pada bentuk ekspresi, bentuk bahasa kias dan aspek
bunyi. Akan tetapi, istilah stilistika secara umum dikenal sebagai studi
tersebut bersifat individual, personal yang tidak dapat ditiru dan selalu ada
pembaharuan.
lingkuistik).
16
jelas berhubungan dengan pola-pola yang digunakan dalam sebuah karya
sastra.
bahasa maka Ronald Carter (dalam Carter dan Paul Simpson, 1989:68)
pembaca. Secara intuitif kita merasakan bahwa apa yang kita baca termasuk
dan bermakna.
terletak pada penggunaan bahasa dan gaya bahasa suatu karya sastra, tetapi
sastra. Dan pemahaman yang lebih baik ini pada gilirannya memungkinkan
pula oleh leach dan short (1984:74) every analysis of style.... Is an attempt
Individual masing-masing).
Medium sastra adalah bahasa .Oleh sebab itu menurut Carter dan
Simpson (1989:18), the more that students are able to understand and
describe effect produced by language, the stronger the position they will be
build the base for a fuller interpretation of the text. (Semakin siswa dapat
bahwa tujuan pengajaran yang paling utama yang ingin diciptakan ialah
sebuah karya sastra dapat menjadi sarana pemahaman dan apresiasi yang
E. Manfaat Stilistika
metodologi ilmu pengetahuan kita adopsi dari dunia barat. Terlepas sedikit
kebertautan kita dengan realitas sosiologis, tidak bisa dibantah. Apa yang
20
sosiologis sedemikian rupa, sehingga ruang, waktu dan peristiwa yang
sendiri seakan-akan hadir, tersaji secara utuh. Dan pembaca dibawa masuk
tuturkan di dalamnya.
sesuatu hal. Dalam sekala yang lebih luas, tindakan bahasa semacam ini,
susatra.
revitalisi makna kosa kata lama, ataupun suatu kata yang memperoleh
makna baru, dapat menjadi tolak ukur tingkat penemuan dan eksplorasi
istilah-istilah atau kosa kata baru, baik yang digunakan dala duna sains-
pengunaan masyarakatnya.
diolah dalam kajian stilistika yaitu bunyi bahasa, kata, arti, dan struktur
bahasa itu sendiri mencakup diksi, struktur kalimat, majas dan citraan, pola
rima serta mantra yang digunakan seorang pengarang atau yang terdapat
hal ini memasukkan kajian matra sementara dalam puisi Indonesia tidak
dikenal matra. Oleh sebab itu kajian bidang ini tidak dapat dilakukan.
22
Sejalan dengan pernyataan diatas, Keris Mas (1989:7-9)
peribahasa, bahasa kiasan, sindiran dan ungkapan titik keris emas lalu
makna kata serta tidak melupakan ciri-ciri bahasa yang bersifat figuratif.
bahasa dikemas dengan penekanan pada aspek bunyi atau musik huruf,
pada aspek dialog, maka hasilnya dinamai teater. Sedangkan apabila bahasa
23
Pada dasarnya, karya sastra bukanlah semata-mata pengungkapan
sastra juga lahir dari sosok pribadi tertentu yang memiliki kecakapan
tertentu Dan dalam kondisi yang tertentu pula. Semuanya itu berperan pada
di Barat pada abad ke-19 dan ke-20 berada dikesimpangan, tarik menarik
mendorong para peneliti dan kritikus sastra lainnya untuk kembali kepada
kritik sastra yang berfokus pada aspek bahasa sastra itu sendiri sehingga
bisa diketahui nilai suatu sastra. Corak analisis dan kritik sastra yang
stilistika moderan.
bahasa itu dalam penggunaanya. Dan, yang terakhir ini merupakan objek
analisis stilistika.
tuturan biasa dan tuturan sastra atau seni. Tuturan biasa bersifat spontan,
yang terkandung dalam kamus, tidak ada kata ataupun makna yang baru
penutur dengan kata-kata yang bagus yang kadang tidak dijumpai dalam
tuturan biasa.
deskriptif. Aliran ini memandang tuturan atau karya sastra sebagai kesatuan
Jika ada unsur yang rusak, rusaklah stuktur karya sastra secara keseluruhan.
karya ini mempunyai nilai sastra. Dengan kata lain, mereka memfokuskan
aspek tersebut dan memfokuskan hanya pada tuturan yang sudah menjadi
karya sastra.
kerangka nuansa atau rasa bahasaa, yang menurut mereka berpusat pada
soal metapora. Menurut Bally, nilai-nilai stilistika lebih dari itu. Kadang
atau rasa bahasa. Dengan demikian, ranah analisis stilistika semakin meluas
karena termasuk juga bahasa tuturan yang tidak bisa lepas dari konteks.
3. Konsep ini merupakan salah satu fragmen stilistika di dunia barat dari
berjiwa.
stilistika atau ilmu gaya biasa orangmenyebut gaya bahasa apa yang disebut
Stijl dalam bahasa Belanda, Style dalam bahasa Ingggris dan Perancis, Stil
melainkan juga gayanya bercerita. Seorang stilistikus atau ahli gaya bahasa
menyatakan pikiran dan perasaan seperti yang dilakukan dan tidak dalam
ilmu. Hal ini dilatarbelakangioleh kenyataan selama ini bahwa dalam usaha
kritikus sastra.
ungkapan, dan gaya bahasa dalam karya sastra.Buku ini sangat bermanfaat
dilaksanakan sejak 1958 sampai dengan sekarang ini, misalnya Budi S telah
bahasa dan humor dari mantra (Puleh, 1994:X). Pada 1993, Lukman
Robohnya Surau Kami”, (AA. Navis). Ia membahas cerita pendek ini dari
Kajian stilistika dalam buku ini terdiri dari enam bab. Bab 1 mengenai
Bentuk Simbolik dalam Karya Sastra; dan Bab 6 Bentuk Bahasa Kiasdalam
cerpen dinding waktu karya Danarto kaya akangaya bahasa, baik gaya
33
Perkembangan stilistika di Indonesia sangat lambat bahkan hampir
terbatas sebagaisub bagian dalam sebuah buku teks atau dalam skripsi dan
pemakaian bahasa yang khas,sebagai gaya bahasa. Oleh karena itu sampai
pengalaman jiwa yaitu citadan rasa ke dalam rangkaian bentuk kata yang
karya-karya Chairil Anwar lah terjadi revolusi total dalam bahasa, dengan
sendiri, yaitu mengkaji ciri khas penggunaan bahasa dalam wacana sastra.
dalam empat bab dari keseluruhan buku yang terdiri atasdelapan bab.
35
Pembicaraan ini hanya mengemukakan pembicaraan gaya bahasa
dan stilistika dalam bentuk buku yang sudah diterbitkan dengan maksud
penerbitan di Indonesia.
36
BAB II
PENDEKATAN STILISTIKA
bahwa isi pokok karya sastra itu ada dua, yang pertama adalah bahasa dan
kedua adalah isi yang berupa tema pemikiran dan falsafah. Pendekatan
stilistika menganut paham bahwa unsur pokok sastra adalah bahasa. Bahasa
yang digunakan dalam karya sastra itu mempunyai kaitan pula dengan
stilistika berarti asumsi dasar yang digunakan oleh kritikus dalam menilai
1. Pendekatan Halliday
37
Tujuan utama Halliday adalah mengilustrasikan bagaimana
2. Pendekatan Sinclair
38
organisasi linguistik yang berperan penting dalam pengungjapan pola-
pola sintaksis yang dapat diprediksi terhalang atau terpotong oleh unit-
lainnya. Dengan alasan tersebut, deskripsi lingusitik tidak dapat sama sekali
39
kategori normalnya. Ketiga gejala ekspresi tersebut adalah cohesion,
unsur leksikal yang jalin-menjalin dalam sebuah teks sehingga menjadi sebuah
unik yang hanya terdapat pada puisi namun terdapat pula pada semua
bermakna.
40
Leech juga mengemukakan manifestasi lain dari gejala
bahasa yang berpusat kepada bentuk actual dari pesan itu sendiri.
Dalam tulisan sastra ditemukan pesan yang berpusat pada tulisan itu
poros sintagmatis atau poros seleksi dan poros paradigmatis atau poros
sintaksis.
Dengan demikian, prefiks di-, re-, per-, ad-, in-, sub-, dan con-
seperti night, seven, your house, dan the end of last semester dapat
tersebut dan dianggap memiliki kelas padanan natural yang sama. Kata-
kata yang terdapat dalam bidang semantik juga termasuk anggota kelas
43
seperti,bulan, bintang, laut, dan matahari. Kata-kata tersebut memiliki
pertalian semantis.
tertentu memiliki sturuktur suku kata yang sama seperti adanya ciri-ciri
Pada larik soneta tersebut tiga kata pertama dan kata kelima
natural dengan adanya vokal tengah yang sama. Kata fathom dan father
sturuktur suku kata yang sama dan suku kata pertama dan keduanya
mempunyai segmen yang sama pula. Kata-kata ini tentu saja tidak
kedua ekuivalensi tersebut. Hal ini terjadi apabila satu tipe ekuivalensi
44
bertemu dengan ekuivalensi yang lain sehingga menghasilkan sebuah
dan memiliki serta secara fonologi keduanya termasuk kata yang terdiri
dari satu suku kata. Kehadiran kata-kata ‘worth’ dan ‘pride’ dalam
45
diuraikannya. Dia hanya tertarik kepada analisis bagaimana bahasa
butir-butir linguistik.
a. Bentuk dan variasi kalimat, klausa, frase, kata, bunyi, dan majas
penciptaan gaya
46
e. Pencapuran berbagai gaya dalam suatu karya sastra
h. Aspek makna
sebagai berikut.
47
a. Dalam menganalisisnya, cukup yang hanya terkait dengan aspek
pemakaian bahasa
48